Anda di halaman 1dari 29

Persendian terbagi atas 3 yaitu:

1. Persendian Sceleton Capitis dan Sceleton Trunci


2. Persendian Sceleton Extrimitatis Superior
3. Persendian Sceleton Extrimitatis Inferior

Sceleton Extermitatis superior

Disebut juga dengan rangka anggota atas yang terdiri dari 64 tulang. Sedangkan persendian yang
terdapat pada bagian ini meliputi:

A. Persendian Gelang Bahu (Cingulum Extermitas Superior)

Pada gelang bahu terdiri dari os scapula (tulang belikat) dan os clavicula (tulang selangka).

Adapun persendian yang ada pada gelang bahu adalah sebagai berikut:

 Articulatio sternoclavicularis :
o Incisura clavicularis
o Facies articularis sternalis
 Articulatio acromio clavicularis :
o Facies articularis acromii
o Facies articularis acromialis

B. Persendian Rangka Anggota Bebas (Sceleton Extermitas Liberae Superior)

Persendian pada rangka anggota bebas dimulai dari persendian antara scapula dan humerus yaitu
:

 Articulatio Humeri :
o Caput humeri
o Cavitas glenoidalis
 Articulatio Cubiti

1) Articulatio Humeroradialis:

 Capitulum Humeri
 Fovea capituli radii

2) Articulatio Humeroulnaris :

 Trochlea humeri
 Incisura semiulnaris

3) Articulatio radioulnaris proximalis :


 Circumferentia articularis radii
 Incisura radialis ulnae

 Articulatio Radioulnaris Distalis


o Circumferentia articularis ulnae
o Incisura ulnaris radii
 Articulatio Radiocarpea
o Facies articularis carpea radii
o Cartilago triangularis
 Articulatio Triquetropisiformis
o Os.Triquetrum
o Os.Pisiforme
 Articulatio Intercarpea
o Ossa carpalia proximal
o Ossa carpalia distal
 Articulatio Carpometarpea II-V
o Ossa Metacarpalia II-V
o Ossa Carpalia Distalis
 Articulatio Metacarpea I
o Os. Multangulum Majus
o Os. Metacarplae I
 Articultio Metacarpophalangea
o Capitulum Metacarpal
o Basis Phalang I
 Articulatio Interphalangea
o Trochlea Phalang Dibawahnya
o Basis Phalang diatasnya

ARTHROLOGI

Standar Kompetensi : Memahami tentang Arthrologi


Kompetensi Dasar :

1. Menyebutkan pengertian Arthrologi


2. Menyebutkan macam-macam sendi

A. ARTHROLOGI UMUM
Arthrologi ialah cabang llmu pengetahuan yang mempelajari tentang persendian (kata
Yunani, arthron = sendi). Tercakup di sini semuanya mengenai persendian, baik struktur,
ligamenta maupun fungsinya. Dianggap lebih tepat dari pada syndesmologia; yaitu ilmu
pengetahuan mengenai ligamenta dan persendian yang berhubungan dengannya (kata Yunani
syndesmos = ligamentum), karena banyak bangunan dalam tubuh yang disebut dengan
ligamentum (lig. inguinale, lig., vocale, lig. teres uteri), akan tetapi tidak termasuk dalam
syndesmologia.
Tulang-tulang yang merupakan bagian dari kerangka badan, satu sama lain dihubungkan
dengan perantaraan suatu persendian (articulatio atau junctura ossium). Bila kita tinjau semua
hubungan tulang pada kerangka badan, maka pada prinsipnya mereka dapat dipisahkan dalam
dua golongan besar yaitu: 1. Synarthrosis, semua hubungan tulang yang tidak memiliki ruang
sendi; 2. Diarthrosis, semua junctura ossium yang mempunyai ruang sendi.

1. SYNARTHROSIS
Persendian ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

 Tidak mempunyai ruang sendi (vacuum articulatio), jadi juga tidak memiliki capsula
articularis, membran synovialis dan synovia.
 Kedua tulang dihubungkan oleh suatu substansi antara yang dapat berupa jaringan
fibreus, cartilago atau tulang.
Substansi ini berhubungan dengan facies articularis tulang yang membentuk persendian.
Termasuk synarthrosis adalah :
a. Junctura Cartilagine
1) Synchondrosis
Substansi penghubungnya dapat berupa cartilago hyalin. Pada umumnya synchondrosis dengan
cartilago hyalin adalah persendian sementara, dimana kemudian hari cartilago hyalin akan
digantikan oleh tulang. Maka junctura ini berubah dari syncondrosis menjadi synostesis.
Contoh :
 Synchondrosis bentuk Y pada acetabulum, yang menghubungkan os illium , os ischii dan os
pubis tulang coxae yang masih muda.
2) Symphysis
Substansi penghubungnya berupa suatu discus dari fibrocartilago.
Contoh :
 Discus inteervertebralis antara 2 corpus vertebrae.
 Symphysis ossium pubis.
b. Junctura Fibrosa
Berbeda dengan junctura cartilaginea yang mempunyai substansi penghubung berupa cartilago, maka
junctura fibrosa mempunyai substansi penghubung berupa jaringan fibreus, termasuk ini adalah :
1) Sutura.
Bentuk ini hanya terdapat pada cranium, antara 2 tulang yang pada umumnya pipih, terdapat
suatu lapisan jaringan mengikat fibreus yang tipis.
Disebut sutura vera apabila pinggir-pinggir tulang yang berhubungan mempunyai beberapa
tonjolan dan lekukan, yang sesuai satu sama lain, dipisahkan oleh suatu lapisan jaringan fibreus
yang tipis, termasuk sutura vera ialah :
 Sutura dentata ; tonjolannya berbentuk seperti gigi, terdapat antara tulang-tulang parietale.
 Sutura serrata ; pinggir tulang nampak seperti gigi gergaji, terdapat antara kedua bagian os
frontale.
 Sutura limbosa; selain adanya tonjolan-tonjolan yang masuk dalam lekukan yang sesuai pada
pinggir tulang terdapat juga overlapping antara pinggir-pinggir tulang tersebut, misalnya antara
os frontale dan os parietale.
Disebut sutura notha, apabila dataran tulang yang berapposisi, merupakan permukaan yang
kasar.
 Sutura squamosa ; antara os temporale dan os pariotale, dimana terdapat overlapping antara
pinggir kedua tulang tersebut.
 Sutura harmonia ; antara kedua tulang terdapat apposisi biasa (tidak ada overlapping), seperti
antara kedua tulang maxilla.
2) Comphosis
Bentuk hubungan ini khusus terdapat antara akar gigi dan aveoli dari mandibula dan maxilla.
3) Sohinglyosis.
Suatu bentuk junctura dimana suatu lembaran tulang tipis menyisip kedalam suatu fissura yang
terdapat pada tulang tipis yang lain. Misalnya antara rostrum sphemoidale dan lamina
perpendicularis ossis ethmoidalis dengan os vomer.
4) Syndesmosis.
Tulang-tulang disini baik yang letaknya berdekatan maupun berjauhan dihubungkan dengan
perantaraan satu atau lebih ligamenta. Ligamenta ini dapat berbentuk membran, berkas yang
pipih atau membulat.
Contoh : membrana interossea antara radius dan ulna; lig. coracoacromiale, lig.
coracoclaviculare.

Catatan :
Di dalam discus fibrocartilagineus dari symphysis ossium pubis, seringkali dijumpai suatu celah. Bentuk
ini yang dianggap sebagai bentuk peralihan antara gynarthrosis dan diarthrosis, disebut amphiarthrosis,
Nama ini diberikan atas dasar struktur sendinya. Akan tetapi menurut Gray, hubungan tulang yang
termasuk synarthrosis, tetapi masih mungkin terjadi gerakan meskipun sedikit dan tidak spesifik,
dimasukkan dalam golongan amphiarthrosis. Jadi bentuk symphysis dan syndesmosis dimasukkan dalam
golongan amphiarthrosis.
Maka menurut Gray dikenal 3 golongan bentuk sendi yaitu:
 Synarthrosis : dimana tidak terdapat gerakan pada sendi.
 Amphiarthrosis : dimana hanya ada sedikit gerakan pada sendi.
 Diarthrosis : dimana terdapat gerakan yang bebas pada sendi.

2. DIARTHROSIS
Junctura ossium di sini mempunyai ruang sendi yang disebut cavum articulare.
Ciri-ciri suatu diarthrosis adalah sebagai berikut !
 Facies articularis tulang-tulang yang membentuk persendian bersifat licin.
 Facies articularis ini tertutup oleh cartilago articularis. Pada umumnya berupa cartilago hyalin,
akan tetapi kadang-kadang berupa fibrocartilago. Cartilago articularis ini licin, mengkilap dan
menghadap ke ruang sendi, melekat erat pada facies articularis tulang.
 Mempunyai capsula articularis yang membungkus persendian dengan melekat pada tulang-
tulang yang membentuk sendi, dekat peripher daripada facies articularisnya.
Gambar 3.1. Sendi Diarthrosis

Ruangan di dalamnya disebut cavum articulare yang berisi synovia.


Capsula articularis suatu sendi mungkin ketat, mungkin juga longgar. Seringkali diperkuat oleh
ligamentum atau tendo-tendo dan serabut-serabut otot di sekeliling persendian.
Dinding capsula terdiri atas dua lapisan :

 Lapisan luar disebut membrana fibrosa.


Terdiri atas jaringan pengikat fibreus dengan serabut-serabut elastis juga terdapat di dalamnya.
Melekat pada tulang dengan melanjutkan diri pada periostiumnya
 Lapisan dalam disebut membrana synovialis.
Melapisi permukaan dalam membrana fibrosa dan bagian tulang yang mungkin berada dalam
cavum articulare, sampai tepi daripada cartilago articularis (tak pernah sampai menutupi
cartilago articularis).
Terdiri atas jaringan pengikat longgar dengan serabut-serabut elastis dan lemak. Permukaan
dalamnya licin, akan seringkali ditemui lipatan-lipatan (plicae synovialis) dan tonjolan-tonjolan
halus (villi synovilis). Membrana synovialis ini kadang-kadang menembus membrana fibrosa
untuk berhubungan dengan bursa di sekelilingnya persendian.
Membrana synovialis memproduksi synovia, suatu cairan sendi yang berfungsi untuk melicinkan
persendian, terdiri atas cairan dengan garam-garam, mucin, albumin, tetes lemak dan detritus
cellulair.
Terdapat beberapa macam diarthrosis berdasarkan :
a. Jumlah tulang yang membentuknya :
1) Articulatio simplex : dibentuk oleh dua tulang, misalnya articulatio coxae.
2) Articulatio composita : dibentuk oleh lebih dari 2 tulang, misalnya articulatio cubiti.
b. Sumbu geraknya :
1) Sendi uniaxial : mempunyai 1 sumbu gerak (ginglymus).
2) Sendi biaxial : mempunyai dua sumbu gerak (sendi pelana).
3) Sendi polyaxial : mempunyai lebih dari dua sumbu (enarthrosis).
c. Bentuk facies articularis tulang yang membentuknya :
1) Articulatio spheroidea (cityla).
Persendian di sini dibentuk oleh suatu caput yang globulair dan suatu cekungan bentuk mangkok
yang sesuai.
Enarthrosis adalah bentuk khusus dari articulatio spheroidea , dimana mangkoknya berbentuk
lebih dari setengah bola,
Articulatio spheroidea bersifat polyaxial. Untuk praktisnya di anggap mempunyai 3 sumbu gerak
yaitu :
- sumbu sagittal.
- sumbu transversal.
- sumbu vertical (longitudinal).
2) Articulatio ellipsoidea (artaculatio condylaris).
Dibentuk oleh permukaan sendi yang convex dan concaf masing-masing berbentuk oval.
Mempunyai dua sumbu gerak yaitu :
- sumbu sagittal dan
- sumbu transversal.
Contoh: Articulatio radiocarpea.
3) Ginglymus (sendi engsel).
Dataran sendi yang satu convex cylindris yang lain berupa cekungan yang sesuai. Gerakannya
hanya pada satu bidang, seperti gerakan engsel pada pintu. Jadi bersifat uniaxial dengan sumbu
gerak transversal. Misalnya : sendi siku.
4) Articulatio trochoidea (pivot joint).
Sendi ini terdiri atas suatu proses yang dapat berputar dalam suatu cincin, atau sebaliknya
cincinnya yang berputar terhadap poros. Cincin ini sebagian dibentuk oleh tulang, sebagian lagi
oleh ligamentum.
Contoh : Pada articulatio radioulnaris proximalis, cincin dibentuk oleh incisura radialis ulnae dan
lig. annulare. Pada articulatio atlanto-epistrophei/atlantoaxialis, cincin dibentuk oleh arcus
anterior atlantis dan lig. transversum atlantis. Sumbu geraknya 1 yaitu (sumbu vertical
(longitudinal) yang hanya memungkinkan gerak rotasi saja.
5) Articulatio Solaris (sendi pelana).
Pada tulang yang satu, facies articularisnya concaf dalam 1 arah dan convex dalam arah yang
tegak lurus arah pertama, sedang permukaan sendi/yang lain convexnya sesuai dengan tulang
pertama.
Mempunyai 2 sumbu gerak yaitu :
- sumbu transversal.
- sumbu sagittal.
Contoh : Articulatio carpo metacarpea I.
6) Arthrodia (articulatio plana; sendi irregulair).
Permukaan sendi disini bentuknya irregulair, pada umumnya datar atau melengkung sedikit.
Hanya memungkinkan gerak menggelincirnya, jadi bersifat non axial.
Gerakan disini pada umumnya dibatasi oleh ligamentum dan tonjolan tulang di sekeliling
persendian.
Contoh : Articulatio intercarpea, articulatio intertarsea, sendi antara processus articularis
vertebrae.
Catatan :
Pada sendi-sendi di atas, permukaan sendinya adalah congruent. Artinya permukaan sendi tulang
yang satu adalah sama bentuk dan lengkungnya dengan permukaan sendi tulang yang satunya
lagi.

B. ARTHROLOGI KHUSUS
Berdasarkan letaknya pada rangka manusia, sendi dibagi-bagi menjadi :
 Juncturae ossium skeleton trunci : articulatio atlantoaxialis, articulatio Intervertebralis,
articulatio lumbosacralis, articulatio costovertebralis, dan articulatio sternocostalis.
 Cingulum membri superioris: articulatio sternoclavicularis, articulatio acromioclavicularis.
 Junctura membri superioris liberi terdiri atas : articulatio humeri, articulatio cubiti, articulatio
radioulnaris, articulatio radiocarpea, articulationes manus.
 Cingulum membri inferiori, terdapat dalam bentuk: articulatio sacroilliaca, dan symphysis
ossium pubis.
 Juncture membri inferiori liberi terdiri atas : articulatio coxae, articulatio genu, articulatio
tibiofibularis, articulatio talocruralis, articulationes pedis.

Berikut ini secara spesifik akan dibicarakan mengenai bermacam-macam hubungan tulang, jenis
persendian dan gerakan yang mungkin terjadi.

1. Articulatio atlantooccipitalis : dibentuk oleh kedua condylus occipitalis dengan kedua


fovea articularis superior atlas. Sendi atlantooccipitalis termasuk type sendi ellips
(articulatio ellipsoidea).

Gambar 3.2. Articulatio Atlantooccipitalis


2.Articulatio atlantoepistropica/ atlantoaxialis, dibentuk oleh :

a. articulatio antara facies articularis inferior atlas dan facies superior axis / epistrophei
b. articulatio antara fovea dentis atlas dan facies articularis anterior dentalis axis /
epistrophei

Gambar 3.3. Articulatio Atlantoepistropica/ Atlantoaxialis


Articulatio atlantooccipitalis dan articulatio atlantoaxialis bersama-sama merupakan suatu
articulatio spheroidea. Kemudian gerak yang terjadi padanya, merupakan juga kemungkinan
gerak kepala, yaitu :
o Anteflexi dan retroflexi : terjadi pada articulatio atlantooccipitalis dengan sumbu gerak
transversal.
o Lateroflexi : terjadi pada articulatio atlantooccipitalis dengan axis gerak sagittal.
o Rotasi : terjadi pada articulatio atlantoaxialis, dengan sumbu gerak vertical,
o Circumduksi

3. Articulatio intervertebralis
Articulatio intervertebralis dibentuk oleh hubungan antara vertebra satu dengan lainnya.
Terdapat dua macam hubungan, yaitu :
 Termasuk synarthrosis adalah :
□ hubungan antara corpus vertebra yang berbatasan.
□ hubungan antara lamina arcus vertebra yang berbatasan.
□ hubungan antara processus spinosus yang berbatasan,
□ hubungan antara processus transversus yang berbatasan.

 Termasuk diarthrosis (junctura synovialis) adalah : hubungan antara processus articularis


vertebra yang berbatasan melalui :
□ lig. longitudinale antersus dan posterius (hubungan ini termasuk syndesmosis).
□ discus intervertebratalis (hubungan ini termasuk symphysis). Tiap discus intervertebralis terdiri atas
nucleus pulposus dan annulus fibrosus

Gambar 3.4. Articulatio Intervertebralis


Gerakan yang mungkin terjadi di dalam articulatio intervertebralis ialah gerakan menggelincir.
Di daerah leher, facies articularis inferior menggelincir ke ventral atau ke dorsal, terhadap facies
articularis superior, sehingga dapat terjadi gerakan anteflexi atau retroflexi columna vertebralis
di daerah leher dengan axis gerak transversal (frontal-horizonta1).
Kemungkinan lain yaitu, facies articularis inferior kanan menggelincir ke ventral, sedang facies
articularis inferior kiri menggelincir ke dorsal dan sebaliknya. Dengan demikian terjadi gerakan
memutar atau rotasi, terhadap axis gerak yang terletak pada planum medianum, dan tegak lurus
bidang yang melalui facies articularis tersebut (kanan dan kiri).
Gerak rotasi pada masing-masing articulatio intervertebralis di daerah leher ini akan
menghasilkan gerak lateroflexi leher. Oleh karena facies articularis cularis superior di sini juga
sedikit menghadap ke medial, maka gerak latero flexi leher selalu disertai dengan rotasi leher.
Jadi gerakan rotasi atau lateroflexi yang murni tidak mungkin dilakukan di leher.
Di daerah thorax, semua gerakan pada articulatio intervertebralis dibatasi untuk tidak
mengganggu respirasi. Oleh karena sepasang facies articularis (kanan dan kiri) dianggap
membentuk suatu segmen bola dengan pusat kira-kira pada linea mediana dataran ventral corpus
vertebrae, maka kemungkinan gerak columna vertebralis di daerah thoracal adalah :
- flexi dan extensi (pada sumbu gerak transversal).
- lateroflexi (pada sumbu sagittal).
- rotasi (pada sumbu vertical).
Gerakan di atas adalah hasil penjumlahan gerak menggelincir yang terjadi pada masing-masing
articulatio intervertebralis di daerah thorax.
Flexi di sini hanya sedikit oleh karena facies articularis superior hanya sedikit sekali mengarah
ke cranial.
Extensi (retroflexi) juga terbatas oleh karena processus articularis inferior akan mengenai lamina
arcus vertebrae di bawahnya dan processus spinosus akan tertahan juga oleh processus spinosus
di bawahnya.
Lateroflexi dapat terjadi secara bebas, tetapi dibatasi oleh adanya costae dan sternum, terutama
di daerah vertebrae thoracicae bagian atas. Gerak rotasi di bagian thoracal columna vertebralis
adalah yang paling bebas daripada ketiga gerak tersebut di atas.
Di daerah lumbal oleh karena dianggap axis vertical melalui ujung processus spinosus, maka
rotasi yang bergerak paling luas adalah tepi ventral corpus vertebrae.
Masing-masing corpus vertebrae, satu sama lain dihubungkan oleh suatu discus intervertebralis,
sehingga kemungkinan gerak rotasi ini hanya sedikit.
Facies articularis superior dan inferior pada processus articularis vertebrae lumbalis, tidak
berapposisi rapat satu sama lain, jadi agak renggang. Maka kemungkinan sedikit gerak rotasi,
yang segera akan dihambat oleh terkuncinya facies articularis superior dan inflexi satu sama lain.
Apposisi facies articularis superior dan inferior yang tidak rapat satu sama lain ini, juga
memungkinkan sedikit lateroflexi, anteflexi dan retroflexi dapat terjadi secara bebas di daerah
lumbal. Terutama terletak antara lumbalis III - IV dan IV - V, dimana lengkung lumbalnya
paling tajam.

Articulatio lumbosacralis
Bentuk sendi dan gerakan-gerakan pada articulatio antara vertebra lumbalis V dan os sacrum
adalah sejenis dengan sendi-sendi antar lumbal lainnya.
Discus intervertebralis di sini paling tebal, sehingga gerakan yang mungkin terjadi di sini lebih
bebas dari pada antara 2 vertebrae lumbalis lainnya. Oleh karena tulang yang berhubungan di
sini (corpus vertebrae lumbalis dan os sacrum), lebih pipih dalam arah sagittal, maka gerak
anteflexi dan retroflexi lebih bebas dari pada lateroflexi.
Waktu bangun dari posisi duduk, terjadi retroflexi columna vertebralis pada sacrum. Waktu
duduk pada posisi berdiri, terjadi anteflexi.
Processus articularis inferior vertebra lumbalis V terpisah jauh dari processus ossis sacrii,
sehingga gerak rotasi lebih bebas terjadi di sini
Gambar 3.5. Articulatio Lumbosacralis

Bila tulang belakang kita pandang sebagai satu kesatuan, gerakan-gerakannya menyerupai
gerakan-gerakan yang mungkin terjadi pada suatu sendi spheroid, yaitu :
1) Anteflexi :
Gerakan membungkuk ke depan bawah.
Axis geraknya adalah transversal. Dapat terjadi pada semua bagian columnus vertebralis, namun
di regio cervical gerakan ini paling luas. Anteflexi secara berlebihan dari columna vertebralis,
dihambat terutama oleh lig. longitudinale posterius dan juga oleh ketegangan otot extensor di
punggung.
2) Retroflexi (extensi).
Axis gerakannya transversal juga. Bebas terjadi di daerah cervical dan lumbal, namun terbatas
sekali di daerah thoracal.
Retroflexi berlebihan dihambat oleh lig. longitudinale anterius dan processus spinosus vertebrae.
Khusus di daerah thoracal, lig. longitudinale anterius tebal dan processus spinosusnya panjang,
lebih miring ke arah caudal. Dapat dimengerti bila retroflexi di sini terbatas sekali.
3) Lateroflexi
Gerakan menekuknya badan ke samping. Sumbu geraknya sagittal. Bebas terjadi di daerah
cervical dan lumbal, terutama daerah lumbal. Di daerah thoracal dibatasi oleh adanya costae dan
sternum.
4) Rotasi
Gerak memutar dari columna vertebralis pada bidang gerak horizontal, dengan sumbu geraknya
vertikal.
Arah rotasi (ke kanan atau ke kiri) ditentukan dengan melihat arah pemutaran bagian ventral atas
columna vertebralis terhadap bagian ventral bawahnya.
Jadi misalkan pelvis dan tungkai memutar ke kiri, tanpa memutar tubuh bagian atas, dikatakan
terjadi rotasi ke menuju columna vertebralis. Rotasi bebas terjadi di daerah cervical dan thoracal.
Di daerah lumbal hampir tak ada gerak rotasi.
5) Circumduksi
Gerakan circulair dari bagian atas badan terhadap bagian bawah badan yang merupakan gerak
kombinasi anteflexi, retroflexi, dan lateroflexi.

4. Articulatio capitis costae


Articulatio capitis costae dibentuk oleh fovea costalis inferior dan superior vertebrae dengan
caput costae.

5. Articulatio costotransversaria
Dibentuk oleh fovea articularis transversalis dengan tuberculum costae.

Gambar 3.6. Articulatio Capitis Costae dan Costotransversaria

6. Articulatio sternocostalis
Articulatio sternocostalis adalah sendi yang dibentuk oleh cartilago costalis 2 sampai 7 dengan
incisura costalis 2 sampai 7 sternum.
7. Articulatio Sternoclavicularis
Articulatio sternoclavicularis adalah persendian antara sternum dan claviculae yang
dibentuk oleh incisura jugularis sternum, extremitas sternalis claviculae dan cartilago costae 1.
Di antara kedua facies articularisnya terdapat suatu discus articularis, yang dapat lebih
menyesuaikan kedua facies articularis incongruent tadi membagi cavum articulare menjadi dua:
Capsula articularis di sini bersifat longgar, sehingga gerakan lebih bebas.
Articulatio sternoclavicualris fungsionil bersifat articulatio spheroidea, dengan axis-axis yang
berjalan :
- craniocaudal (vertical).
- ventrodorsal (sagittal).
- lateromedial (longitudinal).

Gambar 3.7. Articulatio Sternocostalis dan sternoclavicularis

Maka extremitas acromialis claviculae dapat digerakkan ke ventral dan dorsal, ke cranial dan
caudal. Claviculae dapat dirotasikan seluas  22°
Gerakan ke cranial dan caudal tidak seluas ke ventral dan dorsal, sehingga pada circumduksi,
ektremitas acromialis claviculae tidak membentuk suatu lingkaran, melainkan suatu ellips
dengan sumbu panjang ke arah ventrodorsal.
8. Articulatio Acromioclaviculris
Articulatio acromioclaviculris adalah persendian antara claviculae dan acromion yang dibentuk
oleh acromion scapulae dan extremitas acromialis claviculae. Termasuk type sendi arthrodia.
Facies articularisnya kecil dan rata, dilapisi fibrocartilago. Di antara kedua articularisnya
terdapat discus articularis yang hanya memisahkan sebagian saja ke-2 permukaan sendi.
Seringkali discus ini tidak ada.
Articulatio acromioclavicularis bersifat articulatio spheroidea (morphologia termasuk arthrodia
dengan kemungkinan gerakan hanya menggelincir).
Terhadap axis craniocaudal, terjadi gulingan ke lateral dan reduksi gulingan ke lateral dari pada
scapulae.
Terhadap axis ventrodorsal, terjadi gerak rotasi ke atas dan ke bawah. Terhadap axis
lateromedial (transversal), terjadi gerak mengguling ke atas dan reduksi gulingan ke atas.

Gerakan-gerakan pada cingulum superioris


Untuk menyatakan gerakan-gerakan pada cingulum membri superioris (articulatio
acromioclavicularis dan articulatio sternoclavicularis), kita memakai istilah gerakan-gerakan
untuk scapulae, yaitu :
1) Elevasi
Gerakan ke cranial dari scapulae dalam bidang frontal dengan margo vertebralis tetap sejajar
columna vertebralis.
Contoh : gerakan mengangkat bahu.
2) Depressi.
Kembalinya dari posisi elevasi. Tak ada gerakan depressi lebih ke bawah daripada posisi normal.
3) Abduksi (protaksi)
Gerakan ke lateral daripada scapulae, menjauhi linea mediana (pada bidang frontal), dengan
margo vertebralis tetap sejajar columna vertebralis. Gerakan abduksi murni boleh dikatakan tidak
pernah terjadi. Gerakan ini selalu disertai gerakan mengguling ke lateral, yaitu gerakan memutar
scapulae dengan axis vertical, sedemikian sehingga margo axilaris bergerak ke depan dan margo
vertebralis bergerak ke belakang sedikit.
Abduksi murni tidak mungkin disebabkan 2 faktor :
 Bentuk dinding thorax yang melengkung.
 Scapulae berhubungan dengan claviculae, yang bergerak ke depan pada sendi sternoclavucularis
dengan axis vertical.
4) Adduksi (retraksi).
Gerakan scapulae mendekati linea mediana, pada umumnya berkombinasi dengan gerak reduksi
gulingan ke lateral.
5) Mengguling ke atas.
Gerakan scapulae pada axis transversal, sedemikian hingga facies posteriornya menghadap ke
craniodorsal. Gerakan ini disertai dengan gerakan rotasi daripada claviculae, pada sumbu
longitudinalnya (transversal hanya terjadi bersama dengan retroflexi humerus.
6) Reduksi gulingan ke atas.
Kembalinya dari gulingan ke atas.
7) Rotasi ke atas.
Gerak rotasi scapulae pada bidang frontal, sedemikian sehingga angulus inferiornya memutar ke
atas lateral.
Rotasi ke atas selalu disertai dengan elevasi humerus.
Dari gerakan-gerakan di atas jelas bagi kita bahwa cingulum membri superioris yang
berhubungan dengan caput humeri dengan perantaraan cavitas glenoidalis scapulae, mempunyai
peranan penting dalam memperluas gerakan membrum superius.
Selain itu cingulum ini juga berfungsi untuk menggantungkan anggota gerak atas kita.

9. Articulatio Humeri
Articulatio humeri adalah persendian antara cingulum extremitatum superior dan lengan atas
atau disebut juga sendi bahu. Sendi ini dibentuk oleh cavitas glenoidalis scapulae dengan caput
humeri.
Hubungan antara cingulum membri dengan superioris dan lengan atas diadakan oleh articulatio
humeri. Sendi ini dibentuk oleh caput humeri dan cavitas glenoidalis scapulae. Caput humeri
berbentuk setengah bola, cavitas glenoidalis berbentuk suatu cekungan yang dangkal. Dengan
adanya labrum glenoidale yang melekat pada pinggir cavitas glenoidalis, cekungan ini
diperdalam. Labrum glenoidale terdiri atas fibrocartilago.
Melihat bentuk permukaan sendinya, seperti telah dijelaskan di atas, maka articulatio humeri
mempunyai morphologis type articularis spheroidea. Capsula articularisnya longgar, melekat
sekeliling cavitas glenoidelis di sebelah luar labrum glenoidale pada collum anatomicum humari.

Gambar 3.8. Articulatio Acromioclavicularis dan Articulatio Humeri


Sendi bahu mempunyai 3 axis gerak, maka gerakan yang mungkin di sini ialah
o Anteflexi dan retroflexi (axis transversal).
o Abduksi dan adduksi (axis sagittal).
o Exorotasi dan endorotasi (axis vertical).
o Circumduksi.

10. Articulatio Cubiti


Articulatio cubiti adalah persendian antara lengan atas dan lengan bawah atau disebut juga sendi
siku. Articulatio cubiti terdiri dari tiga macam hubungan tulang, yaitu :

a. Articulatio humeroulnaris
Dibentuk oleh trochlea humeri dan incisura trochlearis ulnae.

b. Articulatio humeroradialis
Dibentuk oleh capitulum humeri dengan fovea capituli radii
c. Articulatio radioulnaris proximalis
Dibentuk oleh incisura radialis ulnae dan circumferentia articularis capituli radii

Articulatio humeroradialis dan humeroulnaris, bersama-sama membentuk suatu sendi yang


termasuk type ginglymus, dengan axis gerak transversal. Kemungkinan geraknya hanya hanya
flexi dan extensi.
Bila ditinjau satu persatu, morphologis articulatio humeroulnaria adalah articulatio type
ginglymus, sedang articulatio humeroradialis adalah articulatio spheroidea. Akan tetapi pada
sendi humeroradialis ini hanya mungkin terjadi gerakan terhadap axis vertical dan axis
transversal. Gerak pada axis sagittal yaitu abduksi dan adduksi, adalah tidak mungkin karena
radius diikat terhadap ulna (dengan perantaraan ligamenta dan membrana interossea).
Kedua sendi dari articulatio cubiti, juga articulatio radioulnaris proximalis, dibungkus oleh
capsula articularis epicondylihumeri dan olecranon berada di luar capsula.
Articulatio radioulnaris proximalis merupakan articulatio trochoidea, dimana circumferentia
articularis radii berupa poros yang dapat berputar terhadap cincin yang dibentuk oleh incisura
radialis dan sebagian lig. anulare. Lig. anulare radii adalah ligamentum yang melingkungi caput
radii dan melekat pada pinggir anterior dan posterior incisura radialia ulnae, dengan demikian
mempertahankan caput radii tetap berada dalam incisura radialis. Sendi ini tidak mempunyai
capsul tersendiri, melainkan terdapat dalam capsul sendi siku.
Kemungkinan gerak di sini adalah rotasi, terhadap sumbu longitudinal melalui pusat fovea caput
radii.
Gambar 3.9. Articulatio Cubiti
11. Articulatio Radiocarpea
Articulatio Radiocarpea adalah persendian antara lengan bawah dan tangan (pergelangan
tangan). Sendi ini adalah sendi ovoid (articulatio ellipsoidea), dibentuk oleh facies articularis
carpea radii dan discus articularis pada ujung distal ulna, dengan deretan proximal tulang carpal
(os scaphoideum, os lunatum, os triquetrum). Facies articularis carpea dan discus articularis
carpea dan discus articularis membentuk suatu permukaan sendi yang concav berbentuk oval
dalam arah transversal. Sedang deretan ossa carpi yang proximal membentuk permukaan sendi
yang convex.

Gambar 3.10. Articulatio Radiocarpalis


Articulatio radiocarpalis/ radiocarpea mempunyai sumbu gerak transversal dan sagittal.
Kemungkinan geraknya yaitu :
- volairflexsi tangan
- dorsoflexi tangan (extensi),
- abduksi (radialflexi). ,
- adduksi (ulnairflexi).
- circumduksi.
Articulationes manus terdiri atas articulationes intercarpea dan articulatio mediocarpea.
Articulatio mediocarpea dibentuk oleh deretan proximal dan distal ossa carpii.
Sendi-sendi diantara masing-masing tulang carpal pada masing-masing deretan disebut
articulatio intercarpea.
Persendian di sini termasuk articulatio plana, yang hanya memungkinkan gerak menggelincir.
Akan tetapi secara total gerak ini menghasilkan suatu gerak seperti yang didapat pada sendi-
sendi engsel, pada articulatio meddiocarpea.

12. Articulationes carpometacarpea dan Articulationes intermetacarpeae


Khas di sini ialah articulatio carpometacarpea pollicis. Dibentuk oleh tulang metacarpal I dan os
trapezium. Termasuk sendi plana.
Axis gerakannya adalah axis transversal dan sagittal (terhadap dataran volair metacarpal)
sehingga kemungkinan-kemungkinannya adalah sebagai berikut :
o Extensi : gerakan ke arah radial menjauhi jari telunjuk.
o Flexi : kembalinya dari gerak extensi.
o Hyperflexi : gerakan ke medial dari pada ibu jari sehingga ibu jari berada di sebelah palmar
tangan.
o Abduksi : gerakan ke arah volair dari pada ibu jari, pada bidang tegak lurus telapak tangan.
o Adduksi : kembalinya dari gerakan abduksi.
o Circumduksi : gerakan inilah yang memungkinkan kita menyentuh jari-jari II s/d V dengan ujung
ibu jari. Dikatakan merupakan kombinasi gerak abduksi dan hyperflexi.
Articulationes carpometacarpea yang lain bersifat arthrodial. Tulang-tulangnya dihubungkan
oleh lig. carpometacarpea dorsalia dan palmaria.
Articulationes intermetacarpeae adalah sendi-sendi antara basis tulang metacarpal yang berbatasan.
Termasuk sendi arthrodia. Terdapat dalam capsula articularis dari articulatio carpometacarpal.

13. Articulationes metacarpophalangea.


Sendi ini menghubungkan basis phalanx proximalis dengan ujung distal metacarpal yang sesuai.
Termasuk articulatio ellipsoidea. Caput metacarpal yang convex, oval sesuai dengan cekungan
dangkal yang oval juga pada basis phalanx proximalis.
Sendi ini dibungkus capsula articularis, diperkuat oleh lig. colateralia pada sisinya.
Kemungkinan gerak di sini :
o Flexi : gerak jari mendekati telapak tangan,
o Extensi : kembalinya dari gerak flexi. Seringkali dapat terjadi hyperextensi jari pada sebagian
besar orang.
o Abduksi : untuk jari-jari II, IV, V ini adalah gerakan menjauh dari jari tengah.
o Adduksi : kembalinya dari gerak abduksi. Untuk jari tengah, abduksi dikatakan sebagai radiaflexi,
adduksi sebagai ulnairflexi.
Articulatio metacarpophalangeae jari I lebih mengarah ke type ginglymus, hingga ada gerakan
flexi dan extensi saja.

14. Articulatio Interphalangea


Ini adalah sendi antara dua phalanx yang berdekatan, sehingga ada articulatio interphalangea
proximalis dan distalis. Karena termasuk type ginglymus, jadi hanya ada gerak flexi dan extensi.
Mempunyai capsula articularis, dan diperkuat oleh lig. cullateralia.
Gambar 3.11. Persendian pada Telapak Tangan

15. Articulatio sacroilliaca


Articulatio sacroilliaca sukar untuk diklasifikasikan. Mempunyai sedikit ruang sendi, akan tetapi
tidak terdapat gerakan di sini. Gerakan pada panggul terjadi pada kedua articulatio coxae dan
articulatio sacrum.
Sendi yang dibentuk oleh facies auricularis ossis sacri dan facies auricularis os illii ini, menurut
beberapa buku dimasukkan dalam golongan sendi amphiarthrosis. Permukaannya ditutupi oleh
cartilago yang tipis, Terutama pada umur lanjut, kedua permukaan sendinya dipisahkan oleh
suatu suatium yang berisi cairan seperti synovia. Gerakan di sini boleh dikatakan tidak ada.
Kecuali pada wanita hamil dimana ligamentum di sini menjadi longgar sehingga memungkinkan
sedikit gerakan.
Juncturae cinguli membri inferiores, selain berupa amphiarthrosis (articulatio sacroiliaca) juga
berupa syndesmosis dan symphisis.
Berupa syndesmosis adalah hubungan antara sacrum dan os ischii. Hubungan antara kedua os
pubis berupa symphysis dan disebut symphysis ossium pubis/ symphysis pubica.
Gambar 3.12. Articulatio Sacroilliaca dan Symphysis Pubica
16. Articulatio coxae (sendi paha).
Sendi ini termasuk articulatio spheroidea dan dibentuk oleh caput femoris dan acetabulum.
Cartilago hanya terdapat pada facies lunata. Acetabulum diperdalam oleh labrum acetabulare
yang terdiri atas fibrocartilago. Labrum glenoidale ini melekat pada tepi acetabulum, kecuali
pada incisura acetabulinya. Incisura acetabuli ini, dilingkungi oleh ligamentum transversum
acetabuli, yang merupakan penyempurnaan dari lingkaran yang dibentuk oleh labrum
acetabulare.
Oleh karena acetabulum menjadi lebih dalam dengan adanya labrum ini, caput femoris masuk ke
dalamnya lebih dari separuh, maka sendi peluru disini dinamakan enarthrosis.
Capsula articularisnya kuat dan padat. Di sebelah cranial melekat pada pinggir acetabulum dan
pinggir luar labrum, serta berhubungan dengan lig. transversum, di sebelah caudal melekat pada
linea intertrochanterica (ventral). Di sebelah dorsal, perlekatannya lebih ke arah proximal.
Gambar 3.13. Articulatio Coxae

Gerakan yang mungkin pada articulatio coxae ialah gerakan terhadap axis transversal, sagittal
dan vertical.
Yaitu :
- flexi dan retroflexi.
- abduksi dan adduksi.
- endorotasi dan exorotasi.
- circumduksi.

17. Articulatio genu (sendi lutut)


Sendi ini dimasukkan dalam type ginglymus, dengan satu axis gerak transversal. Tetapi
sebenarnya strukturnya lebih kompleks. Dapat dianggap terdiri atas 3 sendi yaitu :
o articulatio condylaris : antara 2 condyli femoris dengan condyli tibiae yang sesuai, bersama
miniscinya.
o sendi antara patellae dan femur : sebagian merupakan arthrodia oleh karena permukaan sendinya
yang incongruent, gerakan menggelincir di sini tidak sempurna.
Gambar 3.14. Articulatio Genus

Articulatio genus terdiri dari beberapa hubungan tulang, yaitu :


 Articulatio femoropatellaeris
 Articulatio meniscofemoralis lateralis
 Articulatio meniscofemoralis medialis
 Articulatio meniscotibialis lateralis
 Articulatio meniscotibialis medialis

Gerakan yang mungkin di sini ialah flexi dan extensi.


Pada kedudukan flexi tanpa beban juga dapat endorotasi dan exorotasi. Gerakan flexi/extensi di
sini berbeda dengan pada sendi engsel yang khas misalkan sendi siku. Disebabkan oleh karena
axis transversal di sini berpindah ke depan selama extensi dan ke dorsal selama flexi. Condylus
femoris dapat dianggap berbentuk cylinder. Axis kedua cylinder, membentuk sudut ke arah
dorsal. Dataran cylinder di sini agak melengkung dalam arah sagittal, jari-jarinya makin ke
dorsal makin pendek, sehingga pada penampang sagittal nampak gambaran sebagai spiral.

18. Articulatio tibiofibularis


Hubungan antara tibia dan fibula terdiri atas:
o articulatio tibio fibularis
Merupakan articulatio plana, yang dibentuk oleh condylus lateralis tibiae dan caput fibulae.
o syndesmosis tibio fibularis
Dibentuk oleh facies medialis ujung distal fibula dan incisura fibularis tibiae.

19. Articulatio Talocruralis


Hubungan antara tungkai bawah dan kaki berupa articulatio talocruralis. Dibentuk oleh facies
articularis inferior tibiae, facies articularis melleoli tibiae, facies articularis malleoli fibulae dan
dataran atas talus yaitu: facies superior, facies malleolaris dan lateralis. Termasuk type sendi
engsel (ginglymus). Kemungkinan geraknya adalah flexi dan extensi (dorsoflexi).

20. Articulatio intertarsalia


Persendian pada kaki dibentuk oleh tulang-tulang tarsal, metatarsal, dan phalanges pedis, yaitu :
1. Articulatio talocalcanea
2. Articulatio talocalcaneonaviculare
3. Articulatio talonaviculare
4. Articulatio calcaneocuboidea
5. Articulatio cuneonavicularis
6. Articulatio intercuneiformis
7. Articulatio cuneocuboidea
8. Articulatio tasometatarsea
9. Articulatio metatarsophalangealis
10. Articulatio interphalangealis

Persendian antara tulang-tulang tarsal pada umumnya bersifat arthrodia dengan kemungkinan
gerak menggelincir satu sama lain.
Yang dibentuk oleh persendian antara calcaneus dan cuboid, talus dan os naviculare geraknya
lebih luas. Menghasilkan gerakan kaki yang disebut:
 Inversi : kaki dalam keadaan dorsoflexi dan telapak kaki menghadap ke medial
 Eversi : kaki dalam keadaan plantarflexi dan telapak kaki menghadap ke lateral.
Gambar 3.15. Persendian Tungkai Bawah

RANGKUMAN
 Arthrologi ialah cabang llmu pengetahuan yang mempelajari tentang persendian (kata Yunani
Arthron = sendi).
 Hubungan tulang ada dua yaitu: SYNARTHROSIS dan DIARTHROSIS.
 Contoh persendian yang termasuk di dalam juncturae ossium skeleton trunci : articulatio
Atlantoaxialis, articulatio Intervertebralis, articulatio Lumbosacralis, articulatio Costovertebralis,
dan articulatio Sternocostalis.
 Hubungan antara tulang-tulang yang membentuk cingulum membri superioris: Articulatio
Sternoclavicularis, articulatio acromioclavicularis.
 Hubungan antara tulang pada junctura membri superioris liberi terdiri atas : Articulatio humeri,
articulatio cubiti, articulatio radioulnaris, articulatio radiocarpea, articulationes manus.
 Hubungan antara tulang-tulang yang membentuk cingulum membri inferiori, terdapat dalam
bentuk : Articulatio sacroilliaca, dan symphysis ossium pubis.
 Hubungan antara tulang pada juncture membri inferiori liberi terdiri atas : Articulatio coxae,
articulatio genu, articulatio tibiofibularis, articulatio talocruralis, articulationes pedis.

Anda mungkin juga menyukai