Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN SOFTSKILLS

Oleh :

Kelvin Johanes 2001543881

Pembimbing :
Dr. Ir Oki Setyandito, M.Eng D5216

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
JAKARTA
2019
ii
LAPORAN SOFT SKILLS

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk kelulusan program Enrichment Track Research
Jurusan Teknik Sipil
Jenjang Pendidikan Strata-1

Oleh :

Kelvin Johanes 2001543881

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
JAKARTA
2019
iv
PERNYATAAN

Pernyataan Laporan Enrichment Program


Internship

Pernyataan Penyusunan Laporan Enrichment Program


Saya Kelvin Johanes,
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Enrichment Program yang berjudul:

Laporan Softskills

Adalah benar hasil karya saya dan belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah,
sebagian atau seluruhnya, atas nama saya atau pihak lain

Kelvin Johanes
20015438

Irpan Hidayat, ST. MT. Dr. Ir Oki Setyandito, M. Eng


Head of Study Program Faculty Supervisor
D5216
D2940

Anthony Gunawan, Ph. D.


Field Supervisor
vi
KATA PENGANTAR

Puji Syukur program 3+1 yang di adakan dari Bina Nusantara University,
dengan track Internship berjalan dengan lancar.
Dengan adanya laporan ini, menjelaskan aktivitas selama magang yang telah
di lakukan selama 6 bulan terakhir ini.
Sebelum saya menjelaskan aktivitas saya, saya ingin mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam menyusun laporan ini,
secara langsung dan tidak langsung. Banyak pihak yang membantu dan tidak dapat
saya sebut satu persatu, namun terima kasih tekah membimbing saya sehingga laporan
ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, karena itu masukan dan saran yang
membangun dari semua pihak sangat diharapkan

Jakarta, 15 Mei 2019

Kelvin Johanes,

vii
viii
DAFTAR ISI

LAPORAN SOFTSKILLS ........................................................................................... i


LAPORAN SOFT SKILLS ........................................................................................ iii
PERNYATAAN .......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xi
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Enrichment Program ......................................................................... 2
BAB 2 Observasi ................................................................................................... 3
2.1 Communication ............................................................................................. 3
2.2 Teamwork ...................................................................................................... 6
2.3 Problem Solving & Decision Making ........................................................... 7
BAB 3 PENGEMBANGAN DIRI ...................................................................... 11
3.1 Communication ........................................................................................... 11
3.2 Teamwork .................................................................................................... 13
3.3 Problem Solving & Decision Making ......................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 21

ix
x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3-1 Salah Satu Email Yang Digunakan Untuk Komunikasi ........................ 12
Gambar 3-2 Isi Email Yang Ditugaskan .................................................................... 12
Gambar 3-3 Percakapan Menggunakan Aplikasi Whatsapp...................................... 13
Gambar 3-4 Salah Satu Bentuk Kerja Sama Di Lapangan ........................................ 13
Gambar 3-5 Membantu Surveyor Untuk Surveying .................................................. 15
Gambar 3-6 Menentukan Titik untuk Theodolite ...................................................... 15
Gambar 3-7 Pemberian Arahan Untuk Pemasangan Theodolit Di Atas Lereng ....... 16
Gambar 3-8 Lokasi Pengeboran Ditengah Lereng ..................................................... 18
Gambar 3-9 Kondisi Lereng dan Mesin Bor Yang Telah Diturunkan ....................... 18

xi
xii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masa kecil, kita selalu berpikir bahwa angka dalam rapor adalah standar
untuk sukses di dunia kerja. Karena dasar itu, dari SD hingga SMA kita selalu berusaha
mendapatkan nilai terbaik, karena memiliki dasar pikiran bahwa nilai bagus sama
dengan sukses di dunia kerja. Memang ada benarnya juga, bahwa nilai menjadi salah
satu penentu atau kriteria dalam dunia kerja. Apalagi ketika mulai kuliah, kita selalu
ter fokuskan untuk mendapatkan IPK setinggi yang kita bisa, karena sering membaca
banyaknya lowongan pekerjaan yang membutuh IPK minimal untuk dapat bekerja di
tempat tersebut.
Semua nilai, pengetahuan, baik itu teori atau keahlian kita dalam teknis, seperti
kita dapat mengoperasikan komputer ataupun perangkat lainnya itu semua termasuk
dalam Hard Skills. Selain itu yang disebutkan di atas ada juga kemampuan hard skills
yang kita dapatkan di bangku kuliah, semisalnya mahasiswa teknik sipil belajar cara
membuat beton supaya dapat berdiri kokoh. Semua kemampuan hard skills ini dapat
dilihat dari angka atau IPK seseorang. Kalau tinggi, berarti orang tersebut menguasai
banyak kemampuan di bidangnya dengan baik, dan sebaliknya.
Berbanding terbalik dengan Hard Skills, Soft skills tidak dapat diukur dari nilai
seperti IPK. Soft skill tidak di ajarkan di kelas, jadi tidak ada nilainya. Soft skill dibagi
menjadi 2, yakni kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dan kemampuan
untuk mengatur pribadi kita sendiri. Kemampuan berinteraksi dengan orang sangat
penting. Dimana kemampuan kita berkomunikasi dengan orang saat bekerja, untuk
menjaga hubungan antar kelompok. Sering kali kita melihat beberapa orang dalam
kelompok cenderung diam dan tidak diajak dalam diskusi kelompok. Dalam hal ini
yang menjadi perhatian ada 2 sisi, yakni dia sendiri dan teman – teman dalam
kelompoknya. Dalam diri sendiri, mungkin dia cenderung kurang bisa bergaul dengan
orang – orang banyak atau dia lebih suka mengerjakan tugas secara personal. Dari
sudut teman – teman kelompoknya, mereka seharusnya bisa lebih merangkul semua
anggota dalam timnya untuk menyelesaikan tugas mereka. (Rusady, 2016)
Selain kemampuan berinteraksi, ada juga kemampuan mengatur pribadi kita,
seperti kemampuan untuk bertanggung jawab, percaya diri, dan lain – lain untuk
menjadi pribadi yang lebih positif. Soft skill tidak kalah penting dari hard skill, karena
setelah kita lulus kuliah, yang kita dapati adalah dunia kerja, dimana kita
membutuhkan soft skill untuk berinteraksi dengan berbagai macam orang yang
berbeda – beda, dari prinsip, kepribadian, ras, budaya dan lainnya.
Semisalnya lulusan teknik sipil yang bekerja dalam suatu perusahaan dalam
suatu proyek. Tentu mereka masih segar dengan pengetahuan umum teknik sipil dari
pondasi, beton, ataupun bahan – bahan apa yang digunakan dalam pekerjaan proyek.
Tapi untuk pertama kali masuk tentunya mereka akan kagok, karena kenyataanya tidak
hanya menghitung, tapi juga harus mengerti bidang lain yang bertolak belakang dalam
teknik sipi. Seperti mempertimbangkan keuangan, pemasaran dan cara bernegosiasi
yang sama sekali tak pernah diajarkan di kampus. (Rusady, 2016)
Karena hal inilah diperlukan pelatihan soft skill agar para lulusan dapat
bersaing di dunia kerja setelah lulus dari universitas.

1.2 Tujuan Enrichment Program


Tujuan dari enrichment program yang di adakan Universitas Bina Nusantara
adalah sebagai berikut:
a) Untuk mendapatkan ilmu soft skill secara langsung
b) Memperluas ilmu hard skill
c) Mengenalkan dunia kerja

2
BAB 2
Observasi

2.1 Communication
Komunikasi bukan hanya berbincang – bincang untuk bertukar informasi satu
sama lain. Namun dalam komunikasi itu memberikan banyak manfaat dalam grup.
Komunikasi merupakan salah satu kemampuan soft skill yang wajib di miliki setiap
individu karena sangat lah penting dalam dunia kerja. (Worowiranti, 2010)
Salah satu keuntungan memiliki kemampuan komunikasi yaitu kalian dapat
membangun tim dengan efektif, karena dalam berkontribusi mengeluarkan pendapat
dan ide tiap individu sangat berpengaruh untuk kemajuan kelompok tersebut. Hasilnya
tentu produktivitas meningkat karena dengan berkomunikasi satu sama lain
mempermudah koordinasi dan menguntungkan bagi kelompok. Sering kali juga
banyak di temui anggota kelompok yang kurang banyak berbicara. Hal ini juga perlu
di perhatikan agar para anggota dapat saling memahami dan menghargai setiap
individu agar terciptanya suasana yang nyaman. Karena karakter tiap orang tentu tidak
sama, kita tidak bisa mengubah karakter orang tersebut agar dapat bekerja sama dalam
lingkungan kita, namun kita dapat memulai komunikasi secara ringan dan efektif untuk
mengurangi kesalahpahaman dalam kelompok, seperti saat pengambilan keputusan
peting. (Worowiranti, 2010)
Dalam pengambilan keputusan tentu tidak bisa diputuskan oleh seseorang saja,
maka dari itu untuk mencapai titik akhir yang tepat dibutuhkan komunikasi antar
anggotanya. Setelah didapatkan keputusan yang dibuat bersama – sama, tentunya akan
meningkatkan motivasi antar anggota untuk mencapai dan merealisasikan tujuan
kelompok ke depannya.
Komunikasi juga menjadi pengungkapan emosional. Dengan berkomunikasi
kita difasilitasi untuk dapat mengungkapkan apa yang kita pikirkan dan rasakan.
Mengungkapkan pikiran dan perasaan pribadi kepada orang lain penting untuk
dilakukan. Sebab dengan mengungkapkan isi pikiran dan emosi baik itu marah,
senang, kecewa, gembira atau emosi. Kita pun dapat keseimbangan serta kelapangan
hati. Namun ada batasan dimana kita harus menjaga dalam mengungkapkan isi pikiran
dan perasaan kita. Ada suatu norma yang mengatur tentang kebijakan pribadi yaitu
privasi. Misalnya ada baiknya tidak mengolok orang yang berbuat kesalahan di depan
umum. Memberikan teguran dengan personal dan tidak ditempat umum itulah etika
dalam berkomunikasi. Misalnya juga dalam berkomunikasi dalam internet atau sosial
media, Instagram misalnya. Jangan sekali kali berkomentar buruk yang melanggar
etika dan norma yang ada, hukumannya pun tentu saja beragam. Semua pengguna
sosial media pun perlu dibatasi dalam berkomentar atau mengirim sesuatu.
(Worowiranti, 2010)
Berkomunikasi tentunya membangun interaksi sosial dengan sesama dan
lingkungan sekitar kita. Dengan begitu kita tidak akan merasakan dikucilkan atau
diisolasi. Berkomunikasi juga tentu memberikan informasi dari satu ke yang lainnya.
Informasi mencegah kita untuk melakukan kesalahan seperti misalnya bertanya arah
dan alamat di tempat yang tidak pernah kita datangi. Atau informasi mengenai
penggunaan suatu alat yang baru. Selain berfungsi untuk mencegah kesalahan,
komunikasi juga bersifat mendidik dimana antar individu atau kelompok
menyampaikan idenya atau gagasannya kepada yang lain yang bisa kita sebut
mengajari ilmu ke orang lain. Dengan begitu pengetahuan pun menjadi bertambah.
Komunikasi ini yang paling sering kita jumpai pada saat sekolah atau fase perkuliahan.
Seperti dosen memberikan ilmu materi kepada mahasiswanya.
Berkomunikasi dengan orang lain dapat mendapatkan simpati lawan bicara
atau bersifat menghibur lawan bicara. Tidak terus terusan bersifat formal, komunikasi
pun menjadi hal yang dilakukan untuk bercerita atau bersenang senang. Hanya dengan
mendengar orang berbicara hal yang lucu tentu membuat kita tertawa. Selain itu juga
dapat digunakan untuk penghiburan kepada seseorang yaitu bela sungkawa. Ketika
menghadapi suatu masalah tentu orang akan bersifat tegang dan tidak konsentrasi.
Dengan cara berkomunikasi tentu akan membantu meringankan atau mencairkan
suasana tersebut sehingga orang tidak tegang lagi. Tentu dengan meringankan suasana
juga mengisi waktu. Dengan berkomunikasi tentu dapat mengisi waktu kosong disaat
menunggu. Karena dengan sedikit komunikasi kepada orang lain, tentu mereka akan
merasakan telah diperhatikan, dan dengan begitu dia dapat menyampaikan ide atau
gagasannya tanpa rasa ragu karena sedikit dorongan dari kita. Selain mendorong,
dengan mengajak bicara orang lain kita menunjukan ikatan dengan orang tersebut,
selain mempererat hubungan satu dengan yang lain, kita dapat memelihara hubungan
baik kita dengan orang tersebut. Hubungan bisa saja menjadi rusak apabila kurangnya
komunikasi. (Worowiranti, 2010)
Semua hal yang telah disebutkan diatas mengenai komunikasi sebenarnya
memiliki inti untuk memotivasi seseorang dan juga pengambilan keputusan yang tepat.

4
Komunikasi dapat memotivasi orang untuk melakukan sesuatu. Dengan memotivasi
para anggota atau karyawan tentu dapat memperbaiki kinerja individu dan
meningkatkan profit dalam grup tersebut. Dengan berkomunikasi yang baik dan lancar
antar anggota, tentu kita dapat mengambil keputusan dengan baik karena kita akan
mendapatkan pilihan pilihan dari anggota kelompok yang telah menyumbangkan
idenya. (Worowiranti, 2010)
Sebagai mahasiswa yang berperan aktif dalam organisasi tidak mungkin ketua
untuk mengambil keputusan sendiri. Bisa di bayangkan apabila tidak ada terjalin
komunikasi antar anggota kepada ketua. Apalagi respon yang sangat kurang di grup
pesan. Ada cara memahami komunikasi dan gaya komunikasi:

1. Controlling Style
Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan, mengatur, atau membatasi
perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Sering kali disebut komunikasi 1 arah.

2. Equalitarian Style
Semua anggota dalam suatu grup berhak mengungkapkan gagasan ataupun
pendapatnya dalam suasana rileks dan informal, dengan suasa begini maka anggota
merasa nyaman dan mencapai kesepakatan bersama.

3. Structuring Style
Gaya komunikasi ini memanfaatkan pesan verbal secara tertulis atau lisan yang
digunakan menjalankan perintah.

4. Dynamic Style
Gaya ini cenderung agresif, karena dilakukan dengan tujuan merangsang
pekerja untuk bekerja lebih cepat dan lebih baik.

5. Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih keterbukaan menerima saran dan pendapat dari
orang lain dari pada memberi perintah kepada orang tersebut, meskipun memiliki hak
untuk mengontrol anggotanya.

5
6. The Withdrawal Style
Tidak ada keinginan dari orang ini untuk berkomunikasi dengan orang lain,
bisa jadi karena kesulitan antarpribadi dengan kelompoknya.

Kemampuan itu mutlak harus dimiliki untuk mencapai kesuksesan dalam


berkomunikasi dan memudahkan individu untuk mencapai ide yang terbaik. (Nuha,
2008)

2.2 Teamwork
Banyak sekali orang berpikiran bahwa kerja kelompok memperlambat
pekerjaan dan tidak efisien dalam lingkungan pekerjaan. Itu karena mereka kurang
mengerti apa saja yang perlu dilakukan dalam kerja sama satu dan yang lain. Padahal
dalam kerja kelompok sangat banyak keuntungan yang bisa di dapatkan. Salah satunya
meningkatkan efisiensi. Ketika bekerja dalam kelompok, mengerjakan sesuatu
menjadi lebih cepat karena memiliki tujuan yang sama. Dalam kerja kelompok
tentunya dapat muncul ide baru yang beragam dari setiap anggota. Sehingga mendapat
kan pengalaman yang baru dan ide yang tersimpan untuk acara yang lain. Yang
terpenting adalah mendapatkan kesempatan belajar dari orang – orang yang berbeda,
dengan latar belakang yang tidak sama juga. Ini membuat setiap individu semakin
berkembang, dan juga semakin percaya diri. (Nuha, 2008)
Jika kerja tim sudah tercapai, makan sangat berpengaruh dalam keberhasilan
dalam sebuah proyek. Untuk membangun kerja sama tim yang baik tentunya butuh
lingkungan kondusif dan juga efektif demi menyelesaikan pekerjaan bersama sama.
Ketika bekerja dalam tim maka mempunyai satu tujuan dan semua proses dilakukan
untuk mencapai hasil yang maksimal dan efisien. Termasuk ketika ada massalah yang
datang, akan ada banyak bantuan dan ide untuk memecahkan masalah. Kerja sama tim
tentu membuat pekerjaan menjadi lebih cepat karena adanya pembagian kerja dan
memiliki penanggung jawab. Salah satu manfaat terbesar yakni mendapatkan ide yang
didapatkan dari hasil diskusi dalam lingkungan tim yang efektif, sesama anggotanya
akan merasa akan merasa yakin dengan menyatakan idenya karena ada ruang untuk
berkreativitas. Selain itu tim yang terdiri dari orang berbagai latar belakang bisa
menciptakan solusi yang lebih optimal. Kerja sama tim yang terdiri dari orang berbagai
latar juga berfungsi sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri kita dan
pengetahuan kita. Hal ini mungkin tidak disadari secara langsung. Anggota tim bisa

6
belajar dari anggota lainnya dan juga bisa menambah keterampilan untuk diri sendiri.
Selain itu anggota yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih baik yang juga
dapat membantu meningkatkan sikap dan kepuasan kerjanya. Jadi hal ini
menguntungkan banyak pihak. Seperti para anggota lainnya dan organisasinya.
Bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan tertentu tentunya membutuhkan
pembagian kerja yang merata ke semua anggota tim. Pendistribusian tugas tentunya
mesti sesuai kemampuan anggota. Apabila salah satu anggota sudah selesai dengan
tugasnya maka membantu ke anggota yang belum selesai. Ketika membagi tugas
merata namun tidak sesuai dengan kemampuan individu dapat menghambat pekerjaan
dan tujuan organisasi kita. Karena ketika kita memberikan tugas pada orang yang tepat,
maka akan menjadi efisien dan hasil yang diberikan juga memuaskan.
Ada juga keuntungan dalam bekerja dalam tim yakni rasa dukungan dan rasa
memiliki di dalam grup terhadap kepuasan kerja individu. Mempunyai anggota yang
saling membantu satu sama lain dapat membangun kepercayaan dalam regunya.
Terutama ketika berhadapan dengan kondisi yang sulit, dukungan sangat penting bagi
keberhasilan proyek karena anggota tim bisa mendapatkan arahan atau dukungan satu
sama lain agar tetap fokus pada tujuan utama. Jika sebuah permasalahan di tangani
perseorangan, maka mempunyai risiko keputusasaan dan membuat keputusan yang
tidak rasional. Jika selama masih ada yang berpikiran bekerja dalam sebuah tim di nilai
hanya menguntungkan perusahaan atau organisasi semata, sebenarnya tidak seperti
yang dipikirkan. Lebih banyak manfaat yang di dapatkan dari bekerja kelompok
daripada secara individual.

2.3 Problem Solving & Decision Making


Penyelesaian masalah merupakan keterampilan untuk menganalisis suatu
permasalahan, mengidentifikasi dan menyelesaikan dengan tindakan yang tepat.
Problem solving adalah suatu proses dalam menemukan masalah berdasarkan data dan
informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat. Untuk
memecahkan suatu masalah ada langkah untuk diterapkan. Seperti mengidentifikasi
masalah, kita harus bisa mengetahui akar permasalahan tersebut, apa yang
menyebabkan timbulnya masalah tersebut. Dalam dunia sipil, problem solving sangat
di butuh kan di lapangan, pemecahan masalah secara efektif dan efisien Penggunaan
metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran.

7
Secara umum orang memahami masalah sebagai suatu hambatan. Metode pemecahan
masalah bukan hanya sekedar metode mengajar namun metode untuk berpikir.
Mengapa pemecahan masalah sering digunakan karena dengan menggunakan
metode ini, mencari jalan keluar dalam menghadapi suatu masalah dalam grup atau
organisasi dapat secara rasional. Memecahkan masalah secara individual atau bersama
sama anggota bisa dianggap lebih efektif dan efisien karena semua pendapat dari
semua anggota dapat di salurkan dan dapat di pilih yang lebih efisien dan mempunya
hasil akhir yang tepat. Dengan metode ini tentu dapat meningkatkan kepercayaan diri
pada diri sendiri dan juga pada anggota lainnya. Karena dengan menyalurkan pendapat
dalam suatu grup mengenai masalah yang di alami atau di hadapi, dapat membuat kita
merasa ikut termasuk dan dalam proyek tersebut dan membuat kerja tim menjadi lebih
kompak karena saling percaya diri. Selain itu dapat memotivasi para anggota,
membangkitkan anggota kelompok yang kurang bisa berkomunikasi dengan sesama
anggota kelompoknya. Karena hal ini berkaitan dengan kehidupan nyata, bukan hanya
sekedar komunikasi dalam proyek tersebut. Penggunaan metode ini dapat
mengembangkan kemampuan para anggota untuk lebih aktif dalam pemecahan suatu
kasus serta pengambilan keputusan secara obyektif dan rasional. Dan juga
mengambangkan kemampuan untuk berpikir secara kritis logis dan analisis. Karena
dengan berpikir secara kritis, logis dan analisis, pemecahan masalah dapat berjalan
dengan baik, karena banyaknya masalah yang timbul membuat para anggota perlu
berpikir secara cepat dan menentukan keputusan yang benar dan tepat. (Nuha, 2008)
Dan yang terpenting adalah melatih untuk mempunyai sikap toleransi terhadap
orang lain serta berhati hati dalam mengemukakan pendapatnya tanpa menjatuhkan
pendapat orang lain. Untuk itu ada langkap dasar untuk melakukan pemecahan
masalah yakni: (Rambe, 2018)

1. Merumuskan masalah
Dalam hal ini para anggota mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas.
Sepeti apa masalah yang sedang dihadapi apa saja masalahnya.
2. Menelaah masalah
Menggunakan pengetahuan untuk merinci dan menganalisis masalah dari
berbagai sudut. Atau menggunakan pengalaman atau informasi yang di
dapatkan untuk menganalisis.

8
3. Merumuskan hipotesis
Membayangkan kemungkinan yang akan terjadi dari setiap alternatif
penyelesaian masalah yang didapatkan.
4. Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai pembuktian hipotesis
Mencari dan menyusun data, menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar
atau tabel.
5, Pembuktian hipotesis
Menelaah dan membahas data yang ada, serta mengambil kesimpulan dan
keputusan, serta memperhitungkan akibat yang terjadi dari setiap keputusan
yang ada pada setiap pilihan yang di ambil.

9
BAB 3
PENGEMBANGAN DIRI

3.1 Communication
Dalam dunia kerja, komunikasi antar personil sanggatlah penting. Karena
sangat berpengaruh pada hasil pekerjaan. Disinilah secara tidak langsung, kegiatan
komunikasi berkembang dan mengetahui Bahasa yang tepat dan santun digunakan
kepada sesama pekerja. Komunikasi dalam tempat kerja pun bukan hanya sekedar
berbincang biasa, namun juga dalam menyelesaikan sebuah tugas yang diberikan,
diperlukan komunikasi antar mahasiswa dan supervisor untuk bertanya pendapat
tentang tugas yang dikerjakan, dan juga bertanya tentang hal baru yang belum pernah
di ajarkan di perkuliahan.
Dalam magang ini, tentunya bertemu dengan banyak sekali orang – orang yang
tentunya sudah berpengalaman di bidang sipil. Dan disinilah kemampuan untuk
berkomunikasi sekaligus untuk berkembang di bidang ini, untuk mengetahui
kemampuan yang tidak ada di buku ataupun di dapatkan di kelas. Bukan hanya kepada
atasan, komunikasi dengan karyawan atau pekerja lain pun sangat diperlukan, bukan
hanya untuk sekedar berbincang, namun juga dapat menimba ilmu dari mereka, karena
semakin banyak kita memiliki lingkaran sosial yang luas, maka kita akan dapat
berjumpa dengan para profesional di luar sana.
Komunikasi dengan para pekerja, dalam membicarakan titik pengeboran atau
pengambilan sampel tanah tentu dibutuhkan komunikasi yang tepat. Dalam
memberikan arahan tentu perlu diberikan bimbingan dari atasan yang telah memahami
gambar peta dan titik yang telah ditandai, supaya tidak terjadi kesalah tentu diadakan
pengecekan ulang setiap penentuan titik yang akan di bor dan diambil sampelnya.
Selain dengan para pekerja ada juga komunikasi dengan supervisor, dimana membahas
apa saja yang perlu dilakukan selama magang berlangsung. Mengecek tugas yang telah
dikerjakan serta memberikan instruksi atau arahan kepada kita untuk melakukan hal
yang belum pernah di ajari dalam perkuliahan. Tentu untuk pertama instruksi yang di
berikan mungkin terlalu simpel, dan kurang bisa dipahami, namun dalam hal ini
menjadi tugas kita untuk bertanya, seperti pekerja yang lain, yang tentunya sudah
mahir dengan tugas yang diberikan. Dalam hal ini komunikasi menjadi hal yang
penting untuk menjaga kesopanan dan tetap menjaga profesionalitas dalam dunia
kerja.
Gambar 3-1 Salah Satu Email Yang Digunakan Untuk Komunikasi

Gambar 3-2 Isi Email Yang Ditugaskan

Pada gambar 3-1, ada sebuah email dari atasan untuk memberikan pekerjaan
kepada para karyawan salah satunya dalam menghitung kembali hasil SPT yang telah
didapatkan. Dan juga komunikasi menggunakan aplikasi Whatsapp untuk memberi
tugas dan saling mengingatkan. Dalam gambar 3-2 juga salah satu komunikasi
menggunakan aplikasi Whatsapp, untuk mengingatkan dan memberi tahu tugas yang
harus di kerjakan.

12
Gambar 3-3 Percakapan Menggunakan Aplikasi Whatsapp

3.2 Teamwork

Gambar 3-4 Salah Satu Bentuk Kerja Sama Di Lapangan

Selama bekerja magang pun, mendapatkan tugas yang di luar kemampuan kita
akan menjadi hal yang wajar, dan perlu waktu untuk mempelajari lagi. Disinilah kerja
sama antar tim dibutuhkan. Pembagian tugas untuk mencapai tujuan yang sama, serta
dari sisi individu kita dapat mempelajari hal yang baru. Dan juga dengan kerja sama

13
tim, dapat memperkecil kesalahan karena antar anggota saling mengecek hasilnya dan
memperbaiki. Tentu tidak luput dari kesalahan, dan itu wajar dikarenakan belum
berpengalamannya. Kerja sama pun tidak selalu di ibaratkan dengan laporan, kerja
sama dalam hal ini adalah tolong menolong satu sama lain. Seperti pada foto diatas,
dimana sulitnya jalan untuk menuju ke proyek, dikarenakan jalur aksesnya sangat
minim dan harus melewati sungai dengan arus deras dan sedalam betis orang dewasa.
Bukan hanya kerja sama yang selalu di ibaratkan dalam pembuatan laporan, namun
juga dalam hal di luar laporan, seperti saling membantu menyeberang.
Kerja sama pun dilakukan ke pekerja proyek, seperti kekurangan orang dalam
mencatat dan membaca titik teodolit yang ditembakkan. Tentu butuh lebih dari 2 orang
untuk mencatat, menembakkan teodolit dan orang yang memegang penggaris untuk
menjadi patokan titik tembak pada teodolit. Dalam hal ini saya membantu dalam
membantu pencatatan titik yang telah di tempati dan titik mana yang akan di tempati
selanjutnya. Kerja sama pun juga terlihat pada saat pengangkatan alat bor yang besar
dan berat menuju lokasi. Karena medannya yang sulit tentunya butuh kerja sama
banyak orang untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan. Diluar proyek,
ada juga tugas yang diberikan supervisor, seperti menginput data atau semacamnya.
Hal ini pun dibutuhkan kerja sama karena hal tersebut masih baru bagi saya
tentu bertanya tentang hal yang ditugaskan kepada yang sudah berpengalaman atau
sering melakukannya. Bekerja sama ketika dibagikan tugas oleh atasan, seperti
pembagian tugas yang sesuai dengan kemampuan kita.
Ketika diberikan tugas untuk mendesain, tentu kita akan beritahu kemampuan
kita dibidang apa. Seperti halnya saya mengatakan dapat mendesain menggunakan
program AutoCad dan cukup bisa menggunakan aplikasi Geoslope. Maka saya
ditugaskan untuk mendesain menggunakan autocad dan menghitung stabilitas lereng
menggunakan aplikasi geoslope.

14
Gambar 3-5 Membantu Surveyor Untuk Surveying

Pada gambar 3-5, pada proses survei, ada 4 orang surveyor yang datang untuk
mengambil data kontur lapangan. Disitulah saya mencoba membantu seperti
memastikan titik yang sudah ditandai agar sesuai, dan titik yang ditembak juga pas
pada lokasi yang sudah ditentukan. Tidak lupa juga saya mencoba menggunakan
theodolite digital ini sekaligus untuk belajar cara penggunaannya. Membantu untuk
mengarahkan ke titik yang sudah di tandai, karena sebelumnya sudah mendapatkan
materi theodolite ini selama masa perkuliahan berlangsung.

Gambar 3-6 Menentukan Titik untuk Theodolite

15
Gambar 3-7 Pemberian Arahan Untuk Pemasangan Theodolit Di Atas Lereng

Gambar 3-6 merupakan penentuan dan penandaan titik yang akan digunakan
untuk ditembak theodolite, karena sulitnya jalan untuk naik turun, kami memutuskan
untuk 2 orang tetap berada di atas dan 1 orang di tengah lereng, dan satu lagi di kaki
lereng untuk menandakan titik penembakan supaya lebih mudah dan lebih cepat.
Pada gambar 3-7 saat sudah ditentukan untuk orang yang berada diatas
menembak ketitik dibawa lereng, dan diberikan arahan untuk lokasi yang lebih baik
dan enak. Dan juga menjaga keamanan dikarenakan penembakan berada diujung
lereng yang sudah pernah terjadi longsoran, maka diberikan arahan lokasi untuk
keamanan surveyor.

16
3.3 Problem Solving & Decision Making

Salah satu kemampuan yang harus di miliki para mahasiswa dalam dunia kerja
atau magang. Pentingnya memilih keputusan yang tepat dalam proyek sangat fatal ke
depannya. Hal kecil yang sering di alami adalah pengambilan keputusan tanpa
persetujuan atasan. Apakah perlu ditanyakan atau tidak sering kali dibingungkan
dengan hal tersebut. Sering kali kita diposisi dimana perlu untuk mengambil keputusan
secara mandiri, dengan benar dan tepat.
Agar memilih keputusan yang tepat tentunya perlu berpikir matang, dimulai
dari dasar masalah, hingga efek yang di akibatkan dari setiap keputusan yang dipilih.
Untuk awal – awal mendapatkan masalah, selalu ada rasa khawatir tentang keputusan
yang dibuat, dan tentu tidak selalu keputusan yang diambil sesuai dengan yang
diinginkan atasan. Namun seiring berjalannya waktu, semakin banyak masalah yang
di hadapi, pengambilan keputusan dapat berjalan sesuai keinginan banyak pihak.
Selama magang tentu ada timbul masalah yang dimana tidak bisa diputuskan
oleh sebelah pihak, sering kali kita membutuhkan sesama pekerja untuk mengambil
keputusan yang tepat. Memecahkan suatu masalah bersama – sama dapat memotivasi
diri kita sendiri ataupun anggota lainnya. Semua memiliki skala yang berbeda – beda,
dari kecil hingga masalah yang perlu di timbangkan bersama – sama. Untuk masalah
dengan skala kecil, yang pasti dialami mahasiswa saat pertama magang adalah jam
kerja.
Dimana selama masa kuliah kita masuk berdasarkan jadwal yang di tentukan
oleh Binus, dan tidak penuh. Berbeda saat magang, mahasiswa perlu beradaptasi
dengan perubahan waktu dalam menjalankan aktivitasnya. Kerja dari pukul 9 hingga
5 sore, belum lagi mahasiswa harus siap dengan pekerjaan lembur atau di luar hari
kerja. Mungkin terdengar tidak berhubungan dengan pengambilan keputusan, namun
sebenarnya ini berkaitan. Karena kita harus bisa memutuskan apakah kita perlu
menyelesaikan pekerjaan dengan waktu yang sangat sedikit atau melanjutkan diesok
hari dengan pertimbangan yang banyak.
Ada juga pengambilan keputusan ketika ada suatu titik yang kurang jelas dan
perlu kepastian apakah perlu di lakukan dititik tersebut atau tidak. Akhirnya
diputuskan untuk tidak dilakukan, dikarenakan terlalu jauh dan melewati sungai.
Setelah selesai dan di pastikan, ternyata memang tidak perlu dititik tersebut
dikarenakan ada kesalahan. Dalam mengambil keputusan seperti itu perlu di pikirkan

17
lagi apakah jika dilakukan akan berbahaya atau tidak, akankah terjadi sesuatu atau
tidak. Jadi semua hal perlu ditimbangkan berdasarkan apa yang akan terjadi.

Gambar 3-8 Lokasi Pengeboran Ditengah Lereng

Gambar 3-9 Kondisi Lereng dan Mesin Bor Yang Telah Diturunkan

18
Pada gambar diatas, terlihat kondisi peralatan bor yang sudah diletakkan,
karena sebelumnya kami berdiskusi untuk perlu meletakkannya di tengah lereng atau
tidak, karena susah nya untuk meletakkan mesin bor apakah perlu dari atas lereng atau
berjalan kebawah menyusuri sungai yang ada. Akhirnya setelah berdiskusi panjang,
kami memutuskan untuk perlahan menurunkan peralatan melalui atas lereng,
dikarenakan medan sungai sangatlah berbahaya dan aliran air yang cukup dalam.
Tidak sampai disitu, proses pemasangannya pun sulit dikarenakan permukaan rata
yang ada sangat sempit, dan tanahnya sedikit becek, jadi kami berpikir untuk
menggunakan kayu sebagai pijakan kaki agar tidak tenggelam ke dalam tanah yang
becek.

19
20
REFERENSI

BEC. (2018, November 26). Soft Skills Bagian Dari Pekerjaan. (Bina Nusantara)
Dipetik Mei 15, 2019, dari http://binus.ac.id
Nuha, A. (2008). Pentingnya Soft Skilss. Dipetik Mei 15, 2019, dari
http://sinauonline.50webs.com
Rambe, A. H. (2018). Pengembangan Soft Skill Siswa Sekolah Dasar Melalui
Pembelajaran Tematik.
Rusady, F. B. (2016). Hubungan Hard Skill, Soft Skill, dan Pengalaman Kerja Dengan
Kinerja Karyawan.
Worowiranti, M. (2010). Gambaran Soft Skill Pada Siswa SMA Yang Tidak
Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Dan Organisasi.

21

Anda mungkin juga menyukai