Anda di halaman 1dari 2

1.

Sebutkan Oknum Koruptor yang ada di dalam video tersebut dan peran mereka serta
jelaskan mengapa mereka dianggap sebagai oknum koruptor !
2. Pasal apa yang dilanggar oleh oknum koruptor di dalam video tersebut ? Jelaskan
3. Di dalam video terdapat istilah Tax Heaven dan Ektradisi ? Jelaskan hal tersebut dan
Mengapa Singapura belum memiliki perjanjian ekstradisi dengan Indonesia ?

Korupsi pasal 2 : hartawan aluwi , eddy tansil

jaksa KPK menjerat Artalyta sebagai penyuap dengan pasal 5 ayat 1 UU No 31\/1999 tentang
pemberantasan tindak pidana korupsi. Di dalam pasal tersebut, kata Marwan, ketentuan
mengenai hukuman bagi penerima suap diatur dalam ayat 2 dengan ancaman hukuman yang
sama
korupsi pasal 3 salahgunakan wewenang : jaksa urip , samadikun hartono , syamsul nursalim , eko adi
putranto , djoko candra , e

Secara harfiah, korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus atau politisi maupun pegawai negeri, yang
secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan
menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.
Umumnya, pasal pidana yang dapat menjerat para oknum koruptor di Indonesia adalah Pasal 2 ayat (1
dan 2) dan Pasal 3 dalam UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001.

Dalam beberapa kasus korupsi seperti Skandal BLBI ,

Bapindo memberikan kredit kepada Edi Tansil lewat Golden Key Group sebanyak $ 565 juta
atau setara dengan Rp 1,5 triliun. Jumlah ini sangat besar apalagi dengan kurs dolar saat itu
yang relatif kecil jika dibandingkan saat ini. Di tahun 1996 dolar masih seharga Rp 2.200an.

Seumpama dikonversikan menjadi nilai saat ini, maka hutang Edi mungkin sekitar Rp 10 triliun.
Sayangnya, meskipun jumlahnya benar-benar fantastis, Edi yang ketahuan bakal melarikan
uang ini hanya dijerat hukuman 20 tahun penjara.

Edi Tansil terbukti mengkorupsi uang ini dan pengadilan pun berhasil menyidangkannya.
Keputusan akhir, Edi Tansil dikenai 20 tahun penjara, denda Rp 30 juta, membayar uang
pengganti sebanyak Rp 500 miliar, serta mengganti kerugian negara sebesar Rp 1,3 triliun.
Lapas Cipinang menjadi tempat pesakitan Edi saat itu.
BAB II TINDAK PIDANA KORUPSI

Pasal 2 (1) Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri
atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara, dipidana penjara dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat)
tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah). (2) Dalam hal tindak pidana korupsi
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan.

Pasal 3 Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan
atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua
puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak
Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).

"Saya tidak mengatakan tuntutan itu keliru, tapi menyoroti penerapan pasalnya. Karena, itu
harus seimbang antara Artalyta dan Urip," kata Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus
(Jampidsus) Kejagung Marwan Effendi kepada detikcom, Jumat (22\/8\/2008).

Menurut Marwan, jaksa KPK menjerat Artalyta sebagai penyuap dengan pasal 5 ayat 1 UU No
31\/1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Di dalam pasal tersebut, kata Marwan,
ketentuan mengenai hukuman bagi penerima suap diatur dalam ayat 2 dengan ancaman
hukuman yang sama.

"Kalau Artalyta ancaman hukumannya 5 tahun, Urip seharusnya juga. Paling tidak, karena dia
(Urip) pegawai negeri, ditambah sepertiga dari hukuman tersebut," imbuh Marwan.

Anda mungkin juga menyukai