Anda di halaman 1dari 33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. UMUM

Penelitian ini berupa analisa perbandingan pengecoran menggunakan alat

berat concrete pump dan concrete bucket untuk pekerjaan konstruksi pada proyek

bangunan. Permodelan penggunaan alat dilakukan dalam tinjauan waktu dan

produktivitas. Metodologi tugas akhir ini akan dimulai berdasarkan jenis data dan

tahapan pelaksanaan. Bagan dari metodologi pada tugas akhir ini dapat dilihat

pada flowchart.

3.2. ALUR PENYELESAIAN PENELITIAN TUGAS AKHIR

Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai maka berikut adalah tahapan-

tahapan dari penelitian Tugas Akhir ini.

3.2.1. Studi Literatur dan Lapangan

Penggunaan literatur yang menunjang antara lain: buku tentang peralatan,

buku petunjuk penggunaan alat berat, brosur dan lain-lain, sehingga dapat

dipelajari dan diketahui cara penggunaan dan spesifikasi alat berat yang

digunakan. Setelah itu perlu dilakukan pengamatan di lapangan untuk mengetahui

bagaimana mekanisme kerja dan penempatan alat berat tersebut dilapangan.

41

Universitas Sumatera Utara


3.2.2. Jenis Data dan Sumber Data

Dalam pelaksanaan penelitian ini dibutuhkan berbagai macam data input

dan masukan untuk dianalisa lebih lanjut. Data-data input tersebut dibedakan

menjadi dua macam, yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah input pokok yang diperlukan dalam penyusunan tugas

akhir ini. Data primer meliputi data informasi yang diperoleh dari hasil

pengamatan di lapangan.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data pendukung yang dibutuhkan dalam

penyusunan penelitian ini. Data sekunder meliputi data pendukung yang

diperoleh dari pihak konstruksi meliputi data time schedule, gambar

proyek, data volume pekerjaan, spesifikasi alat, dan lain sebagainya.

Sehingga dapat langsung digunakan sebagai sumber perhitungan yang siap

digunakan.

3.2.3. Pengumpulan Data

Data-data yang berkaitan dengan permasalahan yang ada, tidak hanya

berasal dari proyek tetapi juga dari sumber lain sehingga memberikan informasi

yang dibutuhkan. Adapun data yang berasal dari proyek yang bersangkutan antara

lain:

- Gambar struktur bangunan

- Time Schedule

- Volume pekerjaan

42

Universitas Sumatera Utara


- Jenis dan spesifikasi peralatan berat yang dipakai

3.2.4. Menentukan Metode Pelaksanaan

Menentukan metode pelaksanaan pekerjaan antara penggunaan alat berat

concrete bucket dan concrete pump yang berpengaruh terhadap waktu dan

produktivitas di lapangan.

3.2.5. Menganalisa dan Mengolah Data

- Melakukan perhitungan volume pekerjaan meliputi pekerjaan kolom, plat, dan

balok.

- Menentukan posisi titik pusat pengecoran atau pusat segmen.

3.2.6. Perhitungan Waktu dan Produktivitas Pengecoran

Setelah diketahui volume pekerjaan, dan posisi peralatan maka waktu dan

produktivitas pekerjaan pengecoran untuk penggunaan alat concrete bucket dan

concrete pump dapat diperoleh.

3.2.7. Membandingkan Hasil Perhitungan

Setelah waktu dan produktivitas pengecoran dari kedua alat berat

diperoleh, maka dibandingkan antara kedua alat berat tersebut.

43

Universitas Sumatera Utara


3.3. ALUR METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PENGECORAN

3.3.1. Dengan Menggunakan Tower Crane dan Concrete Bucket

Pada proses pengecoran beton segar diambil dari tanah yaitu dari level

±0,00 sehingga jarak pengengkatan beton pada pekerjaan kolom berbeda-beda

sesuai dengan ketinggian lantai. Disini peralatan tower crane dan concrete bucket

digunakan hanya untuk pekerjaan kolom.

Adapun langkah – langkah metode pelaksanaan pekerjaan pengecoran

dengan menggunakan tower crane dan concrete bucket, sebagai berikut :

1. Proses Muat

Penuangan beton ready mix dari truck mixer ke dalam bucket yang

disediakan.

2. Proses Pengangkatan

Dalam proses pengangkatan terdapat beberapa proses yaitu :

a. Proses Hoisting (Angkat)

Yaitu proses pengangkatan bucket beton yang telah berisi beton basah

ready mix.

b. Proses Slewing (Putar)

Yaitu proses perpindahan/perputaran lengan crane (jib), yang

mengangkat bucket beton yang telah berisi beton basah ready mix ke

area yang akan dicor.

c. Proses Trolley (Jalan)

Yaitu proses untuk memindahkan bucket beton yang telah berisi beton

basah ready mix sepanjang lengan tower crane (jib) secara horizontal

atau maju dan mundur.

44

Universitas Sumatera Utara


d. Proses Landing (Turun)

Yaitu proses penurunan bucket beton yang telah berisi beton basah

ready mix untuk dituangkan ke lokasi/tempat yang akan dicor.

3. Proses Pembongkaran

Yaitu proses pembongkaran/penuangan beton ready mix ke dalam/area

yang akan dicor.

4. Proses Kembali

Yaitu proses setelah beton basah ready mix dituangkan ke area yang akan

dicor, kemudian bucket beton kembali untuk mengambil beton basah ready

mix di truck mixer.

1 2

4 3

Gambar 3.1. Proses Hoisting, Slewing, Trolley, Landing

(Sumber : Olahan Sendiri)

45

Universitas Sumatera Utara


3.3.2. Dengan Menggunakan Concrete Pump

Pada proses pengecoran beton segar dipompa dari tanah yaitu dari level

±0,00 sehingga jarak pemompaan beton pada pekerjaan plat lantai dan balok

berbeda-beda sesuai dengan ketinggian lantai. Disini peralatan concrete pump

digunakan hanya untuk pekerjaan plat lantai dan balok.

Adapun langkah – langkah metode pelaksanaan pekerjaan pengecoran

dengan menggunakan concrete pump, sebagai berikut :

1. Proses Muat

Penuangan beton ready mix dari truck mixer ke dalam concrete pump yang

disediakan.

2. Proses Pemompaan dan Pengecoran

Yaitu proses untuk memindahkan beton yang telah berisi beton basah

ready mix ke dalam/area yang akan di cor.

Gambar 3.2. Metode Pelaksanaan Pengecoran Menggunakan Concrete Pump

(Sumber : Olahan Sendiri)

46

Universitas Sumatera Utara


3.4. PROSES PENGOLAHAN DATA

Dalam penelitian pada proyek tersebut, pelaksanaan pekerjaan pengecoran

kolom dan plat/balok dalam keadaan sedang berlangsung sehingga data didapat

pada proses pengamatan dilapangan.

3.4.1. Gambar Ilustrasi Posisi Pergerakan Alat

Posisi operasional alat adalah penempatan alat pada suatu lokasi proyek

untuk melakukan pekerjaan pengangkatan dan pengecoran. Dimana radius alat

tersebut mampu menjangkau seluruh lokasi proyek sehingga dapat membantu

menyelesaikan pekerjaan seefektif mungkin.

Concrete Pump

Truck Mixer

Tower Crane

Gambar 3.3. Ilustrasi Posisi Pergerakan Alat

(Sumber : Olahan Sendiri)

47

Universitas Sumatera Utara


3.4.2. Penggunaan Alat

a. Spesifikasi Peralatan Tower Crane

Spesifikasi dari tower crane yang digunakan adalah tipe Free Standing

Crane karena tipe tower crane ini mampu berdiri bebas dengan pondasi khusus

untuk tower crane itu sendiri, dengan lifting capacity ; 1,6 ton di ujung jib dan

maximum capacity ; 6 ton dan memiliki jib radius 50 m.

b. Spesifikasi Concrete Bucket

Spesifikasi dari concrete bucket yang digunakan adalah concrete bucket

dengan kapasitas 0,3 m3 atau 300 liter.

c. Spesifikasi Concrete Pump

Spesifikasi dari concrete pump yang digunakan adalah tipe HBTS40-15-

82R.

3.4.3. Perhitungan Waktu dan Produktivitas dengan Tower Crane dan

Concrete Bucket

Perhitungan waktu pelaksanaan tower crane dan concrete bucket

tergantung pada :

1. Volume material yang diangkat

Material yang akan diangkat yaitu: beton segar.

2. Produksi per jam

Produktivitas dari tower crane dan concrete bucket didasarkan pada

volume yang dikerjakan persiklus waktu dan jumlah siklus dalam satu jam.

48

Universitas Sumatera Utara


Yang dimaksud satu siklus adalah urutan-urutan pekerjaan yang dilakukan

tower crane dan concrete bucket dalam satu kegiatan produksi , yaitu:

1. Muat

2. Angkat

3. Bongkar

4. Kembali

a. Perhitungan Produksi dalam Satu Siklus

Yang dimaksud dengan produksi dalam satu siklus disini adalah volume

material yang akan diangkut tower crane dan concrete bucket untuk satu kali

pengangkatan. Untuk mendapatkan produksi dalam satu siklus adalah dengan

melakukan pengamatan dilapangan.

b. Perhitungan Waktu Siklus

Waktu siklus adalah waktu yang diperlukan oleh tower crane dan concrete

bucket untuk menyelesaikan kegiatan produksi, meliputi waktu muat, waktu

angkat, waktu bongkar, dan waktu kembali.

Sulit untuk mendapatkan waktu standar sesuai dengan waktu sebenarnya.

Hal itu karena banyaknya kondisi yang menyebabkan ketidakseragaman dari

waktu siklus, kondisi tersebut adalah :

1. Kondisi cuaca : seperti angin, hujan

2. Kondisi alat : seperti merk, usia, perawatan

3. Kondisi tenaga kerja : seperti keterampilan operator, kecepatan pekerja,

kedisiplinan, fisik pekerja.

49

Universitas Sumatera Utara


Komunikasi antara operator dengan pekerja ditempat pemuatan dan

pelepasan material.

 Perhitungan Waktu Pengangkatan

Waktu pengangkatan oleh tower crane dihitung berdasarkan jarak

tempuh dan frekuensi alat melakukan pulang, pergi dan waktu untuk

bongkar muat dimana waktu tersebut tergantung berdasarkan waktu

hoisting, slewing, trolley dan landing. Perhitungan jarak tempuh atau

perletakan material didasarkan pada segmen – segmen yang telah

ditentukan.

Setelah diketahui segmen dari perletakan material atau masing-masing

kolom pada proses pengecoran kolom, maka dapat dihitung waktu

pengangkatan dengan menggunakan tower crane berdasarkan waktu

hoisting, slewing, trolley dan landing.

 Perhitungan Waktu Kembali

Waktu kembali adalah waktu yang diperlukan tower crane untuk

kembali ke posisi semula sehingga dapat dilakukan pemuatan kembali.

Besarnya waktu kembali dipengaruhi oleh kecepatan dan jarak hoisting,

slewing, trolley dan jarak landing.

 Perhitungan Waktu Muat dan Bongkar

Waktu muat adalah waktu untuk mengisi concrete bucket dengan

beton basah dari truck mixer, yang besarnya tergantung pada volume dari

concrete bucket. Sedangkan waktu bongkar adalah waktu untuk

menuangkan beton basah dari concrete bucket yang besarnya tergantung

50

Universitas Sumatera Utara


pada jenis pekerjaannya, Untuk mendapatkan waktu bongkar muat dengan

melakukan pengamatan di lapangan.

3.4.4. Perhitungan Waktu dan Produktivitas dengan Concrete Pump

Perhitungan waktu pelaksanaan concrete pump dipengaruhi oleh :

1. Volume pengecoran

2. Produksi per jam

Produktivitas dari concrete pump didasarkan pada volume yang dikerjakan

persiklus waktu.

a. Perhitungan Produksi per Segmen

Yang dimaksud dengan produksi per segmen disini adalah pengecoran

yang dilakukan dengan concrete pump untuk mengisi beton dalam volume yang

telah ditentukan. Untuk mendapatkan produksi per segmen adalah dengan

melakukan pengamatan dilapangan.

b. Perhitungan Waktu Pengecoran

Waktu pengecoran adalah waktu yang diperlukan oleh concrete pump

untuk menyelesaikan kegiatan produksi. Sulit untuk mendapatkan waktu standar

sesuai dengan waktu sebenarnya. Hal itu karena banyaknya kondisi yang

menyebabkan ketidakseragaman dari waktu pengecoran, kondisi tersebut adalah :

1. Kondisi cuaca : seperti hujan

2. Kondisi alat : seperti merk, usia, perawatan

51

Universitas Sumatera Utara


3. Kondisi tenaga kerja : seperti keterampilan operator, kecepatan pekerja,

kedisiplinan, fisik pekerja.

Komunikasi antara operator dengan pekerja ditempat pemuatan dan

pelepasan material.

3.5. PERHITUNGAN DAN ANALISIS DATA

Produktivitas adalah besarnya keluaran (output) volume pekerjaan yang

dihasilkan alat per-satuan waktu. Beberapa metode analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Melakukan perhitungan volume pekerjaan pengecoran beton.

2. Melakukan perhitungan waktu pekerjaan pengecoran beton.

3. Melakukan perhitungan volume beton dalam truk mixer.

Dari data yang diperoleh di lapangan akan diolah dengan analisis yang

memakai program Microsoft Excel.

Dalam penelitian ini rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

( )
Produktivitas Pengecoran =
( )

Analisa regresi digunakan untuk memperoleh hubungan linier antara

variabel X dengan variabel Y. Dimana variabel X adalah ketinggian sedangkan

variabel Y adalah produktivitas. Analisa regresi dinyatakan dengan persamaan:

Y = AX + B dimana “A” merupakan konstanta variabel Y dan “B” merupakan

koefisien dari variabel X. Keterangan dari persamaan analisa regresi ini dapat

dilihat pada formula dibawah ini :

52

Universitas Sumatera Utara


n   XY   X   Y
A= ...............................( 1 )
n   X 2   X 
2

Y  A   X
B= ............................... ( 2 )
n

Keterangan: X = variabel X , Y = variabel Y, n = jumlah data

53

Universitas Sumatera Utara


3.6. BAGAN ALIR PENELITIAN (FLOWCHARD)

Judul : Analisa Perbandingan Waktu dan Produktivitas Pengecoran


Menggunakan Concrete Bucket dan Concrete Pump Pada
Pembangunan Gedung Bertingkat

Studi Literatur

Pengumpulan Data Penelitian

Data Primer Data Sekunder


Pengamatan dilapangan  Time Schedule
 Gambar proyek
 Jenis dan spesifikasi alat

Menentukan Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Menganalisa dan Mengolah Data


Perhitungan volume pekerjaan, dan menentukan
titik pusat segmen pekerjaan

Perhitungan Waktu dan Produktivitas


Menghitung waktu dan produktivitas pengecoran
dengan alat concrete bucket dan concrete pump

Membandingkan Hasil Perhitungan

Kesimpulan

Gambar 3.4. Bagan Alir Penelitian (Flowchard)

(Sumber : Olahan Sendiri)

54

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. UMUM

Pada bab ini akan dijelaskan secara rinci mengenai analisa pembahasan

waktu dan produktivitas pengecoran menggunakan alat tower crane dan concrete

bucket serta concrete pump pada proyek pembangunan Apartemen Mansyur

Residence di Jalan Dr. Mansyur, Medan.

Pada pelaksanaan pembangunan proyek ini peralatan tersebut difungsikan

sebagai pengangkat dan melakukan pekerjaan pengecoran. Dari kondisi tersebut

maka perlu dianalisa perbandingan dalam penggunaan peralatan tersebut.

4.2. PERHITUNGAN WAKTU DAN PRODUKTIVITAS PELAKSANAAN

4.2.1. Perhitungan dengan Menggunakan Tower Crane dan Concrete Bucket

Tower crane digunakan pada pekerjaan kolom, pada pekerjaan ini tower

crane dilengkapi dengan concrete bucket. Pemilihan peralatan tower crane

didasarkan pada beban maksimum dan radius terjauh dari jarak tower crane

tersebut. Dari gambar letak tower crane diketahui dengan jarak atau radius terjauh

sebesar 50 meter dengan ujung beban maksimum 1600 kg. Pada pengecoran

dipakai concrete bucket dengan kapasitas 0,3 m3 atau 300 liter. Dimana BJ beton

yang dipakai 2400 kg/m3, maka beban yang diangkat sebesar 0,3 m3 x 2400 kg/m3

= 720 kg. Dengan beban angkat pada pekerjaan struktur tiap segmen adalah 720

kg maka kecepatan tower crane pada waktu pergi adalah sebagai berikut :

55

Universitas Sumatera Utara


 Kecepatan hoisting = 80 m/menit

 Kecepatan slewing = 0,6 rpm = 216o/menit

 Kecepatan trolley = 25 m/menit

 Kecepatan landing = 80 m/menit

Sedangkan kecepatan tower crane pada waktu kembali adalah sebagai berikut :

 Kecepatan hoisting = 100 m/menit

 Kecepatan slewing = 0,6 rpm = 216o/menit

 Kecepatan trolley = 50 m/menit

 Kecepatan landing = 100 m/menit

Tower Crane Truck Mixer

Gambar 4.1. Layout Distribusi Beton dengan Tower Crane

(Sumber : Olahan Sendiri)

56

Universitas Sumatera Utara


6 5 4 3 2 1
650 650 650 650 650

2000

A
1800

420
1600

B
1400

1200
600
1000

C
800

600 420

400 D

200
Concrete Pump
Tower Crane
x Truck Mixer
200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3200 3400 3600 3800 4000 4200
y

Gambar 4.2. Posisi Koordinat Alat pada Saat Pengecoran

(Sumber : Olahan Sendiri)

 Jarak kolom terhadap tower crane

D = (Ytc − Ykl) + (Xkl − Xtc)

= (100 − 1840) + (3623,4 − 2000)

= 2379,71 cm ≈ 23,797 m

 Jarak truck mixer terhadap tower crane

D' = (Ytc − Ytm) + (Xtm − Xtc)

= (100 − 0) + (4250 − 2000)

= 2252,22 cm ≈ 22,522 m

 Jarak trolley

D" = Jarak kolom terhadap TC – Jarak truck mixer terhadap TC

= 2379,71 – 2252,22

= 127,49 cm ≈ 1,275 m

57

Universitas Sumatera Utara


 Sudut slewing

a. Untuk Xkolom lebih besar dari Xtc

α = tan-1 x + tan-1 x
π π

= tan-1 x + tan-1 x
, , ,

= 49,53o

b. Untuk Xkolom lebih kecil dari Xtc

α = tan-1 x + tan-1 x + 90
π π

Untuk penentuan posisi pekerjaan pengecoran kolom dengan tower crane

ditabelkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Penentuan Posisi Pekerjaan Pengecoran Kolom dengan Tower Crane

dan Concrete Bucket

Sumber : Olahan Sendiri

Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.

58

Universitas Sumatera Utara


1. Perhitungan Waktu Pengangkatan

a. Hoisting (Mekanisme Angkat)

 Kecepatan (v) = 80 m/menit

 Jarak ketinggian (h) = 18 meter

 Waktu (t = h/v)

t= = 0,225 menit
/

b. Slewing (Mekanisme Putar)

 Kecepatan (v) = 0,6 rpm (216o/menit)

 Sudut ( ) = 49,53o

 Waktu (t = /v)

,
t= = 0,229 menit
/

c. Trolley (Mekanisme Jalan Trolley)

 Kecepatan (v) = 25 m/menit

 Jarak (d) = 1,27 meter

 Waktu (t = d/v)

,
t= = 0,051 menit
/

d. Landing (Mekanisme Turun)

 Kecepatan (v) = 80 m/menit

 Jarak ketinggian (h) = 2,9 meter

 Waktu (t = h/v)

,
t= = 0,036 menit
/

59

Universitas Sumatera Utara


Untuk perhitungan waktu angkat pengecoran kolom dengan tower crane

dan concrete bucket ditabelkan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Waktu Angkat Pengecoran Kolom dengan Tower Crane dan Concrete

Bucket

Sumber : Olahan Sendiri

Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran D.

2. Perhitungan Waktu Kembali

a. Hoisting (Mekanisme Angkat)

 Kecepatan (v) = 100 m/menit

 Jarak ketinggian (h) = 2,9 meter

 Waktu (t = h/v)

,
t= = 0,029 menit
/

60

Universitas Sumatera Utara


b. Slewing (Mekanisme Putar)

 Kecepatan (v) = 0,6 rpm (216o/menit)

 Sudut ( ) = 49,53o

 Waktu (t = /v)

,
t= = 0,229 menit
/

c. Trolley (Mekanisme Jalan Trolley)

 Kecepatan (v) = 50 m/menit

 Jarak (d) = 1,27 meter

 Waktu (t = d/v)

,
t= = 0,025 menit
/

d. Landing (Mekanisme Turun)

 Kecepatan (v) = 100 m/menit

 Jarak ketinggian (h) = 18 meter

 Waktu (t = h/v)

t= = 0,18 menit
/

Untuk perhitungan waktu kembali pengecoran kolom dengan tower crane

dan concrete bucket ditabelkan pada Tabel 4.3.

61

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.3. Waktu Kembali Pengecoran Kolom dengan Tower Crane dan

Concrete Bucket

Sumber : Olahan Sendiri

Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran E.

3. Waktu bongkar muat

a. Waktu bongkar

Waktu untuk membongkar beton ready mix dari bucket untuk dituangkan

pada kolom yang akan dicor.

Waktu bongkar = 3 menit (pengamatan dilapangan)

b. Waktu muat

Waktu untuk memuat beton ready mix dari truck mixer untuk dituangkan

pada concrete bucket.

Waktu muat = 2 menit (pengamatan dilapangan)

62

Universitas Sumatera Utara


4. Perhitungan Waktu Siklus

= waktu muat + waktu angkat + waktu kembali + waktu bongkar

= 2 + 0,583 + 0,497 + 3

= 6,08 menit

Untuk perhitungan waktu siklus ditabelkan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Waktu Siklus Pengecoran Kolom dengan Tower Crane dan Concrete

Bucket

Sumber : Olahan Sendiri

Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran F.

5. Perhitungan Waktu Pelaksanaan

 Volume kolom = 1,32 m3

 Produksi per siklus = 0,3 m3

63

Universitas Sumatera Utara


 Waktu siklus = 6,005 menit

 Waktu penyelesaian per kolom

=( ) x Waktu per siklus

,
=( ,
) x 6,005

= 26,424 menit

 Produktivitas

= Volume / ( )

,
= 1,32 / ( )

= 2, 997 m3/jam

Untuk perhitungan waktu dan produktivitas pekerjaan pengecoran kolom

dengan tower crane dan concrete bucket ditabelkan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Waktu dan Produktivitas Pekerjaan Pengecoran Kolom dengan Tower

Crane dan Concrete Bucket.

Sumber : Olahan Sendiri


Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran G.

64

Universitas Sumatera Utara


6. Pengaruh Ketinggian pada Produktivitas Pengecoran dengan Concrete

Bucket

Dari nilai – nilai produktivitas masing – masing ketinggian kemudian

dihitung pengaruh ketinggian terhadap nilai produktivitas, sehingga didapat

persamaan sebagai berikut.

y = -0,0091x + 2,7856 persamaan ini menunjukan bahwa setiap

kenaikan 2,7 m, maka produktivitas yang dihasilkan menurun sebesar 0,0091

m3/jam.

Gambar 4.3. Analisa Regresi Pengecoran Masing – Masing Segmen Tiap Lantai

dengan Concrete Bucket

65

Universitas Sumatera Utara


4.2.2. Perhitungan dengan Menggunakan Concrete Pump

Concrete pump yang digunakan pada pekerjaan balok dan plat ini

spesifikasi dari concrete pump yang digunakan adalah tipe HBTS40-15-82R.

Concrete Pump

Tower Crane

Truck Mixer

Gambar 4.4. Layout Distribusi Beton dengan Concrete Pump

(Sumber : Olahan Sendiri)

6 5 4 3 2 1
650 650 650 650 650

2000

A
1800

420
1600

B
1400

1200
600
1000

C
800

600 420

400 D

200
Concrete Pump
Tower Crane
x Truck Mixer
200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3200 3400 3600 3800 4000 4200
y

Gambar 4.5. Posisi Koordinat Alat pada Saat Pengecoran

(Sumber : Olahan Sendiri)

66

Universitas Sumatera Utara


1. Perhitungan Produktivitas Waktu Operasi

Perhitungan waktu pelaksanaan untuk pengecoran balok dan plat lantai

 Volume : 7,13 m3

 Waktu Operasi : 13,25 menit

 Produktivitas Waktu Operasi

= Volume /

,
= 7,13 m3 /

= 32,27 m3/jam

2. Perhitungan Produktivitas Waktu Total

 Waktu Persiapan (asumsi dari lapangan)

a. Pengaturan Posisi : 5 menit

b. Pasang Pipa : 10 menit

 Waktu Pasca Operasi

a. Bongkar Pipa : 10 menit

b. Persiapan Kembali : 5 menit

 Waktu Total

= Waktu Persiapan + Waktu Operasi + Waktu Pasca Operasi

= 15 menit + 13,25 menit + 15 menit

= 43,25 menit

 Produktivitas Waktu Total

= Volume /

67

Universitas Sumatera Utara


,
= 17,13 m3 /

= 9,89 m3/jam

Untuk perhitungan waktu dan produktivitas pekerjaan pengecoran balok

dan plat lantai dengan concrete pump ditabelkan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Waktu dan Produktivitas Pekerjaan Pengecoran Balok dan Plat Lantai

dengan Concrete Pump

Sumber : Olahan Sendiri

Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran H, Tabel 4.6.

3. Pengaruh Ketinggian pada Produktivitas Pengecoran dengan Concrete

Pump

Dari nilai – nilai produktivitas masing – masing ketinggian kemudian

dihitung pengaruh ketinggian terhadap nilai produktivitas, sehingga didapat

persamaan sebagai berikut.

68

Universitas Sumatera Utara


y = -0,0673x + 9,7141 persamaan ini menunjukan bahwa setiap

kenaikan 2,7 m, maka produktivitas yang dihasilkan menurun sebesar 0,0673

m3/jam.

9.00
Produktivitas (m3/jam)

8.75

8.50
y = -0.0673x + 9.7141

8.25
12.9 m 15.6 m 18.3 m
(5) (6) (7)
Ketinggian (m)

Gambar 4.6. Analisa Regresi Pengecoran Masing – Masing Segmen Tiap Lantai

dengan Concrete Pump

4.3. ANALISA HASIL PERHITUNGAN

Setelah dilakukan perhitungan waktu dan produktivitas pelaksanaan

pengecoran terhadap masing – masing alat, maka langkah selanjutnya adalah

membandingkan waktu dan produktivitas pelaksanaan antara penggunaan alat

concrete bucket dan concrete pump.

69

Universitas Sumatera Utara


4.3.1. Perbandingan Waktu Pelaksanaan Pengecoran

Dari nilai – nilai yang telah didapat pada masing – masing lantai kemudian

dihitung perbandingan waktu pelaksanaan pengecoran antara kedua alat.

 Waktu yang dibutuhkan untuk pengecoran 1 m3 dengan menggunakan alat

Concrete Bucket


=

,
=
,

= 22,647 menit/m3

 Waktu yang dibutuhkan untuk pengecoran 1 m3 dengan menggunakan alat

Concrete Pump


=

,
=
,

= 6,80 menit/m3

 Δ = Waktu dengan Concrete Bucket – Waktu dengan Concrete Pump

= 22,65 menit/m3 – 6,80 menit/m3

= 15,85 menit/m3

Untuk perbandingan waktu pekerjaan pengecoran pada masing – masing

lantai ditabelkan pada Tabel 4.7.

70

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.7. Perbandingan Waktu Pekerjaan Pengecoran

Sumber : Olahan Sendiri

4.3.2. Perbandingan Produktivitas Pengecoran

Dari nilai – nilai yang telah didapat pada masing – masing lantai kemudian

dihitung perbandingan produktivitas pengecoran antara kedua alat.

 Δ = Produktivitas Concrete Pump – Produktivitas Concrete Bucket

= 8,82 m3/jam – 2,67 m3/jam

= 6,15 m3/jam

Produktivitas yang telah didapat pada masing – masing lantai kemudian

ditabelkan pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Perbandingan Produktivitas Pengecoran

Sumber : Olahan Sendiri

71

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Dari analisa perbandingan perhitungan waktu dan produktivitas

pengecoran menggunakan concrete bucket dan concrete pump pada proyek

pembangunan Apartemen Mansyur Residence dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Berdasarkan hasil yang didapat pada waktu pelaksanaan pekerjaan

pengecoran, maka waktu yang dibutuhkan untuk pengecoran 1 m3 dengan

menggunakan alat concrete bucket pada masing – masing lantai adalah :

 Lantai 5 sebesar 22,65 menit/m3

 Lantai 6 sebesar 22,86 menit/m3

 Lantai 7 sebesar 23,04 menit/m3

Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk pengecoran 1 m3 dengan

menggunakan alat concrete pump pada masing – masing lantai adalah :

 Lantai 5 sebesar 6,80 menit/m3

 Lantai 6 sebesar 6.88 menit/m3

 Lantai 7 sebesar 7,09 menit/m3

Maka waktu yang tercepat adalah dengan menggunakan alat concrete

pump.

2. Berdasarkan hasil yang didapat pada produktivitas pelaksanaan pekerjaan

pengecoran, maka produktivitas dengan menggunakan alat concrete bucket

pada masing – masing lantai adalah :

72

Universitas Sumatera Utara


 Lantai 5 sebesar 2,67 m3/jam

 Lantai 6 sebesar 2,64 m3/jam

 Lantai 7 sebesar 2,62 m3/jam

Sedangkan produktivitas dengan menggunakan alat concrete pump pada

masing – masing lantai adalah :

 Lantai 5 sebesar 8,82 m3/jam

 Lantai 6 sebesar 8,72 m3/jam

 Lantai 7 sebesar 8,46 m3/jam

Maka produktivitas terbesar adalah dengan menggunakan alat concrete

pump.

3. Berdasarkan perbandingan waktu dan produktivitas pengecoran pada

pembangunan Apartemen Mansyur Residence maka didapat waktu

tercepat dan produktivitas terbesar dengan menggunakan alat concrete

pump.

5.2. SARAN

1. Untuk pelaksanaan kegiatan proyek perlu diperhatikan penggunaan dan

pemilihan peralatan pada lokasi dan kondisi proyek, serta metode kerja

dari peralatan tersebut.

2. Adanya waktu delay pada persiapan operasi dan pasca operasi dapat

mempengaruhi besar kecilnya produktivitas alat. Untuk itu harus dikontrol

dan diperhatikan dengan baik.

3. Perlu dibahas lagi suatu alternatif penggunaan peralatan yang lain untuk

melakukan penelitian atau studi lanjutan tentang masalah tersebut.

73

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai