2017
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1532
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Pasien Pre dan Postoperatif
Apendiksitis yang dilakukan Perawat di RSUD Duri
SKRIPSI
oleh
131101093
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017
ii
iii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan anugerahnya kepada penulis hingga saat ini penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Pasien Pre dan
Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan dan
Sumatera Utara.
keterangan dan data-data baik secara tulisan maupun lisan, maka pada kesempatan ini
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep. sebagai Wakil Dekan I, Ibu
Cholina Trisa Siregar, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.KMB. sebagai Wakil Dekan
II, dan ibu Dr.Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. sebagai Wakil
Dekan III.
3. Ibu Diah Arruum, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Dosen Pembimbing Skripsi
pengetahuan, masukan dan arahan kepada penulis daam penulisan skripsi ini.
iv
4. Ibu Dr.Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. sebagai Dosen Penguji
5. Ibu Rosina Tarigan, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB sebagai Dosen Penguji Skripsi
yang senantiasa dengan penuh kasih sayang memberikan dukungan baik doa,
7. Kepada direktur RSUD Duri Bapak Iwan Ridwan, SKM, yang sudah member
mendapat anugerah dan hidayah darinya. Harapan penulis semoga skripsi ini
Keperawatan
Penulis
DAFTAR ISI
halaman
Halaman judul ............................................................................................. i
Halaman persetujuan orisinilitas ................................................................ ii
Prakata. ........................................................................................................ iii
Daftar isi ...................................................................................................... vi
Daftar Tabel ................................................................................................ viii
Daftar Skema............................................................................................... ix
Abstrak. ....................................................................................................... x
vi
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
viii
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema 3.1 Kerangka konseptual penelitian ................................................... 23
ix
ABSTRAK
Tindakan keperawatan preoperatif merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh
perawat dalam mempersiapkan pasien untuk melakukan tindakan pembedahan
yang meliputi pengkajian, implementasi, evaluasi, dan persetujuan tindakan.
Keperawatan postoperatif merupakan suatu tindakan yang diberikan perawat
kepada pasien yang telah melakukan pembedahan yang melputi, pengkajian.
implementasi, dan evaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan
asuhan keperawatan preoperatif dan postoperatif apendiksitis yang dilakukan
perawat di RSUD Duri. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif, teknik
purposive sampling, dengan jumlah 30 pasien. Instrumen peneliti berupa kuesioner
demografi, dan kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas
pelaksanaan asuhan keperawatan pasien preoperatif apendiksitis 96,7% kategori
baik, dan mayoritas hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pasien postoperatif
apendiksitis kategori 93,3% baik. Rekomendasi dalam penelitian ini perawat dapat
tetap mempertahankan tindakan asuhan keperawatan kepada pasien preoperatif dan
postoperatif apendiksiitis dengan pelaksanaan asuhan keperawatan yang meliputi
pengkajian, implementasi, dan evaluasi. serta mengikuti pelatihan terkait
pelaksanaan asuhan keperawatan preoperatif dan postoperatif.
xi
BAB I
PENDAHULUAN
perawat primer pengambil keputusan klinik, advokat, peneliti dan pendidik, dan
perawat seringkali harus melakukan peran lebih dari satu dalam suatu waktu yang
dari sekedar sembuh dari penyakit tertentu, sekalipun keterampilan tindakan yang
meningkatkan kesehatan fisik merupakan hal yang penting bagi pemberi asuhan.
asuhan memberikan bantuan bagi klien dan keluarga dalam menetapkan tujuan
dan mencapai tujuan tersebut dengan menggunakan energi dan waktu yang
laser, peralatan yang lebih canggih, dan peralatan pemantauan yang sangat
sensitif. Pada tahun 1980, tujuh dari delapan pasien bedah memerlukan
(postanesthesia care unit) dan berakhir pada waktu pasien dipulangkan dari
memberikan asuhan keperawatan. dan proses keperawatan terdiri lima tahap yaitu
diderita oleh laki-laki dari pada wanita dan prevalensinya pada remaja lebih
sering dari pada orang dewasa (Suratun dan Lusiana, 2010). Menurut Brunner dan
Suddarth (2002) apendiksitis dapat terjadi pada usia dan tersering pada
1,1 kasus per 1000 penduduk pertahun. Data yang dirilis oleh departemen
591.819 orang dan meningkat pada tahun 2009 sebesar 596.132 orang.
Saboe Kota Gorontalo diperoleh data dari subag medical record bahwa jumlah
pasien yang melakukan tindakan operasi pada tahun 2011 dari sekitar 1606 pasien
appendicitis atau sekitar 35,87% pada tahun 2011, Pada tahun 2012 dari 1431
dari RSUD Labuang Baji Makassar pada tahun 2010 terdapat penerapan standar
rendah.
Sementara pelayanan perawat di ruang rawat inap umum di RSUD Duri dalam
kategori baik 75%. Sedangkan Rumah Sakit Umum Daerah Duri merupakan
Rumah Sakit dengan tipe C. Rumah Sakit umum daerah Duri berdiri dari tahun
2012. Semenjak berdiri Rumah Sakit Umum Daerah Duri belum pernah
di ruang inap bedah rumah sakit, Sebagai salah satu ujung tombak pelayanan
kesehatan di rumah sakit, terutama pada unit pelayanan rawat inap, unsur
merupakan profesi yang palings ering berinteraksi dengan pasien di rumah sakit.
keperawatan adalah merupakan profesi tersendiri yang setara dan mitra dari
yang dilakukan perawat di ruang rawat inap biasa sangat baik, dan dari data yang
saya peroleh operasi yang memiliki tingkat pertama adalah operasi apendiktomi
di setiap bulannya, Rumah Sakit Umum Daerah Duri sendiri pada bulan januari
hingga maret 2017 jumlah pasien operasi apendiksitis di RSUD Duri berjumlah
30 pasien.
1. Pelayanan keperawatan
keperawatan.
2. Peneliti selanjutnya
2.1. Preoperatif
Fase ini dimulai ketika keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan berakhir
ketika pasien dikirim kemeja operasi, lingkup aktivitas keperawatan selama waktu
tersebut dapat mencakup penetapan pengkajian dasar pasien ditatanan klinik atau
keperawatan yang telah direncanakan. Tahap ini berakhir ketika pasien diantar
yaitu suatu fase yang dimulai ketika keputusan diambil untuk melakukan
berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau dirumah. lingkup
keperawatan mencakup rentang aktivitas yang luas selama periode ini. Pada fase
postoperatif langsung, fokus termasuk mengkaji dan memantau fungsi vital serta
lanjut, dan rujukan yang penting untuk penyembuhan yang berhasil dan
pada waktu pasien dipulangkan dari rumah sakit. Termasuk dalam kegiatan
jalan nafas, tanda tanda vital, dan status neurologis secara teratur,
unit) atau yang dahulu disebut dengan ruang pemulihan dan berakhir pada saat
pasien dipulangkan dari rumah sakit, pada fase ini, tindakan perawatan yang dapat
komplikasi yang akan terjadi sampai pasien dikatakan sembuh dan melakukan
2.3 Apendiksitis
diderita oleh laki-laki daripada wanita dan prevalensinya pada remaja lebih sering
daripada orang dewasa (Suratun dan Lusiana, 2010). apendiksitis dapat terjadi
pada usia dan tersering pada rentang usia 10-30 tahun (Brunner dan Suddarth,
2002).
oleh fekalit (massa feses yang keras, terutama disebabkan oleh kekurangan
makanan berserat) (Suratun dan Lusiana, 2010). Bahan keras ini biasanya
hiperplasia jaringan limfoid, benda asing tumor, cacing atau parasit lain.
umbilikus, perasaan sakit merupakan keluhan awal pada 97-100% kasus. Urutan
klasik pada apendisitis akut adalah sakit perut, mual, dan muntah rasa ngilu dan
sakit tekan (nyeri tekan) didaerah apendiks, dan badan panas. Suhu tubuh
meningkat, tetapi diatas 40C , konstipasi merupakan hal yang lebih umum, pada
atau dua hari sebelumnya. emesis (muntah) biasanya menyertai nyeri, namun
jarang terjadi.tanda fisik yang paling penting pada apendiksitis adalah nyeri tekan
perlunya prosedur tersebut, tahap-tahap yang harus dilalui, risiko, hasil yang
tanggung jawab utama dokter, persetujuan tidak bisa diinformasikan jika pasien
dalam keadaan bingung, tidak sadar, mengalami gangguan mental, atau dibawah
2005).
Izin tertulis yang dibuat secara sadar dan sukarela dari pasien diperlukan
sebelum suatu pembedahan dilakukan. izin tertulis seperti itu dapat melindungi
pasien terhadap pembedahan yang lalai dan melindungi ahli bedah terhadap
tuntutan dari suatu lembaga hukum. tanggung jawab perawat adalah untuk
memastikan bahwa informed consent telah didapat secara sukarela dari pasien
2.4.1 Pengkajian
1. Riwayat :
meliputi : umur, jenis kelamin, riwayat pembedahan (Wijaya dan Putri, 2013)
2. Pada pemeriksaan TTV (suhu, nadi, pernapasan, dan tekanan darah) di dapat
takikardi dan peningkatan frekuensi napas (Muttaqin dan Sari, 2011). Panas
(infeksi akut) bila timbul komplikasi. gejala lain timbul demam yang tidak
terlalu tinggi dengan suhu 37,5C- 38,5C, tetapi bila suhu lebih tinggi diduga
inflamasi dan iritasi dari apendiks dengan nyeri menyebar ke bagian dekat
suhu tubuh.
titik Mc Burney. nyeri berhenti tiba-tiba diduga ada perforasi atau infak pada
bawah karena posisi ekstensi kaki kanan/posisi duduk tegak nyeri lepas pada
sisi kiri diduga peritonitis (Suratun dan Lusianah, 2010). Karakter nyeri yang
dapat dikaji yaitu kaji keluhan nyeri, intensitas nyeri dan mengukur skala nyeri
(Doenges, 2000).
wajah klien terlihat lebih rileks, klien sudah bisa tidur / istirahat dengan cukup
informasi.
Kriteria hasil : klien memahami prosedur yang harus dilakukan sebelum dan
anoreksia.
Kriteria hasil : turgor kulit baik, cairan yang keluar dan masuk seimbang, BB
stabil.
Intervensi : Observasi tanda vital suhu, nadi, tekanan darah, pernapasan tiap 4
jam, Observasi cairan yang keluar dan yang masuk, Jauhkan makanan / bau-
2.4.4 Intervensi
bedah tersebut (Wijaya dan Putri, 2013) persiapan puasa 6-8 jam sebelum
2. Melakukan manajemen nyeri yaitu dengan latihan nafas dalam karena napas
nyeri (Suratun dan Lusinah, 2010), dan memberikan obat analgesik kepada
klien sesuai dengan indikasi yang diberikan oleh dokter (Wijaya dan Putri,
2013). kaji nyeri, catat lokasi nyeri yang terjadi,pertahankan istirahat dengan
posisi semi fowler, anjurkan klien untuk melakukan teknik napas dalam,
memberikan analgesik kepada klien sesuai indikasi yang diberikan oleh dokter.
dari itu cairan intravena diberikan dan menjauhkan makanan atau bau-bauan
yang merangsang terjadinya mual muntah kepada klien (Wijaya dan Putri,
2013).
2.4.5 Evaluasi
2011). nyeri dapat yang dirasakan klien dapat berkurang dan TTV klien dalam
2.5.1 Pengkajian
1. Pada pemeriksaan TTV (suhu, nadi, pernapasan, dan tekanan darah) di dapat
takikardi dan peningkatan frekuensi napas (Muttaqin dan Sari, 2011). Kaji
adanya demam atau peningkatan suhu tubuh pada pasca pembedahan, adanya
peritonitis
2. Pengkajian status nutrisi dan cairan pada klien apakah klien mengalami
anoreksia, mual, muntah dan kembung, hal ini kemungkinan efek dari anestesi
3. Pengkajian nyeri, jika klien mengalami nyeri abdomen didaerah luka insisi
bedah, maka perawat harus melakukan pengkaji karakteristik nyeri yaitu yang
meliputi durasi, frekuensi, skala nyeri, hal apa yang dapat menurunkan dan
meningkatkan nyeri
1. Nyeri berhubungan dengan adanya insisi bedah pada daerah abdomen kanan
Kriteria hasil : klien terlihat lebh rileks, klien dapat melaporkan nyerinya
sudah berkurang ataupun sudah hilang, klien dapat beristirahat dan tidur
analgesik sesuai dengan indikasi yang diberikan oleh dokter, dan Kaji nyeri
Kriteria hasil : luka insisi sembuh tanpa ada tanda infeksi, leukosit normal
perawatan.
Memberitahu latihan batuk efektif, dan monilisasi dini secara pasif dan
seperti peningkatan nyeri, edema, atau eritema luka, adanya drainase, dan
demam.
2.5.4 Intervensi
1. Kaji nyeri, durasi nyeri, dan lokasinya, anjurkan melakukan mobilisasi dini
untuk mengurangi tegangan pada insisi dan pada organ yang terdapat di
abdomen yang dapat mengurangi nyeri pada klien (Muttaqin dan Sari, 2011).
kepada pasien postoperasi hal ini dilakukan karena Latihan batuk efektif sangat
bermanfaat bagi pasien setalah operasi untuk mengeluarkan lendir atau sekret
(Baradero, Dayrit, dan Siswadi, 2008). teknik aseptik yang ketat harus
kebersihan klien, drainase luka dan cairan antiseptik yang berasal dari
menyebabkan iritasi. apabila baju klien kotor karena drainase luka, perawat
memberikan baju bersih dan kain pembasuh (Potter dan Perry, 2005), beri
2.5.5 Evaluasi
Nyeri yang dirasakan klien dapat berkurang, wajah dan posisi tubuh klien
tampak rileks, TTV dalam keadaan normal,cairan yang keluar dan masuk dapat
seimbang, dan luka insisi sembuh dengan tanpa ada sedikitpun tanda infeksi
yang terjadi di luka maupun disekitar luka tersebut (Wijaya dan Putri, 2013).
ketika keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan berakhir ketika pasien dikirim ke
Care Unit (PACU) atau yang disebut juga dengan ruangan pemulihan dan berakhir
pada waktu pasien dipulangkan dari rumah sakit yang meliputi pengkajian,
22
1. Pengkajian
Kaji nadi, pernapasan, suhu, dan tekanan
darah
Kaji nyeri
Kaji riwayat penyakit terdahulu
Riwayat penyakit sekarang
Kaji mual, muntah, dan anoreksia
2. Implementasi
Beritahu prosedur dan persiapan
pembedahan
Melakukan manajemen nyeri
Pemberian cairan
3.Evaluasi
Menanyakan berkurangnya rasa cemas,
mengukur TTV, nadi, dan suhu tubuh
Menanyakan pemahaman tentang
pembedahan
4.informed consent yang telah di setujui
ditetapkan oleh peneliti (Nursalam, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah
Sampel merupakan suatu objek yang diteliti dan dianggap dapat mewakili
seluruh populasi (Notoadmojo, 2012). Adapun besar sampel dalam penelitian ini
N
n
1 N (d )
2
28
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
Dengan rumus tersebut dapat diukur jumlah sampel dari populasi 30 dengan
N
n
)1
2
N(d
30
n
)1
2
(30) (0,1
n = 25 orang
Menurut Sugiyono (2005), semakin besar sampel dari jumlah populasi yang ada
maka semakin baik, akan tetapi ada jumlah batasan minimal yang harus diambil
Preoperatif :
2. dapat berkoordinasi
Postoperatif :
2. dapat berkoordinasi
sampling ini dilakukan berdasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat
penelitian mengambil lokasi tersebut sebagai bahan penelitian adalah karena RSUD
Duri merupakan rumah sakit umum daerah satu satunya yang ada dikota duri dengan
etik dari Komisi Etik Keperawatan dan RSUD Duri. Pada penelitian ini mengakui
langsung dengan manusia, maka segi etik peneliti harus diperhatikan karena manusia
memiliki hak asasi dalam penelitian (Hidayat, 2007). Penelitian ini dilakukan dengan
1. Lembar Persetujuan
Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada pasien diteliti, yang
memenuhi kriteria sampel dan disertai judul penelitian serta manfaat penelitian
nama pasien pada lembar pengumpulan data yang diisi oleh pasien.
3 Kerahasiaan (confidentally)
terdiri dari 2 komponen yaitu kuesioner data demografi dan kuesioner pelaksanaan
asuhan keperawatan praoperasi terdiri dari 27 pernyataan, terdiri dari pengkajian (1-
Nilai terbesar : 27 x 1 = 27
Nilai terkecil : 27 x 0 = 0
= 27 0
= 27
p=9
atas
Baik (20-27)
dibagi atas:
Baik (20-27)
suatu instrumen, instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul
tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Suatu instrumen
Kuesioner yang digunakan peneliti diuji oleh Kepala ruangan rindu B RSUP
H.Adam Malik yaitu Impolmudestha, S.Kep,Ns. Hasil uji validitas instrumen adalah
1 baik pada preoperatif dan postoperatif, maka dapat dikatakan instrument ini sudah
valid. Menurut (Polit & Beck,2006) suatu alat ukur dianggap valid jika content
Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Sunyoto, 2012). hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat
ukur yang sama (Notoatmodjo, 2003). Uji reliabilitas ini dilakukan kepada 10 orang
menggunakan uji KR20 karena instrument terdiri dari 27 pernyataan pada instrument
preoperatif dan 27 pada postoperatif atau dengan jumlah butir pernyataan ganjil
(Arikunto,2006), sesuai (Polit & Beck, 2012) menyatakan suatu kuesioner dikatakan
reliabel jika nilai reliabilitasnya > 0,8. Hasil dalam uji reliabilitas yang telah
dilakukan adalah 0,803 pada tahap preoperatif dan 0,89 pada tahap postoperasi
meliputi beberapa tahap. Peneliti menerima surat izin dari institusi yaitu Program
mendapat izin dari lokasi penelitian yaitu RSUD Duri, kemudian menemui pasien,
pasien yang pertama ditemui peneliti adalah pasien preoperatif yang sudah mendapat
intervensi dari perawat minimal 1 hari, peneliti menjelaskan waktu, tujuan, manfaat
dan prosedur pelaksanaan kepada pasien, setelah semua dijelaskan oleh peneliti,
peneliti meminta persetujuan pasien untuk dijadikan sebagai pasien. penelitian pada
tahap postoperatif, karena pasien praoperasi sama dengan pasien yang diteliti pada
tahap postoperatif.
Pada hari kedua setelah pasien dioperasi dan sudah kembali keruangan inap
bedah maka peneliti meminta persetujuan kembali untuk menjadikan pasien dalam
kepada pasien untuk menanyakan hal-hal yang tidak diketahui berhubungan dengan
memeriksa kelengkapan data dan jika ada data yang kurang, dapat langsung
dilengkapi.
Setelah semua data terkumpul maka dilakukan analisa data melalui beberapa
langkah berdasarkan Hidayat (2007) diantaranya: Pertama editing yaitu upaya untuk
memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh, Kedua coding yaitu kegiatan
pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.hal
ini sangat penting bila pengolahan analisa data menggunakan komputer. Ketiga entry
data yaitu kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel
entri dan analisa data statisti deskriptif. Keempat melakukan teknik Analisa data yang
digunakan untuk instrument penelitian adalah analisis univariat yang bertujuan untuk
hanya menganalisi distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel.Hasil dari
analisa data penelitian yang dilakukan oleh peneliti disajikan dalam bentuk tabel
yang dilakukan perawat di RSUD Duri. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Juli
2017 dengan jumlah pasien sebanyak 30 pasien. Dan didapat, 16 perawat yang
bekerja tetap di ruang rawat inap bedah, dimana 7 perawat lulusan S1 dan 9 perawat
lulusan D3.
terakhir, dan lama rawatan. Hasil penelitian yang telah diperoleh menunjukkan bahwa
usia perawat 25 – 30 tahun 43,8%, dan berjenis kelamin perempuan 75%. Lama kerja
perawat dominan 2 tahun sebanyak 43,8%. Dapat dilihat pada tabel 5.1
37
Tabel 5.1. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik perawat rawat inap
bedah di RSUD Duri.
Usia
25-30 7 43,8
31-35 6 37,5
36-40 2 12,5
41-45 1 6,2
Jenis kelamin
Laki-laki 4 25
Perempuan 12 75
Lama kerja
1 tahun 3 18,8
2 tahun 7 43,8
Lebih dari 2 tahun 6 37,5
mayoritas pelaksanaan pengkajian yang dilakukan oleh perawat pada kategori cukup
baik sebesar 96,7%, pelaksanaan implementasi lebih dari setengahnya yang dilakukan
perawat berada pada kategori cukup baik 63,6%, pada evaluasi dilakukan perawat
semua berada dalam kategori kurang baik sebesar 100%, pelaksanaan informed
consent paling banyak dilakukan oleh perawat berada pada kategori baik sebesar
Implementasi
Dilakukan 19 63,3
Tidak dilakukan 11 36,7
Evaluasi
Dilakukan 30 100
Informed consent
Dilakukan 23 76,7
Tidak dilakukan 7 23,3
Pernyataan f % f %
(dilakukan) (tidak
dilakukan)
Pengkajian
1. Sebelum operasi perawat 30 100 0 0
mengukur tekanan darah saya
2. Sebelum operasi perawat 4 13,3 26 86,7
megukur pernapasan saya
3. Sebelum operasi perawat 27 90 3 10
mengukur suhu saya
Implementasi
10. Sebelum operasi perawat 9 30 21 70
mengajarkan Teknik Nafas Dalam
untuk menghilangkan rasa cemas
11. Sebelum operasi perawat 29 96,7 1 3,3
memberitahu saya untuk istirahat
dalam posisi setengah duduk
untuk mengurangi rasa nyeri
12. Perawat memberikan saya obat 29 96,7 1 3,3
penghilang rasa sakit (nyeri)
13. Sebelum operasi perawat 5 16,7 24 83,3
menjelaskan prosedur operasi
kepada saya
14. Sebelum operasi perawat 30 100 0 0
memberitahu jadwal operasi
kepada saya
15. Sebelum operasi perawat 30 100 0 0
memberitahu saya untuk
melakukan puasa
16. Sebelum operasi perawat 30 100 0 0
memasangkan infus untuk
menyeimbangkan cairan dalam
tubuh saya
17. Perawat menjelaskan makanan / 26 86,7 4 13,3
bau-bauan yang dapat
merangsang mual,muntah, dan
Evaluasi
19. perawat menyampaikan hasil 30 100 0 0
pengukuran TTV kepada saya
20. Perawat menanyakan berkurang 30 100 0 0
atau tidak nyeri yang saya rasakan
21. Perawat menanyakan pemahaman 3 10 27 90
saya tentang penjelasan prosedur
operasi
22. Perawat menanyakan perasaan 30 100 0 0
cemas yang saya alami
23. Perawat menanyakan saya masih 30 100 0 0
atau tidak mengalami mual dan
muntah
24. Perawat menanyakan saya masih 30 100 0 0
atau tidak mengalami anoreksia
(gangguan makan).
Informed consent
25. Sebelum operasi perawat 26 86,7 4 13,3
memastikan bahwa saya telah
mendapatkan informasi tentang
kegunaan lembar
persetujuan/Informed consent
26. Sebelum operasi perawat
memastikan bahwa saya telah 30 100 0 0
mendapatkan informasi tentang
operasi dari dokter
27. Sebelum operasi perawat
memastikan kepada saya 27 90 3 10
mengenai ketepatan tanggal,
waktu, dan tanda tangan yang
terdapat dalam lembar persetujuan
Implementasi
Dilakukan 18 60
Tidak dilakukan 12 40
Evaluasi
Dilakukan 17 56,7
Tidak dilakukan 13 43,3
berdasarkan jawaban 30 pasien rawat inap bedah pada bulan Juni-Juli 2017.
Pernyataan f % f %
(dilakukan) (tidak
dilakukan)
Pengkajian
1. Setelah operasi perawat 26 86,7 4 13,3
mengukur tekanan darah saya
2. Setelah operasi perawat 4 13.3 26 86,7
mengukur pernapasan saya
3. Setelah operasi perawat 29 96,7 1 3,3
mengukur suhu saya
4. Setelah operasi perawat 29 96,7 1 3,3
mengukur nadi saya
5. Setelah operasi perawat 21 70 9 30
menanyakan skala nyeri
dengan menggunakan skala
ukur 1 sampai 10
6. Setelah operasi perawat 28 93,3 2 6,7
mengecek luka operasi saya
7. Setelah operasi perawat 28 93,3 2 6,7
melihat ada atau tidak
pembengkakan pada luka
yang saya alami
8. Setelah operasi perawat 20 66,7 10 33,3
menyampaikan pentingnya
mobilisasi dini
9. Setelah operasi perawat 29 96,7 1 3,3
menanyakan daerah nyeri yang
saya rasakan
Implementasi
10. Setelah operasi perawat 30 100 0 0
mengatur posisi setengah
duduk untuk mengurangi
penyebaran infeksi pada
abdomen
11. Perawat menjelaskan penyebab 28 93,3 2 6,7
rasa nyeri yang saya rasakan
12. Perawat menjelaskan cara 29 96,7 1 3,3
mengurangi rasa nyeri
13. Perawat memantau makanan 12 40 18 60
postoperatif apendiksitis berada dalam kategori baik sebesar 93,3%. Dapat dilihat
5.2 Pembahasan
yang diberikan oleh perawat berada pada kategori baik hal ini disebabkan tindakan
yang dilakukan perawat sesuai dengan SOP yang terdapat di Rumah Sakit. Pada
preoperatif apendiksitis yang dilakukan perawat pada kategori cukup baik, pada
rasa sakit (nyeri), setelah dikaji kembali pasien tersebut setelah diajarkan teknik nafas
dalam oleh perawat, rasa nyeri yang dirasakan berkurang dan menurut pasien, pasien
tidak ingin mengkonsumsi obat jika rasa sakit yang dirasakan sudah tidak bisa di
tahan kembali. Menurut Potter dan Perry (2005) menyatakan bahwa rasa nyeri dapat
diatasi dengan dua cara yaitu terapi farmakologis dan non-farmakologis, tindakan
perawat untuk menghilangkan nyeri selain mengubah posisi, dan membuat klien
merasa nyaman yaitu mengajarkan teknik relaksasi dengan nafas dalam. Teknik
relaksasi nafas dalam membuat pasien dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak
nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada saat nyeri ataupun cemas yang terjadi.
Teknik Nafas Dalam untuk menghilangkan rasa nyeri dan cemas. Dewi, Setyoadi, dan
metode yang efektif untuk menghilangkan nyeri terutama pada klien yang mengalami
menunjukkan bahwa mayoritas berada pada kategori baik sebanyak 93,3% hal ini
disebabkan oleh pengalaman perawat dalam bekerja sudah cukup lama dan
didukung oleh penelitian (Eriawan, et al., 2013) 90% dimana pelaksanaan asuhan
apendiksitis pada kategori cukup baik 6,7%, menurut kuesioner penelitian yang diisi
oleh pasien pada pernyataan 7 perawat tidak melihat ada atau tidak pembengkakan
yang terjadi. Setelah dikaji kembali pasien tidak mengetahui bahwa perawat pada saat
mengecek luka, perawat juga melihat ataupun mengkaji ada atau tidak pembengkakan
yang terjadi pada luka pasien. hal itu dikarenakan perawat tidak mengkomunikasikan
apa yang akan dikaji didaerah sekitar luka. Padahal menurut Mirnawati, (2014)
menyatakan bahwa komunikasi yang dilakukan antara perawat dan pasien dapat
dengan tujuan untuk menjamin keselamatan pasien (Rothrock, 2002). Pada penelitian
Apendiksitis di RSUD Duri yang terdiri dari beberapa tahap yaitu, pengkajian,
Tahap awal yang dilakukan perawat kepada pasien dalam memberikan asuhan
apendiksitis berada pada tingkat cukup baik, hal ini dikarenakan usia perawat yang
masih muda dan tidak malas dalam melakukan pengkajian pada pasien. hal ini tidak
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Mertha, 2013) dengan hasil
selanjutnya dari proses keperawatan seperti penegakan diagnosa yang akan dilakukan
perawat melalui data yang didapat dari pengkajian pada pasien (Suarni, Nurjannah,
kategori cukup baik hal ini dikarenakan pengalaman perawat dalam bekerja dirumah
sakit cukup lama, hal ini tidak sejalan dengan penelitian (Marlitasari, Ummah, dan
Iswati, 2010) dengan hasil implementasi baik. pada Tahap pelaksanaan implementasi
pembedahan (Potter dan Perry, 2005). Seperti terdapat pada kuesioner pernyataan 13
dimana Sebelum operasi perawat menjelaskan prosedur operasi kepada pasien. dan
untuk menghilangkan rasa nyeri dan cemas kepada pasien. Relaksasi merupakan
kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress, karena dapat mengubah
persepsi kognitif dan motivasi afektif pasien. Teknik relaksasi membuat pasien dapat
mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa relaksasi nafas dalam sangat efektif
menujukkan semua pelaksanaan pada kategori kurang baik hal ini diakibatkan
perawat tidak melakukan tindakan evaluasi secara menyeluruh terhadap pasien dan
hal ini dikarenakan kurangnya tenaga perawat di ruang rawat inap bedah, dan hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian (Mertha, 2013) dengan hasil
evaluasi baik, karena sangat penting bagi seorang perawat untuk menanyakan
kembali pemahaman hal tersebut pada pasien agar perawat mengetahui sampai
dan evaluasi juga sangat penting untuk mengetahui keberhasilan dari tindakan yang
dilakukan dengan berpatokan pada hasil yang diharapkan dari tujuan yang telah
ditetapkan, sehingga perawat mengetahui tindakan apa saja yang belum mendapatkan
hasil dan tindakan yang sudah berhasil (Brunner dan Suddarth, 2002).
penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas berada dalam kategori baik 76,7%. hal
ini sesuai dengan SOP yang terdapat diruang rawat inap bedah, dimana setiap
tindakan pembedahan harus mendapatkan izin tindakan kepada pasien dan keluarga.
Oroh, Mulyadi, dan Hamel, (2017) menyatakan bahwa secara hukum tindakan
pembedahan dengan tahap-tahap yang harus dilalui, resiko, dan hasil yang
status terakhir pasien, serta membuat dan mengimplementasikan rencana asuhan yang
penelitian pada kategori cukup baik 86,7%, hal ini dikarenakan usia perawat yang
masih muda dan tidak malas dalam melakukan pengkajian pada pasien. hasil ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan (Muninggar, Jodelin, dan Gollu, 2013)
dengan hasil pengkajian cukup baik 75%. Sedangkan pelaksanaan pengkajian ini
diagnosa yang akan dilakukan perawat melalui data yang didapat dari pengkajian
implementasi dalam kategori cukup baik 60%. hal ini dikarenakan pengalaman
perawat dalam bekerja dirumah sakit cukup lama sehingga ketelatenan perawat dalam
melakukan tindakan semakin bagus. hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang
pada pasien baik maka waktu pemulihan pasien relatif cepat dan tidak ada terjadi
evaluasi dalam kategori cukup baik. hal ini dikarenakan pengalaman perawat dalam
bekerja dirumah sakit cukup lama dan tindakan evaluasi merupakan suatu penilaian
bagi perawat untuk menentukan berhasil atau tidaknya asuhan keperawatan yang
telah diberikan oleh perawat. Penelitian ini didukung dengan penelitian (Marlitasari
dan Basirun, 2010). Hal ini sangat penting dilakukan perawat untuk mengecek
kembali keberhasilan suatu tindakan keperawatan yang telah diberikan oleh perawat
kepada pasien. dan menurut Wahyu, (2016) menyatakan bahwa evaluasi merupakan
6.1 Kesimpulan
implementasi, dan evaluasi yang dilakukan perawat pada kategori baik. Hal ini
disebabkan karena hampir seluruh perawat di ruangan rawat inap bedah memiliki
pengalaman kerja dan melaksanakan prosedur sesuai standar yang ditetapkan dari
rumah sakit.
6.2 Saran
perawat di ruang rawat inap bedah, diharapkan kepada perawat agar tetap
52
dengan tepat agar dapat mengurangi terjadinya hal-hal yang merugikan pasien
dan pelatihan seminar tentang persiapan preoperatif dan postoperatif yang berguna
dengan metode yang berbeda seperti observasi yang terkait dengan pelaksanaan
54
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Prakti bahasa Devi Yulianti, Monica Ester edisi 4 Volume 1.
Jakarta: EGC
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik bahasa Renata Komalasari edisi 4 Volume 2. Jakarta:
EGC
Rothrock, JC. (2002). Perencanaan asuhan keperawatan perioperatif. Jakarta: EGC
Putra, D. S., & Prasetyo. H. (2014). Alat Kesehatan untuk Praktik Klinik & SOP
Tindakan Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika
Stanley J. Swierzewski. (2015). Appendectomy American College of surgeons.
http://www.facs.org/~/media/files/education/patient%20ed/app.
Sudarta, I. W. (2016). Pengkajian Fisik Keperawatan. Yogyakarta: Gosyen
Publishing
Sugiyono. (2005). Statistika untuk penelitian. Bandung: CV Alfabeta
Sunyoto, D. (2012). Validitas dan Reliabilitas dilengkapi analisis dalam Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika
Suratun & Lusianah. (2010). Asuhan Keperwatan Klien Gangguan Sistem
Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media.
Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2013). KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah
(Keperawatan Dewasa). Yogyakarta: Nuha Medika.
Wira, D., Asril, Z., & Afriwardi. (2016). Hubungan Mobilisasi Dini dengan Proses
Penyembuhan Luka Pada Pasien Pasca Laparatomi di Bangsal Bedah Pria
dan Wanita RSUP Dr.M. Djamil Padang. Di akses 5 juli 2017.
Saya yang bernama Nila Sari Dewi adalah mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian
tentang “Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Pasien Pre dan Postoperatif
Apendiksitis yang Dilakukan Perawat di RSUD Duri”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pelaksanaan asuhan keperawatan pra dan postoperasi apendiksitis yang
dilakukan perawat di RSUD Duri .
Identitas pribadi Bapak/Ibu dari semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan
dan hanya digunakan untuk penelitian ini.
Duri, 2017
Peneliti Responden
1. Data Demografi
A. Usia : tahun
Petunjuk pengisian: berilah tanda (√) pada setiap kolom jawaban yang tersedia
dibawah ini sesuai dengan kondisi dan situasi yang Bapak/Ibu alami
1. Data Demografi
A. Usia : tahun
Petunjuk pengisian: berilah tanda (√) pada setiap kolom jawaban yang tersedia
dibawah ini sesuai dengan kondisi dan situasi yang Bapak/Ibu alami.
Skor
NO p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 p21 p22 p23 p24 p25 p26 P27 total X2
1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 21 441
1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 625
1
3 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 18 324
1
4 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 21 441
1
5 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17 289
1
6 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 16 256
1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 25 625
1
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 676
1
9 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 23 529
1
10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 24 576
10
N 7 10 10 9 7 9 8 7 5 3 7 9 8 10 10 10 3 8 9 10 7 9 10 6 6 9 216 4782
1
P 0,7 1 1 0,9 0,7 0,9 0,8 0,7 0,5 0,3 0,7 0,9 0,9 1 1 1 0.3 0.8 0,9 1 07 0.9 1 0.6 0.6 0.9
0
Q 0,3 0 0 0,1 0,3 0,1 0,2 0,3 0,5 0.7 0,3 0.1 0,1 0 0 0 0.7 0.2 0,1 0 0.3 0.1 0 0.4 0.4 0.1
0
pq 0,21 0 0 0,09 0,21 0,09 0,16 0,21 0,25 0.21 0,21 0.9 0,09 0 0 0 0.21 0.16 0,09 0 0.21 0.09 0 0.24 0.24 0,09 3.22
Vt = Varians soal
= = = = = 11,64
= = = 1,11 x 0,72
= 0,8
skor
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 p21 p22 p23 p24 p25 p26 p27 total x2
1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 18 324
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 18 324
1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 441
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 26 676
1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 11 121
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 17 289
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 25 625
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 576
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 21 441
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 21 441
n 10 8 9 9 4 9 9 9 10 4 6 4 10 2 4 9 7 3 8 10 7 9 10 9 9 6 8 202 4258
p 1 0,8 0,9 0,9 0,4 0,9 0,9 0,9 1 0,4 0,6 0,4 1 0,2 0,4 0,9 0,7 0,3 0,8 1 0,7 0,9 1 0,9 0,9 0,6 0,8
q 0 0,2 0,1 0,1 0,6 0,1 0,1 0,1 0 0,6 0,4 0,6 0 0,8 0,6 0,1 0,3 0,7 0,2 0 0,3 0,1 0 0,1 0,1 0,4 0,2
0,1 0,0 0,0 0,2 0,0 0,0 0,0 0,2 0,2 0,2 0,1 0,2 0,0 0,2 0,2 0,1 0,2 0,0 0,0 0,0 0,2 0,1 3,5
pq 0 6 9 9 4 9 9 9 0 4 4 4 0 6 4 9 1 1 6 0 1 9 0 9 9 4 6 2
Vt = Varians soal
= = = = = 17,76
= = = 1,11 x 0,8018
= 0,89
p p p p p p p p p p p p p p p p p p
jenis pendidik lama p p p p p p p p p
usia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 total
kelamin an rawatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7
1 2 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 21
1 2 2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23
3 1 3 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
1 2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 21
1 2 3 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 23
2 2 4 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 21
1 2 2 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 22
1 1 4 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 21
3 2 3 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 21
2 2 3 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 19
2 2 2 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22
1 2 2 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22
2 2 3 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 21
2 1 3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 23
1 1 2 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
3 1 3 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22
3 2 3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22
2 1 2 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 23
1 1 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22
2 1 4 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22
2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 22
2 2 3 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22
2 1 3 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 21
3 1 3 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22
3 1 3 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 20
1 1 2 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 20
2 1 2 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 21
2 1 3 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 23
1 1 4 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 22
1 2 3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 23
Postoperatif
Master Data
2 2 4 2
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
22
1 2 2 1
1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23
1 1 4 3
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
22
3 2 3 2
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
22
2 2 3 1
1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0
20
2 2 2 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23
1 2 2 2
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
22
2 2 3 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
22
2 1 3 1
1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
21
1 1 2 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
23
3 1 3 1
1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
21
3 2 3 2
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23
2 1 2 2
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
23
1 1 2 2
1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
22
2 1 4 2
1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22
2 1 1 2
1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22
2 2 3 2
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23
2 1 3 2
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
23
3 1 3 2
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23
3 1 3 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
22
1 1 2 2
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
23
2 1 2 2
1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23
2 1 3 2
1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1
21
1 1 4 2
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
22
1 2 3 2
0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22
2016 2017
No. Uraian Kegiatan
Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust
Mengajukan judul penelitian dan penyusunan
1.
Bab 1
2. Menyusun Bab 2
3. Menyusun Bab 3
4. Menyusun Bab 4
5. Menyerahkan proposal penelitian
6. Sidang proposal penelitian
7. Revisi proposal penelitian
8. Uji validasi instrumen
9. Uji etik penelitian
Uji reliabilitas instrumen
Analisis hasil ujian reliabilitas
Revisi instrumen berdasarkan hasil uji
10. Pengumpulan data responden
11. Analisis data
12. Penyusunan laporan
13. Sidang akhir penelitian
14. Perbaikan laporan akhir
15. Penyusunan manuskrip
Penyerahan laporan dan manuskrip yang telah
16.
disetujui pembimbing
Tahun 2000-2001 :
1. Tahun 2001 – 2007 : SD Negeri 19 Pasir Tinggi
Sumatera Utara