Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
Disusun oleh :
Nama : Dr. Ardi Rizal Hidayat
NIP : 199201262019031009
Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada:
Hari :
Tanggal :
Tempat : PPSDM, Provinsi Jawa Tengah
Menyetujui,
Coach, Mentor,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diseminarkan,
Hari :
Tanggal :
Tempat :
Peserta Pelatihan Dasar CPNS
Coach, Mentor,
Menyetujui
Narasumber,
iii
KATA PENGANTAR
iv
5. Bapak Agus Sugiharto, S.T., M.T. selaku penguji yang telah
mmberikan kritik dan saran sehingga rancangan aktualisasi ini
menjadi lebih baik.
6. Bapak Drs. Sujarwo, M.Pd. selaku coach yang selalu memberikan
bimbingan, arahan dan, dukungan dalam penyusunan laporan ini.
7. Dr. Swastika Juni selaku mentor yang memberikan dukungan
penuh serta memberi masukan kepada penulis selama pendidikan
latsar.
8. Keluarga besar IGD RSUD Dr. R. Soetrasno Rembang atas
dukungan dan kerja samanya.
9. Keluarga terutama Bapak Istiyan Rifqa Adi selaku suami yang
mendukung penuh dalam Latihan Dasar ini, Ibu Kandung Hj. Sri
hartini, Bapak Salamun & Ibu Istikhanah, kakak dr.Heni Handayani
dan kedua anakku Athiyya Syaquita Ulwa & Muhammad Abyaz
Ubaidillah.
10. Rekan-rekan peserta Diklat latsar Golongan III Angkatan 95
Propinsi Jawa Tengah yang dengan semangat kebersamaan,
kekompakan, dan kerja sama dalam melewati proses pendidikan.
Penulis sadar bahwa rancangan laporan aktualisasi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, Penulis berharap adanya masukan, kritik,
dan saran dari berbagai pihak supaya laporan ini menjadi lebih baik dan
dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan aktualisasi nilai-
nilai dasar ASN, serta dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
dr.Lina Handayani
NIP. 199102142019022004
v
DAFTAR ISI
vi
A. Profil Organisasi…………………………………………………….. 31
1. Profil RSUD dr. Soetrasno Rembang .................................... 33
2. Visi, Misi, Nilai, dan Tujuan Organisasi ................................. 36
3. Struktur Organisasi ................................................................ 36
4. Tugas Pokok Dokter …………………………………………….. 36
B. Role Model ............................................................................ 40
BAB IV ............................................................................................. 40
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan
Dengan Nilai ANEKA Dan Peran Kedudukan ASN ................... 40
B. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ................. 57
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ............................ 58
BAB V .............................................................................................. 61
A. Kesimpulan ................................................................................ 61
B. Saran ......................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 63
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................. 65
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Penyelenggaraan
Aparatur Sipil Negara (disingkat ASN) meliputi Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian
kerja yang bekerja pada instansi pemerintah (PPPK). Dalam
rangka pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan
Negara sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun
Aparatur Sipil Negara sebagai pelaksana kebijakan yang
memiliki integritas, profesional, netral, dan bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, serta
mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat,
dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat
persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
sesuai UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN. Tugas ASN
sebagai pelayan publik meliputi banyak hal, dalam berbagai
kehidupan, seperti pelayanan administrasi negara, bidang
pendidikan, sosial, kesehatan dan lain sebagainya. Setiap ruang
pelayanan tersebut memiliki unit pelaksana terpadu, mulai dari
unit terkecil hingga unit terbesar dalam lingkup nasional.
Sejalan dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor
5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan
merujuk Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4) dan peraturan kepala
lembaga administrasi negara nomor 21 tahun 2016 maka CPNS
wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui
proses diklat terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
1
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah
penyelenggaraan pelatihan yang inovatif dan terintegrasi, yaitu
penyelenggaraan pelatihan yang memadukan pembelajaran
klasikal dan non-klasikal di tempat pelatihan dan di tempat kerja
sehingga memungkinkan peserta mampu menginternalisasi,
menerapkan, dan mengaktulisasikan, serta membuatnya
menjadi kebiasaan (habituasi),
Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dasar ( Latsar)
CPNS Golongan III bertujuan untuk membentuk PNS
profesional yang dibentuk oleh sikap dan perilaku disiplin PNS,
nilai-nilai dasar PNS, kedudukan dan peran PNS dalam NKRI,
dan menguasai kompetensi teknis bidang tugas, sehingga
mampu melaksanakan tugas dan perannya secara professional
sebagai pelayan masyarakat. Peserta diklat latsar CPNS Tahun
2019 ditugaskan untuk merancang aktualisasi nilai-nilai dasar
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, dan
Anti korupsi yang disingkat menjadi ANEKA, yang akan
dilaksanakan di tempat kerja sebagai upaya penerapan ilmu
yang sudah didapatkan selama mengikuti latsar dalam kurun
waktu 18 hari belajar on class.
Menurut World Health Organisation (WHO) rumah sakit
merupakan suatu organisasi sosial dan kesehatan yang
mempunyai fungsi sebagai pelayanan, meliputi pelayanan
paripurna (komprehensif) penyembuhan penyakit (kuratif) dan
juga sebagai pencegahan penyakit (preventif) kepada
masyarakat. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. R.
Soetrasno merupakan rumah sakit tipe C milik pemerintah
Kabupaten Rembang yang difungsikan untuk melakukan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat Rembang dan
sekitarnya. Sesuai dengan Visi RSUD dr. R. Soetrasno
2
Rembang yang telah dibuat pada tahun 2008 yaitu menjadi
Rumah Sakit Unggulan di Wilayan Jawa Tengah Bagian Timur.
Sejalan dengan visi tersebut, diharapkan RSUD dr. R.
Soetrasno Rembang dapat memberikan pelayanan unggul yang
mencakup berbagai aspek yaitu: Transparansi, Akuntable,
Pelayanan Prima, Bersih dan Profesional.Kualitas pelayanan
yang baik merupakan tujuan utama dari RSUD Dr. R.
Soetrasno. Saat ini, pelayanan medis di RSUD Dr. R. Soetrasno
dirasakan belum optimal, hal ini diketahui dari masih adanya
keluhan pasien atau keluarga dari berbagai instalasi di Rumah
Sakit. Berdasarkan data komplain tahun 2018 terdapat 101
jumlah komplain yang terjadi, 8 diantara nya terjadi di Instalasi
Gawat Darurat. Komplain ataupun ketidakpuasan yang terjadi
dapat disebabkan berbagai hal, salah satunya akibat
penyampaian informasi terintegrasi yang kurang optimal dari
petugas Rumah Sakit kepada pasien dan atau keluarga. Oleh
karena itu, penulis tertarik mengangkat topik mengenai
Optimalisasi penyampaian informasi terintegrasi kepada pasien
dan atau keluarga pasien di instalasi Gawat Darurat di RSUD
Dr.R.Soetrasno guna meningkatkan kepuasan pasien di RSUD
Dr. Soetrasno Rembang. Sehingga dapat berkontribusi pada visi
dan misi Rumah Sakit.
3
negatif terhadap organisasi bahkan dapat berlanjut pada tahap
krisis.
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi
beberapa isu atau problematika yang berasal dari tugas pokok
dan fungsi (Tupoksi), Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), kegiatan
yang diinisiatif oleh penulis sebagai Dokter umum di instansi
tempat bekerja, yaitu di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr. R.
Soetrasno Rembang melalui persetujuan coach dan mentor,
serta penugasan dari atasan. Sumber isu yang diangkat dapat
berasal dari individu, unit kerja, maupun organisasi. Isu-isu yang
menjadi dasar rancangan aktualisasi ini bersumber dari aspek:
a. whole of government (WoG),
b. pelayanan publik, dan
c. manajemen ASN.
Berkaitan dengan rancangan aktualisasi ini, penulis menemukan
beberapa isu sebagai berikut:
1. Kurangnya koordinasi antar Faskes I dan Faskes II
dalam proses rujukan pasien.
2. Belum optimalnya pelayanan pasien PONEK (Pelayanan
Obstetri Neonatal Essesial/ Emergensi Komprehensif) di
IGD RSUD Dr. R. Soetrasno Rembang.
3. Kurangnya Tindakan Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi oleh petugas medis di IGD RSUD Dr. R.
Soetrasno Rembang.
4. Belum optimalnya penyampaian informasi terintegrasi
kepada pasien dan atau keluarga pasien di IGD RSUD
Dr. R. Soetrasno Rembang.
5. Kurangnya sarana dan prasarana pelayanan di IGD
RSUD Dr. R. Soetrasno Rembang.
4
Tabel 1.1 Identifikasi Isu
No. Identifikasi Isu Prinsip ASN Kondisi Saat Ini Kondisi yang
Diharapkan
1 Kurangnya Whole of Faskes I dan Anggota Faskes I
koordinasi antar Government Faskes II belum dan Faskes II
Faskes I dan berkoordinasi bisa
Faskes II dalam dengan baik berkoordinasi
proses rujukan dengan baik
pasien
5
Rembang kepuasan pasien
dan keluarga
atas informasi
yang
disampaikan
5. Kurangnya Whole of 1. Peralatan di Sarana dan
sarana dan Government IGD yang prasarana yang
prasarana masih terbatas lengkap agar
pelayanan di 2. Pasien dirujuk dapat
IGD RSUD Dr. karena memberikan
R. Soetrasno keterbatasan pelayanan yang
Rembang sarana prima kepada
masyarakat
6
1) Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu,
mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
2) Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah
tersebut terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak, dan
sebagainya.
3) Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah
tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit
dicegah.
7
Kriteria A Kriteria B
Prinsip ASN Identifikasi Isu
A P K L Ket U S G ∑
8
Dampak dari isu terpilih yang telah dianalisis menggunakan
metode USG jika tidak diselesaikan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 1.4 Dampak Isu Tidak Terselesaikan
No Sumber Identifikasi Isu Dampak
Isu
Belum optimalnya Penyampaian informasi yang tidak
1 Pelayanan
penyampaian optimal menyebabkan resiko
Publik
informasi ketidaksesuaian informasi yang
terintegrasi diberikan oleh petugas medis kepada
kepada pasien pasien dan keluarga pasien sehingga
dan atau keluarga mengakibatkan tingginya angka
pasien di IGD keluhan ketidakpuasan pada pasien
RSUD Dr. R. dan pihak keluarga. Hal ini akan
Soetrasno menghambat terwujudnya visi RSUD
Rembang. Dr. R. Soetrasno Rembang yaitu
”Menjadi rumah sakit yang unggul
dalam bidang pelayanan di daerah
Jawa Tengah bagian Timur” pada
penjelasan poin 2 yaitu “RSUD Dr. R.
Soetrasno Rembang unggul dalam
pelayanan mencakup berbagai aspek
yaitu: Transparansi, Akuntable,
Pelayanan Prima, Bersih dan
Profesional”.
9
terintegrasi kepada pasien dan atau keluarga pasien di IGD
RSUD Dr. R. Soetrasno Rembang”.
3. Rumusan Masalah
C. Tujuan Aktualisasi
Tujuan yang ingin dicapai pada perancangan aktualisasi ini adalah :
1. Mampu melaksanakan optimalisasi penyampaian informasi
terintegrasi kepada pasien dan atau keluarga pasien di IGD
RSUD Dr. R. Soetrasno Rembang.
2. Mampu mengetahui keterkaitan antara kegiatan yang diusulkan
dengan substansi mata pelatihan Manajemen ASN, Pelayanan
Publik, Whole of Government (WoG), dan nilai-nilai dasar ASN
yaitu ANEKA yang mendasari terlaksananya kegiatan, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
3. Mampu mengetahui keterkaitan antara visi, misi, dan nilai
organisasi dengan hasil kegiatan dari isu yang diangkat.
4. Mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN (ANEKA)
dalam melaksanakan tugas dan jabatan.
10
D. Manfaat Aktualisasi
iii. Masyarakat
a. Mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas sebagai
wujud aktualisasi nilai-nilai dasar ASN (ANEKA).
11
BAB II
LANDASAN TEORI
12
membentuk dan mengkader aparatur yang berintegritas dan
profesional.
Pola pikir pegawai negeri sipil agar senantiasa terdorong berpola
pikir, bersikap dan berperilaku positif sesungguhnya telah dipikirkan
dan diakomodir oleh pemerintah. Dengan adanya Peraturan
Pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban selaku pegawai
negeri sipil sebagai berikut:
1. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
PNS;
2. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
sendiri, seseorang, dan/atau golongan;
3. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
4. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
5. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila
mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan
negara atau Pemerintah terutama di bidang keamanan,
keuangan, dan materiil;
6. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
7. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
8. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
dengan sebaik-baiknya;
9. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
10. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
11. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan karier; dan
12. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
13
Nilai-Nilai Dasar PNS
Struktur kurikulum Diklat Prajabatan menurut PerkaLAN RI
Nomor 38 Tahun 2014 meliputi tahap internalisasi dan tahap
aktualisasi nilai-nilai dasar ASN. Tahap internalisasi nilai-nilai dasar
ASN untuk membekali peserta dengan nilai-nilai dasar yang
dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan PNS secara profesional
sebagai pelayan masyarakat. Nilai-nilai dasar tersebut meliputi:
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi. Kelima nilai-nilai dasar ini diakronimkan menjadi “ANEKA”.
Tahap aktualisasi nilai-nilai dasar ASN di tempat tugas sesuai dengan
formasi jabatan. Selain itu peraturan perundangan yang berlaku
misalnya UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN juga harus dapat
diaktualisasikan di kehidupan keseharian, pekerjaan, terutama di
instansi masing-masing.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggungjawab yang
menjadi amanahnya.Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi
organisasi yang berlaku pada setiap level / unit organisasi
sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan
pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya. PNS
perlu merubah citranya menjadi pelayan masyarakat dengan
mengenalkan nilai-nilai akuntabilitas untuk membentuk sikap,
dan perilaku PNS dengan mengedepankan kepentingan publik.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu:
a. Menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
(peran konstitusional); dan
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
PNS yang akuntabel adalah PNS yang mampu mengambil
pilihan yang tepat ketika terjadi konflik kepentingan, tidak telibat
dalam politik praktik, melayani warga secara adil dan konsisten
14
dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Dalam kaitan dengan
lingkungan kerja, untuk menciptakan lingkungan kerja yang
akuntabel ada beberapa hal/indikator yang perlu diperhatikan:
a) Kepemimpinan
b) Transparansi
c) Integritas
d) Tanggungjawab (Responsibilitas)
e) Keadilan
f) Kepercayaan
g) Keseimbangan
h) Kejelasan
i) Konsistensi.
2. Nasionalisme
Nasionalisme penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN,
bahkan tidak sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Dengan
nasionalisme yang kuat maka setiap pegawai ASN memiliki
orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa dan
negara.
Setiap pegawai ASN wajib memiliki jiwa nasionalisme
Pancasila yang kuat dalam menaalankan fungsi dan tugasnya.
Jiwa nasionalisme Pancasila ini harus menjadi dasar dan
mengilhami setiap gerak langkah dan semangat bekerja untuk
bangsa dan negara. Implikasi nilai-nilai sila dalam Pancasila
sebagai berikut.
1) Implementasi Nilai Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan yang maha Esa.
b. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan
15
kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang beradab.
c. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda.
d. Membina kerukunan hidup diantara sesama umat
beragama.
e. Tidak memaksanakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan yang Maha Esa kepada orang lain.
2) Implementasi Nilai Sila Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab
a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak,
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-
bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan
sebagainya.
b. Mengembangkan sikap saling mencintai, tenggang
rasa, dan tepa selira sesama manusia.
c. Mengembangkan sikap tidak semena – mena
terhadap orang lain.
d. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
e. Berani membela kebenaran dan keadilan.
3) Implementasi Nilai Sila Persatuan Indonesia
a. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara
sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
b. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan
bangsa dan negara.
c. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan
bangsa.
16
d. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan
dan bertanah air Indonesia.
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
4) Implementasi Nilai Sila Kerakyatan yang dipimpin dalam
permusyawaratan perwakilan
a. Setiap warga Negara dan warga masyarakat
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban
yang sama.
b. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang
lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan
yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
f. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab
menerima dan melaksanakan hasil musyawarah.
g. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur
5) Implementasi Nilai Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia
a. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
b. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak orang lain.
e. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha – usaha
yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
f. Suka bekerja keras.
17
g. Suka menghargai hasil karya orang lain yang
bermanfaat bagi kemajuan dan kesejateraan berama.
h. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan social.
3. Etika Publik
Weihrich dan Koontz (2005) mendefinisikan etika sebagai
“the discipline dealing with what is good and bad and with moral
duty and obligation”. Ricoeur (1990) mendefinisikan etika
sebagai tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di
dalam institusi yang adil. Dengan demikian etika lebih dipahahmi
sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah, yang harus
dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar,
sedangkan moral mengacu pada kewajiban untuk melakukan
yang baik atau apa yang seharusnya dilakukan.
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma
yang menentukan baik buruk, benar / salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Ada 3 (tiga)
dimensi etika publik, yaitu:
a) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik. Etika publik
menekankan pada aspek nilai dan norma, serta prinsip
moral, sehingga etika publik membentuk integritas
pelayanan publik.
b) Dimensi Modalitas. Modalitas etika publik disertai perbaikan
sistem akuntabilitas dan transparasi mendukung
pembangunan integritas publik pejabat dan politisi. Ada
tiga unsur modalitas dalam etika publik yaitu: akuntasbilitas,
transparasi, dan netralitas.
c) Dimensi Tindakan Integritas Publik. Integritas Publik
maknanya secara luas yakni tindakan yang sesuai dengan
nilai, tujuan, dan kewajibannya untuk memecahkan
18
dilemma moral yang tercermin dalam kesederhanaan
hidup. Integritas publik juga dimaksudkan kualitas dari
pejabat publik yang sebuai nilai, standar, aturan moral yang
diterima masyarakat.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan
pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
Undang -Undang ASN yakni sebagai berikut.
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara
Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang–Undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tingggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjannya
kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan
santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
19
4. Komitmen Mutu
Pegawai negeri sipil harus melaksanakan semua tugasnya
secara optimal agar dapat member kepuasan kepada
stakeholders. Aspek utama yang menjadi target stakeholders
adalah layanan yang komitmen pada mutu, melalui
penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien dan inovatif.
Selain efektif, efisien dan inovasi, mutu sekarang juga
menjadi tema sentral yang menjadi target capaian institusi, baik
dilingkungan pemerintahan maupun perusahaan. Konsep mutu
berkembang seiring dengan berubahnya paradigma organisasi
terkait pemenuhan kebutuhan manusia, yang semula lebih
berorientasi pada terpenuhinya jumlah (kuantitas) produk sesuai
permintaan, sekarang kepuasan customer lebih dititikberatkan
pada aspek mutu (kualitas) produk.
Nilai-nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan prima
sekurang-kurangnya mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customers/clients;
b. Memberikan layanan yang menyentuh hati untuk menjaga dan
memelihara agar customers/clients tetap setia;
c. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi; tanpa cacat,
tanpa kesalahan dan tidak ada pemborosan;
d. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi baik berkaitan
dengan pergeseran tuntutan kebutuhan customers/clients maupun
perkembangan teknologi.
e. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan;
f. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui
berbagai cara, antara lain: pendidikan, pelatihan pengembangan
ide kreatif, kolaborasi, dan benchmark.
Gustafsson dan Svensson (1999) mengemukakan bahwa
keterlibatan pelaku yang lebih banyak dalam pelayan publik, menuntut
komimen mutu yang jelas dan tegas menurut tingkatan dimana
20
kewenangan dibuat. Komitmen mutu berada dalam tiga tingkatan,
yaitu:
1. Komitmen pada level organisasi yang menetapkan nilai publik dan
komitmen pemerintah untuk kualitas berdasarkan permintaan
pelanggan dan mendukung partisipasi publik. Pada level ini
adanya jaminan bagi keterbukaan saluran informasi yang
membuka sarana keluhan pelanggan dan perlindungan terhadap
hak pelanggan
2. Komitmen pada level hasil, ditunjukkan dengan adanya penetapan
standar pelayanan dalam kualitas dan kuantitas;
3. Komitmen pada level individu, yaitu dengan memberikan layanan
terbaik kepada institusi atau pelanggan tertentu.
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin “corruption” (Fockema
Andrea, 1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary, 1960).
Selanjutnya dikatakan bahwa “corruption” berasal dari kata
“corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin
tersebut kemudian dikenal istilah “coruption, corrupt” (Inggris),
“corruption” (Perancis) dan “corruptive/korruptie” (Belanda). Korupsi
secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian.
Kata kunci untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah
internalisasi integritas pada diri sendiri dan hidup atau bekerja
dalam lingkungan yang menjalankan integritas dengan baik.
Identifikasi nilai dasar anti korupsi memberikan nilai-nilai dasar anti
korupsi yang prioritas dan memiliki signifikansi yang tinggi bagi kita.
Nilai nilai dasar anti korupsi penting untuk mencegah terjadinya
korupsi dan mendukung prinsip-prinsip anti korupsi yang meliputi
akuntabilitas, transparansi, kewajaran, kebijakan dan kontrol
kebijakan supaya semua dapat berjalan dengan baik serta, untuk
21
mencegah faktor eksternal penyebab korupsi. Adapun Nilai-nilai
dasar anti korupsi adalah meliputi:
a. Kejujuran. Menurut Sugono (2008) kata jujur dapat didefinisikan
sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan tidak curang. Jujur
adalah salah satu sifat yang sangat penting dalam kehidupan
pegawai, tanpa sifat jujur pegawai tidak akan dipercaya dalam
kehidupan sosialnya.
b. Kepedulian. Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang
pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di masyarakat.
c. Kemandirian. Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses
mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang
lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan
karakter kemandirian pegawai dituntut untuk mengerjakan
semua tanggung jawab dengan usahanya sendiri dan bukan
orang lain.
d. Kedisiplinan. Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada
peraturan (Sugono, 2008). Manfaat dari hidup yang disiplin
adalah kita dapat mencapai tujuan hidup dengan waktu yang
lebih efisien, dan juga dapat membuat orang lain percaya
dalam mengelola suatu kepercayaan.
e. Tanggung Jawab. Tanggung jawab adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh
dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan) (Sugono,
2008).Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu
perbuatan yang salah baik itu disengaja maupun tidak
disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan
kesadaran akan kewajiban menerima dan menyelesaikan
semua masalah yang telah dilakukan.
f. Kerja Keras. Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan,
dimana kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan,
ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian,
22
pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga,
kekuatan dan pantang mundur.
g. Sederhana. Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak
hidup boros, hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat
memenuhi semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara
merupakan parameter penting dalam menjalin hubungan antara
sesama karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan
kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak, egosi dan juga
menghindari dari keinginan yang berlebihan.
h. Keberanian. Keberanian diperlukan untuk mencapai
kesuksesan, untuk mengembangkan sikap keberanian demi
mempertahankan pendirian dan keyakinan harus
mempertimbangkan masalah dengan sebaik-baiknya.Nilai
keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam bentuk
berani mengatakan dan membela kebenaran, berani mengakui
kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain sebagainya.
i. Keadilan. Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah,
tidak memihak. Nilai keadilan dapat diwujudakan dalam bentuk
memberikan pujian yang tulus kepada yang berprestasi,
memberikan saran perbaikan dan semangat pada yang ditak
berpersetasi, tidak memilih kawan berdasarkan latar belakang
sosial dan lain-lain.
23
birokrasi selama ini belum sempurna untuk menciptakan birokrasi
yang profesional.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS dan Manajemen PPPK.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola
karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun
dan jaminan hari tua; dan perlindungan.
24
pembangunan dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan
pemerintahan lebih baik, selain itu perkembangan teknologi
informasi, situasi dan dinamikakebijakan yang lebih kompleks juga
mendorong petingnya WoG. Kedua, terkait faktor-faktor internal
dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai
akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam
pembangunan. Ketiga, khususnya dalam konteks Indonesia,
keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta
bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi
disintegrtasi bangsa. Pemerintah sebagai institusi formal
berkewajiban untuk mendorong tumbuhnya nilai-nilai perekat
kebangsaan yang akan menjamin bersatunya elemen-elemen
kebangsaan ini dalam satu frame NKRI.
3. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan
umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan
Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan
/atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat (LAN,
1998). Dalam UU No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan Peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan
oleh penyelenggara Pelayanan Publik.
Melayani masyarakat dengan baik adalah merupakan
tanggung jawab bagi semua pegawai. Dengan demikian maka
setiap pegawai harus melayani masyarakat dan mempelajari cara
meningkatkan keterampilan untuk melayani. Di dalam keterampilan
melayani, termasuk pula di dalamnya adalah penguasaan terhadap
pengetahuan jasa layanan yang diberikan, karena hal ini akan
25
menunjukan kepada masyarakat bahwa pegawai tersebut adalah
seorang profesional di bidang Manajemen Pelayanan Publik.
Pemerintah melalui Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara telah mengeluarkan suatu kebijaksanaan Nomor 81 Tahun
1993 tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum yang perlu
dipedomani oleh setiap birokrasi publik dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat berdasar prinsip-prinsip pelayanan
sebagai berikut:
a. Kesederhanaan, prosedur dan tata cara pelayanan perlu
ditetapkan dan dilaksanakan secara mudah, lancar, cepat,
tepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah
dilaksanakan oleh masyarakat yang meminta pelayanan.
b. Kejelasan dan kepastian, adanya kejelasan dan kepastian
dalam hal prosedur dan tata cara pelayanan, persyaratan
pelayanan baik teknis maupun administratif, unit kerja pejabat
yang berwenang dan bertanggung jawab dalam meberikan
pelayanan, rincian biaya atau tarif pelayanan dan tata cara
pembayaran, dan jangka waktu penyelesaian pelayanan.
c. Keamanan, adanya proses dan produk hasil pelayanan yang
dapat memberikan keamanan, kenyamanan dan kepastian
hukum bagi masyarakat.
d. Keterbukaan, prosedur dan tata cara pelayanan, persyaratan,
unit kerja pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan,
waktu penyelesaian, rincian biaya atau tarif serta hal-hal lain
yang berkaitan dengan proses pelayanan wajib diinformasikan
secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh
masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta.
e. Efesiensi, persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal- hal
yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran
pelayanan dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara
persyaratan dengan produk pelayanan.
26
f. Ekonomis, pengenaan biaya atau tarif pelayanan harus
ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan: nilai barang
dan jasa pelayanan, kemampuan masyarakat untuk
membayar, dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
g. Keadilan dan Pemerataan, jangkauan pelayanan diusahakan
seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan adil bagi
seluruh lapisan masyarakat.
h. Ketepatan Waktu, pelaksanaan pelayanan harus dapat
diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
D. Informasi
1. Pengertian Informasi
1. Raymond McLeod
27
2. Jogiyanto HM
3. Lina Sidharta
4. George R. Terry
5. Azhar Susanto
2. Fungsi Informasi
28
2. Menghapus Ketidakpastian
7. Menyatukan Pendapat
29
BAB III
TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
30
dipindahkan di Jl. R. Saleh No 3 Rembang (sekarang Puskesmas
Rembang I). Tepatnya pada tanggal 10 Pebruari 1955 pada masa
pemerintahan Bupati Rembang Wongso Diredjo Rumah Sakit Umum
Daerah dr. R. Soetrasno Rembang menempati gedung resmi yang
beralamat di Desa Kabongan Kidul Kecamatan Rembang, dan pada
tanggal bulan dan tahun tersebut ditetapkan sebagai tanggal berdirinya
RSUD Rembang.
31
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSUD. dr.
R.Soetrasno menjalin ikatan kerjasama dengan beberapa institusi
pendidikan kesehatan. Pada saat ini dalam upayanya untuk
meningkatkan mutu pelayanan RSUD dr. R. Soetrasno Rembang telah
meningkatkan ikatan kerjasamanya dengan Fakultas Kedokteran UGM
dan UNDIP. Untuk meningkatkan akses pelayanan bagi masyarakat
Rembang,RSUD dr. R. Soetrasno Rembang juga menjalin ikatan
kerjasama dengan rumah sakit-rumah sakit lain misalnya dengan
RSUP dr. Sardjito Yogyakarta, RSUP dr. Kariadi Semarang.
Susunan Direktur RSUD dr. R. Soetrasno Rembang dari masa
ke masa :
1946 – 1948 : dr. SOEPARTO
1948 – 1954 : dr. R. SOETRASNO
: dr. M. HARYADI
: dr. DJOJO HUSODO
1973 – 1982 : dr. L. IDRUS
1983 – 1984 : dr. IMAM SUBEKTI
1984 – 1987 : dr. H. R. DARADJATUN
1987 – 1989 : dr. KARTIKO WALUJONO
1989 – 1995 : dr. H. ARIS MUNANDAR, MMR.MBA
1995 – 2007 : dr. Hj. NUNUK ANDRIANI, M.KES.
2007 – SEKARANG : dr. H. AGUS SETIYO HP., M.Kes.
32
Visi RSUD dr. R. Soetrasno Rembang yang telah dibuat pada
tahun 2008 adalah Menjadi Rumah Sakit Unggulan Di Wilayah
Jawa Tengah Bagian Timur.
Penjelasan :
1. RSUD dr. R. Soetrasno Rembang ingin menjadi Rumah
Sakit unggulan di wilayah Jawa Tengah bagian timur dalam
memberikan pelayanan Kesehatan.
2. RSUD dr. R. Soetrasno Rembang unggul dalam pelayanan
mencakup berbagai aspek yaitu: Transparansi, Akuntable,
Pelayanan Prima, Bersih dan Profesional.
B. Misi Strategis
Sejalan dengan Visi Kabupaten Rembang Terwujudnya
Rembang Sejahtera Dengan Pembangunan Kawasan, maka
RSUD dr. R. Soetrasno Rembang sebagai salah satu Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bergerak di bidang jasa
pelayanan kesehatan memiliki Visi untuk menjadikan RSUD dr.
R. Soetrasno menjadi unggulan di kawasan Jawa Tengah
bagian Timur, maka disusunlah misi sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan pelayanan Rumah Sakit yang Prima
(Cepat, Tepat, Ramah) dan Inovatif.
2. Mengupayakan peningkatan mutu pelayanan melalui
pemenuhan SDM, Akreditasi dan Sertifikasi.
3. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM),
sarana dan prasarana Rumah Sakit.
4. Menjalin Kerjasama dengan institusi yang terkait untuk
meningkatkan Kinerja.
C. Kebijakan Mutu
Kami Seluruh Karyawan RSUD dr. R. Soetrasno Rembang
Berkomitmen Untuk Mencapai Kepuasan Pelanggan Dengan
Senantiasa :
33
b. Meningkatkan Profesionalisme;
c. Meningkatkan sarana prasarana sesuai kebutuhan
pelanggan;
d. Menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dan
Akreditasi Rumah Sakit secara efektif dan efisien.
D. Motto
“ Peduli layaknya keluarga “
E. Falsafah :
"Bekerja di rumah sakit merupakan ibadah dan wujud pengabdian
kepada kemanusiaan "
F. Nilai-nilai Budaya Rumah Sakit
1. Bekerja dengan kapasitas optimal.
2. Menghindari perilaku negatif.
3. Membuat komitmen demi keberhasilan organisasi.
4. Loyal pada atasan, organisasi, teman sejawat dan mampu
mengembangkan potensi.
5. Tidak mengajukan tuntutan yang tidak rasional.
6. Menampilkan perilaku yang bersifat fungsional dan
berdedikasi.
G. Tujuan
1. Terwujudnya RSUD dr. R. Soetrasno Rembang yang
mempunyai fasilitas yang memadai serta memiliki sumber
daya manusia yang profesional.
2. Terwujudnya pelayanan kesehatan prima dengan biaya yang
terjangkau oleh masyarakat serta memberikan kepuasan
bagi pengguna jasa Rumah Sakit.
3. Terwujudnya RSUD dr. R. Soetrasno Rembang yang
berperan aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat;
4. Terciptanya iklim kondusif yang menunjang daya saing
Rumah Sakit.
34
3. Struktur Organisasi
35
3. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh Dokter
umum;
4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh Dokter umum;
5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederahana;
6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang;
7. Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K) tingkat sederhana;
8. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap;
9. Melakukan Pemulihan mental tingkat sederhana;
10. Melakukan Pemulihan mental kompleks tingkat I;
11. Melakukan Pemulihan fisik tingkat sederhana;
12. Melakukan Pemulihan fisik kompleks tingkat I;
13. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu;
14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita;
15. Melakukan Pemeliharaan kesehatan anak;
16. Melakukan pelayanan keluarga berencana;
17. Melakukan pelayanan imunisasi;
18. Melakukan pelayanan gizi;
19. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi
penyakit;
20. Melakukan penyuluhan medik;
21. Membuat catatan Medik rawat jalan;
22. Membuat catatan Medik rawat inap;
23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar;
24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam;
25. Menguji kesehatan individu;
26. Menjadi Tim Penguji Kesehatan;
27. Melakukan Visum et repertum tingkat sederhana;
28. Melakukan Visum et repertum kompleks tingkat I;
29. Menjadi saksi ahli;
30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan;
31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium;
36
32. Melakukan Tugas jaga panggilan/on call;
33. Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit;
34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien;
35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan
tingkat sederhana.
B. Role Model
37
dan inovatif dalam menjalankan peran sebagai ASN patut dijadikan role
model untuk menjadi ASN berkarakter.
Sikap Keteladanan beliau sebagai pemimpin yang memberi contoh
adanya komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan sehingga
memberikan efek positif bagi pihak lain untuk berkomitmen pula, terhindar
dari aspek yang dapat menggagalkan kinerja. Dengan kedisiplinan,
tanggung jawab dan transparansi dalam setiap kinerjanya sehingga beliau
dijadikan sebagai Role Model
38
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
Analisis Isu :
39
Gagasan Gagasan kegiatan untuk menyelesaikan isu terdiri atas 6
Pemecahan kegiatan yaitu :
Isu
1. Melakukan Triase sesuai kegawatan pasien.
40
41
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Kegiatan Analisis
Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan dengan Nilai- nilai ANEKA Dampak
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Melakukan 1. Dokter 1.Tangan bersih 1. Anti korupsi Kegiatan ini akan Kegiatan Jika kegiatan
Triase sesuai melakukan sehingga (kedisiplinan): dokter mendukung visi triase sesuai ini tidak
kegawatan kebersihan menurunkan risiko disiplin cuci tangan Rumah Sakit kegawatan dilakukan
pasien tangan infeksi nosokomial Komitmen mutu yaitu “Menjadi pasien maka:
(orientasi mutu): cuci Rumah Sakit memperkuat Penanganan
Sumber 2.Terhindar dari tangan dapat Unggulan Di nilai dasar pasien tidak
2. Dokter
Kegiatan: risiko penularan meningkatkan mutu Wilayah Jawa RSUD Dr. R. sesuai dengan
menggunakan
SKP penyakit pelayanan Tengah Bagian Soetrasno kriteria
alat pelindung Timur” yaitu kegawatdarura
diri (APD) 3.Respon 2. Akuntabilitas Serta nilai misi pelayanan tan-nya
penerimaan pasien (Integritas): pemakaian pertama yaitu optimal dan
3. Dokter sigap baru lebih cepat APD Menyelenggaraka bermutu
menerima Anti korupsi:kepedulian n pelayanan
pasien baru 4.Tatalaksana terhadap diri sendiri dan Rumah Sakit
awal gawat darurat pasien yang Prima
4. Dokter dapat segera (Cepat, Tepat,
melakukan diberikan 3. Komitmen mutu Ramah) dan
primary survey (orientasi mutu) : sigap Inovatif
di bed triase 5.Pasien dapat menerima pasien baru
didistribusikan Etika public:
dengan respon
sesuai dengan memberikan layanan
time kurang dari
kriteria kepada public secara
1 menit kegawatdaruratan cepat,tepat,akurat
nya
5. Dokter 4. Komitmen mutu
menentukan (orientasi mutu):
41
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Kegiatan Analisis
Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan dengan Nilai- nilai ANEKA Dampak
Misi Organisasi Organisasi
kriteria triase 6.Pasien dapat tatalaksana awal gawat
pasien ditransfer ke bed darurat
pemeriksaan IGD Akuntabilitas
6. Dokter sesuai dengan (Tanggung jawab) dalam
memberikan kriteria menangani pasien
instruksi kegawatdaruratan Etika public:
nya memberikan layanan
kepada perawat
kepada publik secara
untuk cepat,tepat,akurat
memindahkan
pasien ke bed 5. Akuntabilitas (keadilan)
sesuai dengan distribusi pasien sesuai
kriteria kriteria kegawatdaruratan
triasenya Nasionalisme sila ke-2
distribusi pasien sesuai
criteria triase
Etika public komunikasi
dan kerjasama dengan
petugas medis terkait
6. Anti korupsi
(kerjasama)
dengan petugas
terkait/perawat
Nasionalisme sila ke-3
bersatu untuk bekerja
sama
42
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Kegiatan Analisis
Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan dengan Nilai- nilai ANEKA Dampak
Misi Organisasi Organisasi
2 Penegakkan 1. Dokter 1. Pasien dapat 1. Etika public Kegiatan ini Penegakkan Jika kegiatan
diagnosis yang memperkenalkan mengenali memperkenalan diri mendukung visi diagnosis ini tidak
tepat diri dengan ramah dokter dengan ramah dan RSUD Rembang yang tepat dilakukan
dan sopan sopan yaitu Menjadi memperkuat maka:
Sumber 2. Mengetahui Nasionalisme sila ke-5 Rumah Sakit nilai-nilai - Anamnesis
Kegiatan: 2. Dokter identitas pasien ramah dan sopan Unggulan di organisasi dan
SKP menanyakan terhadap siapapun Wilayah Jawa RSUD pemeriksaan
identitas terlebih 3. Mendapatkan Anti korupsi (keadilan) Tengah Bagian Dr.R.Soetras fisik yang
dahulu terdiri atas informasi dari memperkenalkan diri Timur dan misi no yaitu diperoleh
nama, umur dan anamnesis dengan ramah dan Menyeleng- professional, tidak jelas
alamat pasien dengan sopan kepada siapapun garakan integritas, - Sulit
jelas pelayanan rumah dan menentukan
3. Dokter melakukan
2. Akuntabilitas sakit yang prima pelayanan pemeriksaan
anamnesis yaitu
4. Mendapatkan (kejelasan) identitas (cepat, tepat, mutu penunjang
sacred seven dan
hasil pasien ramah) dan - Diagnosis
fundamental four
pemeriksaan Komitmen mutu inovatif sulit
secara
fisik head to toe (orientasi mutu) tidak ditegakkan
autoanamnesa
terjadi kesalahan
dan aloanamnesa
5. Dokter identitas
4. Melakukan mendapatkan Anti korupsi
pemeriksaan fisik hasil dari (kedisiplinan) dalam
head to toe pemeriksaan menanyakan identitas
penunjang pasien secara lengkap
5. Dokter melakukan
pemeriksaan 6. Rekam medis 3. Etika public anamnesis
penunjang dan terisi lengkap dilakukan secara sopan
43
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Kegiatan Analisis
Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan dengan Nilai- nilai ANEKA Dampak
Misi Organisasi Organisasi
menjelaskan Akuntabilitas
tujuannya (kejelasan) mendapatkan
kejelasan dari anamnesis
6. Dokter menulis di Anti korupsi
Rekam Medis (kepedulian) dalam
secara lengkap proses anamnesis
disertai rasa peduli/
empati kepada pasien
4. Akuntabilitas
(kejelasan)
hasil pemeriksaan fisik
komitmen mutu
(orientasi mutu)
pemeriksaan fisik secara
sistematis
Nasionalisme sila ke-5
melakukan pemeriksaan
fisik secara sistematis
tanpa memandang status
pasien
5. Etika public
(komunikasi, konsultasi,
kerjasama) kesediaan
untuk dilakukan
pemeriksaan penunjang
44
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Kegiatan Analisis
Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan dengan Nilai- nilai ANEKA Dampak
Misi Organisasi Organisasi
Nasionalisme sila ke-4
musyawarah dalam
melakukan pemeriksaan
penunjang
6. Komitmen mutu
(orientasi mutu)
kelengkapan Rekam
medis
Akuntabilitas (Integritas)
kemampuan dokter
menulis di rekam medis
Anti korupsi (Tanggung
jawab) dokter tanggung
jawab atas apa yang
ditulis di Rekam medis
3 Membuat Alat 1. Meminta izin 1. Mendapatkan 1. Etika public meminta Kegiatan ini Kegiatan ini Jika kegiatan
bantu Flip card kepada kepala izin dari kepala izin dengan sopan mendukung visi memperkuat ini tidak
visualisasi 10 Instalasi Rekam Instalasi Rekam Nasionalisme sila ke-4 RSUD dr. nilai-nilai dilakukan
penyakit Medis RSUD Medis RSUD musyawarah(meminta Soetrasno organisasi maka:
terbanyak di Dr.R.Soetrasno Dr.R.Soetrasno izin) kepada kepala Rembang yaitu RSUD - Dokter
IGD instalasi Menjadi Rumah Dr.R.Soetras kesulitan saat
2. Mengambil data 2. Mendapatkan Anti korupsi Sakit Unggulan di no yaitu edukasi
informasi 10 informasi 10 (kerjasama) antar Wilayah Jawa optimal, kepada
Sumber penyakit penyakit instalasi/instalasi Rekam Tengah Bagian berperilaku keluarga
kegiatan : terbanyak di terbanyak di medis Timur” dan misi positif, dan pasien
45
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Kegiatan Analisis
Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan dengan Nilai- nilai ANEKA Dampak
Misi Organisasi Organisasi
inovasi IGD dalam 1 IGD dalam 1 “Menyelenggarak komitmen karena factor
tahun terakhir di tahun terakhir 2. Akuntabilitas an pelayanan mutu tingkat
Instalasi Rekam (kejelasan) daftar 10 rumah sakit yang pendidikan
Medik RS 3. Mendapatkan penyakit terbanyak di prima (cepat, dan usia
arahan dari IGD tepat, ramah) dan - Keluarga
3. Konsultasi mentor Anti korupsi inovatif”. pasien tidak
dengan mentor (kerjasama) dengan mempunyai
dalam 4. Mendapatkan instalasi Rekam medis gambaran
pembuatan Flip hasil visualisasi Nasionalisme sila ke-3 akan kondisi
Card 10 penyakit bersatu demi kemajuan pasien yang
terbanyak di instalasi terjadi
4. Mencari dan
IGD dari Etika public kerjsama
mengumpulkan
berbagai dan komunikasi dengan
gambar
sumber instalasi Rekam medis
visualisasi 10
penyakit
5. Flip Card 3. Etika public konsultasi
terbanyak di
terbentuk dengan sopan dan
IGD di berbagai
santun
sumber
Nasionalisme sila ke-4
(buku/ebook/we
musyawarah dengan
bsite)
mentor
5. Mencetak Flip Anti korupsi
Card (kerjasama) dengan
metor
4. Komitmen mutu
(inovasi) mengumpulkan
46
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Kegiatan Analisis
Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan dengan Nilai- nilai ANEKA Dampak
Misi Organisasi Organisasi
10 penyakit terbanyak di
IGD dari berbagai
sumber
Anti korupsi
(kemandirian) dalam
mengumpulkan gambar
visualisasi 10 penyakit
5. Komitmen mutu
(inovasi) terbentuknya
flip card
Akuntabilitas
(kejelasan)
Flip card dapat
memberikan kejelasan
saat edukasi
4 Pemberian 1. Dokter 1. Keluarga 1. Etika public Kegiatan ini Kegiatan ini Jika kegiatan
informasi hasil memanggil pasien duduk di memberikan layanan menunjang visi memperkuat ini tidak
diagnosis, keluarga pasien meja edukasi kepada publik dengan RSUD dr. nilai-nilai dilakukan
rencana ke meja edukasi santun Soetrasno organisasi maka:
penanganan 2. Keluarga Nasionalisme sila ke-5 Rembang yaitu RSUD - Pasien dan
dan rencana 2. Dokter pasien dapat ramah dan santun Menjadi Rumah Dr.R.Soetras keluarga
terapi memperkenal- mengenali tanpa membedakan Sakit Unggulan di no yaitu tidak
selanjutnya kan diri ulang dokter status Wilayah Jawa pelayanan memahami
menggunakan Tengah Bagian optimal, kondisi
3. Dokter
Flip card 3. Idenititas 2. Etika public Timur dan misi profesional, pasien
melakukan
47
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Kegiatan Analisis
Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan dengan Nilai- nilai ANEKA Dampak
Misi Organisasi Organisasi
Sumber kroscek identitas pasien dan memperkenalkan diri “Menyelenggarak integritas dan - Pasien dan
Kegiatan: pasien dan hubungan dengan santun an pelayanan komitmen keluarga
SKP hubungan keluarga pasien Akuntabilitas rumah sakit yang mutu tidak
keluarga dengan jelas (kejelasan) identitas prima (cepat, memahami
pasien dokter didepan keluarga tepat, ramah) dan penanganan
4. Pasien dan pasien inovatif / terapi yang
4. Dokter atau keluarga sudah
menjelaskan mendapatkan 3. Akuntabilitas dilakukan di
hasil kejelasan (transparansi dan RS
Pemeriksaan informasi kejelasan) hubungan - Pasien dan
Fisik,diagnose mengenai keluarga penerima keluarga
dan penanganan penyakit yang informasi dengan tidak
/ rencana terapi dialami pasien pasien memahami
selanjutnya melalui Komitmen mutu penatalaksa
menggunakan visualisasi dari (orientasi mutu) naan yang
alat bantu Flip Flip card penyampaian informasi akan
Card kemudian 5. Lembar terintegrasi dilakukan
dokter penyampaian Anti korupsi selanjutnya
melakukan informasi terisi (kedisiplinan) untuk - Terjadi
feedback atau tandatangan selalu korscek identitas misskomunik
umpan balik keluarga pasien pasien asi atau
kepada pasien Nasionalisme sila ke-5 salah
dan atau melakukan kroscek persepsi
keluarga identitas pasien secara pemberi
mengenai teliti kepada semua informasi
informasi yang pasien tanpa (petugas
telah memandang status medis)
48
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Kegiatan Analisis
Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan dengan Nilai- nilai ANEKA Dampak
Misi Organisasi Organisasi
disampaikan kepada
4. Etika public penerima
5. Dokter penyampaian informasi informasi
mempersilahkan secara jujur, tanggap,
keluarga pasien cepat, tepat, akurat dan
untuk mengisi santun
dan Akuntabilitas
menandatangani (kejelasan,
lembar transparansi) tujuan
penyampaian pemberian informasi
informasi yang yaitu kejelasan
tersedia di IGD Nasionalisme sila ke-4
musyawarah antara
dokter dengan keluarga
pasien
Komitmen mutu
(orientasi mutu)
kejelasan informasi
yang disampaikan
Anti korupsi
(kejujuran) dalam
menyampaikan
informasi
5. Komitmen mutu
(orientasi mutu)
kelengkapan Rekam
49
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Kegiatan Analisis
Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan dengan Nilai- nilai ANEKA Dampak
Misi Organisasi Organisasi
Medis pasien (lembar
penyampaian informasi)
Akuntabilitas
(konsistensi)
kelengkapan Rekam
medis/ lembar
penyampaian informasi
Etika public
mempersilahkan
dengan santun keluarga
pasien mengisi lembar
penyampaian informasi
Anti korupsi
(kedisiplinan)
kelengkapan Rekam
medis
5 Penulisan 1. Dokter 1.Kertas resep 1. Komitmen mutu Kegiatan ini Kegiatan ini Jika kegiatan
Resep sesuai mengambil siap diisi (orientasi mutu) dalam mendukung visi memperkuat ini tidak
dengan kertas resep penggunaan resep RSUD dr. nila-nilai dilakukan
Indikasi sesuai dengan 2.Syarat penulisan yang sesuai Soetrasno organisasi maka:
jenis resep terpenuhi Rembang yaitu “ RSUD Dr. R. - Pemberian
Sumber pembayaran 2. Akuntabilitas Menjadi Rumah Soetrasno obat tidak
Kegiatan: pasien 3.Peresepan obat (kejelasan) identitas Sakit Unggulan di yaitu sesuai /
SKP tepat sasaran pasien Wilayah Jawa pelayanan rasional
2. Dokter mengisi sesuai dengan Komitmen mutu Tengah Bagian optimal, - Beberapa
identitas pasien indikasi (orientasi mutu) tidak Timur” dan misi komitmen obat terlewat
50
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Kegiatan Analisis
Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan dengan Nilai- nilai ANEKA Dampak
Misi Organisasi Organisasi
dan identitas diri terjadi kesalahan “Menyelenggarak mutu, loyal atau berlebih
sesuai dengan 4.Resep dapat identitas pasien di an pelayanan dan dari yang
yang ada di segera ditebus kertas resep rumah sakit yang profesional diresepkan
kertas resep prima (cepat,
5.Menghindari 3. Akuntabilitas, Anti tepat, ramah) dan
3. Dokter menulis terjadinya korupsi (Tanggung inovatif.
kesalahan dalam jawab) dokter "Meningkatkan
resep obat,
peresepan obat, bertanggung jawab atas kompetensi
cairan, dan cairan maupun resep yang ditulis sumber daya
bahan medis BMHP. Nasionalisme sila ke-4 manusia (SDM)
habis pakai resep yang ditulis sarana dan
(BMHP) yang sesuai dengan prasarana
digunakan persetujuan keluarga Rumah Sakit.
pasien jika terdapat obat yang
tidak masuk jaminan
4. Dokter Komitmen mutu
menyerahkan (orientasi mutu)
lembar resep penulisan resep sesuai
kepada indikasi
penanggung
4. Etika public dokter
jawab pasien
menyerahkan resep
untuk ditebus di dengan santun
apotek
5. Nasionalisme sila ke-4
5. Dokter koordinasi dengan
berkoordinasi apoteker
51
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Kegiatan Analisis
Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan dengan Nilai- nilai ANEKA Dampak
Misi Organisasi Organisasi
dengan apoteker Anti korupsi
jika terdapat (kerjasama) dengan
masalah dalam lintas terkait
peresepan obat Komitmen mutu
via telpon (orientasi mutu) terjadi
koordinasi yang baik
antar instalasi
Etika public
menghargai
komunikasi, konsultasi
dan kerjasama
6 Sosialisasi Flip 1. Meminta izin 1. Mendapatkan 1. Etika public Kegiatan ini Kegiatan ini Jika kegiatan
card kepada kepada izin dari menghargai komunikasi mendukung visi memperkuat ini tidak
seluruh dokter koordinator coordinator dan konsultasi RSUD dr. nilai-nilai dilakukan
jaga IGD dokter jaga IGD dokter jaga Nasionalisme sila ke-4 Soetrasno organisasi maka:
IGD musyawarah/konsultasi Rembang yaitu “ RSUD Dr. R. - Dokter jaga
Sumber 2. Membuat daftar kepada mentor Menjadi Rumah Soetrasno IGD tidak
kegiatan: hadir 2. Mendapatkan Sakit Unggulan di yaitu perilaku mengetahui
inovasi daftar hadir 2. Akuntabilitas Wilayah Jawa positif, loyal, fungsi flip
3. Melakukan
(kejelasan) dokter yang Tengah Bagian dan integritas card
sosialisasi
3. Dokter jaga sudah mendapat Timur” dan misi - Dokter jaga
kepada dokter
IGD sosialisasi penggunaan “Menyelenggarak IGD
jaga di IGD
mendapatkan flip card an pelayanan kesulitan
akan tujuan dan
informasi rumah sakit yang memberikan
fungsi
mengenai 3. Komitmen mutu prima (cepat, visualisasi
penggunaan
tujuan dan (inovasi) sosialisasi tepat, ramah) dan saat edukasi
Flip card dalam
52
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Kegiatan Analisis
Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan dengan Nilai- nilai ANEKA Dampak
Misi Organisasi Organisasi
penyampaian fungsi Flip penggunaan flip card inovatif.
informasi Card dan dapat saat edukasi "Meningkatkan
kepada pasien digunakan Etika public kompetensi
dan keluarga untuk menghargai sumber daya
menjelaskan komunikasi, konsultasi manusia (SDM)
4. Dokter jaga IGD informasi dan kerjasama sarana dan
menggunakan kepada pasien Nasionalisme sila ke-3 prasarana
Flip card saat dan atau bersatu dalam Rumah Sakit.
edukasi kepada keluarga memberikan pelyanan
keluarga pasien terbaik kepada pasien
4. Flip card dapat
digunakan saat 4. Komitmen mutu
edukasi (efektif dan efisien)
kepada penyampaian informasi
keluarga menggunakan flip card
pasien menjadi lebih efektif
dan efisien
Anti korupsi
(kerjasama) semua
dokter jaga IGD
menggunakan flip card
saat edukasi
7 Pembuatan 1. Konsultasi 1. Mendapat 1. Nasionalisme sila ke-4 Kegiatan ini Kegiatan ini Jika kegiatan
leaflet yang dengan mentor arahan dari musyawarah/konsultasi mendukung visi memperkuat ini tidak
berisi Pola untuk pembuatan mentor dengan mentor RSUD dr. nilai-nilai dilakukan
hidup sehat Etika public konsultasi Soetrasno organisasi maka :
53
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Kegiatan Analisis
Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan dengan Nilai- nilai ANEKA Dampak
Misi Organisasi Organisasi
yang baik dan leaflet 2. Mendapatkan dengan sopan dan Rembang yaitu “ RSUD Dr. R. - Tidak
benar kumpulan santun Menjadi Rumah Soetrasno adanya
2. Mengumpulkan materi yang Sakit Unggulan di yaitu tambahan
Sumber materi untuk terkait 2. Komitmen mutu Wilayah Jawa pelayanan informasi di
kegiatan: pembuatan (inovasi) dalam Tengah Bagian optimal, loyal, ruang
inovasi leaflet dari 3. Leaflet pembuatan leaflet Timur” dan misi dan tunggu IGD
berbagai sumber tercetak “Menyelenggarak komitmen
(buku/website) 3. Komitmen mutu an pelayanan mutu
4. Leaflet terletak (inovasi) leaflet tercetak rumah sakit yang
3. Mencetak leaflet di meja ruang Akuntabilitas, Anti prima (cepat,
tunggu IGD korupsi (Tanggung tepat, ramah) dan
4. Meletakkan jawab) isi leaflet dapat inovatif.
leaflet di meja 5. Petugas di dipertanggung "Meningkatkan
ruang tunggu ruang tunggu jawabkan kompetensi
IGD mempersilhak sumber daya
an penunggu 4. Komitmen mutu manusia (SDM)
5. Menyampaikan pasien untuk (efektif dan efisien) sarana dan
kepada petugas mengambil penunggu pasien dapat prasarana
di ruang tunggu dan membaca memanfaatkan Rumah Sakit.
IGD untuk leaflet waktunya untuk
mempersilahkan membaca leaflet
penunggu pasien
mengambil 5. Anti korupsi
kemudian (Kerjasama) dengan
membaca leaflet petugas di ruang
tunggu
Nasionalisme sila ke-3
54
Kontribusi Penguatan
Output/Hasil Keterkaitan Kegiatan Analisis
Kegiatan Tahapan Kegiatan terhadap Visi Nilai-Nilai
Kegiatan dengan Nilai- nilai ANEKA Dampak
Misi Organisasi Organisasi
Bekerjasama dengan
petugas diruang tunggu
Etika public
berkomunikasi dan
bekerjasama dengan
petugas di ruang
tunggu
Tabel 4.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan denganNilai ANEKA dan Peran Kedudukan ASN
55
Tabel 4.2 Jadwal Rancangan Aktualisasi
Habituasi
NO Kegiatan Juli Portofolio / bukti kegiatan
Agustus
3 4 5 1 2 3 4
1 2 3 9
Melakukan Triase sesuai kegawatan pasien Foto, jadwal jaga IGD
1
5 Penulisan Resep sesuai dengan Indikasi Foto, jadwal jaga, kertas resep
56
Habituasi
NO Kegiatan Juli Portofolio / bukti kegiatan
Agustus
3 4 5 1 2 3 4
1 2 3 9
jaga IGD
57
Tabel 4.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Antisipasi dan Strategi Menghadapi
No. Kegiatan Kendala
Kendala
1. Melakukan Triase sesuai kegawatan pasien Pasien susah diajak Menggunakan bahasa sederhana
komunikasi dan mudah dimengerti
Orang yang mengantar Melakukan anamnesis secara
pasien tidak mengetahui bertahap dengan menggabungkan
perjalanan penyakit pasien autoanamnesa dan alloanamnesa
Keterbatasan bed pasien Pengusulan sarana dan prasarana
kepada bagian terkait
2. Penegakkan diagnosis yang tepat Pasien tidak kooperatif Kerjasama dengan keluarga
selama anamnesis/ pasien untuk memberitahu pasien
pemeriksaan Edukasi dengan bahasa yang
Pada saat melakukan mudah dimengerti dengan baik
pemeriksaan penunjang, dan sopan kepada pasien
pasien menolak karena kegunaan pemeriksaan
berkaitan masalah biaya penunjang, jika menolak, dilakukan
terutama yang tindak tanda tangan penolakan
menggunakan bpjs Diperiksa oleh dokter yang sesuai
Beberapa pasien tidak dengan jenis kelaminnya
bersedia diperiksa oleh
dokter yang berlainan jenis
kelamin
3. Membuat Flip card visualisasi 10 penyakit Kesulitan mengumpulkan Menggunakan berbagai sumber
terbanyak di IGD dalam 1 tahun terakhir gambar yang mudah yang dapat dijadikan visualisasi
dipahami oleh keluarga dalam pembuatan flip card
pasien
4. Pemberian informasi hasil diagnosis, rencana Edukasi yang terlalu lama Cara penyampaian harus
penanganan dan rencana terapi selanjutnya Keluarga pasien sulit komunikatif, sopan dan santun
58
Antisipasi dan Strategi Menghadapi
No. Kegiatan Kendala
Kendala
menggunakan Flip card memahami apa yang Edukasi menggunakan bahasa
disampaikan berkaitan awam yang mudah dipahami oleh
dengan tingkat pendidikan keluarga pasien
dan usia Meminta tolong pada petugas
Penunggu pasien yang KamTib untuk menjadikan
terlalu banyak sehingga suasana di IGD lebih kondusif
suasana di IGD kurang Dokter dapat mengatur
efektif manajemen waktu saat di IGD
Banyak pasien yang harus
ditangani secara
bersamaan sehingga
waktu edukasi kurang
maksimal
5. Penulisan Resep sesuai dengan Indikasi Resep sering dobel ketika Melaukan kroscek kepada
sudah diberikan ke apotek keluarga pasien apakah resep
Obat di apotek kosong sudah diberikan sebelumnya
Kondisi IGD yang tidak Telpon ke farmasi untuk
kondusif karena pasien mengganti obat yang kosong
dan penunggu pasien yang
banyak
6. Sosialisasi Flip card kepada seluruh dokter Kesulitan untuk Sosialisasi dilakukan bertahap dan
jaga IGD mengumpulkan dokter jaga beberapa kali
IGD sekaligus
7. Pembuatan Leaflet yang berisi Pola Hidup Penunggu pasien di IGD Leaflet dibuat semenarik mungkin
Sehat yang baik dan benar kurang berminat untuk dan meminta tolong kepada
mengambil dan membaca petugas di ruang tunggu untuk
leaflet mempersilahkan penunggu pasien
mengambil leaflet
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Simpulan dari rancangan aktualisasi dan habituasi ini adalah
terdapat 7 Kegiatan yang telah dibuat untuk menyelesaikan isu
”Optimalisasi Penyampaian Informasi Terintegrasi Kepada Pasien
dan atau Keluarga Pasien di IGD RSUD Dr. R. Soetrasno Rembang “
Kegiatan tersebut meliputi :
1. Melakukan Triase sesuai kegawatan pasien
2. Penegakkan diagnosis yang tepat
3. Membuat Flip card visualisasi 10 penyakit terbanyak di
IGD dalam 1 tahun terakhir
4. Pemberian informasi hasil diagnosis, rencana
penanganan dan rencana terapi selanjutnya
menggunakan Flip card
5. Penulisan Resep sesuai dengan Indikasi
6. Sosialisasi Flip card kepada seluruh dokter jaga IGD
7. Pembuatan Leaflet yang berisi Pola Hidup Sehat yang
baik dan benar
60
dengan baik ketika melaksanakan kegiatan aktualisasi di RSUD dr.
Soetrasno Rembang.
B. Saran
Untuk melaksanakan kegiatan yang sudah dirancang,
sebaiknya dilakukan dengan menerapkan prinsip WoG, menaati
semua peraturan berkaitan dengan managemen ASN, dan
berorientasi pada pelayanan publik yang bisa memuaskan pengguna
layanan. Selain dapat terealisasi dengan baik penulis juga berharap
kegiatan dalam rancangan ini dapat dilakukan secara berkelanjutan
dan mendukung visi misi organisasi
61
DAFTAR PUSTAKA
63
Badan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Tengah.,
Widyaiswara UtamFatimah, Elly, dan Erna Irawati. 2016. Manajemen ASN.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
63
60
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
3. NIP : 199102142019022004
6. Nomor HP : 085290926999
7. E-mail : linaaahand@gmail.com
64
5. Profesi Kedokteran UNISSULA : 2012 – 2014
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini
adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di
kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya
sanggup menerima sanksi.
Cepu, 12 Juli 2019
Penyusun,
65