PENDAHULUAN
1
unggul dalam akhlak, berprestasi dalam ilmu, olahraga dan seni budaya serta
berwawasan lingkungan. Guru juga dituntut agar dapat melakukan berbagai kegiatan
yang inovatif dan kreatif dalam upaya tercapainya pendidikan yang lebih berkualitas,
salah satunya adalah memelihara keindahan dan kelestarian lingkungan. Oleh sebab itu,
diperlukan guru yang berakuntabilitas dan berintegritas tinggi dalam melaksanankan
inovasi di dunia pendidikan.
Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan manusia yang memiliki
kemampuan yang unggul dan mandiri. Untuk mewujudkan kualitas pendidikan yang
Terkait dengan mutu pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) sampai saat ini masih
jauh dari apa yang diharapkan terutama pada kualitas pembelajaran. Upaya untuk
meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan secara terus menerus dilakukan agar
menghasilkan masyarakat yang dapat diandalkan baik dari segi pengetahuan dan sikap.
Guru sebagai salah satu Aparatur Sipil Negara seharusnya dapat membentuk
karakter dari dalam dirinya sendiri untuk menjadi ASN yang berkompeten, profesional,
berintegritas, dan berkomitmen baik atas tugas dan fungsi yang diembannya. Untuk
menjadi seorang Abdi Negara sebagaimana yang diharapkan, maka sesuai dengan
Peraturan Kepala LAN No. 15 tahun 2015 tentang Pendidikan dan Pelatihan
Jabatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan III ditetapkan bahwa salah satu
jenis Diklat yang strategis untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN menjadi
profesional. Diklat ini dilaksanakandalm rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi
PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitemen Mutu dan Anti
Korupsi (ANEKA). Kompetensi inilah yang kemudian berperan dalam membentuk
karakter PNS yang kuat yaitu PNS yang mampu bersikap dan bertindak profesional
sebagai Abdi Negara dalam melayani masyarakat.
Berdasarkan pertimbangan di atas, peserta pendidikan dan pelatihan dasar CPNS
Tahun 2019 ditugaskan untuk merancang aktualisasi nilai dasar ANEKA dan
mengaktualisasikan di tempat kerja yakni SDN 115506 Sei Palas Kecamatan Panai Hilir
Kabupaten Labuhanbatu sebagai bentuk penerapan ilmu yang sudah didapat selama
mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar CPNS di Lembaga Penjamin Mutu
Pendidikan Provinsi Sumatera Utara.
4
Gambar 1.1 Struktur Organisasi SDN 115506 Sei Palas
STRUKTUR ORGANISASI
SDN 115506 SEI PALAS KECAMATAN PANAI HILIR
BARMAWI,S.Pd AZMAN
BEND. SEKOLAH
SUHAIMI,Am.Pd
GURU KELAS I GURU KELAS II GURU KELAS III GURU KELAS IV GURU KELAS V GURU KELAS VI
NUR LENA,S.Pd SADDAH TINA,S.Pd SUHAIMI,Am.Pd KHAIRUL GUSTIAN,S.Pd NUR ZANNAH,S.Pd SURYA NINGSIH,S.Pd
- - SATI MISWAL,S.Pd - -
5
SISWA
Kelas I s/d VI
Tabel 1 : Daftar Nama Guru dan Status Kepegawaian
6
1.3. Permasalahan
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi ASN di SDN 115506 Sei Palas
Kecamatan Panai Hilir Kabupaten Labuhanbatu masih banyak ditemukan permasalahan yang
perlu ditangani sesegera mungkin sebelum menimbulkan dampak yang lebih besar. Adapun
Permasalahan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Belum optimalnya kegiatan belajar mengajar di Kelas V SDN 115506 Sei Palas
Kecamatan Panai Hilir Kabupaten Labuhanbatu
2. Masih kurangnya kreatifitas siswadalam mewujudkan misi terciptanya siswa yang
berketerampilan.
3. Masih kurangnya pembisaan siswa dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar dilingkugan sekolah
7
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH
9
3. Masih kurangnya pembisaan siswa dalam menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar dilingkugan akan berdampak pada :
Kurangnya kecintaan siswa terhadap Bahasa Indonesia
Terbiasanya siswa menggunakan Bahasa Daerah
Rendahnya pemahaman siswa terhadap penggunaan Bahasa
Indonesia
2.3. Mimilih Isu Prioritas
Selain metode APKL, metode USG(Urgency, Seriousness, dan Growth) juga
dapat digunakan untuk menentukan prioritas isu/masalah. Metode ini merupakan salah
satu alat untuk memilih masalah prioritas dengan menggunakan penilaian/pembobotan
skala nilai 1-5, sehingga dapat diketahui urutan kepentingan isu/masalah dengan
menggunakan 3 (tiga) komponen/variabel pembanding, yaitu:
Urgency, yakni seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan
dengan waktu. Semakin mendesak suatu masalah untuk diselesaikan maka semakin
tinggi urgensi masalah tersebut.
Seriousnesss, yakni seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan
akibat/dampak jika isu tersebut tidak segera diselesaikan. Semakin besar dampak isu
tersebut maka tingkat keseriusan akan semakin tinggi.
Growth, yakni seberapa besar isu tersebut berkembang dikaitkan dengan
kemungkinan isu akan semakin memburuk jika dibiarkan. Suatu masalah yang dapat
menimbulkan masalah lain adalah lebih serius dibandingkan dengan masalah yang
berdiri sendiri.
Nilai dari ketiga variabel tersebut akan dijumlahkan , isu yang mempunyai jumlah
nilai terbesar merupakan prioritas utama yang hasus diselesaikan. Berikut tabel skala
nilai matriks USG:
10
Dengan menggunakan skala ini pada tabel diatas maka penetapan isu yang
menjadi prioritas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat ditetapkan bahwa Isu yang paling
prioritas untuk ditangani adalah isu nomor 1 yakni “Belum optimalnya kegiatan
belejar mengajar di Kelas V SDN 115506 Sei Palas Kecamatan Panai Hilir
Kabupaten Labuhanbat” .dengan total nilai 14 . Jika isu ini tidak diangkat maka
tujuan pembelajaran tidak akan pernah tercapai secara optimal.
2.4. Penetapan Gagasan Kegiatan
Tabel 5 : Penetapan Gagasan Kegiatan
11