Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Penyakit Campak

Penyakit campak dikenal juga dengan istilah morbili dalam bahasa latin
dan measles dalam bahasa inggris atau dikenal dengan sebutan gabagen (dalam
bahasa Jawa) atau kerumut (dalam bahasa Banjar) atau disebut juga rubeola
(nama ilmiah) merupakan suatu infeksi virus yang sangat menular, yang di
tandai dengan demam, lemas, batuk, konjungtivitas (peradangan selaput ikat
mata /konjungtiva) dan bintik merah di kulit (ruam kulit).

Ada beberapa pengertian tentang campak menurut beberapa ahli,


yaitu :

1. Campak atau morbili adalah penyakit virus akut, menular yang di


tandai dengan 3 stadium yaitu stadium prodromal (kataral), stadium erupsi
dan stadium konvalisensi, yang di manifestasikan dengan demam,
konjungtivitis dan bercak koplik
2. Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan
gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam,
scarlet, pembesaran serta nyeri limpa
3. Campak adalah penyakit menular yang ditularkan melalui rute udara dari
seseorang yang terinfeksi ke orang lain yang rentan.

B. Tanda dan Gejala Klinis Penyakit Campak


Secara umum gejala atau tanda-tanda campak menurut Depkes adalah:
a. Panas badan biasanya ±38ºC selama 3 hari atau lebih, disertai salah satu
gejala batuk, pilek, mata merah atau mata berair.
b. Gejala yang khas adalah adanya koplik’s spot atau bercak putih keabuan
dengan dasar merah di pipi bagian dalam (mucosa bucal).
c. Bercak kemerahan/rash yang dimulai dari belakang telinga pada tubuh
berbentuk makulo papular selama tiga hari atau lebih, dalam 4-7 hari
akan menyebar keseluruh tubuh.
d. kemerahan makulo papular setelah 1 minggu sampai 1 bulan
berubah menjadi kehitaman (hiperpigmentasi) disertai kulit bersisik.

Pada awal infeksinya penyakit campak agak sulit untuk dideteksi,


namun pada umumnya manifestasi klinik penyakit campak terdiri dari tiga
fase/stadium yaitu fase prodromal, fase erupsi/ paraxysmaldan fase
convalescen. Periode sejak terjadinya infeksi sampai munculnya gejala
berkisar antara 10 sampai dengan 12 hari.

a. Fase pertama pada penyakit campak yaitu fase prodromal.


Dimulai dengan demam, perasaan tidak enak badan (WHO, 1999).
Fase ini berlangsung selama 4-5 hari dengan gejala demam yang terus
meningkat hingga mencapai puncaknya 39,4°C-40,6°C, malaise, batuk,
faring merah, nyeri menelan, foto fobia, konjungtivitisdan hidung meler.
Menjelang akhir stadium prodormal dan 24 jam sebelum timbul eksantema
akan timbul bercak koplik yang berwarna putih kelabu sebesar ujung
jarum.
Bercak ini muncul pertama kali pada mukosa bukal yang
menghadap gigi molar bawah terutama molar tiga tetapi dapat menyebar
secara tidak teratur pada mukosa bukal yang lain. Menjelang kira-kira
hari ke 3 atau 4 dari masa prodormal dapat meluas sampai seluruh mukosa
mulut. Pada fase ini gambaran penyakit secara klinis menyerupai
influenza sehingga sering didiagnosis sebagai influenza. Diagnosa campak
ditegakkan pada fase ini bila ada bercak koplik dan penderita pernah kontak
dengan penderita campak dalam waktu 2 minggu terakhir.
b. Fase kedua adalah fase erupsi/paraxysmal
Fase erupsi biasanya berlangsung selama 4-7 hari dengan gejala khas
koriza dan batuk bertambah. Terjadi ruam atau eritema yang berbentuk
makula-papula disertai naiknya suhu badan. Eritema biasanya muncul
pertama kali pada daerah batas rambut dan dahi, serta belakang telinga
kemudian pada 24 jam pertama akan menyebar dengan cepat ke seluruh
muka, leher, lengan atas dan bagian atas dada. Pada 24 jam berikutnya
ruam ini akan menyebar ke seluruh punggung, abdomen, seluruh lengan
dan paha.
Pada saat ruam muncul suhu badan kadang-kadang naik sangat
tinggi hingga mencapai 40,5°C. Pada muka dan dada akan terjadi confluent
akibat ruam yang muncul saling rengkuh. Kadang-kadang akan terjadi
perdarahan ringan pada kulit, rasa gatal dan muka bengkak. Ruam ini akan
menghilang dalam 2-3 hari dengan urutan yang sama dengan saat
terjadinya. Pada Fase ini terdapat pembesaran kelenjar getah bening di
sudut Mandibular dan di daerah leher belakang. Tidak jarang disertai diare
dan muntah.
c. Fase ketiga adalah fase convalescen
Pada fase ini erupsi berkurang dan terjadi hiperpigmentasi, yang
lama kelamaan akan menghilang sendiri. Suhu tubuh penderita akan
menurun pada fase ini kecuali bila terjadi komplikasi.
Hiperpigmentasi merupakan gejala yang patognomonik untuk morbili
yang membedakannya dengan penyakit lain yang mempunyai eritema
atau eksantema. Pada anak-anak di Indonesia pada fase ini sering ditandai
dengan kulit bersisik. (Casaeri, 2002)
C. Triad Epidemiologi

Agen

Penyakit ini disebabkan oleh virus campak yaitu virus rubella


golongan Paramyxovirus dari pada genus Morbillivirus. Virus rubella
adalah virus RNA beruntai tunggal yang hanya menginfeksi manusia,
dimana virus campak ini tidak aktif oleh panas, cahaya, PH asam, eter, dan
tripsin (enzim). Ukuran virus ini yaitu 140 milimikron, berdiameter 150-100
mikrometer, usia paruhnya sekitar 2 jam pada suhu 37 derajat celcius.

Waktu kelangsungan hidup virus ini pun singkat di udara,


permukaan, dan pada benda. Virus ini menyerang anak-anak, dewasa,
bahkan ibu hamil. Virus rubella ini dapat menyerang bagian saraf dan otak
yang kemudian menyerang kulit ditandai dengan timbulnya bercak merah.
Virus campak biasanya timbul di sel-sel yang melapisi bagian belakang
tenggorokan dan paru-paru.

Host (Pejamu)

Sidang CDC / PAHO / WHO menyimpulkan bahwa host atau


pejamu penyakit ini adalah manusia. Penyakit ini biasanya menyerang anak-
anak pra sekolah dan anak-anak SD, meskipun tidak menutup kemungkinan
menyerang orang dewasa yang belum pernah terkena penyakit ini.

Jika orang yang sudah terkena penyakit ini, makan sepanjang


hidupnya tidak akan terkena penyakit campak ini lagi. Penderita bisa
menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit
dan 4 hari setelah ruam kulit ada.

Beberapa faktor host yang dapat meningkatkan resiko penyakit


campak antara lain :

 Umur

Kasus campak di Negara industry terjadi pada anak usia 4-6


tahun ataupun usia sekolah dasar dan pada anak dengan usia yang lebih
muda di Negara berkembang. Cakupan imunisasi yang intensif
menghasilkan perubahan dalam distribusi umur dimana kasus lebih
banyak pada anak dengan usia yang lebih tua, remaja, dan dewasa muda.
 Pendidikan

Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang


untuk bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya.
Orang yang berpendidikan lebih tinggi biasanya akan bertindak lebih
rasional. Oleh karena itu orang yang berpendidikan akan lebih mudah
menerima gagasan baru. Pendidikan juga mempengaruhi pola berpikir
pragmatis dan rasional terhadap adat kebiasaan, dengan pendidikan lebih
tinggi orang dapat lebih mudah untuk menerima ide atau masalah baru.

 Status Gizi

Kejadian kematian karena campak lebih tinggi pada kondisi


malnutrisi, tetapi belum dapat dibedakan antara efek malnutrisi terhadap
kegawatan penyakit campak dan efek yang ditimbulkan penyakit campak
terhadap nutrisi yang dikarenakan penurunan selera makan dan
kemampuan untuk mencerna makanan.

Environment (Lingkungan)

Epidemi campak dapat terjadi setiap 2 tahun di negara berkembang


dengan cakupan vaksinasi yang rendah. Kecenderungan waktu tersebut akan
hilang pada populasi yang terisolasi dan dengan jumlah penduduk yang
sangat kecil yakni < 400.000 orang. Pada lingkungan yang jarang terjangkit
penyakit, angka kematian bisa setinggi 25%.

D. Faktor Penyebab dan Factor Resiko Penyakit Campak

Campak disebabkan oleh paramiksovirus. Penularan terjalin melalui


percikan ludah dalam hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak.
Ketika seseorang dengan campak batuk, bersin atau berbicara, tetesan
terinfeksi semprot ke udara dimana orang lain bisa menghirup mereka.
Tetesan yang terinfeksi juga dapat mendarat di permukaan, dimana
mereka tetap aktif dan menular selama beberapa jam. Anda dapat kontrak virus
dengan menempatkan jari-jari anda dimulut atau hidung atau menggosok mata
anda setelah menyentuh permukaan anda yang terinfeksi

Faktor Resiko Penyakit Campak:

1. Saat kecil tidak menerima vaksin

Jika anda belum menerima vaksin untuk campak, anda lebih


mungkin untuk mengembangkan penyakin.

2. Melakukan perjalanan internasional

Jika anda berpergian ke negara-negara berkembang, dimana campak


lebih umum, anda beresiko lebih tinggi dari penangkapan penyakit.

3. Kekurangan Vitaman A

Jika anda tidak memiliki cukup vitamin A, anda lebih mungkin


untuk kontrak campak dan memiliki gejala lebih berat
Daftar Pustaka

http://adhienbinongko.blogspot.com/2012/05/makalah-penyakit-campak.html

http://myblogabdulmalikdarmin.blogspot.com/2015/01/makalah-campak.html

http://aniromaningsih.blogspot.com/2015/05/makalah-campak.html

https://keluargasehat.wordpress.com/2011/04/26/campak-manifestasi-klinis-
tatalaksana/

https://pediatricinfo.wordpress.com/2008/07/09/campak-morbili-measles-rubeola/

http://epidemiologiunsri.blogspot.com/2011/11/campak.html

http://www.obatpenyakitkulit02.web.id/faktor-penyebab-penyakit-campak/

Anda mungkin juga menyukai