Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PEMANFAATAN APLIKASI SMARTHPHONE PHOTOMATH PADA


PEMBELAJARAN MATEMATIKA DALAM UPAYA MENINGKATKAN
KREATIFITAS DAN AKTIFITAS SISWA KELAS XIIRPL 1 SMK NEGERI 4
BANJARMASIN

(Penelitian Tindakan Kelas untuk Memenuhi Tugas PPGDJ Tahap 2 Tahun 2019)

Oleh :

Mardiatul Istiqamah

No Peserta : 19156018010157

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN (PPGDJ)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2019
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. JUDUL : PEMANFAATAN APLIKASI SMARTPHONE


PHOTOMATH PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
DALAM UPAYA MENINGKATKAN KREATIFITAS DAN
AKTIFITAS SISWA KELAS XII RPL 1 SMK NEGERI 4
BANJARMASIN

B. LATAR BELAKANG

Di era global yang semakin mengalami kemajuan ini, teknologi juga ikut
mengalami kemajuan-kemajuan yang sangat siginifikan. Kemajuan itu merambah ke
semua lini kehidupan, termasuk pendidikan

Seperti yang telah kita ketahui dampak positif era digital sudah merambah
hingga perangkat mobile. Pembelajaran dengan bantuan aplikasi pada smartphone
berpotensi membantu guru dan siswa dalam efektifitas waktu belajar. Jika sebelumnya
pada saat pemberian soal, guru dan siswa memerlukan waktu untuk mengoreksi
jawaban, maka dengan menggunakan aplikasi guru dan siswa dapat dengan mudah
dan cepat. Implikasinya pembelajaran tidak lagi didominasi oleh guru, sehingga dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar matematika. Bahkan siswa juga mampu
untuk belajar sendiri di rumah dikarenakan koreksi soal bisa menggunakan aplikasi
pada smartphonenya masing-masing

Penggunaan smartphone sedikit banyak tentunya juga akan memberikan dampak


negative, terutama untuk usia peserta didik. Hal tersebut dapat dilihat dari sikap
ketergantungan mereka terhadap smartphone. Yang mirisnya membuat peserta didik
ini ketika berangkat sekolah akan lebih takut ketinggalan smartphonenya daripada
ketinggalan buku pelajaran.

Beberapa hal yang lazim terjadi pada pembelajaran matematika di SMKN 4


Banjarmasin adalah penggunaan smartphone yang sangat tidak bisa dipisahkan dari
kegiatan peserta didik. Walaupun pada saat pembelajaran guru mensiasati dengan
mengumpulkan smartphone peserta didik agar mereka tidak terganggu dalam proses
pembelajaran. Namun, pada saat jam istirahat ataupun ketika jeda pergantian jam,
peserta didik akan kembali menggunakan smartphonenya yang kebanyakan
penggunaaannya hanya untuk hiburan semata.
Selama ini guru hanya bisa memberikan materi dan pemecahan masalah
melalui diskusi yang memakan waktu, yang membuat hanya beberapa peserta didik
yang terlibat aktif dalam diskusi. Kemudian, ketika peserta didik diminta untuk
mengulang kembali pelajaran di rumah dengan mengerjakan latihan-latihan soal.
Banyak peserta didik yang tidak berminat, akibat ketika mereka dihadapkan soal yang
rumit dan tidak bisa lagi mengerjakan, siswa cenderung akan malas untuk
menyelesaikan. Dan tentunya akan berdampak pada pembelajaran di sekolah pada
pertemuan yang selanjutnya. Siswa akan berpikir, pelajaran yang sudah dipelajari saja
sulit, apalagi ditambah pelajaran baru.

Pengalaman peneliti sebagai guru matematika di SMKN 4 Banjaramsin


sebelum melaksanakan pembelajaran sudah berusaha maksimal, mulai dari persiapan
RPP, media hingga strategi pembelajaran dan pengelolaan kelas. Namun disisi lain
peneliti sebagai guru masih belum memanfaatan perkrmbangan teknologi yang
disenangi peserta didik, kondisi ini ternyata membuat siswa menjadi bosan, jemu dan
tidak tertarik untuk belajar. Guru kurang mampu mengelola kelas dengan baik, akibat
dar peserta didik yang memikirkan smartphone nya walaupun ketika pembelajaran
sudah disimpan oleh guru sehingga banyak diantara siswa kurang termotivasi untuk
belajar matematika.

Untuk mengatasi hal tersebut perlu diupayakan langkah-langkah yang dapat


dilaksanakan baik oleh siswa maupun guru. Bentuk dari tindakan guru dalam upaya
meningkatkan keaktifan belajar siswa yaitu dengan memanfaatkan internet melalui
smartphone.

C. IDENTIFIKASI MASALAH
Beberapa hal yang diduga menjadi penyebab kurangnya minat siswa dalam
pembelajaran matematika, antara lain adalah :

1. Kurangnya media belajar matematika yang dimiliki peserta didik.


2. Penggunaan smartphone yang kurang tepat menjadikan peserta didik cenderung
memainkan smartphonenya untuk bermain sehingga mengurangi minat belajar
peserta didik
3. Peserta didik belum mampu untuk belajar mandiri di rumah karena soal-soal
latihan yang diberikan dari sumber belajarnya tidak semuanya bisa diselesaikan
oleh peserta didik
D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka


permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah penggunaan aplikasi photomath pada smartphone mampu meningkatkan


minat belajar siswa pada pembelajaran matematika kelas XII SMK Negeri 4
Banjarmasin tahun pelajaran 2019/2020?

2. Bagaimana penggunaan aplikasi photomath melalui smartphone dapat


meningkatkan minat belajar siswa kelas XII SMK Negeri 4 Banjarmasin tahun
pelajaran 2019/2020?

E. RENCANA PEMECAHAN MASALAH

Rencana aksi atau tindakan yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah menggunakan aplikasi photomath pada smartphone yang diharapkan mampu
meningkatkan aktifitas dan kreatifitas peserta didik dalam pembelajaran matematika .

F. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan diadakan penelitian ini adalah :
1. Untuk menemukan suatu tindakan yang tepat yang mampu meningkatkan
kreatifitas dan aktifitas belajar siswa kelas XII di SMK Negeri 4 Banjarmasin
2. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika kelas XII di SMK Negeri
4 Banjarmasin.
3. Memanfaatkan smartphone secara maksimal yang relevan dengan pembelajaran

G. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi peneliti adalah ditemukan media pembelajaran yang membantu siswa untuk
mengatasi kesulitan belajar.
2. Bagi siswa adalah menumbuhkan aktifitas dan kreatifitas terhadap pembelajaran
matematika.
3. Bagi sekolah adalah sebagai tambahan sumber pengetahuan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan
H. TINJAUAN PUSTAKA
1. Penggunaan Smartphone
Smartphone pada dasarnya adalah pembaruan teknologi komunikasi dari
Handphone. Smartphone dibuat dalam upaya memudahkan manusia dalam
mengelola serta mengembangkan pemikiarannya melalui berbagai fitur yang
disediakan. Fitur tersebut biasanya seperti akses informasi, estimasi, akses lokasi,
layanan,pendaftaran, dan lapak untuk menjual dan lain sebaginya

Smartphone merupakan ponsel yang mempunyai fungsi-fungsi seperti


komputer pribadi dan mampu untuk melakukan fungsi-fungsi seperti pada
komputer pribadi tersebut. Ponsel tersebut berukuran sedikit lebih besar dari
ponsel biasa dan mempunyai layar yang lebih besar daripada ponsel biasa. Ponsel
tersebut mempunyai kemampuan tambahan seperti mengakses internet, mengirim
email, dan lain-lain. Dengan semakin berkembangnya teknologi,banyak sekali
inovasi-inovasi baru yang telah muncul ke publik dengan hadirnya smartphone.
Seperti dengan hadirnya fitur kamera yang menjadi komponen wajib bagi hampir

semua smartphone.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa smartphone adalah


ponsel cerdas yang didukung fitur-fitur yang diperlukan dalam kehidupan sehari-
hari pengguna dan memiliki kemampuan menyerupai komputer yang dapat dibawa
karena berukuran kecil sehingga memungkinkan pengguna memperoleh informasi.

2. Aplikasi Photomath

Pada awalnya PhotoMath diproduksi oleh MicroBlink dan selanjutnya


produsennya berubah nama menjadi PhotoMath, Inc., dan pertama kali
diperkenalkan ke publik pada tanggal 21 Oktober 2014 pada acara TechCrunch
di London. PhotoMath memungkinkan smartphone yang dimiliki siswa dipakai
untuk membantu menyelesaikan soal matematika secara instan.

Bagian yang paling penting dari PhotoMath adalah mampu menyajikan


jawaban soal matematika beserta langkah- langkahnya secara rinci, sehingga
pengguna akan mengerti setiap tahapan penyelesaian soal matematika (Owano,
2014).
3. Pengertian dan Karakteristik Matematika

Matematika pada mulanya diambil dari kata dalam bahasa Yunani,


mathemaike, yang berarti “relating to learning”. Kata tersebut memiliki akar kata
mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Berdasarkan etimologi, matematika
berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Matematika terbentuk
dari pengalaman empiris yang diolah secara analisis dan sintetis dengan penalaran
di dalam struktur kognitif sehingga didapat suatu kesimpulan berupa konsep-

konsep matematika.

Terdapat beberapa pendapat mengenai matematika, seperti yang


diungkapkan oleh beberapa ahli berikut ini,

1) James dan James mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang


logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan
satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga
bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri.

2) Johnson dan Rising mengatakan bahwa matematika adalah pola


berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah
bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan
akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol

mengenai ide daripada mengenai bunyi.

3) Reys, dkk mengatakan bahwa matematika adalah telaah tentang pola


dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu
alat.

4)Muhafilah menyatakan bahwa matematika adalah bahasa simbolis yang


memiliki fungsi praktis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif
dan keruangan. Selain itu, matematika merupakan bahasa universal yang
memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, serta mengkomunikasikan ide-ide
mengenai elemen dan kuantitas.

5)Lerner menyebut matematika sebagai bahasa universal karena


matematika merupakan bahasa simbolis yang mampu melakukan pencatatan serta
mengkomunikasikan ide-ide berkaitan dengan elemen-elemen dan hubungan-
hubungan kuantitas. Ruang lingkup matematika meliputi pengoperasian
perhitungan, pengukuran, aritmatika, kalkulasi, geometri, dan aljabar. Istilah
matematika tidak hanya sekedar istilah aritmatika karena sesungguhnya
matematika merupakan kajian ilmu dari seluruh susunan angka dan hubungannya,
sedangkan aritmatika merupakan pengoperasian penghitungan yang diajarkan di

sekolah.

6)Menurut Hudoyo, matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-


struktur dan hubungan yang diatur menurut urutan yang logis.

7)Menurut Russeffendi, matematika adalah ilmu deduktif yang tidak


menerima generalisasi yang didasarkan kepada observasi (induktif).

4. Keaktifan Siswa

Belajar adalah keaktifan (Anitah, 2008), yaitu keaktifan mental dan


emosional. Bila ada siswa yang duduk di kelas pada saat pembelajaran
berlangsung, akan tetapi mental emosinya tidak terlibat aktif di dalam situasi
pembelajaran itu, pada hakikatnya siswa tersebut tidak ikut belajar. Oleh karena
itu, guru jangan sekali-kali membiarkan siswa tidak ikut aktif belajar. Lebih
dari sekadar mengaktifkan siswa belajar, guru harus berusaha meningkatkan
kadar keaktifan belajar tersebut. Kegiatan mendengarkan penjelasan guru,
sudah menunjukkan adanya keaktifan belajar. Akan tetapi barangkali kadarnya
perlu ditingkatkan dengan menggunakan metode-metode mengajar lainnya.

Keaktifan siswa menurut Kunandar (2008) adalah keterlibatan siswa


dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dan keaktifan dalam kegiatan
pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan
memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Indikator keaktifan siswa dapat
dilihat dari: (1) mayoritas siswa berkeaktifan dalam pembelajaran, (2) keaktifan
pembelajaran didominasi oleh kegiatan siswa, (3) mayoritas siswa mampu
mengerjakan tugas yang diberikan guru.
Menurut Paul B. Diedrich (Sardiman, 2006), keaktifan siswa dapat
digolongkan sebagai berikut:
(1) visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain,
(2) oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,
mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi
(3) listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato,
(4) writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,
angket, menyalin,
(5) drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram,
(6) motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model
reparasi, bermain, beternak, berkebun.
(7) mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
(8) emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup
Jadi kesimpulannya keaktifan siswa adalah keterlibatan siswa dalam
kegiatan pembelajaran untuk menunjang berhasilnya proses belajar
mengajar.

5. Kreativitas

Kreativitas merupakan suatu aktivitas yang sifatnya sangat kompleks,


sehingga tidak dapat dipungkiri pengertian kreativitas menyebar luas dan
banyak digunakan melalui individu-individu yang memiliki keahlian berbeda
dan peradaban yang variatif, hingga secara otomatis hal ini menyebabkan
munculnya sejumlah definisi.

Menurut Semiawan (2009), kreativitas adalah modifikasi sesuatu yang


sudah ada menjadi konse baru. Dengan kata lain, terdapat dua konsep lama
yang dikombinasikan menjadi suatu konsep baru. Menurut Munandar (2009),
mengemukakan bahwa kreativitas adalah hasil interaksi antara individu dan
lingkungannya, kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data,
informasi, atau unsur-unsur yang sudah ada atau dikenal sebelumnya, yaitu
semua pengalaman dan pengetahuan yang telah diperoleh seseorang selama
hidupnya baik itu di lingkungan sekolah, keluarga, maupun dari lingkungan
masyarakat.

Salah satu konsep yang sangat penting dalam bidang kreativitas adalah
hubungan antara kreativitas dan aktualisasi diri. Menurut Psikolog humanistik
seperti Abraham Maslow dan Carl Rogers, aktualisasi diri adalah apabila
seseorang menggunakan semua bakat dan talentanya untuk menjadi apa yang ia
mampu untuk mewujudkan potensinya. Pribadi yang dapat mengaktualisasi
dirinya adalah seseorang yang sehat mental, dapat menerima dirinya, selalu
tumbuh, berfungsi sepenuhnya, berpikir demokratis, dan sebagainya.

Menurut Maslow (1976) aktualisasi diri merupakan karakteristik yang


fundamental, suatu potensialitas yang pada semua manusia saat dilahirkan,
akan tetapi yang sering hilang, terhambat, atau terpendam dalam proses
pembudayaan. Kreativitas dapat dipandang sebagai produk dan sebagai proses.
Kreativitas sebagai proses adalah kemampuan mengidentifikasi banyak
kemungkinan solusi pada persoalan tertentu. Sebagai suatu proses yang
dimaksudkan adalah upaya yang bersifat imajiantif, tidak konvensional, estetis
tindakan, gagasan atau produk yang mengubah domain yang ada atau domain
yang baru.

Kreativitas sebagai produk berkaitan dengan penemuan sesuatu,


memproduksi sesuatu yang baru dari pada akumulasi keterampilan atau berlatih
pengetahuan dan mempelajari buku. Kreativitas berkaitan dengan apa yang
dikembangkan. Kreativitas bukanlah ciri kepribadian, tetapi keterampilan atau
proses yang menghasilkan produk yang kreatif (Munandar, 2004)

Ada beberapa hal yang menjadi alasan mengapa kreativitas penting


dipupuk dan dikembangkan dalam diri anak sebagaimana diungkapkan oleh
Utami Munandar (2009:45), yaitu:

1) Dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan diri


termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia.

2) Kreativitas sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan


penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini
masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan formal.

3) Bersibuk diri secara kreatif dapat memberikan kepuasan kepada individu.

4) Kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.

Ciri-ciri anak kreatif menurut Torrance ditinjau dari dua aspek, yaitu aspek
kognitif dan afektif. Pertama, aspek kognitif; ciri-ciri kreativitas yang berhubungan
dengan kemampuan berpikir kreatif atau divergen, yang ditandai dengan adanya beberapa
keterampilan tertentu, seperti: keterampilan berpikir lancar (fluency), berpikir
luwes/fleksibel (flexibility), berpikir orisinal (originality), keterampilan memerinci
(elabration), dan keterampilan menilai (evaluation). Makin kreatif seseorang,maka ciri-
ciri ini akan melekat pada dirinya.

Sedang menurut Sund (dalam slameto, 2003: 147-148) menyatakan bahwa


individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut
:

1) Hasrat keingintahuan yang cukup besar,

2) Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru,

3) panjang akal,

4) Keinginan untuk menemukan dan meneliti,

5) Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit,

6) Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan,

7) Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas,

8) Berpikir fleksibel,

9) Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih banyak,

10) Kemampuan membuat analisis dan sintesis,

11) Memiliki semangat bertanya serta meneliti,

12) Memiliki daya absrtaksi yang cukup baik, dan

13) Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.

Adapun menurut rumusan yang dikeluarkan oleh Diknas, bahwa indikator siswa
yang memiliki kreativitas, yaitu:
1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar,
2. Sering mengajukan pertanyaan yang berbobot,
3. Memberikan banyak gagasan dan usul dalam suatu masalah,
4. Mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu,
5. Mempunyai dan menghargai rasa keindahan,
6. Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya, tidak terpengaruh orang
lain,
7. Memiliki rasa humor tinggi,
8. Mempunyai daya imajinasi yang kuat,
9. Mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda dari orang
lain (orisinal),
10. Dapat bekerja sendiri,
11. Senang mencoba hal-hal baru

6. Hipotesis Tindakan

1. Penggunaan aplikasi pada smartphone dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas
XII di Smk Negeri 4 Banjarmasin
2. Penggunaan smartphone dapat meningkatkan ketertarikan siswa terhadap
pembelajaran matematika.

7. Kerangka Berpikir

Kerangka pemecahan masalah dan gambaran pola pemecahannya akan


dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
Peneliti: Peserta didik:
KONDISI Belum menggunakan Kreatifitas dan aktifitas siswa
AWAL smartphone dalam
pembelajaran
dalam pembelajaran matematika
belum terlihat

Menggunakan SIKLUS I
Smartphone dalam Peneliti sudah menggunakan
proses pembelajaran
TINDAKAN smartphone dalam pembelajaran
berkelompok

SIKLUS II
Peneliti sudah menggunakan
Diduga
smartphone dalam
Dengan menggunakan pembelajaran individu
aplikasi photomath
KONDISI melalui smartphone akan
AKHIR meingkatkan minat
belajar siswa

I. METODE PENELITIAN

1. Seting Penelitian

a. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, yaitu mulai
dari bulan Agustus sampai dengan Oktober 2019, yang dilaksanakan dalam 3
(tiga) tahap, yaitu :

1) Tahap I, persiapan PTK yang dimulai selama 30 (Tiga Puluh) hari mulai
tanggal 01 Agustus sampai dengan 30 Agustus 2019
2) Tahap II, pelaksanaan PTK yang dilakukan selama 30 (tiga puluh) hari,
yaitu dimulai sejak tanggal 01 sampai dengan 30 September 2019.
3) Tahap III, adalah tahap penulisan laporan hasil PTK yang dilakukan oleh
peneliti selama kurang lebih 30 (tiga puluh) hari, yang dimulai sejak tanggal
01 sampai dengan 31 Oktober 2019
b. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di SMK Negeri 4 Banjarmasin Jl.


Brigjend H. Hasan Basri No.7 Kota Banjarmasin

2. Subjek Penelitian

 Subjek PTK ini adalah siswa kelas XII RPL 1 di SMK Negeri 4 Banjarmasin.
Jumlah peserta yang dijadikan subjek penelitian tindakan kelas adalah
sejumlah 34 orang .

 Peneliti dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah peserta PPGDJ
bidang matematika.

3. Sumber Data Penelitian

Beberapa sumber data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini, antara
lain adalah :

1. Data primer, yaitu data penelitian yang diambil dari data yang sudah ada, seperti :
biodata peserta didik, data tentang nilai pre/post test peserta didikt, data rekaman
tentang proses pembelajaran
2. Data sekunder, yaitu data yang diambil dari hasil pengisian angket dan
pengamatan proses pembelajaran dan selanjutnya dianalisis.

4. Teknik dan Alat Pengumpul Data

Beberapa teknik dan alat pengumpul data, antara lain yaitu :

1. Teknik Tes, yang diberikan dalam bentuk pre dan post test kepada peserta didik.
Sedangkan alat yang digunakan adalah butir soal pre/post test
2. Teknik Non Tes, yang diberikan dalam bentuk angket terhadap proses pelaksanaan
pembelajaran yang meliputi : Obervasi tentang aktifitas peserta didik dalam
pembelajaran matematika. Sedangkan alat yang digunakan adalah lembar
observasi, wawancara dan pedoman umum evaluasi.

5. Teknik Analisa Data Penelitian

Teknik analisa data penelitian yang digunakan adalah analisa data deskriptif
statistik sederhana, antara lain :
(1) Analisa data kuantitatif, yaitu membandingkan nilai pre test dan post tes,
membandingkan hasil pengamatan/observasi tentang minat peserta didik pada
setiap siklus.
(2) Analisa data kualitatif, yaitu dengan menggunakan analisis diskriptif kualitatif
berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus
(3) Analisa data komparatif, yaitu menggabungkan antara analisa data kuantitatif
dengan analisa data kualitatif

6. Indikator Kinerja

a. Meningkatnya kreatifitas dan aktifitas belajar peserta didik dilihat dari


meningkatnya tingkat berpikir kreatif siswa dan keaktifan siswa untuk setiap
aspek dari siklus I ke siklus II
b. Meningkatnya aktifitas peserta didik yang diwujudkan dengan kelengkapan dan
kebenaran dokumen pembelajaran yang disusun sesuai dengan mata pelajaran
yang dipilih oleh peserta didik sebagai bagian dari tugas yang diberikan dalam
diklat .

7. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas


Adapun prosedur yang dilaksanakan dalam setiap siklus adalah sebagai
berikut :
(Arikunto, 2010)

Siklus I :

1. Perencanaan (Planning) :
a. Peneliti melakukan persiapan tentang segala hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran
b. Peneliti mempersiapkan strategi pelaksanaan pembelajaran
c. Peneliti membuat dan menyiapkan format observasi untuk melaksanakan
pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran
d. Peneliti membuat angket untuk menjaring masukan tentang pelaksanaan
pembelajaran

2. Pelaksanaan (Acting):
a. Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai rencana
b. Peneliti memberikan tugas (uji kreativitas) pembelajaran kepada peserta didik
c. Peserta diberikan soal pre test
3. Pengamatan/Observasi (Observation) :
a. Situasi kelas saat pelaksanaan pembelajaran

b. Situasi dan reaksi peserta diklat selama proses pembelajaran pembelajaran


c. Situasi dan reaksi peserta diklat selama melaksanakan pre test

4. Refleksi (Reflektion) :
Penelitian tindakan kelas ini berhasil, jika :

a. 90 % dari jumlah peserta diklat sudah memiliki tingkat aktifitas dan kreatifitas
yang tinggi dalam pembelajaran matematika
b. 60% dari jumlah peserta didik akan mendapatkan nilai pre tes lebih dari 70

Siklus II :
1. Perencanaan(Planing)

Tim peneliti membuat strategi pelaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil


refleksi pada siklus pertama

2. Pelaksanaan (Acting)

Peneliti/ koordinator melaksanakan strategi pelaksanaan pembelajaran diklat


dengan menggunakan aplikasi melalui smartphone, sesuai dengan hasil refleksi
pada siklus pertama

3. Pengamatan (Observation )

Peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus II,


dan mengamati perkembangan yang terjadi pada peserta didik

4. Refleksi (Reflecting)

Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus ketiga dan menganalisis


untuk membuat kesimpulan atas penggunaan smartphone dalam upaya peningkatan
motivasi peserta didik dalam pembelajaran matematika.

8. JADWAL PENELITIAN

BULAN
NO. KEGIATAN
Jul Agus Sep
1. Penyusunan Proposal X
2. Pembuatan rencana pembelajaran. X
3. Pembuatan Instrumen Penelitian. X
4. Pelaksanaan Penelitian X
5. Pembuatan Laporan X

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifudin. 1996. Pengantar Psikologi Intelegensi. Jogjakarta: Pustaka Pelajar

Makmun, H. Abin Syamsuddin. 2005. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja


Rosdakarya

Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara

Sardiman, A.M. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : CV Rajawali

Augusta. 2018. Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap Prestasi Belajar


Mahasiswa Melalui Motivasi Belajar. Skripsi : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Darma

M.Fakhtur Amin. 2018. Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap Prestasi Belajar


Siswa Kelas 8 Mts. Wali Songo Sugihwaras Bojonegoro. Skripsi : Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Program Studi Agama Islam Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara

Kunandar. 2008. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas. Depok : Rajawali Press

Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Munandar, S.C. Utami. 2009. Kreativitas dan Keterbatasan: Strategi Mewujudkan


Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Semiawan, Conny R. 2002 . Dimensi Kreatif dalam Filsafat Ilmu. Bandung: PT.
Rosdakarya

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Utami Munandar. 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah: Petunjuk
Bagi Para Guru dan Orang tua. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.

Yamin, M dan Ansari, B. I. 2008. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individu Peserta


didik. Jakarta: Gaung Persada Press

Anda mungkin juga menyukai