Learning Task 5
Learning Task 5
Oleh SGD 4:
Luh Putu Saskarawati Oktaviana 1502105001
Kadek Dwi Irmayanti 1502105010
Ni Kadek Desi Ayani 1502105018
Luh Dea Pratiwi 1502105025
Komang Hadpani 1502105027
Ni Made Sekar Sari 1502105042
Ni Made Sinta Febrina 1502105043
Made Edi Pramana Putra 1502105046
Sang Putu Angga Winata 1502105064
KASUS I
Peneliti ingin mengetahui perbedaan skala nyeri pretest dan posttest pada kelompok
yang diberikan terapi musik dan guided imagery
No Respond-
Kelompok Pre Post
en
1 Terapi musik 7 3
2 Terapi musik 8 3
3 Terapi musik 8 4
4 Terapi musik 9 3
5 Terapi musik 6 2
6 Terapi musik 5 2
7 Terapi musik 6 3
8 Terapi musik 6 1
9 Terapi musik 7 1
10 Terapi musik 8 3
11 Terapi musik 7 2
12 Terapi musik 8 1
13 Terapi musik 6 2
14 Terapi musik 5 3
15 Terapi musik 6 1
16 Guide Imagery 6 4
17 Guide Imagery 6 3
18 Guide Imagery 7 4
19 Guide Imagery 8 3
20 Guide Imagery 6 4
21 Guide Imagery 5 4
22 Guide Imagery 7 4
23 Guide Imagery 8 2
24 Guide Imagery 7 2
25 Guide Imagery 7 3
26 Guide Imagery 8 3
27 Guide Imagery 7 3
28 Guide Imagery 5 3
29 Guide Imagery 7 2
30 Guide Imagery 5 3
Soal:
Apakah jenis uji statistik yang tepat? Jelaskan syarat uji tersebut! Jelaskan uji al-
ternatif yang digunakan jika data tidak memenuhi syarat! Interpretasikan hasil
analisis yang telah anda lakukan!
Jawab:
a. Apakah jenis uji statistik yang tepat !
Dari uji normalitas yang dilakukan. Data pada pre dan post terapi musik tidak terdis-
tribusi normal dan data pada pre dan post guided imegery tidak terdistribusi normal.
Sehingga menggunakan uji Wilcoxon. Test wilcoxon merupakan sebuah test
hipotesis non-parametrik statistik yang digunakan ketika membandingkan dua sam-
pel yang berhubungan atau pengukuran ulang pada sampel tunggal untuk menilai
apakah populasi mereka berarti berbeda (Sopiyudin,2015)
b. Syarat Uji tersebut
Syarat Uji Wilcoxon yaitu :
Data berpasangan
Skala yang digunakan ialah skala ordinal ,skala interval,dan skala rasio
Populasi atau sampel berpasangan
Hasil normalitas pada salah satu atau keduanya tidak terdistribusi normal.
Tabel 1. Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk kelompok terapi musik dan guided
imagery
Tabel 2. Hasil uji homogenitas Levene’s test pada kelompok terapi musik dan
guided imagery
Levene statistic Signifikansi (p)
Pre test terapi musik dan guided image- 0,416 0,524
ry
Post test terapi musik dan guided image- 2,149 0,154
ry
Sehingga, berdasarkan adanya salah satu data dari masing-masing kelompok in-
tervensi terapi musik maupun guided imagery yang memiliki data yang tidak
terdistribusi normal, maka data akan diolah lebih lanjut dengan menggunakan
statistik non parametrik yaitu Wilcoxon Signed Ranks Test yang digunakan untuk
menganalisis adanya perbedaan skala nyeri antara sebelum dan sesudah dil-
akukannya intervensi pada masing-masing kelompok terapi baik musik maupun
guided imagery, sedangkan untuk menguji adanya perbedaan hasil posttest anta-
ra kelompok terapi musik dan guided imagery terhadap skala nyeri maka akan
digunakan uji Mann Whitney.
2) Uji Hipotesis
Uji pengaruh terapi musik terhadap skala nyeri
Berdasarkan analisis uji Wilcoxon yang telah dilakukan pada tabel 3. di-
peroleh hasil bahwa terdapat perbedaan skala nyeri yang signifikan antara
nilai pretest dan posttest setelah dilakukannya intervensi terapi musik (t = –
3,430, p<0,05). Perbedaan tersebut ditunjukkan dengan adanya penurunan
skala nyeri sebesar 4,54 (pretest= 6,80 dan posttest=2,26). Sehingga dari
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak yang artinya terdapat
perbedaan yang bermakna terhadap hasil skala nyeri antara sebelum dan
setelah dilakukannya intervensi terapi musik.
Tabel 3. Hasil uji analisis Wilcoxon pada kelompok terapi musik terhadap skala
nyeri
n Median Mean ± SD p
(minimum- value
maksimum)
Skala Pretest terapi musik 15 7 (5-9) 6,80 ± 1,20 0,001
nyeri Posttest terapi musik 15 2 (1-4) 2,26 ± 0,96
Uji perbedaan pengaruh antara pemberian terapi musik dan guided imagery ter-
hadap skala nyeri
Berdasarkan hasil uji analisis dengan Mann Whitney yang telah dilakukan pada
tabel 5. didapatkan hasil p value yaitu 0,016 (t= -2,409, p<0,05). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara skor skala nyeri setelah
diberikannya terapi music dengan skor skala nyeri pada terapi dengan guided
imagery. Hasil tersebut dibuktikan dengan adanya hasil p<0,05 serta adanya
perbedaan rerata atau mean antar kedua kelompok intervensi.
Tabel 5. Hasil uji analisis Mann Whitney pada kelompok terapi music dan guid-
ed imagery
n Mean ± SD p value
Terapi musik Post test 15 2,70 ± 0,95 0,016
Guided imagery Post test 15 1,50 ± 0,50
KASUS II
Peneliti ingin mengetahui hubungan penggunaan kondom dengan kejadian IMS (tabel
2x2).
Soal:
Apakah jenis uji statistik yang tepat? Jelaskan syarat uji tersebut! Jelaskan uji al-
ternatif yang digunakan jika data tidak memenuhi syarat! Interpretasikan hasil
analisis yang telah anda lakukan!
Jawab:
a. Apakah jenis uji statistik yang tepat?
Jenis uji statistic yang tepat adalah chi square. Hal ini dikarenakan kedua variabel
berupa kategorik (nominal dan ordinal). Sehingga uji yang digunakan untuk mencari
hubungan yang kedua variabelnya berbentuk kategorik adalah uji chi square .
(Bardosono, 2015).
c. Jelaskan uji alternatif yang digunakan jika data tidak memenuhi syarat!
Uji alternatif yang digunakan jika data tidak memenuhi syarat yaitu Fisher’s exact
test. Uji Fisher merupakan salah satu uji nonparametrik yang digunakan untuk
menganalisis dua sampel independen yang berskala nominal atau ordinal jika kedua
sampel indpendennya berjumlah kecil (biasanya kurang dari 20). Uji juga digunakan
untuk menguji perbedaan 2 data kategorik yang memiliki nilai expected kurang dari
5. Data diklasifikasikan kedalam dua kelompok yang saling bebas sehingga akan
terbentuk tabel kontingensi 2 x 2 (Silvianti, 2014).
d. Interpretasikan hasil analisis yang telah anda lakukan!
Tabel 6. Hubungan Penggunaan Kondom dengan Kejadian IMS di X tahun 2018
Variabel n p-value
Penggunaan Kondom
30 0,144
Kejadian IMS
Intepretasi hasil:
Dari hasil uji chi-square yang telah dilakukan, diperoleh nilai p = 0,144 (p >0,05)
yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara penggunaan kondom dengan
kejadian IMS. Berdasarkan hal tersebut, H0 gagal ditolak.
KASUS III
Peneliti ingin mengetahui hubungan manajemen diri dengan depresi pasien Ca cervix.
Soal:
1. Apakah jenis uji statistik yang tepat? Jelaskan syarat uji tersebut!Jelaskan uji
alternatif yang digunakan jika data tidak memenuhi syarat!Interpretasikan
hasil analisis yang telah anda lakukan!
Jawab:
a) Uji statistik yang tepat pada penelitian ini adalah korelasi rank spearman.
b) Syarat uji statistik korelasi rank spearman ini adalah:
- Saat dilakukan uji normalitas didapatkan hasil bahwa data tidak berdistri-
busi normal
- Terdapat salah satu data yang berskala ordinal atau semua data berskala or-
dinal, untuk itu sebelum dilakukan pengolahan data, data yang akan diana-
lisis perlu disusun dalam bentuk ranking. Sehingga korelasi spearman meru-
pakan alat uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif dua
variabel bila datanya berskala ordinal (ranking) (Rahma, 2013).
Pada penelitian ini didapatkan hasil uji normalitas seperti tabel berikut ini:
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Manajemen .270 30 .000 .863 30 .001
Diri
Depresi .227 30 .000 .792 30 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Dilihat dari nilai signifikansi Shapiro-Wilk (karena jumlah data kurang dari 50),
didapatkan hasil nilai p pada pre-test 0,001 (p < α= 0,05). Artinya data tidak
terdistribusi normal. Sementara untuk nilai p pada post-test 0,0001 (p < α= 0,05)
yang berarti data juga tidak terdistibusi normal. Jadi, karena kedua variabel tidak
berdistribusi normal, dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal.
c) Uji alternatif yang digunakan jika data tidak memenuhi syarat adalah koefisien
kontingensi, lambda, dan cramer.
- Apabila pada pengukuran korelasi untuk dua data bertipe nominal uji stati-
tistik yang digunakan adalah koefisien kontingensi, lambda, dan cramer.
- Hal ini sama jika akan dilakukan uji korelasi antara variabel bertipe nomi-
nal dengan ordinal, maka akan dipakai ukuran korelasi nominal, yaitu
menggunakan uji korelasi koefisien kontingensi, lambda, dan cramer (Rah-
ma, 2013)
d) Interpretasi hasil analisis yang telah dilakukan
Karena data tidak terdistribusi normal, maka dilakukan uji Spearman. Berikut
tabel hasil uji analisis statistik data
Correlations
N 30 30
I N 30 30
n*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
t
Interpretasi:
Berdasarkan hasil uji korelasi hubungan mamajemen diri dengan depresi pasien
Ca Cervix diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,019 (p < 0,05) yang berarti H0
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan mamajemen diri dengan
depresi pasien Ca Cervix.
Interpretasinya:
Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman yang telah dilakukan untuk melihat adanya
hubungan antara total skor manajemen diri dan skor depresi, didapatkan hasil p val-
ue yaitu < 0.05, yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara total skor ma-
najemen diri dan skor depresi (α = 0.05). Dari hasil uji hubungan non parametric
Spearmen, hasil correlation coefficient menunjukkan bahwa arah dari uji tersebut
berlawanan yang berarti hasil uji hubungan manejemen diri dan skor depresi menun-
jukkan hasil yang negative yang berarti semakin tinggi skor manajemen diri maka
semakin rendah skor depresi dan begitu pula sebaliknya. Jadi kuat hubungan antara
manajemen diri masuk dalam rentang sedang.
DAFTAR PUSTAKA