Anda di halaman 1dari 1

lokalis pemeriksaan THT didapatkan vestibulum, mukosa hidung dan septum nasi, dinding

lateral hidung dan konkha inferior tidak ditemukan kelainan yang bermakna. Berdasarkan
penelitian sebelumnya, pada kejadian epistaksis anterior keadaan umum pasien baik, tidak
ada gangguan tanda vital, dan tidak ditemukannya tanda hipoperfusi.8 Epistaksis posterior
dicurigai apbila (1) sebagian besar perdarahan terjadi ke dalam faring, (2) apabila dengan
tampon anterior gagal mengontrol perdarahan, atau (3) nyata dari pemeriksaan hidung
rinoskopi posterior ditemukan perdarahan terletak posterior dan superior.9
Maka dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, dapat diambil diagnosis sementara
yaitu epistaksis anterior. Mekanisme epistaksis dari pasien adalah adanya faktor usia dan
riwayat beringus yang dapat meningkatkan risiko pecahnya pembuluh darah pleksus
Kiesselbach dan atau a.etmoidalis anterior mengakibatkan epistaksis anterior.
Pada saat pasien tiba di IGD mimisan telah berhenti, ibu pasien mengatakan saat darah
keluar dari lubang hidung tidak lama kemudian mimisan berhenti sendiri. Penatalaksanaan
yang diberikan pada pasien ini farmakologi dan non-farmakologi. Penatalaksanaan
farmakologi adalah dengan memberikan salep antibiotik, pemberian salep antibiotik
bertujuan selain mencegah infeksi akibat pecahnya pembuluh darah dapat memberikan dan
menjaga kelembapan mukosa hidung. Selain diberikan terapi untuk mengatasi beringus pada
pasien yaitu Corhinza tablet. Penatalaksanaan non-farmakologi yang diberikan adalah
edukasi pada orangtua, yaitu prevalensi kejadian epistaksis anterior terbanyak pada anak-
anak dan ini bukan merupakan suatu penyakit namun gejala. Penatalaksanaan awal yang
dapat dilakukan orang tua dan pasien saat mimisan terjadi adalah dengan memencet hidung
anak dalam posisi duduk dan memberikan kompres dingin pada hidung atau pemberian
tampon anterior. Bedasarkan teori pada anak sering terjadi epistaksis anterior, perdarahan
dapat dihentikan dengan cara duduk dengan kepala ditegakkan, kemudian cuping hidung
ditekan ke arah septum selama beberapa menit (metode Trotter).3,8

Anda mungkin juga menyukai

  • Part 28
    Part 28
    Dokumen1 halaman
    Part 28
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • Part 28
    Part 28
    Dokumen1 halaman
    Part 28
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • Part 25
    Part 25
    Dokumen2 halaman
    Part 25
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • Part 16
    Part 16
    Dokumen1 halaman
    Part 16
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • Anamnesis Artritis Gout
    Anamnesis Artritis Gout
    Dokumen1 halaman
    Anamnesis Artritis Gout
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • Part 24
    Part 24
    Dokumen2 halaman
    Part 24
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • Part 23
    Part 23
    Dokumen2 halaman
    Part 23
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • Part 17
    Part 17
    Dokumen1 halaman
    Part 17
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • Part 20
    Part 20
    Dokumen1 halaman
    Part 20
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • Part 18
    Part 18
    Dokumen1 halaman
    Part 18
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • Anamnesis Artritis Gout
    Anamnesis Artritis Gout
    Dokumen1 halaman
    Anamnesis Artritis Gout
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • Tugas Tutor
    Tugas Tutor
    Dokumen8 halaman
    Tugas Tutor
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • Part 8
    Part 8
    Dokumen1 halaman
    Part 8
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • Part 11
    Part 11
    Dokumen2 halaman
    Part 11
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • Part 1
    Part 1
    Dokumen1 halaman
    Part 1
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • Part 9
    Part 9
    Dokumen6 halaman
    Part 9
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • Part 7
    Part 7
    Dokumen7 halaman
    Part 7
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • Part 3
    Part 3
    Dokumen1 halaman
    Part 3
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • Part 5
    Part 5
    Dokumen1 halaman
    Part 5
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • Part 4
    Part 4
    Dokumen1 halaman
    Part 4
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • Part 6
    Part 6
    Dokumen7 halaman
    Part 6
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • Part 3
    Part 3
    Dokumen1 halaman
    Part 3
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • Part 2
    Part 2
    Dokumen1 halaman
    Part 2
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • Kuesioner
    Kuesioner
    Dokumen2 halaman
    Kuesioner
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • 2
    2
    Dokumen1 halaman
    2
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • Part 4
    Part 4
    Dokumen1 halaman
    Part 4
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen1 halaman
    1
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat
  • 6
    6
    Dokumen1 halaman
    6
    Dwi Ayu Primadana
    Belum ada peringkat