Anda di halaman 1dari 8

2.2.

1 Critical Path Method (prawira 2014)


1. Pengertian CPM
Critical Path Method (CPM) adalah teknik menganalisis jaringan
kegiatan/aktivitas-aktivitas ketika menjalankan proyek dalam rangka memprediksi
durasi total. Critical path sebuah proyek adalah deretan aktivitas yang menentukan
waktu tercepat yang mungkin agar proyek dapat diselesaikan. Critical path adalah
jalur terpanjang dalam network diagram dan mempunyai kesalahan paling sedikit.
2. Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan jalur kritis ini:
a. Tertundanya pekerjaan di jalur kritis akan menunda penyelesaian jalur
proyek ini secara keseluruhan.
b. Penyelesaian proyek secara keseluruhan dapat dipercepat dengan
mempercepat penyelesaian pekerajaan – pekerjaan di jalur kritis.
c. Slack pekerjaan jalur kritis sama dengan 0 (nol). Hal ini memungkinkan
relokasi sumber daya dari pekerjaan non kritis ke pekerjaan kritis.
3. Istilah Dalam CPM
E (earliest event occurence time ): Saat tercepat terjadinya suatu peristiwa.
L (Latest event occurence time) : Saat paling lambat yang masih diperbolehkan
bagi suatu peristiwa terjadi.
ES (earliest activity start time) : Waktu Mulai paling awal suatu kegiatan. Bila
waktu mulai dinyatakan dalam jam, maka
waktu ini adalah jam paling awal kegiatan
dimulai.
EF (earliest activity finish time) : Waktu Selesai paling awal suatu kegiatan. EF
suatu kegiatan terdahulu = ES kegiatan
berikutnya.
LS (latest activity start time) : Waktu paling lambat kegiatan boleh dimulai
tanpa memperlambat proyek.
4. Asumsi Dasar dalam menghitung critical path method:
a. Proyek hanya memiliki satu initial event (start) dan satu terminal event
(finish).
b. Saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke-nol.
c. Saat paling lambat terjadinya terminal event adalah LS = ES
5. Teknik Menghitung critical path method:
a. Hitungan Maju (Forward Pass)
Dimulai dari start (initial event) menuju finish (terminal event) untuk
menghitung waktu penyelesaian tercepat suatu kegiatan (EF), waktu tercepat
terjadinya kegiatan (ES) dan saat paling cepat dimulainya suatu peristiwa (E).
Aturan hitungan maju (forward pass):
1) Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan
yang mendahuluinya (predecessor) telah selesai. Waktu selesai paling awal
suatu kegiatan sama dengan waktu mulai paling awal, ditambah dengan kurun
waktu kegiatan yang mendahuluinya.
EF(i-j) = ES(i-j) + t (i-j)
2) Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan-kegiatan terdahulu yang
menggabung, maka waktu mulai paling awal (ES) kegiatan tersebut adalah
sama dengan waktu selesai paling awal (EF) yang terbesar dari kegiatan
terdahulu.
b. Hitungan Mundur (Backward Pass)
Dimulai dari finish menuju start untuk mengidentifikasi saat paling
lambat terjadinya suatu kegiatan (LF), waktu paling lambat terjadinya suatu
kegiatan (LS) dan saat paling lambat suatu peristiwa terjadi (L). Aturan hitungan
mundur (backward pass):
1) Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling
akhir dikurangi kurun waktu berlangsungnya kegiatan yang bersangkutan.
LS(i-j) = LF(i-j) t
2) Apabila suatu kegiatan terpecah menjadi 2 kegiatan atau lebih, maka waktu
paling akhir (LF) kegiatan tersebut sama dengan waktu mulai paling akhir
(LS) kegiatan berikutnya yang terkecil.
Apabila kedua perhitungan tersebut telah selesai maka dapat diperoleh
nilai slack atau float yang merupakan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas
dalam sebuah jaringan kerja.
2.2.2 Precedence Diagram Method (PDM)
Kegiatan dalam precedence diagram method (PDM) digambarkan oleh
sebuah lambang segi empat karena kegiatan ada di bagian Node atau sering juga
disebut sebagai activity on node (AON). Kelebihan precedence diagram method
dibandingkan dengan arrow diagram Method ysitu :
1. PDM tidak memerlukan kegiatan fiktif/ dummy sehingga pembuatan jaringan
akan lebih sederhana.
2. Hubungan overlapping yang berbeda dapat dibuat tanpa menambahkan
jumlah kegiatan.
Pembuatan lambang dalam PDM ditunjukkan dalm gambar berikut:

atau

Gambar 1. Lambang kegiatan


Hubungan antar kegiatan dalam metoda iniditunjukkaqn oleh sebuah garis
penghubung yang dapat dimulai dari kegiatan kiri kekanan atau dari atas
kebawah. Akan tetapi tidak dijumpai akhir garis penghubung ini dikiri oleh
sebuah kegiatan. Awal dan akhir kegiatan ini merupakan kegiatan fiktif yang
dinamakan dengan start untuk kegiatan awal dan finish untuk kegiatan akhir.

Gambar 2 Kegiatan fiktif

1. Jalur Kritis
Untuk menentukan kegiatan yang bersifat kritis dilakukan perhitungan
kedepan (forward analysis) untuk mendapatkan nilai earliest start dan
perhitungan kebelakang (backward analysis) untuk mendapatkan earliest finish.
Besarnya nilai dari perhitungan tersebut adalah sebagai berikut :

ESj = ESi + SSij atau SSj = EFi + FSij


EFj = ESi + SFij atau EFj = EFi + FFij atau ESj + Dj

Gambar 3 Hubungan antara kegiatan I dan J


Jika ada lebih besar dari satu anak panah yang masuk dalam satu kegiatan
maka diambil nilai yang terbesar. Dan jika tidak diketahui FSij atau SSij dan
kegiatan nonsplitable maka ESj dihitung dengan cara sebagai berikut :

ESj = EF – Dj

Perhitungan backward analysis untuk mendapatkan latest start (LS) dan


latest finish (LF) sebagai kegiatan successor yaitu J dan yang dianalisis dalam I.
Besarnya nilai LS dan LF dihitung sebagai berikut :

LFi = LFj – LFij atau LFi = LSj – Fsij


LSi = LSi – Ssij atau LSj = LFj – SFij atau LFi – Di

Jika ada lebih dari satu anak panah yang keluar dari satu kegiatan maka
yang diambil adalah nilai terkecil. Dan jika tidak diketahui FFij atau FSij dan
kegiatan nonsplitable maka FFj dihitung dengan cara sebagai berikut :
LFj = LSi + Di

Jalur kritis ditandai oleh beberapa keadaan :


ES = LS atau EF = LF atau LF – ES = durasi kegiatan

2. Kegiatan splitable
Kegiatan splitable yaitu kegiatan yang dapat ataupun harus dihentikan
untuk sementara waktu dan kemudian dilanjutkan kembali. Contohnya seperti
pengecoran balok, kolom, pelat lantai.
3. Float
Float yaitu waktu yang tersedia untuk penundaan suatu kegiatan ataupun
memperlambat suatu kegiatan sengaja atau tidak sengaja tanpa menyebabkan
proyek terlambat penyelesaiannya. Float dibedakan menjadi Total Float (TF)i =
Minimum (LSj – EFi) dan Free Float (FF) = Minimum (ESj – EFi)
4. LAG
LAG yaitu garis ketergantungan antara kegiatan dalam suatu network
planning. Perhitungan LAG dilakukan dengan cara :
a. Melakukan perhitungan kedepan untuk mendapatkan nilai ES dan EF
b. Hitung besarnya LAG
c. Untuk LAG = 0 dibuat garis ganda
d. Hitung free float (FF) dan total float (TF)
e. LAGij = ESj – Efi
f. Free float = Minimum (LAGij)
g. Total float = Minimum (LAGij + TFi)
5. Hubungan Overlapping
Hubungan kegiatan antara I dan J dibedakan menjadi :
a. Hubungan Finish to start (FTS) dan Hubungan ini dibedakan menjadi tiga
yaitu :

1) Finish to start lag =0


Dimana kegiatan berikut tidak dapat dimulai sebelum kegiatan sebelumnya
selesai.

2) Hubungan Finish to start lag positif


dimana kegiatan berikutnya tidak dapat dilakukan sebelum jumlah lag antara dua
kegiatan tersebut.
3) Hubungan Finish to start lag negative
Dimana kegiatan berikutnya dapat dimulai sejumlah lag sebelum kegiatan
sebelumnya selesai

b. Start to start (STS)


Jenis hubungan ini dibedakan menjadi 3

1) Start to start lag =0


dimana kegiatan berikutnya tidak dapat dimulai sebelumkegiatan sebelumnya
dimulai.
2) Start to start lag positif
dimana kegiatan berikutnya tidak dapat dimulai lebih cepat dimulai sebelum
kegiatan berikutnya dimulai sejumlah lag.

3) Start to finis negative


dimana kegiatan berikutnya dapat dimulai sebelum kegiatan sebelumnya dimulai.

Finish to Finish (FTF)

Start to Finish (STF)

Anda mungkin juga menyukai