“Sistem Bisnis”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis
HALAMAN JUDUL
Dosen Pengampu :
Mochamad Hanafi, M.Si.
Anggota Kelompok1:
FAKULTAS EKONOMI
2019
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul ‘Makalah Tentang Sistem Bisnis’.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami juga
menyampaikan banyak terima kasih kepada bapak Mochamad Hanafi selaku Dosen mata
kuliah Etika Bisnis yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang ‘Sistem Bisnis’ ini dapat
memberikan banyak manfaat maupun meningkatkan rasa nasionalisme terhadap pembaca.
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan pembahasan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pasar Bebas adalah suatu pasar dimana harga barang-barang dan jasa
disusun secara lengkap oleh ketidak saling memaksa yang disetujui oleh para
penjual dan pembeli, ditetapkan pada umumnya oleh hukum penawaran dan
permintaan dengan tanpa campur tangan pemerintah dalam regulasi harga,
penawaran dan permintaan. Pasar bebas adalah pasar ideal, di mana adanya
perlakuan yang sama dan fair bagi semua pelaku bisnis dengan aturan yang fair,
transparan, konsekuen & objektif, memberi peluang yang optimal bagi persaingan
bebas yang sehat dalam pemerataan ekonomi. Pasar bebas diadvokasikan oleh
pengusul ekonomi liberalisme. Salah satu ukuran kemajuan suatu bangsa dan
keberhasilan suatu pemerintahan di era pasar bebas adalah tingkat kemampuannya
untuk menguasai teknologi ekonomi (J.Gremillion).
Dalam etika pasar islami, ekuiblirium diartikan sebagai titik pertemuan
persamaan hak antara pembeli dan penjual. Hak pembeli untuk mendapatkan
barang dan hak penjual untuk mendapatkan uang yang sepantasnya dari barang
yang dijualnya. Dalam konteks hak ini, kewajiban-kewajiban masing-masing
pihak harus terpenuhi terlebih dahulu, kewajiban bagi penjual untuk membuat
produk yang berkualitas dan bermanfaat dan bagi pembeli untuk membayar uang
yang sepantasnya sebagai pangganti harga barang yang diperoleh.
Peran pemerintah dalam mengatasi pasar bebas adalah melakukan
kebijakkan fiskal dan moneter, secara langsung melakukan kegiatan ekonomi
(mendirikan perusahaan) dengan produksi barang publik, mengawasi agar
kegiatan ekonomi yang merugikan dapat dihindari dan mengawasi kegiatan-
kegiatan perusahaan, terutama perusahaan yang besar yang dapat mempengaruhi
pasar.
3
2. ETIKA DALAM PASAR BEBAS
Spertinya tidak ada pemerintahan suatu negara di dunia ini yang dapat
mencegah arus masuknya globalisasi. Kesepakatan yang telah dibuat oleh para
Kepala Negara pada masamasa sebelumnya telah mendatangkan suatu
konsekuensi bagi setiap negara untuk saling mematuhinya. Namun dari pandangan
sebagian masyarakat, globalisasi tidak memberikan dampak secara luas bagi
peningkatan perekonomian dan kesjahteraan masyarakan. Dan lebih dari itu malah
muncul dampak negatif lain yang mungkin tanpa diketahui sebelumnya. Saat ini
realitas menunjukkan, banyak pemilik modal atau investor bahkan pelaku bisnis
dari negara lain yang menempatkan dananya dan menjalankan aktivitas bisnisnya
di Indonesia. Tidak menutup kemungkinan suatu saat mereka akan menguasai dan
mengendalikan perekonomian, sebagai konsekuensi berlakunya pasar bebas dunia.
Ibarat telah menelan makanan yang dipilih, dan belum tahu reaksi apa yang bakal
terjadi di dalam perut, atau dengan suatu pribahasa nasi sudah menjadi bubur.
Banyaknya pelaku bisnis dan pemilik modal dari luar Indonesia yang mau tidak
mau menjadi kompetitor bagi pemilik modal dan pelaku bisnis lokal. Persaingan
telah dimulai dan tidak ada yang dapat mengetahui siapa yang bakal menjadi
pemenang. Masing-masing pihak akan berusaha mempertahankan eksistensinya,
dengan berbagai macam strategi dan politik bisnis yang menjadi andalannya.
Bahkan tidak menutup kemungkinan melakukan segala cara demi untuk menjadi
yang terdepan dan pemenang. Pandangan yang mengemukakan bahwa organisasi
sebagai suatu organisme yang harus mampu beradaptasi dengan kondisi
lingkungannya, dengan berbagai strategi untuk mempertahankan hidup, maka para
kompetitor akan berusaha semaksimal mungkin mengerahkan seluruh
kemampuannya untuk saling menguasai dan bila perlu memukul jatuh melalui
kelemahan lawannya. Suatu bisnis keluarga yang sudah dibangun dengan susah
payah mulai dari kecil sampai menjadi besar, berakhir dengan suatu konflik
diantara keluarga. Masing-masing berusaha memisahkan diri dan membangun
sendiri aktivitas bisnis dan masuk dalam suatu persaingan terbuka. Di tengah-
tengah persaingan bisnis, para pelaku bisnis dan pemilik modal akan selalu
berupaya demi tercapai tujuannya. Ini merupakan gambaran atau potret kehidupan
yang banyak dijumpai dalam aktivitas bisnis keseharian. Pertanyaannya, haruskah
4
kehidupan bisnis di tengah-tengah persaingan yang keras dan ketat menjadikan
pelaku bisnis dan pemilik modal melakukan cara untuk saling menjatuhkan
kompetitornya? Haruskah sistem barbar atau hukum rimba masih dipertahankan?
Tidak adakah cara yang elegan yang menempatkan kompetitor bukan sebagai
lawan tetapi kawan atau mitra bisnis. Satu dengan yang lain menganggap bahwa
dirinya mempunyai kelebihan dan kekurangan dan yang saling melengkapi
menjadi suatu sinergi demi untuk kepentingan bersama yang lebih besar.
Peyelesaikan konflik kepentingan yang terjadi di kalangan para pelaku bisnis dan
pemilik modal sebagaimana dikemukakan diatas, maka diperlukan suatu perilaku
yang mengedepankan etika.
Dikalangan pelaku bisnis perlu memperhatikan etika bisnis, sementara
dikalangan para professional perlu memperhatikan etika profesi. Etika bisnis
dikalangan pelaku bisnis sudah berkembang sejak bisnis itu sendiri ada. Etika
dipandang sebagai nilai yang dijunjung tinggi oleh suatu organisasi dalam
menjalankan aktivitas bisnisnya. Namun ironisnya, suatu organisasi dengan nilai
yang dijunjung tinggi anggotanya, malah terjadi saling benturan dengan organisasi
lain yang juga menjunjung suatu nilai-nilai bisnis. Etika bisnis harus ditempatkan
pada suatu kelompok masyarakat pelaku bisnis, sebagai mana yang terjadi dalam
Etika Jawa, Etika Kedokteran, Etika Kependidikan, Etika Akuntan, dll. (Radar
Bandung Rabu, 02 November 2011)
Etika bisnis mempunyai peran penting bagi pelaku bisnis terutama dalam
hal, yaitu:
1. Pertama, pelaku bisnis mempunyai kesadaran adanya dimensi etis
dalam usaha mereka.
2. Kedua, pelaku bisnis mempunyai kemampuan untuk membuat
pertimbangan moral dan pertimbangan ekonomis secara memadai. Ketiga,
pelaku bisnis mempunyai arah yang tepat, ketika mereka menerapkan
pertimbangan moral-etis dalam setiap kebijakan dan keputusan bisnis demi
tercapainya tujuan yang ditargetkan. (Yosephus, 2010).
Implikasi dari etika bisnis ini akan diperoleh suatu pola tindak dan pola
pikir dalam kalangan pelaku bisnis untuk mengembangkan upaya-upaya dan niat
baik yang lebih mengedepankan sikap-sikap etis dalam menghadapi kompetitor
atau relasi bisnis. Bisnis yang dibangun dan dikembangkan oleh pelaku bisnis
dengan mengedepankan sikap jujur, adil dan bertanggungjawab, akan selalu
5
berorientasi atau mempunyai visi jauh ke depan, dan akan mendahulukan
kepentingan anggota-anggota organisasi, seperti karyawan sebagai wujud
pelaksanaan hak-hak dan kewajibannya secara seimbang, demi berjalannya
aktivitas bisnis secara langgeng atau berkesinambungan. Keuntungan merupakan
konsekuensi logis dari suatu niat dan kemauan yang dibangun dengan upaya-
upaya sikap yang etis, sehingga setiap anggota organisasi akan terbebas dari
sikap-sikap yang mengutamakan kepentingan sendiri atau sikap korupsi. Tanpa
mempersoalkan sikap para pelaku bisnis yang ada pada saat ini, diperlukan suatu
tindakan nyata dari semua pihak yang mempunyai kepentingan terhadap aktivitas
bisnis dimasa depan dalam menyongsong pasar global dengan mempersiapkan
dan membangun etika bisnis di kalangan generasi penerus yang mempunyai sikap
seperti kepercayaan, keuletan, kedisiplinan, keberanian moral, sportivitas,
tanggung jawab. Dalam hal ini Perguruan Tinggi mempunyai peran stategis untuk
mewujudkan sikap-sikap etis dikalangan masyarakat akademis terutama
mahasiswa, yang nantinya akan menjadi pelaku-pelaku bisnis yang diharapkan
dapat menjunjung tinggi etika bisnis di Indonesia khususnya dan di dunia
internasional pada umumnya. Keseriusan semua pihak termasuk Perguruan Tinggi
untuk mewujudkan praktik bisnis yang menjunjung tinggi etika bisnis menjadi
faktor kunci keberhasilan dalam menegakkan etika bisnis.
6
e) Segala aktivitas ekonomi bertujuan untuk memperoleh laba (profit
oriented).
a) Produk barang, jasa, dan tenaga kerja lebih leluasa keluar masuk
melewati batas negara.
a. Dampak Positif:
7
Menambah devisa negara melalui bea masuk dan biaya lain atas ekspor
dan impor.
8
i. Utilitas Pasar Bebas
Fungsi Pemerintah
Fungsi pemerintah sesungguhnya seperti dalam sejarah, menurut Marx adalah
untuk melindungi kepentingan-kepentingan kelas penguasa. Menurut Marx semua
masyarakat dapat di analisis dalam kaitannya dengan 2 komponen utamanya :
substruktur ekonomi dan superstruktur sosial.
Marx menamakan kontrol sosial yang digunakan dalam memproduksi barang
(atau dengan kata lain control sosial di mana masyarakat mengatur dan
mengendalaikan para pekerja) sebagai hubungan produksi.
Pemiskinan Pekerja
Mark juga mengklaim bahwa sejauh produksi dalam perekonomian modern
tidak direncanakan, namun dibiarkan bergantung pada kepemilikan pribadi dan pasar
bebas, maka hasilnya tidak akan lebih dari serangkaian bencana yang seumanya
cenderung merugikan kelas pekerja.
Tanggapan
1) Para pendukung sistem pasar bebas pada umumnya menjawab kritik bahwa
pasar bebas menciptakan ketidakadilan dengan menjawab: kritik tersebut salah
10
mengasumsikan tentang keadilan yang hanya berarti kesamaan atau distribusi
menurut kebutuhan.
2) Bahwa keadilan dapat diberi satu arti yang jelas, namun arti tersebut harus
mendukung pasar bebas. Keadilan sesungguhnya berarti distribusi berdasarkan
kontribusi (sumbangan).
3) Terhadap kritikan yang menyatakan bahwa pasar bebas menciptakan
perbedaan yang tidak adil adalah, meskipun perbedaan semacam ini mungkin
selalu ada dalam sistem kepemilikan pribadi dan pasar bebas, namun keuntungan-
keuntungan yang diberikan pasar bebas dan kepemilikan pribadi jauh lebih
penting.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasar Bebas adalah suatu pasar dimana harga barang-barang dan jasa disusun
secara lengkap oleh ketidak saling memaksa yang disetujui oleh para penjual dan
pembeli, ditetapkan pada umumnya oleh hukum penawaran dan permintaan dengan
tanpa campur tangan pemerintah dalam regulasi harga, penawaran dan permintaan.
Peran pemerintah dalam pasar bebas adalah dengan membuat kebijaka fiskal dan
moneter.
Hak yang dilindungi pasar bebas adalah hak kebebasan dan hak properti.
Ekonomi campuran mempertahankan sistem pasar dan kepemilikan pribadi namun
sekaligus bergantung pada kebijakan pemerintah untuk mengatasi kekurangan-
kekurangannya.
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Anggun, Mutiara. 2017. Etika Pasar Bebas. Diakses pada tanggal 26 Februari 2019
http://mutiaraanggun10.blogspot.com/2017/06/etika-pasar-bebas.html
Manuel G., Velasquez. 2005. Etika Bisnis Konsep dan Kasus. Yogyakarta:ANDI
Gideon Setyo B. 2011. Menegakkan Etika Bisnis Dalam Pasar Global. Radar Bandung Rabu, 02
November 2011
15