Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ETIKA BISNIS

“Sistem Bisnis”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis

HALAMAN JUDUL

Dosen Pengampu :
Mochamad Hanafi, M.Si.

Anggota Kelompok1:

1. Agatha Gristyantika P. (16802244001)


2. Putri Sherly I (16802241012)
3. Samara Fitri (16802241023)
4. Ratna Ariska (16802241034)

PRODI PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

JURUSAN PENDIDIKAN ADMINISTRASI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul ‘Makalah Tentang Sistem Bisnis’.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami juga
menyampaikan banyak terima kasih kepada bapak Mochamad Hanafi selaku Dosen mata
kuliah Etika Bisnis yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang ‘Sistem Bisnis’ ini dapat
memberikan banyak manfaat maupun meningkatkan rasa nasionalisme terhadap pembaca.

Yogyakarta, Februari 2019

Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebagaimana telah kita ketahui bersama Pasar, yaitu salah satu tempat dimana
adanya transaksi jual beli atau penukaran secara Barter antara satu barangdengan
barang yang lainnya. Kemudian seperti pendapat Pakar para ahli ilmue konomi salah
satunya yaitu menurut Adam Smith telah menerangkan apabila setiap individu dalam
masyarakat diberi kebebasan untuk melakukan kegiatan ekonomi yang di inginkan
mereka maka kebebasan ini akan mewujudkan efesiensi yang tinggi dalam kegiatan
Ekonomi Negara dan dalam jangka panjang kebebasan tersebut akan mewujudkan
pertumbuhan yang teguh dan di ungkapkan kembali oleh Adam Smith apabila
pemerintah tidak secara aktif terlibat dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi maka
perekonomian tersebut akan dengan sendirinya mengatur dan membuat penyesuaian
di dalam berbagai aspek kegiatan Ekonomi.Maka dengan demikian Pasar yang telah
hadir di kalangan manusia dari beberapa abad yang silam hingga hari ini, itu
merupakan salah satu budaya atau tradisi di dalam suatu kelompok atau masyarakat
pada umumnya. Pasar punmemiliki ketergantungan khusus di dalam kalangan
manusia yang di sebabkan faktor kebutuhan masyarakat pada umumnya. Perilaku
Sosial pun sangat diperlukan pada keberlangsungan aktivitas yang ada di pasar
sehingga dari situ masyarakat dapat menjalin lebih komunikatif pada pendekatan di
antara Konsumen dan Produsen.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas maka dapat di didapatkan


rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian etika pasar bebas?
2. Apa saja ciri-ciri pasar bebas?
3. Apa itu pasar bebas dan hak?
4. Apa itu utilitas pasar bebas?
5. Apa saja kritik Marx terhadap pasar bebas?

1
C. Tujuan pembahasan

1. Agar kita mengetahui pengertian etika pasar bebas.


2. Agar kita mengetahui ciri-ciri dari pasar bebas.
3. Agar kita mengetahui pasar bebas dan hak.
4. Agar kita mengetahui utilitas pasar bebas.
5. Agar kita mengetahui kritik Marx terhadap terhadap pasar bebas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Etika Pasar Bebas

1. Pengertian Pasar Bebas

Pasar Bebas adalah suatu pasar dimana harga barang-barang dan jasa
disusun secara lengkap oleh ketidak saling memaksa yang disetujui oleh para
penjual dan pembeli, ditetapkan pada umumnya oleh hukum penawaran dan
permintaan dengan tanpa campur tangan pemerintah dalam regulasi harga,
penawaran dan permintaan. Pasar bebas adalah pasar ideal, di mana adanya
perlakuan yang sama dan fair bagi semua pelaku bisnis dengan aturan yang fair,
transparan, konsekuen & objektif, memberi peluang yang optimal bagi persaingan
bebas yang sehat dalam pemerataan ekonomi. Pasar bebas diadvokasikan oleh
pengusul ekonomi liberalisme. Salah satu ukuran kemajuan suatu bangsa dan
keberhasilan suatu pemerintahan di era pasar bebas adalah tingkat kemampuannya
untuk menguasai teknologi ekonomi (J.Gremillion).
Dalam etika pasar islami, ekuiblirium diartikan sebagai titik pertemuan
persamaan hak antara pembeli dan penjual. Hak pembeli untuk mendapatkan
barang dan hak penjual untuk mendapatkan uang yang sepantasnya dari barang
yang dijualnya. Dalam konteks hak ini, kewajiban-kewajiban masing-masing
pihak harus terpenuhi terlebih dahulu, kewajiban bagi penjual untuk membuat
produk yang berkualitas dan bermanfaat dan bagi pembeli untuk membayar uang
yang sepantasnya sebagai pangganti harga barang yang diperoleh.
Peran pemerintah dalam mengatasi pasar bebas adalah melakukan
kebijakkan fiskal dan moneter, secara langsung melakukan kegiatan ekonomi
(mendirikan perusahaan) dengan produksi barang publik, mengawasi agar
kegiatan ekonomi yang merugikan dapat dihindari dan mengawasi kegiatan-
kegiatan perusahaan, terutama perusahaan yang besar yang dapat mempengaruhi
pasar.

3
2. ETIKA DALAM PASAR BEBAS

Spertinya tidak ada pemerintahan suatu negara di dunia ini yang dapat
mencegah arus masuknya globalisasi. Kesepakatan yang telah dibuat oleh para
Kepala Negara pada masamasa sebelumnya telah mendatangkan suatu
konsekuensi bagi setiap negara untuk saling mematuhinya. Namun dari pandangan
sebagian masyarakat, globalisasi tidak memberikan dampak secara luas bagi
peningkatan perekonomian dan kesjahteraan masyarakan. Dan lebih dari itu malah
muncul dampak negatif lain yang mungkin tanpa diketahui sebelumnya. Saat ini
realitas menunjukkan, banyak pemilik modal atau investor bahkan pelaku bisnis
dari negara lain yang menempatkan dananya dan menjalankan aktivitas bisnisnya
di Indonesia. Tidak menutup kemungkinan suatu saat mereka akan menguasai dan
mengendalikan perekonomian, sebagai konsekuensi berlakunya pasar bebas dunia.
Ibarat telah menelan makanan yang dipilih, dan belum tahu reaksi apa yang bakal
terjadi di dalam perut, atau dengan suatu pribahasa nasi sudah menjadi bubur.
Banyaknya pelaku bisnis dan pemilik modal dari luar Indonesia yang mau tidak
mau menjadi kompetitor bagi pemilik modal dan pelaku bisnis lokal. Persaingan
telah dimulai dan tidak ada yang dapat mengetahui siapa yang bakal menjadi
pemenang. Masing-masing pihak akan berusaha mempertahankan eksistensinya,
dengan berbagai macam strategi dan politik bisnis yang menjadi andalannya.
Bahkan tidak menutup kemungkinan melakukan segala cara demi untuk menjadi
yang terdepan dan pemenang. Pandangan yang mengemukakan bahwa organisasi
sebagai suatu organisme yang harus mampu beradaptasi dengan kondisi
lingkungannya, dengan berbagai strategi untuk mempertahankan hidup, maka para
kompetitor akan berusaha semaksimal mungkin mengerahkan seluruh
kemampuannya untuk saling menguasai dan bila perlu memukul jatuh melalui
kelemahan lawannya. Suatu bisnis keluarga yang sudah dibangun dengan susah
payah mulai dari kecil sampai menjadi besar, berakhir dengan suatu konflik
diantara keluarga. Masing-masing berusaha memisahkan diri dan membangun
sendiri aktivitas bisnis dan masuk dalam suatu persaingan terbuka. Di tengah-
tengah persaingan bisnis, para pelaku bisnis dan pemilik modal akan selalu
berupaya demi tercapai tujuannya. Ini merupakan gambaran atau potret kehidupan
yang banyak dijumpai dalam aktivitas bisnis keseharian. Pertanyaannya, haruskah

4
kehidupan bisnis di tengah-tengah persaingan yang keras dan ketat menjadikan
pelaku bisnis dan pemilik modal melakukan cara untuk saling menjatuhkan
kompetitornya? Haruskah sistem barbar atau hukum rimba masih dipertahankan?
Tidak adakah cara yang elegan yang menempatkan kompetitor bukan sebagai
lawan tetapi kawan atau mitra bisnis. Satu dengan yang lain menganggap bahwa
dirinya mempunyai kelebihan dan kekurangan dan yang saling melengkapi
menjadi suatu sinergi demi untuk kepentingan bersama yang lebih besar.
Peyelesaikan konflik kepentingan yang terjadi di kalangan para pelaku bisnis dan
pemilik modal sebagaimana dikemukakan diatas, maka diperlukan suatu perilaku
yang mengedepankan etika.
Dikalangan pelaku bisnis perlu memperhatikan etika bisnis, sementara
dikalangan para professional perlu memperhatikan etika profesi. Etika bisnis
dikalangan pelaku bisnis sudah berkembang sejak bisnis itu sendiri ada. Etika
dipandang sebagai nilai yang dijunjung tinggi oleh suatu organisasi dalam
menjalankan aktivitas bisnisnya. Namun ironisnya, suatu organisasi dengan nilai
yang dijunjung tinggi anggotanya, malah terjadi saling benturan dengan organisasi
lain yang juga menjunjung suatu nilai-nilai bisnis. Etika bisnis harus ditempatkan
pada suatu kelompok masyarakat pelaku bisnis, sebagai mana yang terjadi dalam
Etika Jawa, Etika Kedokteran, Etika Kependidikan, Etika Akuntan, dll. (Radar
Bandung Rabu, 02 November 2011)
Etika bisnis mempunyai peran penting bagi pelaku bisnis terutama dalam
hal, yaitu:
1. Pertama, pelaku bisnis mempunyai kesadaran adanya dimensi etis
dalam usaha mereka.
2. Kedua, pelaku bisnis mempunyai kemampuan untuk membuat
pertimbangan moral dan pertimbangan ekonomis secara memadai. Ketiga,
pelaku bisnis mempunyai arah yang tepat, ketika mereka menerapkan
pertimbangan moral-etis dalam setiap kebijakan dan keputusan bisnis demi
tercapainya tujuan yang ditargetkan. (Yosephus, 2010).

Implikasi dari etika bisnis ini akan diperoleh suatu pola tindak dan pola
pikir dalam kalangan pelaku bisnis untuk mengembangkan upaya-upaya dan niat
baik yang lebih mengedepankan sikap-sikap etis dalam menghadapi kompetitor
atau relasi bisnis. Bisnis yang dibangun dan dikembangkan oleh pelaku bisnis
dengan mengedepankan sikap jujur, adil dan bertanggungjawab, akan selalu

5
berorientasi atau mempunyai visi jauh ke depan, dan akan mendahulukan
kepentingan anggota-anggota organisasi, seperti karyawan sebagai wujud
pelaksanaan hak-hak dan kewajibannya secara seimbang, demi berjalannya
aktivitas bisnis secara langgeng atau berkesinambungan. Keuntungan merupakan
konsekuensi logis dari suatu niat dan kemauan yang dibangun dengan upaya-
upaya sikap yang etis, sehingga setiap anggota organisasi akan terbebas dari
sikap-sikap yang mengutamakan kepentingan sendiri atau sikap korupsi. Tanpa
mempersoalkan sikap para pelaku bisnis yang ada pada saat ini, diperlukan suatu
tindakan nyata dari semua pihak yang mempunyai kepentingan terhadap aktivitas
bisnis dimasa depan dalam menyongsong pasar global dengan mempersiapkan
dan membangun etika bisnis di kalangan generasi penerus yang mempunyai sikap
seperti kepercayaan, keuletan, kedisiplinan, keberanian moral, sportivitas,
tanggung jawab. Dalam hal ini Perguruan Tinggi mempunyai peran stategis untuk
mewujudkan sikap-sikap etis dikalangan masyarakat akademis terutama
mahasiswa, yang nantinya akan menjadi pelaku-pelaku bisnis yang diharapkan
dapat menjunjung tinggi etika bisnis di Indonesia khususnya dan di dunia
internasional pada umumnya. Keseriusan semua pihak termasuk Perguruan Tinggi
untuk mewujudkan praktik bisnis yang menjunjung tinggi etika bisnis menjadi
faktor kunci keberhasilan dalam menegakkan etika bisnis.

3. CIRI-CIRI PASAR BEBAS

a) Alat, barang modal, dan sumber produksi bebas dimiliki dan


digunakan oleh perseorangan, masyarakat, atau perusahaan.

b) Perdagangan barang tanpa pajak (termasuk tarif) atau pembatasan


perdagangan yang lain (seperti peraturan, hukum, kuota impor, atau subsidi
yang memberatkan pengusaha).

c) Pergerakan bebas modal dan tenaga kerja ke luar maupun ke dalam


wilayah suatu negara.

d) Akses bebas ke pasar; pedagang dapat langsung menjual produknya ke


konsumen.

6
e) Segala aktivitas ekonomi bertujuan untuk memperoleh laba (profit
oriented).

f) Semua aktivitas ekonomi dilaksanakan oleh masyarakat (swasta) dan


tidak ada intervensi dari pemerintah (pemerintah hanya berperan sebagai
pengawas)

4. FUNGSI PASAR BEBAS

a) Produk barang, jasa, dan tenaga kerja lebih leluasa keluar masuk
melewati batas negara.

b) Kemudahan akses dan informasi yang lebih cepat mengenai kebutuhan


pasar.

c) Meningkatkan pembangunan ekonomi suatu negara.

d) Daya saing antar pengusaha meningkat, sehingga meningkatkan


kualitas dan kuantitas barang, jasa, dan tenaga kerja.

e) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas karena setiap aktivitas ekonomi


didasarkan untuk memperoleh laba (profit oriented)

5. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PASAR BEBAS

a. Dampak Positif:

 Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk dalam negeri.

 Hambatan perdagangan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak


ada.

 Peningkatan ekspor sehingga meninkatkan pendapatan nasional


Indonesia.

 Meningkatkan peluang investor yang menanamkan modal dan


membangun basis produksi di Indonesia.

7
 Menambah devisa negara melalui bea masuk dan biaya lain atas ekspor
dan impor.

 Melalui impor, kebutuhan dalam negeri dapat terpenuhi.

 Peningakatan lapangan kerja.

 Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

 Menghidupkan sektor pariwisata sehingga menambah jumlah


wisatawan ke Indonesia
b. Dampak Negatif:

 Produk dalam negeri cenderung kalah bersaing dengan masuknya


barang-barang luar negeri yang lebih murah dan berkualitas.

 Bertambahnya kemungkinan eksploitasi sumber daya alam oleh


perusahaan.

 Munculnya ketergantungan terhadap negara maju.

 Bila tidak mampu bersaing, akan berdampak pada menurunnya


pertumbuhan ekonomi negara dan meningkatkan jumlah pengangguran.

 Munculnya sifat konsumerisme.

B. Pasar Bebas Dan Hak

Pasar Bebas dan Hak : John Locke (1632-704)

1. Merupakan pendukung sistem pasar bebas tak teregulasi


2. Dua hak alami yang dilindungi pasar bebas adalah:
a. Hak atas kebebasan; setiap individu bebas mempertukarkan
barang secara sukarela tanpa paksaan pemerintah
b. Hak atas properti; setiap individu bebas memutuskan apa yang
akan dilakukan dengan apa yang dimilikinya tanpa intervensi
pemerintah.

8
i. Utilitas Pasar Bebas

Adam Smith (1723-1790), sang “bapak ekonomi modern” adalah pencetus


argumen utilitarian pasar bebas. Menurut Smith, saat individu dibiarkan bebas
mencari kepentingannya sendiri di pasar bebas, mereka akan diarahkan menuju
kesejahteraan publik oleh sebuah “tangan tak terlihat”. Smith juga mengatakan bahwa
sistem pasar kompetitif mengalokasikan sumber daya secara efisien di antara berbagai
industri dalam sebuah masyarakat. Adam Smith mengasumsikan bahwa suatu
masyarakat yang memiliki sistem pasar bebas berarti juga memiliki sistem properti
pribadi.
1. Kritik terhadap Adam Smith
Para kritikus argumen utilitarian Adam smith tentang pasar bebas dan properti
pribadi dan menyatakan pendapat mereka dalam berbagai cara. Kritik paling umum
adalah argumen utilitarian tersebut didasarkan pada asumsi-asumsi yang tidak
realistis. Argumen Smith, pertama, mengasumsikan bahwa kekuatan-kekuatan
impersonal persediaan dan permintaan akan mendorong turunnya harga sampai pada
tingkat paling rendah karena penjual sangat banyak dan masing-masing usaha bisnis
ukurannya sedemikian kecil sehingga tidak ada satupun penjual yang mampu
mengendalikan harga sebuah produk.
Kedua, menurut para kritikus, argumen-argumen Smith mengasumsikan
bahwa semua sumber daya yang digunakan untuk memproduksi sesuatu akan dibayar
oleh produsen dan bahwa produsen akan berusaha untuk memaksimalkan keuntungan.
Ketiga, kata para kritikus, analisis Smith salah mengasumsikan bahwa
manusia hanya tertmotivasi oleh keinginan “alami” untuk mendapatkan keuntungan.
2. Kritik Keynes
Keynes menyatakan bahwa permintaan total atas barang dan jas adalah
permintaaan dari tiga sektor ekonomi: rumah tangga, bisnis, dan pemerintah.
Pemerintah mampu mempengaruhi kecenderungan untuk menabung atau menghemat,
yang dalam hal ini menurunkan permintaan dan menciptkan pengangguran. Kedua,
pemerintah dapat mempengaruhi secara langsung jumlah yang bisa diperoleh rumah
tangga dengan menaikkan atau menurunkan pajak. Ketiga, pengeluaran pemerintah
bisa menutup perbedaan antara jumlah permintaan dan jumlah persediaan dengan
meningkatkan permintaan dari rumah tangga dan bisnis (dan secara tidak sengaja
menciptakan inflasi). Dengan demikian, berkebalikan dengan pandangan Smith,
intervensi pemerintah dalam bidang ekonomi merupakan instrumen yang diperlukan
untuk memaksimalkan utilitas masyarakat.
9
C. Kritik Marx
Karl Marx (1818-1883) tidak diragukan lagi merupakan kritikus paling keras
dan paling berpengaruh terhadap kesenjangan yang diperkirakan terbentuk dari sistem
properti pribadi dan pasar bebas. Marx mengklaim bahwa contoh-contoh eksploitasi
terhadap para pekerja ini hanyalah gejala dari ketidakadilan besar yang diciptakan
kapitalisme.
Pengasingan
Menurut Marx, ekonomi kapitalis menghasilkan 4 bentuk “pengasingan”
pekerja atau 4 bentuk pemisahan dari apa yang seharusnya menjadi milik mereka.
1) Masyarakat kapitalis memberikan penguasaan atas hasil usaha para pekerja
pada orang lain.
2) Kapitalisme mengasingkan pekerja dari aktivitasnya sendiri.
3) Kapitalisme menghasilkan orang-orang dari diri mereka sendiri dengan
menanamkan pandangan keliru atas apa yang mereka butuhkan dan mereka
inginkan.
4) Masyarakat kapitalis mengasingkan manusia satu sama lain dengan
memisahkan mereka ke dalam kelas-kelas sosial yang bertentangan dan tidak
sederajat serta menghancurkan komunitas dan hubungan perhatian.

Fungsi Pemerintah
Fungsi pemerintah sesungguhnya seperti dalam sejarah, menurut Marx adalah
untuk melindungi kepentingan-kepentingan kelas penguasa. Menurut Marx semua
masyarakat dapat di analisis dalam kaitannya dengan 2 komponen utamanya :
substruktur ekonomi dan superstruktur sosial.
Marx menamakan kontrol sosial yang digunakan dalam memproduksi barang
(atau dengan kata lain control sosial di mana masyarakat mengatur dan
mengendalaikan para pekerja) sebagai hubungan produksi.
Pemiskinan Pekerja
Mark juga mengklaim bahwa sejauh produksi dalam perekonomian modern
tidak direncanakan, namun dibiarkan bergantung pada kepemilikan pribadi dan pasar
bebas, maka hasilnya tidak akan lebih dari serangkaian bencana yang seumanya
cenderung merugikan kelas pekerja.
Tanggapan
1) Para pendukung sistem pasar bebas pada umumnya menjawab kritik bahwa
pasar bebas menciptakan ketidakadilan dengan menjawab: kritik tersebut salah
10
mengasumsikan tentang keadilan yang hanya berarti kesamaan atau distribusi
menurut kebutuhan.
2) Bahwa keadilan dapat diberi satu arti yang jelas, namun arti tersebut harus
mendukung pasar bebas. Keadilan sesungguhnya berarti distribusi berdasarkan
kontribusi (sumbangan).
3) Terhadap kritikan yang menyatakan bahwa pasar bebas menciptakan
perbedaan yang tidak adil adalah, meskipun perbedaan semacam ini mungkin
selalu ada dalam sistem kepemilikan pribadi dan pasar bebas, namun keuntungan-
keuntungan yang diberikan pasar bebas dan kepemilikan pribadi jauh lebih
penting.

Kesimpulan: Ekonomi Campuran


Perpaduan antara peraturan pemerintah, pasar bebas parsial dan
kepemilikan pribadi terbatas adalah apa yang umumnya yang disebut ekonomi
campuran. Pada dasarnya, ekonomi campuran mempertahankan sistem pasar dan
kepemilikan pribadi namun sekaligus bergantung pada kebijakan pemerintah
untuk mengatasi kekurangan-kekurangannya.
Untung rugi penerapan kebijakan ekonomi campuran juga tetap menjadi
bahan perdebatan yang berlangsung seputar konsep pasar bebas, kepemilikan
pribadi dan intervensi pemerintah, semenjak tahun 1980-an, perdebatan ini lebih
difokuskan pada krisis produktifitas yang masih dialami Amerika saat bersaing
dengan negara-negara lain di pasar global.
Sistem Properti dan Teknologi Baru
Pihak-pihak yang menggunakan pandangan Locke atau utilitarian
menyatakan bahwa properti intelektual haruslah dipe perlakukan seperti properti
pribadi. Pihak-pihak yang mengajukan pandangan sosialis atau Mark yang
mendukung kepemilikan kolektif atas properti intelektual mnegklaim bahwa
kreativitas intelektual tidak memerlukan insentif finansial ataupun sistem properti
pribadi.
Akhir Marxisme?
Dengan berakhirnya komunisme, tidak ada lagi “kemajuan” menuju sistem
ekonomi yang lebih baik, atau lebih sempurna: Seluruh dunia sekarang setuju
bahwa sitem terbaik adalah kapitalisme. Namun reformasi komunis tidak
menunjukkan “penghapusan sama sekali” atas pandangan-pandangan Mark
11
ataupun sosialisme. Para pengikut Smith dan Locke terus bersikeras bahwa tingkat
intervensi pemerintah yang ditolerir sistem ekonomi campuran lebih banyak
merugikan dibandingkan menguntungkan.
A.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pasar Bebas adalah suatu pasar dimana harga barang-barang dan jasa disusun
secara lengkap oleh ketidak saling memaksa yang disetujui oleh para penjual dan
pembeli, ditetapkan pada umumnya oleh hukum penawaran dan permintaan dengan
tanpa campur tangan pemerintah dalam regulasi harga, penawaran dan permintaan.
Peran pemerintah dalam pasar bebas adalah dengan membuat kebijaka fiskal dan
moneter.

Adanya perkembangan teknologi dan globalisasi membuat banyak pemilik modal


atau investor bahkan pelaku bisnis dari negara lain yang menempatkan dananya dan
menjalankan aktivitas bisnisnya di Indonesia. Dikalangan pelaku bisnis perlu
memperhatikan etika bisnis, sementara dikalangan para professional perlu
memperhatikan etika profesi.

Bisnis yang dibangun dan dikembangkan oleh pelaku bisnis dengan


mengedepankan sikap jujur, adil dan bertanggungjawab, akan selalu berorientasi atau
mempunyai visi jauh ke depan, dan akan mendahulukan kepentingan anggota-anggota
organisasi, seperti karyawan sebagai wujud pelaksanaan hak-hak dan kewajibannya
secara seimbang, demi berjalannya aktivitas bisnis secara langgeng atau
berkesinambungan.

Hak yang dilindungi pasar bebas adalah hak kebebasan dan hak properti.
Ekonomi campuran mempertahankan sistem pasar dan kepemilikan pribadi namun
sekaligus bergantung pada kebijakan pemerintah untuk mengatasi kekurangan-
kekurangannya.

B. Saran

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih


terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati,
13
kami mengharapkan kritik dan saran baik dari dosen pembimbing maupun dari
pembaca. Atas kritik dan saran nantinya kami ucapkan terimakasih.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anggun, Mutiara. 2017. Etika Pasar Bebas. Diakses pada tanggal 26 Februari 2019
http://mutiaraanggun10.blogspot.com/2017/06/etika-pasar-bebas.html

Manuel G., Velasquez. 2005. Etika Bisnis Konsep dan Kasus. Yogyakarta:ANDI

Tedy Heryansyah.2017.dampak pasar bebas.diakses tanggal 26 Febuari 2019


https://blog.ruangguru.com/dampak-pasar-bebas-terhadap-indonesia

Gideon Setyo B. 2011. Menegakkan Etika Bisnis Dalam Pasar Global. Radar Bandung Rabu, 02
November 2011

15

Anda mungkin juga menyukai