Anda di halaman 1dari 13

1.

5 Landasan Teori
1.5.1 Higiene Industri
Higiene industri adalah Ilmu dan seni yang mencurahkan perhatian pada pengenalan, evaluasi dan
kontrol faktor lingkungan dan stress yang muncul di tempat kerja yang mungkin menyebabkan
kesakitan, gangguan kesehatan dan kesejahteraan atau menimbulkan ketidaknyamanan pada
tenaga kerja maupun lingkungan.
1.5.2 Bahaya Kerja
Menurut OHSAS 18001, Bahaya Kerja (hazard) adalah semua sumber baik situasi maupun
aktifitas yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan atau penyakit kibat kerja. Menurut
ILO 2013, Potensi Bahaya adalah sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang berakibat
pada kerugian.

Sumber : ILO ; 2013

1.5.3. Bahaya Faktor Biologi


Menurut Standar European Directive No. 90/679, faktor biologi adalah mikroorganisme yang
secara genetik dapat dimodifikasi, sel biakan atau human endoparasite yang mungkin dapat
menimbulkan reaksi infeksi, alergi atau toksisitas. Seluruh tempat kerja dapat dapat mengandung
factor biologi yang dapat membahayakan pekerja, namun ada beberapa lingkungan kerja yang
paling rentan terhadap factor biologi seperti Pertanian, Peternakan, Perawatan hewan, Tempat
perawatan kesehatan (klinik), Rumah sakit, dll. Faktor biologi dapat menjangkit pekerja melalui
Masuk ke dalam tubuh melalui beberapa tempat :
a. Jalur pernapasan karena udara yang terpapar oleh faktor biologi
b. Jalur pencernaan melalui makanan yang terkontaminsasi oleh faktor biologi dan kemudian
termakan.
c. Melalui kulit tubuh yang luka atau terkena goresan
d. Infeksi.
Menurut The Unted Control of Disease Control and Prevention (CDC) faktor biologi dapat
diklasifikasikan ke dalam 4 level yaitu :
 Bio Safety level I, kurang berbahaya (Minimal Hazard)
- Tidak berbahaya (risiko rendah)
- Contoh : bacillus subtilis, canine hepatitis, eschericia coli, varicella.
- Cuci tangan dengan sabun, pakai sarung tangan
- Letakan buangan material yang mengandung faktor biologi ke dalam wadah khusus.
 Bio Safety level II, lebih berbahaya (Ordinary Risk)
- Lebih berbahaya dari BSL – 1
- Contoh : hepatitis, influenza A, HIV/AIDS, salmonella
- Diperlukan safety precaution
 Bio Safety level III beresiko tinggi dan infeksius (higher risk dan infeksius)
- Dapat menyebabkan kematian (fatal)
- Contoh : antrax, SARS virus, TBC, thypusyellow fever, malaria
- Laboratorium harus ditutup rapat
 Bio safety level IV, sangat berbahaya (extremely hazardous)
- Sangat berbahaya, dapat membunuh banyak orang, sulit diterapi
- Contoh : ebola virus, Marburg virus, lassa virus
- Harus sangat berhati-hati dalam penanganannya dan wajib menggunakan filter udara
khusus (special air filter).
Standar faktor biologi diatur dalam Permenaker no.5 tahun 2018 yaitu :
Bakteri : 700 cfu/m3 (batas maksimum) dan bebas mikroba patogen
Jamur : 1000 cfu/m3 (batas maksimum)

1.5.4 Bahaya Faktor Kimia


Bahan kimia (chemical) adalah unsur kimia dan senyawanya dan campurannya, baik yang bersifat
alami maupun sintetis. Bahan kimia dapat berupa padatan (partikel, cair, gas, kabut, aerosol,
dan uap yang berasal dari bahan- bahan kimia, mencakup wujud yang bersifat partikel adalah
debu, awan, kabut, uap logam, dan asap ; serta wujud yang tidak bersifat partikel adalah gas dan
uap. Bahan kimia yang beracun dapat masuk kedalam aliran darah sehingga merusak organ dan
sistem tubuh lainya. Bahan kimia dapat masuk ke dalam tubuh dengan beberapa cara :
a. Inhalasi (menghirup)
b. Pencernaah (menelan)
c. Penyerapan ke dalam kulit atau kontak invasive
Faktor-faktor yang menciptakan kondisi intensitas bahaya di area lingkungan tempat
kerja yang berhubungan dengan penggunaan bahan kimia meliputi :
1. Derajat racun,
2. Sifat-sifat fisik dari bahan,
3. Tata cara kerja,
4. Sifat dasar
5. Tempat/jalan masuk,
6. Kerentanan individu para pekerja
7. Kombinasi faktor-faktor yang akan menibulkan situasi yang berbahaya.
Bahan kimia berbahaya ditempat kerja :
a. Bahan kimia mudah meledak
Bahan kimia berupa padatan atau cairan, atau campurannya yang sebagai akibat suatu
perubahan (reaksi kimia, gesekan, tekanan, panas, atau perubahan lainnya) menjadi bentuk gas
yang berlangsung dalam proses yang relative singkat
b. Bahan kimia mudah terbakar
Bahan kimia bila mengalami suatu reaksi oksidasi pada suatu kondisi tertentu, Akan
menghasilkan nyala API. Tingkat bahaya dari bahan-bahan ini ditentukan oleh titik bakarnya,
makin rendah titik bakar bahan tersebut semakin berbahaya.
c. Bahan kimia beracun
Bahan kimia dalam jumlah relative sedikit, dapat mempengaruhi kesehatan manusia atau
bahkan menyebabkan kematian, apabila terabsorbsi tubuh manusia melalui injeksi. Sifat racun
dari bahan dapat berupa kronik atau akut dan sering tergantung pada jumlah bahan tersebut
yang masuk kedalam tubuh.
d. Bahan kimia korosif
Bahan kimia meliputi senyawa asam-asam alkali dan bahan-bahan kuat lainnya,yang sering
mengakibatkan kerusakan logam-logam bejana atau penyimpan. Senyawa asam alkali dapat
menyebabkan luka bakar pada tubuh, merusak mata, merangsang kulit dan system pernafasan.
e. Bahan kimia radioaktif
Bahan kimia yang mempunyai kemampuan untuk memancarkan sinar-sinar radioaktif seperti
sinar alfa, beta, sinar gamma, sinar netron, dan lain-lain, yang dapat membahayakan tubuh
manusia. Suatu bahan kimia dikatakan memiliki sifat berbahaya apabila satu atau lebih dari
sifat-sifat bahaya tersebut diatas terdapat didalam bahan kimia tersebut, yang selain mudah
meledak, dapat pula menjadi bahan kimia beracun dan meracuni kehidupan.
f. Bahan kimia oksidator
Bahan kimia oksidator bersifat eksplosif karena sangat reaktif dan tidak stabil, mampu
menghasilkan oksigen dalam reaksi atau penguraianya sehingga dapat menimbulkan
kebakaran selain ledakan. Bahan oksidator terdiri dari :
 Oksidator organik : Permanganat, Perklorat, Dikromat, Hidrogen Peroksida, Periodat,
Persulfat.
 Peroksida organik : Benzil Peroksida, Asetil Peroksida, Eteroksida, Asam Parasetat.
 Peroksida-peroksida organik dapat pula terbentuk pada penyimpanan pelarut
organik seperti eter, keton, ester, senyawa-senyawa tidak jenuh dsb yang bersifat
eksplosif.
g. Bahan kimia reaktif
Bahan kimia yang sangat mudah bereaksi dengan bahan-bahan lainnya, disertai pelepasan
panas dan menghasilkan gas-gas yang mudah terbakar atau keracunan, atau korosi. Sifat reaktif
dari bahan-bahan kimia dapat dibedakan atas dua jenis :
 Reaktif terhadap air, yaitu bahan kimia reaktif yang sangat mudah bereaksi dengan air,
mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar.
 Reaktif tehadap asam, yaitu bahan kimia reaktif yang sangat mudah bereaksi
dengan asam, menghasilkan panas dan gas yang mudah terbakar atau gas-gas beracun
serta bersifat korosif.
h. Bahan reaktif terhadap air
Beberapa bahan kimia dapat bereaksi hebat dengan air, dapat meledak atau terbakar. Ini
disebabkan zat-zat tersebut bereaksi secara eksotermik (mengeluarkan panas) yang besar atau
mengeluarkan gas yang mudah terbakar, contoh :
 Alkali (Na, K) dan Alkali tanah (Ca)
 Logam Halida (Alumunium tibromida)
 Oksida logam anhidrat (CaO)
 Oksida non logam Halida (Sulfuril Halida)
Jelas bahan-bahan tersebut harus jauh dari air atau disimpan ditempat yang kering dan bebas
dari kebocoran bila hujan turun, dan bahan reaktif diatas juga reaktif terhadap asam.
1.5.4 Bahaya Faktor Fisika
Faktor Fisik adalah factor di dalam tempat kerja yang bersifat fisika antara lain kebisingan,
penerangan, getaran, iklim kerja, gelombang mikro dan sinar ultraviolet.
Kebisingan
Kebisingan adalah rangsangan-rangsangan pada telinga oleh getaran melalui media elastis dan
tidak dikehendaki. Kualitas bunyi ditentukan oleh intensitas suara, frekuensi dan kecepatan nilai
ambang batas kebisingan adalah besarnya level suara dimana tenaga kerja masih berada dalam
batas aman untuk bekerja 8jam/hari atau 40 jam/minggu. Nilai ambang dengar adalah suara yang
paling lemah yang masih dapat didengar telinga.
Karakteristik bunyi :
1. Frekuensi
Frekuensi adalah jumlah fluktuasi yang terjadi pada satu waktu. Telinga manusia dapat
merespon bunyi paling rendah pada 20 Hz dan paling tinggi 20.000 Hz.
2. Intensitas
Intensitas bunyi adalah besarnya energy yang digetarkan partikel udara yang ditangkap ole
telinga. Telinga manusia mempunyai ambang dengar terendah 0,00002 N/m2 dan aambang
tertinggi 200 N/m2.
3. Kecepatan
Kecepatan gelombang tergantung jumlah panjang gelombang dan frekuensi. Panjang
gelombang merupakan alat yang berguna untuk mengontrol kebisingan dan dihitung
berdasarkan frekuensi dan velocity.
Jenis-jenis kebisingan :
1. Kebisingan terus menerus ( Continuous/steady noise). Bising ini dihasilkan dari mesin-
mesin yang berputar ataupun udara yang keliar dengan tekanan tinggi pada saluran yang
sempit.
2. Kebisingan terputus-putus. Bising seperti pesawat terbang di udara.
3. Kebisingan menghentak. Bising seperti suara dentumn meriam, bom meledak
Efek bising terhadap kesehatan
1. Kebisingan jangka panjang, menyebabkan kehilangan pendengaran permanen atau
ketulian.
2. Kebisingan jangka pendek, menyebabkan kehilangan pendengaran sementara. Penurunan
daya dengar terjadi dalam menit atau jam.
3. Tinnitus
4. Trauma akustik
5. Presbikusis
Pemerintah mengeluarkan keputusan menteri tenaga kerja Permenaker No. 05 tahun 2018 tentang
K3 Lingkungan kerja. Dalam peraturan tersebut menetapkan pemaparan maksimum kebisingan
yang diperbolehkan, yaitu 85 dBA untuk 8 jam sehari tanpa alat perlindungan pendengaran. Pada
kebisingan lebi tinggi, waktu pemaparan (tanpa perlindungan telinga) berkurang, dimana setiap
kenaikan 3 dB maka waktu pemaparan perhari menjadi ½ jamnya.
Getaran
Getaran adalah gerakan bolak-balik cepat (reciprocating), memantul keatas dan ke bawah atau ke
belakang dan ke depan. Getaran dapat berpengaruh pada negative pada seluruh atau sebagian dari
tubuh. Parameter yang menyebabkan gangguan kesehatan tubuh akibat terpapar getaran adalah
sebagai berikut :
1. Lamanya waktu pemaparan
2. Frekuensi getaran, satuannya hertz. Efek vibrasi terhadap tubuh akan berbeda pada
frekuensi yang berbeda. Umumnya frekuensi yang sering dijumpai ditempat kerja adalah
1 Hz s/d 5000 atau 10.000 Hz.
3. Amplitude getaran
4. Diukur dalam kecepatan m/detik) atau percepatan (m/detik2)
Jenis getaran yang dapat memapari tenaga kerja ditempat kerja, yaitu :
1. Hand arm vibration atau vibrasi segmental
Biasanya getaranjenis ini dapat menyebabkan hand arm vibration syndrome pada frekuensi
5 Hz – 1500 Hz an sering juga terjadi pada frekuensi 125-300 Hz.
2. Whole body vibration/ getaran seluruh tubuh
Pada umumnya getaran seluruh tubuh mempunyai frekuensi 1-80 Hz. Dari eksperimen
yang dilakukan diperoleh fakta efek getaran seluruh tubuh dapat terjadi pada frekuensi
dibawah 20Hz dan pada frekuensi 100 Hz tergantung pada factor amplitude, akselerasi,
durasi dan arah dari getaran.

Penerangan
Penerangan di tempat kerja adalah salah satu sumber cahaya yang menerangi benda- benda di
tempat kerja. Penerangan berasal dari cahaya alami dan cahaya buatan
Jenis dan Sistem Pencahayaan
Penerangan berdasar sumbernya dibagi menjadi tiga yaitu pertama penerangan alami yaitu
penerangan yang berasal dari cahaya matahari, kedua penerangan buatan yaitu penerangan yang
berasal dari lampu, dan yang ketiga adalah penerangan alami dan buatan yaitu penggabungan
antara penerangan alami dari sinar matahari dengan lampu/penerangan buatan. Menurut Talty
(1988), berdasarkan sumbernya pencahayaan dapat dibagi menjadi :5
1. Pencahayaan alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sinar alami
mempunyai banyak keuntungan. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang
diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada
luas lantai.
2. Pencahayaan buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya
alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh
pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi. Fungsi pokok pencahayaan
Sistem pencahayaan buatan yang sering dipergunakan secara umum dapat dibedakan atas 3
macam yakni:
a. Sistem Pencahayaan Merata
Pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata di seluruh ruangan. Sistem
pencahayaan ini cocok untuk ruangan yang tidak dipergunakan untuk melakukan tugas
visual khusus.
b. Sistem Pencahayaan Terarah
Pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah satu arah tertentu.
c. Sistem Pencahayaan Setempat
Pada sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu misalnya tempat kerja
yang memerlukan tugas visual
Sifat-sifat pencahayaan yang baik:
 Pembagian iluminasi pada lapangan penglihatan;
 Pencegahan kesilauan
 Arah sinar
 Warna
 Panas penerangan terhadap keadaan lingkungan.
Pengaruh pencahayaan yang kurang terhadap penglihatan:
 Kelelahan mata sebagai akibat dari berkurangnya daya dan efisiensi kerja.
 Memperpanjang waktu kerja
 Kerusakan indera mata
 Kelelahan mental
 Menimbulkan terjadinya kecelakaan

1.5.5 Sanitasi Industri


Sanitasi Industri
Sanitasi industr adalah usaha yang dilakukan untuk memelihara, meningkatkan, kebersihan dan
kesehatan lingkungan industry termasuk cara-cara pengendalian dan pemeliharaan faktor-faktor
lingkungan kerja serta pengendalian terhadap penyebaran penyakit menular, sehingga aktivitas
produksi diharapkan tidak memberikan dampak negative terhadap tenaga kerja, lingkungan kerja,
serta masyarakat disekitarnya.
Ruang lingkup
a. Kebersihan umum
Bermanfaat untuk mencegah timbul penyakit akibat kerja. Kebersihan lingkungan meliputi
kebersihan di dalam perusahaan seperti dinding, lantai, atap, peralatan, gudang
penyimpanan bahan baku, serta kebersihan di luar perusahaan meliputi halaman, jalanan.
b. Penyediaan air
Air dalam industry dikategorikan:
 Kebutuhan domestic, misalnya untuk makan, minum, mencuci, mandi, dan lain-
lain. Standar ditentukan menteri kesehatan
 Kebutuhan proses produksi, misalnya untuk system pendingin, keperluan bahan
penghasil uap, bahan pelarut, bahan baku, bahan pencuci, dll
Air domestic standar kualitas lebih tinggi dari kualitas air untuk keperluan proses
produksi. Air yang digunakan untuk bahan baku dikategorikan sebagai berikut:
 Air yang tidak perlu diolah, misalnya air tanah tanpa adanya kontaminasi
 Air yang hanya perlu desinfektan
 Air yang perlu pengolahan dan klorinasi, misalnya air kotor
 Air yang perlu pegolahan spesifik, misalnya ar laut
Kualitas air, ditentukan oleh karakteristik :
 Karakteristik biologis, adanya organism pathogen dan non pathogen
 Karakteristik fisik, adanya bahan fisik yang mengganggu misalnya lumpur yang
mengandung batu
 Kaarketristik kimiawi, bahan kimia pada air dapat mengganggu kesehatan serta
merusak peralatan
 Karakteristik radioaktif
Proses santisasi air dilakukan dengan cara:
 Penyaringan (al-sulfat, fero sulfat, feri sulfat), pengendapan
 Desinfeksi
 Pengurangan mineral terlarut
 Pengendalian karat, rasa, bau

c. Sanitasi makanan
Sanitasi yang kurang baik dapat menyebabkan keracunan makanan. Berdasarkan
penyebabnya, keracunan makanan pada tenaga kerja dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
 Keracunan akibat masuknya bakteri pathogen. Pathogen akan berkembang biak
selama penyimpanan makanan pada suhu 10-65’
 Keracunan akibat bahan kimia beracun, dapat terjadi tiba-tiba dalam beberapa
menit hingga 2 jam setelah konsumsi. Penyebab antara lain arsen, cadmium, lead,
zinc, dan lain-lain
d. Pemeliharaan fasilitas industri
Dapat mencegah terjadinya bahaya, memperlancar lalu lintas barang dan tenaga kerja.
Dinding yang rapih dan bersih dapat menambah intensitas penerangan saat bekerja.
e. Pencegahan dan pembasmian vector penyakit
Serangga dapat memindahkan bibt penyakit lewat kulit atau selaput lender. Vector
berkembang biak disampah dan genangan air. Upaya pencegahan dengan membuang
sampah pada tempatnya dan menguras bak peampung air. Ruangan lembab dan kotor dapat
menjadi tempat bersarang tikus, misalnya gudang penyimpanandan penumpukan barang.
f. Pembuangan limbah domestic dan idustri
Limbah padat dan cair dihasilkan akibat proses produksi sebaiknya ditempatkan pada bak
sampah sendiri yang telah dipilah berdasarkan jenisnya. Container yang mengandung
limbah yang termasuk kategori B3 tidak boleh bocor, sampah tidak boleh tercecer pada
waktu pengumpulan dan penyimpanansementara sebelum dibawa ke tempat pembuangan
akhir B1.
g. Perlengkapan fasilitas hygiene perseorangan
Setiap tenaga kerja wajib untuk memelihara dan meningkatkan kebersihan pribadinya dan
pihak perusahaan wajib menyediakan fasilitas kebersihan. Fasilitas tersebut antara lain
 Wc/ kakus
1 wc untuk 1-15 orang, 2 wc untuk 16-30 orang, 3 wc untuk 31-45 orang, 4 wc
untuk 46-60 orang, 5 wc untuk 81-100 orang, selanjutnya untuk > 100 orang harus
menyediakan 6 wc, dibersihkan 2-3 kali sehari.
 Tempat cuci tangan, mandi, dan ruang ganti
Harus terpiah pria dan wanita, ruangan haus luas, tenaga kerja dilarang makan,
minum, merokok diruang kerja.
h. Ketatarumah-tanggaan perusahaan
 Gedung perusahaan dijaga
 Mesin diatur sehingga efisien dan aman
 Bahan-bahan disimpan secara aman
 Alat disimpan secraa aman
 Tempat pembuangan harus tersedia, layak, dan diatur
 Tempat kerja harus terang bersih, bebas gangguan
 Lantai harus bersih dan bebas hambatan
 Ruangan harus bebas hambatan
 Semua sudut ruangan harus dibersihkan dan terang
 Bahan yang mudah terbakar dibuang ditempat khusus
 Bahan berbahaya disimpan diluar gedung utama
 Tempat penyimpanan diberi label
 Bahan kelebihan tidak ditinggal ditempat kerja
 Peralatan dibersihkan secara berkala
 Alat kerja yang sudah tua dan tidak terpakai harus dibuang
 Tenaga kerja harus bekerja sesuai prosedur kerja yang berlaku ditempat kerja dan
membersihkan tempat kerja sesuia prosedur
 Inspeksi secara teratur untuk memastikan kondisi tempat kerja terjaga

1.5.6 Pengolahan Limbah Industri


Limbah industri adalah buangan yang keberadaannya ditempat ditempat tertentu tidak dikehendaki
lingkungannya karena tidak memiliki nilai ekonomi. Limbah industry yang mengandung bahan
pencemar bersifat racun dan berbahaya termasuk kedalam limbah B3 yang merupakan bahan
dalam jumlah sedikit tetapi mempunyai potensi mencemari dan merusak lingkungan hidup dan
sumber daya.
Klasifikasi
1. Mempunyai nilai ekonomis, yaitu limbah yang dengan melakukan proses lanjut akan
memberikan nilai tambah
2. Tidak mempunyai nilai ekonomis, yaitu limbah yang diolah dalam bentuk proses apapun
tidak dapat memberikan nilai tambah, tetapi hanya dapat mempermudah system pembuangan
Proses pengolahan
1. Secara fisika
a. Sedimentasi, yaitu suatu proses pemisahan bahan padat dari cairan secara
gravitasi
b. Flotasi, yaitu memisahkan partikel dengan densitasnya, menggunakan aliran
udara yang dimasukkan ke dalam system.
c. Separasi minyak-air, yaitu memisahkan bagian terbesar minyak dari aliran
limbah dengan prinsip dasar perbedaan spesifisitas gravities antara air dan
minyak yang dibuang
2. Secara kimiawi
a. Koagulasi-presipitasi,yaitu pencampuran bahan kimia secara merata menjadi
gumpalan-gumpalan yang cukup besar.
b. Netralisasi, yaitu proses menurunkan sifat asam atau basa dalam air
3. Secara biologi
a. Aerobic suspended growth process, yaitu memasukkan air limbah ke reactor
concreate steel earthen tank dengan aliran konsentrasi yang sangat tinggi.
b. Aerobic attached growth process, yaitu proses mikro organism dimasukkan ke
dalam beberapa media
c. Aerobic lagoons (kolam stabilisasi), yaitu kolam tanah yang luas dan dangkal
untuk mengolah air limbah dengan menggunakan proses alami dengan melibat
ganggang dan bakteri.
(1) ILO, 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sarana untuk produktivitas. Jakarta
(2) Suma’mur PK., 1999. Higene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. Penerbit Gunung Agung.
Jakarta
(3) Ahmadi, R. 2009. Fisika Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendekia
(4) Suryono H, dkk. 2015. Praktek Sanitasi Lingkungan kerja/ Industri. Diakses:
https://www.slideshare.net/YesicaAnggreani/sanitasi-industri
(5) Budiono S, dkk. 2016. Hiperkes dan KK. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai