Anda di halaman 1dari 69

KOMPUTERISASI SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN

BARANG DI BATIK KUPU-KUPU


PEKALONGAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Prasyarat Memperoleh Gelar


Ahli Madya Pada Program Diploma III (D3)
Program Studi Komputerisasi Akuntansi

Disusun Oleh :
NAELI ELFA FAUZA
16.120.0008

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER


(STMIK) WIDYA PRATAMA PEKALONGAN
2019
STMIK WIDYA PRATAMA
PERNYATAAN PENULIS

JUDUL TUGAS AKHIR : KOMPUTERISASI SISTEM AKUNTANSI


PERSEDIAAN BARANG DI BATIK KUPU-
KUPU PEKALONGAN
NAMA : NAELI ELFAFAUZA
NIM : 16.120.0008
PROGRAM STUDI : KOMPUTERISASI AKUNTANSI

“Saya menyatakan dan bertanggung jawab dengan sebenarnya bahwa


Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri kecuali cuplikan dan ringkasan
yang masing-masing telah saya jelaskan sumbernya. Jika pada waktu selanjutnya
ada pihak lain yang mengklaim tugas akhir ini sebagai karyanya, yang disertai
bukti-bukti yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan gelar ahli madya
komputer saya beserta segala hak dan kewajiban yang melekat pada gelar
tersebut”.

Pekalongan,

NAELI ELFA FAUZA


Penulis
PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
PENGESAHAN TUGAS AKHIR
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seiring berkembangnya zaman, pola pikir manusia menjadi semakin
berkembang maju dan inovatif. Pola pikir manusia ini telah mendorong
terciptanya berbagai macam teknologi baru, seperti handphone, komputer,
dan berbagai macam alat-alat lainnya, yang mempermudah berbagai
macam pekerjaan. Salah satunya adalah sistem komputerisasi yang dibuat
untuk membantu kebutuhan usaha.
Salah satu sistem komputerisasi yang berkembang pesat adalah sistem
komputerisasi. Sistem komputerisasi ini menawarkan banyak kemudahan
bagi penggunanya, seperti menyajikan laporan dengan cepat dan tepat.
Semakin berkembangnya teknologi informatika, otomatis menuntut segala
bidang terkomputerisasi. Tanpa terkecuali pada Batik Kupu-Kupu
Pekalongan.
Batik Kupu-Kupu Pekalongan merupakan sebuah perusahaan home
industry. Home industry ini bergerak dibidang industri batik yang
berlokasi di Jl. Teratai No. 21, Klego, Pekalongan Timur, Kota
Pekalongan. Batik Kupu-Kupu Pekalongan berdiri sejak tahun 2007
dengan pemilik atas nama Bapak Syaugi Ali Hilaby. Sudah 11 tahun
Batik Kupu-Kupu Pekalongan berdiri. Batik Kupu-Kupu Pekalongan
memiliki karyawan berjumlah 6, yang terdiri atas Supervisor, Admin
Barang, dan Packing Job. Kupu-Kupu Batik Pekalongan memiliki 2
supplier kain, 2 supplier packing attribute, dan 40 customer.
Proses produksi batik yang ada di Batik Kupu-Kupu Pekalongan
dimulai yaitu dari masuknya bahan baku berupa mori putih ke dalam
gudang. Proses selanjutnya adalah pembabaran dan penjahitan yang
dilakukan oleh mitra kerja. Disaat mitra kerja memberikan barang yang
sudah diproses, terdapat bukti penyerahan berupa nota tulis berisi jumlah
barang yang diproduksi dan dicatat dalam buku yang nantinya catatan
tersebut digunakan untuk menentukan harga pokok produksi. Setelah itu
dilakukan pengemasan, pelabelan dan pengepakan dimana terdapat biaya
kemas yang masuk dalam persediaan barang jadi dan dijadikan untuk
menentukan harga pokok penjualan.
Dari rangkaian sistem tersebut ada permasalahan yaitu semua
transaksi dicatat dalam satu buku, sehingga ketika kita hendak mencari
atau telusur balik data akan membutuhkan waktu yang sangat lama.
Maka dari itu perlu dibangun sistem akuntansi persediaan barang di
Batik Kupu-Kupu Pekalongan agar dapat menghasilkan informasi laporan
harga pokok produksi dan laporan persediaan barang dengan lebih cepat
dan akurat kepada pimpinan.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah yang
ada yaitu bagaimana membangun sistem akuntansi persediaan barang di
Batik Kupu-Kupu Pekalongan ?

C. TUJUAN DAN MANFAAT


Dari Sistem Akuntansi Persediaan ini diharapkan akan diperoleh hasil
sebagai berikut :
1. Tujuan
Terwujudnya sistem akuntansi persediaan barang di Batik Kupu-
Kupu Pekalongan.
2. Manfaat
a) Menentukan Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan.
b) Menyajikan laporan harga pokok produksi dan laporan persediaan
barang.

D. METODOLOGI PENELITIAN
1. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan pada tugas akhir ini adalah field research
yaitu penelitian yang dilakukan dengan meninjau dan mengamati secara
langsung pada Batik Kupu-Kupu Pekalongan untuk mendapatkan data-
data yang akurat yang berkaitan dengan komputerisasi sistem akuntansi
persediaan.
Beberapa teknik yang digunakan dalam proses pengumpulan data
di Batik Kupu-Kupu meliputi :
a. Pengamatan atau observasi
Dalam hal ini observasi dilakukan dengan kegiatan
membantu karyawan Batik Kupu-Kupu Pekalongan dalam proses
produksi dari awal bahan baku sampai menjadi barang jadi dan
melihat pencatatan pemakaian bahan sampai menjadi barang jadi
dan pembuatan laporan harga pokok produksi sehingga dapat
mengetahui secara langsung masalah yang terjadi pada Batik
Kupu-Kupu Pekalongan.
b. Wawancara atau interview
Wawancara dilakukan secara langsung kepada Admin data
Batik Kupu-Kupu Pekalongan yaitu Mochamad Ali Shahab,
S.Kom tentang alur sistem persediaan barang yang sedang berjalan
untuk menganalisa dari permasalahan yang terjadi dan sekaligus
pengambilan data sebagai pendukung untuk sistem yang akan
dibuat.
c. Library research
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
pengambilan data arsip/formulir/catatan yang berkaitan dengan
Batik Kupu-Kupu Pekalongan contohnya dengan mengambil data
berupa surat tanda penerimaan barang dari costumer, nota
pembabaran dan jahitan.
2. Metode Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang
baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau
memperbaiki sistem yang telah ada. Metode pengembangan sistem
yang digunakan adalah Waterfall yang terdiri beberapa fase antara lain
sebagai berikut :
a. Perencanaan Sistem
Pada tahap perencanaan dilakukan beberapa kegiatan antara
lain mencari sumber-sumber pustaka, membuat jadwal kegiatan,
pengumpulan data dengan metode wawancara langsung pada
bagian akuntansi dan observasi langsung mengenai proses
akuntansi persediaan di Batik Kupu-Kupu Pekalongan dengan
melakukan pendekatan pada obyek yang dituju dalam hal ini adalah
Batik Kupu-Kupu Pekalongan.
b. Analisa Sistem
Pada tahap ini dilakukan proses menganalisa dan
mengumpulkan kebutuhan sistem yang diperlukan yaitu
mengevaluasi permasalahan yang ada sehingga diharapkan dapat
diusulkan untuk adanya perbaikan. Tahap ini banyak melibatkan
pemakai dan pengembang sistem. Dalam analisa sistem digunakan
wawancara langsung kepada admin data untuk kendala yang ada.
Sedangkan, untuk proses pengumpulan kebutuhan sistem
dilakukan identifikasi kebutuhan yang mendukung dalam
pembuatan kebutuhan sistem yang dibuat antara lain :
1) Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan fungsional merupakan kebutuhan sistem yang
tujuannya menyangkut proses pembuatan fungsi pokok yang
harus ada pada sistem yang akan dibuat. Kebutuhan tersebut
antara lain adalah form penginputan master, transaksi barang
masuk, transaksi barang dalam proses hingga ke barang jadi,
hingga mampu membuat laporan harga pokok produksi dan
laporan persediaan barang.
2) Kebutuhan Non Fungsional
Kebutuhan non fungsional merupakan kebutuhan tambahan
yang bisa dijadikan sebagai nilai lebih dari sistem yang akan
dibuat seperti, user interface yang dibuat sederhana supaya
mudah dioperasikan serta tampilan yang menarik.
c. Perancangan Desain Sistem
Pada tahap ini yang dilakukan beberapa perancangan
diantaranya perancangan basis data, perancangan suatu antar muka
pengguna, kebutuhan perangkat keras dan kebutuhan perangkat
lunak dengan menggunakan alat bantu, yaitu Unified Modeling
Language (UML) sedangkan untuk desain sistem dan desain
interface menggunakan LKT, tahap ini disebut dengan desain
sistem. Dalam tahapan ini akan digambarkan secara rinci
komponen-komponen yang diperlukan. Adapun komponen-
komponen tersebut berupa:
1) Database dengan Diagram Class Entity
Pada desain database dimaksudkan untuk mengidentifikasi
kebutuhan file-file database yang diperlukan untuk sistem
akuntansi persediaan pada Batik Kupu-Kupu Pekalongan yang
diimplementasikan menggunakan Diagram Class Entity.
2) Desain Alur dengan menggunakan Diagram Activity
Pada desain alur aktivitas persediaan barang yang terjadi
pada Batik Kupu-Kupu Pekalongan diimplementasikan
menggunakan Diagram Activity untuk mengetahui secara lebih
jelas proses sistem persediaan barang yang sedang
berlangsung.
3) Desain Masukkan
Merupakan desain layar masukkan yang digunakan untuk
memasukkan data kedalam sistem. Dalam mendesain
masukkan menggunakan Lembar Kerja Tampilan (LKT).
4) Desain Keluaran
Merupakan desain keluaran dari sistem akuntansi
persediaan yang dapat dilihat berupa laporan-laporan yang
dihasilkan, baik hasil dari media kertas berbentuk cetakan
tulisan dikertas atau hasil di media perangkat lunak (tampilan
dalam layar monitor). Dalam mendesain keluaran juga
menggunakan LKT.
d. Implementasi
Dalam tahap implementasi sistem, kegiatan yang dilakukan
terlebih dahulu yaitu pengkodean yang merupakan proses
menerjemahkan rancangan kedalam suatu bahasa yang dapat
dimengerti oleh komputer. Pada tahap ini bahasa pemrograman
yang digunakan adalah java dan dalam pembuatan sistem
menggunakan aplikasi Netbeans IDE 7.4, sedangkan untuk
database nya menggunakan MySQL.
e. Pengujian
Proses selanjutnya dilakukan pengujian (Testing) rincian
logika internal untuk memastikan semua pernyataan sudah diuji.
Pengujian eksternal fungsional untuk mengungkap dan
menghilangkan kesalahan-kesalahan yang ada sehingga program
berjalan sesuai yang diharapkan. Teknik pengujian yang digunakan
adalah teknik pengujian GUI dan UAT.
3. Metode Pengujian
Pada tahap metode pengujian sistem menggunakan metode GUI
dan UAT, yaitu tahap ini dilakukan pengujian sistem untuk mengetahui
apakah sistem tersebut telah memenuhi atau sesuai dengan kebutuhan
fungsional. Selain itu pada tahap ini dilakukan rincian logika internal
untuk memastikan semua penyataan sudah diuji. Pengujian eksternal
fungsional untuk mengungkap dan menghilangkan kesalahan-kesalahan
yang ada sehingga program dapat berjalan sesuai yang diharapkan.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Komputerisasi
Kata komputer berasal dari bahasa latin yaitu computare yang berarti
menghitung dan dalam bahasa inggris disebut to compute. Komputer dapat
didefiniskan sebagai mesin atau alat elektroni yang dapat menerima input
data, mengolah data, serta memeberikan hasil akhir berupa informasi.
(Madcoms 2010).
Komputerisasi merupakan rangkaian kegiatan dengan menggunakan
program yang ada dalam komputer yang akan menggantikan pekerjaan
manual, untuk mengubah informasi mentah (data) menjadi informasi yang
berguna. Rangkaian kegiatan tersebut terdiri dari proses, pemasukan data,
penyimpanan, pengelolaan, proses yang mampu menghasilkan laporan dan
pengendalian. (Purnomo 2004).
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
Komputerisasi merupakan proses pengubahan pengolahan data dari
manual menjadi menggunakan alat bantu komputer.

2. Sistem
Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan
lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.
(Mulyadi 2016).
Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berinteraksi dan
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Kata kuncinya adalah
sekumpulan komponen atau subsistem, sehingga sistem terdiri dari
beberapa subsistem dan demikian juga sebaliknya. Komponen penyusun
suatu sistem berinteraksi dan bekerja sama satu dengan yang lain. Suatu
sistem juga memiliki tujuan yang menjadi dasar kerja sistem tersebut.
Dengan menggunakan perspektif sistem, hampir semua hal di dunia ini
dapat dipandang sebagai sistem. Perspektif sistem juga melihat suatu
sistem relatif terhadap komponen penyusunnya maupun sistem yang lebih
besar. (Sarosa 2009).
Berdasarkan definisi sistem yang sudah dipaparkan dapat disimpulkan
bahwa sistem adalah sekumpulan unsur atau komponen yang saling
berhubungan/berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Sebuah sistem harus memiliki dua kegiatan; pertama, adanya
masukan (input) yang merupakan sebagian sumber tenaga untuk dapat
beroperasinya sebuah sistem; kedua, adanya kegiatan operasional (proses)
yang mengubah masukan menjadi keluaran (output) berupa hasil operasi
(tujuan/sasaran/target pengoperasian suatu sistem).
Gambar 1. Melukiskan proses kegiatan dari sistem.

Gambar 1.1 Model Sistem

1) Karakteristik Sistem
Sebuah sistem memiliki karakteristik ataupun sifat-sifat tertentu,
yang mencirikan bahwa hal tersebut dapat dikatakan sebagai suatu sistem.
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yaitu :

a) Komponen Sistem (Components)


Suatu sistem terdiri daribagian-bagian yang saling berkaitan dan
bervariasi yang bersama-sama mencapai beberapa sasaran.

b) Batas Sistem (Boundary)


Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan kata lingkungan luarnya.
c) Lingkungan Luar Sistem (Enviroment)
Lingkungan luar dari sistem adalah apapun diluar dari batasan sistem
yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat
menguntungkan dan dapat juga merugikan sistem tersebut. Lingkungan
luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dengan demikian
harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang
merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan
mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
d) Penghubung Sistem (System Interface)
Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu
subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini
memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke
subsistem lainnya. Keluaran (output) dari subsistem akan menjadi
masukan (input) untuk subsistem lainnya melalui penghubung. Dengan
penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang
lainnya membentuk satu kesatuan.
e) Masukan Sistem (System Input)
Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem.
Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan
masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi – energi
yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input
adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.

f) Keluaran Sistem (System Output)


Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan
diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna bagi sistem lain.
g) Pengolah (Process)
Suatu sistem yang dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang
akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan
mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi
keluaran yang berupa barang jadi. Sistem akuntansi akan mengolah data-
data transaksi menjadi laporan-laporan keuangan dan laporan-laporan lain
yang dibutuhkan. Sampai saat ini masih banyak perusahaan yang
menggunakan komputer tetap mempertahankan prosedur-prosedur
akuntansi manual. Akibatnya proses akuntansi tetap menjadi hal yang
membosankan, banyak dari mereka menggunakan komputer hanya sebagai
pengganti mesin ketik. Akuntansi semacam ini belum dapat dikatakan
sistem akuntansi komputer.
h) Sasaran (Objective)
Sasaran dari sistem yang sangat menentukan sekali masukan yang
dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem
dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. (Jogiyanto 2010).
Dalam kaitannya dengan akuntansi, sistem yang diterapkan berupa
sistem informasi akuntansi yang berupa organisasi formulir, catatan-
catatan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan
informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan
pengelolaan perusahaan baik secara manual maupun komputerisasi.
Komputerisasi Sistem adalah serangkaian atau elemen-elemen yang
diatur untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya melalui
pemrosesan informasi. (Pressman 2010).

3. Akuntansi
Akuntansi adalah proses pengidentifikasian data keuangan,
memproses, pengolahan dan penganalisisan data yang relevan untuk
diubah menjadi informasi yang dapat digunakan untuk pembuatan
keputusan. (Mursyidi 2010).
Akuntansi adalah “Aktivitas mengumpulkan, menganalisis,
menyajikan dalam bentuk angka, mengklasifikasikan, mencatat,
meringkas, dan melaporkan aktivitas/transaksi suatu badan usaha dalam
bentuk informasi keuangan”. (Rudianto 2012).
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan dapat ditarik
kesimpulan bahwa akuntansi adalah suatu proses pengumpulan,
pencatatan, pengolahan data transaksi yang digunakan untuk pengambilan
keputusan bagi pihak perusahaan berbentuk informasi keuangan.
Definisi akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu
definisi dari sudut pemakai jasa akuntansi dan dari sudut proses
kegiatannya :
1) Dari Sudut Pemakai
Ditinjau dari sudut pemakainya, akuntansi dapat didefinisikan
sebagai suatu disiplin yang menyediakan informasi yang dipergunakan
untuk melaksanakan kegiatan efesien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan
suatu organisasi. Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk :
a) Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan
keputusan oleh manajemen.
b) Pertanggungjawaban organisasi kepada investor, kreditor, badan
pemerintahan, dan sebagainya.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan hal-hal berikut :
a) Akuntansi diselenggarakan dalam suatu organisasi (biasanya berupa
organisasi perusahaan). Informasi akuntansi yang dihasilkan adalah
informasi tentang organisasi.
b) Informasi akuntansi sangat penting dalam menyelenggarakan kegiatan
perusahaan. Informasi ini digunakan dalam pengambilan keputusan intern
organisasi (oleh manajemen yaitu orang yang diberi tugas untuk
memimpin perusahaan), dan juga untuk pengambilan keputusan oleh pihak
ekstern organisasi (oleh investor yaitu orang-orang yang menanamkan
uangnya dalam perusahaan untuk mendapatkan laba oleh kreditor yaitu
orang-orang yang memberi pinjaman kepada perusahaan dan pihak
lainnya).
2) Dari Sudut Proses Kegiatan
Apabila ditinjau dari sudut kegiatannya, akuntansi dapat
didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan,
pelaporan, dan penganalisa data keuangan suatu organisasi. Definisi ini
menunjukkan bahwa kegiatan akuntansi merupakan tugas yang kompleks
dan menyangkut bermacam-macam kegiatan. Pada dasarnya akuntansi
harus :
a) Mengidentifikasikan data mana yang berkaitan atau relevan dengan
keputusan yang akan diambil.
b) Memproses atau menganalisis data yang relevan.
c) Mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan.

4. Sistem Akuntansi
Sistem Akuntansi adalah suatu formulir-formulir, catatan-catatan,
prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data
mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk
menghasilkan umpan balik untuk laporan-laporan yang diperlukan oleh
manajemen untuk mengawasi usahanya dan bagi pihak-pihak lain yang
berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga
pemerintah untuk menilai hasil operasi perusahaan. (Baridwan 2011).
Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang
dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan
yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan
perusahaan. (Mulyadi 2016).
Dari definisi yang sudah dikemukakan dapat dinyatakan bahwa
sistem akuntansi adalah alat yang digunakan untuk mengorganisir dan
merangkum semua data yang menyangkut seluruh transaksi perusahaan
untuk menghasilkan informasi yang diperlukan manajemen perusahaan
dan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengawasi jalannya
perusahaan dalam menentukan kebijakan-kebijakan atau tindakan-
tindakan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang.
Unsur suatu sistem akuntansi adalah formulir, catatan yang terdiri
dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan. Berikut ini akan
dijelaskan lebih rinci :
1) Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam
terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen,
karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi,
direkam (didokumentasikan) diatas secarik kertas.
2) Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk
mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data
lainnya. Seperti telah disebutkan di atas, sumber informasi pencatatan
dalam jurnal ini adalah formulir.
3) Buku Besar
Buku besar (general ledger) terdiri dari akun-akun yang digunakan
untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam
jurnal. Akun-akun dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur-
unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.
4) Buku Pembantu
Jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan
rinciannya lebih lanjut, dapat dibentuk buku pembantu (subsidiary ledger).
Buku pembantu ini terdiri dari akun-akun pembantu yang merinci data
keuangan yang tercantum dalam akun tertentu dalam buku besar.
5) Laporan
Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan berupa laporan
posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan saldo laba, laporan
harga pokok produksi, laporan beban pemasaran, laporan beban pokok
penjualan, dll. Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran (output)
sistem akuntansi.
5. Persediaan
Persediaan adalah sejumlah barang jadi, bahan baku, dan barang
dalam proses yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk dijual atau
di proses lebih lanjut. (Rudianto 2012).
Persediaan adalah barang-barang yang dimiliki untuk dijual
kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan
dijual. (Baridwan 2011).
Dari pengertian yang sudah dikemukakan dapat disimpulkan
bahwa persediaan adalah barang-barang yang dimiliki perusahaan
untuk dijual, maupun digunakan dalam perusahaan manufaktur untuk
di proses lebih lanjut.
1) Fungsi Persediaan
Tujuan dari manager operasional adalah untuk
menyelaraskan antara investasi persediaan dengan kepuasan
konsumen. Persediaan dapat memberikan fungsi – fungsi kepada
perusahaan sehingga dapat menambah fleksibilitas bagi kegiatan
operasional. Berdasarkan Heizer & Render (2014) keempat fungsi
persediaan bagi perusahaan adalah:
a) Untuk memberikan pilihan barang agar dapat memenuhi
permintaan konsumen yang diantisipasi dan memisahkan
perusahaan dari fluktuasi permintaan. Persediaan seperti ini
digunakan secara umum pada perusahaan ritel.
b) Untuk memisahkan beberapa tahapan dari proses produksi.
Jika persediaan sebuah perusahaan berfluktuatif, persediaan
tambahan mungkin diperlukan agar dapat memisahkan proses
produksi dari pemasok.
c) Mengambil keuntungan dari melakukan pemesanan dengan
sistem diskon kuantitas, karena dengan melakukan pembelian
dalam jumlah banyak dapat mengurangi biaya pengiriman.
d) Melindungi perusahaan terhadap inflasi dan kenaikan harga.
2) Jenis – Jenis Persediaan
Untuk mengakomodasi fungsi – fungsi persediaan, menurut
Heizer dan Render (2014) berdasarkan proses produksi, persediaan
terbagi menjadi empat jenis, yaitu:
a) Persediaan bahan mentah (raw material inventory) adalah
bahan – bahan yang telah dibeli tetapi belum diproses.
Bahan – bahan dapat diperolah dari sumber alam atau dibeli
dari supplier (penghasil bahan baku).
b) Persediaan barang setengah jadi (work in process) atau barang
dalam proses adalah komponen atau bahan mentah yang telah
melewati sebuah proses produksi/telah melewati beberapa
proses perubahan, tetapi belum selesai atau akan diproses
kembali menjadi barang jadi.
c) Persediaan pasokan pemeliharaan/perbaikan/operasi
(maintenance, repair, operating) yaitu persediaan – persediaan
yang disediakan untuk pemeliharaan, perbaikan, dan
operasional yang dibutuhkan untuk menjaga agar mesin –
mesin dan proses – proses tetap produktif.
d) Persediaan barang jadi (finished good inventory) yaitu produk
yang telah selesai di produksi atau diolah dan siap dijual.
3) Metode Pencatatan Persediaan
Ada dua macam metode pencatatan persediaan menurut Zaki
Baridwan (2011) yaitu:
a) Metode Persediaan Buku (perpetual)
Dalam metode buku setiap jenis persediaan dibuatkan
rekening sendiri-sendiri yang merupakan buku pembantu
persediaan. Rincian dalam buku pembantu bisa diawasi dari
rekening kontrol persediaan barang dalam buku besar.
Rekening yang digunakan untuk mencatat persediaan ini terdiri
dari beberapa kolom yang dapat dipakai untuk mencatat
pembelian, penjulan, dan saldo persediaan. Setiap perubahan
dalam persediaan diikuti dengan pencatatan dalam rekening
persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat
diketahui dengan melihat kolom saldo rekening persediaan.
Jurnal :
(1) Saat pembelian
Persediaan barang dagang xxx
Kas/utang xxx
(2) Saat penjualan
Kas/piutang xxx
Harga pokok penjualan xxx
Penjualan xxx
Persediaan barang dagang xxx

b) Metode Persediaan Fisik (Periodik)


Penggunaan metode fisik mengharuskan adanya
perhitungan barang yang masih ada pada tanggal penyusunan
laporan keuangan. Perhitungan persediaan ini diperlukan untuk
mengetahui berapa jumlah barang yang masih ada dan
kemudian diperhitungkan harga pokoknya. Dalam metode ini
mutasi persediaan barang tidak diikuti dalam buku-buku, setiap
pembelian barang dicatat dalam rekening pembelian. Karena
tidak ada catatan mutasi persediaan barang maka harga pokok
penjualan juga tidak dapat diketahui sewaktu-waktu.
Perhitungan harga pokok penjualan dapat diilustrasikan
sebagai berikut :
Persediaan Awal Rp xxx
Pembelian Rp xxx +
Barang tersedia untuk dijual Rp xxx
Persediaan akhir Rp xxx –
Harga Pokok Penjualan Awal Rp xxx
Biaya Persediaan Rp xxx +
Harga Pokok Penjualan Yang Dilaporkan Rp xxx

Jurnal :
(1) Saat pembelian
Pembelian xxx
Kas/utang dagang xxx
(2) Saat penjualan
Kas/piutang dagang xxx
Penjualan xxx

4) Biaya-biaya yang Harus Dimasukkan Dalam Persediaan


Untuk menentukan harga perolehan terdapat biaya-biaya
yang harus dimasukkan dalam persediaan. Biaya persediaan
langsung maupun Biaya persediaan tidak langsung itulah yang
masuk dari biaya persediaan dari seluruh pengeluaran.
Ada Tiga macam jenis biaya yang harus dimasukkan dalam
persediaan menurut Kieso (2008:412), yaitu :
a) Biaya Produk
Biaya produk (product cost) adalah biaya-biaya yang
“melekat” pada persediaan dan dicatat dalam akun persediaan.
Biaya-biaya ini yang berhubungan langsung dengan transfer
barang ke lokasi bisnis pembeli dan pengubahan barang
tersebut ke kondisi yang siap untuk dijual. Beban seperti itu
mencakup ongkos pengangkutan barang yang dibeli, biaya
pembelian langsung lainnya, dan biaya tenaga kerja serta
produksi lainnya yang dikeluarkan dalam memproses barang
ketika dijual.
b) Biaya periode
Biaya periode (period cost) merupakan biaya-biaya yang
terkait secara tidak langsung dengan akuisisi atau produksi
barang. Biaya-biaya periode seperti beban penjualan (selling
expense) dan, dalam kondisi yang biasa, beban umum serta
administrasi (general and administrative expense) tidak
dianggap sebagai bagian dari biaya persediaan.
c) Retur dan potongan pembelian
Penyesuaian terhadap baiya faktur dibuat ketika barang
dagangan rusak atau memiliki kualitas yang lebih rendah dari
pada yang dipesan. Kadang-kadang barang dagangan secara
fisik dikembalikan kepada pemasok.
d) Metode Penilaian Persediaan
Pencatatan nilai persediaan barang yang dikeluarkan
menentukan harga pokok penjualan dan persediaan akhir.
Menurut (Baridwan 2011), untuk menghitung harga pokok
penjualan dan harga pokok persediaan terdapat sepuluh cara
yaitu:
e) Identifikasi Khusus
Metode identifikasi khusus didasarkan pada anggapan
bahwa arus barang harus sama dengan arus biaya. Untuk itu
perlu disiapkan tiap-tiap jenis barang berdasarkan harga
pokoknya dan untuk masing-masing kelompok dibuatkan kartu
persediaan sendiri, sehingga masing-masing harga pokok dapat
diketahui. Harga pokok penjualan terdiri dari harga pokok
harga pokok barang-barang yang dijual dan sisanya merupakan
persediaan akhir.
f) Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)
Harga pokok persediaan akan dibebankan sesuai dengan
urutan terjadinya. Apabila ada penjualan atau pemakaian
barang-barang maka harga pokok yang dibebankan adalah
harga pokok yang paling dahulu, disusul yang masuk
berikutnya. Persediaan akhir dibebani harga pokok terakhir.
g) Rata-rata Tertimbang (Weighted Average)
Dalam metode ini barang-barang yang dipakai untuk
produksi atau dijual akan dibebani harga pokok rata-rata.
Perhitungan harga pokok rata-rata dilakukan dengan cara
membagi jumlah harga perolehan dengan kuantitasnya.
h) Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP)
Barang-barang yang dikeluarkan dari gudang akan
dibebani dengan harga pokok pembelian yang terakhir disusul
yang masuk sebelumnya. Persediaan akhir dihargai dengan
harga pokok pembelian yang pertama dan berikutnya.
i) Persediaan Besi/Minimum
Dalam metode ini dipakai anggapan bahwa perusahaan
memerlukan suatu jumlah persediaan minimum (besi) untuk
menjaga kontunuitas usahanya. Persediaan minimum (besi) ini
dianggap sebagai suatu elemen yang selalu tetap, sehingga
dinilai dengan harga pokok yang tetap. Harga pokok untuk
persediaan minimum (besi) biasanya diambil dari pengalaman
yang lalu dimana harga pokok itu nilainya rendah. Pada
akhir periode jumlah barang yang ada digudang dihitung.
Jumlah persediaan besi dinilai dengan harga pokok yang tetap
sedangkan selisih antara jumlah barang yang ada dengan
persediaan besi dinilai dengan harga pada saat tersebut (bisa
dengan metode MTKP, rata-rata tertimbang atau metode
lainnya).
j) Biaya Standar (Standard Cost)
Dalam perusahaan manufaktur yang memakai sistem
biaya standar, persediaan barang dinilai dengan biaya standar,
yaitu biaya-biaya yang seharusnya terjadi. Biaya standar ini
ditentukan dimuka, yaitu sebelum proses produksi dimulai,
untuk bahan baku, upah langsung dan biaya produksi tidak
langsung. Apabila terdapat perbedaan antara biaya-biaya yang
sesungguhnya terjadi dengan biaya standarnya, pebedaan-
perbedaan itu akan dicatat sebagai selisih. Karena persediaan
barang dinilai dengan biaya standar maka dalam harga pokok
penjualan tidak temasuk kerugian-kerugian yang timbul karena
pemborosan-pemborosan dan hal-hal yang tidak biasa. Biaya
standar yang ditetapkan akan terus digunakan apabila tidak ada
perubahan harga maupun metode produksi. Apabila ternyata
ada perubahan maka biaya standar harus direvisi dan
disesuaikan dengan keadaan yang baru.
k) Biaya Rata-rata sederhana (Simple Average)
Harga pokok persediaan dalam metode ini ditentukan
dengan menghitung rata-ratanya tanpa memperhatikan jumlah
barangnya. Apabila jumlah barang yang dibeli berbeda-beda
maka metode ini tidak menghasilkan harga pokok yang dapat
mewakili seluruh persediaan.
l) Harga Beli Terakhir (Latest Purchase Price)
Dalam hal ini persediaan barang yang ada pada akhir
periode dinilai dengan harga pokok pembelian terakhir tanpa
mempertimbangkan apakah jumlah persediaan yang ada
melebihi jumlah yang dibeli terakhir.
m) Metode Nilai Jual Relatif
Metode ini dipakai untuk mengalokasikan biaya bersama
(joint costs) kepada masing-masing produk yang
dihasilkan/dibeli. Masalah alokasi ini dapat timbul dalam
usaha dagang maupun perusahaan manufaktur. Dalam
perrusahaan dagang apabila dibeli beberapa barang yang
harganya menjadi satu, timbul masalah berapakan harga pokok
masing-masing barang tersebut. Pembagian biaya bersama ini
dilakukan berdasarkan nilai penjualan ralatif dari masing-
masing barang tersebut.
n) Metode Biaya Variabel (Direct Costing)
Dalam metode ini harga pokok produksi dari produk
yang dihasilkan oleh perusahaan hanya dibebani dengan biaya
produksi yang variabel yaitu bahan baku, upah langsung dan
biaya produksi tidak langsung variabel. Biaya produksi tidak
langsung yang tetap akan dibebankan sebagai biaya dalam
periode yang bersangkutan dan tidak ditunda dalam
persediaan. Metode ini berguna bagi pimpinan perusahaan
untuk merencanakan dan mengawasi biaya-biayanya. Agar
metode ini dapat digunakan rekening-rekening biaya harus
dipisahkan menjadi biaya variabel dan tetap. Karena yang
dimasukan dalam perhitungan harga pokok produksi hanya
biaya-biaya yang variabel, metode ini tidak diterima sebagai
prinsif akuntansi yang lazim. Oleh karena itu jika digunakan
metode biaya variabel maka pada akhir periode harus diadakan
penyesuaian terhadap persediaan dan harga pokok penjualan.

Dalam situasi tertentu persediaan tidak dinilai menurut


harga perolehan yang sesungguhnya, melainkan dengan harga
yang ditaksir. Kebutuhan untuk menaksir persedian umumnya
timbul dalam perusahaan yang menggunakan sistem pencatatan
fisik, karena tidak tersedia catatan persediaan yang terinci.
Ada tiga macam metode Menurut (Kartikahadi 2012) tentang
Penilaian persediaan dan harga pokok penjualan berdasarkan biaya
pembelian yaitu:
a) Identifikasi khusus (Specific Indentification)
Metode identifikasi khusus lazimnya diaplikasikan untuk
perdagangan atau perusahaan dagang yang khusus atau unik
dan lazimnya bernilai tinggi. Misalnya barang antic, gaun
pengantin yang dirancang khusus, bangunan rumah, kapling
tanah menurut lokasi dan ukuran, dan lain-lain.
b) Rata-rata (Average)
Dalam metode rata-rata atau metode rata-rata tertimbang
(weighted average) biaya barang tersedia untuk dijual
(persediaan awal dan pembelian) dibagi dengan unit tersedia
untuk dijual, untuk mendapatkan biaya rata-rata per unit.
Apabila perusahaan menggunakan metode pencatatan periodik,
maka biaya rata-rata per unit hanya akan dihitung di akhir
periode saja. Sedangkan dalam metode pencatatan perpetual,
setiap kali dilakukan pembelian maka akan dihitung biaya
rata-rata per unit yang baru. Untuk metode pencatatan
perpetual arus biaya rata-rata dikenal dengan nama metode
biaya rata-rata bergerak (moving average method).
c) Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out-FIFO)
Metode ini mengasumsikan bahwa barang yang pertama
dibeli merupakan barang yang pertama terjual. Keunggulan
metode ini terletak pada nilai persediaan yang dilaporkan di
laporan keuangan (neraca). Karena barang yang dibeli pertama
diasumsikan dijual pertama kali dan barang yang dilaporkan
sebagai persediaan di neraca mencerminkan harga perolehan
yang terakhir sehingga dalam keadaan perputaran persediaan
normal, nilai persediaan di neraca mendekati nilai sekarang
dari persediaan.
Penggunaan metode penilaian persediaan dalam menentukan
harga pokok penjualan tergantung pada kebijakan perusahaan
dalam pengambilan keputusan. Masing-masing metode penilaian
yang telah diuraikan di atas, akan menghasilkan nilai harga pokok
penjualan dan persediaan akhir yang berbeda. Jadi, penggunaan
metode penilaian persediaan tersebut akan berpengaruh langsung
pada laporan keuangan, yaitu laporan laba rugi dan neraca. Dalam
standar akuntansi keuangan, metode penilaian masuk terakhir,
keluar pertama (last-in, first-out – LIFO) tidak diperkenankan lagi
dipakai. Oleh karena itu, dalam laporan ini tidak akan membahas
mengenai metode masuk terakhir, keluar pertama (last-in, first-out
– LIFO).
5) Fungsi yang terkait
Dalam sistem akuntansi persediaan barang, melibatkan unit
organisasi yang terkait, mulai dari masuknya barang sampai
pencatatan akuntansi. Fungsi organisasi dalam sistem akuntansi
persediaan barang adalah :
a) Panitia Perhitungan Fisik Persediaan, panitia ini berfungsi
untuk melaksanakan perhitungan fisik persediaan dan
menyerahkan hasil perhitungan tersebut kepada Bagian Kartu
Persediaan untuk digunakan sebagai dasar penyesuaian
terhadap catatan persediaan dalam kartu persediaan. Seperti
telah disebutkan diatas, panitia perhitungan fisik persediaan
terdiri dari pemegang kartu perhitungan fisik, penghitung, dan
pengecek. Pemegang kartu penghitungan fisik bertugas untuk
menyimpan dan mendistribusikan kartu penghitung fisik
kepada para penghitung, melakukan pembandingan hasil
penghitungan fisik persediaan yang telah dilaksanakan oleh
penghitung dengan pengecek, dan mencatat hasil penghitungan
fisik persediaan dalam daftar hasil penghitungan fisik.
b) Fungsi Gudang dalam sistem penghitungan fisik persediaan,
fungsi gudang bertanggung jawab untuk melakukan
penyesuaian data kuantitas persediaan yang dicatat dalam kartu
gudang berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.
c) Fungsi Akuntansi, dalam sistem penghitungan fisik persediaan,
fungsi ini bertanggung jawab untuk: mencantumkan harga
pokok satuan persediaan yang dihitung ke dalam daftar hasil
penghitungan fisik, mengkalikan kuantitas dan harga pokok
per satuan yang tercantum dalam daftar hasil penghitungan
fisik, mencantumkan harga pokok total dalam daftar hasil
penghitungan fisik, melakukan penyesuaian terhadap kartu
persediaan berdasar data hasil penghitungan fisik persediaan,
membuat bukti memorial untuk mencatat penyesuaian data
persediaan dalam jurnal umum berdasarkan hasil penghitungan
fisik persediaan. Fungsi akuntansi yang terkait dalam sistem
penghitungan persediaan adalah bagian kartu persediaan.
(Mulyadi 2016).
6) Sistem dan Prosedur yang bersangkutan dengan sistem akuntansi
persediaan
a) Prosedur pencatatan produk jadi
(1) Deskripsi prosedur, prosedur ini merupakan salah satu
prosedur dalam sistem akuntansi biaya produksi. Dalam
prosedur ini dicatat harga pokok produk jadi yang didebit
ke dalam akun persediaan produk jadi dan dikredit ke
dalam akun barang dalam proses.
(2) Dokumen, dokumen sumber yang digunakan dalam
prosedur pencatatan produk jadi adalah: laporan produk
selesai dan bukti memorial.
(3) Catatan akuntansi, catatan akuntansi yang digunakan
dalam prosedur pencatatan produk jadi adalah: kartu
gudang, kartu persediaan, dan jurnal umum.
b) Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual
(1) Deskripsi prosedur, rosedur ini merupakan salah satu
prosedur dalam sistem penjualan selain prosedur lainnya
seperti: prosedur order penjualan, prosedur persetujuan
kredit, prosedur pengiriman barang, prosedur penagihan,
dan prosedur pencatatan piutang.
(2) Dokumen, dokumen sumber yang digunakan untuk
mencatat transaksi penjualan produk jadi adalah surat
order pengiriman dan faktur penjualan.
(3) Catatan akuntansi, catatan akuntansi yang digunakan
dalam prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang
dijual adalah: kartu gudang, kartu persediaan, dan jurnal
umum.
c) Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang diterima
kembali dari pembeli
(1) Deskripsi prosedur, jika produk jadi yang telah dijual
dikembalikan oleh pembeli, maka transaksi retur
penjualan ini akan memengaruhi persediaan produk jadi,
yaitu menambah kuantitas produk jadi dalam kartu gudang
yang diselengarakan oleh bagian gudang dan menambah
kuantitas dan harga pokok produk jadi yang dicatat oleh
bagian kartu persediaan dalam kartu persediaan produk
jadi.
(2) Dokumen, dokumen yang digunakan dalam prosedur
pencatatan harga pokok produk jadi yang dikembalikan
oleh pembeli adalah: laporan penerimaan barang dan
memo kredit.
(3) Catatan akuntansi, catatan akuntansi yang digunakan
dalam prosedur pencatatan produk jadi adalah: kartu
gudang, kartu persediaan, dan jurnal umum atau jurnal
retur penjualan jika perusahaan menggunakan jurnal
khusus.
d) Prosedur pencatatan harga pokok persediaan produk dalam
proses
(1) Deskripsi prosedur, pencatatan persediaan produk dalam
proses umumnya dilakukan oleh perusahaan pada akhir
periode, pada saat dibuat laporan keuangan bulanan dan
laporan keuangan tahunan.
(2) Dokumen, dokumen yang digunakan dalam prosedur
pencatatan persediaan produk dalam proses adalah: bukti
memorial. Bukti memorial ini dilampiri dengan laporan
produk dalam proses digunakan untuk mencatat jurnal
tambahan harga pokok persediaan produk dalam proses
dalam jurnal umum.
e) Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli
(1) Deskripsi prosedur, prosedur ini merupakan salah satu
prosedur yang membentuk sistem pembelian. Dalam
prosedur ini dicatat harga pokok persediaan yang dibeli.
(2) Dokumen, dokumen sumber yang digunakan dalam
prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli
adalah: laporan penerimaan barang dan bukti kas keluar.
f) Prosedur pencatatan harga pokok persediaan yang
dikembalikan kepada pemasok
(1) Deskripsi prosedur, jika produk jadi yang telah dibeli
dikembalikan kepada pemasok, maka transaksi retur
pembelian ini akan memengaruhi persediaan yang
bersangkutan, yaitu mengurangi kuantitas persediaan
dalam kartu gudang yang diselengarakan oleh bagian
gudang dan mengurangi kuantitas dan harga pokok
persediaan yang dicatat oleh bagian kartu persediaan
dalam kartu persediaan yang bersangkutan.
(2) Dokumen, dokumen yang digunakan dalam prosedur
pencatatan harga pokok persediaan yang dikembalikan
kepada pemasok adalah: laporan pengiriman barang dan
memo debit.
g) Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang
(1) Deskripsi prosedur, prosedur ini merupakan salah satu
prosedur yang membentuk sistem akuntansi biaya
produksi. Dalam prosedur ini dicatat harga pokok
persediaan bahan baku, bahan penolong, bahan habis
pakai pabrik, dan suku cadang yang dipakai dalam
kegiatan produksi dan kegiatan non produksi.
(2) Dokumen, dokumen sumber yang dipakai dalam
prosedur ini adalah bukti permintaan dan pengeluaran
barang gudang.
h) Prosedur pengembalian barang gudang
(1) Deskripsi prosedur, transaksi pengembalian barang
gudang mengurangi biaya dan menambah persediaan
barang digudang.
(2) Dokumen, dokumen yang digunakan dalam prosedur
pengembalian barang gudang adalah bukti pengembalian
barang gudang.
i) Sistem penghitungan fisik persediaan
(1) Sistem penghitungan fisik persediaan digunakan untuk
menghitung secara fisik persediaan yang disimpan di
gudang, yang hasilnya digunakan untuk meminta
pertanggungjawaban.
(2) Dokumen, dokumen yang digunakan untuk merekam,
meringkas, dan membukukan hasil penghitungan fisik
persediaan adalah: kartu penghitungan fisik, daftar hasil
penghitungan fisik, dan bukti memorial.
6. Metode Pengumpulan Data
Penelitian selalu berhubungan erat dengan data, karena dari
data yang telah diolah akan menunjukkan sebuah fakta. Intinya ada dua
bagian data yang sering digunakan di dalam penelitian yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan
sendiri oleh peneliti tersebut, hasilnya tentunya lebih up to date dan
akurat. Sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh
pihak lain. Kelebihan dari data sekunder adalah pengumpulannya
cepat, namun ada kekurangannya yaitu kadang tidak up to date, data
belum sesuai dengan penelitian. (Siswanto 2012).
Beberapa teknik yang digunakan dalam proses pengumpulan
data meliputi :
a. Pengamatan atau Observasi
Adalah salah satu teknik pengumpulan fakta atau data yang
cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. Observasi adalah
pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan, pada
waktu melakukan observasi analisis sistem dapat ikut juga
berpartisipasi atau hanya mengamati saja orang-orang yang sedang
melakukan kegiatan tertentu yang diobservasi.
b. Wawancara atau Interview
Merupakan wawancara yang pelaksanaannya lebih bebas
bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan untuk
wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih
terbuka dan pihak yang diajak wawancara diminta pendapatnya.
Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara
teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh
(1) Wawancara tidak terstruktur
Merupakan wawancara yang bebas dan peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.
Adapun beberapa karakteristik menurut (Mania 2008) ,
diantaranya :
(a) Dalam pelaksanaannya menggunakan pengamatan.
(b) Mempunyai arah yang khusus.
(c) Sistematik.
(d) Bersifat kuantitatif.
(e) Diikuti pencatatan segera (pada waktu observasi
berlangsung).
(f) Menuntut keahlian.
(g) Hasilnya dapat dicek dan di buktikan.
c. Library Research
Dengan membaca dari literature misalnya buku-buku dan
sumber lainnya untuk diambil sebatas yang diperlukan dalam
masalah penelitian. Pengumpulan data dengan menggunakan
metode ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pengambilan
data arsip/formulir/catatan yang berkaitan dengan objek penelitian
mempunyai keuntungan sebagai berikut :
1) Hasilnya lebih obyektif, karena langsung mengambil data
arsip/formulir/catatan dari narasumber sekaligus.
2) Waktunya lebih singkat.
Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut :
1) Biasanya data arsip/formulir/catatan yang diperlukan sulit
untuk dilacak keberadaannya karena masih menggunakan
kertas-kertas yang mudah rusak.
2) Membutuhkan kesabaran yang lebih untuk mendapatkan data
arsip/formulir/catatan yang diperlukan.
7. Metode Pengembangan Sistem
Menurut (Jogiyanto 2010) dalam bukunya yang berjudul
Analisis dan Desain adalah sebagai berikut : Dalam pengembangan
sistem, perlu menggunakan suatu metodologi yang dapat digunakan
sebagai pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama
pengembangan. Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu
sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara
keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Metodologi
pengembangan sistem adalah metode-metode, prosedur-prosedur,
konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang
akan digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi.
Pembuatan program sistem akuntansi persediaan menggunakan
model sekuensial linier sering disebut juga dengan siklus kehidupan
klasik atau model air terjun (waterfall). Model ini mengusulkan sebuah
pendekatan kepada pengembangan perangkat lunak yang sistematik
dalam tingkat kemajuan sistem. Model ini paling banyak dipakai
didalam Software Engineering (SE), karena pemodelan sistem terbagi
menjadi tahapan-tahapan yang mengikuti pola teratur, seperti layaknya
air terjun.
Waterfall menggambarkan proses software development dalam
aliran sequential linear, sehingga apabila suatu proses dalam
perkembangan proyek belum terselesaikan, maka proses lain dalam
proyek ini tidak dapat dimulai. Jika telah memasuki tahap selanjutnya
dalam proyek ini, maka tidak bisa kembali ke tahap sebelumnya.
Tahapan-tahapan pada model waterfall dapat dilihat pada
gambar 2 :

Perencanaan
Sistem

Analisa Sistem

Perancangan
Sistem

Implementasi

Pengujian

Gambar 2.1 Tahapan Sistem Pengembangan Waterfall


Berdasarkan model waterfall, garis besar penyelesaian masalah
dalam proposal ini terdapat 5 tahapan yang meliputi :
1) Tahap Perencanaan Sistem
Pada tahap perencanaan ini akan dilakukan kegiatan untuk
mendukung pelaksanaan Tugas Akhir yaitu dengan mencari
sumber-sumber pustaka, pengumpulan data, menganalisa sistem,
memperkirakan waktu dalam penyelesaian tugas, dan membuat
jadwal proyek sehingga tugas-tugas dapat diselesaikan sesuai
dengan waktu yang telah direncanakan.
2) Analisa Sistem
Pada tahap ini dilakukan proses menganalisis dan
pengumpulan kebutuhan sistem yang sesuai dengan domain
informasi tingkah laku, unjuk kerja, dan amtarmuka (interface)
yang diperlukan. Tahap ini banyak melibatkan pemakai dan
pengembang sistem.
3) Perancangan Sistem
Perancangan sistem merupakan aktivitas mentransformasikan
suatu hasil analisis ke dalam suatu sketsa untuk dapat
diimplementasikan. Tujuan dari perancangan yaitu memberikan
gambaran secara umum tentang sistem baru berupa persiapan
desain secara umum maupun desain secara terperinci.
4) Tahap Implementasi
Tahap implementasi pengkodean merupakan proses
menerjemahkan desain ke dalam suatu bahasa yang dapat
dimengerti oleh komputer.
5) Tahap Pengujian
Pengujian adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud
menemukan kesalahan. Pengujian yang sukses adalah pengujian
yang mengungkap semua kesalahan yang belum pernah
ditemukan sebelumnya.

8. Metode Pengujian Sistem


Pengujian adalah proses ekesekusi suatu program dengan
maksud menemukan kesalahan. Pengujian yang sukses adalah
pengujian yang mengungkap semua kesalahan yang belum pernah
ditemukan sebelumnya. (Pressman 2010).
a. GUI (Graphical User Interface)
Graphical User Interface adalah suatu sistem yang membuat para
penggguna atau user dapat berinteraksi dengan suatu perangkat
komputer yang digunakan oleh pengguna tersebut. (Indrajit 2010).
Pertanyaan berikut dapat berfungsi sebagai panduan untuk
serangkaian pengujian generik untuk GUI.
1) Untuk windows :
a) Apakah window akan membuka secara tepat berdasarkan tipe
yang sesuai atau perintah berbasis menu?
b) Dapatkan window di_rezize, digerakkan, atau digulung?
c) Apakah semua isi data yang diisikan pada window dapat dituju
dengan tepat dengan sebuah mouse, function keys, anak panah
penunjuk, dan keyboard?
d) Apakah window dengan cepat muncul kembali bila ia ditindih
dan dipanggil kembali?
e) Apakah semua fungsi yang berhubungan dengan window dapat
diperoleh bila diperlukan? Apakah semua fungsi yang
berhubungan dengan window operasional?
f) Apakah semua menu pull-down, toolbar, scrollbar, kotak
dialog, tombol, ikon dan kontrol yang lain dapat diperoleh dan
dengan tepat ditampilkan untuk window tersebut?
g) Pada saat window bertingkat ditampilkan, apakah nama
window tersebut direpresentasikan secara tepat?
h) Apakah window yang aktif disorot secara tepat?
i) Bila multitasking digunakan, apakah semua window
diperbaharui pada waktu yang sesuai?
j) Apakah pemilihan mouse bertingkat di dalam window
menyebabkan efek samping yang tidak diharapkan?
k) Apakah audo prompt dan atau color prompt ada didalam
window atau sebagai konsekuensi dari operasi window
disajikkan menurut spesifikasi?
l) Apakah window akan menutup secara tepat?
2) Untuk menu pull-down dan operasi mouse :
a) Apakah menu bar yang sesuai ditampilkan didalam konteks
yang sesuai?
b) Apakah menu bar aplikasi menampilkan fitur-fitur yang terkait
dengan sistem (misalnya tampilkan jam)?
c) Apakah operasi menu pull-down bekerja secara tepat?
d) Apakah menu breakway, pallete, dan toolbar bekerja secara
tepat?
e) Apakah semua fungsi menu dan subfungsi pull-down didaftar
secara tepat?
f) Apakah semua fungsi menu dapat dituju secara tepat oleh
mouse?
g) Apakah typeface, ukuran, dan format text benar?
h) Mungkinkah memanggil masing-masing fungsi menu dengan
menggunakan perintah berbasis text alternatif?
i) Apakah fungsi menu disorot (atau dibuat kelabu) berdasarkan
konteks operasi yang sedang berlangsung didalam suatu
window?
j) Apakah semua menu function bekerja seperti yang diiklankan?
k) Apakah nama-nama menu function bersifat self-explanatory?
l) Apakah help dapat diperoleh untuk masing-masing item menu,
dan apakah dia sensitif terhadap konteks?
m) Apakah operasi mouse dikenali dengan baik pada seluruh
konteks interaktif?
n) Bila klik ganda diperlukan, apakah operasi dikenali didalam
konteks?
o) Apakah kursor, indikator pemrosesan (misalnya sebuah jam
atau hour glass), dan pointer secara tepat berubah pada saat
operasi yang berbeda dipanggil?
3) Untuk entri data :
a) Apakah entri data alfanumeris dipantulkan dan diinput ke
sistem?
b) Apakah mode grafik dari entri data (seperti slide bar) bekerja
dengan baik?
(1) Apakah data invalid dikenali dengan baik?
(2) Apakah pesan input dengan sangat pintar?
Kelebihan GUI
1) Desain menarik dan user friendly
2) Tidak membosankan
3) Tidak perlu mengingat baris dan perintah
Kekurangan GUI
1) Kebutuhan spesifikasi hardware lebih besar
2) Performa lebih berat
b. UAT (User Acceptance Test)
Menurut (Ardhana 2008) : Pengujian Penerimaan
Penggunaan seringkali merupakan langkah terakhir sebelum
meluncurkan aplikasi. Biasanya pengguna akhir yang akan
menggunakan aplikasi menguji aplikasi sebelum menerima
aplikasi. Jenis pengujian ini memberikan pengguna akhir
keyakinan bahwa aplikasi yang disampaikan kepada mereka
memenuhi persyaratan mereka. Tes ini juga membantu kuku bug
yang berhubungan dengan kegunaan dari aplikasi.
1) Prasyarat UAT
Sebelum Penerimaan Penggunaan dapat dilakukan
pengujian aplikasi sepenuhnya dikembangkan. Berbagai tingkat
pengujian (Unit, Integrasi dan Sistem) sudah selesai sbeleum
Penerimaan Pengguna Pengujian dilakukan. Seperti berbagai
tingkat pengujian telah selesai sebagian besar bug teknis sudah
diperbaiki sebelum UAT.
Untuk apa UAT?
Untuk memastikan yang efektif Test UAT kasus diciptakan.
Tes ini kasus dapat dibuat menggunakan berbagai kasus
menggunakan Persyaratan yang diidentifikasi selama tahap
definisi. Tes kasus ini memastikan cakupan semua skenario
selama pengujian. Selama jenis pengujian fokus spesifik dunia
nyata persis penggunaan aplikasi. Pengujian ini dilakukan
dilingkungan yaang mensimulasikan lingkungan produksi.
2) Bagaimana melakukan UAT
UAT biasanya merupakan kotak hitam jenis pengujian.
Dengan kata lain, fokusnya adalah pada fungsi dan kegunaan
aplikasi daripada aspek teknis. Secara umum diasumsikan
bahwa aplikasi akan sudah 45 mengalami Unit, Integrasi dan
Pengujian Sistem Tingkat. Namun, ini berguna jika UAT
dilakukan di lingkungan yang mirip dengan dunia nyata atau
lingkungan produksi. Langkah-langkah yang diambil untuk
UAT biasanya melibatkan satu atau lebih dari berikut ini :
a) User Acceptance Test (UAT) Perencanaan.
b) Merancang UA Uji Kasus.
c) Memilih Tim yang akan melaksanakan (UAT) Test Cases.
d) Pelaksana Uji Kasus.
e) Pengadministrasian yang Cacat ditemukan selama UAT.
f) Menyelesaikan masalah / Bug Fixing.
g) Sign Off.
UAT Planning Test
Seperti biasa Proses Perencanaan adalah yang paling
penting dari semua langkah. Hal ini mempengaruhi efektivitas
Proses Pengujian. Proses Perencanaan menguraikan Strategi
Pengujian Penerimaan Pengguna. Ini juga menggambarkan
fokus utama, masuk dan keluar kriteria.

9. Alat Bantu Pengembangan Sistem


a. UML (Unified Modelling Language)
Dalam suatu proses pengembangan sistem, analisa dan
rancangan merupakan tahap yang sangat penting. Pada saat
masalah ditelusuri dan spesifikasi dinegosiasikan, dapat dikatakan
berada pada tahap rancang. Merancang adalah menentukan suatu
cara untuk menyelesaikan masalah. Salah satu tools atau model
untuk merancang pengembangan software yang berbasis objek
adalah UML.
Unified Modeling Language (UML) adalah keluarga notasi
grafis yang didukung oleh meta-model tunggal, yang membantu
pendeskripsian dan desain sistem perangkatan lunak, khususnya
sistem yang dibangun menggunakan pemrograman berorientasi
objek (OO). (Fowler 2005).
UML menyediakan beberapa diagram visual yang
menunjukkan berbagai aspek dalam sistem. Diagram-diagram yang
disediakan dalam UML antara lain :
1) Diagram Use Case
Diagram Use Case menyajikan interaksi antara use case
dan aktor. Dimana aktor dapat berupa orang, peralatan, atau
sistem lain yang berinteraksi dengan sistem yang sedang
dibangun. Use Case meggambarkan fungsionalitas sistem atau
persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi sistem dari
pandangan pemakai. Untuk Notasi dari Diagram Use Case
terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Notasi Diagram Use Case
No. Simbol Keterangan
Aktor
Aktor disebut juga dengan pengguna.
1 Sebuah peran yang dimainkan seorang
pengguna dalam kaitannya dengan
sistem.
Use case
Menggambarkan bagaimana seseorang
2
akan menggunakan atau memanfaatkan
sistem.
Relasi asosiasi
3 Merupakan penghubung antara aktor
dan use case.
Contoh Gambar Diagram Use Case dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 2.2 Contoh Gambar Diagram Use Case

2) Diagram Activity
Diagram activity menggambarkan berbagai alur aktivitas
dalam sistem yang sedang dirancang, dan bagaimana masing-
masing alur dimulai, dan keputusan yang mungkin terjadi, dan
bagaimana alur ini berakhir. Sebuah aktivitas dapat
direalisasikan oleh satu use case atau lebih. Aktivitas
menggambarkan proses yang berjalan, sementara use case
menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk
melakukan aktivitas. Untuk Notasi dari Diagram Activity
terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2.2 Notasi Diagram Activity
No Simbol Keterangan

NewState
State
1 Merupakan aksi (ekspresi) yang terjadi
pada suatu objek.
Decisions
Memperlihatkan dimana keputusan
2
perlu diambil selama terjadi aliran-
aliran kerja.
No Simbol Keterangan
Activity
NewActivity
3 Menggambarkan langkah-langkah
dalam aliran kerja
Transition
Memperlihatkan bagaimana aliran-
4
aliran kerja bergerak dari suatu aktifiti
ke aktifiti lainnya.

Contoh Gambar Diagram Activity dapat dilihat pada Gambar 4.


Admin Form Login
Mulai

Input username dan


password

Input ulang Tampil pesan


Klik tombol
login kesalahan

Login berhasil

Tampil pesan
login berhasil

Masuk ke
menu utama

Selesai

Gambar 2.3 Contoh Diagram Activity


3) Diagram Sequence
Diagram sekuen menggambarkan interaksi antar objek di
dalam dan di sekitar sistem termasuk pengguna, display berupa
message yang digambarkan terhadap waktu. Diagram sekuen
terdiri dari dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal
(objek-objek yang terkait). Diagram sekuen juga biasa
digunakan untuk menggambarkan skenario atau langkah-
langkah yang dilakukan di sebuah event untuk menghasilkan
output tertentu. Untuk Notasi dari Diagram Sequence terlihat
pada Tabel 3.
Tabel 3. Notasi Diagram Sequence
No Simbol Keterangan
Objek
objek
1 Adalah entitas-entitas yang
dipengaruhi aliran kerja
Link/message
objek sistem
Komunikasi antara objek yang satu
dengan objek yang lainnya dimana
2
objek yang pertama (client) meminta
objek objek
sistem yang lain (server) untuk

objek sistem melakukan sesuatu.


Aktifitas
3 Menggambarkan sebuah objek yang
akan melakukan sebuah aksi
Time
4 Menggambarkan sebuah objek dalam
baris waktu

Contoh Gambar Diagram Sequence dapat lihat pada Gambar 5.

Gambar 2.4 Contoh Diagram Sequence


4) Diagram Class
Diagram class menunjukan interaksi antara kelas dalam
sistem. Class mengandung informasi dan tingkah laku
(behavior) yang berkaitan dengan informasi tersebut. Sebuah
class pada diagram class dibuat untuk setiap tipe objek pada
diagram sequence atau diagram collaboration. Untuk Notasi
dari Diagram Class terlihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Notasi Diagram Kelas
No Simbol Keterangan
Class
Merupakan sesuatu yang
1
membungkus informasi dan
perilaku dalam dirinya
Association
2 Penghubung antar kelas

Contoh Gambar Diagram Class dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 2.5 Contoh Diagram Class

5) Diagram StateChart
Diagram statechart menyediakan sebuah cara untuk
memodelkan bermacam-macam keadaan yang mungkin
dialami oleh sebuah objek. Jika dalam diagram kelas
menunjukkan gambaran statis kelas-kelas dan relasinya,
diagram statechart digunakan untuk memodelkan tingkah laku
dinamik sistem. Untuk Notasi dari Diagram StateChart terlihat
pada Tabel 5.
Tabel 5. Notasi Diagram StateChart

No Simbol Keterangan
Activity
NewActivity
1 Menggambarkan langkah-langkah
dalam aliran kerja
State
NewState
2 Merupakan aksi (ekspresi) yang terjadi
pada suatu objek.
Initial Node
3 Bagaimana objek dibentuk atau
diawali.
Actifity Final Node
4 Bagaimana objek dibentuk dan
diakhiri.
Fork Node
5 Satu aliran yang pada tahap tertentu
berubah menjadi beberapa aliran

Contoh Gambar Diagram StateChart dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 2.6 Contoh Diagram StateChart

6) Diagram Collaboration
Diagram collaboration menunjukkan informasi yang
sama persis dengan diagram sekuensial, tetapi dalam bentuk
dan tujuan yang berbeda. Pada diagram sekuensial,
keseluruhan interaksi berdasarkan urutan waktu, tetapi pada
diagram kolaborasi, interaksi antar objek atau aktor
ditunjukkan dengan arah panah tanpa keterangan waktu. Untuk
Notasi dari Diagram Collaboration terlihat pada Tabel 6.
Tabel.6. Notasi Diagram Collaboration

No Simbol Keterangan
Objek
objek
1 Adalah entitas-entitas yang
dipengaruhi aliran kerja
Aktor
Aktor disebut juga dengan pengguna.
2 Sebuah peran yang dimainkan seorang
pengguna dalam kaitannya dengan
sistem.
Link/message
objek sistem
Komunikasi antara objek yang satu
dengan objek yang lainnya dimana
3
objek yang pertama (client) meminta
objek yang lain (server) untuk
melakukan sesuatu.

Contoh Gambar Diagram Kolaborasi dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 2.7 Contoh Gambar Diagram Kolaborasi


7) Diagram Component
Diagram component menunjukkan model secara fisik
komponen perangkat lunak pada sistem dan hubungannya
antar pengguna. Ada dua tipe komponen dalam diagram yaitu
komponen excutable dan kode pustaka (libraries code).
Masing-masing kelas dalam model akan dipetakan ke sebuah
komponen kode pustaka. Setelah komponen dibuat pengguna
akan ditambahkan dalam diagram komponen dengan
memberikan relasi antara komponen-komponen. Relasi yang
terjadi antara komponen hanya satu tipe relasi yaitu dependensi
yang menunjukkan ketergantungan compile-time dan run-time
antar komponen. Untuk Notasi dari Diagram Component
terlihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Notasi Diagram Component

No Simbol Keterangan
Komponen
1 Melambangkan sebuah entitas
software dalam sebuah sistem.
Dependency
2 Digunakan untuk menotasikan
relasi antara dua komponen.

Contoh Gambar Diagram dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 2.8 Contoh Diagram Component


8) Diagram Deployment
Diagram deployment menampilkan rancangan fisik
jaringan sehingga terlihat berbagai komponennya. Diagram
deployment digunakan oleh manajer proyek, arsitek sistem,
dan karyawan distribusi untuk memahami rancangan fisik
sistem dan dimana saja sub sistem yang akan dibuat. Diagram
ini membantu manajer proyek mengkomunikasikan tentang
apa yang sistem inginkan terhadap pemakai, juga membantu
bagian pengembangan untuk merencanakan distribusi yang
akan ditawarkan. Untuk Notasi dari Diagram Deployment
terlihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Notasi Diagram Deployment

No Simbol Keterangan
Komponen
1 Melambangkan sebuah entitas
software dalam sebuah sistem.
Dependency
2 Digunakan untuk menotasikan
relasi antara dua komponen.
Node
3 Menggambarkan bagian -bagian
hardware dalam sebuah sistem.

Contoh Gambar Diagram dapat dilihat pada Gambar 10.


Gambar 2.9 Contoh Gambar Diagram Deployment

b. Lembar Kerja Tampilan (LKT)


Dalam mendokumentasikan bentuk-bentuk tampilan yang
akan diimplementasikan digunakan peranti bantu sederhana,
peranti bantu hanya berbentuk lembaran kertas yang tidak
disiapkan secara khusus, tetapi tidak menggunakan sembarangan
kertas kosong. Untuk mempermudah penamaan, maka lembar
kertas yang dimaksud diberi nama dengan lembar kerja tampilan
yang sering disingkat dengan LKT.
Menurut (Santoso 2009) dalam bukunya yang berjudul
Interaksi Manusia dan Komputer Edisi 2 adalah sebagai berikut :
Lembar Kerja Tampilan berguna sebagai interface pertama antara
aplikasi dan pemakai. Untuk gambar LKT terlihat pada Gambar 3.

No :

Tampilan : Navigasi :

Keterangan :

Gambar 3.1 Lembar Kerja Tampilan


LKT yang disajikan pada dasarnya terdiri dari 4 bagian, yaitu :
1) Nomor Lembar Kerja
Untuk memberikan penomoran berkaitan dengan
sejumlah tampilan yang akan dibuat.
2) Bagian Tampilan
Berisi sketsa tampilan yang akan muncul di layar
tampilan lain. Perubahan tampilan itu berubah menjadi
tampilan lain. Perubahan tampilan biasanya disebabkan oleh
suatu event. Event tersebut antara lain dapat berupa penekanan
tombol, mouse, papan ketik oleh pengguna atau oleh event
khusus dari program aplikasi yang sedang dieksekusi. Event
khusus ini dapat berupa perangkap kesalahan (error tripping),
program meminta masukkan dari pengguna dan lain - lain.
3) Bagian Keterangan
Bagian ini berisi penjelasan singkat tentan atribut
tampilan yang akan dipakai. Sebagai contoh: teks judul
menggunakan font Times New Roman, 20 point, berwarna
hitam, warna latar belakang biru tua; teks pada push button
menggunakan font Arial, 16 point, berwarna biru muda; dan
lain-lain.
4) Bagian Navigasi
Bagian ini antara lain menjelaskan kapan tampilan yang
dimaksud akan muncul, dan kapan tampilan itu berubah
menjadi tampilan lain. Perubahan tampilan biasanya
disebabkan oleh adanya suatu peristiwa (event). Peristiwa
tersebut antara lain dapat berupa penekanan tombol mouse atau
papan ketik oleh pengguna, atau oleh peristiwa khusus dari
program aplikasi yang sedang dieksekusi. Peristiwa khusus ini
dapat berupa perangkap kesalahan, program meminta masukan
dari pengguna, dan lain-lain.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Pengumpulan Data


1. Wawancara
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan
permasalahan yang ada tentang laporan HPP. Wawancara dilakukan
dengan Mochamad Ali Shahab, S.Kom selaku Admin Data Batik Kupu-
Kupu Pekalongan. Berikut ini merupakan hasil wawancara dengan
Mochamad Ali Shahab, S.Kom.
Tabel 3.1 Hasil Wawancara Dengan Admin Data
No Pertanyaan Jawaban
1. Batik Kupu-Kupu ini bergerak Batik Kupu-Kupu teremasuk
dalam bidang usaha apa? kategori perusahaan home
industri yang memproduksi
batik dan khusus melayani
pembelian grosir. Costumer
nya berasal dari luar kota.
Dalam toko ini tidak ada
batik yang didisplay, kegiatan
ditoko hanya transaksi bahan
baku dan barang jadi. Dan
toko ini juga dijadikan
sebagai gudang untuk
menyimpan barang.
2. Kalau saya boleh tahu, berapa Omzet yang diperoleh
omzet yang diperoleh setiap lumayan besar dilihat dari
harinya? jumlah transaksi yang masuk
setiap harinya yaitu mencapai
20 sampai 30 transaksi Di
hari-hari efektif seperti hari
rabu dan kamis bahkan dapat
mencapai angka 40 sampai 50
transaksi perhari
3. Bagaimana sistem persediaan Sistem persediaan barang
yang sedang berjalan di Batik pada Batik Kupu-Kupu
Kupu-Kupu ? Pekalongan adalah
memproduksi barang ketika
ada pesanan, dikarenakan
pesanan kadang membludak
biasanya kita lebihkan jumlah
yang diproduksi. Setiap
barang sisa dicatat dalam
buku persediaan barang.
Sistem yang berjalan masih
sangat manual belum
terkomputerisasi.
4. Apakah ada kesulitan dalam Ada, menurut saya
mengelola persediaan barang membutuhkan kerja dua kali
dengan menggunakan metode dan membutuhkan waktu
pencatatan tersebut? yang relatif lama dalam
mengecek data. Dengan
menggunakan pencatatan
seperti ini, saya harus melihat
satu persatu transaksi barang
untuk menghitung jumlah
barang yang tersedia.
5. Laporan apa saja yang dibuat pada Laporan laba/rugi, Laporan
Batik Kupu-Kupu HPP dan Laporan HP
Produksi.
6. Apakah laporan yang dihasilkan Belum, karena laporan yang
dengan sistem yang sedang dihasilkan sering mengalami
berjalan sudah sesuai dengan yang keterlambatan dalam
diinginkan/dibutuhkan ? penyajian, masih sering
terjadi kesalahan dalam
penulisan dan karena
pencatan laporan
menggunakan manual
sehingga penyajijan laporan
apa adanya.
7. Dengan sistem yang sedang Kendala yang dihadapi yaitu
berjalan,kendala apa saja yang setiiap transaksi harus ditulis
sedang dihadapi ? satu-persatu yang
kemungkinan bisa
menyebabkan kerangkapan
data dan dalam penyusunan
laporan HPP akan
membutuhkan waktu yang
lama.
8. Transaksi apa saja yang dicatat Transaksi mori masuk, mori
dalam buku ? keluar (mitra kerja),
penjualan,sampai persediaan
barang jadi.
9. Bagaimana alur transaksi barang Dimulai dari
yang ada pada Batik Kupu-Kupu
masuknya bahan baku
Pekalongan
berupa mori putih ke
dalam gudang. Proses
selanjutnya adalah
pembabaran dan
penjahitan yang
dilakukan oleh mitra
kerja. Disaat mitra
kerja memberikan
barang yang sudah
diproses, terdapat
bukti penyerahan
berupa nota tulis
berisi jumlah barang
yang diproduksi dan
dicatat dalam buku
yang nantinya catatan
tersebut digunakan
untuk menentukan
harga pokok produksi.
Setelah itu dilakukan
pengemasan,
pelabelan dan
pengepakan dimana
terdapat biaya kemas
yang masuk dalam
persediaan barang jadi
dan dijadikan untuk
menentukan harga
pokok penjualan.

10. Jika dibuatkan Sistem Akuntansi Apabila dibuatkan Sistem


Persediaan Barang, kemampuan
Akuntansi Persediaan Barang,
apa sajakah yang diinginkan dari
sistem tersebut ? yang diinginkan dari sistem
tersebut tentunya sistem dapat
menentukan Harga Pokok
Produksi dan Harga Poko
Penjualan secara otomatis.
Dan sistem juga dapat
menampilkan laporan
persediaan barang yang berisi
jumlah barang yang tersedia
setiap jenis barang.

Dari hasil wawancara yang sudah dilakukan dengan Mochamad Ali


Shahab, S.Kom selaku Admin Data, dapat diketahui bahwa perlu
dibangun sistem yang terkomputerisasi untuk mengatasi permasalahan
dan kekurangan dari sistem yang sedang berjalan di Batik Kupu-Kupu
Pekalongan. Admin Data menginginkan sistem yang mampu mendukung
kinerjanya dalam penginputan data, sehingga data yang dihasilkan lebih
tepat dan mempermudah penyajian laporan harga pokok produksi dan
laporan persediaan barang.
2. Pengamatan
Pengamatan dilakukan secara langsung pada objek Batik Kupu-
Kupu Pekalongan. Dalam tahap ini dilakukan pengamatan terhadap sistem
yang sedang berjalan, mulai dari barang masuk yaitu bahan baku sampai
pada barang jadi, maka didapat kesimpulan tentang adanya permasahan
dan kekurangan sistem yang berjalan di Batik Kupu-Kupu Pekalongan.
Berikut adalah sistem yang sedang berjalan pada Batik Kupu-Kupu
Pekalongan :
a. Sistem pembelian bahan baku (mori)
Dilakukan oleh supervisor dimana pemesanan berdasarkan jumlah
barang yang akan diproduksi. Batik Kupu-Kupu mempunyai 2
supplayer kain mori yang masing-masing memiliki jenis kain yang
konstruksinya berbeda.
Superv isor
Mulai

Melakukan pemesanan
kepada supplayer

Barang datang dibuatkan


nota pemesanan

Proses pemotongan
barang

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Activity Pembelain Bahan Baku

Gambar 3.2 Format Nota Pembelian Mori


b. Sistem Pencatatan Barang Keluar (mitra kerja)
Dilakukan oleh supervisor barang keluar yang dikelola oleh mitra
kerja dicatat dalam satu buku setiap mitra kerja mengambil barang
untuk dilakukan pembabaran dan setiap mitra kerja memberikan
barang jadi.
Mitra Kerj a Superv isor
Mulai

Mengajukan permintaan pembabaran Menerima


kain mori yang sudah dipotong permintaan

Melakukan pencatatan
dalam buku sejumlah barang

Menerima Memberikan
barang barang

Selesai

Gambar 3.3 Diagram Activity Pencatatn Barang Keluar


.

Gambar 3.4 Format Pencatatan Barang Keluar (Mitra Kerja)


c. Sistem penyusunan Laporan Laba/Rugi
Admin Data menyusun Laporan Laba/Rugi dengan merekap
transaksi setiap mitra kerja satu persatu selama satu bulan.

Admin Data
Mulai

Merekap transaksi mitra


kerja setiap nama

Dicatat dalam
Buku Laporan

Dijadikan sebagai
Laporan Laba/Rugi

Selesai

Gambar 3.5 Diagram Activity Pembuatan Laporan Laba Rugi

Gambar 3.6 Format Laporan Laba Rugi


d. Sistem penyusunan Laporan Harga Pokok Produksi dan HP Penjualan
Admin Data menyusun Laporan HPP dengan merekap akun-akun
pada jurnal umum dimulai dari persediaan barang awal, BOP
sesungguhnya sampai persediaan barang setengah jadi. Dan pada HP
Penjualan diambil pada persediaan barang jadi.
Admin Data
Mulai

Merekap akun HPP

Merekap persediaan
barang jadi

Membuat
laporan HPP

Selesai

Gambar 3.7 Diagram Activity Penyusunan Laporan HPP


Gambar 3.8 Format Jurnal Umum
e. Sistem penyusunan Laporan Persediaan Barang
Pada Batik Kupu-Kupu Pekalongan belum ada laporan persediaan
barang dengan format sesungguhnya. Persediaan barang masih dicatat
dalam catatan sederhana.

Gambar 3.9 Format Pencatatan Persediaan Barang

Dari analisis yang dilakukan dengan pengambilan data melalui


wawancara dan pengamatan langsung maka diperoleh kesimpulan bahwa :

1. Pada sistem yang lama terdapatvbeberapa kelemahan seperti transaksi


dicatat tidak sesuai dengan penulisan akuntansi seperti pada pembuatan
laporan laba rugi.
2. Proses pencarian data yang membutuhkan waktu lama contohnya
apabila AdminData akan menbuat laporan harga pokok produksi harus
mencari satu-persatu akun yang dibutuhkan dalam jurnal umum.
3. Proses pengolahan data dan penyusunan laporan membuthkan waktu
relatif lama sehingga tidak bisa disajikan jika sewaktu-waktu
dibutuhkan.
Berikut ini format laporan laba/rugi dan laporan hpp yang selama
ini berjalan pada Batik Kupu-Kupu Pekalongan.

BATIK KUPU-KUPU
LAPORAN LABA RUGI
NOVEMBER 2019

Tanggal Nama Mitra Nama Barang Jumlah Barang Harga Total


xxx xxx Xxx xxx xxx Xxx

Total Seluruh : Xxx

HPP/Produksi : Xxx

Gambar 3.10 Format Laporan

B. Metode Pengembangan Sistem


BAB IV
EPONG MUMET

A. Jbjkdbjkxbv
B. Kdsvjdsn

Anda mungkin juga menyukai