Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transportasi memiliki peranan penting dalam pembangunan Kota
Makassar. Hal ini dikarenakan kondisi Kota Makassar yang begitu
strategis karena berada di wilayah tengah negara Indonesia, sehingga
dibutuhkan adanya transportasi yang handal yang dapat menghubungkan
wilayah Indonesia dari barat hingga ke timur. Salah satunya ialah
transportasi laut, transportasi laut merupakan tulang punggung
perdagangan dunia dan mendorong timbulnya globalisasi, karena hampir
sebagian besar perdagangan dunia ditransfer lewat laut.
Pembangunan dan pengembangan pelabuhan akan terus dilakukan,
dengan tujuan untuk membuka isolasi wilayah/daerah juga menjaga agar
stabilitas harga logistik dapat terjaga dan tidak mengalami ketimpangan
pada daerah-daerah tertentu. Menurut Adisasmita (2011) Transpotasi laut
yang efisien sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi
yang adil dan seimbang antar wilayah. Transportasi laut domestik
memberi konstribusi yang tinggi atas perbedaan harga antar wilayah
tersebut dan menyebabkan pergerakan barang antar pulau di dalam
negeri sering kali lebih mahal dari pada pergerakan barang antar pulau, di
dalam negeri sering kali lebih mahal dari pada pergerakan barang dari dan
ke luar negeri (UNCTAD, 2014).
Terminal peti kemas Makassar telah dideklarasikan oleh
PT.Pelabuhan Indonesia IV khususnya terkait pelayanan terhadap peti
kemas seiring pertumbuhan kontainerisasi yang melalui pelabuhan
Makassar. Letak geografis yang strategis karena berada di tengah negara
Indonesia membuat pelabuhan Makassar menjadi tempat transit dan
penghubung kapal yang hendak menuju wilayah Indonesia bagian barat
ke timur atupun sebaliknya. Setiap hari pelabuhan ini padat dengan
kegiatan-kegiatan seperti menaikkan dan menurunkan penumpang,
bongkar muat barang, pengisian bahan bakar, dan lain-lain. Salah satunya
adalah kegiatan pelayanan barang yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan
ini. Pelabuhan Makassar merupakan pintu masuk utama pergerakan
barang yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan dimana semua barang dari
berbagai provinsi yang ada di Indonesia di impor melalui pelabuhan
Makassar dimana pelabuhan ini sebagai prasarana penunjang
pendistribusian barang ke daerah-daerah yang ada di Provinsi Sulawesi
Selatan.
Berdasarkan data tahun 2018 PT Pelabuhan Indonesia IV (persero)
membidik peningkatan arus peti kemas sebesar 10% sepanjang tahun.
Dalam tiga bulan pertama realisasi arus peti kemas tumbuh sebesar 5%
rata-rata secara tahunan. Dari pengamatan tahun 2017 sepanjang tahun
arus container di pelabuhan yang dikelola pelindo IV mencapai 1,94juta
TEU’S atau meningkat 5,12% secara tahunan, dan 2018 juga mengalami
penaikan sebesar 500.000 TEU’S dari data 2018.
Bongkar muat di terminal petikemas (general cargo) dalam kurung
waktu dari tahun 2012 hingga 2016 mengalami penurunan dimana rata-
rata bongkar muat pada tahun 2012 sebesar 17,84 TEU’S dan tahun 2016
sebesar TEU’S, tapi pada sisi lain justru arus bongkar muat barang yang
mengalami peningkatan, dari data yang ada bahwa untuk realisasi arus
barang pada tahun 2012 sebesar 3.200.552 ton, sedang untuk tahun 2016
sebesar 4.303.801 ton. Sedangkan untuk realisasi arus kunjungan kapal
general cargo pada tahun 2012 sebanyak 5.625 unit untuk tahun 2016
sebanyak 5.487 unit. Berdasarkan kondisi tersebut diatas sudah
sepatutnya dilakukan tinjauan kinerja layanan bongkar muat di terminal
petikemas.
Salah satu pendekatan yang lazim digunakan untuk mengetahui
seberapa baik suatu pelabuhan dapat memberikan jasa-jasa pelayanan
pelabuhan yang bermutu kepada para pelanggannya baik terhadap kapal
maupun barang adalah mengetahui besarnya indikator performance
pelabuhan atau kinerja pelabuhan. Apabila kinerja pelabuhan membaik,
dapat dikatakan bahwa pelabuhan yang bersangkutan dapat memberikan
tingkat pelayanan yang baik pula kepada para pelanggannya, demikian
pula sebaliknya.
Salah satu indikator yang dapat dijadikan sebagai suatu ukuran
tingkat kinerja fasilitas bongkat muat dari suatu pelabuhan adalah standar
kineja yang ditetapkan oleh PT. Pelindo IV Cabang Makassar yang
menjadi acuan dalam mencapai target kinerja tersebut, maka sudah
seharusnya pihak pengelola pelabuhan melakukan pengkajian atau
penelitian dalam mengukur, sudah sejauh mana tingkat kinerja fasilitas
bongkar muat yang telah dicapai selama ini apakah sudah maksimal atau
belum, karena semakin baik kinerja suatu pelabuhan maka akan semakin
memiliki nilai kompetitif terhadap pelabuhan yang lain. Tapi jika sebaliknya
maka dapat dipastikan bahwa suatu pelabuhan akan jauh tertinggal dari
para kompetitornya.
Melihat kondisi tersebut diatas sebagai langkah awal untuk
mengetahui kinerja Fasilitas Bongkar Muat penulis tertarik untuk mengkaji
dan melakukan penelitian mengenai: “Analisis Kinerja layanan terminal
petikemas pelabuhan soekarno hatta Makassar”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah maka dirumuskan beberapa
permasalahan yaitu :
1. Bagaimana tingkat kinerja pelayanan di terminal peti kemas Makassar
saat ini dan pada tahun 2019-2023 ?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan masalah yang di peroleh tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui tingkat kinerja layanan pada terminal petikemas
pelabuhan Makassar pada saat ini dan dari tahun 2019 – 2023.
1.4 Batasan Masalah
Untuk memperkecil ruang lingkup penelitian, maka penelitian ini dilakukan
dengan batasan-batasan sebagai berikut :

1. Lokasi penelitian atau wilayah studi dan pengambilan data hanya


terminal peti kemas pelabuhan Makassar.
2. Obyek penelitian adalah data kinerja layanan oprasional bongkar muat
peti kemas pelabuhan Makassar tahun 2014-2018.
3. Fasilitas bongkar muat peti kemas meliputi Dermaga Kapal Peti
Kemas.
4. Penggunaan Software SPSS dan Microsoft Exel hanya sebagai alat
bantu dalam menganalisa data.

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dalam menganalisis permasalahan Terminal Petikemas
Pelabuhan Makassar sebagai berikut :
1. Memberikan masukan kepada stackholder di Pelabuhan Makassar,
khususnya pada manajemen pengelolaan sarana dan prasarana
peralatan bongkar muat di pelabuhan, untuk meningkatkan kinerja
layanan oprasional di masa yang akan datang.
2. Dengan adanya penelitian ini maka diharapkan dapat digunakan
sebagai referensi tambahan untuk melakukan penelitian yang bersifat
pengulangan untuk pusat kegiatan lain ataupun untuk penelitian yang
bersifat melanjutkan penelitian yang sudah ada.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini dikemukakan tentang latar belakang
penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian,
batasan masalah, manfaat penelitian, sistematika
penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini dikemukakan tentang teori-teori yang
dijadikan dasar analisis dan pembahasan masalah,
serta beberapa definisi dari studi pustaka yang
berhubungan dengan penelitian ini.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini dikemukakan pendekatan dari teori
kemudian diuraikan menjadi suatu usulan
pemecahan masalah yang berbentuk langkah-
langkah pemecahannya.

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Dalam bab ini dikemukakan tentang kajian atas hasil
dari pengolahan data yang diperoleh serta analisis
dari hasil pengolahan data dimaksud.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan yang dapat
ditarik dari hasil penelitian dan memberikan saran
berupa rekomendasi bagi pengembangan
pelaksanaan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai