II-1
4. Multi Bucket Excavator system
Tanah penutup dibuang ketempat yang batubaranya telah digali atau ketempat
pembuangan khusus. Sistem ini cocok untuk tanah penutup yang materialnya
lunak serta tidak ada bongkah – bongkah dan tidak lengket.
5. Drag Scraper system
Cara ini biasanya langsung dikuti dengan pengambilan bahan galian setelah
lapisan tanah penutupnya dibuang, tetapi bisa juga lapisan tanah penutupnya
dihabiskan terlebih dahulu, kemudian baru bahan galiannya ditambang.
Sistem ini cocok untuk tanah penutup yang materialnya lunak dan lepas.
II-2
Gambar 2.1 Ilustrasi Pola muat Top Loading
II-3
2.2.3. Frontal Cut
Posisi alat muat berhadapan dengan muka jenjang atau front penggalian. Pada
pola ini alat muat memuat pertama kali pada dump truck sebelah kanan sampai
penuh setelah itu dilanjutkan mengisi pada dump truck disebelah kiri. Pola
Pemuatan Frontal Cut dapat di lihat pada gambar 2.3.
Gambar 2.4 Pola Pemuatan Parallel Cut with turn drive by cut
II-4
2.3. Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Alat Mekanis
2.3.1. Keadaan Dan jenis material
Besar kecilnya ukuran penggalian sangat dipengaruhi oleh waktu edar alat gali-
muat. Jika ukuran terlalu besar maka akan mempersulit dan memperlambat alat
gali muat pada saat menggali muatan (excavating) sehingga bucket fiil factor akan
semakin kecil karena marterial yang terambil lebih sedikit begitu pula sebaliknya
jenis material juga mempengaruhi kemampuan alat mekanis.
II-5
dimaksud disini adalah jalan angkut utama material hasil pengambilan maupun
pengupasan lapisan tanah penutup.
Jalan tambang dinilai cukup baik apabila kemiringan disesuaikan dengan
kekuatan mesin alat mekanis. Selain itu jalan tambang harus memiliki sistem
drainase yang baik dimana setiap sisi jalan harus diberi aliran air agar air cepat
mengalir dan kondisi jalan kembali normal dan alat mekanis dapat cepat
beroperasi kembali.
II-6
Pindah tempat kerja, yaitu waktu yang tidak beroperasinya peralatan
mekanis karena digunakan pindah kerja, mempersiapkan tempat
kerja, dan mengambil air dari kolam untuk penyiraman jalan
tambang yang berdebu.
Kerusakan alat, yaitu jumlah waktu yang tidak beroperasinya
peralatan mekanis karena rusak dan perbaikan.
II-7
digunakan sebagai salah satu parameter penentu produksi. Faktor pengembangan
(swell factor) adalah hasil perbandingan antara volume bank dengan volume loose
material. Besarnya faktor pengembangan dari suatu material dapat dihitung
sebagai berikut :
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐵𝑎𝑛𝑘
SF = 𝑥100% …………………………………............…............ 2.1
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐿𝑜𝑜𝑠𝑒
Volume nyata
Di mana : Ff= 𝑥100% ....................................................... 2.2
Volume bucket teoritis
II-8
Sedang Menggali dan memuat dari stock room 0.8 – 0.6
atau stockpile,dengan kondisi tanah yang
sulit digali dan dikeruk akan tetapi dapat
dimuat hamper munjung.
Agak sulit Menggali dan memuat batu pecah, tanah 0.6 – 0.5
liat yang keras,pasir dan kerikil yang telah
dikumpulkan,sulit mengisi bucket dengan
material tersebut.
2. Ukuran Material
Ukuran material yang umumnya lebih besar, menyebabkan banyak ruang
didalam bucket yang tidak terisi material, sehingga faktor pengisiannya
menjadi lebih kecil.
II-9
4. Keterampilan Operator
Keterampilan operator sangat menunjang dalam pelaksaan kegiatan
penambangan, karena keterampilan operator yang tinggi akan menghasilkan
faktor pengisian yang tinggi juga.
Waktu edar alat angkut umumnya terdiri dari waktu menunggu dan untuk dimuat,
waktu diisi muatan, waktu mengangkut muatan, waktu dumping, waktu kembali
kosong.
Waktu edar alat angkut: CTa = Aa + Ba + Ca + Da + Ea …………..….……... 2.3
Keterangan :
Untuk waktu edar alat muat biasanya di mulai dari mengisi bucket, swing isi,
unloding, swing kosong.
Waktu edar alat muat : CTm = Am + Bm + Cm + Dm .......................................2.4
Keterangan :
CTm : Total Waktu Edar Alat Muat
Am : waktu isi bucket
Bm : waktu swingg isi
Cm : waktu unloading
Dm : waktu swing kosong
II-10
2.4.5. Efisiensi Kerja (Working efficiency)
Merupakan Faktor manusia dan manajemen yang mengatur penggunaan alat
mekanis dengan sedemikian rupa. Faktor ini sangat sukar ditentukan efisiensinya
secara tepat karena selalu berubah dari hari ke hari bahkan per jam nya,
tergangtung dari keadaan cuaca, keadaan alat yang digunakan dan suasana kerja.
Sebenarnya efisiensi kerja tidak hanya disebabkan karena kemalasan pekerja,
tetapi juga karena keterlambatan dan hambatan yang tak mungkin dihindari
seperti; melumasi mesin, mengganti spare part yang aus, membersihkan bagian-
bagian terpenting yang sudah sekian jam dipakai, memindah unit ketempat lain
atau memperbaiki alat ketika terjadi breakdown mesin. Berdasarkan hambatan-
hambatan, memindah unit ketempat lain atau memperbaiki alat ketika terjadi
breakdown mesin. Besarnya efisiensi kerja dapat diketahui dengan menghitung
selisih waktu produktif kerja terhadap waktu hambatan.
C = A – B ...................................................................................... 2.5
𝑊𝑒
E = 𝑊𝑝 x 100% .............................................................................. 2.6
Keterangan:
C = Total Waktu Produktif
A = Jam Kerja Tersedia
B = Total Jam Istrahat dan Sholat Jumat
E = Efisiansi kerja Alat, %
We = Waktu efektif
Wp = Waktu Produktif
II-11
W
MA = ……………………………………………………..…… 2.7
W R
II-12
R = repaired/breakdown yaitu waktu untuk perbaikan dan waktu yang hilang
karena menunggu perbaikan termasuk waktu yang hilang untuk
menunggu didatangkannya suku cadang serta perawatan perventif.
KBx60 xSFxFFxE 3
P = m /jam …………………………………..…. 2.11
CT
Dimana :
P = Kemampuan Produksi (m3/jam)
KB = Kapasitas Bucket (m3)
SF = Swell Factor (%)
FF = Fill Factor (%)
CT = Cycle Time (menit)
E = Efisiensi Kerja (%)
KVx60 xSFxFFxE 3
P = (m /jam)........................................................ 2.12
CT
Dimana :
P = Kemampuan Produksi (m3/jam)
KV = Kapasitas Vessel (m3)
SF = Swell Factor (%)
FF = Fill Factor (%)
CT = Cycle Time (menit)
E = Efisiensi Kerja (%)
II-13
Untuk mendapatkan :
KV = Kapasitas muatan Vessel (m3)
KV = n x KB
Dimana :
n = Jumlah banyaknya pengisian
KB = Kapasitas bucket Alat Gali-Muat
𝑁𝑎 𝑥 𝑛 𝑥 𝐶𝑡𝑚
MF = .........................................................................2.13
𝑁𝑚 𝑥 𝐶𝑡𝑎
Dimana :
MF = Keserasian Kerja
Na = Jumlah Alat Angkut
n = Banyaknya Pengisian
CTm = Cycle Time Alat gali-muat
Nm = Jumlah Alat Gali-Muat
CTa = Cycle Time Alat Angkut
MF = 1 Jumlah alat muat dan alat angkut seimbang atau sinkron, hampir
dipastikan tidak ada waktu tunggu. Alat muat dan alat angktu
sama-sama sibuk.
MF < 1 Jumlah alat angkut kurang, akibatnya alat muat banyak menunggu,
sementara alat angkut sibuk.
MF > 1 Jumlah alat angkut lebih, sehingga muncul waktu tunggu dimuat
untuk alat angkut, sementara alat muat sibuk.
II-14
Waktu tunggu alat muat
NlxCth
(WtL) = (a x CtL) …….........……………………… 2.13
Nh
Dimana :
II-15
Gambar 2.5 Match factor
II-16