Anda di halaman 1dari 61

MODUL 1

LITERASI MELALUI PEMBELAJARAN

Rasional
Literasi perlu dikembangkan dan diintegrasikan dalam kegiatan pembelajaran. Pengembangan
literasi melalui pendekatan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Berbasis Kelas dilakukan
melalui pengembangan metode pembelajaran, pengelolaan kelas (pengelolaan peserta didik dan
penciptaan lingkungan fisik kelas kaya teks) dan pengintegrasian kegiatan literasi dalam RPP
Kurikulum 2013.

Literasi akan berkembang dengan baik bila guru memahami literasi dalam arti luas, seperti
pengenalan akan jenis-jenis literasi, jenis-jenis teks, dan pemanfaatan teks multimoda dalam
pembelajaran. Dimensi literasi ini perlu diintegrasikan secara utuh dalam keseluruhan kegiatan
pembelajaran mulai dari kegiatan pembukaan sampai kegiatan penutup sehingga pembelajaran
menjadi pengalaman yang menyenangkan dan menantang pemikiran kritis dan kreatif dari guru
dan peserta didik.

Pembelajaran yang kontekstual dan menarik perlu menghubungkan bahan pembelajaran dengan
latar belakang sosiokultural dan pengalaman peserta sehingga mampu menumbuhkan minat pada
diri peserta didik untuk belajar dan ingin tahu lebih banyak lagi. Topik pembelajaran seharusnya
dapat menuntun peserta untuk menggali informasi lewat sumber belajar yang lain. Selan itu,
pembelajaran yang kaya literasi mampu menumbuhkan daya nalar, kemampuan berpikir kritis,
analitis, dan reflektif peserta (Dewayani, 2017).

1
Materi 1
Implementasi Literasi Melalui Metode Pembelajaran

A. Tujuan
Peserta dapat memahami dan melakukan aktivitas pembelajaran menyenangkan melalui
membaca cerita, menulis kembali buku yang telah dibacanya, mendiskusikan buku, dan bermain
peran.

B. Indikator Keberhasilan Pelatihan


1. Peserta dapat mengidentifikasi isi bacaan dan membedakan informasi berupa fakta dan fiksi.
2. Peserta dapat mengidentifikasi dan mendata informasi pada buku yang telah dibacanya
3. Peserta dapat mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang menunjang konsep unsur intrinsik
yang mendukung dari sebuah buku dan menuliskannya.
4. Peserta dapat mengembangkan dialog dan alur cerita berdasarkan interpretasi mereka.

C. Alokasi Waktu
4 JP x 45 (180 menit)

D. Metode
Diskusi, penugasan, presentasi

E. Media
Pembelajaran 1: komputer yang terhubung dengan internet, kliping koran, buku atlas atau
globe, dan buku bahan bacaan literasi bertema lanskap “Kamal si Anak Pesisir” (Badan Bahasa
Kemdikbud, 2017
Pembelajaran 2: peta, buku bahan bacaan literasi bertema lanskap “Keistimewaan Desa dan
Kota” (Badan Bahasa Kemdikbud, 2017)
Pembelajaran 3:

2
Bahan Diskusi: Buku Bahan Bacaan Literasi Bertema Lanskap “Air Mata Hutan Kami” (Badan
Bahasa Kemdikbud, 2017)

Bahan Diskusi: Bahan Bacaan Literasi Bertema Lanskap Perubahan Realitas Sosial “Batik
Tambal untuk Kakek” (Badan Bahasa Kemdikbud, 2017)

Diagram Alur Cerita dan Bahan Bacaan Literasi Bertema Cerita Rakyat “Si Lanang dan Punai
Ajaib” (Badan Bahasa Kemdikbud, 2017)

Pembelajaran 4:
Bahan Diskusi: Buku Seri Pengenalan Tokoh: Sekitar Proklamasi Kemerdekaan (Direktorat
Nilai Sejarah Ditjen Sejarah dan Purbakala, Kemenbudbar RI, 2011).

Isi materi
Alternatif materi yang termasuk dalam metode pembelajaran yang menyenangkan
1. Membaca cerita
2. Mendiskusikan buku
3. Menuliskan kembali buku yang telah dibaca
4. Bermain peran

F. Langkah-langkah Kegiatan:
NO KEGIATAN Waktu
1 Kegiatan awal 15’
a. Fasilitator membuka pelatihan dengan salam dan doa
b. Fasiltator menjelaskan tujuan dan indikator pelatihan
c. Fasilitator menjelaskan materi dan aktivitasnya
2 Kegiatan inti 150’
a. Fasilitator memandu curah pendapat melalui tanya jawab
b. Fasilitator menyampaikan materi tentang metode pembelajaran yang
menyenangkan dan menggali dari pengalaman peserta.
c. Fasilitator membagi kelompok menjadi 8 kelompok (@5 orang)

3
d. Diskusi kelompok tentang kegiatan yang mencerminkan kelas kreatif 60’
(60 menit):
Kelompok 1 - 2 : Metode pembelajaran yang menyenangkan melalui
membaca cerita (mengerjakan LK 1.1)
Kelompok 3 – 4 : Metode pembelajaran yang menyenangkan melalui
diskusi buku (mengerjakan LK 1.2)
Kelompok 5 – 6 : Metode pembelajaran yang menyenangkan melalui
penulisan kembali buku yang telah dibaca (mengerjakan LK 1.3)
Kelompok 7 - 8 : Metode pembelajaran yang menyenangkan melalui
bermain peran (mengerjakan LK 1.4)
e. Presentasi mendongeng dan bermain peran 90’
f. Simpulan : penguatan konsep
3 Kegiatan penutup 15’
a. Refleksi
b. Penutup

G. Lembar Kerja
(Lihat lampiran)

4
Lembar Kerja 1.1

1. Judul : Membaca Cerita


2. Tujuan : Peserta dapat mengidentifikasi isi bacaan dan membedakan
informasi yang berupa fakta dan fiksi, dan melakukan simulasi
mendongeng
3. Nama Kelompok : …………………………………………………………………….
4. Anggota : …………………………………………………………………….
: …………………………………………………………………….
: …………………………………………………………………….
: …………………………………………………………………….
: …………………………………………………………………….
: …………………………………………………………………….
5. Langkah Kerja :
a. Peserta menggali informasi dari bahan bacaan dan mendikusikannya dalam kelompok
b. Peserta mendata informasi dari buku yang terkait dengan fakta dan fiksi
c. Peserta menyimpulkan golongan fakta dan fiksi dari buku
d. Peserta menyimulasikan metode mendongeng secara kreatif
e. Peserta melaporkan hasil diskusi dalam paparan kreatif di kertas plano

6. Uraian Kerja :
Hasil Diskusi:

5
Lembar Kerja 1.2

1. Judul : Mendiskusikan Buku


2. Tujuan : Peserta dapat mengidentifikasi dan mendata informasi pada buku
yang telah dibacanya
3. Nama Kelompok : …………………………………………………………………….
4. Anggota : …………………………………………………………………….
: …………………………………………………………………….
: …………………………………………………………………….
: …………………………………………………………………….
: …………………………………………………………………….
: …………………………………………………………………….
5. Langkah Kerja :
a. Peserta mengidentifikasi pengetahuan baru dalam buku yang akan didiskusikan
b. Peserta mencari perbedaan informasi
c. Peserta mendata informasi ‘apa yang sudah diketahui’ dan ‘apa yang baru dipelajari’.
d. Peserta mendiskusikan isi buku (Lihat, lampiran Materi, poin 2)

6. Uraian Kerja :
Hasil Diskusi:

6
Lembar Kerja 1.3

1. Judul : Menulis kreatif berdasarkan buku yang telah dibaca


(Penulisan kreatif terdiri atas beberapa unsur intrinsik yang
mendukung seperti alur, latar, pembuatan karakter yang kuat, dan
pembuatan akhir yang berkesan).
2. Tujuan : Peserta dapat mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang
menunjang konsep unsur intrinsik yang mendukung dari sebuah
buku dan menuliskannya.
3. Nama Kelompok : …………………………………………………………………….
4. Anggota : …………………………………………………………………….
: …………………………………………………………………….
: …………………………………………………………………….
: …………………………………………………………………….
: …………………………………………………………………….
: …………………………………………………………………….
5. Langkah Kerja :
A. Langkah Penulisan Kreatif Berdasarkan Alur
a) Peserta mengidentifikasi alur dan tokoh di awal cerita
b) Peserta menceritakan tokoh di tengah cerita
c) Peserta menceritakan penyelesaian masalah si tokoh
d) Peserta menggambar alur dan tokoh serta kemudian menuliskannya

B. Langkah Penulisan Kreatif Berdasarkan Latar


a) Peserta memahami latar cerita
b) Peserta menebak dan menuliskan lokasi cerita berdasarkan relasi antar tokoh
c) Peserta merencanakan dan mengembangkan latar melalui tulisan
d) Peserta mempresentasikan tulisan mereka

7
C. Langkah Penulisan Kreatif berdasarkan pembuatan karakter yang kuat
a) Peserta memahami bacaan
b) Peserta merencanakan memberikan pendapat tentang tokoh
c) Peserta merangkum karakter tokoh berdasarkan bacaan
d) Peserta menulis dan menggambar karakter si tokoh dari cerita yang dibuatnya
sendiri
e) Peserta mempresentasikan alurnya dan membuat pertanyaan pemantik

D. Langkah Penulisan Kreatif berdasarkan Akhir yang Berkesan


a) Peserta memahami bacaan
b) Peserta merencanakan memberikan pendapat tentang tokoh
c) Peserta merangkum karakter tokoh berdasarkan bacaan
d) Peserta menulis dan menggambar karakter si tokoh dari cerita yang dibuatnya
sendiri
e) Peserta mempresentasikan alurnya dan membuat pertanyaan pemantik

6. Uraian Kerja :
Hasil Diskusi:

8
Hasil Tulisan:

9
Lembar Kerja 1.4

1. Judul : Bermain Peran


2. Tujuan : Peserta dapat mengembangkan dialog dan alur cerita berdasarkan
interpretasi mereka terhadap cerita tersebut
3. Nama Kelompok : …………………………………………………………………….
4. Anggota : …………………………………………………………………….
: …………………………………………………………………….
: …………………………………………………………………….
: …………………………………………………………………….
: …………………………………………………………………….
: …………………………………………………………………….
5. Langkah Kerja :
a. Peserta mengidentifikasi tokoh utama dalam cerita
b. Peserta memilih peran tokoh yang disukainya serta memberikan alasannya
c. Peserta memerankan tokoh

6. Uraian Kerja :
Hasil Diskusi:

10
H. Lampiran Materi
1. Membaca Cerita
Ulasan Materi:
Kemampuan untuk mengidentifikasi fakta dan fiksi merupakan salah satu kemampuan
penting dalam literasi informasi (information literacy). Dalam perkembangan intelektualnya,
anak-anak menggunakan kemampuan ini untuk menilai akurasi informasi dalam teks yang
beredar di sekeliling mereka. Buku sastra fiksi anak merupakan media yang baik untuk
memperkenalkan kemampuan ini sejak dini. Dalam bacaan anak, terkandung unsur latar yang
sering merupakan pengalaman keseharian dan kegiatan budaya tertentu. Selain itu, bacaan
anak mengandung unsur kisah, yang terdiri atas tokoh yang mengalami kejadian fiktif dalam
suatu alur yang mengandung awal—tengah—akhir cerita. Mengidentifikasi keduanya akan
mengantarkan anak kepada kemampuan dasar menulis cerita.

Bahan Diskusi: Kamal si Anak Pesisir (Bahan Bacaan Literasi Badan Bahasa, Kemdikbud,
2017)
a) Sebelum membacakan buku kepada peserta, fasilitator membaca Kamal si Anak Pesisir
dan menyiapkan materi dan media pendukung yang relevan dengan diskusi.
b) Setelah membacakan Kamal si Anak Pesisir tanyakan kepada peserta sejauh mana mereka
mengetahui Kota Padang. Ajaklah mereka untuk mencari Kota Padang di peta. Setelah
menemukannya, bimbing peserta untuk mencari fakta terkait Kota Padang dan Pantai Air
Manis. Arahkan mereka untuk menyimpulkan bahwa Kota Padang dan Pantai Air Manis
adalah fakta. Tuliskan pengertian “fakta” di papan tulis dan jelaskan dengan beberapa
contoh.
c) Buka kembali buku Kamal si Anak Pesisir. Tanyakan kepada peserta tentang jumlah tokoh
yang terdapat dalam cerita tersebut. Tanyakan kepada peserta keberadaan tokoh-tokoh
tersebut benar-benar ada atau tidak. Giringlah peserta untuk menyimpulkan bahwa tokoh
dan kejadian dalam cerita tersebut adalah cerita fiksi.
d) Buatlah tabel di papan tulis dengan dua kolom: fakta dan fiksi
e) Arahkan peserta untuk mendata beberapa informasi yang mereka ingat dari buku tersebut
ke dalam kolom fakta dan kolom fiksi.
f) Kegiatan dapat juga dilakukan setelah membaca buku-buku lainnya

11
Teknik Mendongeng
a) Pastikan dongeng berisi nilai-nilai yang harus diajarkan
b) Vokal dan ekspresi harus diperhatikan untuk memberi penekanan hal-hal yang seru
c) Improvisasi agar tidak kaku atau monoton
d) Pelibatan dengan peserta agar tidak menjadi penonton pasif dengan cara membuat
pertanyaan-pertanyaan atau keterlibatan peserta
e) Di akhir mendongeng, ada simpulan bersama agar pesan cerita sampai ke peserta
(Prakosa, 2012)

2. Mendiskusikan Buku
Ulasan Materi:
Buku cerita sering menawarkan konten pengetahuan yang baru bagi peserta. Dalam
memahami pengetahuan baru ini, pembimbing seharusnya menggunakan informasi yang
sudah dipahami oleh peserta. Menggunakan pengetahuan latar peserta (background
knowledge) untuk memudahkan pemahaman dan memberikan motivasi untuk mempelajari
hal baru.

Bahan diskusi: Keistimewaan Desa dan Kota (Bahan Bacaan Literasi Badan Bahasa,
Kemdikbud, 2017)
Teknik Pembelajaran 2
a) Sebelum membaca buku “Keistimewaan Desa dan Kota”, identifikasikan pengetahuan
baru dalam buku yang akan didiskusikan
b) Setelah membaca buku tanyakan kepada peserta sejauh mana mereka mengetahui dan
pernah pergi ke desa atau ke kota.
c) Mintalah mereka untuk memperhatikan kondisi desa dan kota, kemudian mengidentifikasi
perbedaannya.
d) Tanyakan kepada peserta sejauh mana pengetahuan mereka tentang Kota Kartasura.
Gunakan pengetahuan latar mereka (Pulau Jawa atau Provinsi Jawa Tengah) untuk
mendiskusikan letak Kota Kartasura.
e) Ajaklah mereka untuk melihat letak Kota Kartasura melalui peta.

12
f) Secara individual atau berkelompok mintalah mereka untuk mengisi tabel yang mendata
‘apa yang sudah diketahui’ dan ‘apa yang baru dipelajari’.

3. Menulis kreatif berdasarkan buku yang telah dibaca


Penulisan kreatif terdiri atas beberapa unsur intrinsik yang mendukung seperti alur, latar,
pembuatan karakter yang kuat, pembuatan akhir yang berkesan.
A. Alur
Ulasan Materi
Peserta dapat memperoleh paparan tentang konsep alur cerita, yaitu awal-tengah-akhir.
Setelah peserta selesai membaca buku, fasilitator dapat mendiskusikan pertanyaan-
pertanyaan yang menunjang konsep alur awal-tengah-akhir dengan peserta.

Teknik penulisan kreatif berdasarkan alur


1) Awal cerita: Bagaimana cerita ini bermula? Bagaimana tokoh diperkenalkan di awal
cerita? Di mana tokoh berada? Apa yang dilakukan tokoh?
2) Tengah cerita: Bagian tengah cerita ini tentang apa? Apa yang dilakukan tokoh?
3) Akhir cerita: Bagaimana cerita berakhir? Bagaimana tokoh dapat menyelesaikan
masalahnya?
4) Untuk memperdalam konsep awal-tengah-akhir, fasilitator dapat mengajak peserta
menggambar cerita sendiri. Apabila peserta telah dapat menulis, mereka diminta untuk
melengkapi gambar tersebut dengan kalimat mereka sendiri.

B. Latar
Ulasan Materi
Latar cerita yang kuat menjadikan cerita menarik dan hidup. Latar seringkali menentukan
alur cerita; bagaimana cerita berawal, bergulir, dan berakhir. Buku cerita yang baik
memiliki penggambaran latar yang kuat yang mendorong pembaca untuk antusiasi
mengikuti jalannya cerita dan memiliki detail yang baik sehingga dapat memberikan
gambaran tentang permulaan cerita dan tokoh.

13
Teknik Penulisan Latar
1) Sebelum membaca buku “Air Mata Hutan Kami”, pelajari latar cerita dan siapkan
beberapa pertanyaan fokus untuk memperdalam pemahaman peserta terhadap latar
cerita.
2) Saat menunjukkan sampul buku, mintalah peserta untuk menebak lokasi cerita.
Bagaimana situasi sampul tersebut? Ulangi pertanyaan yang sama di halaman awal
dengan fokus terhadap tokoh yang ada di buku tersebut. Mintalah peserta untuk
menebak relasi antartokoh untuk menyebutkan benda-benda yang mereka lihat pada
halaman-halaman tersebut.
3) Pada halaman berikutnya, mintalah peserta untuk menebak situasi yang terjadi karena
pada halaman awal karena tidak memiliki narasi, peserta dapat menuangkan prediksi,
asumsi, dan inferensi dengan bantuan detail ilustrasi pada halaman tersebut.
4) Setelah selesai membaca buku, bukalah kembali halaman awal. Tanyakan kepada
peserta apakah dengan mengetahui cerita anak secara utuh dapat membantu mereka
untuk memahami latar cerita dengan baik? Jelaskan sedikit mengenai latar cerita dan
alasan adanya latar yang jelas.
5) Mintalah peserta untuk merencanakan latar dari cerita yang akan mereka buat.
Bersama-sama dengan peserta, siapkan pertanyaan untuk mengembangkan latar,
seperti:
- Di mana cerita ini terjadi? Sebutkan secara spesifik (seperti nama pulau atau kota di
Indonesia) Ajak peserta untuk menjelaskan situasi tempat dalam cerita ini terjadi.
- Mengapa tempat ini menjadi latar cerita? Apa yang membedakan tempat ini dari
tempat yang lain? Apa yang terjadi di sini?
- Detail apa saja yang ingin ditambahkan dalam penggambaran latar cerita?
- Gambarkan tokoh di latar ini melalui dalam sebuah narasi. Apa yang dilakukan
tokoh di halaman pertama cerita ini?
6) Bagilah peserta ke dalam kelompok kecil yang terdiri atas dua hingga tiga orang.
Mintalah peserta untuk menceritakan gambar/tulisan mereka dan saling memberikan
masukan pada karya teman di kelompok mereka.

14
C. Membuat Karakter yang Kuat
Ulasan Materi
Tokoh yang kuat adalah jiwa sebuah cerita. Peserta perlu memahami untuk membuat
sebuah cerita, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat sosok yang unik,
mudah diingat, sulit dilupakan, merupakan cerminan diri mereka atau anak-anak pada
umumnya, dan memikat. Idealnya karakter memiliki tiga dimensi harus memiliki aspek
psikologi (sifat, emosi, perasaan, keinginan), fisik ( warna kulit, bentuk rambut, bentuk
wajha), dan sosial (umur, informasi kelas, sekolah, suku dan ras, agama, informasi tentang
keluarga, pekerjaan orang tua, dan lain-lain). Semua informasi ini secara logis harus dapat
membentuk karakter peserta dan menentukan alur cerita.

Teknik Membuat Karakter yang Kuat


1) Sebelum membacakan “Batik Tambal untuk Kakek” pelajari tokoh-tokoh yang
terdapat dalam kisah ini. Dalam buku ini Anom dikisahkan dalam narasi cucu dari
Kakek pembuat batik. Rencanakan bagian-bagian buku yang akan menjadi bahan
diskusi tentang karakter.
2) Setelah membacakan buku, mintalah peserta memberikan pendapat mereka terhadap
karakter Anom.
3) Rangkumlah pendapat peserta dalam table papan tulis. Isilah kolom-kolom table
berdasarkan pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
- Apa yang membuat Anom membuat merasa sedih dan marah?
- Ada apa dengan Kakek Anom?
- Apa yang dimaksud dengan motif tambal?
- Siapkah Bude Woro?
- Siapakah yang mempunyai usaha batik tulis?
- Apa beda batik tulis dan batik cetak?
- Apa penyebab usaha batik keluarga Anom nyaris terpuruk?
- Coba jelaskan tentang membatik!
- Apa yang dimaksud dengan canting?
- Apakah Anom sempat lari dari rumah?
- Siapa saja teman baru Anom?

15
- Ketika Anom lari dari rumah, apakah Kakek mencari Anom?
- Apakah Kakek Anom sembuh?
- Apakah Anom membuat kain batik untuk Kakek?
- Bagaimana kondisi Anom setelah kepergian Kakek?
- Apakah Anom meneruskan usah batik keluarganya?
4) Tentukan pertanyaan mana yang dapat dijawab dan informasi apa yang tidak tersedia
dalam buku. Jelaskan bahwa sosok tokoh dalam cerita harus memiliki aspek sosial,
psikologis, dan fisik.
5) Mintalah peserta membuat dan menggambar karakter dalam cerita mereka sendiri.
Buatlah informasi tentang karakter fisik, sosial, dan psikologi tokoh.
6) Mintalah peserta untuk menjelaskan keinginan tokoh dan motivasinya. Kemudian
mintalah peserta untuk menjelaskan alur cerita secara singkat; apakah sang tokoh akan
mendapatkan sesuatu yang diinginkannya?

D. Membuat Akhir yang Berkesan


Ulasan Materi
Meskipun memuat nilai moral, buku anak yang baik tidak menyampaikannya secara
eksplisit. Sayangnya, buku anak yang beredar saat ini umumnya memiliki simpulan nilai
moral yang dijejalkan di akhir cerita. Akhir cerita seperti ini tidak meninggalkan kesan
yang mendalam bagi peserta karena bersifat menggurui. Dalam menulis cerita karya
mereka, peserta perlu dibiasakan untuk menulis akhir cerita yang menarik. Akhir yang
menarik ini bisa mengandung unsur kejutan, adegan lucu atau menyentuh sehingga
menimbulkan kesan. Peserta dapat merencanakan akhir cerita setelah mereka merancang
karakter tokoh dan ketika mereka membuat diagram alur awal-tengah-akhir cerita.

Teknik Membuat Akhir yang Berkesan


1) Pelajarilah akhir cerita “Si Lanang dan Punai Ajaib” dan rencanakan diskusi tentang
akhir cerita dengan merujuk pada buku ini. Apabila tersedia, buku-buku cerita lain yang
memiliki akhir menarik dapat juga digunakan sebagai referensi.

16
2) Setelah membacakan “Si Lanang dan Punai Ajaib” diskusikan dengan peserta tentang
sisi menarik cerita tersebut. Mintalah peserta untuk memperhatikan cara alur cerita
mengarahkan pembaca kepada akhir cerita.
3) Lontarkan pertanyaan seperti:
- Apakah peserta dapat menduga apa yang akan didapatkan sang tokoh di akhir cerita?
- Apakah ada petunjuk-petunjuk yang disebar di seluruh cerita?
- Apakah petunjuk-petunjuk itu?
4) Jelaskan bahwa akhir cerita tidak terpisah dari bangunan alur. Akhir cerita dirancang
menyatu dengan awal cerita dan biasanya menjelaskan apakah tokoh mendapatkan
sesuatu yang diinginkannya atau tidak. Meskipun cerita anak biasanya memiliki akhir
cerita yang bahagia, namun akhir cerita tidak selalu menampilkan tokoh cerita yang
tidak terpenuhi keinginannya. Bagian akhir dapat menampilkan tokoh yang tidak
terpenuhi keinginannya atau mendapatkannya dalam bentuk berbeda.
5) Mintalah peserta untuk meneruskan bagan alur yang mereka buat dan merancang akhir
cerita yang menarik. Setelah itu, dalam kelompok, mintalah peserta untuk menjelaskan
bagan alur mereka kepada teman kelompok lalu memberikan masukan terhadap bagan
alur teman dalam kelompok.

4. Bermain Peran
Ulasan Materi
Dengan memainkan peran tokoh-tokoh dalam cerita, peserta dapat mengembangkan dialog
dan alur cerita berdasarkan interpretasi mereka terhadap cerita tersebut. Mendramatisasi
sebuah cerita melalui kegiatan bermain peran dan menciptakan dialog dapat mengembangkan
imajinasi dan kreativitas peserta. Selain itu kegiatan memerankan tokoh-tokoh sejarah yang
diperankan dapat menuntut peserta mampu mengembangkan skenario dan merancang dialog
berdasarkan pemahaman serta riset mereka.

Teknik Bermain Peran


1) Setelah membacakan buku Seri Pengenalan Tokoh: Sekitar Proklamasi Kemerdekaan,
peserta diajak untuk mengidentifikasi tokoh utama dalam cerita tersebut. Peserta dapat
diminta untuk menceritakan ulang apa yang dilakukan si tokoh.

17
2) Peserta diminta untuk memilih peran tokoh yang mereka sukai dari Muhammad Hatta,
Kasman Singodimejo, Ir. Soekarno, K.H. Wachid Hasyim, beserta tokoh-tokoh lain yang
berunding untuk persiapan proklamasi kemerdekaan RI.
3) Memerankan tokoh-tokoh sejarah tersebut untuk menghayati peran masing-masing tokoh
serta mamahami latar belakang terbentuknya semangat kebhinekaan yang melandasi
perumusan sila-sila Pancasila.

18
Referensi

Arikunto Suharsimi. 1990. Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluastif. Jakarta:
Rajawali
Cahyawati, Rina Susi. 2017. “Keistimewaan Desa dan Kota”, Buku Bahan Bacaan Literasi
Bertema Lanskap. Jakarta: Badan Bahasa Kemdikbud.
Dewayani, Sofie. 2017. Menghidupkan Literasi di Dalam Kelas. Jakarta: Kanisius
Dwi Lestariningsih, Amurwani dan Riris Sarumpaet. 2011. Seri Pengenalan Tokoh: Sekitar
Proklamasi Kemerdekaan. Jakarta: Direktorat Nilai Sejarah Ditjen Sejarah dan Purbakala,
Kemenbudbar RI.
Kusumawardhani, Tria Ayu. 2017. “Batik Tambal untuk Kakek”, Bahan Bacaan Literasi Bertema
Lanskap Perubahan Realitas Sosial. Jakarta: Badan Bahasa Kemdikbud.
Marlina. 2017. “Air Mata Hutan Kami”, Buku Bahan Bacaan Literasi Bertema Lanskap. Jakarta:
Badan Bahasa, Kemdikbud.
Mustakim. 2017. “Si Lanang dan Punai Ajaib”. Bahan Bacaan Literasi Bertema Cerita Rakyat.
Jakarta: Badan Bahasa Kemdikbud.
Olvanda, S. Vendo. 2017. “Kamal si Anak Pesisir”, Buku Bahan Bacaan Literasi Bertema Lanskap.
Jakarta: Badan Bahasa, Kemdikbud.
http://www.beritasatu.com/keluarga/57931-4-teknik-mendongeng-untuk-anak.html. Diunduh
pada tanggal 10 Oktober 2018.
Pidarta Made. 1997. Pengelolaan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta.

19
Materi 2
Implementasi Literasi melalui Pengelolaan Kelas

A. Tema
Pengelolaan Kelas Kaya Literasi

B. Tujuan
1. Melalui pelatihan peserta dapat mengelola kelas secara kreatif.
2. Melalui pelatihan peserta mampu merancang kegiatan pembiasaan literasi.
3. Melalui pelatihan peserta didik dapat menciptakan permainan edukatif
4. Melalui pelatihan peserta mampu mencipta karya yang kreatif dari bahan yang sederhana.

C. Indikator Keberhasilan Pelatihan.


Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu:
1.1 Merancang pengelolaan kelas yang berkaitan dengan siswa.
1.2 Merancang pengelolaan kelas yang berkaitan dengan lingkungan fisik
2.1 Membuat yel-yel kelas untuk memberi semangat siswa dalam belajar saat memulai maupun
saat pergantian pelajaran
2.2 Membuat kata-kata motivasi untuk semangat siswa
2.3 Mempraktikkan pembiasaan membaca dalam hati (sustained silent reading)
2.4 Mempraktikkan pembiasaan membacakan buku dengan nyaring (reading aloud)
2.5 Mempraktikkan pembiasaan membaca bersama (shared reading)
2.6 Mempraktikkan pembiasaan membaca terpandu (guided reading)
2.7 Mempraktikkan pembiasaan diskusi buku dan bedah buku
2.8 Mempraktikkan pembiasaan presentasi (show and tell presentation)
3. Membuat permainan edukatif
4. Mencipta karya yang kreatif dari bahan yang sederhana.

20
D. Alokasi waktu.
JP x 45 menit (225 menit)

E. Metode
Diskusi, penugasan, simulasi, dan curah pendapat.

F. Peralatan
Kertas plano, post it, spidol warna besar kecil, kertas lipat, koran bekas, bola, tali, gunting,
lem.

G. Isi materi.
a. Konsep pengelolaan kelas kreatif.
b. Pengelolaan kelas yang menyangkut siswa.
c. Pengelolaan kelas yang menyangkut fisik.
d. Contoh yel-yel dan kata-kata motivasi
e. Teknik membuat yel-yel dan kata-kata motivasi
f. Strategi bahasa lisan
g. Konsep permainan edukatif.
h. Contoh permainan edukatif.
i. Konsep kegiatan kreatif
j. Contoh membuat karya dari bahan sederhana

H. Langkah-langkah Kegiatan:
No Kegiatan Waktu
1 Kegiatan Awal 10’
a. Fasilitator membuka pelatihan dengan salam dan doa
b. Fasiltator menjelaskan tujuan dan indikator pelatihan
c. Fasilitator menjelaskan materi dan aktivitasnya
Kegiatan Inti 50’
Kegiatan Pembelajaran 1
a. Fasilitator menjelaskan materi dan aktivitasnya

21
No Kegiatan Waktu
b. Fasilitator menyampaikan materi tentang pengelolaan kelas yang
kreatif
c. Fasilitator membagi kelompok menjadi 8 kelompok (@5 orang)
d. Diskusi kelompok tentang kegiatan yang mencerminkan kelas
kreatif (LK 2.1a dan 2.1b):
Kelompok 1 - 4 : Pengelolaan siswa
Kelompok 5 - 8 : Pengelolaan fisik dalam kelas
e. Presentasi
f. Kesimpulan (Penguatan Konsep)
Kegiatan Pembelajaran 2 50’
a. Diskusi kelompok kecil untuk membuat yel-yel dan kata-kata
motivasi, praktik pembiasaan literasi di kelas berdasar kegiatan
pembiasaan literasi di kelas (LK 2.2).
b. Memperagakan yel-yel dan praktik pembiasaan yang sudah
dibuat per kelompok
c. Penguatan membuat yel-yel dan kata-kata motivasi serta
pembiasaan literasi yang kreatif oleh fasilitator
Kegiatan Pembelajaran 3 50’
a. Fasilitator bertanya jawab tentang permainan edukatif
b. Fasilitator menjelaksan tentang permainan edukatif
c. Peserta melakukan kerja kelompok untuk membuat permainan
edukatif (LK 2.3)
d. Peserta mendemonstrasikan permainan yang telah diciptakan

2 Kegiatan Pembelajaran 4 50’


a. Fasilitator memandu peserta dengan melakukan kegiatan kreatif
membuat perahu harapan
b. Fasilitator menyampaikan materi tentang kegiatan kreatif
c. Peserta melakukan kerja kelompok untuk membuat karya dari
bahan sederhana (LK 2.4)

22
No Kegiatan Waktu
d. Pameran hasil karya
3 Kegiatan Akhir 15’
a. Refleksi tentang implementasi literasi dalam pengelolaan kelas
dapat dijadikan sebagai acuan untuk merancang kegiatan
pembelajaran
b. Penguatan

23
I. Lembar kerja
Lembar Kerja Kegiatan Pembelajaran 2.1a
1. Judul : Pengelolaan kelas yang berkaitan dengan siswa
2. Tujuan : Melalui diskusi kelompok peserta mampu mengelola kelas
yang berkaitan dengan siswa
3. Nama Kelompok : ………………………………………………………………..
4. Anggota : ………………………………………………………………..
: ………………………………………………………………..
: ………………………………………………………………..
: ………………………………………………………………..
: ………………………………………………………………..
: ………………………………………………………………..
5. Langkah Kerja :
a. Peserta mengidentifikasi pengelolaan kelas yang berkaitan dengan siswa.
b. Peserta merancang pengelolaan kelas yang berkaitan dengan siswa secara kreatif.
c. Peserta mempresentasikan hasil kerja kelompok.
6. Uraian Kerja :
Hasil Diskusi:

24
Lembar Kerja Kegiatan Pembelajaran 2.1b
1. Judul : Pengelolaan kelas yang berkaitan dengan fisik
2. Tujuan : Melalui diskusi kelompok peserta mampu mengelola kelas
yang berkaitan dengan fisik
3. Nama Kelompok : ………………………………………………………………..
4. Anggota : ………………………………………………………………..
: ………………………………………………………………..
: ………………………………………………………………..
: ………………………………………………………………..
: ………………………………………………………………..
: ………………………………………………………………..
5. Langkah Kerja :
a. Peserta mengidentifikasi pengelolaan kelas yang berkaitan dengan fisik.
b. Peserta merancang pengelolaan kelas yang berkaitan dengan fisik secara kreatif.
c. Peserta mempresentasikan hasil kerja kelompok.
6. Uraian Kerja :
Hasil Diskusi:

25
Lembar Kerja Kegiatan Pembelajaran 2.2
1. Judul : Menghidupkan Aktivitas literasi di Kelas
2. Tujuan : Melalui praktik berkelompok peserta mampu merancang
program pembiasaan literasi di kelas
3. Nama Kelompok : ………………………………………………………………..
4. Anggota : ………………………………………………………………..
: ………………………………………………………………..
: ………………………………………………………………..
: ………………………………………………………………..
: ………………………………………………………………..
: ………………………………………………………………..
5. Langkah Kerja :
a. Peserta mengidentifikasi pembiasaan literasi di kelas sesuai dengan materi
pembelajaran.
b. Peserta membuat salah satu kegiatan pembiasaan literasi di kelas dengan materi
pembelajaran.
c. Peserta mempraktikan salah satu kegiatan pembiasaan literasi di kelas yang sudah
dibuat secara berkelompok.
6. Uraian Kerja :
Hasil Diskusi:

26
Lembar Kerja Kegiatan Pembelajaran 2.3
1. Judul : Permainan Edukatif
2. Tujuan : Melalui kerja kelompok peserta mampu menciptakan
permainan edukatif
3. Nama Kelompok : ………………………………………………………………..
4. Anggota : ………………………………………………………………..
: ………………………………………………………………..
: ………………………………………………………………..
: ………………………………………………………………..
: ………………………………………………………………..
: ………………………………………………………………..
5. Langkah Kerja :
a. Peserta mengidentifikasi permainan edukatif dalam pembelajaran.
b. Peserta membuat permainan edukatif yang bisa dilakukan secara tim dan sesuai
dengan materi pembelajaran.
c. Peserta mendemonstrasikan permainan itu di hadapan kelompok lain.
6. Uraian Kerja :
Nama Kelompok:................................

Nama Permainan:...............................

Alat dan Bahan:

Teknik/Cara Permainan:

27
Lembar Kerja Kegiatan Pembelajaran 2.4
1. Judul : Kegiatan Kreatif
2. Tujuan : Melalui kerja kelompok peserta mampu mencipta karya
kreatif dari bahan yang sederhana sesuai dengan materi
pembelajaran
3. Nama Kelompok : ………………………………………………………………..
4. Anggota : ………………………………………………………………..
: ………………………………………………………………..
: ………………………………………………………………..
: ………………………………………………………………..
: ………………………………………………………………..
: ………………………………………………………………..
5. Langkah Kerja :
a. Peserta mengidentifikasikan hasil karya siswa yang dapat diciptakan dari hasil
pembelajaran .
b. Peserta membuat karya yang sesuai dengan materi pembelajaran.
c. Peserta memajang hasil kerja kelompok yang sudah jadi.
6. Uraian Kerja :
Nama Kelompok:

Judul karya:

Materi pelajaran yang terkait:

28
J. Uraian Materi
Uraian Materi 1: Konsep Pengelolaan Kelas yang Kreatif
Guru harus menguasai delapan keterampilan mengajar. Salah satunya adalah
keterampilan mengelola kelas. Guru yang profesional adalah guru yang mampu mengelola
kelas secara kreatif. Pengelolaan kelas yang kreatif dapat menumbuhkan gairah belajar dan
membuat lingkungan kelas menjadi tempat belajar yang nyaman bagi peserta didik.
Menurut Suharsimi Arikunto (1990), pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang
dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan
maksud agar dicapai kondisi optimal, sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang
diharapkan. Menurut Made Pidarta (1997), pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan
penggunaan alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi kelas. Dapat disimpulkan
bahwa pengelolaan kelas adalah segala usaha yang dilakukan guru untuk menciptakan dan
memelihara suasana belajar yang efektif, menyenangkan, menghindari gangguan dan dapat
memotivasi belajar siswa.
Pengelolaan kelas sangat penting bagi guru. Dengan pengelolaan kelas yang baik dan
kreatif anak tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Kelas akan menjadi hidup, karena
siswanya kreatif. Siswa akan kreatif dalam mengemukan pendapat, berkarya, dan
memecahkan persoalan. Di samping itu kelas akan menjadi kelas yang literat karena banyak
karya yang ditampilkan dan ada sudut baca yang dimanfaatkan sehingga akan tercipta literasi
baca tulis yang seiring.
Pengelolaan kelas yang kreatif melibatkan dua unsur, yaitu pengelolaan siswa dan
pengelolaan lingkungan fisik kelas.
1. Pengelolaan siswa.
Pengelolaan kelas yang menyangkut diri siswa adalah segala sesuatu kegiatan guru dalam
mengkondisikan, mengarahkan, dan melibatakan siswa dalam aktivitas kegiatan
pembelajaran. Contoh Pengelolaan kelas yang menyangkut siswa memanfaatkan sudut
baca meliputi:
a. Apabila siswa sudah selesai mengerjakan tugas dalam pembelajaran diberi kebebasan
untuk melakukan memanfaatkan sudut baca dengan kegiatan menulis karya, melukis,
atau membaca (Literasi baca tulis).

29
b. Siswa secara berkelompok, bergiliran untuk menata sudut baca dengan desain yang
menarik (Literasi Baca Tulis).
c. Siswa membaca buku dari sudut baca, kemudian ditukar dengan teman sebangkunya
lalu saling bertukar menceritakan isi bacaan (Literasi Baca Tulis).
2. Pengelolaan fisik.
Pengelolaan kelas yang menyangkut fisik adalah segala sesuatu yang dilakukan
guru dalam menyiapkan fisik kelas untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Contoh
pengelolaan kelas yang menyangkut fisik dalam pemanfaat sudut baca meliputi:
a. Tulisan motivasi agar gemar membaca (Literasi Baca Tulis).
b. Menata buku bacaan (Literasi Baca Tulis)
c. Menyediakan buku tulis untuk berkarya (Literasi Baca Tulis)
d. Menyediakan buku gambar untuk berkarya, dan sebagainya. (Literasi Baca Tulis)
e. Membuat aransi sudut baca yang menarik misalnya pohon literasi. (Literasi numerasi)
f. Menyediakan komputer dengan akses internet. (Literasi Digital)

Uraian Materi 2 : Teknik Pembiasaan Literasi di Kelas


1. Pembiasaan Membuat Yel-yel dan kata-kata Motivasi
Yel yel biasanya dibuat untuk lomba ataupun untuk seru seruan. Ada berbagai jenis
yel yel yang bisa dibuat dan disajikan. Dengan adanya yel yel maka akan membuat
suasana menjadi semakin ramai dan semangat. Apalagi jika yel yel tersebut berisi motivasi
semangat untuk mengajak melakukan sesuatu. Contohnya saat kita membuat yel yel di
dalam kelompok pramuka untuk tema kebersihan. Maka di dalam yel yelnya biasanya
berisi ajakan positif untuk mejaga lingkungan agar tetap bersih.
Ada banyak sekali jenis yel yel yang bisa dibuat, tergantung situasi dan tema yang
akan dibawakan. Untuk membuat yel yel yang kreatif dan unik diperlukan keterampilan
dan kemauan untuk membuatnya. Bahkan kadangkala yel yel ditambah gerakan tertentu
agar semakin menarik perhatian dan unik. Sehingga bisa membuat penonton atau juri
antusias untuk mendengarkan dan memperhatikan. Lalu bagaimanakah cara membuat yel
yel yang mudah, kreatif, sederhana dan cepat?

30
Yel yel yang bagus adalah yel yel yang bisa menarik perhatian orang dan
mempunyai makna di dalamnya. Berikut ini tips untuk membuat yel yel dengan mudah
dan cepat.
Misalnya pada saat pergantian mata pelajaran (mapel) IPA, ketika guru menyapa
siswa dengan meneriakkan kata "IPA", maka siswa menjawab dengan serempak dengan
kalimat "Gasing ! Gampang, Asyik dan Senang !". Lain halnya dengan guru mapel bahasa
Indonesia, ketika guru menyapa dengan kata "Bahasa Indonesia", maka siswa menjawab
" Bangga Indonesia !". Selain itu ada pula yel yang ditambah dengan potongan syair lagu,
seperti yel mapel matematika, yakni "Belajar Matematika Aku Suka, Apalagi Rumusnya
Aku Cinta, Walau Banyak Hitungnya Tambah Cinta, Ujian Nilai Sempurna Insyaallah
Bisa".
"Matematika Bisa ! Berdoa, Ikhlas, Sukses Allahu Akbar !". Menurut Wakil Kelas
7D Putri, Nur Laela, banyak guru dan siswa merasakan manfaat dari yel penyemangat
yang sering diucapkan siswa. Selain menjadikan suasana kelas menjadi riang, yel bisa
mengembalikan siswa dalam kondisi segar.
''Dengan adanya yel kelas dan yel mapel, maka anak-anak akan menjadi tambah
semangat belajar,'' kata dia. Selain itu, saat pergantian jam pelajaran, sekolah tidak sengaja
tidak membunyikan bel. Ini memang ketentuan sekolah yang harus dipahami semua siswa.
Jadi siswa diajak untuk memahami pembagian waktu belajar. Dengan belajar membuat
yel-yel yang ditulis kemudian dipraktikkan siswa akan belajar literasi baca tulis.
Pembiasaan membuat kata-kata motivasi akan menambah semangat dalam belajar.
Kata-kata motivasi sebaiknya kita pelajari dari nasehat atau motivasi belajar dari orang-
orang yang sudah sukses. Kesuksesan mereka berkat kegigihan dalam belajar dan
menuntut ilmu. Sebenarnya banyak kumpulan kata mutiara yang dikemukakan oleh
beberapa tokoh dunia dan orang-orang sukses tersebut. Kata-kata motivasi belajar juga
bisa dibuat sendiri atau mengutip kata-kata motivasi yang sudah dibuat oleh seorang tokoh
yang menginspirasi. Kata-kata motivasi tersebut bisa dipasang di dalam kelas sebagai
penyemangat siswa. Contoh kata-kata motivasi:
“Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang
masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan” (Mario Teguh)
“Bagi pelajar, waktu adalah ilmu” (Anonim)

31
“Mendapatkan uang seperti menggali dengan jarum. Menghabiskan uang seperti air
meresap ke pasir. (Anonim)

“Uang bukan satu-satunya jawaban, tapi itu membuat perbedaan” (Barack Obama)

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya” (Soekarno)

2. Pembiasaan Membaca Nyaring (Reading Aloud) dan Membaca Dalam Hati


(Sustained Silend Reading)
Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca ketika ia membaca, maka
proses membaca dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1) membaca nyaring, membaca
bersuara, membaca lisan; 2) membaca dalam hati.
Pada membaca dalam hati, yang dipergunakan adalah ingatan visual. Indra yang
aktif adalah mata dan ingatan. Sedangkan pada membaca nyaring, selain penglihatan dan
ingatan, juga turut aktif auditor memory (ingatan pendengaran) dan motor memori
(ingatan yang bersangkut paut dengan otot-otot kita).
Membaca nyaring adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang merupakan alat bagi
guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk
menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Orang
yang membaca nyaring haruslah mengerti makna serta perasaan yang terkandung dalam
bahan bacaan. Dia juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan penafsiran atas
lambang-lambang tertulis sehingga penyusunan kata-kata serta penekanan sesuai dengan
ujaran perkataan yang hidup.
Kegiatan membaca nyaring yang baik menuntut pembaca memiliki kecepatan mata
yang tinggi serta pandangan mata yang jauh, karena dia haruslah melihat pada bahan
bacaan untuk memelihara kontak mata dengan pendengar. Pembaca juga harus
mengelompokkan kata-kata dengan baik dan tepat agar jelas maknanya bagi para
pendengar.
Kegiatan membaca nyaring merupakan keterampilan yang serba rumit, kompleks,
banyak seluk beluknya. Pertama-tama menuntut pengertian terhadap aksara di atas

32
halaman kertas dan sebagainya, dan kemudian memproduksikan suara yang tepat dan
bermakna.
Agar dapat membaca nyaring dengan baik, maka pembaca haruslah menguasai
keterampilan-keterampilan persepsi (penglihatan dan daya tanggap) sehingga dia
mengenal/memahami kata-kata dengan cepat dan tepat. Yang sama pentingnya dengan
hal itu adalah kemampuan mengelompokkan kata-kata ke dalam kesatuan-kesatuan
pikiran serta membacanya dengan baik dan lancar. Untuk membantu para pendengar
menangkap serta memahami maksud pengarang, maka pembaca dapat menggunakan cara
seperti di bawah ini:
a. pembaca menyoroti ide-ide baru dengan mempergunakan penekanan jelas;
b. pembaca menjelaskan perubahan dari satu ide ke ide lainnya;
c. pembaca menerangkan kesatuan-kesatuan pikiran di dalam satu kalimat dengan
d. penyusunan kata-kata yang tepat dan baik;
e. menghubungkan ide-ide yang bertautan dengan jalan menjaga suara agar tinggi
f. sampai akhir dan tujuan tercapai;
g. menjelaskan klimaks-klimaks dengan gaya dan daya ekspresi yang baik dan tepat.
Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang berusaha memahami
keseluruhan isi bacaan serta mendalam sambil menghubungkan isi bacaan itu dengan
pengalaman maupun pengetahuan yang dimiliki pembaca tanpa diikuti gerak lisan atau
suara.
Kegiatan membaca nyaring dan membaca dalam hati hendaknya dibiasakan siswa
dalam setiap pembelajaran. Dengan demikian siswa akan lebih memahami teks atau buku
yang dibaca. Membaca nyaring juga sekaligus merupakan kegiatan untuk memastikan
bahwa lafal baca para siswa sudah benar. Membaca nyaring juga mampu menumbuhkan
rasa percaya diri dalam diri peserta didik. Sedangkan membaca dalam hati, atau
menyimak, merupakan cara belajar yang akan membantu siswa untuk berkonsentrasi dan
memiliki sikap reflektif dalam membaca.

33
3. Pembiasaan Membaca Bersama dengan menggunakan Big Book.
Kegiatan ini menggunakan teks yang diperbesar agar terbaca oleh semua siswa.
Kegiatan Membaca Bersama melibatkan semua siswa dalam satu kelas. Guru
memodelkan berbagai keterampilan membaca dan melibatkan siswa selama proses
membaca dilakukan. Keterampilan yang dilatihkan dalam kegiatan Membaca Bersama
adalah memprediksi, memahami kosakata dan tanda baca, memahami isi bacaan, dan
merangkum/meringkas. Dengan demikian kegiatan literasi baca tulis akan menjadi
kebiasaan yang akhirnya bisa membudaya.

4. Pembiasaan Membaca Terpandu.


Literasi baca tulis juga dapat dilakukan melalui kegiatan membaca terpandu
dilakukan di kelompok kecil beranggotakan siswa dengan kemampuan membaca yang
sama (homogen). Guru memilih dan memperkenalkan buku baru serta membimbing setiap
siswa dalam membaca dan memahami seluruh bacaan. Bimbingan diberikan sebelum,
saat, dan setelah membaca.

5. Pembiasaan Diskusi Buku dan Bedah Buku


Dalam menggunakan metode diskusi siswa terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan menurut Sabri (2010:54), yaitu sebagai berikut :
a. Persiapan perencanaan diskusi :
1) Tujuan diskusi harus jelas, agar pengarahan diskusi lebih terjamin.
2) Peserta diskusi harus memenuhi persyaratan tertentu, dan jumlahnya dengan sifat
diskusi itu sendiri.
3) Penentuan dan perumusan masalah yang akan didiskusikan harus jelas.
4) Waktu dan tempat diskusi harus tepat, sehingga tidak akan berlarut-larut.

b. Pelaksanaan diskusi
1) Membuat struktur kelompok (pimpinan, sekretaris, anggota).
2) Membagi-bagi tugas dalam diskusi.
3) Merangsang seluruh peserta untuk berpartisipasi
4) Mencatat ide-ide/ saran-saran yang penting

34
5) Menghargai setiap pendapat yang diajukan peserta
6) Menciptakan situasi yang menyenangkan

Diskusi buku bisa dilakukan siswa secara sederhana misalnya dengan


mendiskusikan isi buku cerita, bagaian buku yang paling menarik, amanat cerita, dan
sebagainya.
Kegiatan yang lebih tinggi adalah membedah buku, mengomentari, atau mengkritisi
buku tersebut dari aspek-aspek (a) tampilan dan (b) isi. Tampilan meliputi desain buku,
cover, layout, ukuran, bahkan jenis kertas. Siswa memberikan penilaian terhadap tampilan
buku itu dengan katagori tidak bagus, bagus, dan sangat bagus.
Isi meliputi dua hal pula (1) redaksional atau tata bahasa, gaya penulisan, enak gak,
hemat kata gak, mudah dimengerti gak kalimatnya; dan (2) substansial, isinya menarik
gak, aktual gak, apa pentingnya, bagaimana sistematika pembahasannya, isinya sahih apa
dhaif, bisa dipercaya apa kagak, dan seterusnya.
Untuk berani berbicara di depan umum, banyak kiatnya, a.l. anggaplah kita yang
paling tahu masalah yang akan dibicarakan, pahami tema/topik sebaik-baiknya dan
selengkap-lengkapnya, anggap audiens/hadirin sebagai teman baik yang pasti mendukung
kita, dan banyak lagi.

6. Pembiasaan Presentasi
Pembiasaan presentasi terdiri dari (a) teknik presentasi, (b)penyampaian
presentasi, (c)persiapan materi dan bahan, dan (d) cara penyampaian

a. Teknik Presentasi
Slide presentasi juga berperan dalam penyampaian isi materi, selain dikemas
dengan lebih singkat dan menarik, slide dapat menjadi fasilitas untuk memaparkan
hasil penelitian. Kekoherensian (kepaduan/hubungan) slide akan mendukung
kelancaraan presentasi dan menarik perhatian audiens, karena jika tidak adanya
dukungan dari audiens dapat mengganggu kelancaran dalam presentasi. Misalnya
audiens berbicara sendiri, gaduh, jenuh, hingga tidur. Selain itu slide juga dipengaruhi
oleh software yang digunakan.

35
Terdapat beberapa pilihan perangkat lunak (software) yang dapat digunakan
dalam presentasi yaitu: microssoft power point, open office impress, flash point,
macromedia flash, macromedia captivate.
Teknik presentasi dipengaruhi oleh pembuatan slide presentasi, penyampaian
presentasi, persiapan materi dan bahan, dan cara penyampaian.
Cara membuat slide presentasi yang baik harus memperhatikan hal-hal berikut
ini:
1) Pilih tema desain yang relevan
Sebuah slide yang baik akan mampu menjelaskan ide dan gagasan yang ingin
disampaikan oleh seorang presenter. Dengan demikian, audiens akan terbantu ketika
melihat slide yang ditampilkan dan presenter lebih mudah dalam menjelaskan apa
makna yang dikandung oleh slide tersebut. Tipe desain harus mengikuti prinsip
relevansi artinya memiliki kesesuaian dengan topik yang dibicarakan misalnya
presentasi ternak sapi dengan slide bergambar sapi.
2) Hindari sajian teks panjang
Pemakaian teks yang terlalu panjang dapat membuat slide tidak dapat terbaca oleh
audiens. Apabila belum jelas, audien dapat membaca print out karya ilmiah tersebut,
jika belum paham, audiens dapat bertanya pada sesi tanya jawab. Beberapa ahli
presentasi menyarankan maksimum lima baris teks dalam sebuah slide. Dengan
demikian jika Anda harus menampilkan teks dalam bentuk daftar, pastikan tidak
lebih dari lima baris.
3) Alur yang teratur
Slide yang baik memiliki alur yang teratur, dari pendahuluan, penjelasan/isi, hingga
penutup. Slide yang isinya melompat-lompat dari satu topik ke topik yang lain tanpa
alur yang jelas akan menyulitkan audiens untuk memahaminya.
4) Berikan multimedia yang relevan
Untuk menambah daya tarik, slide dapat ditambahkan multimedia yang relevan,
seperti gambar, animasi, audio, video. Kesesuaian multimedia dengan topik
pembicaraan harus saling mendukung, bukan malah membingungkan audiens.

36
5) Satu slide, berisi satu pesan
Slide presentasi yang baik hanya terfokus pada satu pesan. Tiap slide sebaiknya
mewakili sebuah ide yang ingin dijelaskan. Jangan mencampur beberapa ide
berbeda ke dalam satu slide. Audiens akan bingung dan sulit mencernanya.
6) Perhatikan karakter huruf dan ukuran huruf
Karakter huruf dan ukuran huruf dalam slide harus proporsional dan sesuai dengan
ilustrasi, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.

b. Penyampaian presentasi
Berikut ini adalah teknik presentasi yang perlu diperhatikan saat akan menyampaikan
presentasi, yaitu:
1) Persiapkan Diri
a. Sering latihan
Semakin banyak melakukan latihan, maka akan semakin mahir dalam presentasi.
Suatu kebolehan atau skill bisa didapatkan jika sering berlatih.
b. Penampilan
Menjaga penampilan pada saat presentasi juga sangat penting. Penampilan
seseorang dapat meningkatkan rasa percaya diri.
c. Persiapkan Materi dan Bahan
1) Tentukan point-point penting (bukan slide yang penuh tulisan)
2) Kuasai materi (menjabarkan secara lisan point tersebut)
3) Siapkan contoh pendukung
4) Susun materi dengan terstruktur
d. Cara Penyampaian
1) Santai, sopan, dan tidak terburu-buru
2) Intonasi dan bahasa tubuh
3) Interaksi
4) Bahasa yang mudah
5) Selipkan selingan atau humor

37
Uraian Materi 3
a. Permainan edukatif
Permainan edukatif adalah semua bentuk permainan yang dirancang untuk memberikan
pengalaman pendidikan atau pengalaman belajar kepada para pemainnya, termasuk Permainan
tradisional dan “modern” yang diberi muatan pendidikan dan pengajaran (Adams, 1975). Atas
dasar pengertian itu, permainan yang dirancang untuk memberi informasi atau menanamkan sikap
tertentu, misalnya untuk memupuk semangat kebersamaan dan kegotongroyongan, termasuk
dalam kategori permainan edukatif karena permainan itu memberikan pengalaman belajar kognitif
dan afektif.
Permainan edukatif merupakan suatu kegiatan yang sangat menyenangkan dan dapat
merupakan cara atau alat pendidikan yang bersifat mendidik dan bermanfaat untuk meningkatkan
kemampuan berbahasa, berpikir serta bergaul dengan lingkungan atau untuk menguatkan dan
menterampilkan anggota badan si anak, mengembangkan kepribadian, mendekatkan hubungan
antara pendidik dengan peserta didik, kemudian menyalurkan kegiatan anak didik dan sebagainya.
Permainan edukatif juga dapat berarti sebuah bentuk kegiatan yang dilakukan untuk
memperoleh kesenangan dari cara atau media pendidikan yang digunakan dalam kegiatan
bermain, yang disadari atau tidak, memiliki muatan pendidikan yang dapat bermanfaat dalam
mengembangkan diri peserta didik.Artinya, permainan edukatif merupakan sebuah bentuk
kegiatan mendidik yang dilakukan dengan menggunakan cara atau media permainan yang bersifat
mendidik. Ringkasnya, permainan edukatif adalah permainan yang bersifat mendidik.

b. Permainan Edukatif.
Permainan “Menyeberangi Sungai”
Jenis literasi: Numerasi
Alat dan bahan: Koran Bekas
Materi terkait: Berhitung bilangan cacah

Teknik/cara permainan:
1. Ajaklah anak-anak bermain di lantai yang kasar atau di rumput. (Keramik
menyebabkan anak-anak mudah terpeleset.)
2. Bagilah anak-anak ke dalam kelompok-kelompok dan suruhlah mereka berbaris.
3. Tentukan sebuah garis finish di seberang.
4. Berikan kepada masing-masing kelompok kertas koran yang cukup banyak.

38
5. Pada awal permainan, orang pertama mulai membuka kertas-kertas koran dan
meletakkannya di lantai, ia harus berjalan di atas kertas-kertas tersebut sambil
berhitung, selama ia menyebarkan kertas-kertas koran itu.
6. Ketika ia mencapai garis finish, ia mulai berjalan ke belakang sambil mengangkat
koran-koran itu, sambil menghitung, dan melipatnya menjadi dua (setengah).
7. Ketika ia sudah mencapai garis start, ia harus memberikan tumpukkan koran itu kepada
anak selanjutnya yang akan melakukan hal yang sama.
8. Kelompok yang lebih dulu dapat menyelesaikan permainan adalah pemenangnya.

Permainan tersebut bisa juga dibuat lebih komplek


Jenis literasi: Budaya dan Kewarganegaraan
Alat dan bahan: Koran Bekas
Materi terkait: Menyebutkan nama pahlawan dan asalnya

Teknik/cara permainan:
1. Ajaklah anak-anak bermain di lantai yang kasar atau di rumput. (Keramik
menyebabkan anak-anak mudah terpeleset.)
2. Bagilah anak-anak ke dalam kelompok-kelompok dan suruhlah mereka berbaris.
3. Tentukan sebuah garis finish di seberang.
4. Berikan kepada masing-masing kelompok kertas koran yang cukup banyak.
5. Pada awal permainan, orang pertama dan kedua mulai membuka kertas-kertas koran
dan meletakkannya di lantai, mereka berdua berjalan di atas koran, orang pertama
menyebutkan nama pahlawan, orang kedua menyebutkan asalnya, selama mereka
menyebarkan kertas-kertas koran itu sampai finish.
6. Ketika ia mencapai garis finish, mereka mulai berjalan ke belakang sambil
mengangkat koran-koran itu, sambil menyebutkan nama pahlawan dan asalnya, dan
melipat koran menjadi dua (setengah).

39
7. Ketika ia sudah mencapai garis start, ia harus memberikan tumpukkan koran itu
kepada dua anak selanjutnya yang akan melakukan hal yang sama.
8. Kelompok yang lebih dulu dapat menyelesaikan permainan adalah pemenangnya.

Uraian Materi 4
a. Kegiatan kreatif
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting, karena kreativitas merupakan suatu
kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Pada masa sekarang ini
kreativitas sangat diperlukan dalam diri manusia karena dengan adanya persaingan dunia
kerja yang semakin ketat. Terlebih pengajaran atau menumbuhkan kreativitas dalam
peserta didik akan sangat bermanfaat bagi kehidupannya baik dalam masa persaingan
meraih prestasi di sekolah ataupun meraih kesuksesan ketika mereka telah memasuki dunia
kerja.
Dalam kegiatan pembelajaran siswa tidak hanya dituntut keaktifannya saja tetapi
juga kekreatifannya, karena kreatifitas yang dimiliki siswa akan memunculkan suasana
yang baru dalam proses belajar mengajar, tidak monoton dan pembelajaran yang menarik
sehingga siswa akan lebih terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Tugas guru dalam hal ini
mengajak atau menggiring anak kedunia kreatifitas. Oleh karena itu guru harus mampu
mencurahkan ide-idenya dan memiliki daya kreasi yang tinggi. Apalagi saat ini kurikulum
telah membuka peluang selebar-lebarnya agar pembelajaran mampu menarik daya
kreativitas peserta didik. Guru dalam mengajar dapat mengembangkan langkah-langkah
dalam pembelajaran agar siswa lebih berkreatif lagi.
Sebagai contoh dari kegiatan membaca, dengan membaca akan menambah wawasan
anak, sedangkan wawasan adalah memperkaya jaringan pengetahuan sehingga akan dapat
menghadirkan rangkaian wawasan, pengetahuan, dan keterampilan yang sudah tersimpan
terlebih dahulu. Hal tersebut akan dapat memunculkan ide-ide kreatif yang lebih banyak
seiring dengan pengalaman serta pengetahuan yang meningkat dari anak sehingga akan
memberi keleluasaan kepada anak untuk berkreasi.
Kegiatan ini akan berhubungan dengan kegiatan menulis. Menulis akan
mempertajam kreativitas seseorang, karena menulis adalah memunculkan kembali
sebagian materi atau pengetahuan yang telah didapat. Menulis dapat memperdayakan

40
potensi berkretivitas sebab aktivitas ini sekaligus menghadirkan pengorganisasian. Dalam
menulis, seseorang menghimpun sejumah potensi pada dirinya, seperti kemampuan
menggagas, mengulas, mengkritik, dan mengomentari tentang sesuatu.
Dari kegiatan membaca dan menulis siswa dapat menuangkan ide kreatifnya melalui
kegiatan kreatif misalnya: membuat peta konsep, membuat rangkuman dalam bentuk scrab
book, membuat pembatas buku dari kertas lipat, dan sebagainya. Aktivitas kegiatan kreatif
tidak hanya semata-mata untuk menghasilkan suatu benda saja. Namun ada dampak yang
positif bagi perkembangan jiwa anak. Ketika kegiatan kreatif dilakukan bersama teman
akan menjalin rasa persatuan, menimbulkan rasa kompetitif dalam dirinya sehingga anak
terpacu untuk membuat hasil karya yang maksimal.

b. Contoh Kegiatan Kreatif


1. Perahu Harapan
Fasilitator bersama peserta membuat perahu dari kertas lipat. Sambil membuat
perahu fasilitator sambil bercerita.
Ibu bapak kita akan menuju pulau yang kaya literasi. Untuk sampai ke pulau
Litersi kita harus menyeberangi lautan. Oleh karena itu kita harus membuat perahunya
dulu (Semua peserta membuat perahu dari kertas lipat).
Sekarang perahu sudah jadi mari kita menyeberang bersama-sama dengan naik
perahu masing-masing. Namun sayang ibu bapak ketika hampir sampai perahu itu
ujung depannya menabrak karang dan patah (bagiah ujung perahu dari kertas lipat
disobek). Lalu perahu itu mundur dan belok untuk menuju pulau yang tinggal beberapa
meter. Namun ujung perahu itu juga menabrak karang dan ujungnya patah (bagian
ujung perahu lainnya dari kertas lipat disobek). Dan tiba-tiba datanglah badai
menghantam perahu tersebut hingga ujung tengahnya juga patah (ujung tengah perahu
disobek). Perahu terbalik kira-kira jadi apa ya? (dan kertas dibuka), ternyata menjadi
baju, hanya dengan baju ini lah kita berenang menuju pulau literasi yang tinggal
beberapa meter dan sampailah kita pada pulau tersebut.
Pada kegiatan selanjutnya peserta dimohon menuliskan harapan untuk materi
yang akan dipelajari hari ini.

41
2. Membuat Permainan Ular Tangga
Jenis literasi: Numerasi
Materi terkait bilangan cacah

3. Membuat Pembatas Buku yang Cantik


Jenis literasi: Finansial
Materi terkait: Kerajinan tangan membuat pembatas buku dari kertas lipat yang dibuat
menarik

42
4. Infografis
Jenis Literasi: Literasi Digital
Materi terkait: Pelestarian Lingkungan Hidup (Mata Pelajaran Biologi)

5. Poster Pelestarian Lingkungan


Jenis Literasi: Literasi Sains
Materi Terkait: Pelestarian Lingkungan Hidup (Mata Pelajaran Biologi)

43
Materi 3
Rancangan Kegiatan Pembelajaran

A. Tujuan
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat merancang dan menyimulasikan aktivitas
pembelajaran.

B. Indikator Keberhasilan
1. Peserta dapat menganalisis jenis dan moda literasi sesuai rumusan KD.
2. Peserta dapat merancang aktivitas pembelajaran dengan metode dan permainan edukatif dan
pengelolaan kelas kaya literasi.
3. Peserta dapat menyimulasikan aktivitas pembelajaran melalui metode dan permainan
edukatif dan pengelolaan kelas kaya literasi.

C. Alokasi waktu:
5 JP x 45 ( 225 menit)

D. Metode:
Kerja kelompok
Simulasi

E. Peralatan:
1. LCD
2. Bahan pembuatan media pembelajaran (kertas warna, spidol, penggaris, lem, spidol, kertas
plano, selotip).

F. Materi Pembelajaran
Merancang aktivitas pembelajaran literasi

44
G. Langkah-langkah
No Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
1. Salam pembuka
2. Berdoa
3. Fasilitator menanyakan kabar peserta pelatihan.
4. Energizer (Usahakan olah fisik) 10’
5. Apersepsi (Fasilitator mengajukan beberapa pertanyaan terkait
pemahaman peserta tentang jenis dan moda literasi, metode
pembelajaran literasi, permainan edukatif)
6. Fasilitator menyampaikan materi, agenda kegiatan pelatihan.
Inti
1. Fasilitator membagi kelas dalam empat kelompok. 5’
2. Setiap kelompok mengerjakan LK 3.1 (pemetaan jenis dan 20’
moda literasi sesuai dengan KD) dan 3.2 (merancang aktivitas
pembelajaran)
2. Secara bergantian setiap kelompok menyimulasikan aktivitas 4 X 30’=
pembelajaran dengan ketentuan sebagai berikut. 120’
a. Waktu simulasi 20 menit.
b. Sebelum simulasi harus memulai dengan yel-yel kelompok.
c. Ada 2 orang peserta dari kelompok lain berperan sebagai
observer.
d. Observer mencatat hasil observasi dengan menggunakan
lembar observasi.
e. Setelah simulasi pembelajaran, peserta yang berperan sebagai
guru melakukan refleksi (perasaan, kelebihan dan
kelemahannya menyimulasikan pembel-ajaran literasi) (2
menit)
f. Observer menyampaikan hasil observasinya. (4 menit)
g. Fasilitator menyampaikan hasil pengamatan. (4 menit)

45
3. Peserta menanyakan hal-hal yang kurang dipahami atau 5’
memberi komentar.
4. Fasilitator memimpin peserta membuat simpulan hasil belajar. 5’
Penutup
1. Merefleksi hasil pembelajaran
2. Mengucap syukur 15’
3. Salam penutup.

46
I. Lembar Kerja
Lembar Kerja 3.1

Petunjuk:
1. Pilihlah satu pasang KD 3 dan 4 (untuk SMP), atau minimal tiga pasang KD 3 dan 4 dalam satu
tema (untuk SD).
2. Buatlah pemetaan jenis dan moda literasi yang sesuai dengan KD dengan menggunakan tabel
berikut.

Tabel untuk SD
Kompetensi Indikator Materi Jenis literasi Moda Literasi
Dasar Pencapaian
Kompetensi
Mapel 1
KD3
KD4
Mapel 2
KD3
KD4
Mapel 3
KD3
KD4

Tabel untuk SMP


Mata pelajaran: ........
Kompetensi Indikator Materi Jenis literasi Moda Literasi
Dasar Pencapaian
Kompetensi
KD3
KD4

47
Lembar Kerja 3.2

Petunjuk: Berdasarkan hasil kerja pada LK 3.1 di atas, buatlah rancangan aktivitas pembelajaran
dengan menggunakan format berikut ini.

Kegiatan Awal
No Deskripsi kegiatan Alokasi waktu
1
2
3
Kegiatan Inti
1
2
3
4
5
6
7
Kegiatan Penutup
1
2
3

Catatan: Jumlah baris disesuaikan dengan jumlah aktivitas yang dirancang.

48
Lembar Kerja 3.3

Lembar Observasi Simulasi Aktivitas Pembelajaran


Lembar Observasi Aktivitas Pembelajaran
No Aspek Observasi Ya Tidak Keterangan
1. Jenis literasi yang dipilih sesuai dengan
KD
2. Menggunakan multimoda teks
3. Menggunakan metode pembelajaran
yang menye-nangkan.
4. Menggunkan komunikasi efektif
5. Menggunakan berbagai bahan literasi
(dari pojok baca kelas, perpustakaan,
pajangan karya siswa, poster, internet)
6. Menampilkan yel-yel kelompok sesuai
dengan isi KD.
7. Ada kegiatan untuk memublika-sikan/
memajang karya siswa.

Catatan:
............................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................
............................................................................................................................................................

............., .....2018

(nama observer)

49
J. Uraian Materi

Rancangan Aktivitas Pembelajaran


Langkah-langkah untuk merancang aktivitas pembelajaran dilakukan melalui tahapan
berikut ini.
1) Menganalisis KD.
2) Menganalisis materi pembelajaran
3) Menentukan jenis literasi
4) Menentukan moda literasi.
5) Merancang aktivitas pembelajaran.

Contoh Pemetaan Jenis dan Moda Literasi SD Kelas Bawah


Kompetensi Dasar Indikator Materi Jenis literasi Moda
Literasi
Bahasa Indonesia
3.1 Menjelaskan kegiatan 3.1.1 Menjelaskan cara duduk Aturan Literasi baca tulis Video
persiapan membaca yang wajar dan baik. membaca
permulaan (cara duduk 3.1.2 Menjelaskan jarak antara buku yang Literasi digital Gambar
yang wajar dan baik, mata dan buku. benar
jarak antara mata dan 3.1.3 Menjelaskan cara Teks tulis
buku, cara memegang memegang buku.
buku, cara membalik 3.1.4 Menjelaskan cara
halaman buku, gerakan membalik halaman
mata dari kiri ke buku.
kanan, memilih tempat 3.1.5 Menjelaskan gerakan
dengan cahaya yang mata dari kiri ke kanan
terang, dan etika 3.1.6 Menjelaskan memilih
membaca buku) tempat dengan cahaya
dengan cara yang yang terang.
benar. 3.1.7 Menjelaskan etika
membaca buku

50
Kompetensi Dasar Indikator Materi Jenis literasi Moda
Literasi
4.1 Mengemukakan 4.1.1 Memaparkan kegiatan
kegiatan persiapan persiapan menulis
menulis permulaan permulaan melalui
(cara duduk, cara gambar meliputi cara
memegang pensil, cara duduk, cara memegang
menggerakkan pensil, pensil, cara
cara meletakkan buku, menggerakkan pensil
jarak antara mata dan 4.1.2 Menjelaskan cara
buku, pemilihan meletakkan buku jarak
tempat dengan cahaya antara mata dan buku,
yang terang) yang pemilihan tempat
benar secara lisan. dengan cahaya yang
terang
Matematika
3.1. Menjelaskan makna 3.1.1 Menunjukkan bilangan Bilangan Literasi numerasi Teks cetak
bilangan cacah sampai cacah sampai dengan cacah 1-99
dengan 99 sebagai 99 Literasi finansial Visual
banyak anggota suatu 3.1.2 Membaca lambang Gambar gambar
kumpulan objek. bilangan cacah sampai benda yang Literasi baca tulis benda
dengan 99 menunjukkan
3.1.3 Menunjukkan banyak jumlah
benda dari 1 sampai
dengan 99
4.1 Menuliskan lambang 4.2.1 Menentukan nilai tempat
bilangan sampai dua bilangan sampai dua
angka yang angka dengan tepat
menyatakan banyak 4.2.2 Menuliskan lambang
anggota suatu bilangan sampai dua
kumpulan objek angka dengan tepat
dengan ide nilai
tempat

51
Kompetensi Dasar Indikator Materi Jenis literasi Moda
Literasi
PPKN
3.2. Mengidentifikasi 3.2.1 Menyebutkan aturan Aturan di Literasi baca Gambar
aturan yang berlaku membaca buku yang rumah tulis dan Teks
dalam kehidupan benar
sehari-hari di rumah 3.2.2 Menuliskan aturan Pengalaman Literasi budaya
membaca buku yang bersama dan
benar. keluarga kewarganegaraan
4.2 Menceritakan 4.3.1 Menyebutkan kegiatan
pengalaman kebersamaan dalam
kebersamaan dalam keluarga.
keberagaman 4.3.2 Menceritakan kegiatan
kehidupan individu di membaca buku bersama
rumah keluarga

52
Contoh Aktivitas Kegiatan Pembelajaran SD Kelas Bawah
No. Aktivitas Alokasi
waktu
Kegiatan Pendahuluan
1. Salam 10’
2. Mengecek kehadiran siswa
3. Menanyakan khabar siswa, “Apa kabar hari ini?”
4. Melakukan apersepsi dengan menonton video anak sedang membaca di
perpustakaan
5. Menyampaikan KD dan materi yang akan dipelajari hari itu.
Kegiatan Inti
1. Siswa duduk dengan posisi melingkar 120’
2. Bermain tepuk tangan. Guru menyebut angka tertentu, siswa bertepuk tangan
sesuai dengan angka yang disebutkan oleh guru.
3. Guru membagikan kartu bilangan.
4. Secara bergantian (searah jarum jam) siswa membacakan lambang bilangan
yang ada dalam kartu bilangan.
5. Untuk setiap pembacaan yang benar, guru memberi award berupa pin/ bintang.
6. Bila ada yang salah, guru membantu membenahi.
7. Siswa menukarkan kartu bilangan pada temannya.
8. Guru menyebutkan bilangan tertentu, siswa yang angkanya disebutkan
mengangkat kartu bilangannya.
9. Siswa bekerja kelompok mengerjakan LK (menuliskan lambang bilangan
sesuai dengan jumlah gambar benda)
10. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
11. Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
12. Guru memberi penguatan
13. Guru meminta siswa untuk mengambil sejumlah buku teks/ majalah/ komik/
buku cerita anak dari koleksi pojok baca dan perpustakaan.
14. Guru membimbing siswa untuk menghitung jumlah buku yang telah diambil

53
15. Bertanya jawab tentang buku yang disukai anak, baik yang dibaca anak atau
yang pernah dibacakan orang tuanya.
16 Bertanya jawab tentang cara mereka membaca buku yang diterapkan di rumah.
17 Siswa mendengarkan pembacaan tentang cara membaca yang benar.
18 Siswa menceritakan kembali cara membaca yang benar secara runtut.
19 Siswa mendiskusikan cara membaca buku yang benar.
20 Siswa memeragakan cara membaca yang benar.
21 Mengomentari peragaan cara membaca yang dilakukan temannya.
22 Guru memberi penguatan.
Kegiatan Penutup
1 Membuat simpulan hasil pembelajaran. 10’
2 Guru memotivasi siswa untuk gemar membaca.
3 Menyampaikan kegiatan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. Siswa
membuat yel-yel.

Contoh Pemetaan Jenis dan Moda Literasi SD Kelas Atas


Kompetensi Dasar Indikator Materi Jenis Moda
literasi Literasi
IPA
3.5. Memahami berbagai 3.5.1 Mengidentifikasi Sumber energi Literasi sains Video
sumber energi, berbagai sumber energi.
perubahan bentuk energi, 3.5.2 Menjelaskan berbagai Perubahan Literasi baca Teks tulis
dan sumber energi perubahan bentuk bentuk energi tulis
alternatif (angin, air, energi.
matahari, panas bumi, 3.5.3 Membuat contoh Sumber energi Literasi TIK
bahan bakar organik, dan pemanfatan berbagai alternatif
nuklir) dalam kehidupan perubahan bentuk
sehari-hari energi dalam kehidupan
sehari-hari.
4.5. Menyajikan laporan hasil 4.5.1 Menyusun laporan hasil
pengamatan dan pengamatan dan
penelusuran informasi

54
Kompetensi Dasar Indikator Materi Jenis Moda
literasi Literasi
tentang berbagai penelusuran berbagai
perubahan bentuk energi bentuk energi.
4.5.2Mempresentasikan
secara lisan laporan hasil
pengamatan
IPS
3.1 Mengidentifikasi 3.1.1 Menjelaskan Karakteristik Literasi sains Video
karakteristik ruang dan karakteristik ruang ruang dan
pemanfaatan sumber daya sumber daya alam dari pemanfaatan Literasi Teks
alam untuk kesejahteraan tingkat kota/kabupaten sumber daya budaya dan cetak
masyarakat dari tingkat sampai tingkat alam untuk kewargaan
kota/ kabupaten sampai provinsi. kesejahteraan Visual
tingkat provinsi. 3.1.2 Mengorelasikan masyarakat Literasi (peta)
karakteristik sumber dari tingkat finansial
daya alam dengan kota/
pemanfaatannya dari kabupaten
tingkat kota/kabupaten sampai tingkat
sampai tingkat provinsi
provinsi.
4.1. Menyajikan hasil 4.1.1 Membuat diagram
identifikasi karakteristik hubungan karakteristik
ruang dan pemanfaatan ruang dan pemanfaatan
sumber daya alam untuk sumber daya alam
kesejahteraan masyarakat untuk kesejahteraan
dari tingkat masyarakat dari
kota/kabupaten sampai tingkat kota/kabupaten
tingkat provinsi sampai tingkat
provinsi.
4.1.2 Mempresentasikan
diagram hubungan
karakteristik ruang dan

55
Kompetensi Dasar Indikator Materi Jenis Moda
literasi Literasi
pemanfaatan sumber
daya alam untuk
kesejahteraan
masyarakat dari tingkat
kota/kabupaten sampai
tingkat provinsi
Bahasa Indonesia
3.4. Membandingkan teks 3.4.1 Mengidentifikasi Teks prosedur Literasi baca Video
petunjuk penggunaan struktur teks petunjuk tulis Teks tulis
dua alat yang sama dan (teks prosedur). Foto
berbeda 3.4.2 Mengidentifikasi Literasi sains
kebahasaan teks
petunju (teks Literasi
prosedur). finansial
3.4.3 Membandingkan teks
petunjuk penggunaan
dua alat yang sama.
3.4.2 Membandingkan teks
petunjuk penggunaan
dua alat yang berbeda.
4.4. Menyajikan teks petunjuk
penggunaan alat dalam
bentuk teks tulis dan
visual menggunakan
kosakata baku dan
kalimat efektif .

56
Contoh Aktivitas Kegiatan Pembelajaran SD Kelas Atas
Sintak Aktivitas Alokasi
Pembelajaran waktu
Kegiatan Pendahuluan
1. Membuka kelas dengan salam pembuka, memanjatkan 10’
syukur kepada Tuhan YME dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
2. Mengecek kehadiran siswa.
3. Mengajukan pertanyaan tentang hasil belajar pertemuan
sebelumnya, seperti, “Siapa yang masih ingat, apa itu energi?”
“Bentuk-bentuk energi itu apa saja? Dan kalimat lain untuk
apersepsi.
4. Menjelaskan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan
dipelajari hari itu.
KEGIATAN INTI 120’
Orientasi masalah  Menayangkan tampilan awal video tentang berbagai sumber
energy.
 Menjelaskan hal-hal yang harus diidentifikasi siswa dari
video yang akan ditayangkan (sumber energi, perubahan
energi, dan pemanfaatan sumber energi)
 Menjelaskan pemberdayaan hasil pertanian di suatu daerah
yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
 Pemanfaatan hasil pertanian (kentang, jeruk nipis, dan
apel) dapat digunakan sebagai sumber energy listrik.
Mengorganisasikan Membagi kelas menjadi beberapa kelompok @ 4-5 orang,
siswa siswa heterogen.
Penyelidikan Melakukan demostrasi menggunakan hasil pertanian yang
individu dan dapat menghasilkan sumber energy listrik
kelompok

57
Mengembangkan  Menyusun teks prosedur cara pembuatan sumber energy
dan menyajikan hasil listrik dengan menggunakan media hasil pertanian.
karya  Membimbing siswa mempresentasikan hasil kerja
kelompok dalam diskusi kelas.

Menganalisis dan Membimbing siswa menganalisis hasil kerja kelompok dalam


mengevaluasi proses diskusi kelas.
pemecahan masalah Memberikan penguatan terhadap hasil kerja siswa.
KEGIATAN PENUTUP 10 Menit

 Siswa menanggapi hasil kerja kelompok lain.


 Guru memberi penguatan hasil presentasi.
 Siswa meenanyakan hal yang belum dipahami.
 Menyimpulkan hasil pembelajaran.

Contoh Pemetaan Jenis dan Moda Literasi SMP


Kompetensi Dasar Indikator Materi Jenis literasi Moda
Literasi
IPA
3.8 Menganalisis 3.8.1 Menjelaskan Ekosistem, Literasi sains Video
terjadinya pencemaran definisi pencemaran pencemaran
lingkungan dan lingkungan.
lingkungan Literasi baca Teks tulis
dampaknya bagi 3.8.2 Menyebutkan
tulis
ekosistem contoh pencemaran
lingkungan (air,
Literasi TIK
udara, tanah)
3.8.3 Menganalisis
penyebab
pencemaran
lingkungan.

58
Kompetensi Dasar Indikator Materi Jenis literasi Moda
Literasi
3.8.4 Menguraikan
dampak
pencemaran
lingkungan
terhadap ekosistem.
4.8 Membuat tulisan 4.8.1 Membuat infografis
tentang gagasan sebab dan akibat
penyelesaian masalah pencemaran
pencemaran di lingkungan
lingkungannya terhadap ekosistem
berdasarkan hasil di lingkungan
pengamatan sekitar tempat
tinggal.
4.8.2 Menulis esai
singkat tentang cara
mencegah dan
mengatasi
pencemaran
lingkungan di
sekitar tempat
tinggal.

Contoh Perencanaan Aktivitas Pembelajaran SMP


Pertemuan 1: 2 X 45 menit
Sintak Aktivitas Alokasi
Pembelajaran waktu
Kegiatan Pendahuluan
1. Membuka kelas dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada
Tuhan YME atas segala anugerah-Nya, terutama anugerah alam dunia
10’
seisinya dan berdoa untuk memulai pembelajaran
2. Mengecek kehadiran siswa.

59
3. Mengajukan pertanyaan tentang hasil belajar pertemuan sebelumnya
(tentang interaksi mahluk hidup dan lingkungannya), seperti, “Ada yang
masih ingat bentuk-bentuk interaksi mahluk hidup dengan
lingkungannya?” “Berikan contoh bentuk interaksi merugikan yang
dilakukan manusia terhadap lingkungan dan sesama manusia!” Dan
pertanyaan lain yang menggiring siswa untuk memusatkan perhatian ke
arah topik pencemaran lingkungan.
4. Menjelaskan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dipelajari
hari itu.
Kegiatan Inti
Orientasi masalah  Bertanya jawab tentang kerusakan lingkungan dan dampaknya 70’
terhadap ekosistem.
 Menyampaikan jenis-jenis kerusakan lingkungan.
Mengorgani-  Membagi kelas menjadi beberapa kelompok @ 4-5 orang, siswa
sasikan siswa heterogen.
 Guru membagikan lembar kerja.
 Guru menjelaskan tugas yang harus dikerjakan siswa.
 Guru menugaskan siswa untuk menyimak tayangan video tentang
pencemaran lingkungan dan mencatat informasi penting yang ada
dalam video.
Peyelidikan  Menyimak tayangan video tentang berbagai jenis pencemaran
individu dan lingkungan dan dampaknya terhadap ekosistem.
kelompok  Mencatat informasi penting dalam video.
 Membaca buku teks, buku pengayaan (yang tersedia di pojok baca
kelas dan atau koleksi perpustakaan sekolah, serta dari internet)
informasi terkait pencemaran lingkungan dan dampaknya terhadap
ekosistem.
Mengembang-kan  Mengerjakan lembar kerja. Isi LK mengerjakan tugas berikut
dan menyajikan a. Jelaskan definisi pencemaran lingkungan dengan bahasamu
hasil karya sendiri!
b. Sebutkan contoh pencemaran air dan dampaknya terhadap
ekosistem!

60
c. Sebutkan contoh pencemaran tanah dan dampaknya terhadap
ekosistem!
d. Sebutkan contoh pencemaran udara dan dampaknya terhadap
ekosistem!
Menganalisis dan  Salah satu kelompok mempresentasikan hasil kerjanya; kelompok
mengevaluasi lain memberikan tanggapan. (Sebelum mempresentasikan hasil
proses pemecahan kerjanya, setiap kelompok menampilkan yel-yel ajakan melestarikan
masalah lingkungan)
 Guru memberikan penguatan.
 Bertanya jawab tentang hal yang belum dipahami.
Kegiatan Penutup
Guru membimbing siswa membuat simpulan hasil pembelajaran. 10’
Guru menjelaskan tugas (proyek yang harus dilakukan siswa yaitu
melakukan observasi di lingkungan sekitar tempat tinggalnya, kemudian
(a) membuat infografis penyebab pencemaran lingkungan yang terjadi
di sekitar lingkungan tempat tinggal dan dampaknya terhadap ekosistem
yang terjadi di sekitar lingkungan tempat tinggal; (b) membuat poster
ajakan untuk mencegah pencemaran lingkungan; (c) membuat naskah
pidato kampanye pencegahan dan penanggulangan pencemaran
lingkungan di sekitar tempat tinggalnya.
Berdoa dan salam penutup.

61

Anda mungkin juga menyukai