Anda di halaman 1dari 27

PROSEDUR PENGGUNAAN BELT CONVEYOR PADA

TAMBANG BAWAH TANAH

SEMINAR INDUSTRI

Oleh
KHANIF
NIM : 710015182

DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN S1


INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2019
PROSEDUR PENGGUNAAN BELT CONVEYOR PADA TAMBANG
BAWAH TANAH

SEMINAR INDUSTRI

Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Mata Kuliah Seminar Industri
Pada Prodi Teknik Pertambangan Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Oleh :

KHANIF
NIM : 710015182

Yogyakarta, Mei 2019

Mengetahui Menyetujui
Ketua Prodi Teknik Pertambangan Dosen Pembimbing

(Dr.R. Andy Erwin Wijaya,ST,MT) (Hidayatullah Sidiq. S.T., M.T)


NIK : 19730227 NIK : 19730294

ii
SARI

Belt conveyor merupakan salah satu alat yang penting dalam industri
pertambangan, khususnya di bagian pengangkutan. Dilihat dari segi keuntungan,
alat ini dapat menekan biaya operasi dan polusi yang ditimbulkan, tetapi biaya
perawatan alat ini sangat mahal, sudut kemiringan yang terbatas, belt bisa basah
atau robek bahkan lepas sambungannya jika kecepatan terlalu tinggi.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui berbagai metode tambang
bawah tanah termasuk sistem pengangkutan yang digunakan dalam mengangkut
material material daari hasil penambangan.
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang
di dapatkan dari internet, buku, dan literatur lainnya.
Berdasarkan hasil data sekunder, penggunaan belt conveyor paling cocok
untuk pengangkutan tambang bawah tanah adalah portable conveyor, karena
portable conveyor sangat mudah untuk peletakan di bawah tanah dan juga praktis
digunakan.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun persembahkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan seminar
industri ini dengan lancar.
Adapun tujuan saya seminar industri ini adalah sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi Mata Kuliah Seminar Tambang pada semester VIII di Jurusan
Teknik Pertambangan Institut Teknologi Nasional Yogyakarta. Pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada :
1. Bapak Dr. H. Ircham, MT., selaku Rektor Institut Teknologi Nasional
Yogyakarta.
2. Bapak Dr. R. Andy Erwin Wijaya, S.T, M.T, selaku Ketua Prodi Teknik
Pertambangan Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.
3. Bapak Hidayatullah Sidiq, ST., M.T, selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan seminar ini.
4. Kedua Orang Tua yang selalu memberikan dukungan dan doa,terhadap penulis
selama menjalankan proses pembelajaran.
5. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Seminar Industri
Ini baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Penyusun menyadari bahwa seminar industri ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
penyusun harapkan guna perbaikan pada penyusunan selanjutnya. Semoga seminar
indutri ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, Mei 2019

( Penyusun )

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
SARI................................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3 Tujuan dan Manfaat .................................................................................. 2
1.4 Batas Masalah ....................................................................................... 2
1.5 Metode Penulisan ................................................................................. 2
BAB II STUDI PUSTAKA ................................................................................. 3
2.1 Metode Tambang Bawah Tanah ........................................................... 3
2.2 Metode Pengangkutan Tambang Bawah Tanah ....................................... 6
2.3 Jenis-Jenis Belt Conveyor ............................................................................... 7
2.4 Bagian-Bagian Belt Conveyor dan Kegunaannya .................................... 12
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 16
3.1 Sudut Kemiringan Maksimum Belt Conveyor ..................................... 16
3.2 Kecepatan Maksimum Belt Conveyor .................................................. 17
BAB IV KESIMPULAN .................................................................................... 19
4.1 Kesimpulan ........................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 20

v
DAFTAR GAMBAR

2.1 Slider Bed Conveyor .................................................................................... 8


2.2 Permanent Conveyor .................................................................................... 8
2.3 Portable Conveyor ....................................................................................... 9
2.4 Shiftable Conveyor ....................................................................................... 9
2.5 High Angle Conveyor .................................................................................... 9
2.6 Cable Belt Conveyor .................................................................................. 10
2.7 Pipe Belt Conveyor .................................................................................... 10
2.8 Mobile Transfer Conveyor ......................................................................... 11
2.9 Grasshopper Style Mobile Transfer Conveyor .......................................... 11
2.10 Bagian Belt Conveyor .............................................................................. 12
2.11 Konstruksi Belt Conveyor pada Daerah dekat Loading Chute.................. 13
2.12 Cross Section Konstruksi Conveyor Belt ................................................. 14
2.13 Beberapa Macam Sistem Take Up ........................................................... 15
2.14 Skirtboard Setelah Daerah Transfer Point ............................................... 15
2.15 Penggunaan Cleaner ................................................................................ 15

DAFTAR TABEL

3.1 Sudut Kemiringan Maksimum pada Belt Conveyor ..................................... 16


3.2 Nilai Koefisien Sudut Inklinasi/Deklinasi .................................................... 17

v
3.2 Kecepatan Maksimum Belt ........................................................................... 18

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri pertambangan merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar
bagi Indonesia, dan telah memberikan kontribusi besar bagi pembangunan nasional.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan tambang yang banyak, maka diperlukan
berbagai alat yang dapat membantu memudahkan semua proses pertambangan,
termasuk di bagian pengangkutan material yang telah ditambang. Perusahaan-
perusahaan sering menggunakan belt conveyor untuk melakukan pengangkutan
material tersebut dikarenakan prosesnya tidak membutuhkan banyak pekerja, dapat
mengangkut material dengan jumlah yang banyak secara terus menerus.
Belt sendiri berarti sabuk, sedangkan conveyor berarti pengangkut/pembawa.
Jadi belt conveyor memiliki fungsi yang sama seperti artinya, yaitu alat pengangkut
yang menggunakan sabuk dengan karet atau ban yang berjalan terus menerus.
Untuk mendapatkan hasil yang efisien dari penggunaan belt conveyor, perlu
diperhatikan berbagai hal termasuk sudut kemiringan maksimum belt conveyor,
kecepatan maksimum belt conveyor, serta bagian-bagiannya. Semua hal tersebut
harus diketahui untuk memaksimalkan kinerja dari belt conveyor dan juga
mengurangi potensi kerusakan alat.
Penggunaan belt conveyor pada tambang bawah tanah maupun pada tambang
terbuka ada beberapa kemiripan dan perbedaan, ada beberapa jenis belt conveyor
yang cocok untuk mengangkut material di bawah tanah.
1.2 Rumusan Masalah
Belt conveyor merupakan salah satu alat yang penting dalam industri
pertambangan khususnya di bagian pengangkutan. Dilihat dari segi keuntungan,
alat ini dapat menekan biaya operasi dan polusi yang ditimbulkan, tetapi biaya
perawatan alat ini sangat mahal,sudut kemiringan yang terbatas, belt bisa basah atau
robek bahkan lepas sambungannya jika kecepatan terlalu tinggi.

1
Rumusan masalah yang diambil dalam penyususnan seminar ini yaitu
sebagai berikut:
1. Bagaimana mengetahui metode-metode pengangkutan pada tambang bawah
tanah ?
2. Bagaimana mengetahui jenis-jenis belt conveyor?
3. Bagaimana mengetahui cara pengangkutan dengan belt conveyor?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penyusunan seminar penggunaan belt conveyor pada lereng
bawah tanah adalah :
1. Mengetahui metode-metode pengangkutan pada tambang bawah tanah
2. Mengetahui jenis-jenis belt conveyor
3. Mengetahui cara pengangkutan dengan belt conveyor
Manfaat dari penyusunan seminar penggunaan belt conveyor pada tambang
bawah tanah adalah bertambahnya pengetahuan dan wawasan tentang bagaimana
penggunaan belt conveyor di tambang bawah tanah, baik bagi penyusun pada
khususnya maupun pembaca pada umumnya. Dengan harapan dikemudian hari
ketika memasuki dunia kerja dan menjadi pedoman
1.4 Batas Masalah
Batas masalah dari kegiatan kajian penggunaan belt conveyor pada tambang
bawah tanah adalah :
1. Metode-metode pengangkutan pada tambang bawah tanah
2. Bagian-bagian belt conveyor
3. Proses pengangkutan material dengan belt conveyor
1.5 Metode Penulisan
Metode penulisan yang di pakai adalah menggunakan studi pustaka dari
beberapa literature, internet, jurnal yang membahas tentang penggunaan belt
conveyor pada tambang bawah tanah.

2
2 BAB II
STUDI PUSTAKA

2.1 Metode Tambang Bawah Tanah


Ada dua tahap utama dalam metode tambang bawah tanah, yaitu development
(pengembangan) dan production (produksi). Pada tahap development, semua yang
digali adalah batuan tak berharga. Tahap development termasuk pembuatan jalan
masuk dan penggalian fasilitas-fasilitas bawah tanah lain.
Sedang tahap production adalah pekerjaan menggali sumber bijih itu sendiri.
Tempat bijih digali disebut stope (lombong). Disini uang mulai bisa dihasilkan.
Dengan semua pekerjaan yang dilakukan di bawah tanah dengan panjang
terowongan yang mencapai ribuan meter, maka diperlukan usaha khusus untuk
mengalirkan udara ke semua sudut terowongan. Pekerjaan ini menjadi tugas tim
ventilasi tambang.
Selain mensuplai jumlah oksigen yang cukup, ventilasi juga mesti memastikan
agar semua udara kotor hasil pembuangan alat-alat diesel dan gas beracun yang
ditimbulkan oleh peledakan bisa segera dibuang keluar. Untuk memaksa agar udara
mengalir ke terowongan, digunakanlah fan (kipas) raksasa dengan berbagai ukuran
dan teknik pemasangan.
Untuk menjaga kestabilan terowongan diperlukan pula penyangga-penyangga
terowongan. Berbagai metode penyanggaan (ground support) telah dikembangkan.
Penyanggaan yang optimal akan mendukung kelangsungan kinerja dan juga
keselamatan semua pekerja.
2.1.1 Syarat-Syarat Penerapan Tambang Bawah Tanah
Prinsip pokok eksploitasi tambang bawah tanah adalah memilih metode
penambangan yang paling cocok dengan keunikan karakter (sifat alamiah, geologi,
lingkungan) endapan mineral dan batuan yang akan ditambang, dengan
memperhatikan batasan tentang keamanan, teknologi dan ekonomi. Batasan
keekonomian berarti bahwa dengan biaya produksi yang rendah tetapi diperoleh

3
keuntungan pengembalian yang maksimum (return the maximum profit ataupun
rate of return ROR) serta lingkungan.
Untuk menentukan tambang bawah tanah harus memperhatikan:
1. Karakteristik penyebaran deposit atau geometri deposit (massive, vein,
disseminated, tabular, platy, sill)
2. Karakteristik geologi dan hidrologi (patahan, sesar, air tanah, permeabilitas)
3. Karakteristik geoteknik (kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, kohesi, Rock Mass
Rating, Q-System, dll)
4. Faktor-faktor teknologi (hadirnya teknologi baru, penguasaan teknologi, Sumber
Daya Manusia, dll)
Faktor lingkungan (limbah pencucian, tailing, amblesan, sedimentasi, dll).
2.1.2 Ruang Lingkup Tambang Bawah Tanah
Jenis-jenis pekerjaan pada tambang bawah anah antara lain:
1. Penyiapan sarana dan prasarana di permukaan
2. Penyiapan sarana dan pekerjaan bawah tanah, meliputi
a. Pembuatan jalan masuk utama (main acces pada primary development)
b. Pembuatan lubang-lubang sekunder dan tersier (secondary development dan
tertiary development)
3. Kegiatan eksploitasi: breaking (loosening) dengan pemboran dan peledakan,
pemuatan(loading), pengangkutan (hauling, transporting)
4. Penanganan dan operasi pendukung: penyanggaan, penerangan, ventilasi,
penirisan, keselamatan kerja, dll)
2.1.3 Pembagian Metode Tambang Bawah Tanah
1. Self Supported Opening merupakan metode tambang bawah tanah yang tidak
menggunakan penyangga contoh:
- Geophering/lubang marmot biasa diterapkan untuk endapan bahan galian
industri atau urat bijih dengan bentuk dan ukuran tidak teratur serta tersebar tidak
merata
- Underground glayhole metode yang dilakukan setiap aktifitasnya
dibawah permukaan bumi

4
- Sringkage stopping sistem penggaliannya dilakukan secara over hand
- Sublevel stopping salah satu metode penambangan bawah tanah tanpa
penyangga dengan posisi vertikal dimana lubang kerja (stope) dibuat pada vein
mineral yang akan di ambil.
2. Supported opening merupakan metode tambang bawah tanah yang menggunakan
penyangga contoh:
- Cut and fill atau Gali dan urug adalah proses pengerjaan
tanah di mana sejumlah massa tanah digali untuk kemudian
ditimbun di tempat lain
- Square set stopping merupakan sistem panambangan dengan penyanggaan
secara sitematis yang saling tegak lurus kesegala arah (tiga dimensi) .
Penyangga ini memilki kerangka berupa kubus maupun empat persegi panjang.
- Stoll stopping merupakan suatu cara dimana tempat
penggalian disanggah dengan menggunakan kayu dari foot wall
sampai hanging wall.
3. Caving Method (Metode ambrukan) adalah cara penambangan untuk endapan
bijih dimana penambangan dilakuakn pertama-tama dengan melakukan
penggalian bagian bawah (under cutting) yang kemudian menyebabkan
runtuhnya batuan dibagian atas akibat berat batuan itu sendiri/tekanan dari
samping/gabungan dari keduanya.contoh:
- Top slicing digunakan pada penambangan bawah tanah yang memiliki badan
bijih dan country rock yang lunak. Dimana penambangan dilakukan selapis demi
selapis dari bawah ke atas atau dari atas kebawah pada stope yang disangga
- Sub-level caving adalah cara penambangan yang memulai penggaliannya dari
atas kebawah dimana pengalian dilakukan selapis demi selapis dan
penambangannya dilakukan secara lateral
- Block caving Block caving merupakan suatu cara penambangan dengan
melakukan under cutting terhadap suatu blok dari pada badan bijih, dengan
ketinggian antara 2,5 – 6 meter.

5
2.2 Metode Pengangkutan Tambang Bawah Tanah
Pengangkutan tambang bawah tanah merupakan upaya untuk mengeluarkan
ore dari permukaan kerja ke permukaan tanah, ataupun pengiriman alat dan bahan
dari permukaan kedalam tambang dan pengangkutan bawah tanah rancangan
system pengangkutan yang baik harus mencakup secara keseluruhan.
2.2.1 Pembagian Metode Pengangkutan Tambang Bawah Tanah
Pengangkutan didalam tambang bawah tanah dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Gathering haulage adalah sistem pengangkutan yang langsung berhubungan
atau berhadapan dengan permukaan kerja. Alat yang digunakan berupa shuttle
cars, chain conveyor, dan lori.
2. Auxalary/secondary haulage adalah system pengangkutan yang mengangkut
material dari penambangan ke penampungan sementara. Alat yang digunakan
berupa belt conveyor, car haulage system, dan lori.
3. Main haulage adalah system pengangkutan yang mengangkut material dari
penampungan sementara ke mulut shaft, ke happer langsung kepermukaan tanah.
Alat yang digunakan berupa mine truck, belt conveyor, pompa dan pipa.
Macam-macam cara pengangkutan
1. Manual hauling adalah penangkutan dengan menggunakan tenaga manusian
dengan bantuan alat sedrhana dan atau hewan
2. Mechanical hauling adalah pengangkutan dengan alat-alat mekanis
3. Transport raise adalah pengangkutan dengan mengguakan sistem gravitasi (ore
press atau ore chute atau menggunakan raise)
4. Hoisting adalah pengangkutan dengan menggunakan kerekan.
Peralatan berbeda dengan peraltan tambang terbuka yakni dalam hal:
1. Geometri
2. Fungsi
3. Kekuatan
Jenis peralatan dan pengangkutan pada tambang bawah tanah tergantung pada
beberapa hal seperti :
1. Geometri endapan : bentuk, ketebalan, kemiringan dan struktur.

6
2. Karakteristik endapan adalah jenis endapan, kadar kekuatan, kondisi struktur,
kondisi pelapukan.
3. Karakteristik batuan samping
4. Posisi endapan terhadap permukaan
5. Kondisi air tanah
6. Tingkat produksi dan umur tambang
Macam-macam peralatan tambang bawah tanah:
1. Alat pemboran- Rock drill - Drill jumbo- Drill rigs
2. Alat muat/gali- Overshoot loader- Continous loader- Gathering arm loader-
Scraper- Goal chutter- Lhd (load haul dump)
3. Alat angkut- Truck- Belt conveyord- Lori + lokomotif- Lhd- Rope haulage-
Hoisting- Pipa + pompa dan chage/skip
2.3 Jenis-Jenis Belt Conveyor
Secara umum jenis/tipe conveyor yang sering digunakan dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
 Slider Bed Conveyor
Jenis belt conveyor ini terdiri dari permukaan halus biasanya terbuat dari baja.
Namun, kadang-kadang permukaan dapat dibuat dari papan fiber. Belt tetap pada
permukaan yang halus biasanya dilakukan pada proses transportasi barang.

(Sumber: MineralTambang.com)
Gambar 2.1. Slider Bed Conveyor
 Permanent
Jenis konveyor ini diinstal untuk Kegiatan tambang. Belt conveyor tipe ini
digunakan dalam jalur utama, kemiringan,dimana instalasinya dilakukan pada
dataran yang memiliki lokasi transport yang panjang,digunakan pada perencanaan

7
persiapan penambangan ke stockpiles

(Sumber: MineralTambang.com)
Gambar 2.2. Permanent Conveyor
 Portable
Conveyor ini dilengkapi dengan roda kastor untuk digulung dari satu tempat ke
tempat lain. Ada berbagai jenis konveyor portabel yang disesuaikan dengan
kebutuhan.
Conveyor Ini ditandai dengan adanya kemudahan dalam perakitan dan
pembongkaran untuk memfasilitasi kegiatan operasi di tambang bawah tanah.

(Sumber: MineralTambang.com)
Gambar 2.3. Portable Conveyor
 Shiftable
Digunakan pada pertambangan permukaan secara kontinyu, jenis conveyor ini
dipasang pada struktur yang mendukung agar dapat selaras serta posisi belt dapat
seimbang sehingga keseluruhan material dapat di transport secara melintang
mengikuti bidang belt conveyor tersebut.

8
(Sumber: MineralTambang.com)
Gambar 2.4. Shiftable Conveyor
 High Angle Conveyor
Belt conveyor jenis Ini adalah jenis khusus. Dilihat dari pengaturan conveyor
belt yang digunakan yakni pada sudut yang lebih curam dari kemiringannya. Sabuk
tersebut dapat bekerja di lereng hingga 70-800 . Jenis belt conveyor yang dipakai
adalah tipe Sandwich belt conveyor.

(Sumber: MineralTambang.com)
Gambar 2.5. High Angle Conveyor
 Cable Belt Conveyor
Belt conveyor jenis ini dikenal apabila pada sabuknya terletak pada suatu tali
kawat dan gaya Tarik diterapkan melalui tali pada sabuk (belt).

(Sumber: MineralTambang.com)
Gambar 2.6. Cable Belt Conveyor Pipe Belt Conveyor

9
Pada pipe belt conveyor, Sabuk dibuat untuk membentuk pipa saat menjalankan
conveyor. Mekanisme kerja pada pipe belt conveyor dapat mencegah material
tumpah sehingga dapat terbebas dari resiko pencemaran.

(Sumber: MineralTambang.com)
Gambar 2.7. Pipe Belt Conveyor
 Mobile Transfer Conveyor
Mobile Transfer Conveyor dipasang antara Bucket Wheel Excavator, pada
bangku conveyor dapat dengan mudah diatur sehingga dapat diatur lebar blok dan
tinggi bloknya,oleh karena itu jenis conveyor ini lebih efisien.

(Sumber: MineralTambang.com)
Gambar 2.8. Mobile Transfer Conveyor
 Grasshopper Style Mobile Transfer Conveyors
Dipasang sebagai rantai seperti satu kesatuan yang saling terhubung antara satu
bagian ke bagian yang lainnya pada suatu jenjang. Hal ini dapat menggantikan
fungsi dump truk pada proses pengangkutan.

10
(Sumber: MineralTambang.com)
Gambar 2.9. Grasshopper Style Mobile Transfer Conveyor

Secara umum, kelebihan belt conveyor adalah :


- Lebih mudah dalam perawatan untuk belt itu sendiri, karena belt
merupakan satu kesatuan utuh, berbeda dengan system modul atau chain,
dimana terdiri beberapa komponen kecil yang susah diperbaiki jika ada
kerusakan.
- Lebih mudah dibersihkan.
- Lebih mudah dalam hal pemasangan maupun pergantian. Hanya cukup
pengendoran belt.
- Spare part atau suku cadang mudah didapat di pasaran, sebab banyak
perusahaan yang menggunakan mesin belt conveyor ini.
Sedangkan kekurangan belt conveyor ini adalah :
- Jika terjadi kerusakan akibat sobek, maka kekuatan belt conveyor akan
berkurang, meskipun bias ditambal namun kekuatannya tidak sama seperti
masih baru.
- Penyambungan kedua ujung belt tidak bias dilakukan oleh orang awam,
jadi harus dilakukan oleh ahlinya.
- Conveyor dengan belt harus dalam posisi lurus, tidak bias berbelok-belok.
- Ada sudut maksimal elevasi, rata-rata maksimal sekitar 20-30 derajat,
lebih dari itu maka produknya akan merosot kebawah.
2.4 Bagian-Bagian Belt Conveyor dan Kegunaannya
Berikut ini adalah komponen – komponen dari konstruksi suatu belt
conveyor (Gambar 2.1)

11
(Sumber: MineralTambang.com)
Gambar 2.10. Bagian Belt Conveyor
Menurut Partanto (2000) bagian – bagian penting yang terdapat dalam suatu
conveyor antara lain :
1. Drive Pulley
Merupakan pulley yang berfungsi menyalurkan energi gerak putar
pada belt sehingga belt bergerak, biasanya sebagai discharge pulley dan juga drive
pulley
2. Tail Pulley dan Head Pulley
Head pulley adalah pulley yang berada pada ujung depan belt dimana material
dicurahkan. Untuk beberapa desain pulley ini digunakan sebagai pulley penggerak.
Tail pulley merupakan pulley yang pada umumnya berada diujung
belakang belt dan tidak berputar secara langsung oleh drive-unit tetapi berputar
karena mengikuti gerakan belt.
3. Snub Pulley (pada head-end dan tail-end)
Merupakan pulley tambahan yang berfungsi untuk memperbesar sudut
lilitan belt pada drive.

(Sumber: MineralTambang.com)
Gambar 2.11. Konstrusi Belt Conveyor pada Daerah dekat Loading
Chute

12
4. Bend Pulley
Merupakan pulley yang memiliki fungsi melengkungkan atau mengubah
arah belt.
5. Take-up Pulley
Merupakan pulley yang dikombinasikan dengan system take up, pulley ini
dikombinasikan dengan beberapa macam sistem take up. Untuk automatic take up
pulley ini dirancang untuk dapat bergerak mengimbangi operasional belt conveyor.
6. Belt
Merupakan bagian yang berfungsi menerima transfer enargi gerak
dari pulley yang berputar, belt akan mengangkut material dari satu ujung suatu
kontruksi belt conveyor ke ujung lainnya. belt dapat dibuat dari beberapa bahan,
salah satu diantaranya adalah tenunan benang kapas (cotton) sehingga membentuk
suatu carcas maupun berupa rangkaian kawat baja yang disebut steel cord.
7. Idlers
Berfungsi untuk menahan atau menyangga belt pada
bagian carryin dan return. Jarak antar idlers tergantung dari fungsi kegunaannya,
berikut ini adalah pembagian idlers menurut fungsi keguaannya :
a. Impact Idlers (Impact roller)
Merupakan Idlers yang terletak pada daerah tumpahan material ke dalam belt,
biasanya terbuat dari rubber yang berfungsi menahan beban impact dari material
yang jatuh diatas conveyor, sehingga dapat mengurangi kerusakan belt.
b. Carry Idlers
Carrying idlers adalah idlers yang berfungsi untuk menyangga belt yang
membawa muatan material.
c. Return Idlers (Return roller)
Merupakan idlers yang berfungsi untuk menyangga belt dengan muatan
kosong, secara umum terletak pada bagian bawah carrying idlers.

13
(Sumber: MineralTambang.com)
Gambar 2.12. Cross section kontruksi Conveyor Belt
d. Transition Idlers
Merupakan idlers dengan sudut yang disesuaikan guna menghindari
ketidakstabilan belt ketika terjadi perubahan sudut idlers, baik dari kecil menjadi
besar ataupun sebaliknya.
e. Weighing Idlers
Idlers ini merupakan carry idler yang ditempatkan pada weight
bridge (timbangan). Dengan tingkat kepresisisan yang lebih tinggi dari pada carry
idler lainnya.
f. Training Idlers
Idlers ini digunakan untuk membantu kelurusan sabuk yang berfungsi
membawa (carrying) material maupun yang tidak membawa material (return).
8. Take-up unit
Merupakan sistem yang diinstalasi guna mempertahankan
ketegangan belt yang mengimbangi peregangan belt saat operasional
pengangkutan sedang dilakukan. Terdapat dua macam sistem take up yaitu manual
take up dan automatic take up.

(Sumber: MineralTambang.com)

14
Gambar 2.13. Beberapa Macam Sistem Take Up
9. Skirtboards
Merupakan instalasi yang dipasang setelah loading chute yang bertujuan
membentuk profile tumpukan batubara dan menstabilkan tumpukan batubara hingga
mampu mengimbangi kecepatan belt

(Sumber: MineralTambang.com)
Gambar 2.14. Skirtboard Setelah Daerah Transfer Point
10. Cleaner
Cleaner merupakan peralatan yang digunakan untuk membersihkan sisi belt dari
material sisa yang tidak tercurahkan saat terjadi loading dan tetap menempel pada sisi belt.

(Sumber: MineralTambang.com)
Gambar 2.15. Penggunaan Cleaner

15
3 BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Sudut Kemiringan Maksimum Belt Conveyor

Belt conveyor dapat digunakan untuk memindahkan berbagai unit


material sepanjang arah horizontal atau pada suatu kemiringan tertentu,
sudut kemiringan terhadap garis horizontal (β) tergantung pada faktor
gesekan antara material yang dibawa dengan belt yang bergerak.
Kemiringan yang dapat diizinkan pada belt conveyor menurut Kulinowski
(1997) dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 3.1 Sudut Kemiringan Maksimum pada Belt Conveyor

Material Kemiringan
Maksimum
(β)o

Salt, Common dry, fine 12

Coal Anthracite,sized 16

Gravel, dry, sharp 17

Coal Bituminus, mined run of mine 18

Coper ore, cement, Portland 20

Coal lignite,dolomit lumpy 22

Lime powdered 23

Coal Bituminous, mines 50 mesh and under 24

Ashes, fly 25

Wood chips 27
(Sumber: Kulinowski,1997)

Kapasitas transfer material sangat berpengaruh terhadap sudut


inklinasi ataupun deklinasi, semakin tinggi sudut yang ditempuh maka akan

16
semakin berkurang kapasitas yang bias diangkut, nilai koefisien dari sudut
inklinasi ataupun deklinasi menurut Bridgestone (2007) dapat dilihat pada
tabel berikut

Tabel 3.2 Nilai Koefisien Sudut Inklinasi/Deklinasi

Sudut inklinasi/deklinasi (o) Koefisien

2 1
4 0,99
6 0,98
8 0,97
10 0,95
12 0,93
14 0,91
16 0,89
18 0,85
20 0,81
21 0,78
22 0,76
23 0,73
24 0,71
25 0,68
26 0,66
27 0,64
28 0,61
29 0,59
30 0,56
(Sumber: Bridgestone, 2007)

3.2 Kecepatan Maksimum Belt Conveyor


Kecepatan belt conveyor merupakan salah satu factor yang harus di
perhatikan, karena belt conveyor sangat berpengaruh terhadap besarnya
kapasitas produksi. Namun setiap ukuran belt conveyor memiliki batas
kecepatan yang berbeda, ini untuk menjaga agar belt tidak rusak pada bagian
sambungan atau lepas karena kecepatan yang terlalu tinggi. Adapun batas
maksimal kecepatan belt yang direkomendasikan oleh Bridgestone (2007)
dapat dilihat pada table dibawah ini :

17
Tabel 3.3 Kecepatan Maksimum Belt
Jenis material Lebar Kecepatan
(inchi) maksimum
(fpm)
Runtuhan Bijih bebas yang tidak kasar 18 500
24-30 700
31-42 800
48-96 1000
Batubara, tanah liat, bijih lunak, OB. 18 400
24-36 600
37-60 800
61-96 1000
Bijih berat, keras, pecahan batu kasar 18 350
24-36 500
Diatas 36 600
Silika kualitas tinggi Semua 350
Silika yang telah diproses Semua 200
Material lunak lainnya Semua 200
(Sumber: Bridgestone, 2007)

18
4 BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Metode tambang bawah tanah terbagi mejadi:
1. Self Supported Methodes
2. Supported Methodes
3. Caving Methodes
Ada beberapa jenis alat pengangkut dalam tambang bawah tanah, salah satunya
adalah belt conveyor yang berguna untuk mengangkut material/bahan-bahan berbentuk
padat.
Belt conveyor sendiri termasuk dalam sistem penambangan secondary haulage dan
main haulage, karena pada gathering gaulage menggunakan chain conveyor, bukan
belt conveyor.
Belt conveyor memiliki beberapa jenis, yaitu slider bed conveyor, permanent,
portable, shiftable, high angle conveyor, cable belt conveyor, pipe belt conveyor,
mobile transfer conveyor, grasshopper style mobile, transfer conveyors
Ada beberapa hal penting dalam menggunakan belt conveyor pada tambang
bawah tanah, yaitu sudut kemiringan maksimal, jenis material yang akan diangkut,
serta kondisi pengangkutan.

20
DAFTAR PUSTAKA
Sumber:

James, Dwi. “Perancangan Sistem Konveyor Kapasitas 1500 TPH dan Analisa
Kekuatan Pin pada Reclaim Feeder”. Tugas Akhir. Depok: Fakultas Teknik,
Universitas Indonesia. 2008.
M.R. Bitarafan. Mining Method Selection by Multiple Criteria Decision Making
Tools. The Journal of The South African Institute of Mining and Metallurgy, 493-
498. 2004.
https://www.academia.edu/9330197/
www.scribd.com/doc/271321014/
Technical Manual, Dunlop Conveyor Belting. Belanda vol. 51, No.6, 675-688. 2011.

20

Anda mungkin juga menyukai