Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. No. .

IDENTIFIKASI MAGMA CHAMBER BERDASARKAN ANALISIS DATA


MAGNETIK TOTAL DI GUNUNG ILI LEWOTOLO KABUPATEN
LEMBATA, NUSA TENGGARA TIMUR BERDASARKAN DATA
SURVEI TAHUN 2010

Dito Hadisurya*, Bagus Sapto Mulyatno, Rustadi


Jl Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung 35145
Jurusan Teknik Geofisika, FT UNILA

*e-mail: dito.h17teknik@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian di daerah Gunung Ili Lewotolo menggunakan data magnetik
dengan tujuan mengetahui batas persebaran magma berdasarkan analisis data Anomali
Magnetik Total dan melakukan pemodelan magma berdasarkan data 3D Anomali Magnetik
Total. Daerah penelitian memiliki nilai anomali magnetik sekitar -1000 nT sampai 1100 nT,
dimana nilai anomali magnetik tinggi memiliki rentang nilai 400 nT sampai 1100 nT yang
berada di arah utara dan selatan daerah penelitian. Sedangkan nilai anomali magnetik rendah
memiliki rentang nilai -1000 nT sampai -400 nT yang berada di tengah daerah penelitian.
Dari hasil pemodelan 3D anomali magnetik menunjukkan bahwa magma chamber berada
hingga pada kedalaman 4000 meter dari permukaan laut. Dimana aktifitas magma chamber
mengarah ke sebelah selatan badan Gunung api Ili Lewotolo, dengan orientasi Barat-Timur
sejajar dengan arah subduksi lempeng. Erupsi gunung api Ili Lewotolo selanjutnya
berkemungkinan ke arah selatan badan gunung, jika diketahui data yang lebih detail.

ABSTRACT

Research has been conducted in the area of Mount Ili Lewotolo using magnetic data with the
aim of knowing the limits of magma distribution based on total magnetic anomaly data
analysis and doing magma modeling based on 3D data of total magnetic anomaly. The
research area has a magnetic anomaly value about -1000 nT to 1100 nT, where the value of
high magnetic anomaly has a range of values of 400 nT to 1100 nT located in the north and
south direction of the study area. While the value of low magnetic anomaly has a range of
values -1000 nT to -400 nT located in the middle of the study area. From the results of 3D
modeling magnetic anomaly shows that the magma chamber is up to a depth of 4000 meters
from sea level. Where the activity of magma chamber leads to the southern body of Ili
Lewotolo Volcano, with Orientation East-East parallel to the direction of plate subduction.
The volcano eruption of Ili Lewotolo is further likely to the south of the mountain body, if
more detailed data are known.

Keywords: 3D inversion model, magnetic, volcano Ili Lewotolo.

Hal. 1
Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. No. .

1. PENDAHULUAN 1. Stratigrafi
Menurut Hartmann (1935)
Gunung Ili Lewotolo merupakan
menyimpulkan bahwa semua gunungapi
gunungapi bertipe stratovolcano
aktif di P. Lomblen ditandai dengan
(gunungapi tipe A), yang terletak di P.
adanya jalur patahan di puncak. Jalur
Lomblen (sekarang disebut juga P.
gunungapinya berarah tenggara-baratdaya.
Lembata), sebelah timur P. Flores.
Gunungapi Ili Lewotolo memiliki garis
Kegiatan Gunung Ili Lewotolo tercatat
penampang yang indah dan teratur, tetapi
sejak 1660 dengan tipe erupsi, yakni
dibeberapa tempat muncul ketidakteraturan
letusan (explosive). Kemudian letusan
diakibatkan oleh aliran lava yang berakhir
terakhir terjadi pada 1920 dan diduga
pada sayap gunung. Lereng Gunungapi Ili
adanya struktur patahan dengan arah barat
Lewotolo terdiri dari abu gunungapi,
laut-tenggara. Letusan yang dianggap telah
breksi, pasir gunungapi, bom gunungapi,
merusak daerah sekitarnya, yaitu letusan
dan aliran lava, kecuali di lereng baratdaya
yang terjadi di kawah pusat pada Oktober
relatif jarang.
1852. Setelah letusan tersebut muncul
Reksowirogo (1972) menulis bahwa
kawah baru dan hembusan-hembusan
Gunungapi Ili Lewotolo yang dibangun di
solfatara di lereng kerucut kawah baru
atas batu gamping koral dan mempunyai
(Kristianto, 1995).
titik ketinggian 1319 m dpl terletak di
Metode geomagnetik merupakan salah
semenanjung utara P. Lomblen, Kabupaten
satu metode geofisika yang digunakan
Flores Timur. Di puncak gunungapi Ili
untuk survei pendahuluan pada eksplorasi
Lewotolo terdapat sebuah kawah besar
minyak bumi, panasbumi, batuan mineral,
dengan ukuran 800 x 900 m, di bagian
maupun untuk keperluan pemantauan
baratdaya terdapat kerucut dengan titik
(monitoring) gunung berapi. Survei dengan
ketinggian 1319 m dpl. Di dekat kerucut
menggunakan metode ini dapat dilakukan
baru tersebut terdapat kawah dengan
baik di darat, di laut, maupun di udara
hembusan solfatara yang hampir
aeromagnetik). Prinsip dasar dalam metode
mengelilingi kerucut baru tersebut,
ini adalah mempelajari kondisi bawah
terbanyak di lerang bagian barat sedangkan
permukaan bumi berdasar sifat
di bagian timurnya sedikit.
kemagnetan batuan.
2. Petrologi
Pengamatan magnetik juga dilakukan
Lava lama adalah basalt olivin, andesit
untuk mengamati nilai intensitas magnetik
piroksin dan andesit piroksen amfibol
di atas gunungapi, apabila magma mulai
hingga andesit trakit. Beberapa basalt
naik ke permukaan, maka nilai intensitas
olivin mengandung biotit. Lava muda
magnet di atas gunungapi akan rendah
adalah basalt olivin, basalt olivin hingga
karena pengaruh panas magma. Magma
basalt trakit dan andesit piroksin hingga
yang naik keatas permukaan akan
andesit trakit dengan sedikit amfibol
memiliki nilai susceptibilitas yang rendah.
(Brouwer, 1940). Menurut Santosa (1994)
Hasil dari magnetik juga untuk
secara petrografis batuan G. Ili Lewotolo
memodelkan volume dari dapur magma.
terbagi menjadi 3 jenis yaitu andesit,
andesit basaltik dan basalt. Fenokris utama
2. TINJAUAN PUSTAKA
penyusunnya adalah plagioklas, piroksen,
2.1. Geologi Regional Daerah Penelitian mineral opak ditambah dengan atau tanpa
Secara administratif daerah penelitian adanya olivin dan hornblenda yang
terletak di Gunungapi Ili Lewotolo tertanam dalam massa dasar berupa
termasuk ke dalam kecamatan Ili Ape, mikrolit-mokrolit plagioklas, gelas dan
Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa mikrogranular piroksen.
Tenggara Timur. Gambar 5. Merupakan
Peta Geologi regional daerah penelitian.

Hal. 2
Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. No. .

3. TEORI DASAR d. Medan magnetik total (B), yaitu besar


dari vektor medan magnetik total.
3.1. Prinsip Dasar Metode Magnetik
Menurut Sheriff (1989) menyatakan
3.3. Suseptibilitas
bahwa gaya magnetik berbanding terbalik
Suseptibilitas adalah derajat
terhadap kuadrat jarak antara dua muatan
kemagnetan suatu bahan atau material
magnetik, yang persamaannya mirip
dalam respon terhadap pengaruh medan
seperti hukum gaya gravitasi Newton.
magnet luar. Suseptibilitas magnet
Dengan demikian, apabila dua buah kutub
dilambangkan dengan simbol k yang
P1 dan P2 dari monopol magnetik yang
dihasilkan dari hubungan:
terpisah pada jatak r, maka persamaan
gaya magnetik dinyatakan seperti berikut,
dimana, I : intensitas magnet
(A/m), H : kuat medan magnet bumi
dimana, adalah gaya magnetik monopol = 0,6 Gauss = 0,6 x A/m, K :
pada P1dan P2, adalah vektor satuan ber-arah suseptibilitas magnet.
dari P1 ke P2, adalah muatan kutub 1 dan 2
monopol, µ adalah permeabilitas medium 3.4. Pengolahan Data Magnetik
magnetik (untuk ruang hampa µ = 1).
1. Koreksi Metode Magnetik
Newton juga mendefinisikan
Untuk memperoleh nilai anomali
hubungan antara gaya dan percepatan.
medan magnetik yang diinginkan, maka
Hukum Newton II tentang gerak
data magnetik yang telah diperoleh harus
menyatakan gaya sebanding dengan
dikoreksi dari pengaruh medan magnet
perkalian massa benda dengan percepatan
yang lain. Secara umum koreksi yang
yang dialami benda tersebut.
dilakukan dalam survei magnetik meliputi:
a. Koreksi Harian
dimana, : Percepatan gaya tarik bumi, : Koreksi harian (diurnal correction)
Massa bumi, : Massa benda, : Gaya merupakan penyimpangan nilai medan
magnetik bumi akibat adanya perbedaan
berat, : Jari-jari bumi.
waktu dan efek radiasi matahari dalam satu
hari.
3.2. Medan Magnet Bumi
Medan magnet bumi terkarakterisasi
oleh parameter fisis atau disebut juga b. Koreksi IGRF
elemen medan magnet bumi Gambar 8. Data hasil pengukuran medan
yang dapat diukur, yaitu meliputi arah dan magnetik pada dasarnya adalah konstribusi
intensitas kemagnetannya. Parameter fisis dari tiga komponen dasar, yaitu medan
tersebut meliputi: magnetik utama bumi, medan magnetik
a. Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara luar dan medan anomali.
magnetik dengan komponen horizontal Koreksi IGRF dapat dilakukan dengan
yang dihitung dari utara menuju timur. cara mengurangkan nilai IGRF terhadap
b. Inklinasi (I), yaitu sudut antara medan nilai medan magnetik total yang telah
magnetik total dengan bidang terkoreksi harian pada setiap titik
horizontal yang dihitung dari bidang pengukuran pada posisi geografis yang
horizontal menuju bidang vertikal ke sesuai. Persamaan koreksinya (setelah
bawah. dikoreksi harian) dapat dituliskan sebagai
c. Intensitas Horizontal (H), yaitu besar berikut:
dari medan magnetik total pada bidang ΔH = Htotal ± ΔHharian ± H0
horizontal. dimana, H0 = IGRF

Hal. 3
Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. No. .

c. Koreksi Topografi 4. Reduksi Ke Kutub (Reduced To Pole)


Koreksi topografi dilakukan jika Proses yang dilakukan untuk
pengaruh topografi dalam survei megnetik menghilangkan gangguan dalam objek
sangat kuat. Salah satu metode untuk magnetik (dwikutub) atau dikenal dengan
menentukan nilai koreksinya adalah gangguan kutub, yang akan di
dengan membangun suatu model topografi transformasikan menjadi (satu kutub).
menggunakan pemodelan beberapa prisma Reduksi ke kutub adalah salah satu filter
segiempat. Ketika melakukan pemodelan, pengolahan data magnetik untuk
nilai suseptibilitas magnetik (k) batuan menghilangkan pengaruh sudut inklinasi
topografi harus diketahui, sehingga model magnetik. Filter tesebut diperlukan karena
topografi yang dibuat, menghasilkan nilai sifat dipole anomali magnetik menyulitkan
anomali medan magnetik (ΔHtop) sesuai interpretasi data lapangan yang umumnya
dengan fakta. Selanjutnya persamaan masih berpola asimetrik.
koreksinya (setelah dilakukan koreski
harian dan IGRF) dapat dituliska sebagai: 4. METODOLOGI PENELITIAN
ΔH = Htotal ± ΔHharian – H0 - ΔHtop
4.1. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Penelitian Geomagnetik ini
2. Anomali Medan Magnetik
dilaksanakan selama 1 bulan tertanggal 01
Anomali medan magnet bumi adalah
Juli s/d 01 Agustus 2014 di Pusat
perbedaan nilai medan magnet antara hasil
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
pengamatan dengan medan magnet teoritis
Geologi (PVMBG) Badan Geologi Jl.
(IGRF).
Diponegoro No.57, Bandung 40122.
dimana, : anomali medan magnet 4.2. Prosedur Penelitian
total, : harga medan magnet Adapun alat dan bahan yang
terukur, : medan magnet utama bumi digunakan dalam penelitian adalah :
: medan magnet akibat variasi laptop, software word, software surfer 10,
harian (koreksi diurnal). software MAG3D.

3. Reduksi Ke Bidang Datar 4.3. Pengaksesan Data IGRF


Untuk mempermudah proses IGRF singkatan dati The International
pengolahan dan interpretasi data magnetik, Geomagnetic Reference Field. Merupakan
maka data anomali medan magnetik total medan acuan geomagnetik intenasional.
yang masih tersebar di topografi harus Pada dasarnya nilai IGRF merupakan nilai
direduksi atau dibawa ke bidang datar. kuat medan magnetik utama bumi (H0).
Proses transformasi ini mutlak dilakukan, Nilai IGRF termasuk nilai yang ikut
karena proses pengolahan data berikutnya terukur pada saat kita melakukan
mensyaratkan input anomali medan pengukuran medan magnetik di permukaan
magnetik yang terdistribusi pada bidang bumi, yang merupakan komponen paling
datar. Beberapa teknik untuk besar dalam survei geomagnetik, sehingga
mentransformasi data anomali medan perlu dilakukan koreksi untuk
magnetik ke bidang datar, antara lain : menghilangkannya. Koreksi nilai IGRF
teknik sumber ekivalen (equivalent terhadap data medan magnetik hasil
source), lapisan ekivalen (equivalent layer) pengukuran dilakukan karena nilai yang
dan pendekatan deret Taylor (Taylor series menjadi terget survei magnetik adalan
approximaion), dimana setiap teknik anomali medan magnetik (ΔHr0).
mempunyai kelebihan dan kekurangan
(Blakely, 1995).

Hal. 4
Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. No. .

5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.2. Pemodelan Inversi 3D Data


Magnetik
5.1. Pengolahan Data Magnetik
Inversi 3D magnetik juga dilakukan
Pada penelitian ini, data yang diukur
untuk memodelkan data anomali
terletak di Gunungapi Ili Lewotolo dengan
berdasarkan pengukuran di atas
ketinggian 1.319 m dpl, yang terletak di P.
permukaan. Dengan komposisi
Lomblen (sekarang disebut juga P.
suseptibilitas tertentu akan membentuk
Lembata), sebelah timur P. Flores.
suatu model yang sesuai dengan anomali
Titik pengukuran pada penelitian ini
tersebut. Hasil dari inversi ini berupa
berjumlah 141 titik yang tersebar pada titik
kontras suseptibilitas yang memberikan
amat pengukuran. Gambar 12
respon sesuai dengan data yang diperoleh
menunjukkan sebaran titik pengambilan
pada permukaan.
data yang telah dikorelasikan dengan peta
Gambar 30. menunjukkan kondisi
kontur topografi di daerah penelitian.
model dipotong secara horizontal dari arah
Anomali magnet total yang diperoleh
timur dan selatan. Terlihat adanya kontras
kemudian diolah menggunakan software
suseptibilitas yang menunjukkan suatu
Golden Surfer, sehingga dapat terlihat
anomali rendah. Hal ini dapat dilihat pada
sebaran anomali magnet pada Gambar 13.
kontras suseptibilitas antara -0.0000233
Peta kontur anomali pada Gambar 13
s.d. -0.000117. Gambaran keberadaan
menunjukkan range nilai yang terbentuk
anomali rendah ini akan ditunjukkan pada
sekitar -1000 nT s.d. 1100 nT. Pada peta
cut-off data di model, sehingga dapat
tersebut, terdapat closure anomali yang
terlihat bentuk dari anomali tersebut dan
menarik di bagian tengah peta mengarah
semakin memperkuat dugaan struktur pada
barat-timur.
model inversi 3D anomali magnetik ini.
Selanjutnya, dilakukan tahapan
Berikut adalah hasil model cut-off pada
reduksi bidang datar dilakukan, karena
kontras anomali rendah.
bentuk topografi yang tidak rata, sehingga
menyebabkan distorsi pada anomali medan
5.3. Analisis Dan Interpretasi
magnet total. Distorsi terjadi karena
Target penelitian ini fokus pada
bervariasinya jarak vertikal antara sumber
identifikasi keberadaan magma chamber
anomali terhadap titik pengukuran,
yang ditandai dengan nilai magnetik yang
sehingga akan dihasilkan medan magnet
rendah, disebabkan suhu magma yang
yang berbeda. Ketinggian bidang datar
sangat tinggi, sehingga melemahkan sifat
tersebut ditentukan berdasarkan ketinggian
magnetik dari suatu batuan. berdasarkan
rata-rata pada daerah penelitian. Gambar
hasil pengolahan data magnetik dan
14 menunjukkan bahwa setelah direduksi
dilanjutkan dengan pemodelan inversi 3D,
ke bidang datar maka peta sebaran anomali
nilai anomali magnet rendah mengindikasi
terlihat lebih smooth dan closure yang
atau diindikasi sebagai magma chamber
diduga sebagai noise telah menghilang.
pada gunung api Ili Lewotolo ini seperti
Pada reduksi bidang datar, data dibawa
yang terlihat pada Gambar 32.
pada satu tinggian yang sama ketinggian
Berdasarkan data 3D menunjukkan
ini berdasarkan ketinggian rata-rata pada
bahwa aliran magma chamber bergerak
daerah pengukuran. Nilai anomali yang
pada area timur ke barat yang ditunjukkan
dihasilkan tidak mengalami perubahan
dengan anomali magnetik yang bernilai 0
yang signifikan terhadap anomali magnet
hingga -0.00035 pada kedalaman 1000
total. Pada data ini tidak dilakukan
meter hingga 4000 meter.
kontinuasi ke atas, karena data yang telah
direduksi ke bidang datar menunjukkan
hasil yang dirasa cukup untuk mengurangi
noise.

Hal. 5
Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. No. .

6. Kesimpulan dan Saran Tenggara Timur, Direktorat


Vulkanologi.
6.2. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah
Reksowirogo, 1972, Gunung Ili Lewotolo
dilakukan, dapat disimpulkan sebagai
di P. Lomblen, Direktorat
berikut:
Vulkanologi.
1. Hasil pemodelan anomali magnetik
menunjukkan bahwa magma chamber
Santosa, I., dan Irianto, 1994, Laporan
berada hingga pada kedalaman 4000
Penyelidikan Petrokimia Gunungapi
meter dari permukaan laut.
Ili Lewotolo, Nusa Tenggara Timur,
2. Aktifitas magma chamber mengarah
Direktorat Vulkanologi.
ke sebelah selatan badan gunung api
Ili Lewotolo, dengan orientasi Barat-
Sheriff, R.E, 1989, Geophysical Methods,
Timur sejajar dengan arah subduksi
University Of Houston, Englewood
lempeng.
Cliffs, New Jersey.
3. Erupsi gunung api Ili Lewotolo
selanjutnya berkemungkinan ke arah
LAMPIRAN
selatan badan gunung, jika diketahui
data yang lebih detail.

6.3. Saran
Terdapat beberapa saran yang
diberikan penulis untuk penelitian lebih
lanjut pada daerah ini.
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
terutama di bagian timur dari gunung
api Ili Lewotolo.
2. Diperlukan data pendukung seperti
data gravity dan micro earthquake
untuk memonitoring pergerakan atau
perubahan magma chamber dilokasi
penelitian untuk tahun-tahun
berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Blakely, R. J. 1995. Potential Theory in
Gravity & Magnetic Application.
Cambridge University Press.

Brouwer, 1940. Magnetic Properties of


Rocks and Minerals, The American:
Geophysical Union USA

Hartmann, M.A, 1935. De Werkende


Vulkanen van Heteliand Lomblen
(Solor archipel) Genoot.

Kristianto, 1995. Laporan Penyelidikan


Seismik G. Ili Lewotolo, Nusa

Hal. 6
Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. No. .

Gambar 12. Peta kontur topografi daerah


penelitian

Gambar 5. Peta geologi regional daerah


penelitian, lembar Lomblen Nusa
Tenggara Timur (Santosa, 1994).

Gambar 13. Peta anomali magnet total

Gambar 8. Tiga Elemen medan magnet


bumi Gambar 14. Peta kontur anomali medan
magnet di bidang datar

Hal. 7
Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. No. .

Kontras
Suseptibilitas

Gambar 30. Cut-off Anomali Magnetik


Reduksi Bidang Datar Arah Barat

Kontras
Suseptibilitas

Gambar 32. Cut-Plane Anomali Magnetik


Reduksi Bidang Datar Slice Selatan
Diagonal NW-SE

Hal. 8

Anda mungkin juga menyukai