SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi
Syarat-Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Oleh :
NUR MAFLIKHAH
NIM. F. 0206094
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas
Manajemen
iii
MOTTO
“ Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhan-nya ada
dua surge, maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu
dustakan ? “
QS. Ar-Rahman 55 : 46 -47
iv
PERSEMBAHAN
v
KATA PENGANTAR
Ekonomi UNS.
4. Dra. Sri Suwarsi, SE, M. Si, selaku pembimbing akademik yang telah
vi
5. Dr. Mugi Harsono, SE, MM, selaku pembimbing magang yang telah
6. Drs. Karsono, MM, dan Haryanto, SE, M.Si yang telah memberikan
7. Bapak dan Ibu Staf pengajar Fakultas Ekonomi, yang telah memberikan
dan doa.
Penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan ke depan. Semoga skripsi ini dapat
Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu baik selama masa
Penulis,
Nur Maflikhah
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………… ii
MOTTO…………………………………………………………………… iv
PERSEMBAHAN…………………………………………………………. v
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. vi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xi
ABSTRAK………………………………………………………………… xiv
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………… 1
C. Tujuan Penelitian………………………………………………….. 8
A. Knowledge Sharing………………………………………………… 10
viii
B. Teknologi Informasi………………………………………………. 26
D. Penelitian Terdahulu..……………………………………………... 39
E. Rerangka Pemikiran………………………………………………. 44
F. Hipotesis Penelitian……………………………………………….. 45
A. Desain Penelitian…………………………………………………… 49
B. Jenis Data…………………………………………...……………… 50
D. Operasionalisasi Variabel...………………………………………… 51
F. Metode Analisis……………….……………………………………. 54
E. Karakteristik Data……...…………………………………………… 82
ix
F. Kesesuaian Goodness of Fit……………………………………….. 88
A. Kesimpulan………………………………………………………… 98
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Informasi…………………………………………………………. 66
xii
IV.10 Deskripsi Tanggapan Responden Mengenai Kesesuaian dari
Knowledge Sharing………………………………………………. 74
xiii
ABSTRACT
CLERK OF SURAKARTA
By :
Nur Maflikhah
F 0206094
xiv
ABSTRAK
Oleh :
Nur Maflikhah
F 0206094
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan zaman dan teknologi saat ini menuntut organisasi untuk
memiliki sumber daya dalam bentuk pengetahuan / teknologi yang memadai. Upaya
bahkan antar organisasi merupakan tantangan utama yang harus dihadapi organisasi
saat ini (Davenport dan Prusak dalam Lin dan Lee, 2005). Hal ini akan berkaitan dengan
apa yang disebut sebagai knowledge sharing. Dyer dan Nobeoka (2000) mendefinisikan
penting bagi keberhasilan upaya untuk mengelola pengetahuan (Lin dan Lee, 2005).
Menurut Dalkir terdapat empat alasan utama mengapa knowledge sharing menjadi
16
17
namun juga membutuhkan pekerja yang cerdas, yang mau belajar untuk maju dan
memperbaiki diri.
3. Corporate amnesia. Pada masa dimana segalanya menjadi lebih mudah dan dekat,
membuat seseorang dapat hidup dalam berbagai macam komunitas, dalam jangka
baik.
yang dulu diterbitkan setiap bulan, dituntut untuk diterbitkan setiap minggu, atau
setiap hari dengan adanya kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi. Hal ini
manfaat bagi setiap individu yang ada dalam organisasi tersebut, antara lain :
lain.
17
18
otomatis akan terbentuk suasana kerja yang nyaman dan produktif, yang
berdampak positif bagi kelangsungan hidup organisasi tersebut. Oleh karena itu
pembelajaran oleh karyawan. Lin dan Lee (2005) mengemukakan bahwa level
untuk inovasi. Lebih lanjut, Lin dan Lee (2005) menjelaskan bahwa karakteristik
organisasi dan teknologi informasi memainkan peran penting dan strategis dalam
Adopsi inovasi oleh organisasi pada dasarnya adalah segala bentuk ide, praktek,
metode, proses, kesempatan pasar atau produk yang dipersepsikan oleh manajer
sebagai sesuatu yang baru (Rogers dalam Lin dan Lee, 2005). Kanter dalam Lin dan Lee
yang baru atau mengubah cara kerja karyawan yang lebih menguntungkan individu,
kelompok atau organisasi. Secara umum, inovasi didefinisikan sebagai suatu ide,
praktek atau obyek yang dianggap sebagai sesuatu yang baru oleh seorang individu
18
19
atau satu unit adopsi lain. Thompson dan Eveland dalam Plomp, Tjeerd dan Donald
(1996) mendefinisikan inovasi sama dengan teknologi, yaitu suatu desain yang
suatu hubungan sebab akibat dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi, inovasi
Dalam penerapannya, inovasi tidak terlepas dari proses difusi. Difusi didefinisikan
sebagai suatu proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu
selama jangka waktu tertentu terhadap anggota suatu sistem sosial (Fullan,1996). Lebih
lanjut, Fullan (1996) mengatakan bahwa difusi dapat dikatakan juga sebagai suatu tipe
komunikasi khusus dimana pesannya adalah ide baru. Disamping itu, difusi juga dapat
diangap sebagai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu proses perubahan yang terjadi
dalam struktur dan fungsi sistem sosial. Jelas disini bahwa istilah difusi tidak terlepas
dari kata inovasi. Tujuan utama proses difusi adalah diadopsinya suatu inovasi oleh
anggota sistem sosial tertentu. Anggota sistem sosial dapat berupa individu, kelompok
Pada dasarnya difusi inovasi tidak dapat terlepas dari pengaruh teknologi
informasi (TI) yang dapat diartikan secara umum sebagai suatu subyek yang luas
manajemen dan perosesan pengolahan data menjadi informasi (Jogiyanto, 2003: 25).
Lebih lanjut, Jogiyanto (2003: 32) mengatakan bahwa teknologi informasi ini
merupakan subsistem dari sistem informasi terutama dalam tinjauan dari sudut
19
20
terhadap sekumpulan tugas atau proses. Teknologi informasi tidak hanya terbatas pada
teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk
pengetahuan dapat dilihat dari beberapa hal antara lain komunitas TI menjadi
knowledge network online yang pertama berfungsi. Dengan adanya TI kita dapat
adanya TI maka pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dengan cepat. Dengan adanya
network.
juga merupakan salah satu faktor kunci tercapai progam dari pemerintah kota
Surakarta dalam menciptakan Surakarta sebagai cyber city tahun 2010 (Solopos, 19
Desember 2009) . Oleh karena itu, pemerintah kota Surakarta dituntut atas
kesiapannya dalam berbagai aspek, mulai dari sumber daya manusia hingga
yang dipasang bisa menjadi tolak ukur bahwa konsumsi internet warga Kota Surakarta
semakin meningkat. Pada dasarnya, cyber city merupakan salah satu konsep kota
20
21
modern berbasis TI yang kini banyak diterapkan di sejumlah kota besar di seluruh
dunia. Ini adalah konsekuensi logis dari meningkatnya kebutuhan masyarakat yang
ingin mengakses informasi dan berkomunikasi dengan mudah dan cepat. Sebagai
bagian dari masyarakat modern, sudah saatnya Surakarta menerapkan konsep cyber
city untuk memenuhi kebutuhan warganya dalam mengakses internet secara lebih luas
dan tidak lagi terbatas pada kalangan tertentu. Bagaimanapun juga, masyarakat Kota
Surakarta kini berada dalam abad informasi, setiap orang memiliki peluang yang sama
akan semakin memudahkan masyarakat untuk beraktivitas secara lebih leluasa dalam
lima langkah yang harus dilakukan yaitu sosialisasi mengenai teknologi informasi untuk
21
22
B. Rumusan Masalah
sharing tersebut ?
sharing tersebut?
sharing tersebut?
22
23
C. Tujuan Penelitian
Selaras dengan masalah penelitian yang telah dirumuskan, maka penelitian ini
sharing tersebut
sharing tersebut
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
23
24
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian diharapkan juga dapat menjadi menjadi bahan masukan bagi
pekerjaan di organisasi.
24
25
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Knowledge Sharing
mereka untuk mencapai tujuan individu dan organisasi (Dyer dan Nobeoka, 2000).
Untuk membuat iklim knowledge sharing di dalam suatu organisasi, organisasi harus
mendorong orang untuk bekerjasama agar lebih efisien, berkolaborasi dan berbagi
2005). Menurut McDermott and O'Dell (2001) hasil dari knowledge sharing yang terbaik
adalah saat orang mencari informasi terus menerus dan paham luar dan dalam
organisasi atau tim mereka dan orang yang paling berbakat di dalam orgaisasi mereka
pada umummnya memberikan kontribusi yang paling besar. Geppert and Clark (2003)
25
26
Suatu inovasi organisasi diadopsi dari banyak ide, praktek, metode atau proses, produk
atau kesempatan pasar dimana manajer berinovasi terhadap suatu unit yang baru
(Inspire, Juli 2009). Kanter dalam Hammel (2006) berpandangan bahwa suatu inovasi
organisasi dianggap oleh organisasi itu sebagai suatu proses implementasi dengan ide
baru dalam pemecahan suatu masalah. Darroch dan McNaughton (2002) mengatakan
tradisional tentang mengatur sumber kecerdasan dan gaya kerja pegawai dengan
meningkatkan proses, disiplin dan budaya baru, hal inilah yang membentuk suatu
pembaharuan organisasi.
merupakan suatu data. Data adalah fakta objektif mengenai kejadian atau objek
tertentu. Dan informasi merupakan data yang memiliki nilai tertentu karena telah
Sedangkan pengetahuan merupakan sesuatu yang lebih kompleks dari data dan
dan informasi baru (Inspire, Juli 2009). Oleh karena itu, pada umumnya
pengetahuan bersifat subjektif. Lebih jauh lagi, ketika pengetahuan diolah dengan
26
27
Knowledge merupakan sumber daya utama yang dikelola dalam organisasi yang
data dan informasi. Sebelum munculnya KM, pembedaan antara data, informasi,
knowledge dan wisdom tidak begitu menyita perhatian para praktisi bisnis, walaupun
sebenarnya proses distilasi data menjadi informasi dan informasi menjadi knowledge
sudah menjadi bagian dai rutinitas mereka. Pembedaan data, informasi, knowledge dan
menimbulkan inefisiensi dan kesalahan dalam penerapan KM. Ada kemungkinan suatu
organisasi menyatakan telah menerapkan KM, tetapi pada kenyataanya yang terjadi
baru sampai kepada tahap manajemen data atau informasi (Lumbatobing, 2009).
Russel Ackoff (1989) seorang pakar sistem dan guru besar bidang perubahan
organisasi mengatakan, isi atau kandungan intelektual dan mentalitas manusia dapat
2. Informasi : data yang diproses agar dapat dimanfaatkan (informasi yang menjawab
3. Knowledge : merupakan aplikasi dari data dan informasi dan menjawab pertanyaan
“how”
27
28
connectedness
wisdom
understanding
principles
understanding
information patterns
understanding
relations
understanding
data
Gambar II.1 Hirarkri DIKW : Dari Data ke Wisdom (Belliner et al. dalam Inspire, Juli 2009)
berhubungan dengan masa lalu : keempat kategori tersebut berurusan dengan apa
yang telah terjadi dan apa yang telah diketahui. Sedangkan kategori konten yang
kelima, wisdom, berkaitan dan berurusan dengan masa depan, dimana visi dan
rancangan dimasukkan sebagai bagian dari wisdom. Dengan wisdom, manusia tidak
hanya memahamai masa kini dan masa lalu, tetapi manusia akan mampu
merencanakan masa depannya. Transisi dari data ke wisdom digambarkan dala bentuk
28
29
digambarkan bahwa knowledge lebih dalam, lebih luas dan lebih kaya daripada data
dan informasi. Menurut Davenport dan Prusak (1996), proses transformasi informasi
Knowledge dihasilkan dan berkembang di dalam pikiran para knowledge worker. Dalam
organisasi, knowledge tidak hanya melekat pada dokumen-dokumen, tetapi juga ada di
Knowledge terdiri dari dua jenis yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge.
Tacit knowledge merupakan knowledge yang diam di dalam benak manusia dalam
bentuk perasaan, keputusan, kemampuan, nilai dan kepercayaan yang sangat sulit
diformalisasikan dan dibagi dengan orang lain. Sedangkan explicit knowledge adalah
knowledge yang dapat atau sudah terkodifikasi dalam bentuk dokumen atau bentuk
29
30
berwujud lainnya sehingga dapat dengan mudah ditransfer dan didistribusikan dengan
Kedua jenis knowledge tersebut, oleh Nonaka dan Takeuchi (1995) dapat
kombinasi dan internalisasi. Keempat jenis proses konversi ini disebut SECI Process
knowledge yang baru melalui sistemisasi dan pengaplikasian explicit knowledge dan
informasi.
anggota organisasi.
30
31
kompetitif yang berkelanjutan. Saat ini, keunggulan sebuah perusahaan bukan lagi
disebabkan mesin dan fasilitas fisik produksi yang dimilikinya, tetapi oleh asset
strategi dan paket-paket produk serta layanan, proses bisnis dan jaringan. Aset
knowledge inilah yang memberikan kontribusi utama dalam menciptakan kekayaan dan
daya saing perusahaan. Untuk mengelola aset knowledge inilah KM lahir dan perlu
Saat ini telah terjadi perubahan dari industri manufaktur ke industri jasa yang
melakukan aktivitas yang sifatnya berulang sesuai intruksi kerja yang ketat dan
pengetahuan yang dimiliki oleh pekerja. Pekerjaan ini disebut knowledge work dan
pekerjanya disebut knowledge worker, istilah ini pertama kali dikemukakan oleh F.
Drucker.
31
32
knowledge ini dapat diakses oleh pekerjanya serta dapat membantu mereka untuk
Akibat logis dari dari kondisi tersebut adalah knowledge worker dapat
memberikan respon yang lebih cepat, penanganan klaim pelanggan yang lebih baik,
pada hakikatnya adalah penciptaan kesempatan yang luas untuk belajar (learning)
secara mandiri. Namun demikian, tersedianya bahan ajar atau knowledge dalam
KM yang disimpan dalam memory perusahaan belum tentu akan mendorong minat
belajar karyawan. Hal ini dapat terjadi karena dua faktor. Pertama, knowledge yang
tersedia kurang relevan dengan tugas sehari-hari dari para pekerja. Kedua, para
pekerja memang tidak memiliki motivasi dan daya yang memadai untuk belajar
secara mandiri.
32
33
meningkatkan motivasi belajar dalam bentuk tatap muka. Kemudian, proses belajar
dan dipergunakan oleh perusahaan tersebut. Knowledge loss dapat terjadi ketika
seorang pekerja keluar dari perusahaan, baik karena alasan pensiun atau pindah ke
dapat mengakibatkan gangguan yang lebih serius jika perpindahan atau keluarnya
lintas fungsi. Artinya, produk baru tidak dihasilkan oleh unit atau fungsi tertentu
dalam perusahaan, tetapi melibatkan berbagai unit untuk menjamin bahwa produk
yang dihasilkan tidak sekedar baru tetapi juga harus laku dan dapat diproduksi
33
34
sharing.
a. Manusia
Sebagian besar knowledge yang ada dalam pikiran manusia berupa tacit
KM. Jika proses knowledge sharing dan knowledge creation tidak dapat
manusia.
b. Leadership
Peran kritis yang harus dijalankan oleh pemimpin adalah membangun visi yang
kuat, yaitu visi yang dapat menggerakkan semua anggota organisasi untuk
34
35
mencapai visi tersebut. Visi tidak hanya sekedar pernyataan yang bersifat
retorik, tetapi harus diikuti oleh tindakan nyata dari pemimpin itu sendiri dalam
baiknya visi, jika tidak ditindaklanjuti akan segera kehilangan efektivitasnya dan
kapasitas intelektual dan sumber daya yang berada di bawah kendalinya dalam
untuk memulai pembentukan budaya atau tradisi baru dengan menggalang dan
Selain hal-hal yang terkait dengan visi dan keterlibatan pemimpin dalam
c. Teknologi
35
36
yang diotomasi dan juga semakin banyaknya pekerja yang menghabiskan waktu
proses bisnis, maupun untuk berkomunikasi. Internet saat ini sudah menjadi
d. Organisasi
36
37
knowledge dan yang memilikinya. Organisasi ini sangat fleksibel dan sangat
pengelola SDM, pengelola produk, pengelola operasi atau alat produksi dan
organisasi.
(Chief of Knowledge Officer) atau Officer KM. Posisi-posisi ini berkaitan dengan
KM dan cakupan tugasnya bersifa lintas fungsi, lintas unt dan lintas disiplin
harus mempersiapkan diri agar terbiasa dengan posisi-posisi baru tersebut dan
37
38
e. Learning
mengambil resiko.
· Belajar dari praktek terbaik (proakif dan antusias dalam mempelajari dan
38
39
perusahaan yang berumur panjang sebagai the living company adalah yang
management tool yang baru atau mode manajemen terbaru. Tetapi, organisasi
akhir, karena knowledge sharing akan selalu dikembangkan oleh orang dalam
organisasi, dan tidak dapat dibuat dengan cara yang instan. Keputusan
1. Who, berkaitan dengan orang yang akan menjalankan knowledge sharing tersebut.
Ketika sumber daya manusia yang ada tidak memadai atau tidak siap, maka
39
40
knowledge sharing dapat dipastikan tidak dapat berjalan dengan baik. Pertanyaan
ini merupakan prioritas utama yang harus diperhatikan oleh organisasi dalam
2. What, berkaitan dengan pengetahuan (knowledge) apa yang akan disimpan, dan
business ini tidak tepat sasaran, dapat dipastikan knowledge sharing tidak dapat
4. How, berkaitan dengan teknologi apa yang akan digunakan. Banyak organisasi
pada awalnya, dengan harapan mereka akan mengganti sistem ini dengan yang
lebih kompleks ketika kultur sudah terbentuk sesuai harapan organisasi. Pemikiran
ini sangat salah, karena dapat menimbulkan rasa frustasi pada diri staf (Inspire, Juli
2009).
informasi dunia bisnis dengan sangat cepat, tepat waktu, relevan, dan akurat
investasi pada sesuatu yang mudah menjadi usang (obsolete) sehingga terdapat
40
41
saat ini tidak hanya mencoba untuk mengkaitkan investasi teknologi informasi dengan
tangible benefit, namun juga intangible benefit. Hal ini terutama terus mengemuka
lainnya berupa hardware, software dan telekomunikasi yang dikenal sebagai teknologi
menyoroti penggunaan istilah teknologi knowledge management dari sisi lain, yaitu
hanyalah sebagai perkembangan terbaru atau penamaaan ulang yang dilakukan oleh
para vendor teknologi informasi setelah selama dua dekade terakhir istilah teknologi
1994). Sementara itu beberapa peneliti menemukan adanya beberapa hambatan dan
41
42
Penelitian yang dilakukan oleh Igbaria (1994) menemukan berbagai masalah yang
acceptance) juga berpengaruh pada pemanfaatan TI. User acceptance adalah seberapa
jauh individu merasa nyaman ketika menggunakan atau terlibat dalam suatu lingkungan
baru.
penggunaan dapat dijelaskan dari variasi penggunaan suatu sistem, karena diyakini
penggunaan suatu sistem yang berbasis TI dapat mengembangkan kinerja individu atau
penerimaan TI, dimana secara umum diketahui bahwa penerimaan TI dilihat dari
penggunaan sistem dan frekuensi pengunaan komputer DeLone dalam Iqbaria (1997)
dan ada juga yang melihat dari aspek kepuasan pengguna (Montazemi dalam Iqbaria,
1997)
dimana seseorang percaya bahwa penggunaan suatu subyek tertentu akan dapat
42
43
kemanfaatan TI.
Kemanfaatan dengan estimasi dua faktor oleh Chin dan Todd (1995) dibagi
menjadi dua kategori lagi yaitu kemanfaatan dan efektifitas, dengan dimensi-dimensi
· Bermanfaat (usefull)
Berdasarkan beberapa definisi dan telaah literatur diatas dapat disimpulkan bahwa
prestasi kerja yang akan dicapainya, atau dengan kata lain orang tersebut
43
44
variabel tersendiri yang diteliti oleh peneliti (Iqbaria, 1994;1997), khususnya untuk
kemanfaatan yang diharapkan oleh si pengguna atau karena tekanan sosial. Tekanan
sosial yang dimaksudkan seperti tekanan dari seorang supervisor kepada bawahannya
untuk menggunakan TI. Temuan studi Iqbaria (1994) membuktikan bahwa TI digunakan
bukan mutlak karena adanya tekanan sosial, sehingga dapat disimpulkan penerimaan
tingkatan dimana seseorang percaya bahwa komputer dapat dengan mudah dipahami.
mengurangi usaha (baik waktu dan tenaga) seseorang di dalam mempelajari komputer.
menggunakan TI bekerja lebih mudah dibandingkan dengan orang yang bekerja tanpa
(2) Komputer mengerjakan dengan mudah apa yang diinginkan oleh pengguna
44
45
adanya unsur tekanan, tetapi karena memang mudah digunakan. Berdasarkan telaah
teoritis dan hasil-hasil pengujian empiris diatas, dapat disimpulkan bahwa penerimaan
penggunaan TI juga turut dipengaruhi oleh kemudahan penggunaan TI, ini merupakan
refleksi psikologis pengguna yang lebih bersikap terbuka terhadap sesuatu yang sesuai
dengan apa yang dipahaminya dengan mudah. Kemudahan tersebut dapat mendorong
Model Teoritis Davis 1989 dapat digambarkan pada gambar II.2 berikut ini :
Gambar II.2
Kemudahan
Penerimaan
Pengguna
Kemanfaatan
45
46
pelatihan yang sudah pernah diperoleh pemakai (user) dari pemakai lainnya (other
user) atau dari spesialisasi komputer yang ada di dalam organisasi perusahaan
dukungan pengerahuan teknis dari pihak luar yang dimiliki secara individual
pelatihan yang sudah pernah diperoleh pemakai (user) dari pemakai lainnya (other
Teori difusi inovasi menggambarkan proses sisi baru, praktek atau teknologi yang
disebar ke dalam suatu sistem sosial (Rogers dalam Murray, 2009). Difusi inovasi adalah
suatu proses umum yang tidak terbatas pada tipe inovasi tertentu, siapa yang
mengadopsi dan bagaimana budayanya, seperti proses inovasi yang berdifusi sehingga
46
47
Difusi didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui
saluran tertentu selama jangka waktu tertentu terhadap anggota suatu sistem sosial
(Rogers dalam Murray, 2009). Difusi dapat dikatakan juga sebagai suatu tipe
komunikasi khusus dimana pesannya adalah ide baru. Disamping itu, difusi juga dapat
dianggap sebagai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu proses perubahan yang
terjadi dalam struktur dan fungsi sistem sosial. Jelas disini bahwa istilah difusi tidak
terlepas dari kata inovasi (Murray, 2009). Karena tujuan utama proses difusi adalah
diadopsinya suatu inovasi oleh anggota sistem sosial tertentu (Rogers dalam Murray,
2009). Anggota sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi dan
1) inovasi
2) saluran komunikasi
4) sistem sosial
Rogers dalam Murray (2009) mengemukakan lima karakteristik Teori Difusi Inovasi,
meliputi :
Adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik/unggul dari yang pernah
47
48
2) Kompatibilitas (compatibility)
Adalah derajat dimana inovasi tersebut dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang
berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh, jika
suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang
berlaku, maka inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan mudah sebagaimana halnya
3) Kerumitan (complexity)
Adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit untuk dipahami
dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan mudah dapat
dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada pula yang sebaliknya. Semakin
mudah dipahami dan dimengerti oleh pengadopsi, maka semakin cepat suatu
Adalah derajat dimana suatu inovasi dapat diuji-coba batas tertentu. Suatu inovasi
yang dapat di uji cobakan dalam tatanan sesungguhnya akan lebih cepat diadopsi.
Adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat terlihat oleh orang lain. Semakin
mudah seseorang melihat hasil dari suatu inovasi, semakin besar kemungkinan
48
49
Adopsi inovasi yang melengkung dari Rogers dalam Murray (2009) adalah model
yang terklasifikasi dari inovai dalam berbagai kategori, berdasarkan gagasan bahwa
individu tertentu yang pasti lebih terbuka untuk adaptasi dari orang lain yang terbagi
menjadi :
membutuhkan komunikasi.
2. Early adopter : seorang pemimpin yang mampu mencoba ide-ide baru tetapi
4. Late majority : seseorang yang tidak percaya, akan menggunakan ide-ide baru
49
50
hanya akan menerima suatu ide baru jika ide tersebut telah menjadi tradisi.
Rogers dalam Murray (2009) fokus penelitian difusi terletak pada lima elemen :
suatu inovasi
satu sama lain untuk mencapai suatu pemahaman bersama. Seperti telah diungkapkan
sebelumnya bahwa difusi dapat dipandang sebagai suatu tipe komunikasi khusus
dimana informasi yang dipertukarkannya adalah ide baru (inovasi). Dengan demikian,
esensi dari proses difusi adalah pertukaran informasi dimana seorang individu
mengkomunikasikan suatu ide baru ke seseorang atau beberapa orang lain (Rogers
dalam Murray, 2009). Rogers dalam Murray (2009) mengemukakan ada empat unsur
b. seorang individu atau satu unit adopsi lain yang mempunyai pengetahuan atau
c. orang lain atau unit adopsi lain yang belum mempunyai pengetahuan dan
50
51
Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam proses difusi adalah upaya
mempertukarkan ide baru (inovasi) oleh seseorang atau unit tertentu yang telah
(innovator) kepada seseorang atau unit lain yang belum memiliki pengetahuan dan
Rogers dalam Murray (2009) mengatakan ada 5 tahap dalam proses pembuatan
Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa tujuan utama proses difusi adalah
komunikasi terhadap suatu pesan (dalam hal ini adalah ide baru) melalui saluran
dipengaruhi oleh partisipan komunikasi dan saluran komunikasi. Dari sisi partisipan
atribut (seperti kepercayaan, pendidikan, status sosial, dan lain-lain) antara individu
51
52
terjadi. Begitu pula sebaliknya. Semakin besar derajat perbedaan atribut partisipan
(heterophily), semakin tidak efektif komunikasi terjadi. Oleh karenanya, dalam proses
difusi inovasi, penting sekali untuk memahami betul karakteristik adopter potensialnya
keputusan inovasi, suatu jenis saluran komunikasi tertentu memainkan peranan lebih
Difusi inovasi terjadi dalam suatu sistem sosial. Dalam suatu sistem sosial
terdapat struktur sosial, individu atau kelompok individu, dan norma-norma tertentu.
Berkaitan dengan hal ini, Rogers dalam Murray (2009) menyebutkan adanya empat
faktor yang mempengaruhi proses keputusan inovasi. Keempat faktor tersebut adalah
Adalah susunan suatu unit sistem yang memiliki pola tertentu. Struktur ini
memberikan suatu keteraturan dan stabilitas perilaku setiap individu (unit) dalam
suatu sistem sosial tertentu. Struktur sosial juga menunjukan hubungan antar
anggota dari sistem sosial. Rogers dan Kincaid dalam Murrary (2009) mengatakan
bahwa adopsi suatu inovasi dipengaruhi oleh karakteristik individu itu sendiri dan
Adalah suatu pola perilaku yang dapat diterima oleh semua anggota sistem sosial
yang berfungsi sebagai panduan atau standar bagi semua anggota sistem sosial.
Jadi, derajat ketidak sesuaian suatu inovasi dengan kepercayaan atau nilai-nilai
52
53
yang dianut oleh individu (sekelompok masyarakat) dalam suatu sistem sosial
mampu mempengaruhi sikap orang lain secara informal dalam suatu sistem sosial.
inovasi tertentu.
D. Penelitian Terdahulu
Sejumlah studi empiris tentang dampak TI bagi organisasi bisnis itu sendiri
sebenarnya telah banyak dilakukan sejak pertengahan era 1980’an. Penelitian tentang
dampak TI pada organisasi bisnis berakar pada topik penelitian mengenai information
menjadi perdebatan mengenai apakah investasi pada TI memiliki dampak yang positif
dua dekade lalu menghasilkan temuan yang cocok tentang manfaat TI tersebut. Ketika
53
54
sebagai productivity paradoks (Dedrick, Gurbaxani & Kraemer, 2002). Penelitian yang
dilakukan tersebut, secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu studi yang
dilakukan pada level perusahaan dan studi yang dilakukan pada level negara. Hasil dari
sejumlah penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel II.1, yang memperlihatkan bahwa
kinerja/produktifitas.
Tabel II.1. Studi Empiris tentang Dampak TI terhadap Kinerja/Produktifitas (Studi pada
54
55
Harris & Katz (19 91) 40 perusahaan anggota Hubungan positif yang lemah antara TI
share
55
56
variabel-variabel investasi TI
Customer
56
57
500 ekuitas
Sumber : Barua, Kriebel & Mukhopadhyay (1995), Brynjolfsson &Yang (1996), Mahmood & Mann
(2000),Sircar, Turnbow & Bordoloi (2001)
Pada studi level negara, di Amerika Serikat, Oliner dan Sichel dalam Brynjolfsson
Gordon dalam Simon dan Wardop (2002) mengemukakan bahwa teknologi informasi di
yang ditimbulkan oleh gelombang inovasi besar pada abad lalu seperti ditemukannya
listrik dan mesin dengan pembakaran internal. Di Australia sendiri, penelitian oleh
informasi dalam organisasi. Lebih jauh lagi, Jorgenson (2004) mencoba untuk melihat
tersebut.
Yang (1996) yang mengemukakan bahwa terdapat 4 aspek untuk menjelaskan terjadinya
57
58
dalam pengukurannya.
(2) Adanya waktu tunda atau lags. Waktu tunda disini timbul dari perbedaan waktu
(3) Redistribution : TI digunakan dalam aktifitas redistribusi antar perusahaan. Hal ini
menjadikan TI bermanfaat, namun manfaat ini tidak dapat diukur pada total
output.
produktif bila diukur secara statistik. Lebih lanjut, Ahadiat (2006) mencoba
menjelaskan tentang hal tersebut dengan mengutip Bakos (1998) bahwa investasi
pada TI sendiri merupakan investasi pada sesuatu yang mudah menjadi usang
E. Rerangka Pemikiran
yang diteliti :
Relative
advantage
Niat untuk
mendorong
Teknologi Compatibility
Knowledge
Informasi
Sharing
58
Complexity
59
penelitian Stoddart dalam Lin dan Lee (2005) mengkaji pengaruh faktor teknologi dalam
knowledge sharing.
Faktor lain yang juga dikaji pengaruhnya adalah tiga karakteristik inovasi, yaitu
diturunkan dari Innovation Diffusion Theory yang dikemukakan oleh Rogers (1995).
compatibility dan complexity yang telah terbukti konsisten dalam berbagai penelitian
59
60
F. Hipotesis Penelitian
efisiensi dan efektifitas yang meningkat, keuntungan ekonomis dan status yang makin
tinggi (Rogers, 1995). Hasil penelitian Moore dan Benbasat dalam Lin dan Lee (2005)
membuktikan bahwa relative advantage dari inovasi berhubungan positif dengan tingkat
adopsi. Lebih lanjut, Kaser dan Miles dalam Lin dan Lee (2005) mengemukakan secara
organisasi secara keseluruhan dari penerapan knowledege sharing, maka mereka akan
Ling dan Lee (2005) menunjukkan bahwa relative advantage dari knowledge sharing
berpengaruh positif terhadap niat untuk mendorong knowledge sharing itu sendiri.
berikut :
60
61
organisasi, pengalaman sebelumnya dan kebutuhan saat ini (Rogers, 1995). Lebih lanjut
inovasi lebih dipahami dalam konteks yang lebih familiar. Selanjutnya semakin besar
dan pengelolaan SDM, menjadi hal yang diharapkan karena dapat memotivasi karyawan
untuk mengembangkan ide-ide baru (Hislop dalam Lin dan Lee, 2005). Dalam penelitian
Ling dan Lee (2005) menunjukkan bahwa compatible dari knowledge sharing
dirumuskan :
Complexity adalah tingkatan sejauh mana inovasi dipandang sulit untuk dipahami,
mengindikasikan bahwa inovasi yang kompleks membutuhkan sumber daya yang lebih
besar dan ketrampilan untuk mengadopsi serta membutuhkan upaya yang lebih besar
Verhoef dan Langerak; Sia et.al dalam Lin dan Lee (2005). Dalam penelitian Ling dan Lee
61
62
terhadap niat untuk mendorong knowledge sharing itu sendiri. Secara umum Rogers
dalam Lin dan Lee (2005) mengemukakan bahwa kompleksitas diakui sebagai hambatan
penelitian dirumuskan :
Berbagai penelitian Pan; Damodaran; Barret; Koh dalam Lin dan Lee (2005)
dan niat untuk mendorong knowledge sharing. Knowledge sharing sering kali melekat
pada interaksi yang kompleks dari aspek sosial dan teknis yang melibatkan individu,
kelompok atau organisasi yang berupaya untuk menciptakan sebuah inovasi. Beberapa
penelitian (e.g Pan dan Scarbrough; Song; Koh dan Kim; Bock et.al dalam Lin dan Lee
(2005) mengidentifikasi dukungan teknologi informasi sebagai salah satu faktor sosio-
penting dalam proses adopsi inovasi di organisasi karena membantu karyawan dalam
mempelajari hal-hal baru Bergeron; Fuller dan Swanson (dalam Lin dan Lee, 2005).
Dalam penelitian Ling dan Lee (2005) menunjukkan bahwa dukungan teknologi
62
63
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
a. Jenis Riset
63
64
yang ada.
c. Setting Riset
d. Unit Analisis
diteliti.
B. Jenis Data
a. Data Primer
64
65
b. Data Sekunder
terkait dengan obyek penelitian, seperti profil organisasi, deskripsi SDM, dan
sebagai arah pengaruh teknologi informasi (TI) terhadap knowledge sharing dengan
pertanyaan yang akan digunakan untuk mendapatkan data, baik yang dilakukan
penelitian.
seperlunya.
65
66
D. Operasionalisasi Variabel
a. Teknologi Informasi
yang lain. Kuesioner yang digunakan diadaptasi dari kuesioner Lin dan Lee
tahun 2005.
informasi baru. Kuesioner yang digunakan diadaptasi dari kuesioner Lin dan
mana proses knowledge sharing sesuai dengan proses yang terjadi dalam
66
67
kebijakan SDM. Kuesioner yang digunakan diadaptasi dari kuesioner Lin dan
Kuesioner yang digunakan diadaptasi dari kuesioner Lin dan Lee tahun
2005.
dari kuesioner Bock dan Kim dalam Lin dan Lee tahun 2005.
a. Populasi Penelitian
67
68
Dari populasi penelitian akan ditentukan sampel yang akan diteliti lebih lanjut
alat analisis Structural Equation Modelling (SEM). Hair, et.al (dalam Ghozali dan
Fuad, 2005: 36) mengemukakan bahwa ukuran sampel yang disarankan untuk
penggunaan estimasi Maximum Likelihood adalah sebesar 100 – 200. Di samping itu
Hair et.al (dalam Ferdinand, 2002: 51) juga menyarankan bahwa ukuran sampel
kali 17 item) tetapi karena pada penelitian ini menggunakan alat analisis SEM maka
minimum 100 responden. Sehingga kuesioner yang disebar kepada para responden
sejumlah 150 kuesioner. Hal ini dilakukan untuk menanggulangi kuesioner yang
kemudian dari unit pemilihan tersebut, sampel dipilih secara acak. Berikut adalah
Surakarta :
68
69
Tabel III.1
Bagian Kerjasama 12 7
Bagian Organisasi 22 13
F. Metode Analisis
a. Analisis Deskriptif
69
70
Uji validitas dalam penelitian ini akan dijalankan dengan Confirmatory Factor
pengukur konstruk, maka akan memiliki factor loading yang tinggi. Menurut Hair,
et. al (1998), factor loading lebih besar ± 0.30 dianggap memenuhi level minimal,
sangat disarankan besarnya factor loading adalah ± 0.40, jika factor loading
konstruk yang diukur. Pedoman umum untuk analisis factor adalah nilai lambda
Dalam penelitian ini reliabilitas dilakukan dengan metode one shot, di mana
pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban. Dalam pengukurannya, one
shot akan dilakukan dengan analisis Cronbach Alpha (Nunnally, dalam Ghozali,
2005: 46). Menurut Nunnally (1960, dalam Ghozali, 2005: 46), suatu instrumen
dinyatakan reliable jika hasil Cronbach Alpha menunjukkan nilai ≥ 0.60. Kriteria
Cronbach Alpha yang lain dikemukakan oleh Sekaran (2000: 51) sebagai berikut :
70
71
lanjut Bollen (1989, dalam Ghozali, 2005: 14) menjelaskan bahwa SEM dapat
SEM memiliki dua tujuan utama dalam analisisnya. Tujuan pertama adalah
untuk menentukan apakah model fit berdasarkan data yang dimiliki. Sedangkan
tujuan ke dua adalah menguji berbagai hipotesis yang telah dibangun sebelumnya
(Ghozali, 2005: 65) . Dalam konteks penilaian model fit, Ghozali (2005: 66)
menjelaskan bahwa secara keseluruhan goodness of fit dari suatu model dapat
Chi-Square merupakan ukuran mengenai buruknya fit suatu model. Nilai chi-
Sehingga nilai chi-square yang signifikan (< 0.05) menunjukkan data empiris
71
72
AGFI sama seperti GFI tetapi telah menyesuaikan dengan pengaruh degrees of
freedom.
matriks kovarians populasi. Nilai RMSEA < 0.05 mengindikasikan model fit, dan
nilai RMSEA yang berkisar antara 0.08 menyatakan model memiliki perkiraan
54) menyatakan RMSEA berkisar 0.08 sampai dengan 0.1 menunjukkan model
memiliki fit yang cukup (mediocre), sedangkan RMSEA > 0,1 mengindikasikan
sampel yang dianalisis dan covarians matrik yang akan diperoleh pada sampel
lain tetapi memiliki ukuran sampel yang sama besar. Model yang memiliki ECVI
Byrne, nilai ECVI model yang lebih rendah dari ECVI pada satured model dan
AIC dan CAIC digunakan dalam perbandingan dari dua atau lebih model, dimana
nilai AIC dan CAIC yang lebih kecil dari AIC model satured dan independence
72
73
7) Fit Index
Normed Fit Index (NFI) dan Comparative Fit Index (CFI) merupakan
altenatif lain untuk menilai model fit. Suatu model dikatakan fit apabila
BAB IV
73
74
lembaga teknis daerah, satuan polisi pamong praja, rumah sakit daerah, lembaga
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dinas daerah, lembaga teknis daerah, satuan
polisi pamong praja, rumah sakit daerah, lembaga lain daerah, kecamatan dan
kelurahan.
dan HAM, kerja sama, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, dan
persandian.
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
74
75
diperoleh dari daftar pegawai yang didapat dari Badan Kepegawaian Daerah
Pemerintah kota Surakarta. Adapun gambaran umum pegawai setda pemerintah kota
Tabel IV.1
Deskripsi Distribusi
Umum, 26 pegawai (10,57%) di bagian Hukum dan Hak Asasi Manusia, 12 pegawai
75
76
kota Surakarta yang sudah menjadi pegawai tetap di lingkungan sekretariat daerah
untuk menanggulangi kuesioner yang tidak kembali ataupun tidak layak olah. Adapun di
kuesioner yang tidak kembali adalah sebanyak 15 kuesioner. Sedangkan dari 135
kuesioner yang kembali, 12 kuesioner di antaranya tidak layak olah karena tidak
terlengkapi pada beberapa item pertanyaan sehingga kuesioner yang layak olah
sebanyak 123 kuesioner. Dengan demikian respond rate dalam penelitian ini adalah 82
%.
76
77
Tabel IV. 2
Bagian Kerjasama 5
Bagain AdmPerekonomian 10
Bagian AdmPembangunan 8
Bagian Organisasi 11
Bagian Umum 47
Jumlah 123
77
78
Dari tabel IV. 2 dapat diketahui bahwa dari 123 responden, 8,9% atau 11
orang berasal dari unit kerja pemerintahan umum, 13% atau 16 orang berasal dari
unit kerja hukum dan HAM, 4,1% atau 5 orang berasal dari unit kerja kerjasama,
8,13% atau 10 orang berasal dari unit kerja administrasi perekonomian, 6,5% atau 8
orang berasal dari unit kerja administrasi pembangunan, 4,9% atau 8 orang berasal
dari unit kerja administrasi kesejahteraan rakyat, 8,9% atau 11 orang berasal dari
unit kerja organisasi, 7,34% atau 9 orang berasal dari unit kerja humas dan protokol
dan 38,2% atau 47 orang berasal dari unit kerja umum. Dengan demikian dapat
disimpulkan responden sampel terbanyak berasal dari unit kerja umum sebesar 47
orang.
Tabel IV. 3
Bagian Kerjasama 5 0 5
78
79
Bagian Organisasi 3 8 11
Bagian Umum 27 20 47
Jumlah 59 64 123
Dari tabel IV. 3 dapat diketahui bahwa dari 123 responden, 47,97% atau 59
orang berjenis kelamin pria dan 52,03% atau 64 orang berjenis kelamin wanita
3. Usia Responden
Tabel IV. 4
Usia Responden
Bagian Kerjasama 1 3 1 - 5
79
80
Bagian Organisasi 2 6 3 - 11
Bagian Umum 10 21 16 - 47
Jumlah 33 46 44 1 123
Dari tabel IV. 3 dapat dilihat bahwa dari 123 responden, 26,83% atau 33
responden berusia sekitar 21-35 tahun, 37,4% atau 46 responden berusia sekitar
36-45 tahun, 35,7% atau 44 responden berusia sekitar 46-55 tahun dan 0,8% atau
hanya 1 responden yang berusia di atas 55 tahun sehingga sampel yang terbanyak
Tabel IV. 5
Bagian Pemerintahan
Umum 1 1 7 2 - - 11
Bagian Kerjasama 1 2 2 - - - 5
Bagiann AdmPerekonomian 4 - - - 10
80
81
1 5
Bagian AdmPembangunan 1 6 1 - - 8
Bagian AdmKesejahteraan
Rakyat 1 1 4 - - - 6
Bagian Organisasi 4 5 1 1 11
Bagian Umum 16 9 18 3 - 1 47
Jumlah 36 19 56 10 - 2 123
Dari tabel IV. 5 dapat dilihat dari123 responden dapat diketahui responden
dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 36 orang atau 29,27%, Diploma sebanyak
atau 8,13% dan lainnya sebanyak 2 orang atau 1,63%. Dengan demikian diketahu
5. Jabatan Responden
Tabel IV. 6
Jabatan Responden
81
82
Bagian Kerjasama - - 5 5
Bagain AdmPerekonomian 1 1 8 10
Bagian AdmPembangunan 1 7 8
Bagian AdmKesejahteraan
Rakyat - - 6 6
Bagian Organisasi - 1 10 11
Bagian Umum 2 45 47
Dari tabel IV.5 dapat dilihat dari 123 responden 0,8% atau 1 orang menjabat
sebagai kepala bagian, 6,5% atau sebanyak 8 orang menjabat sebagai kepala sub
bagian dan 92,68% atau sebanyak 114 orang menjabat sebagai staf sehingga
Tabel IV. 7
82
83
Bagian Kerjasama 1 3 1 - 5
Bagian AdmPerekonomian 4 3 3 - 10
Bagian AdmPembangunan - 5 3 - 8
Bagian AdmKesejahteraan
Rakyat 2 4 - - 6
Bagian Organisasi 4 6 1 - 11
Bagian Umum 11 20 16 - 47
Jumlah 37 54 31 1 123
Dari tabel IV. 7 dapat dilihat dari 123 responden 30,1% atau 37 orang
mempunyai masa masa kerja antara 1-10 tahun, 43,9% atau 54 orang mempunyai
masa kerja antara 10-20 tahun, 25,2% atau 31 orang mempunyai masa kerja antara
20-30 tahun dan hanya 0,8% atau 1 orang yang mempunyai masa kerja lebih dari 30
C. Tanggapan Responden
responden mengenai variabel penelitian yang dapat dilihat pada jawaban responden
83
84
Pemerintah Kota Surakarta selaku responden penelitian ini. Mengingat kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif maka data, informasi, dan keterangan
terhadap kuesioner yang diberikan peneliti dan pernyataan ini membentuk skala
itemized rating scale, dimana skala itemized rating scale ini dapat digunakan untuk
mengukur sikap.
peran teknologi informasi sebanyak 4 item. Dari data kuesioner yang terdapat pada
lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada setiap item pernyataan
Tabel IV.8
84
85
SS S TS STS
Teknologi Informasi
1. Dari tabel IV. 8 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak 64 orang atau
52,03% menyatakan setuju atas item pertanyaan di dalam organisasi saya, pegawai
salah satu fasilitas pegawai sekretariat daerah pemerintah kota Surakarta dalam
2. Dari tabel IV.8 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak 79 orang atau
64,23% menyatakan setuju atas item pertanyaan di dalam organisasi saya, pegawai
85
86
keahlian pegawai dalam hal berkomunikasi dengan rekan kerja dapat dikatakan
berhasil.
3. Dari tabel IV.8 dapat menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak 79 orang
dengan orang lain di dalam organisasi (seperti internet, faximile, microsoft office).
4. Dari tabel IV.8 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak 72 orang atau
mereka membagi pengetahuan dengan orang lain yang berada di luar organisasi.
86
87
Hal ini berarti tingkat berbagi pengetahuan pegawai sekretariat daerah pemerintah
kota Surakarta tidak hanya diperoleh dari dalam organisasi tetapi juga dari luar
Dimana pemanfaatan tersebut mempunyai peranan yang penting dalam proses berbagi
pengetahuan. Hal ini seperti yang dirasakan oleh pegawai sekretariat daerah sendiri
berkomunikasi serta berbagi pengetahuan dengan yang lain dapat terfasilitasi dengan
baik karena mereka juga terlibat langsung di dalam penggunaan teknologi informasi
tersebut.
relative advantage dari knowledge sharing sebanyak 4 item. Dari data kuesioner yang
terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada setiap item
Tabel IV.9
Jumlah Jawaban
87
88
responden sebanyak 61 orang atau 49,6% menyatakan setuju atas item pertanyaan
di dalam organisasi, pegawai yang mau membagi pegetahuan dengan rekan kerja
2. Dari tabel IV.9 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak 72 orang atau
58,54% menyatakan setuju atas item pertanyaan di dalam organisasi, pegawai yang
mau membagi pegetahuan dengan rekan kerja akan meningkatkan kinerja tim
bahwa salah satu cara dalam meningkatkan kinerja tim kerja mereka adalah dengan
berada dalam satu tim kerja akan meningkatkan kesolidan dan kekompakan serta
mempunyai pandangan yang sama terhadap suatu masalah. Dan akhirnya akan
88
89
3. Dari tabel IV.9 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak 72 orang atau
58,54% menyatakan setuju atas item pertanyaan di dalam organisasi, pegawai yang
mau membagi pengetahuan dengan rekan kerja akan lebih cepat dalam
pemerintah kota Surakarta akan lebih cepat dalam menanggapi informasi baru dari
pengetahuan serta pengalaman kerja dalam menghadapi suatu masalah akan lebih
informasi baru.
4. Dari tabel IV.9 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak 78 orang atau
63,41% menyatakan setuju atas item pertanyaan di dalam organisasi, pegawai yang
mau membagi pengetahuan dengan rekan kerja akan lebih efektif dalam pekerjaan
bahwa dengan membagi pengetahuan dengan rekan kerja, pekerjaan mereka akan
lebih efektif sehingga hal ini akan sangat membantu organisasi di dalam
Bila ditarik kesimpulan secara umum, pada dasarnya pegawai sekretariat daerah
pemerintah kota Surakarta merasakan relative advantage dari knowledge sharing akan
tim kerja, lebih cepat dalam menanggapi informasi baru dari luar dan lebih efektif
dalam pekerjaan mereka. Hal ini dapat difasilitasi organisasi dengan mengadakan
diskusi-diskusi kecil antar pegawai yang mengarahkan mereka secara tidak langsung ke
89
90
tersebut, mereka dapat saling bertukar pengetahuan dan pemikiran sehingga akan
kesesuaian dari knowledge sharing sebanyak 3 item. Dari data kuesioner yang terdapat
pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada setiap item
Tabel IV. 10
Jumlah Jawaban
90
91
proses berbagi pengetahuan pegawai dengan rekan kerja yang dirasakan pegawai
kerjanya. Dalam hal ini kebijakan yang dibentuk sudah tepat karena pegawai
merasakan kebijakan tersebut tidak bertentangan dengan sikap mereka yang mau
membagi pengetahuannya.
dengan rekan kerjanya sesuai dengan gaya kerja mereka. Dapat disimpulkan gaya
pegawai yang mau membagi pengetahuan mereka. Jadi, sikap berbagi pengetahuan
sudah menjadi gaya kerja mereka sehingga akan memudahkan mereka dalam
menjadi suatu gaya kerja, maka hal ini akan sangat menguntungkan organisasi
karena akan memberi banyak sekali keuntungan bagi organisasi. Misalnya kinerja
tim meningkat dan menjadi lebih efektif dalam menyelesaikan pekerjaan mereka di
dalam organisasi.
91
92
Dapat ditarik kesimpulan secara umum bahwa pegawai merasakan bahwa situasi
mendukung mereka dalam proses berbagi pengetahuan dengan rekan kerja mereka.
Dan sikap berbagi pengetahuan dengan rekan kerja mereka sejalan dengan gaya kerja
kompleksitas dari knowledge sharing sebanyak 3 item. Dari data kuesioner yang
terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada setiap item
Tabel IV. 11
Jumlah Jawaban
92
93
1. Dari tabel IV.11 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak 81 orang atau
informasi (seperti email, intranet, facebook, blog, website dan sebagainya) dalam
pemerintah kota Surakarta sudah tepat karena tidak akan menimbulkan kesulitan
2. Dari tabel IV.11 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak 74 orang atau
informasi (seperti email, intranet, facebook, blog, website dan sebagainya) dalam
membantu kualitas kerja pegawai karena pegawai mampu dan tidak kesulitan
menjadi lebih efektif dan efisien sehingga meningkatkan kualitas kerja mereka. Hal
fasilitas teknologi informasi yang update karena sifat teknologi yang obsolete
93
94
3. Dari tabel IV.11 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak 75 orang atau
informasi (seperti email, intranet, facebook, blog, website dan sebagainya) dalam
teknologi informasi banyak sekali hal-hal baru (lebih update) yang dapat mereka
kota Surakarta tidak menjadi penghambat pegawai dalam membangun komitmen serta
timbul menjadi bahan mereka dalam proses pembelajaran karena pegawai sekretariat
teknologi informasi sehingga mereka tidak merasa kesulitan atas kompleksitas tersebut.
mengenai dukungan organisasi. Dari data kuesioner yang terdapat pada lampiran
94
95
dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada setiap item pernyataan adalah
sebagai berikut:
Tabel IV. 12
Jumlah Jawaban
Jumlah Jawaban
Jumlah Jawaban
95
96
sudah tepat dan mampu diterima pegawai dengan baik. Bahkan bisa dikatakan
atau campur tangan dari organisasi. Misalnya saja organisasi menyediakan sarana
atau progam lain yang memfasilitasi pegawai untuk saling bertukar pengetahuan
daerah selama ini sangat membantu dan diterima pegawai dalam proses berbagi
mengharap lebih atas dukungan organisasi terhadap budaya berbagi pengetahuan dan
96
97
1. Uji Validitas
11.5. Pedoman umum untuk analisis faktor adalah output rotated component
Hasil uji validitas dengan bantuan program SPSS 11.5 dapat dilihat pada tabel
IV.13.
Tabel IV. 13
Faktor
97
98
Dari hasil uji validitas yang terdapat pada tabel tersebut dapat disimpulkan
pertanyaan yang tidak valid yakni TI1, TI2, CPB1 dan CPB 2. Mengingat ada
instrumen pertanyaan yang tidak valid yakni TI1, TI2, CPB1 dan CPB2 maka variabel
pengaruh teknologi informasi dan kesesuaian harus diuji validitas kembali (direvisi)
dengan menggunakan trial and erorr untuk mendapatkan hasil yang terekstrak
sempurna.
98
99
Adapun hasil uji validitas yang kedua dapat dilihat pada tabel IV.14 dimana
instrumen pertanyaan yang tidak valid maka tidak lagi diikutsertakan dalam analisis.
Tabel IV. 14
Faktor
Pada tabel IV.14 dapat dilihat bahwa ternyata setelah dilakukan revisi
99
100
2. Uji Reliabilitas
pengukuran tersebut tidak bias (error free) dan konsisten diterapkan pada waktu
dan item yang berbeda pada instrumen pengujian (Sekaran, 2003:203). Uji ini
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat relatif
konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Teknik pengujian yang
Tabel IV. 15
100
101
Alpha
lebih dari 0,80 yakni RA (0.8621) dan CPX (0.9068). Untuk variabel pengaruh teknologi
informasi dan knowledge sharing mempunyai reliabilitas yang dapat diterima karena
nilai cronbach’s alpha-nya ada diantara 0,60 sampai 0,79 yakni TI (0.6557) dan KS
baik karena nilai cronbach’s alpha-nya kurang dari 0.6 yakni CPB (0.3195).
E. Karakteristik Data
Sebelum pengujian kesesuaian model dan hipotesis dalam penelitian ini, terlebih
dahulu akan dilihat karakteristik data yang akan digunakan dalam analisis ini. Pengujian
terhadap karakteristik data yang dimaksud, meliputi : normalitas data, evaluasi outliers
1. Normalitas Data
101
102
normalitas, yang merupakan bentuk suatu distribusi data pada suatu variabel
matrik tunggal dalam menghasilkan distribusi normal (Hair et.al. dalam Ghozali dan
normalitas tersebut besar, maka akan mengakibatkan hasil uji statistik yang bias.
ratio skewness dan kurtosis dengan nilai kritis pada tingkat signifikansi tertentu.
Rules of thumb yang digunakan adalah apabila nilai critical ratio skewness
dan kurtosis lebih dari + 2.58 pada tingkat 0.01 berarti distribusi data tidak normal.
Dalam output Amos 6.00, uji normalitas dilakukan dengan membandingkan nilai C.r.
dengan nilai kritis + 2.58 pada tingkat 0.01. Jika terdapat nilai C.r yang lebih besar
dari nilai kritis maka distribusi datanya adalah tidak normal (Ferdinand, 2005 : 25).
Disamping itu, Curran et.al. (dalam Ghozali dan Fuad, 2005:37-38) membagi
a) Normal, apabila nilai z statistik (critical ratio atau C.r.) skewness < 2 dan nilai
b) Moderately non-normal, apabila nilai C.r. skewness berkisar antara 2-3 dan nilai
c) Extremely non-normal, apabila nilai C.r. skewness >3 dan nilai C.r. kurtosis >21.
Hasilnya adalah seperti yang disajikan dalam tabel IV.16. adalah sebagai berikut:
102
103
Tabel IV.16
Uji Normalitas
103
104
pertanyaan yang memliki nilai C.r. skewness lebih dari 2.58 yakni KS3, KS1,
CPX3, CPX1 dan CPB3. Kemudian, secara univariate untuk nilai-nilai dalam
C.r kurtosis semua variabel memiliki nilai C.r. kurtosis kurang dari 2.58
kanan bawah pada tabel IV. 16 menandakan bahwa data dalam penelitian ini
juga tidak terdistribusi normal secara multivariate, karena nilai 14.272 lebih
“bootstrap”. Namun, hal tersebut tidak perlu dilakukan karena nilai C.r.
104
105
tidak terlalu terpengaruh (robust) terhadap data yang tidak normal (Ghozali
2. Evaluasi Outliers
Outliers adalah data atau observasi yang memiliki karakteristik unik yang
terlihat sangat jauh dari obserasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai
Dimana dapat ditunjukkan dengan jarak mahalanobis untuk tiap observasi dapat
dihitung dan akan menunjukkan jarak sebuah observasi dari rata-rata semua
distance (Ghozali, 2004 : 228). Kriteria yang digunakan adalah berdasarkan nilai chi-
square pada derajat bebas (degree of freedom) 17 yaitu jumlah variabel indikator
pada tingkat signifikansi p < 0.001. Dalam penelitian ini setelah menggunakan uji
menjadi 15 item saja. Kriteria yang digunakan adalah berdasarkan nilai Chi Squares
pada derajat kebebasan (degree of freedom) 15. Oleh karena itu, nilai mahalanobis
distance (15, 0.001) = 37,6973. Hal ini berarti semua kasus yang mempunyai
mahalanobis distance yang lebih besar dari 37,6973 akan dikategorikan sebagai
multivariate outliers. Mahalanobis distance dapat dilihat pada tabel IV. 17.
Tabel IV.17
105
106
< 37,6973
86 47.456
43 42.068
66 38.761
89 37.770
93 35.140
- -
- -
- -
- -
33 6.870
82 6.823
97 6.291
Dari tabel IV.17 terlihat adanya outliers pada data observasi ke-86, 43 66 dan
89 yang memiliki nilai mahalanobis distance yang lebih besar dari 37,6973 yakni
memiliki nilai mahalanobis distance square sebesar 47.456, 42.068, 38.761 dan
106
107
Oleh karena itu, peneliti tidak mengikutsertakan lagi observasi ke-86, 43, 66
dan 89 dalam analisis selanjutnya sehingga hanya 119 data responden yang bisa
bahwa nilai C.r. multivariate kurtosis pada uji normalitas mengalami penurunan
Tabel IV.18
107
108
Selain itu, tidak terlihat lagi adanya outliers pada hasil revisi mahalanobis
distance square. Dengan demikian, langkah yang diambil adalah tepat karena
mampu membuat data menjadi lebih baik. Adapun hasil revisi uji revisi outliers
Tabel IV.19
Mahalanobis distance
square
(df = 15,p<0,001)
Mahalanobis
< 37,6973
42 37.327
41 36.931
46 35.338
89 34.895
- -
108
109
- -
- -
- -
- -
105 6.243
71 6.027
13 6.027
menilai kesesuaian goodness of fit. Kriteria penilaian untuk goodness of fit pada model
tertera pada tabel IV.20. Sementara itu, kriteria untuk uji hipotesis adalah hipotesis
mengenai hubungan kausal dalam model akan diterima jika mempunyai nilai C.r ≥ t
Tabel IV.20
109
110
Pada tabel IV.20 dapat dilihat bahwa chi-square yang bernilai 109.190 adalah
signifikan secara statistik pada level signifikansi 0,01. Probabilitas sebesar 0.034 lebih
kecil dari 0.05 hal ini merupakan indikasi yang sangat buruk. Dengan demikian, terdapat
perbedaan antara matrik kovarian sampel dengan matrik kovarian populasi yang
Nilai RMSEA sebesar 0.050 merupakan indikasi yang baik. Sementara dari indeks
incremental fit measures didapat nilai AGFI sebesar 0.843 merupakan indikasi yang
marginal. Nilai TLI sebesar 0.961 merupakan indikasi yang baik. Kemudian, nilai CFI
sebesar 0.952 merupakan indikasi yang baik. Nilai RMR adalah 0.023 merupakan
indikasi yang baik. Sebagai tambahan dari indeks parsimony fit measures didapat nilai
110
111
CMIN/df sebesar 1.300 merupakan indikasi baik karena mempunyai nilai kurang dari
5.00. Dari keseluruhan pengukuran goodness of fit tersebut di atas diindikasikan bahwa
model dalam penelitian ini belum dapat diterima. Selain itu, nilai probabilitas juga
untuk membentuk model alternatif yang diharapkan memiliki goodness of fit yang lebih
baik. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan modification indices yang diperoleh dari
G. Modifikasi Model
Mengingat hasil dari goodness of fit model belum diterima, maka peneliti
yang fit. Hal tersebut dilakukan dengan memperhatikan nilai modification indices yang
dapat mengetahui ada tidaknya kemungkinan modifikasi terhadap model yang dapat
diusulkan. Modification indices dapat diketahui dari output AMOS 6.00 dimana akan
ditunjukkan hubungan-hubungan yang perlu diestimasi agar terjadi penurunan nilai chi-
mengestimasi hubungan korelasi antar error term yang tidak memerlukan justifikasi
teoritis dan yang memiliki nilai modification indices lebih besar atau sama dengan 4,0.
Dalam hal ini peneliti mengestimasi hubungan korelasi antar error term yakni e6<-->e12,
e6<-->e14, e7<-->e15, e8<-->e2, e7<-->z3 dan e5<-->e13. Adapun hasil goodness of fit
111
112
Pada tabel IV.21, setelah dimodifikasi maka terlihat adanya penurunan chi-square
menjadi 76.961 adalah signifikan secara statistik pada level signifikansi 0.512. Evaluasi
untuk nilai chi-square sebesar 76.961 adalah baik karena nilainya sudah mengalami
penurunan cukup banyak. Untuk indeks goodness of fit lain sudah memenuhi kriteria
Tabel IV.21
Diharapkan
RMR rendah 0.023 Baik 0.019 Baik
112
113
Setelah uji goodness of fit model, maka tahap selanjutnya adalah menguji uji
hipotesis. Tabel IV.22 berikut menunjukkan hipotesis dari model yang sudah
dimodifikasi.
Tabel IV. 22
Dari tabel IV.22 dapat dilihat bahwa pengaruh variabel dukungan teknologi
113
114
sharing adalah signifikan pada probabilitas P < 0,05 karena mempunyai nilai C. r lebih
terhadap dukungan organisasi pada knowledge sharing dan pengaruh variabel dukungan
karena mempunyai nilai C. r yang lebih kecil dari t tabel 1,96 dan P > 0,05.
Adapun pembahasan untuk setiap hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Hipotesis 1
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel IV.22 dimana nilai C. r memiliki kurang
dari 1.96 yakni sebesar 0.283 tidak signifikan pada p<0.05 karena signifikansinya
melebihi 0.05 yakni sebesar 0.777 maka dapat disimpulkan bahwa H1 tidak didukung.
Dengan kata lain, variabel relative advantage tidak mempengaruhi dukungan organisasi
pada niat untuk mendorong knowledge sharing. Artinya relative advantage dari
Surakarta lebih meningkat. Hal ini terjadi dimungkinkan karena meskipun relative
advantage dari knowledge sharing yang dirasakan pegawai meningkat tidak diimbangi
114
115
Hal ini berbeda dengan penelitian Lin dan Lee (2005) yang menunjukkan relative
2. Hipotesis 2
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel IV.22 dimana nilai C. r memiliki nilai
lebih dari 1.96 yakni sebesar 2.122 dengan signifikansi sebesar 0.034 pada p< 0.05
maka dapat disimpulkan bahwa H2 didukung. Dengan kata lain, variabel compatibility
organisasi. Hal ini sejalan dengan penelitian Lin dan Lee (2005) yang menunjukkan
3. Hipotesis 3
115
116
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel IV.12 dimana nilai C. r memiliki nilai
kurang dari 1.96 yakni sebesar 0.468 serta tidak signifikan pada p< 0.05 karena
signifikansinya melebihi 0.05 yakni 0.640 maka dapat disimpulkan bahwa H3 tidak
dukungan organisasi pada niat untuk mendorong knowledge sharing. Hal ini
dimungkinkan karena pada dasarnya kompleksitas dari teknologi informasi tidak terlalu
untuk dioperasikan. Sehingga kompleksitas atau kesulitan yang timbul dalam proses
proses knowledge sharing. Hal ini berbeda dengan penelitian Lin dan Lee (2005) yang
knowledge sharing.
4. Hipotesis 4
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel IV.22 dimana nilai C.r memiliki nilai
lebih dari 1.96 yakni sebesar 3.600 dan signifikan pada p< 0.05, sementara pengaruh
langsungnya adalah sebesar 0.668 dan maka dapat disimpulkan bahwa H4a didukung.
Dengan kata lain, variabel relative advantage dipengaruhi oleh dukungan teknologi
meningkatkan relative advantage dari knowledge sharing . Hal ini berbeda dengan
116
117
penelitian Lin dan Lee (2005) yang menunjukkan dukungan teknologi informasi tidak
knowledge sharing
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel IV.22 dimana nilai C.r memiliki nilai
lebih dari 1.96 yakni sebesar 3.816 signifikan pada p< 0.05, sementara pengaruh
langsungnya adalah sebesar 0.713 dan maka dapat disimpulkan bahwa H4b didukung.
Dengan kata lain, variabel kesesuaian dipengaruhi oleh dukungan teknologi informasi.
mempengaruhi kesesuaian dari proses knowledge sharing pegawai. Hal ini berbeda
dengan penelitian Lin dan Lee (2005) yang menunjukkan dukungan teknologi informasi
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel IV.22 dimana nilai C.r memiliki nilai
lebih dari 1.96 yakni sebesar -0.804 dengan tidak signifikan pada p<0.05 sebesar
0.421 maka dapat disimpulkan bahwa H4c tidak didukung. Dengan kata lain,
117
118
informasi di sekretariat kota Surakarta masih sederhana dan dianggap pegawai sudah
yang timbul akibat penerapan teknologi informasi tidak menjadi hambatan bagi
organisasi ataupun pegawai. Bahkan kompleksitas yang timbul dapat menjadi bahan
teknologi informasi. Hal ini sejalan dengan penelitian Lin dan Lee (2005) yang
BAB V
PENUTUP
Pada bagian ini akan dipaparkan kesimpulan, keterbatasan penelitian, saran dan
implikasi yang diharapkan berguna bagi semua pihak yang berkepentingan sebagai
bagian akhir dari penelitian yang telah dilakukan penulis. Kesimpulan ini didasarkan
pada hasil analisis data yang telah dilakukan dan akan menjawab permasalahan yang
telah dirumuskan sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian ini. Selain kesimpulan
akan disertakan saran-saran yang diharapkan berguna bagi semua pihak yang
berkepentingan.
118
119
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai peran teknologi informasi pada proses knowledge
dari hasil analisis yang telah dilakukan peneliti pada bab IV dengan menggunakan
metode analisis Structural Equation Modelling (SEM) maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
Hal ini seperti yang dirasakan oleh pegawai sekretariat daerah sendiri bahwa
dalam maupun di luar organisasi dapat terfasilitasi dengan baik karena mereka
meningkatkan kinerja tim kerja, lebih cepat dalam menanggapi informasi baru dari
119
120
Hal ini berbeda dengan hasil penelitian terdahulu dari Ling dan Lee (2005).
120
121
tidak didukung. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian dari Lin dan Lee
(2005).
Uraian tersebut mendukung hasil penelitian dari Lin dan Lee (2005).
121
122
sharing. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Lin dan Lee (2005).
B. Keterbatasan Penelitian
1. Objek amatan yang digunakan dalam studi ini difokuskan pada penggunaan
terbatas. Untuk mengaplikasi studi ini pada konteks yang berbeda, diperlukan
2. Selain itu, responden sampel yang diambil dari penelitan ini adalah hanya pegawai
pada bagian sekretariat daerah pemerintah kota Surakarta. Sehingga belum dapat
3. Dalam penelitian ini juga tidak dilakukan pretest dalam penyebaran kuesioner. Hal
122
123
1. Saran Akademis
i. Ruang lingkup responden yang diambil hanya pada bagian sekretariat daerah
yang berbeda dan lebih luas, sehingga konsep-konsep yang diuji dalam model
kondisi lainnya yang mirip dan waktu yang berbeda yang lebih baik.
ii. Hasil pengujian yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai acuan di
bidang studi diffusion theory sebab konsep-konsep yang dikonstruksi ada yang
terdahulu.
2. Saran Praktis
123
124
pendapat dari pegawai bisa muncul tanpa ada tekanan. Sehingga di dalam
diskusi tersebut paling tidak muncul ide-ide baru (inovasi) dari pendapat
124
125
suatu masalah.
knowledge sharing.
microsoft office 2003 digantikan dengan microsoft office 2007. Selain itu
125
126
setiap bagian dari sekretariat daerah yang terpisah-pisah jarak yang jauh
126
127
kontemporer yang diadakan di luar jam kerja atau bahkan bisa menjadi
pendapat dari pegawai bisa muncul tanpa ada tekanan. Sehingga di dalam
diskusi tersebut paling tidak muncul ide-ide baru (inovasi) dari pendapat
suatu masalah.
127
128
DAFTAR PUSTAKA
Ahadiat, A. 2006. Sistem Informasi Strategik; Menunjang Strategic Agility dan Menuju
Keunggulan Kompetitif. Makalah Seminar. UGM Yogyakarta
128
129
Barua, A.; Kriebel, C.H., & Mukhopadhyay. 1995. Information Technologies and business
Value : an analytical and empirical investigation. Information System Research,
Vol 6. No.1
Brynjolfsson,E., & Yang, S., 1996. Information Technology and Productivity: A Review of the
Literature. IT Sloan School of Management Massachusetts, Advances in
Computers. Academic Press, Vol. 43
Chin, W Wynne & Todd Peter.1991. On The use Usefullness,ease of use of structural
equation Modeling in MIS Research : A note of Caution. Management
Information System Quarterly, pg. 21(3)
Darroch and McNaughton. 2002. Knowledge Management. Majalah Inspire Juli 2009, pg 45
129
130
Davenport and Prusak. 1996. Knowledge Management. Majalah Inspire Juli 2009, pg.45
Davis, F. D. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of
Information Technology. MIS Quarterly, 13(3), pp. 319-339.
Dedrick, J.; Gurbaxani, V. & Kraemer, K.L. 2002. Information Technology & Economic
Performance; A Critical Review of The Empirical Evidence. Center of Reasearch on
Information Technology and Organizations. University of California
Dyer, J. dan Nobeoka, K. 2000. Creating and Managing A High Performance Knowledge
Sharing Network : The Toyota Case. Strategic Management Journal, Vol. 21 No.
3, pp.345-67
Fen Lin, Hsiu dan Guang Lee, Gwo. 2005. Effects of Socio-Technical Factors on
Organizational Intention to Encourage Knowledge Sharing. Management
Decision, Vol. 44 No. 1, 2006 pp. 74-88
Fullan, M. G. (1996). Turning systemic thinking on its head. Phi Delta Kappan, vol.77, pp.
420-423
Geppert, Mike & Ed Clark. 2003. Knowledge and Learning in Transnational Venture : an
Actor-Centred Approach. Management Discussion, pg. 433
130
131
Ghozali, Imam. 2005. Model Persamaan Struktural : Konsep dan Aplikasi dengan Program
AMOS Ver. 16.0. Semarang : BP UNDIP
____________& Fuad. 2005. Structural Equation Modelling dengan Progam Lisrel 8.5.
Semarang : BP UNDIP
Hammel, G. 2006. The Why, What, and How of Management Inovation. Harvard Business
Review. February 2006
Igbaria M,.1994 .An Examination of the factors contributing to Micro Computer technology
acceptance . Journal of Information System. Elsiever Science, USA
131
132
Majalah Pelita. 2009. Teknologi Informasi dalam Bisnis. Jumat 03 Juli 2009
McDemmort, R & O’Dell. 2001. Overcoming Cultural Barriers to Sharing Knowledge. Journal
of Knowledge Management. Kempston : 2001, Vol. 5, Iss. 1; pg. 76
132
133
Nonaka and Takeuchi. 1995. Knowlegde Management. Majalah Inspire Juli 2009, pg.47
Plomp, Tjeerd & Donald P. Ely. 1996. International Encyclopedia of Educational Technology.
Elsevier Science Ltd
Sekaran, Uma. 2000. Research Methods For Business : A Skill Building Approach. John
Willey & Sons, Inc
Simon, J. & Wardrop, S. 2002. Australian Use Of Information Technology And Its
Contribution To Growth. Research Discussion Paper, Economic Research
Department Reserve Bank of Australia
133
134
Sircar, S.; Turnbow, J.& Bordoloi, B. 2000. A Framework for Assesing the Relationship
Between Information Technology Investments and Firm Performance. Journal of
Management Information System, Vol 16. No.4
Solopos, 2009. Menyonsong Solo sebagai Cyber City. Sabtu 19 Desember 2009
Swanson, E. B., 1982. Measuring User Attitudes in MIS Research. A Review, Omega
International of Journal of Management Science, Vol. 10, No. 2
Thompson, R.L., Higgins, C.H. and Howell, J.M. 1991. Towards a Conceptual Model of
Utilization, MIS Quarterly, vol. 15, pg. 125-143.
Wilkinson & Cerullo. 1997. Accounting information sistem : Essential concept and
application third edition. Jhon Wiley and Sons. USA
134
135
135
136
Component
1 2 3 4 5
TI1 .835
TI2 .557 .589
TI3 .543
TI4 .564
RA1 .767
RA2 .831
RA3 .831
RA4 .848
CPB1
CPB2
CPB3 .760
CPX1 .910
CPX2 .904
CPX3 .906
KS1 .782
KS2 .723
KS3 .726
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 6 iterations.
136
137
Component
1 2 3 4 5
TI2 .688
TI3 .639
TI4 .787
RA1 .776
RA2 .817
RA3 .834
RA4 .853
CPB1 .556
CPB3 .800
CPX1 .922
CPX2 .900
CPX3 .912
KS1 .795
KS2 .758
KS3 .695
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 6 iterations.
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H
A)
Item-total Statistics
137
138
Reliability Coefficients
Alpha = .6557
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H
A)
Item-total Statistics
138
139
Reliability Coefficients
Alpha = .8621
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H
A)
Item-total Statistics
139
140
Reliability Coefficients
Alpha = .3195
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H
A)
Item-total Statistics
140
141
Reliability Coefficients
Alpha = .9068
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H
A)
141
142
Item-total Statistics
Reliability Coefficients
Alpha = .6514
142
143
Descriptive Statistics
1 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4
2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 4
3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 2 2 2 4 3 4
4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4
5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
6 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 4 3 4
7 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3
8 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 2 2 4 3 4
9 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 4 3 4
10 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 2 3 3 4
11 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3
143
144
12 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4
13 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4
14 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4
15 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 3
16 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 1 3 2 4 3 4
17 3 3 4 2 3 3 3 4 4 3 3 2 2 2 4 3 3
18 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 2 2 2 4 4 4
19 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3
20 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 4
21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 4
22 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3
23 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 4
24 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 3 3 4
25 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 4
26 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2
27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3
28 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 4 4 4
29 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 2 2 4 3 4
30 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3
31 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3
32 2 2 3 3 3 4 4 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3
33 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 4 4
34 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 3 4
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 1 1 3 3 4
36 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 1 2 2 2 4 4 4
37 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 1 2 2 2 4 4 4
38 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 4 4
144
145
39 2 2 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3
40 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 4 4 2 4
41 3 4 2 4 4 3 4 3 3 2 2 3 3 3 2 4 3
42 4 2 3 3 3 4 2 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4
43 2 4 3 4 2 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3
44 4 3 2 2 4 3 3 3 4 2 3 3 4 3 4 3 3
45 3 3 3 4 2 3 2 3 4 3 3 3 2 4 4 3 4
46 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 2 2 2 4 4 4
47 4 2 2 4 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3
48 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3
49 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3
50 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3
51 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 3
52 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4
53 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
54 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3
55 4 2 4 2 3 3 3 3 3 4 3 2 1 2 3 3 4
56 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
57 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4
58 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3
59 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3
60 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3
61 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 3 4
62 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3
63 2 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 2 2 2 4 3 3
64 3 2 3 2 4 4 4 4 4 4 3 2 1 2 2 2 3
65 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3
145
146
66 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 2 3 4 4 4 3
67 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 4 4 4
68 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 1 1 1 4 3 3
69 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 4 4 4
70 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4
71 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4
72 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 2 4 3 3
73 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4
74 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4
75 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
76 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3
77 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3
78 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 1 1 1 4 4 4
79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 2 3 4 3
80 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4
81 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4
82 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3
83 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 4
84 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4
85 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
86 4 4 3 2 4 2 4 3 4 1 2 3 3 4 3 3 3
87 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3
88 4 4 3 2 4 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 4
89 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 4
90 3 3 2 2 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 4
91 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4
92 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 1 1 1 4 4 4
146
147
93 2 2 2 3 4 4 4 4 2 3 2 1 3 1 4 3 4
94 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
95 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4
96 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 4
97 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 4 3 4
98 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 4 4 4
99 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 2 2 2 2 3 3 3
100 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3
101 4 2 3 2 4 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4
102 4 3 2 2 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3
103 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 4
104 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 4
105 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3
106 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 1 1 1 4 4 4
107 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 4
108 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4
109 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4
110 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3
111 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4
112 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3
113 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4
114 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 2 2 2 4 3 4
115 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3
116 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 4 3 4
117 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 4 4
118 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4
119 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3
147
148
120 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 1 1 4 4 4
121 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 4 2 3
122 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
123 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 4
Relative
.668 .000 .000 .000 .000
Advantage
Knowledge
.478 .034 .640 .041 .000
Sharing
148
149
Relative
.546 .000 .000 .000 .000
Advantage
Knowledge
.394 .052 .404 .041 .000
Sharing
149
150
Relative
.668 .000 .000 .000 .000
Advantage
Knowledge
.000 .034 .640 .041 .000
Sharing
150
151
Relative
.546 .000 .000 .000 .000
Advantage
Knowledge
.000 .052 .404 .041 .000
Sharing
151
152
Relative
.000 .000 .000 .000 .000
Advantage
Knowledge
.478 .000 .000 .000 .000
Sharing
152
153
Relative
.000 .000 .000 .000 .000
Advantage
Knowledge
.394 .000 .000 .000 .000
Sharing
153
154
Analysis Summary
Time: 1:03:50 PM
Title
RA1
RA2
RA3
RA4
TI4
TI3
154
155
TI2
CPB1
CPB3
CPX1
CPX2
CPX3
KS1
KS2
KS3
Relative Advantage
Compatibility
Complexity
Knowledge Sharing
e5
e6
e7
e8
Technology Information
e4
e3
e2
e9
e11
155
156
e12
e13
e14
e15
e16
e17
z4
z3
z2
z1
Fixed 24 0 0 0 0 24
Labeled 0 0 0 0 0 0
Unlabeled 16 0 20 0 0 36
Total 40 0 20 0 0 60
156
157
157
158
158