Anda di halaman 1dari 20

27

BAB III
PEMAHAMAN PRAKTIKAN TERHADAP MATERI KERJA
PRAKTEK

3.1 Pemahaman Praktikan Terhadap Keseluruhan Pekerjaan


Pada subab ini dijelaskan mengenai pemahaman mahasiswa terhadap
pekerjaan yang meliputi pemahaman terhadap latar belakang pekerjaan, tujuan
dan sasaran pekerjaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian dibawah
ini.
3.1.1 Latar Belakang Pekerjaan
Kawasan Perbatasan (darat) Negara merupakan bagian dari Wilayah
Negara yang terletak pada sisi dalam sepanjang batas wilayah Indonesia dengan
negara tetangga. Terkait batas wilayah negara di darat pada kawasan
perbatasan tersebut berada di kecamatan terluar. Kawasan perbatasan negara
merupakan salah satu kawasan strategis nasional yang wilayah penataan
ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara
nasional terhadap kedaulatan negara serta pertahanan dan keamanan negara.
Untuk itu penting disusun rencana tata ruang kawasan perbatasan negara yang
berperan sebagai alat operasionalisasi RTRWN dan sebagai alat koordinasi
pelaksanaan pembangunan di Kawasan perbatasan negara.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 179 Tahun 2014 tentang
Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara di Provinsi Nusa Tenggara
Timur dimaksud cakupan kawasan perbatasan negara di Nusa Tenggara Timur
meliputi kawasan yang berada di darat dan laut. Kawasan perbatasan laut di NTT
meliputi kawasan yang berada di kecamatan pada sisi dalam sepanjang batas
wilayah Negara Indonesia dengan Negara Timor Leste. Salah satu wilayah
administratif yang menjadi pusat kegiatan adalah Kecamatan Kota Kefamenanu
(Lokpri Kefamenanu), Kabupaten Timor Tengah Utara Provinsi Nusa Tenggara
Timur. Terkait kebijakan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi Kawasan
Perbatasan Negara yang mandiri, salah satunya dilakukan melalui
pengembangan ekonomi Kawasan Perbatasan Negara yang dilakukan secara
sinergis dengan kawasan pengembangan ekonomi dalam sistem klaster.
Sehubungan dengan agenda kerja prioritas Presiden RI bahwa
pembangunan Kawasan perbatasan diprioritaskan, maka diperlukan penanganan
28

yang lebih diutamakan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini issue
strategis di wilayah kefamenanu di bawah ini :
1. Kebijakan pengembangan, meliputi :
 Sebagai PKSN, Berfungsi sebagai pusat pemerintahan pusat
koleksi dan distribusi, pusat simpul transportasi, pusat distribusi,
pusat kegitan industri, pusat kawasan militer dan pusat pelayanan
jasa lain;
 Sebagai PKW dan PKSN, Kefamenanu belum maksimal dalam
menjalankan peran dang fungsinya karena keterbatasan sarana
pendukung.
2. Infrastruktur wilayah meliputi :
 Keterbatasan sarana jalan dan jembatan
 Kurangnya fasilitas saranan
 Keterbatasan utilitas lingkungan
 LOkasi WIsata Kampung adat Maslete dan Gua Sasi dalam
dikelola dengan optimal
3. Pengembangan wilayah meliputi
 Kegitan perdagangan dan jasa cenderung linear sepanjang jalan
utama .
 Kecenderungan perkembangan kawsan terbangun, menuju
kearah selatan .
 Pengembangan kawasan perkotaan cenderung berkembang di
Kelurahan, Kefa Tengah, Kefa Selatan, Benpasi, Maubeli dan sasi.
4. Perekonomian, meliputi:
 Potensi Pertanian, perkebunan, peternakan, tetapi belum ada
industry untuk pengolahan untuk produksi tersebut.
 Kegiatan perdagangan dan jasa, masih terkonsentrasi di jalan
utama.
 Pemenuhan kebutuhan primer, berasal dari pulau jawa yang
dikirim melalui pelabuhan Atapupu dan Wini.
 Rendahnya pertumbuhan ekonomi yaitu sekitar 4,70% dan lebih
rendah daripada pertumbuhan ekonomi di Provinsi NTT yang
mencapai 5,02%.

3.1.2 Tujuan dan Sasaran Pekerjaan


29

Adapun tujuan dan sasaran dari pekerjaan ini dapat dilihat pada uraian
dibawah ini.
3.1.2.1 Tujuan
Tujuan dari kegiatan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Perbatasan Negara di Kefamenanu (Lokpri Kefamenanu) adalah untuk
menyusun RDTR di kawasan perbatasan negara dalam rangka mewujudkan
ruang di kawasan perbatasan yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan
serta meningkatkan peningkatan pelayanan pertahanan dan keamanan negara
serta pendorong pengembangan kawasan perbatasan negara.
3.1.2.2 Sasaran
Sasaran dari kegiatan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Perbatasan Negara di Kefamenanu (Lokpri Kefamenanu) adalah sebagai
berikut :
1. Tersusunnya materi teknis RDTR di kawasan perbatasan Negara;
2. Tersusunnya Kajian Lingkungan Hidup Strategis di wilayah perencanaan;
3. Tersusunnya peta tematik dan peta rencana di wilayah perencanaan;
4. Tersusunnya RDTR kawasan perbatasan negara.

3.2 Kedudukan Materi Pekerjaan Proyek


Dalam Pekerjaan/proyek penyusuna RDTR Kecamatan Kota Kefamenanu
banyak tahapan proses yang harus di lalui, mulai dari tahapan awal lelang
hingga kepada pembahasan akhir atau laporan akhir. Namun pada proyek ini
praktikan hanya di libatkan pada beberapa tahapan penyusunan laporan
pendahuluan, laporan antara dan laporan akhir.
Untuk lebih jelas mengenai jobdesk praktikan terhadap pekerjaan
penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perbatasan Negara di
Kefamenanu (Lokpri Kefamenanu) dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut

Tabel 3.2
Kedudukan Materi Pekerjaan Praktikan terhadap Materi Proyek
N0 Kegiatan Jobdesk Hasil Analisis
1 Pengolahan dan analisis data
 Analisis Kebijakan Tim Ahli
 Abalisis Sumber daya Tim Ahli
alam dan fisik atau
lingkungan.
 Analisis fisik wilayah, Tim Ahli
daya tamping, daya
dukung , kesesuaian
lahan dan kemampuan
lahan
 Analisis Sosial Budaya Tim Ahli
dibantu
Praktikan
30

 Analisis Tim Ahli Dari hasil analisi kependudukan


Kependudukan dibantu mengeluarkan beberpa hasil diantaranya:
Praktikan - Laju Pertumbuhan Penduduk
- Penduduk berdasarkan sex ratio dan
depency ratio
- Proyeksi penduduk 20 tahun kedepan
 Analisis Ekonomi Tim Ahli
dibantu
Praktikan
 Analisis Pentaan Tim Ahli
kawasan
 Analisis kelembagaan Tim Ahli
 Analisis Pembiayaan Tim Ahli
Pembangunan
 Analisis Potensi dan Tim Ahli
Masalah
pengembangan BWP
 Analisis jaringan Tim Ahli Dari analisis yang di lakukan akan uncul
Prasarana dan sarana dibantu keluaran analisis prasarana diantaranya
Praktikan - Analisi Prasarana jaringan jalan
- Prasarana air bersih , air limbah
- Prasarana drinase
- Jaringan listrik
- Jaringan Jalan
Adapun hasil dari analisis kebutuhan
sarana ialah:
- Kebutuhan sarana permukiman
- Kebutuhan sarana kesehatan
- Kebutuhan sarana peribadatan
- Kebutuhan sarana pendidikan
- Kebutuhan sarana perdagangan dan
jasa
 Analisis Deliniasi Tim Ahli
wilayah perencanaan
Sumber: Hasil Pemikiran 2018

Dilakukan Praktikan

3.3 Proses Pelaksanaan Pekerjaan


Praktikan menjadi salah satu tim pendukung dalam pekerjaan
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara di
Kefamenanu (Lokpri Kefamenanu) dan mengerjakan salah satu analisis. Analisis
yang dikerjakan pada pekerjaan ini yaitu analisis kependudukan serta analisis
sarana prasarana jaringan Kecamatan Kefamenanu.
Analisis kependudukan menjadi salah satu analisis yang harus di lakukan
dalam suatu perencanaan yang nantinya akan berpengaruh pada perencanaan
yang akan dilakukan. Analisis kependudukan ini akan menjadi dasar acuan dari
penyusunan Rencana Detail Tata Ruang. Analisis sarana dan prasarana jaringan
ini dalkukan untuk merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana apa saja di
31

masa yang akan datang sesuai dengan arahan, juga anaiasis ini merupakan
analisis penting yang harus di perhatikan dalam penyusunan rencana agar
sarana dan prasarana yang di rencanakan nantinya dapat ideal sesaui dengan
kebutuhan yang ada.

3.3.1 Analisis Kependudukan


Dalam analisis kependudukan yang di lakukan ialah dengan melihat data
penduduk secara time series selama 5 tahun ke belakang hal ini di lakukan
untuk melihat perkembangan penduduk mulai dari jumlah penduduknya,
penduduk berdasarkan jenis kelamin, penduduk berdasarkan kelompok umur,
penduduk berdasarkan agama dan penduduk golongan mata pencaharian. Data
kependudukan tersebut nantinya akan di analisis untuk melihat perkembangan
dan kualitas penduduknya dan yang paling utama adalah untuk melihat proyeksi
5 – 20 tahun yang akan datang yang nantinya akan sangat berpengaruh pada
analisis lainnya, analisis kependudukan akan sangat amat bermanfaat bagi suatu
rencana dan akan menjadi acuan utama dalam merencanakan kawasan terlebih
bagi proyek RDTR ini segala kebutuhan seperti sarana dan prasaran akan
bergantu pada proyeksi penduduk yang ada, untuk menciptakan rencana yang
optimal sesuai kebutuhan sesuai dengan rencana RDTR yang akan di
rencanakan. Untuk lebih jelasnya mengenai analisis kepdnudukan yang
dikerjakan dapat di lihat pada sub – sub bab di bawah ini :
3.3.1.1 Laju Pertumbuhan Penduduk
Perkembangan penduduk merupakan suatu keadaan penduduk di suatu
kawasan. Perkembangan penduduk adalah segala kehiatan yang berhubungan
dengan perubhan keadaan penduduk yang meliputi kualitas, kuantitas dan
mobilitas yang mempunyai pengaruh terhadap pembangunan dan lingkungan
hidup. Perkembangan penduduk identic dengan laju pertumbuhan penduduk
yang berfungsi untuk memprediksi jumlah penduduk suatu wilayah dimasa yang
akan datang melalu bebrpa metode analiss yang sesuai dengan keadaan jumlah
penduduk yang ada. Dalam menganalisis pertumbuhan penduduk berikut di
bawah ini menggunakan rumus :

Berikut hasil perhitugan dari laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan


Kefamenanu dapat dilihat pada Tabel 3.3 :

Tabel 3.3
32

Laju Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Kefamenanu


Tahun LPP (%)
N
Desa 2012 - 2013 - 2014 - 2015 - Rata-rata
o 2012 2013 2014 2015 2016
2013 2014 2015 2016 LPP (%)

1 Maubeli 4.533 4.623 4.708 4.710 4.717 1,95 1,81 0,04 0,15 0,99

2 Sasi 3.329 3.331 3.353 3.363 3.384 0,06 0,66 0,30 0,62 0,41

3 Tubuhue 4.340 4.495 4.563 4.587 4.598 3,45 1,49 0,52 0,24 1,43

Kefa
4 9.409 9.607 9.731 9.725 9.777
Selatan 2,06 1,27 -0,06 0,53 0,95

5 Benpasi 3.511 5.623 5.604 5.618 5.615 37,56 -0,34 0,25 -0,05 9,35

6 Bansone 3.273 3.312 3.371 3.381 3.425 1,18 1,75 0,30 1,28 1,13

Kefa
7 5.704 5.722 5.794 5.800 5.830
Tengah 0,31 1,24 0,10 0,51 0,54

8 Aplasi 2.576 2.585 2.609 2.617 2.612 0,35 0,92 0,31 -0,19 0,35

Kefa
9 2.515 2.550 2.588 2.593 2.603
Utara 1,37 1,47 0,19 0,38 0,85

Jumlah 39.190 41.848 42.321 42.394 42.561 5.37 1,14 0,22 0,39 1,78
Sumber : BPS KCDA Kefamenanu Tahun 2013-2017

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di


Kecamatan Kefamenanu mengalami kenaikan jumlah penduduk setiap tahunnya.
Untuk rata-rata laju pertumbuhan penduduk yang terjadi di Kecamatan
Kefamenanu 1,78 % pertahun, artinya bahwa rata-rata laju pertumbuhan
penduduk di Kecamatan Kefamenanu berada di bawah standar Nasional yaitu
1,4 pertahun yang menunjukan bahwa perkembangan penduduk di Kecamatan
Kefamenanu menunjukan perkembangan penduduk yang pesat. Untuk lebih
ejlasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1 pertumbuhan penduduk :

Gambar 3.1
33

Grafik Jumlah Penduduk Kecamatan Kefamenanu


Sumber : KCDA Kecamatan Kefamenanu Tahun 2012-2016

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perkembangan dan laju


pertumbuhan penduduk setiap tahunnya tiap tahunnya mengalami pertumbuhan
penduduk.

3.3.1.2 Rasio Jenis Kelamin ( Sex Ratio)


Rasio jenis kelamin adalah perbandingan banyaknya penduduk laki-laki
dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu.
Ratio jenis kelamin ini berfungsi untuk analisis regional seperti pertumbuhan
penduduk, tingkat perkawinan, sturkut pekerjaan, tingkat kesuburan,dll. Dalam
rasio jenis kelamin dapat di interpretasikan dalam banyaknya penduduk laki-laki
per 100 perempuan. Hal ini dikarenakan penduduk perempuan memiliki tingkat
kematian lebih rendah daripada pria di sebagian besar usia, dinyatakan dengan
rumus sebagai berikut :

Tabel 3.4
Rasio Jenis Kelamin
Kecamatan Kefamenanu
Tahun 2015
Jumlah Penduduk
(Jiwa) Jumlah Sex
No Desa
Laki- (Jiwa) Ratio
Perempuan
laki

1 Maubeli 2.333 2.384 4.717 98


2 Sasi 1.730 1.654 3.384 105
34

3 Tubuhue 2.342 2.256 4.598 104


Kefa
4 4.912 4.865 9.777 101
Selatan

5 Benpasi 2.770 2.845 5.615 97


6 Bansone 1.729 1.696 3.425 102
Kefa
7 2.909 2.921 5.830 100
Tengah

8 Aplasi 1.279 1.333 2.612 96


9 Kefa Utara 1.311 1.292 2.603 101
Jumlah 21.315 21.246 42.561 100
Sumber : KCDA Kefamenanu Tahun 2017

Berdasarkan data rasio jenis kelamin diatas dapat diinterpretasikan bahwa


rata-rata sex ratio yang terdapat di Kecamatan Kefamenanu adalah 100. Yang
berarti bahwa setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 100 penduduk
laki-laki. Angka dari rasio jenis kelamin yang terjadi di Kecamatan Kefamenanu
ini berdampak pada ketersediaan pasangan perkawinan potensial dan komposisi
dari angkatan kerja di Kecamatan Kefamenanu.

3.3.1.3 Analisis Angka Ketergantungan (Depency Ratio)


Untuk menganalisa struktur penduduk menurut umur, maka analisa yang
digunakan adalah dependency ratio (angka ketergantungan). Analisa
angka/tingkat ketergantungan ini adalah analisis yang membandingkan jumlah
penduduk yang tidak produktif (0-14 tahun dan > 64 tahun) dengan usia produktif
(15-64 tahun) serta usia tidak produktif (65- >75 tahun). Dinyatakan dengan
rumus sebagai berikut :

Tabel 34.
Jumlah Penduduk Menurut Struktur Umur
Kecamatan Kefamenanu Tahun 2016
35

Kelompok Jumlah Jumlah Jiwa Jumlah Angka


Keterangan
Umur Jiwa (%) (Jiwa) Ketergantungan

0-4 5.003 33,45


Usia Belum
5-9. 5.311 35,51 14.958 59
Produktif
10-14. 4.644 31,05

15-19 4.354 17,25

20-24 2.978 11,80

25-29 2.787 11,04

30-34 2.771 10,98

35-39 2.637 10,45


25.237 Usia Produktif
40-44 2.568 10,18

45-49 2.380 9,43

50-54 2000 7.92

55-59 1583 6.27

60-64 1179 4.67

65-69 994 41.98


Usia Tidak
70-74 684 28.89 2.368 9
Produktif
75+ 690 29.14

total 68
Sumber : KCDA Kefamenanu Tahun 2017

Gambar 3.2
Grafik Jumlah Penduduk Menurut Struktur Umur Tahun 2015
Sumber: Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Menurut Struktur Umur

Angka ketergantungan di Kecamatan Kefamenanu adalah 68 orang,


interpretasi pada angka-angka tersebut adalah dari 100 orang usia produktif
36

menanggung sebanyak 68 orang yang terbagi menjadi usia belum produktif dan
usia tidak produktif.

3.3.1.4 Analisis Proyeksi Penduduk


Analisis proyeksi penduduk berfungsi untuk meninjau banyak penduduk
pada tahun proyeksi yang ditentukan (per lima tahun). Tujuan utama analisis
proyeksi penduduk adalah untuk mengetahui seberapa banyak kebutuhan
sarana dan prasarana untuk 20 tahun kedepan ( tahun dasar 2018) di kecamatan
Kefamenanu. Metode yang digunakan untuk analisis proyeksi penduduk di
Kecamatan Kefamenanu menggunakan beberapa metode diantaranya metode
regresi linier, Metode Exponential dan Bunga berganda. Diantar 3 metode
tersebut yang paling cocok digunakan dalam menghitung proyeksi penduduk di
Kecamatan Kefamenanu adalah Regresi Linear karena dilihat dari jumlah
penduduk tahun 2012-2016 cenderung naik (linier). Adapun rumus dan hasil dari
hitungan 3i metode yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.6
Proyeksi Penduduk Menggunakan Metode Linear
Kecamatan Kefamenanu Tahun 2023 - 2038

Jumlah Penduduk (Jiwa)


No Keluarahan
2023 2028 2033 2038

1 Maubeli 5.068 5.295 5.523 5.568

2 Sasi 3.480 3.551 3.622 3.636

3 Tubuhue 4.646 4.718 4.790 4.805

4 10.418 10.845 11.272 11.358


37

Jumlah Penduduk (Jiwa)


No Keluarahan
2023 2028 2033 2038

Kefa
Selatan

5 Benpasi 8.977 11.078 13.180 13.600

6 Bansone 3.688 3.875 4.061 4.098

Kefa
7 6.065 6.229 6.393 6.426
Tengah

8 Aplasi 2.693 2.745 2.797 2.808

9 Kefa Utara 2.767 2.876 2.986 3.008

TOTAL 47.802 51.212 54.624 55.307


Sumber : Hasil Analisis 2018

Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa proyeksi penduduk menggunkan


rumus regresi linear tiap tahunya mengalami peningkatan dengan jumlah
peningkatan penduduk 1000 – 3000 jiwa penduduk di setiap kelurahannya dalam
proyeksi penduduk linear ini perkembangan penduduk setelah 20 tahun
mendatang keluarahan Benpasi menjadi keluarahan dengan jumlah penduduk
terbanyak yaitu sebanyak 13600 jiwa, untuk lebih jelasnya mengenai
pertumbuhan dari pyoksi penduduk dapat dilihat grafi pada Gambar 3.4 di bawah
ini :
38

Gambar 3.3
Grafik Proyeksi Penduduk Metode Linear Tahun 2018 - 2038
Sumber : Tabel 3.5

Dari tabel dan grafik di atas proyeksi penduduk menggunakan proyeksi


penduduk metode linear menunjukan pertambahan penduduk yang tiap taunnya
mengalami kenaikan perkembangan jumlah penduduk perkembangan penduduk
proyeksi tertinggi ada pada tahun 2023 hingga 2033 dengan rata rata kenaik
jumlah penduduk 2000 jiwa. Hal ini terjadi Karena ada indikasi bahwa Kecamatan
Kefamenanu ini akan menjadi wilayah perkotaan yang salah satu bentuk
perkembangnnya adalah dengan disusunya RDTR ini, maka perkembangan
penduduk di Kecamatan tersebut bias saja membludak dan berkembang sangat
pesat karena menjadi pusat dari wilayah perbatasan Negara. Selain
menggunakan metode linear ini juga di gunakan metode proyeksi lainnya , yaitu
metode exponential dengan rumus dan hasil sebagai berikut:

Tabel 3.6
Proyeksi Penduduk Menggunakan Metode Exponential
Kecamatan Kefamenanu Tahun 2023 - 2038
Tahun Proyeksi Jumlah Penduduk ( jiwa )
No Keluarahan
2016 2018 2023 2028 2033 2038

1 Maubeli 4.717 6.992 12.619 33.756 90.303 241.571

2 Sasi 3.384 5.016 9.053 24.217 64.784 173.304

3 Tubuhue 4.598 6.816 12.300 32.905 88.024 235.477

Kefa 187.17
4 9.777
Selatan 14.493 26.155 69.967 2 500.709

107.49
5 Benpasi 5.615
8.323 15.021 40.183 4 287.560

6 Bansone 3.425 5.077 9.162 24.510 65.568 175.404


39

Tahun Proyeksi Jumlah Penduduk ( jiwa )


No Keluarahan
2016 2018 2023 2028 2033 2038

Kefa
7 5.830
Tengah 8.642 15.596 41.721 111.610 298.571

8 Aplasi 2.612 3.872 6.987 18.692 50.004 133.768

9 Kefa Utara 2.603 3.858 6.963 18.628 49.832 133.307

304.58 814.79
Jumlah 42.561 63.088 113.856 217.9672
0 1
Sumber : Hasil Analisis 2018

Dari tabel di atas dimana proyeksi penduduk dilakukan dengan


perhitungan exponential. Dengan melihat data tersebut dapat dilihat bahwa
menggunakan metode ini memiliki proyeksi penduduk dan kenaikan jumlah
penduduknya mencapai ratusan ribu penduduk pada proyeksi penduduk 20
tahun mendatang dengan jumlah tertinggi kenaikan pada tahun 2038 di
Keluarahan Kefa Selatan mencapai 500709 jiwa penduduk. Jika dilihadari jumlah
penduduk yang ada analisis dengan metode ini tidak cocok untuk proyeksi
penduduk di Kecamatan Kefamenanu ini karena kenaikannya dari tiap tahun ke
tahun sangat tinggi dari ribuan hingga ratusan ribu jiwa. Untuk dapat menarik
kesimpulan proyeksi penduduk juga di lakukan dengan metode bunga berganda.
Untuk lebih jelasnaya berikut di bawah proyeksi penduduk dengan metode bunga
berganda :

Tabel 3.7
Proyeksi Penduduk Menggunakan Metode Bunga Berganda
Kecamatan Kefamenanu Tahun 2023 - 2038
Jumlah Proyeksi penduduk ( jiwa )
No Kelurahan
2018 2023 2028 2033 2038

1 Maubeli 4.888 5.344 6.388 8.348 11.928

2 Sasi 3.507 3.834 4.583 5.989 8.557

3 Tubuhue 4.765 5.210 6.227 8.138 11.627

4 Kefa Selatan 10.132 11.077 13.241 17.304 24.722

5 Benpasi 5.819 6.362 7.604 9.938 14.198

6 Bansone 3.549 3.881 4.638 6.062 8.661

7 Kefa Tengah 6.042 6.605 7.896 10.318 14.742

8 Aplasi 2.707 2.959 3.537 4.623 6.605


40

9 Kefa Utara 2.698 2.949 3.525 4.607 6.582

Jumlah 44.107 48.222 57.640 75.325 107.621


Sumber : Hasil Analisis KCDA 2017

Gambar 3.4
Grafik Proyeksi Penduduk Metode Bunga Berganda Tahun 2018 - 2038
Sumber : Tabel 3.7

Dari grafik dan tabel di atas dimana proyeksi penduduk dilakukan dengan
perhitungan bunga berganda. Dengan melihat data tersebut dapat dilihat bahwa
menggunakan metode ini memiliki proyeksi penduduk dan kenaikan yang cukup
konstan dengan kenaikan penduduk per 5 tahunnya 1000 hinngga maksimal
kenaiakan 5000 jiwa di beberapa kelurahan dengan kegiatan uatamaperkotaan.

3.3.2 Tingkat Pelayanan dan Kebutuhan Sarana


Analisis tingkat pelayanan dan kebutuhan sarana ini merupakan suatu
analisis yang di lakukan untuk melihat kebutuhan akan suatu sarana
berdasarakan jumlah penduduk yang ada dan yang optimal sesuai dengan
standar yang berlaku. Analisis ini di lakukan untuk membandingkan kondisi
eksisting yang ada dengan kebutuhan seharusnya sehingga nantinya kan terlihat
kebutuhan pertambahan atau tidak pada tahun proyeksi. Untuk lebih jelasnya
mengenai Tingkat Pelayanan dan Kebutuhan sarana dapat dilihat pada sub –
sub bab di bawah ini.

3.3.2.1 Kebutuhan Sarana Permukiman


41

Kebutuhan jumlah sarana permukiman di Kecamatan Kota Kefamenanu


dihitung berdasarkan analisis proyeksi penduduk yang telah dilakukan pada
tahapan analisis sebelumnya. Analisis ini menghitung jumlah kebutuhan
permukiman yang dihitung beradasarkan asumsi 1:2:3 antara rumah besar,
rumah sedang, dan dan rumah kecil. Berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan, besaran jumlah kebutuhan rumah di Kecamatan Kefamenanu ini pada
tahun 2039 adalah sebanyak 50.554 unit, dengan besaran jumlah rumah besar
sebanyak 5.055 unit, rumah sedang sebanyak 15.166 unit, dan rumah kecil
sebanyak 30.333 unit. Kelurahan dengan jumlah kebutuhan terbesar berada di
Kelurahan Kefa Selatan. Untuk lebih jelasnya kebutuhan rumah di masing –
masing kelurahan pada tahun 2019-2039 akan dijelaskan pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.8
Proyeksi Kebutuhan Saranan Permukiman
Kecamatan Kefamenanu Tahun 2019 - 2039
Kebutuhan Sarana Permukiman (Unit)
Kecamatan
No Kefamenanu 2019 2024 2029 2034 2039

1 Maubeli 1.194 3.615 4.402 5.359 6.515

2 Sasi 746 2.013 2.184 2.369 2.570

3 Tubuhue 1.292 4.269 5.673 7.538 9.986

4 Kefa Selatan 2.454 7.378 8.919 10.783 13.018

5 Benpasi 1.140 2.863 2.891 2.920 2.948

6 Bansone 895 2.783 3.480 4.351 5.430

7 Kefa Tengah 1.328 3.681 4.103 4.573 5.095

8 Aplasi 568 1.512 1.621 1.737 1.861

9 Kefa Utara 638 1.881 2.230 2.644 3.130

Jumlah 10.256 29.995 35.502 42.274 50.554


Sumber: hasil analisis (2018)

Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa kebutuhan sarana permukiman tiap
5 tahunya mengalami kebutuhan permukiman meningkat hal ini sesuai dengan
analisis proyeksi kependudukan yang tiap 5 tahunnya megalami kenaikan.
Perkembangan unit paling banyak terjadi di Kelurahan Kefa Selatan yaitu
sebanyak 13.108 unit.

3.3.2.2 Kebutuhan Sarana Kesehatan


Analisis tingkat pelayanan dilakukan dengan membandingkan jumlah
kebutuhan sarana kesehatan dan jumlah eksisting sarana kesehatan.
42

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, tingkat pelayanan sarana


kesehatan di Kecamatan Kefamenanu masih belum memenuhi standar yang
ditetapkan. Hal ini dilihat karena adanya kekurangan jumlah puskesmas
pembantu sebesar 1 unit, balai pengobatan sebesar 21 unit, dan polindes sebsar
2 unit. Untuk lebih jelasnya kondisi eksisting dan kebutuhan di masing-masing
kelurahan akan dijelaskan pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.9
Proyeksi Kebutuhan Sarana kesehatan Kecamatan Kefamenanu Tahun 2019 - 2039
Jumlah Kebutuhan Ruang
Jumlah Kebutuhan Puskesmas (Unit) Puskesmas (m2)
Kecamatan
NO Kefamenanu 2024 2029 2034 2039 2024 2029 2034 2039

1 Maubeli 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Sasi 0 0 0 0 0 0 0 0

3 Tubuhue 0 0 0 0 0 0 0 0

4 Kefa Selatan 0 1 1 1 0 1.000 1.000 1.000

5 Benpasi 0 0 0 0 0 0 0 0

6 Bansone 0 0 0 0 0 0 0 0

7 Kefa Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0

8 Aplasi 0 0 0 0 0 0 0 0

9 Kefa Utara 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 0 1 1 1 0 1.000 1.000 1.000


Sumber: hasil analisis (2018)

Dari table diatas dapat dilihat bahwa sarana kesehatan khususnya sarana
puskesmas di letakan di pusat Kecamatan yaitu di Kefa Selatan, hal ini dapat
dilihat dimana kebutuhan puskesma di butuhkan di Kefa Selatan yang menjadi
keluarahan yang menjadi pusat kegiatan di Kecamatan Kefamenanu.

3.3.2.3 Kebutuhan Sarana Peribadatan


Analisis tingkat pelayanan dilakukan dengan membandingkan jumlah
kebutuhan sarana peribadatan dan jumlah eksisting sarana peribadatan.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, tingkat pelayanan sarana
peribadatan di Kecamatan Kefamenanu masih belum memenuhi standar yang
ditetapkan. Hal ini dilihat karena adanya kekurangan jumlah masjid sebesar 21
unit, jumlah gereja sebesar 4 unit, dan pura serta vihara sebesar 23 unit Untuk
43

lebih jelasnya kondisi eksisting dan kebutuhan di masing-masing kelurahan akan


dijelaskan pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.10
Proyeksi Kebutuhan Sarana Peribadatan Mesjid Kecamatan Kefamenanu Tahun 2019
- 2039
Jumlah Kebutuhan Ruang Mesjid
Jumlah Kebutuhan Mesjid (Unit) (m2)
Kecamatan
NO Kefamenanu 2024 2029 2034 2039 2024 2029 2034 2039

1 Maubeli 3 3 4 5 1.677 2.042 2.487 3.028

2 Sasi 2 2 2 2 956 1.037 1.125 1.221

3 Tubuhue 3 4 6 8 1.947 2.587 3.437 4.567

4 Kefa Selatan 6 7 8 10 3.428 4.145 5.011 6.058

5 Benpasi 2 2 2 2 1.379 1.393 1.406 1.420

6 Bansone 2 3 3 4 1.284 1.606 2.008 2.511

7 Kefa Tengah 3 3 4 4 1.738 1.938 2.160 2.407

8 Aplasi 1 1 1 1 720 771 827 886

9 Kefa Utara 1 2 2 2 878 1.040 1.233 1.462

Jumlah 23 28 33 39 14.007 16.558 19.694 23.559


Sumber: hasil analisis (2018)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seiring dengan terjadi


perkembangan penduduk terjadi juga kebutuha penduduk khususnya sarana
peribadatan dapat dilihat untuk proyeksi kebutuhan masjid di tiap kelurahannya
mengalami kenaikan kebutuhan akan sarana peribadatan ini

3.3.2.3 Kebutuhan Sarana Pendidikan


Analisis tingkat pelayanan dilakukan dengan membandingkan jumlah
kebutuhan sarana pendidikan dan jumlah eksisting sarana pendidikan.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, tingkat pelayanan sarana
pendidikan di Kecamatan Kefamenanu masih belum memenuhi standar yang
ditetapkan. Hal ini dilihat karena adanya kekurangan jumlah TK yaitu sebesar 39
unit, SD sebesar 12 unit.

A. Taman Kanak – Kanak


Jumlah sarana TK yang dibutuhkan di Kecamatan Kota Kefamenanu
pada 20 tahun kedepan adalah sebesar 79 unit dengan kebutuhan ruang yaitu
sebesar 39.266 m2. Jumlah kebutuhan sarana TK terbesar berada di Kelurahan
44

Kefa Selatan dengan jumlah sebesar 20 unit dan kebutuhan ruang TK sebesar
10.096 m2.
B. Sekolah Dasar
Jumlah sarana SD yang dibutuhkan di Kecamatan Kota Kefamenanu
pada 20 tahun kedepan adalah sebesar 61 unit dengan kebutuhan ruang yaitu
sebesar 122.705 m2. Jumlah kebutuhan sarana SD terbesar berada di Kelurahan
Kefa Selatan dengan jumlah sebesar 16 unit dan kebutuhan ruang SD sebesar
31.550 m2
C. Sekolah Menengah Pertama
Jumlah sarana SMP yang dibutuhkan di Kecamatan Kota Kefamenanu
pada 20 tahun kedepan adalah sebesar 20 unit dengan kebutuhan ruang yaitu
sebesar 184.058 m2.
D. Sekolah Menengah Atas
Jumlah sarana SMA yang dibutuhkan di Kecamatan Kota Kefamenanu
pada 20 tahun kedepan adalah sebesar 20 unit dengan kebutuhan ruang yaitu
sebesar 255.636 m2. Jumlah kebutuhan sarana SMA terbesar berada di
Kelurahan Kefa Selatan dengan jumlah sebesar 5 unit dan kebutuhan ruang
SMA sebesar 65.728 m2.

A.1. Tinjauan Kritis Materi Pekerjaan


Dalam Kegiatan Penyusunan RDTR Kecamatan Kota Kefamenanu
praktikan merasakan manfaat yang cukup dikarenakan praktikan menemukan hal
– hal baru yang belum pernah di ajakrkan di dalam perkuliahan yang ilmu ini
dapat di jadikan suatu media dalam suatu pembelajaran. Namun ada juga
beberapa pekerjaan yang di kerjakan praktikan menggunakan ilmu yang sudah di
ajakrkan dalam perkuliahan sehingga dalam pengerjaannya meng aplikasikan
materi dari perkuliahan. Temuan baru atau keselarasan anatara pekerjaan
dengan ilmu kuliah akan di bahas lebih lanjut pada table di bawah ini :

Tabel 3.11
Tinjauan Kritis Pekerjaan/proyek
No Materi Sesuai Tidak Pendapat Kendala
1 Laporan antara pada bab analisis Kependudukan
45

Analisis Kependudukan Analisis kependudukan Tidak ada Kendala


 Analisis Laju yang di lakukan pada berarti dalam kegiatan
Pertumbuhan pekerjaan ini sama persis analisis karena data

Penduduk dengan apa yang di pun sama seperti
lakukan pada studio studio di ambil dari
 Analisis sex ratio analisis dengan data KCDA
dan Depency menggunakan anatara 3
Ratio metode , liner,
 Analisis Proyeksi eksponensial dan bunga
berganda
Penduduk

2. Laporan Antara bab analisis tingkat pelayanan dan kebutuha sarana


Analisis Kebutuhan Analisis yang di lakukan Data yang di ambil
Sarana pada analisi kebutuhan tidak berdasar hasil
 Analisis terhadap sarana ini sama survey dan kondisi
Kebutuhan seperti studio dengan yang ada hanya
Permukiman melihat standar hokum melihat dari KCDA
yang berlaku dengan yang akurasinya tidak
 Analsis acuan utama yaitu begitu akurasi karena
Kebutuhan proyeksi penduduk , pada dasaranya
saranaKesehatan perhitungannya pun ddalam menentukan
sama seperti perhitungan pertambahan tidak
 Analisis
yang ada pada studio 3 berdasar pada analisis
Kebutuhan
namun untuk ini memakai saja anamun harus
Sarana
 standar perkotaan , ada beberpa
Peribadatan
namun ada hala yang pertimbangan yang
 Analisis baru yang di temui yaitu pertimbangan tersebut
Kebutuhan dalam menentuka di dapat dari survey
Saranan pertambahan perlu primer , dalam
Pendidikan pertimbangan dari usulan menentukan
teknis pemerintah karena pertambahannya pun
Kecamatan Kota tidak melihat aspek
Kefamenanu merupakan pertimbangan lainnya
wilayah pusat perbatasan hanya berdasar
kepada jumlah
penduduk .
3 Plotting KDB KLB pada untuk kegiatan Expose
Plotting KDB dan KLB Merupakan hal baru yang Kendala utama data
dari bangunan diaman dalam perkuliah yang di ambil tidak
tidak pernaha di lakukan begitu akurat karena

dimana ploting setiiap hanya melihat pada
bangunan untuk street view dan
menghitung KDB dan terkesan hanya
KLB nya memalui menebak dan
streetview Google Earth mengada ngada
Sumber: Hasil Pengamatan Praktikan, 2018
Keseluruhan materi kerja yang dilakukan praktikan di IKP sama, dengan
apa yang di pelajari dan dilakukan pada saat perkuliahan, terutama ketika
praktikan menjalani praktek Studio Analisis di perkuliahan. Untuk proses kerja
46

praktek dengan prosedur akademis, administrasi dan teknis sesuai. Seperti


pengajuan KP kepada sekeretariat jurusan, lalu mendapat surat rekomendasi
yang kemudian diberikan kepada IKP, selanjutnya IKP memberikan surat
balasan, lama waktu praktikan minimal 3 bulan, dan ketentuan mengerjakan
minimal 2 analisis, itu semua sudah sesuai dengan prosedur yang telah di
tetapkan.

Anda mungkin juga menyukai