Gejala yang ditimbulkan oleh pasien dengan fibrilasi atrium sangat bervariasi, pasien
dapat muncul tanpa keluhan atau asimptomatik sampai dengan syok kardiogenik atau kejadia
serebrovaskular berat. Hampir setengah dari pasien fibrilasi atrium tidak menimbulkan
gejala (Silent atrial fibrilation). Adapun gejala yang muncul adalah palpitasi, diekspresikan
oleh pasien sebagai pukulan genderang, gemuruh guntur, dan kecipak ikan di dalam dada.
Pasien juga mengeluh mudah lelah, dan tidak toleransi dengan aktifitas ringan. Pasien sering
kali mengalami presinkop dan sinkop. Pasien juga mengalami kelemahan umum, pusing, dan
sesak nafas. 2
Penegakkan Diagnosis
A. Tanda dan Gejala
B. Pemeriksaan fisik
Tanda vital
Pasien akan muncul dengan keadaan takikardi, yaitu dengan denyut nadi 110-140 kali
per menit. Pasien dengan hipotermia biasanya mengalami bradikardia.
Jantung
Pemeriksaan jantung sangat penting dalam pemeriksaan fisis pada pasien FA. Palpasi
dan auskultasi yang menyeluruh sangat penting untuk mengevaluasi penyakit jantung
katup atau kardiomiopati. Pergeseran dari punctum maximum atau adanya bunyi
jantung tambahan (S3) mengindikasikan pembesaran ventrikel dan peningkatan
tekanan ventrikel kiri. Bunyi II (P2) yang mengeras dapat menandakan adanya
hipertensi pulmonal. Pedoman Tata Laksana Fibrilasi Atrium 23 Pulsus defisit, dimana
terdapat selisih jumlah nadi yang teraba dengan auskultasi laju jantung dapat
ditemukan pada pasien FA.2
EKG
• Dabigatran Etexilate
• Rivaroxaban
• Apixaban
Gambar 4. Kardioversi9
Terapi fase akut
7. Wolf PA, Dawber TR, Thomas HE, Kannel WB (1978). "Epidemiologic assessment
of chronic atrial fibrillation and risk of stroke: the Framingham study". Neurology 28
(10): 973–7.
8. Yuniadi Y, Tondas AE, Hanafy DA, Hermanto DY, Maharani E, Munawar M, et al.
Pedoman tatalaksana fibrilasi atrium. 1st ed. Centra Communications: PERKI; 2014
.p. 1-82.
9. Lip GYH, Tse HF, Lane DA. Atrial fibrillation. Lancet 2012;379: 648–61.