Anda di halaman 1dari 4

6.

apa yang Anda ketahui tentang

a. First dose syncope/ phenomenon

Adalah terjadinya tensi yang rendah sekali pada pemberian ACEi dosis awal
pada pasien yang telah menggunakan diuretika lama. Hal ini dapat terjadi karena,
pada pasien yang telah lama mendapatkan terapi diuretika, pada tubuhnya terjadi
peningkatan renin, sehingga terjadi hipovolemia (akibat darah yang mengalir ke
ginjal menjadi sedikit). Pada suatu saat, maka pasien yang mendapat terapi diuretika
tidak mempan lagi karena lama kelamaan, kompensasi tubuh akan meningkatkan
renin dan angiotensin pun ikut meningkat. Pada saat terapi diganti dengan ACEi,
pada pemberian dosis awalnya yang standar, maka terjadilah vasodilatasi yang hebat
akibat renin yang tiba-tiba distop produksinya.
b. Transenamic acid

Merupakan obat hemostatik yang merupakan penghambat bersaing dari aktivator


plasminogen dan penghambat plasmin. Oleh karena itu dapat membantu mengatasi
perdarahan berat akibat fibrinolisis yang berlebihan.

c. Streptokinase

Streptokinase adalah protein ekstraseluler bakteri yang diproduksi oleh beberapa


galur Streptococcus haemolyticus grup C. Protein ini hanya terdiri dari satu rantai
molekul dengan massa 48 kDa. Cara kerja streptokinase dalam mengatasi
penggumpalan darah adalah dengan berfungsi sebagai aktivator plasminogen dan
protease serin. Plasminogen merupakan suatu zimogen (calon enzim) yang akan
menjadi enzim aktif (disebut plasmin) apabila diaktifkan oleh suatu molekul aktivator
tertentu. Cara mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin adalah dengan memotong
ikatan peptida pada plasminogen. Apabila plasmin telah aktif maka enzim plasmin
tersebut dengan mendegradasi (menghancurkan protein pembeku atau penggumpal
darah. Streptokinase telah digunakan sebagai obat untuk mengatasi penyakit akibat
pembekuan atau penggumpalan darah dalam tubuh, seperti infark miokardium.
d. Cardioselective beta blocker

Telah ditemukan antagonis yang cukup selektif untuk masing-masing reseptor β1


dan β2, misalnya metoprolol menghambat reseptor β1 pada dosis yang lebih rendah
daripada yang diperlukan untuk menghambat reseptor β2, dan sebaliknya butoksamin
lebih selektif menghambat reseptor β2. Propranolol adalah antagonis reseptor β yang
non selektif : menghambat kedua jenis reseptor β1 dan β2 pada dosis yang sama.

Beta‐blocker yang selektif (dikenal juga sebagai cardioselective beta‐blockers),


misalnya bisoprolol, bekerja pada reseptor beta‐1, tetapi tidak spesifik untuk reseptor
beta‐1 saja oleh karena itu penggunaannya pada pasien dengan riwayat asma dan
bronkhospasma harus hatihati. Beta‐blocker yang non‐selektif (misalnya propanolol)
memblok reseptor beta‐1 dan beta2.

e. Amiodaron
Amiodaron memblok saluran Na+yang tidak aktif dan memiliki laju pemulihan
dari blok yang relatif cepat. Obat ini juga menurunkan arus Ca2+ dan arus K+
penyearah ke dalam sel, penyearah tertunda dan arus ke luar sementara, dan
menghasilkan efek pemblok adrenergik yang nonkompetitif.

Efek merugikan selama terapi jangka panjang berkaitan dengan takaran dosis
pemeliharaan harian dan juga dosis kumulatif (terhadap durasi terapi), sehingga efek
merugikan ini kemungkinan disebabkan oleh akumulasi dalam jaringan. Efek
merugikan yang paling serius selama terapi amiodaron kronis adalah fibrosis
pulmonal, yang dapat berkembang progresif dan fatal. Efek merugikan lain selama
terapi jangka-panjang antara lain mikrodeposit pada kornea (seringkali asimtomatis),
gangguan fungsi hati, hipo- atau hipertiroidisme, gejala neuromuskular (yang paling
umum adalah neuropati perifer atau lemah otot proksimal) dan fotosensitivitas.
Pengobatan terdiri atas penghentian obat dan tindakan suportif, termasuk
kortikosteroid, untuk toksisitas yang mengancam jiwa.

Anda mungkin juga menyukai