Seorang Laki-laki berusia 52 Tahun dengan Meniere’s Disease dan Hipertensi Stage II
Dibuat oleh:
dr. Zakka Zayd Zhullatullah Jayadisastra
Pendamping:
dr. Utariyah Budiastuti
RSUD BATANG
2019
BORANG PORTOFOLIO
Obyektif Presentasi :
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama : Tn. R
Umur : 52 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
No. CM : 409156
B. ANAMNESIS
o Keluhan Utama : Pusing berputar disertai penurunan pendengaran di kedua telinga sejak 3
hari sebelum masuk rumah sakit.
o Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD dengan pusing berputar sejak 3 hari sebelum masuk rumah
sakit. Pusing dirasakan terus menerus dan membaik dengan perubahan posisi. Pusing
dirasakan tidak berkurang dengan penggunaan obat warung. Pasien juga mengeluhkan
telinga berdenging dan pendengaran menurun di kedua telinga. Keluhan dirasakan terus
menerus dan tidak berkurang dengan istirahat. Pasien juga merasakan mual dan muntah.
Muntah 1 x dengna banyak kira-kira ¼ gelas belimbing berisi makanan.
BAB pasien lancar dan tidak ada keluhan. BAK tidak ada keluhan, kuning jernih,
tidak nyeri. BAK pasien lancar dan tidak ada keluhan.
C. PEMERIKSAAN FISIK
3. Tanda vital
Nadi : 81 kali/menit
Suhu : 36.5 oC
4. Status Generalis
a. Pemeriksaan kepala
c. Pemeriksaan thorax
bentuk normochest, simetris, artrofi musculus pectoralis (-/-), spider nevi (-),, retraksi
interkostalis (-), retraksi supraklavikula (-),pernapasan thorako abdominal, sela iga
melebar (-), pembesaran kelenjar getah bening aksilla (-)
Jantung
Paru
Perkusi
Kanan : Sonor, batas absolut paru hepar SIC V linea midclavicularis dekstra
Kiri : Sonor, mulai redup pada batas paru jantung dan lobus inferior pulmo
dextra dan sinistra , batas paru lambung SIC VI linea axillaris anterior sinistra
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)
d. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : datar, distensi (-), venektasi (-), sikatrik (-), striae (-), vena
kolateral (-), hernia umbikalis (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : timpani, Pekak alih (-), pekak sisi (-), undulasi (-), area
troube timpani
Palpasi : Supel (+), nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba
e. Ekstremitas :
- - - -
- - - -
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
CBC
RDW-SD 41 fL 37 – 54
RDW-CV 12.8 % 11 - 16
Diff Count
Neutrofil 50.4 % 42 – 74
Limfosit 31.6 % 17 – 45
LED
1. Meniere’s Disease
2. Hipertensi Stage II
F. PENATALAKSANAAN
o Infus RL 20 tpm
o Inj Pantoprazole 40 mg/ 12 jam
o Inj Ondansentron 1 Amp/ 8 jam
o Amlodipin 1 x 10 mg
o Mertigo SR 2 x 1 tab
o Flunarizine 2 x 1 tab
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
c. Etiologi
Etiologi dari Meniere’s Disease idiopatik.4
d. Diagnosis
Meniere’s Disease didiagnosis pada pasien yang memiliki gejala: Pusing
berputar, kehilangan pendengaran, rasa penuh di telinga, dan rasa berdenging di
telinga, mual, muntah.4
Pada pemeriksaan fisik dapat didapatkan Dix-Hallpike positif, Romberg test
positif, nistagmus, tes Rinne positif ke arah telinga yang sakit, dan tes weber
mengeras ke arah telinga yang sehat.4
e. Tatalaksana
Tatalaksana Meniere’s Disease adalah dengan menggunakan betahistin miselat,
diuretik, dan obat pencegahan migraine seperti amitriptilin, beta blocker, dan
calcium canal blocker.2,4
2.2 Hipertensi
a. Definisi
Hipertensi adalah keadaan dimana Tekanan Darah Sistolik ≥ 130 mmHg
dan/atau Tekanan Darah Diastolik ≥90 mmHg.5
b. Epidemiologi
WHO6 melaporkan bahwa pada tahun 2008 40% dari orang dewasa dengan
umur >25 tahun didiagnosis dengan hipertensi dan menyumbang 12.8% kematian
dan 3.7% disabilitas.
c. Patofisiologi
d. Diagnosis
Diagnosis dilakukan dengan pengukuran tekanan darah dengan tensimeter.
Tekanan darah sistolik diukur pada suara korotkoff I dan diastolik pada suara
korotkoff V. Untuk menentukan status tekanan darah pasien, digunakan dua
pemeriksaan dari dua saat yang berbeda. Hasil dari pemeriksaan kemudian
dimasukkan ke dalam kategori sebagai berikut (apabila Tekanan darah sistolik dan
diastolik dalam dua kategori yang berbeda, maka diambil kategori tertinggi) pada
Tabel 1.7
Tabel 1. Kategori Hipertensi7
e. Tatalaksana
Tatalaksana hipertensi seperti pada Tabel 1: Pada hipertensi stage 1 tanpa risiko
penyakit kardiovaskuler dilakukan tatalaksana modifikasi gaya hidup seperti diet
rendah natrium, peningkatan aktivitas fisik, dan penurunan berat badan. Apabila
memiliki risiko penyakit kardiovaskuler dapat diberikan obat antihipertensi. Pada
hipertensi stage 2 dilakukan penggunaan obat antihipertensi dengan jenis dan dosis
seperti pada Tabel 2:
Tabel 2. Jenis dan Dosis obat antihipertensi5
Pada tatalaksana hipertensi urgensi, dapat diberikan obat antihipertensi dan pemberian
tatalaksana anxietas pada pasien. Pada tatalaksana hipertensi emergensi, dapat dilihat pada
Tabel 3.
PEMBAHASAN
Pada pasien terdapat gejala pusing berputar, telinga berdenging, dan penurunan
pendengaran. Pada hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 155/82 mmHg. Dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat disimpulkan bahwa pasien menderita Meniere’s
Disease dan Hipertensi Stage II.
Tanggal S O P
Pulmo :
• Inspeksi :
pengembangan dada
ka=ki,
• Palpasi : fremitus ka=ki
• Perkusi : sonor/sonor
• Auskultasi : SDV (+/+)
ronki -/-
Abdomen :
• Inspeksi :
pengembangan dada
ka=ki,
• Palpasi : fremitus ka=ki
• Perkusi : sonor/sonor
• Auskultasi : SDV (+/+)
ronki -/-
Abdomen :
Nadi : 72 kali/menit
Suhu : 36,6o C
Pulmo :
• Inspeksi :
pengembangan dada
ka=ki,
• Palpasi : fremitus ka=ki
• Perkusi : sonor/sonor
• Auskultasi : SDV (+/+)
ronki -/-
Abdomen :