HASIL PENGKAJIAN
2.1. Profil Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau dan Ruangan MPKP Rokan
2.1.1. Profil singkat Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau
Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau dibangun pada tahun 1980 beroperasi tanggal
5 Juli 1984, diresmikan pada tanggal 21 Maret1987 oleh Bapak Menteri Kesehatan RI (Bapak
dr. Soewardjonoo Soerjaningrat). Sejak tahun 2009 Rumah Sakit Jiwa Tampan ditetapkan
sebagai Rumah Sakit Jiwa Tampan Daerah Kelas A dibawah Pemerintahan Provinsi Riau.
Kemudian berdasarkan Peraturan Daerah No. 18 Tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008
disusun kembali struktur organisasinya.
Rumah Sakit Jiwa Tampan saat ini mempunyai struktur yang dipimpin oleh seorang
Direktur Utama, dua direktur yaitu Direktur Umum dan Keuangan yang dibawahi tiga bagian
dengan enam sub bagian, Direktur Medik dan Keperawatan yang membawahi tiga bidang
dengan enam seksi masing-masing bidang.
1. Visi Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau
“Pusat rujukan regional terbaik pelayanan kesehatan jiwa, rehabilitas, pendidikan
dan riset yang professional berbasis masyarakat”
2. Misi Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau
a. Mengembangkan pelayanan kesehatan jiwa dan NAPZA secara holistik dan berbasis
masyarakat.
b. Mengembangkan pelayanan kesehatan seara komprehensif yang menunjang
pelayanan kesehatan
c. Mengembangkan pendidikan, pelatihan, dan penelitian yang berkualitas dalam bidang
kesehatan
d. Mewujudkan system manajemen yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel
3. Moto Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau
A : Aktif dan kreatif dalam bekerja
S : Sabar dan arif dalam bekerja
A : Aman dalam bertindak untuk memberikan kepuasan klien
4. Sarana dan Prasarana
Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau memiliki pos security, aula/pendaftaran,
poliklinik, laboratorium, rougend, UGD, ruang rawat inap, ruang rehabilitasi, gudang,
4
5
dapur gizi, laundry, ruang kamar mayat, perkantoran Shaleh Hasyim, genset, incinerator,
panel utama, IPAL, ruang NAPZA, kantin, mushala, asrama, dan rumah dinas.
5. Sumber Daya Manusia
Rumah Sakit Jiwa Tampan provinsi Riau mempunyai SDM tahun 2012 sebanyak 205
orang PNS dan 35 orang tenaga honorer.
No Nama Jumlah
1 Ruang kepala ruangan 1
2 Ruang perawat 1
3 Kamar mandi 9
4 Tempat sampah 2
5 Safety box 1
6 Meja 6
7 Kursi 15
8 Kursi panjang 1
9 Computer 1
10 CCTV 8
11 Kipas angina 4
12 AC 1
13 Suction 1
14 Lemari 5
15 Loker 1
16 Tempat air 2
17 Wastafel 1
18 Rak dokumen 4
19 APAR 1
20 Jam dinding 2
6
21 Gayung 10
22 Baju pasien 25
23 Bantal 2
24 Seprei 2
25 Kasur 25
26 Handuk 8
27 Tempat tidur pasien 20
28 Restrain 4
29 Monitor CCTV 1
30 Lampu emergency 1
31 Timbangan BB 1
32 Hand rub 2
2) S 1 kesehatan masyarakat :-
3) Cleaning service : 1 orang
Kepala Ruangan
Ns. Triswan Simatupang, S. Kep
Ketua Tim
Ns. Tio Marlina, S. Kep
Keterangan:
: Tempat tidur
: WC
: Ruang Rawat
: Ruang perawat dan Karu
: Meja Perawat
: Kursi pengunjung
4) Pengendalian
Kepala ruangan mengatakan belum maksimalnya evaluasi kegiatan yang
berlangsung di ruang Rokan, sehingga masih sulit untuk proses pengendalian.
d. Overan sudah dilaksanakan sesuai jam dan masalah keperawatan yang timbul pada
shift tersebut. Dengan dihadiri oleh Kepala Ruangan, Ketua Tim dan Perawat
Asosiet.
e. Pre dan post conference
Sudah di arakan namun belum terlaksana dengan baik. Karena pre dan post
conference terkadang belum optimal dilaksanakan oleh katim dan tim perawat.
f. Kepala ruangan mengatakan untuk Perawat baru di ruangan Rokan dilakukan
orientasi dengan ditugaskan untuk dinas pagi selama satu bulan untuk lebih
mengenal pasien dan tugas perawat di ruangan Rokan.
g. Pemberian reward pada perawat diberikan secara lisan berupa pujian dan
memberikan kebebasan pada anggota untuk melanjutkan pendidikan ke tahap yang
lebih tinggi melalaui pengembangan karir.
h. Pengawasan dan pengendalian terhadap pemberian asuhan keperawatan
dilaksanakan dengan metode observasi dan sudah direkap perbulan serta sudah
dilaporkan ke pihak lain.
i. Penilaian mutu dilakukan sesuai dengan indicator yang telah di tetapkan yang dilihat
dari angka BOR, ALOS, TOI, REAMISSION, angka lari dan fiksasi (Restrain),
kasus cedera, angka kejadian scabies, Masalah keperawatan (Halusinasi, RPK,
ISOS, DPD, HDR, Waham dan RPK) dan angka kejadian bunuh dri.
j. Kepala ruangan dalam melakukan Pendelegasian tugas kepada ketua tim dilakukan
secara lisan untuk pendelegasian secara tulisan belum dilakukan secara optimal
karena tekaid pendelegasian secara bukti tertulis kadang-kadang dilakukan kadang
tidak.
k. Kepala ruangan menyatakan untuk Supervise dilakukan tanpa kontrak terlebih
dahulu. Penilaian dilakukan dengan obsevasi langsung perawat pelaksana. Dan
diberikan peringatan dan pengarahan jika tidak sesuai standar MPKP.
l. Kepala ruangan menyatakan bahwa tidak ada mengevaluasi Katim dan perawat
pelaksana terkait tingkat kepuasan pasien dan keluarga.
10
Dari data tersebut, kemudian dihitung jumlah tempat tidur terpakai (bed occupation
rate) periode Februari - Juli 2018, yaitu:
Berdasarkan hasil observasi beberapa aspek manajemen yang belum optimal, antara lain:
a. Belum optimalnya pengelolaan metode dalam pelaksanaan standar MPKP di ruangan
Rokan
b. Belum optimalnya pengorganisasian dalam hal penerapan evaluasi tingkat kepuasan
pasien pulang selama dirawat di ruang Rokan
c. Belum optimal patient delivery care dalam hal pendokumentasian SOAP (catatan
perkembangan pasien) di ruang Rokan
d. Belum optimalnya penyediaan prasarana untuk patient safety di ruang jiwa dan fisik
Rokan
3. Pengorganisasian
Tabel 2.3
pengorganisasian
4. Pengarahan
Tabel 2.4
Pengarahan
No Dokumen Keterangan Keterangan
Ada Tidak
1. Overan √ -
2. Motivasi √ -
3. Jadwal supervisi √ -
4. Pre dan post conference √ -
5. Pendelegasian √ Tidak ditemukan bukti
pendelegasian secara formal dan
14
secara tertulis
6. Hasil supervisi √ -
7. Komunikasi efektif √ -
5. Pengendalian
Tabel 2.5
Pengendalian
No Dokumen Keterangan Keterangan
Ada Tidak
1. Indikator mutu √ -
2. Survey kepuasan √ Kuesioner tingkat kepuasan sudah
baku da nada di ruangan, namun
belum di terapkan secara optimal
3. Hasil audit √ -
4. Buku standar askep √ -
5. Hak pasien dan keluarga √ -
6. SOP di ruangan √ Tidak ditemukan secara tertulis SOP
restrain pasien
7 SAK di ruangan √ 1. 4 dari 22 dokumen yang dilihat,
pendokumentasian SOAP tidak
lengkap dan masih banyak yang
kosong.
2. 8 dari 22 penilaian risiko jatuh
edmunsion belum terisi
atribut terlengkap dan memberikan peringatan dan pengarahan bagi perawat yang
berkerja tidak sesuai standar MPKP.
4. Pengenalian
a. Pendelegasian tugas sudah dilakukan secara lisan namun secara tulisan belum
optimal.
b. Indikator mutu (pelayanan perhitungan angka BOR, ALOS, TOI, REAMISSION,
angka lari dan fiksasi (Restrain), kasus cedera, angka kejadian scabies, Masalah
keperawatan (Halusinasi, RPK, ISOS, DPD, HDR, Waham dan RPK) dan angka
kejadian bunuh diri) rekapitulasi pasien perbulan sudah ada dilakukan.
c. Pre-post conference sudah berjalan namun belum optimal, yaitu secara dokumentasi
sudah berjalan.
d. Perencanaan mutu dicatat setiap hari, direkap setiap bulan dan dilaporkan ke pihak
lain.
e. Audit dokumentasi keperawatan sudah dilakukan di ruangan.
f. BOR Juni 2018 = 98,7%
g. ALOS Juni 2018 = 16 hari
2.3.2 Compensatory Reward
1. Sudah ada rekapan hasil penilaian kerja katim dan perawat
2. Pengembangan karir dan pelatihan biasanya selalu di dukung oleh kepala ruangan.
2.3.3 Professional Relationship
1. Rapat bulanan di ruangan belum berjalan optimal
2. Jarang dilakukannya konsultasi via telpon antara perawat ke dokter spesialis berdasarkan
SOP karena satu ruangan tidak mempunya SOP konsultasi via telpon, melainkan alat
komunikasi yang dibeli secara iuran oleh pegawai ruangan.
2.3.4 Patient Care Delivery
Berdasarkan hasil hasil dokumentasi audit dokumentasi diruang MPKP Rokan secara
total sampling tanggal 02 juli 2018 didapatkan bahwa dari pemeriksaaan dokumentasi status
yang berjumlah 22 Status pasien (100%):
3. Jumlah perawat ruangan Rokan 15 orang dengan kualifikasi S1 keperawatan 8 orang dan
DIII 7 orang.
4. Kepala Ruangan dengan kualifikasi pendidikan Ners dan sudah memiliki sertifikat
kepemimpinan dan manajemen keperawatan
5. Failitas ruangan sudah memadai
6. Rumah Sakit Jiwa sudah terakreditasi Paripurna
7. Ruangan bersih
2.4.2. Kelemahan (weakness)
1. Fasilitas hiburan dan ibadah untuk pasien tidak lengkap seperti televisi dan alat shalat
2. Masih banyak sistem pendokumentasian SOAP yang kosong
3. Tidak adanya Ronde keperawatan
4. Kurang maksimalnya pre-post conference
5. Fasilitas untuk keperawatan fisik belum memadai dan tersedia ditempat
6. Sistem pendelegasian secara tertulis belum optimal
7. Tidak adanya evaluasi kepuasan pada pasien dan keluarga ketika pasien pulang.
2.4.3. Peluang (oppurtunities)
Ruang Rokan merupakan ruangan baru yang masih berjalan 6 bulan, sehingga
memungkinkan mudahnya diterapkannya kebijakan-kebijakan dan pembaruan bagi ruangan
dan staff yang bekerja di ruangan tersebut.
2.4.4. Ancaman (treats)
Ancaman yang memunginkan terjadi di ruang Rokan jika tidak ada kelengkapan
dokumen, sehinggan bukan menjadi ruang percontohan.
Hasil observasi :
1) Tidak adanya buku ronde keperawatan
2) Tidak adanya pendelegasian tertulis yang di buat didalam ruangan
Hasil observasi:
1) Selama pengamatan pasien pulang tidak dilakukan evaluasi tingkat
kepuasan pasien dan keluarga selama di rawat di ruangan Rokan
2) Tidak dilakukan penyebaran kuesioner tingkat kepuasan pasien pulang dan
keluarga selama di rawat di ruang Rokan
Setiap masalah diberikan nilai dengan rentang 1-5 dengan kiteria sebagai berikut:
1. Nilai 1 = Sangat Kurang Sesuai
2. Nilai 2 = Kurang Sesuai
3. Nilai 3 = Cukup Sesuai
4. Nilai 4 = Sesuai
5. Nilai 5 = Sangat Sesuai
19
4 Belum optimalnya Tujuan jangka panjang: 1. Menentukan 1. Membuat surat Observasi 17-27 Juli 2018 1. Windy Azhari,
penyediaan Diharapkan ruangan dapat meningkatan patient safety rekomendasi pengadaan S. Kep
prasarana untuk pengadaan alat patient safety secara lengkap 2. Mengajukan baju patient safety 2. Tarmin, S.
patient safety di agar dapat memaksimalkan keamanan pasien surat untuk kepada bidang Kep
baik dari segi fisik maupun jiwa keperluan keperawatan
ruang jiwa dan
patient safety 2. Membuat label patient
fisik Rokan Tujuan jangka pendek: mengingat safety di ruang Rokan
Setelah dilakukan intervensi ruangan dapat ruang Rokan
termotivasi untuk melengkapi alat patient adalah ruang
safety jiwa dan fisik