Anda di halaman 1dari 20

D

OLEH:

1. Abdul Aziz Salam Nst


2. Azka Reshaina Nst
3. Hadiba Syafira
4. Husein Nur Ansyari
5. Khaira Rizka
6. M. F ebriansyah Al-Arif
7. Rahayu Lubis
8. Salsabila Mumtaza Nst
9. Tengku Alya Yulanda

Page |1
Daftar isi ............................................................................................................ 2

BAB I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah.............................................................................. 3

B.Rumusan Masalah........................................................................................ 3

C.Tujuan Penelitian......................................................................................... 4

BAB II. KHALIFAH ABU BAAR ASH-SHIDDIQ

A.Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq................................................................. 5

B.Proses Dan Model Pemilihan Abu Bakar Ash-Shiddiq Menjadi Khalifah......

C.Kebijakan-Kebijakan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq............................. 8

Pada Masa Pemerintahan :

1. Politik Dan Pemerintahan


2. Sosial Budaya
3. Keagamaan
4. Ekonomi

D.Sebab-Sebab Runtuh Ke Khalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq.................... 14

BAB III. PENUTUP

A.Kesimpulan.................................................................................................. 15

B.Saran Dan Kritik.......................................................................................... 15

Daftar Pustaka.................................................................................................... 16

Page |2
BAB I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW status sebagai Rasullah tidak


dapat diganti oleh siapapun (khatami al-anbiya’ wa al-mursalin), tetapi
kedudukan beliau yag kedua sebagai pimpinan kaum muslimin mesti segara ada
gantinya. orang itulah yang di namanakan “Khalifah” artinya yang
menggantikan Nabi menjadi kepala kaum muslimin (pimpinan komunitas islam)
dalam memberikan petunjuk kejalan yang benar dan melestarikan hukum-
hukum Agama Islam. berdiri di atas kebenaran, maka pemerintah Islam di
pegang secara bergantian oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar Bin Khattab,
Usman Bin Affan, dan Ali bin Abi thalib.

Khulafaurrasidin adalah para pengganti Nabi.Islam sebagai sebuah ajaran


dan Islam sebagai institusi Negara,mulai tumbuh dan berkembang pada masa
tersebut. Dalam Islam kedaulatan tertinggi ada pada Allah SWT, sehingga para
pengganti Nabi tidak memiliki fasilitas “ekstra” dalam ajaran Islam untuk
menentukan sebuah hukum baru, namun mereka termasuk pelaksana hukum.

pada makalah ini di tekankan pada pembahasan Khalifah pada masa Abu
Bakar yang dimulai sejak pengangkatannya sampai kontribusi-kontribusi yang
telah diberikannya untuk Islam dan masyarakat.

Page |3
B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut kami merumuskan masalah, yaitu:

1. Bagaimana Silsilah abu bakar ash-shiddiq.

2. Bagaimana Perjuangan abu bakar dalam berdakhwah.

3. Bagaimana proses pengangkatan abu bakar ash-shiddiq menjadi khalifah.

4. Apa-apa saja permasalahan yang timbul di kalangan umat islam dan langkah-
langkah yang dilakukan abu bakar untuk mengatasinya.

5. Bagaimana kemajuan budaya islam pada masa khalifah abu bakar ash-shiddiq

C. TUJUAN PENELITAN

Dari makalah yang telah kami buat, tujuannya ialah:

1. untuk dapat mengetahui sejarah kekhalifahan abu bakar ash-shiddiq.

2. untuk mengetahui bagaimana proses pemilihan kekhalifahan abu bakar ash-


shiddiq.

2. untuk mengetahui apa saja usaha dan kebijakan yang dilakukan khalifah abu
bakar dalam memperluas ajaran islam.

4. untuk mengetahui alasan pergantian kekhalifahan abu bakar.

5. untuk dapat mengamalakan perilaku abu bakar ash-shiddiq dalam kehidupan


sehari-hari.

Page |4
BAB II. KHALIFAH ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ

A. BIOGRAFI ABU BAKAR ASH-SHHIDDIQ

NASABNYA.
Nama Abu bakar ash-Shiddiq ra. sebenarnya adalah Abdullah bin Usman
bin Amir bin Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah bin Ka'ab bin
Lu'ai bin Ghalib bin Fihr17 al-Qurasy at-Taimi. Bertemu nasabnya dengan Nabi
saw pada kakeknya Murrah bin Ka'ab bin Lu'ai.

Dan ibunya adalah Ummu al-Khair Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka'ab
bin Sa'ad bin Taim.18 Berarti ayah dan ibunya berasal dari kabilah Bani Taim.
Ayahnya diberi kuniyah (sebutan panggilan) Abu Quhafah. Dan pada masa
Page |5
jahiliyyah Abu Bakar ash-Shiddiq ra. digelari Atiq. Imam Thabari menye-
butkan19 dari jalur Ibnu Luhai'ah bahwa anak-anak dari Abu Quhafah tiga
orang, pertama Atiq (Abu Bakar), kedua Mu'taq dan ketiga Utaiq.

KARAKTER FISIK DAN AKHLAKNYA,


Abu Bakar adalah seorang yang bertubuh kurus, berkulit putih20. ' Aisyah
menerangkan karakter bapaknya, "Beliau berkulit putih, kurus, tipis kedua
pelipisnya, kecil pinggang (sehingga kainnya seialu turun dari pinggangnya),
wajahnya seialu berkeringat, hitam matanya, berkening lebar, tidak bisa bersaja’
dan selalu mewarnai jenggotnya dengan memakai hinai maupun katam."21
Begitulah karakter fisik beliau. Adapun akhlaknya, beliau terkenal dengan
kebaikan, keberanian, kokoh pendirian, seialu memiliki ide-ide yang cemerlang
dalam keadaan genting, banyak toleransi, penyabar memiliki azimah (keinginan
keras), faqih, paling mengerti dengan garis keturunan Arab dan berita-berita
mereka, sangat bertawakkal kepada Allah dan yakin dengan segala janjiNya.
Ia bersifat wara' dan jauh dari segala syubhat, zuhud terhadap dunia, selalu
mengharapkan apa-apa yang lebih baik di sisi Allah, serta lembut dan ramah,
semoga Allah meridhainya. Akan diterang-kan kelak secara rinci hal-hal yang
membuktikan sifat-sifat dan akhlaknya yang mulia ini.

KEISLAMANNYA,
Abu Bakar adalah lelaki yang pertama kali memeluk Islam, walaupun
Khadijah lebih dahulu masuk Islam daripadanya, adapun dari golongan anak-
anak, Ali lah yang pertama kali memeluk Islam, sementara Zaid bin Haritsah
adalah yang pertama kali memeluk Islam dari golongan budak.
Ternyata keislaman Abu Bakar ra. paling banyak membawa manfaat besar
terhadap Islam dan kaum muslimin dibandingkan dengan keislaman selainnya,
karena kedudukannya yang tinggi dan semangat serta kesungguhan-nya dalam
berdakwah, maka beberapa orang mengikutinya termasuk tokoh-tokoh besar
Page |6
yang masyhur sepérti Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqqas, Usman bin
Affan, Zubair bin Awwam, dan Talhah bin Ubaidil-lah ra.

Di awal keislamannya beliau menginfakkan di jalan Allah apa yang


dimilikinya sebanyak 40.000 dirham, beliau banyak memerdekakan budak-
budak. yang disiksa karena keislamannya di jalan Allah, seperti Bilal ra. Beliau
selalu mengiringi Rasulullah saw. selama di Makkah, bahkan dialah yang
mengiringi beliau ketika bersembunyi dalam gua dan dalam perjalanan hij-rah
hingga sampai di kota Madinah. Di samping itu beliau mengikuti seluruh
peperangan yang diikuti Rasulullah saw. baik perang Badar, Uhud, Khandaq,
Penaklukan kota Makkah, Hunain maupun peperangan di Tabuk.

ISTRI-ISTRI DAN ANAK ANAKNYA

Abu Bakar pernah menikahi Qutailah binti Abd al-Uzza bin Abd bin As'ad

pada masa Jahiliyyah dan dari pernikahan tersebut lahirlah Abdullah dan Asma'.

Beliau juga menikahi Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir bin Zuhal bin
Dahman dari Kinanah, dari pernikahan tersebut lahirlah Abdurrahman dan
‘Aisyah ra. Beliau juga menikahi Asma' binti Umais bin Ma'add bin Taim al-
Khats'amiyyah, dan sebelumnya Asma' diperisteri oleh Ja'far bin Abi Thalib.
Dari hasil pernikahan ini lahirlah Muhammad bin Abu Bakar, dan kelahiran
tersebut terjadi pada waktu haji Wada' di Dzul Hulaifah.

USIA DAN WAFAT ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ RA.


Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata, "Abu Bakar ash-Shiddiq ra. wafat pada hari
senin di malam hari, ada yang mengatakan bahwa Abu Bakar wafat setelah
Maghrib (malam selasa) dan dikebumikan pada malam itu juga yaitu tepatnya 8

Page |7
.30 Ibnu Sa'ad, ath-Thabaqat al-Kubra 3/184 dengan sanad yang para
perawinya tsiqah namun sanadnya mursal. Setelah itu día
berusaha menyebutkan riwayat lairtnya sebagai syahid (penguat)

Hari sebelum berakhirnya bulan Jumadil Akhir tahun 13 H, setelah beliau


mengalami sakit selama 15 hari. Pada waktu itu Umar menggantikan posisinya
sebagai imam kaum muslimin dalam shalat. Ketika sakit beliau menuliskan
wasiatnya agar tampuk pemerintahan kelak diberikan kepada Umar bin al-
Khaththab, dan yang menjadi juru tulis waktu itu adalah Usman bin Affan,
Setelah
surat selesai segera dibacakan kepada segenap kaum muslimin, dan
mereka
menerimanya dengan segala kepatuhan dan ketundukan.37
Masa kekhalifahannya berjalan selama 2 tahun 3 bulan, dan beliau wafat
pada usia 63 tahun persis dengan usia Nabi, akhirnya Allah me-ngumpulkan
jasad mereka dalam satu tanah, sebagaimana Allah mengum-pulkan mereka
dalam kehidupan.
Sebelum wafat beliau telah mewasiatkan agar seperlima dari hartanya
disedekahkan sembari berkata,"Aku akan menyedekahkan hartaku sejumlah
yang Allah ambil dari harta fai' kaum muslimin.
Ketika beliau dalam kondisi sekarat, ada yang berkata kepadanya,
"Maukah
anda jika kami carikan seorang dokter?" Maka spontan dia menja-wab, "Dia
telah melihatku (maksudnya Allah) dan Dia berkata, "Sesungguh-nya Aku akan
berbuat apa-apa yang Kukehendaki”

Ketika sakaratul maut pertanda ajal yang akan menjemputnya datang,


putrinya ' Aisyah -Ummul mukminin- membacakan sebuah bait syair,
Sesungguhnya tidak guna kekayaan bagi seseorang
Page |8
Ketika dada terasa sempit dan susah bernafas
Mendengar itu beliau memandang kepada ‘Aisyah ra. seolah-olah marah dan
berkata, "Jangan katakan demikian wahai Ummul mukminin, namun katakan, "
Dan datanglah sakaratul maut yang sebenar-benarnya. itulah yang kamu selalu
lari dari padanya." (Qaf: 19).

Di antara wasiat beliau kepada ‘Aisyah ra., Aku tidak meninggalkan harta
untuk kalian kecuali hewan yang sedang hamil, serta budak yang selalu
membantu kita untuk membuat pedang kaum muslimin, karena itu jika aku
wafat tolong berikan seluruhnya kepada Umar. Ketika ‘Aisyah ra. menunaikan
wasiat itu kepada Umar maka Umar berkata, "Semoga Allah merahmati Abu
Bakar, sesungguhnya dia telah membuat kesulitan (untuk mengikutinya) bagi
orang-orang yang menjadi khalifah setelahnya.
Ketika Salman al-Farisi datang menjenguknya, Salman berkata, "Wahai
Khalifah Rasulullah saw. berikan aku wasiat, sebab kulihat engkau tidak akan
dapat lagi melakukannya setelah hari ini." Maka Abu Bakar menjawab, Wahai
Salman, pasti akan terjadi penaklukan (negeri-negeri kafir) tapi aku tidak
pernah mengetahui apa-apa yang engkau peroleh dari bagianmu kecuali apa-apa
yang dapat engkau makan dan engkau masukkan ke dalam perutmu, atau apa-
apa yang dapat kau kenakan di atas punggungmu (pakainmu), dan ketahuilah
sesungguhnya barangsiapa yang mengerjakan shalat lima waktu, maka dia telah
berada dalam lindungan Allah pada pagi hari maupun sore harinya, dan jangan
sampai engkau membunuh seorang ahli dzimmah, maka kelak Allah pasti akan
menuntutmu di hari kiamat dan mencampakkan dirimu dalam keadaan
tersungkur dengan wajahmu ke dalam neraka. Ibn Sa'ad menyebutkan dengan
sanadnya dari al-Qashim bin Muhammad dia
berkata, "Abu Bakar dikafankan dalam dua kain, kain yang berwarna putih, dan
satu lagi berwarna lain, beliau berpesan, 'Sesungguhnya orang yang masih hidup
lebih membutuhkan kain dari orang yang telah mati, sebab kain kafan hanyalah
Page |9
menutup apa-apa yang akan keluar dari hidung maupun mulutnya."
Beliau dimakamkan bersama Rasulullah saw. dalam kamar (Aisyah) dan
beliau dishalatkan oleh Umar bin al-Khaththab
Beliaulah yang pertama kali diangkat oleh Rasulullah saw. sebagai amir Dan dia
menyebutkan riwayat lain seputar masalah ini dalam pelaksanaan ibadah haji
pertama dalam Islam yaitu pada tahun 9 H, dan pada tahun berikutnya
Rasulullah saw. baru melaksanakan ibadah haji Wada'. Ketika beliau diangkat
menjadi khalifah, beliau memerintahkan Umar untuk menjadi amir haji pada
tahun 11 H, dan tahun berikutnya barulah beliau berangkathaji.

B. PROSES DAN MODEL PEMILIHAN ABU BAKAR ASH-


SHIDDIQ
Semasa hidupnya Nabi muhammad tidak pernah mewasiatkan pada para
sahabatya maupun keluarga dekatnya, siapa yang harus menggantikannya
setelah nabi wafat. Oleh sebab itu, setelah nabi muhammad wafat, terjadi
ketegangan dan timbul perselisihan antara kaum anshar dan kaum muhajirin,
mengenai siapa yang pantas menggantikan kepemimpinan nabi.
Kaum anshar beranggapan bahwa golongan merekalah yang lebih berhak
untuk menjadi pemimpin umat islam. Kaum anshar merasa bahwa jasa mereka
dalam membantu perjuangan nabi sangat besar, terutama saatmembantu nabi
muhammad hijrah ke madinah.
Untuk membahas permasalahan tersebut, kaum anshar mengadakan
musyawarah di balai saidah. Hasil musyawarah itu, mereka menetapkan dan
memilih sa’ad bin ubadah sebagai pemimpin kaum muslimin pengganti nabi
muhammad.
Sedangkan kaum muhajirin yang berasal dari suku quraisy, sangat
terkejut mendengar berita kaum anshar telah bermusyawarah dan telah

P a g e | 10
menentukan sa’ad bin ubadah sebagai pemimpin kaum muslimin pengganti
nabi. Saat itu mereka sedag mengurus proses pemakaman nabi muhammad
mendegar berita kaum anshar telah mengadakan musyawarah sendiri, beberapa
pemuka kaum muhajirin menjadi marah. Mereka menganggap kau kaum
muhajirinlah yang justru lebih pantas sebagai pemimpin umat islam pengganti
nabi. Sejak dulu orang quraisy selalu menjadi pemimpin bangsa arab. Mereka
merasa telah dipilih tuhan menjadi pengawal ka’bah secara turun temurun.
Untuk mencegah perselisihan semakin meruncing, abu bakar ash-shiddiq,
ummar bin khattab, dan abu ubaidah mewakili kamu muhajirin segera menemui
kaum anshar. Ketiga pembesar kaum muhajirin ini ingin menanyakan kebenaran
dan alasan mengapa kaum anshar mengadakan musyawarah sendiri.
Pada saa terjadi perdebatan antara pembesar kaum anshar dan muhajirin,
abu bakar ash-shiddiq menengahi dan berpidato dihadapan kaum anshar. Abu
bakar ash-shiddiq menjelaskan bahwa betapa besarnya jasa-jasa kaum anshar
dalam perjuangan umat islam. Selain itu juga, abu bakar menjelaskan
kedudukan dan jasa kaum muhajirin yang tidak mungkin dikesampingan oleh
kaum anshar.
Setelah suasana ketegangan sedikit mereda, abu bakar berkata, ”Marilah
kita semua bermusyawarah dan kita pilih ersama siapa yang pantas menjadi
pemimpin kita semua, saya ingatkan pilihlah mereka yang tidak meminta
kekuasaan, seperti tang rasulullah telah menyatakan kepada pamannya abbas,
saat ia meminta untuk menjadi gubernur, rasulullah menjawab, ‘sesungguhnya
kamu tidak memberikan kekuasaan ini kepada orang yang memintanya.’ “
Saat itu abu bakar melanjutkan perkataannya; “Sesungguhnya orang yang
pantas menjadi khalifah hanya satu diantara dua orang, yaitu umar bin khattab
dan ubaidah bin jarrah.”
Mendegar usulan abu bakar tersebut abu ubaidah bin jarrah sepontan
kaget dan bergetar hatinya, seperti tersambar petir disiang bolong. Begitu juga
umar bin khattab, mereka malu berhadapan dengan orang besar seperti abu
P a g e | 11
bakar. Berteriaklah umar bin khattab, “ demi Allah.... , lebih baik aku maju dan
dipukulleherku tanpa dosa dari pada aku diminta memimpin kaum sementara
masih ada abu bakar didalamnya.”
Sementara iu abu ubaidah bin jarrah maju kedepan abu bakar sambil
berkata, “M ana mungkin saya dikatakan pantas! Demi Allah, kami yakin hanya
engkaulah hai abu bakar yang pantas memipin umat islam pengganti rasulullah!
Engkaulah orang yang kami anggap mulia dikalangan muhajirin dan Tsaniu-
itsnain. Engkaulah yang menemani rasulullah saat hijrah, dan engkaulah yang
pernah menggantikan rasulullah dalam imam saat ketika rasulullah sakit.
Padahal salat merupakan hal utama sebagai tiang atau landasan tegaknya
agama. Lantas siapa yang mampu membelakangimu dan siapa yang paling
layak darimu. Silahkan ulurkan tanganmu dan kami akan mengangkat ba’it
terhadapmu.”
Pada saat itu umar bin kattab berdiri didepan abu bakar sambil berkata,
“Wahai amirul mukminin! Engkaulah yang paling pantas dan berhak menjadi
khalifah. Kami akan memiih dan mendukungmu sebagai khalifah, karena
engkaulah orang yang paling dekan dan paling diaksihi oleh rasulullah .
Kemudian abu ubaidah dan baysirbin sa’ad, menjabat tangan abu bakar
dan mengucapkan bai’at diikuti umar bin khattab serta tokoh-tokoh kaum
anshar yang lainnya menyatakan persetujuannya atas pengangkatan abu bakar
sebagai khalifah. Seluruh orang yang hadir dalam pertemuan tersebutkemudian
ikut membai’at abu bakar. Kemudian mereka membawa abu bakar ramai-ramai
menuju masjid nabawi. Di masjid nabawi sekali lagi abu bakar dibai’at didepan
khalayak umum. Dengan demikian abu bakar dinyatakan sah sebagai khalifah
pengganti rasulullah. Menjelang shalat isya, setelah selesai proses pemakaman
nabi Muhammad SAW, abu bakar kemudian naik ke mimbar dan mengucapkan
pidato yang pertama dalam kedudukannya sebagai khalifah.
Berikut adalah isi dari pidato singkat abu bakar ash-shiddiq:

P a g e | 12
Wahai kaum muslimin!. Sekarang aku telah kalian pilih sebagai khalifah.
Dan aku bukanlah orang yang terbaik diantara kalian semua. Bantulah aku jika
aku berada pada jalan yang salah. Kebenaran adalah suatu amanat. Dan
kebohongan adalah merupakan pengkhianatan. Yang terlemah diantara kamu,
aku anggap yang terkuat sampai aku mengambil dan memulangkan
haknya.yang terkuat diantara kamu aku anggap yang terlemah sampai aku
menggambil hak si lemah dari tangannya. Janganlah kalian menghentikan
jihad, karena yang menghentikan jihad akan ditimpa kehinaan oleh Allah.
Patuhlah kepadaku selama aku taat kepada Allah dan rasulullah. Jika aku
melanggar perintah Allah dan rasulullah, janganlah kalian patuh padaku. Kini
mari kita menunaikan shalat. Semoga Allah melimpahkan rahmatnya pada
kalian.

C. KEBIJAKAN-KEBIJAKAN KHALIFAH ABU BAKAR ASH-


SHIDDIQ

1. Politik dan pemerintah

a) Kebijakan Politik Abu Bakar r.a

Dalam perjalanan Abu Bakar r.a, beliau telah menetapkan beberapa kebijakan
dalam politik, beberapa kebijakan penting beliau selain menumpas
pemberontakan dan melakukan ekspansi adalah:

1. Menjadikan Hirroh sebagai pusat militer untuk penyerangan selanjutnya ke


Syam.

P a g e | 13
2. Menaklukkan daerah-daerah yang berpeluang untuk membantu melawan
Kaisar.
3. Menempatkan Khalid bin Sa’id bin Ash dan pasukannya sebagai pasukan
cadangan di Taima, yakni perbatasan wilayah kekuasaan negara Islam dengan
Syam. Tekanan-tekanan yang diberikan oleh Khalid bin Sa’id te;ah memberikan
Kontribusi besar dalam penaklukkan Syam, meskipun akhirnya mereka kalah.
4. Pemindahan baitul mal dari Sunuh ke Madinah.
5. Mengurusi janda-janda perang di Madinah.
6. Pengangkatan al-Mutsanna bin Haritsah menggantikan Khalid bin Walid di
Iraq.
7. Penunjukan Umar bin Khattab r.a sebagai penggantinya sebagai Khalifah.
Beberapa pendapat mengatakan bahwa beliau menghawatirkan keadaan akan
menjadi kritis lagi bila seorang pemimpin tidak menunjuk orang yang akan
menggantikannya.
8. Mengampuni beberapa kepala pemberontak.

Selain itu beliau juga mengangkat beberapa orang sebagai pemerintah di kota-
kota tertentu. Abu Bakar r.a mengangkat Umar bin Khattab r.a menjadi hakim
di Madinah, Abu Ubaidah menjadi pengurus baitul mal, Ali bin Abi Thalib r.a,
Utsman bin Affan dan Zaid bin Tsabit sebagai sekretaris, Uttab bin Usaid
sebagai amir kota Mekkah, Utsman bin Abi al-Ash sebagai amir di Thaif, al-
Muhajir bin Abi Umayyah di Shun’a, Ziyad bin Lubaid di Hadramaut, Abu
Musa di Zubaid dan Rima’, Muadz bin Jabal di Jund, al-Ala’ bin al-Hadramiy
di Bahrain, Jarir bin Abdullah di Najran, Abdullah bin Tsaur di Jurasy, Iyadh
bin Ghanm di Daumatuljandal, Khalid bin Walid sebagai jendral besar
pemimpin pasukan penakluk Syam.

b) Kebijakan Pemerintahan Abu Bakar.


P a g e | 14
Salah satu keberhasilan Rasulullah saw. dalam kepemimpinannya adalah
mengganti sistem politik bangsa Arab yang dahulunya terpecah belah di bawah
naungan klan. Seseorang tidak bisa mengklaim bahwa dirinya adalah seorang
yang merdeka bila ia tidak bernaung dibawah sebuah klan. Kemudian
Rasulullah saw. menggantikan sistem ini dengan kesatuan politik yang bernama
Ummah, yakni kesatuan seluruh ummat Islam.

Sedangkan pada masa Abu Bakar r.a, kesatuan politik bangsa-bangsa Arab yang
terpecah belah dibawah beberapa kekuasan politik telah dirancang untuk
disatukan dibawah kekuasaan negara Islam. Kesatuan ini menjadi sistem
pemerintahan negara yang oleh bangsa Arab sebelumnya tidak diperhatikan.

Selain itu, Abu Bakar r.a juga telah merintis sistem pengmbilan keputusan
dengan keputusan syura. Lain halnya dengan Rasulullah saw. yang
keputusannya adalah mutlak karena memang beliau menjadi wadah penerima
wahyu. Pada pengambilan keputusan-keputusan genting, beliau sering
memanggil orang-orang yang menurutnya berkompeten untuk didengar
pendapatnya, yakni pada saat itu adalah sahabat-sahabat Rasulullah saw. dengan
begitu beliau telah mulai merintis pembangunan dasar-dasar pemerintahan
imperium Islam.

2. Sosial budaya

a) kebijakan sosial

Kebijakan sosial yang dilakukan abu bakar untuk menetpakan kestabilan


wilayah islam yaitu sebagai berikut:

P a g e | 15
a. Hurub ahllerriddah, ( tindakan pembersihan) yaitu peperangan yang
dilakukan untuk membasmi kaum riddat yang enentang islam. Tindakan
pebersihan terhadap pengkhianat negara ini, bukan saja dilakukan
terhadap mereka yang melakukan riddat, tetapi juga terhadap mereka
yang tidak mau membayar zakat. Tindakan ini dijalan secara kosekuen
dijaman khalifah I abu bakar. Sehingga negara islam dapat dibersihkan
dari anasir-anasir yang berbahaya
b. Al-futuh, (tindakan pembebasan) yaitu peperangan yang dikorbankan
untuk membebaskan daerah-daerah dan rakyat yang darii penjajahan dan
penindasan.

b.) budaya

Pada masa itu mereka memiliki kebiasaan yaitu melakukan serangan-


serangan mendadak untuk mendapatkan harta rampasan perang yang
dilakukan oleh orang orang arab seperti terjadi diwilayah-wilayah sasaniyah
merupakan kebiasaan pra-islam. Hal tersebut diilakukan karena pada saat itu
perdagangan di arab mengalami kehancuran, terutama setelah terjadi
peperangan riddha.

3. Keagamaan

Yang palin umum kebijakan abu bakar dibidang keagamaan ini adalah
kebijakan mengumpulkan al-qur’an yang merupakan usulan dari umar bin
khattab, yaitu melakukan penyadaran terhadap mereka yang melakukan
penyelewengan terhadap ajaran nabi muhammad seperti tidak membayar zakat,
murtad dan mengaku dirinya nabi. Dalam hal ini, abu bakar melakukan upaya

P a g e | 16
penyadaran secara persuasif yaitu mengirimi surat. Dalam surat tersebut
dijelaskan bahwa ada kesamaran-kesamaran yang timbul dalam pikiran mereka,
serta diserukan kepada mereka agar kembal kepada ajarann islam. Diperingatka
pula apa akibat yang akan terjadi kalu mereka masih tetap dalam kesesatan itu.
Tapi ketika upaya ini gagal, beliau tidak segan-segan memerangi mereka. Abu
bakar membentuk sebelas pasuukann yang masing-masing dipimpin olehh
seorang pahlawan seperti khalid ibbnu walid,’amr ibnu ‘ash, ‘ikrimah ibnu abi
jahl, syurahbil ibnu hasanah dan lain lain. Pengarahan bala tentara ini
membawa hasil yang gemilang. Musailamah berhasil dibunuh oleh wahsyi
pembunuh hamzah paman rasulullah pada peperanngan uhud..

Upaya abu bakar dalam memerangi kelompok yang melakukan


penyelewengan banyak dikarenakan mereka tidak memmbayar zakat dan lebih
dari itu mereka juga memprovokasi yang lain juga agar tidak mebayar zakat.

4. Ekonomi

Kebijakan-kebijakan ekonomi Abu Bakar ash-Shidiq pada masa


kekhalifahannnya , yaitu:

1. Perhatian yang besar terhadap keakuratan penghitungan zakat


2. Melaksanakan kebijkan pembagian tanah hasil taklukan.
3. Mengambil alih tanah-tanah dari orang murtad untukn dimanfaatkan
demi kepentingan umat islam.
4. Distribusi harta Baitul Mal menerapkan prinsip kesamarataan,dengan
begitu selama pemerintahan Abu Bakar ash-Shidiq harta di Baitul Mal
tidak pernah menumpuk dalam jangka waktu lama karena langsung di
distribusikan kepada kaum muslim.

P a g e | 17
D. SEBAB-SEBAB RUNTUH KEKHALIFAHAN ABU BAKAR
ASH-SHIDDIQ

Sebab runtuhnya kekhalifahan abu bakar adalah karena wafatnya abu


bakar setelah mengalami sakit selama 15 hari. Ia pun mewasiatkan agar umar
menggantikan posisinya sebagai khalifah. Abu bakar meninggal pada
tanggal 21 jumadil akhir 13 H ( 22 agustus 634 M ). Beliau dimakamkan
disamping makam rasululllah SAW di kota madinah .

BAB III. PENUTUP

A. kesimpulan

Setelah Rasulullah wafat, umat Islam berada di ambang pintu perpecahan.


Abu Bakar yang saat itu berada dalam pihak yang benar , ketika melihat kondisi
yang cukup tegang, beliau berhasil menarik hati kaum Anshar dan mengawali
pidatonya dengan melunakkan hati Anshar dan menengakan keadaan. Barulah

P a g e | 18
setelah itu ia menyampaikan kebenaran akan hadits tentang siapa yang berhak
dalam urusan kekhalifaan ini.

Kita semua tentu meyakini bahwa kita berada dalam jalan yang benar.
Namun dalam dakwah, Abu Bakar telah memberikan contohnya, bahwa
kebenaran haruslah disampaikan dengan cara yang benar sehingga tidak malah
menimbulkan perpecahan yang justru merugikan. Begitulah kebenaran yang
disampaikan dengan jalan yang tidak benar akan sulit untuk membuahkan
kebaikan.

Pemerintahan Abu Bakar punya jati diri sendiri serta pembentukannya


yang sempurna, mencakup kebesaran jiwa yang sungguh luar biasa, bahkan
sangat menakjubkan. Kita sudah melihat betapa tingginya kesadaran Abu Bakar
terhadap prinsip-prinsip yang berpedoman pada Al-Qur’an sehingga ia dapat
memastikan untuk menanamkan pada dirinya batas antara kebenaran untuk
kebenaran dengan kebohongan dengan kebenaran.

Prinsip-prinsip dalam Islam, dilukiskan Abu Bakar dengan mendorong


kaum muslimin memerangi orang-orang yang ingin menghancurkan Islam
seperti halnyaorang-orang murtad, orang-orang yang enggan membayar zakat,
dan orang-orang yang mengaku dirinya sebagai nabi. Oleh karena itu Abu
Bakar melaksanakan perang Riddah untuk menyelamatkan Islam dari
kehancuran.

B. kritik dan saran

Dari makalah yang telah kami buat, semoga bermanfaat bagi kita semua
khususnya kepada kami. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat,
masih jauh dari kesempurnaaan, oleh karena itu kritik dan saran dari teman-
teman semua yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Sekian dari kami, terimakasih.

P a g e | 19
Daftar pustaka...

Husain, M. 2003. Abu bakar ash-shiddiq sebuah biografi . jakarta: PT Pustako


Untera AntarNusa.

Katsir, ibnu. 2004. Al-bidayah wan nihayah . jakarta: DARUL HAQ

knowledgeisfree.blogspo.com, diakses 23 january, 2017

buku-auto-biografi.blogspot.com diakses 23 january, 2017

armayant.blogspo.com,diakses 23 january, 2017

www.fauzulmustaqi.com, diakses 23 january 2017

mujtahid269.blogspot.com diakses 22 january, 2017

P a g e | 20

Anda mungkin juga menyukai