Anda di halaman 1dari 6

DILA EKA FITRI

19316009710312
TUGAS AKHIR MODUL 1 KELAS IPA-C

Operasi Transplantasi Kepala Manusia?


Suksesnya pengujian transplantasi kepala tikus yang telah dilakukan pada beberapa bulan lalu,
kini akan kembali dilakukan dengan kepala manusia. Transplantasi kepala yang telah
dilakukan masih sekedar tahap uji coba. Kepala manusia yang digunakan sebagai objek
pengamatan adalah kepala mayat yang di Operasi ke badan mayat lainnya. Operasi yang
berjalan dengan menggunakan kurun waktu 18 jam tersebut dipimpin oleh dr. Sergio
Canavero.

Pengujian operasi transplantasi ini awalnya mengalami berbagai kontroversi, hal ini terjadi
akibat adanya usulan operasi akan dilakukan di Negara Amerika Serikat (AS) namun berbagai
alasan yang kuat menjadikan pengujian yang membuat dunia pangling dan geger sejenak ini
berhasil dilakukan di Tiongkok. Alasan memilih Tiongkok oleh dokter Canavero adalah tak
lain karena dokter yang akan menjadi partner operasi adalah dokter asal Tiongkok. Dokter
Tiongkok ini adalah Dr Xiaoping Ren. Xiaoping bukanlah orang baru dalam dunia
transplantasi organ, ia terkenal dengan transplantasi kepala tikus sebanyak 1.000 ekor tikus.

Dengan menggunakan pengetahuan yang Anda peroleh pada modul 1 ini disertai dengan
informasi dari berbagai sumber. Diskusikanlah hal ini dalam kelompok anda dan buatlah
pernyataan sikap Anda mengenai hal tersebut.

Sel punca atau yang lebih sering dikenal dengan stem cells adalah sel yang belum
memiliki fungsi khusus, dapat memperbaharui dan membelah diri menjadi sel yang serupa
(sejenis) atau mengubah diri (berdiferensiasi) menjadi sel yang sama sekali berbeda tergantung
lingkungannya.
Sel punca memiliki dua sifat penting yang sangat berbeda dengan sel lain yaitu:
1. Sel punca belum merupakan sel dengan spesialisasi fungsi tetapi dapat memperbaharui
diri dengan pembelahan sel bahkan setelah tidak aktif dalam waktu yang panjang
2. Dalam situasi tertentu, sel punca dapat diinduksi untuk menjadi sel dengan fungsi tertentu
seperti sel jaringan atau sel organ yang mempunyai tugas tersendiri. Pada sumsum tulang
dan darah tali pusar, sel punca secara teratur membelah dan memperbaiki jaringan yang
rusak, sedangkan pada organ lain seperti pankreas atau hati, pembelahan hanya terjadi
dalam kondisi tertentu.
Sel punca dikelompokkan menjadi 4 kelompok berdasarkan asal selnya, yaitu : sel punca
embrionik, sel punca fetal, sel punca ekstraembrionik, dan sel punca dewasa.
1. Sel punca embrionik
Sel punca yang diambil dari blastocyst yang berusia 5 hari. Sel punca jenis ini memiliki
sifat dapat berkembang secara terus-menerus dalam wadah kultur dan dapat diarahkan
untuk berdiferensiasi menjadi berbagai seperti sel kulit, sel jantung, sel neuron, dan sel
lainnya. Karena memiliki potensi untuk bisa menjadi berbagai jenis sel maka sel punca
ini dikatakan pluripoten.
2. Sel punca fetal
Sel punca jenis ini berasal dari berbagai organ dan jaringan fetus. Organ atau jaringan
yang digunakan dalam sel punca fetal ini seperti otak untuk menghasilkan sel punca
neural, sumsum tulang untuk menghasilkan sel punca hematopoietik, dan beberapa organ
atau jaringan lainnya.
3. Sel punca ekstraemrionik
Pada jenis sel punca ini berasal dari plasenta, tali pusar, dan darah tali pusar. Sel punca
yang berasal dari darah tali pusar mengandung sel punca hematopoietik dan memiliki
kemampuan multipoten .
4. Sel punca dewasa
Merupakan sel punca yang berasal dari berbagai organ atau jaringan , seperti otak,
sumsum tulang, otot rangka, dan oragan atau jaringan lain. Sel punca ini akan terus
berkembang karena penelitian terhadap jenis sel punca ini masi terus berlangsung. Sel
punca jenis ini bersifat multipoten. Tugas utama dari sel punca dewasa adalah
memelihara dan memperbaiki jaringan tempat sel punca itu ditemukan.
Jenis sel punca berdasarkan potensi yang dimilikinya:
1. Sel punca bertotipotensi adalah sel punca yang memiliki potensi untuk berdiferensiasi
menjadi semua jenis sel, yaitu sel ekstraembrionik, sel somatik, dan sel seksual. Jenis sel
ini dapat bertumbuh menjadi organisme baru bila diberikan dukungan maternal yang
memadai. Sel punca bertotipotensi diperoleh dari sel punca embrio, hasil pembuahan sel
telur oleh sel sperma.
2. Sel punca berpluripotensi adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis
sel dalam tubuh, namun tidak dapat membentuk suatu organisme baru.
3. Sel punca bermultipotensi adalah sel-sel yang dapat berdiferensiasi menjadi beberapa
jenis sel dewasa.
4. Sel punca berunipotensi adalah sel punca yang hanya dapat menghasilkan satu jenis sel
tertentu, tetapi memiliki kemampuan memperbarui diri yang tidak dimiliki oleh sel yang
bukan sel punca.

Berdasarkan penjelasan di atas, sel punca sebagai sistem perbaikan untuk mengganti sel-
sel tubuh yang rusak demi kelangsungan hidup organisme merupakan suatu terobosan baru
dalam dunia kedokteran untuk mengobati berbagai penyakit kronis dan berbagai penyakit
degeneratif.
Sifat sel punca yang secara alami memiliki tugas untuk menggantikan sel yang tua atau
sakit digunakan oleh para ilmuan untuk menggagas berbagai ide untuk menggunakan sel punca
sebagai terapi untuk pasien dengan berbagai macam kondisi medis. Sebagai contoh, apabila
pasien memiliki serangan jantung, maka pasien diberi sebuah transplantasi sel puncak untuk
terapi agar sel punca yang ditransplantasikan tersebut memperbaiki kerusakan di jantung.
Transplantasi sel punca ini dapat berupa transplantasi autologus (menggunakan sel punca
pasien sendiri yang dikumpulkan sebelum pemberian kemoterapi dosis tinggi), transplantasi
alogenik (menggunakan sel punca dari donor yang cocok), ataupun transplantasi singenik
(menggunakan sel punca dari saudara kembar identik).
Saat ini ada beberapa transplantasi sel punca yang telah teruji oleh ilmuan yang aman dan
juga efektif. Contoh terbaik adalah transplantasi sumsum tulang belakang. Selain itu, organ lain
yang sering ditransplantasi adalah ginjal, pankreas, liver, jantung, paru-paru, dan usus halus.
Tapi ada sebuah uji coba transplantasi sel punca yang sangat kontroversial yaitu transplantasi
kepala manusia yang dilakukan oleh dr. Sergio Canavero.
Sebelumnya, dr. Sergio Canavero mengklain sudah berhasil melakukan transplantasi
kepala tikus. Dia memotong sumsum kepala tikus dan mengoleskan larutan garam pada luka
untuk menghentikan pendarahan. Selain itu, dia juga mengatakan kalau sudah berhasil
melakukan transplantasi kepala manusia pertama di dunia dengan menggunakan mayat manusia.
Prosedur ini dilakukan dengan cara menukar kepala dari satu mayat untuk kemudian
dipasangkan ke kepala mayat lain, serta menghubungkan kembali saraf tulang belakang serta
pembuluh darah di tulang belakang dan leher dengan menggunakan kemampuan sel punca.
Berikut penjelasan lebih lengkap mengenai transplantasi kepala manusia.
Dalam paper atau makalahnya, ia mengusulkan pemotongan spinal cord dengan pisau
bedah tajam, kemudian secara mekanik menyambungkan spinal cord dari salah satu tubuh ke
tubuh yang lain.
Dua ujung syaraf tulang belakang mereka kemudian disambung dengan melumuri daerah
persambungan menggunakan polyethylene glycol. Sudah ada beberapa penelitian yang
menunjukkan bahwa bahan kimia ini membentuk pertumbuhan sel-sel pembentuk syaraf tulang
belakang.
Pemotongan syaraf tulang belakang dilakukan dengan alat khusus agar tetap utuh. “Pisau
bedah mikrotomik berlian adalah salah satunya; pisau nano yang terbuat dari lapisan tipis silikon
nitride dengan ketajaman pemotongan nanometer juga menjadi pilihan lain, “ujarnya dalam
makalah itu.
“Pemotongan tuntas jadi kunci untuk penyatuan spinal cord. Oleh karena itu,
memungkinkan jalur transmisi utama sistem saraf yang membantu membuat saraf (akson)
terdekat menyatu dengan akson lainnya,” jelasnya. Penyatuan itu memanfaatkan fusogen atau
sealant, yang memperbaiki kerusakan membran sel akibat cedera secara mekanik. Sementara
kepala disambungkan, tubuh donor harus didinginkan dan diletakkan pada posisi cardiac arrest
yaitu perawatan hilangnya fungsi jantung. Kemudian jantung tubuh donor dapat dihidupkan
kembali setelah kepala disambungkan.
Transplantasi kepala manusia ini secara bioetika tidak etis dan tabu untuk dilakukan
menurut banyak orang. Kalau pun dilakukan, resikonya besar dan berhubungan dengan nyawa
pasien. Menurut pendapat beberapa ilmuan, transplantasi kepala manusia sulit untuk dilakukan
karena ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan seperti menjaga kepala yang terputus
untuk tetap hidup, reaksi dari tubuh pasien berupa sistem imun tubuhnya, kecepatan operasi,
menyatukan sumsum tulang belakang yang penuh dengan saraf, serta infeksi pada luka bekas
operasi. Seperti tindakan operasi lainnya, infeksi pada luka akan menghantui selama proses
penyembuhan kalau seandainya transplantasi kepala ini betul-betul dilakukan.
Untuk melakukan sebuah prosedur operasi, harus memperhatikan sikap aseptik dan
sterilisasi dalam kegiatan operasi karena salah satu komplikasi yang sering terjadi setelah operasi
adalah infeksi pada luka bekas operasi.
Teknik aseptik adalah metode penjagaan yang digunakan dalam setiap tindakan yang
membawa resiko masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh pasien. Tujuan akhir dari aseptik
adalah untuk menghindarkan pasien dari infeksi paska operasi dan untuk mencegak penyebaran
patogen. Teknik aseptik harus dilakukan pada saat pembedahan, kateterisasi urin, prosedur
intravaskuler, pemasangan drain, pemasangan ventilator, dan pengambilan sampel darah.
Ada beberapa prosedur aseptik di ruang operasi yaitu:
1. Menggunakan masker dan penutup kepala
2. Mencuci tangan
3. Pemakaian sarung tangan dan jubah operasi
4. Persiapan pasien
5. Memelihara sterilisasi medan operasi
6. Menggunakan teknik operasi yang aman
7. Sterilisasi dari ruang operasi minor dan alat operasi.
Selain konsep aseptik, sterilisasi alat-alat medis juga harus betul-betul diperhatikan. Ada tiga
metode sterilisasi dan desinfeksi yaitu:
1. Metode fisis yang terdiri dari pemanasan dan penyinaran
2. Metode mekanik dengan cara filtrasi
3. Metode kimiawi dengan menggunakan bahan-bahan kimia.

Dalam memanfaatkan sel punca untuk transplantasi organ harus memperhatikan etika
(bioetika) dalam pelaksanaannya. Untuk transplantasi organ biasa, semua prosedur operasi harus
dipahami oleh semua orang yang terlibat dalam transplantasi organ seperti dokter, pendonor dan
keluarganya, serta pasien dengan keluarganya. Selain itu, juga harus diperhatikan sel punca yang
digunakan. Sel punca yang tidak boleh digunakan adalah sel punca yang berasal dari embrio, sel
blastosis yang totipoten, serta sel tahap morula yang pluripoten karena melanggar prinsip bahwa
kehidupan harus dihormati sejak awal pembuahan sel telur dan sel sperma. Sel punca yang boleh
digunakan adalah sel punca dewasa yang multipoten karena telah jelas dapat membentuk sel-sel
khusus. Selain itu, sel punca “iPS” juga tidak memiliki permasalahan etik karena bukan sel
punca embrionik tetapi memiliki sifat sel punca embrionik.
Selain sel punca embrionik yang dianggap tidak etis untuk digunakan pada kegiatan
transplantasi organ, organ yang ditransplantasi pun ada yang tidak etis. Transplantasi kepala
manusia dianggap tidak etis dan tidak sesuai dengan agama dan moral. Transplantasi kepala
manusia ini menyebabkan si pendonor kehilangan nyawanya untuk menolong si pasien. Selain
itu juga bisa menimbulkan masalah psikologis pada pasien karena kita tidak tau reaksi otak saat
berada di tubuh orang lain. Transplantasi kepala manusia merupakan tindakan yang sangat
berbahaya.
Jadi menurut saya, transplantasi kepala tidak etis untuk dilakukan karena tidak sesuai
dengan ajaran agama dan moral manusia serta resikonya yang sangat besar. Alangkah baiknya
transplantasi yang dilakukan sebatas transplantasi sumsum tulang belakang atau organ-organ
seperti jantung, ginjal, paru-paru, hati, usus untuk membantu pasien yang menderita penyakit
kronis yang berhubungan dengan organ-organ tersebut. Selain itu, harus diperhatikan juga sel
punca yang digunakan jangan sampai sel punca embrionik.

Anda mungkin juga menyukai