Konseppptpkn 150815090500 Lva1 App6892
Konseppptpkn 150815090500 Lva1 App6892
PERSATUAN INDONESIA
KEADILAN SOSIAL
BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
KETUHANAN YANG MAHA ESA
KETUHANAN YANG
MAHA ESA
KETUHANAN YANG
MAHA ESA
Menuntut setiap warga negara mengakui Tuhan Yang Maha Esa sebagai
pencipta dan tujuan akhir, baik dalam hati dan tutur kata maupun
dalam tingkah laku sehari-hari. Konsekuensinya adalah Pancasila
menuntut umat beragama dan kepercayaan untuk hidup rukun
walaupun berbeda keyakinan.
KASUS PELANGGARAN
SILA PERTAMA PANCASILA
sumber
http://syamsulalamagus.blogspot.com/2007/04/kronik-konflik-poso-1998-2001_29.html
Konflik dan kekerasan pertama kali terjadi pada 24 Desember 1998, peristiwa
ini dipicu oleh ulah seorang pemuda yang sedang mabuk, dia adalah Roy Runtuh
Bisalemba melakukan penyerangan terhadap seorang pemuda bernama Ahmad Ridwan
yang sedang tertidur didalam MasjidDarussalam di kelurahan Sayo, Poso Kota. Dalam
penyerangan tersebut Ahmad Ridwan dibacok, tetapi ia sempat lari dan meminta
pertolongan.
Pada tanggal 28 Desember 1998, Herman Parimo dan ratusan massa kristen
dari arah Lage dan Tentena kembali memasuki Poso. Blokade polisi gagal menghalau
ratusan massa yang terus bergerak kearah Poso Kota
Pada tanggal 30 Desember 1998, situasi Poso berangsur aman, hal ini ditandai
dengan mulai ramainya aktifitas perekenomian warga di Pasar Sentral Poso yang terletak
dijantung Kota Poso. Herman Parimo dan 7 orang lainnya ditangkap polisi dengan
tuduhan provokator. Pada tanggal 1 Nopember 1999 Pengadilan Negeri Palu
menjatuhkan vonis 14 tahun Penjara bagi Herman Parimo, namun sebelum menjalani
hukumannya dia meninggal dunia di Rumah Sakit Stella Maris di Makassar, Sulawesi
Selatan
Akibat dari kerusuhan di Poso pada tahun 1998, 17 warga mengalami luka
berat, 139 luka ringan, (15 orang lainnya adalah anggota TNI), 158 rumah penduduk
dibakar, 100 rumah dirusak massa, 14 mobil dan 20 kendaraan roda dua dibakar
Penyebab
Adanya unsur suku dan agama yang mendasari konflik sosial itu adalah sesuai dengan
fakta yaitu bahwa asal mula kerusuhan poso pertama diantaranya berawal dari :
1. Pembacokan Ahmad Yahya oleh Roy Tuntuh Bisalembah didalam masjid pesantren
Darusalam pada bulan ramadhan.
2. Pemusnahan dan pengusiran terhadap suku-suku pendatang seperti Bugis, Jawa,
dan Gorontalo, serta Kaili pada kerusuhan ke III.
3. Pemaksaan agama Kristen kepada masyarakat muslim di daerah pedalaman
kabupaten terutama di daerah Tentena dusun III, Salena, Sangira, Toinase, Boe,
dan Meko yang memperkuat dugaan bahwa kerusuhan ini merupakan gerakan
kristenisasi secara paksa yang mengindikasikan keterlibatan Sinode GKSD Tentena.
Dampak kerusuhan poso dapat di
bedakan dalam beberapa segi :
Bidang Budaya
1. Dilanggarnya ajaran agama dari kedua kelompok yang bertikai dalam
mencapai tujuan politiknya.
2. Runtuhnya nilai – nilai kebersamaan, kerukunan, dan kesatuan yang
menjadi bingkai dalam hubungan sosial masyarakat Poso.
Bidang Hukum
1. Terjadinya disintegrasi dalam masyarakat Poso ke dalam dua
kelompok yaitu kelompok merah dan kelompok putih.
2. Tidak dapat dipertahankan nilai-nilai kemanusiaan akibat terjadi
kejahatan terhadap manusia seperti pembunuhan, pemerkosaan
dan penganiayaan terhadap anak serta orang tua dan pelecehan
seksual.
3. Runtuhnya stabilitas keamanan, ketertiban, dan kewibawaan hukum
di masyarakat Kabupaten Poso.
4. Munculnya perasaan dendam dari korban-korban kerusuhan
terhadap pelaku kerusuhan.
Dampak
kerusuhan poso dapat di bedakan dalam beberapa segi :
Bidang Politik
• Terhentinya roda pemerintahan.
• Jatuhnya kewibawaan pemerintah daerah di mata masyarakat.
• Hilangnya sikap demokratis dan penghormatan terhadap perbedaan
pendapat masing – masing kelompok kepentingan.
• Legalisasi pemaksaan kehendak kelompok kepentingan dalam
pencapaian tujuannya.
Bidang Ekonomi
• Lepas dan hilangnya faktor dan sumber produksi ekonomi
masyarakat, seperti sawah, tanaman kebun, mesin gilingan padi,
traktor tangan, rumah makan, hotel dan lain sebagainya.
• Terhentinya roda perekonomian.
• Rawan pangan.
• Munculnya pengangguran dan kelangkaan kesempatan kerja
Solusi konflik POSO
• Manajemen Konflik menuju Rekonsiliasi
• Mengubah Sistem pemahaman Agama
• Mengurangi Penampilan Berhura-Hura dalam
Kehidupan Beragama.
• Menciptakan kerukunan dalam kehidupan
masyarakat
• Redam Nafsu Distinksi Untuk Menghindari
Konflik Etnis
LANDASAN
Landasan yang berkaitan dengan kasus kasus pada sila pertama ialah :
http://wetanlintang.blogspot.com/2011/09/tulisan-untuk-umat-kristen-tanpa-judul.html
Peristiwa tolikara terjadi karena pihak gereja Dewan Pekerja Wilayah
Gereja Injili di Indonesia (GIDI) marah terhadap umat islam yang tidak
mengindahkan surat edaran yang berisi larangan menjalankan solat idul fitri
sehingga terjadilah pembakaran tempat ibadah dan rumah-rumah penduduk umat
islam
Bom Bali 2002 (Bom Bali I) adalah pengeboman yang terjadi
pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002. Dua ledakan
pertama terjadi di Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan
Legian, Kuta, Bali, sedangkan ledakan terakhir terjadi di dekat
Kantor Konsulat Amerika Serikat. Rangkaian pengeboman ini
merupakan pengeboman pertama yang kemudian disusul
oleh pengeboman dalam skala yang jauh lebih kecil yang juga
bertempat di Bali pada tahun 2005. Tercatat 202 korban jiwa
dan 209 orang luka-luka atau cedera, kebanyakan korban
merupakan wisatawan asing yang sedang berkunjung ke
lokasi tersebut. Peristiwa ini dianggap sebagai
peristiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia.
Pengeboman Bali 2005 yang terjadi di Bali pada 1
Oktober 2005. Terjadi tiga pengeboman, satu di Kuta dan dua
di Jimbaran dengan sedikitnya 23 orang tewas dan 196
lainnya luka-luka. Bom bunuh diri ini memberikan dampak
yang cukup signifikan terhadap pariwisata di Bali mengingat
pada 12 Oktober 2002, serangan bom serupa menewaskan
202 orang. Menurut Kepala Desk Antiteror Kantor Menteri
Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam),
Inspektur Jenderal (Purn.) Ansyaad Mbai
Amuk Massa di Kupang terjadi pada tanggal 30 November
1998. Amuk massa tersebut bermula dari aksi perkabungan
dan aksi solidaritas warga Kristen NTT atas peristiwa
Ketapang, yaitu bentrok antara warga Muslim dan Kristen
dengan disertai perusakan berbagai tempat ibadah. Amuk
massa tanggal 30 November tersebut mengakibatkan
setidaknya 11 masjid, 1 mushola, dan beberapa rumah serta
pertokoan milik warga muslim rusak.