Email : mayariska92@yahoo.com
ABSTRAK
Air sumur marupakan air yang digunakan oleh manusia untuk keperluan
sehari-hari seperti minum, mandi, cuci, kakus, dan sebagainya. Diantara
kegunaan-kegunaan air tersebut, yang sangat penting adalah kebutuhan untuk
minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum, termasuk untuk masak, air harus
mempunyai persyaratan khusus agar tidak menimbulkan penyakit pada manusia.
Salah satu sarana untuk mendapatkan air bersih adalah melalui sumur gali.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kualitas air sumur gali di
dusun III Desa Pulubala Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo, sesuai
dengan syarat yang ditentukan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 yang diuji dari beberapa parameter,
yakni parameter fisik yang meliputi suhu air, kekeruhan, dan jumlah zat padat
terlarut (TDS). Kemudian parameter kimia seperti derajat keasaman (pH) air, dan
terakhir parameter bakteriologis, yang meliputi pemeriksaan kandungan bakteri
Coliform total dan bakteri E.coli.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskripsi. Populasi dalam penelitian ini
terdiri dari 6 dusun dengan total keseluruhan sumur yang ada di desa Pulubala
sebanyak 52 buah sumur. Sampel dalam penelitian ini adalah air sumur di Desa
Pulubala Dusun III dengan jumlah sumur 6 buah (6 sampel). Teknik analisa data
pada penelitian ini adalah analisis kualitatif berupa deskriptif dengan menganalisis
data yang disesuaikan dengan Permenkes RI No. 907/Menkes/SK/VII/2002.
Hasil penelitian dilihat dari segi fisik dan kimia, menunjukan bahwa air
sumur gali dilihat dari indikator TDS, kekeruhan, suhu, dan derajat keasaman
(pH) air masih memenuhi syarat baku mutu air bersih, tidak melewati ambang
batas untuk baku mutu air bersih yang telah ditetapkan oleh PerMenKes 2002
sedangkan untk hasil penelitian dilihat dari segi bakteriologis menunjukan
keberadaan jumlah mikroorganisme bakteri Coliform sangat melebihi nilai
ambang batas yang telah ditetapkan untuk baku mutu air bersih. Rata-rata hasil
pengujian bakteriologis air yang berasal dari sumur gali mengandung bakteri
Coliform total sebesar 2,4x103=2400 sel bakteri per 100 ml air, serta rata-rata
sampel air telah positif mengandung bakteri E.coli.
I. PENDAHULUAN
Air merupakan suatu sarana penting agar dapat dimanfaatkan
utama untuk meningkatkan derajat secara berkelanjutan sesuai dengan
kesehatan masyarakat, karena air tingkat mutu yang di inginkan. Salah
merupakan salah satu media dari satu langkah pengelolaan yang
berbagai macam penularan terutama dilakukan adalah pemantauan dan
penyakit perut. interpretasi data kualitas air
Air sumur yang dipergunakan mencakup kualitas fisik, kimia, dan
oleh masyarakat untuk keperluan biologi.
sehari-hari tersebut masih banyak Semakin tinggi tingkat konta-
yang belum memenuhi persyaratan minasi bakteri coliform, semakin
kesehatan. Oleh karena itu, tinggi pula risiko kehadiran bakteri-
pengelolaan sumber daya air sangat
bakteri patogen lain yang biasa hidup b. Sumur harus mempunyai bibir
dalam kotoran manusia dan hewan. dengan ketinggian minimal 70
Dampak dari pencemaran air cm
bersih maupun air minum dapat c. Dinding sumur harus diplester
menimbulkan kerugian yang lebih dengan kedap air sedalam
jauh lagi, yaitu kematian. Kematian minimal 4 meter.
dapat terjadi karena pencemaran d. Sumur harus mempunyai lantai
yang terlalu parah sehingga air itu dengan ukuran minimal 150
sendiri telah menjadi penyebab cm x 150 cm.
berbagai macam penyakit. e. Sumur harus mempunyai
Desa Pulubala, Kecamatan saluran pembuangan air
Pulubala meliputi enam dusun sepanjang minimal 20 meter.
dengan jumlah penduduk 3124 jiwa f. Sumur harus terbuka dan tidak
dengan jumlah penduduk laki-laki boleh ada pohon diatasnya
1257 jiwa dan perempuan sebanyak terutama pohon yang berdaun
1268 jiwa. Berdasarkan Observasi air kecil.
sumur di desa Pulubala Kecamatan Kualitas air bersih dapat
Pulubala peneliti melihat keadaan ditentukan dari beberapa hal
alat rumah tangga yang dipakai sebagai berikut:
untuk memanaskan air terdapat a. Fisik
endapan zat kapur pada alat rumah 1) TDS
tangga yang digunakan seperti pada 2) Kekeruhan
wajan. 3) Suhu
Peneliti ingin mengetahui apakah
Kualitas Air Sumur Gali di Dusun III b. Kimia
Desa Pulubala Kecamatan Pulubala 1) Ph
Kabupaten Gorontalo, memenuhi
syarat yang telah ditentukan oleh c. Bakteriologis
Peraturan Menteri Kesehatan 1) Eserchia coli
Republik Indonesia Nomor 2) Coliform
907/Menkes/SK/VII/2002.
80 100 Ulangan 1
Ulangan 1
60
40 50 Ulangan 2
20 Ulangan 2
0 0
Ulangan 3 Ulangan 3
Sampe; 6
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 3
Sampel 4
Sampel 5
Rata-rata Rata-rata
Standar Standar
Ulangan 3
Menurut PERMENKES nomor
Rata-rata 907/Menkes/SK/VII/2002, bahwa
total coliform 0/100 ml air minum.
Diagram 4.4
Hasil data pengujian Kekeruhan 4.2 PEMBAHASAN
pada Air Sumur Gali di dusun III Berdasarkan hasil penelitian
pH dari air sumur rata-rata TDS (Total Dissolved Solid) di atas ,
bernilai 7 yang artinya bersifat basa. bahwa nilai rata-rata dari nilai
Di lihat dari nilai pH pada sampel 1 jumlah zat terlarut yaitu terlihat dari
dengan nilai rata-rata 7,19 Mg/L dan diagram 1 dimana pada sampel 1
untuk sampel 2 yaitu dengan nilai sampai sampel 6 yaitu 1312 mg/L,
rata-rata 7,08 Mg/L, untuk sampel 3 803.67 mg/L, 642.33 mg/L, 956.67
yaitu dengan nilai rata-rata 6,93 mg/L, 973.67 mg/L, 693.67 mg/L.
Mg/L, pada sampel 4 dengan nilai Dari nilai rata-rata di atas belum
rata-ratanya adalah 7,91 Mg/L dan melebihi standar yang sudah
untuk sampel 5 yaitu dengan nilai ditetapkan oleh PerMenKes, akan
rata-rata 7,70 Mg/L, sedangkan tetapi pada sampel 1 sampal sampel
untuk sampel 6 yaitu dengan nilai 6 nilai rata-rata TDSnya cukup tinggi
rata-rata 7,92 Mg/L. dan dilihat pada sampel 1 nilainya
e. Bakteriologis paling tinggi yaitu 1312 mg/L dan
dibandingkan dengan standar dari
PerMenKes 907/Menkes/SK/VII/
2002 adalah 1500 mg/L.
Berdasarkan hasil penelitian,
untuk pengukuran kekeruhan
terdapat perbedaan angka rata-rata
dalam setiap sampel yaitu 1.83 NTU,
0.9 NTU, 0.52 NTU, 2.23 NTU, 0.7
NTU, dan 85.33 NTU. Untuk sampel
6 nilai kekeruhan sangat tinggi dan
telah melebihi nilai ambang batas
yang ditentukan oleh PerMenKes
907/Menkes/SK/VII/2002 adalah 25
NTU sedangkan dibandingan dengan
hasli laboratorium yaitu 85.33 NTU. pada air sumur ini sanggat tinggi dan
Pada sampel 6 tersbut airnya sanggat 5 dari 6 sampel mengandung E.Colli,
keruh sehinga kualitas airnya tidak keadaan ini sangat memprihatinkan
memenuhi syarat dan tidak boleh karena air sumur pada dusun ini
dikonsumsi sebagai air minum digunakan untuk air minum dengan
Berdasarkan hasil penelitian ini cara dimasak terlebih dahulu. Akan
dan dapat dilihat pada gradik 3 tetapi jika air ini dikonsumsi
bahwa nilai rata-rata suhu atau berkelanjutan terus mennerus tanpa
temperatur air sumur pada dusun III ada pencegahan dari pihak terkait
untuk setiap sampelnya adalah 28 atau alternatif lain agar air sumur
0
C, 27 0C, 27.5 0C, 300C, 29,7 0C dan tersebut kandungan bakteri coliform
30 0C . Akan tetapi nilai rata-rata total tidak tinggi dan negatif E.Colli.
suhu air sumur ini masih dalam
kategori maksimum pada dasarnya V. SIMPULAN
yaitu 20-600C. Bahwa standar baku
mutu air bersih yang telah ditetapkan 1. Di tinjau dari kualitas fisik,
oleh Peraturan Menteri Kesehatan jumlah zat terlarut (TDS)
Republik Indonesia Nomor pada air sumur gali didusun
907/Menkes/SK/VII/2002 yaitu 200C III desa Pulubala paling
- 600C. rendah 642,33 Mg/L dan
Berdasarkan hasil penelitian ini paling tinggi 1312 Mg/L. Jadi
dan dapat dilihat pada diagram 4 bisa di simpulkan bahwa
bahwa nilai rata-rata pH air sumur semua sampel air sumur gali
pada dusun III untuk setiap yang di teliti nilai dari
sampelnya adalah 7.19Mg/L, 7.08 TDSnya belum mencapai
Mg/L, 6,93 Mg/L, 7.91 Mg/L, 7.7 nilai ambang batas yang
Mg/L dan 7.92 Mg/ . Akan tetapi sudah ditetapkan oleh
nilai rata-rata suhu air sumur ini PerMenKes
masih dalam kategori maksimum 907/Menkes/SK/VII/2002
pada dasarnya yaitu 6,5-9,0 Mg/L. adalah 1500 mg/L
Berdasarkan hasil penelitian 2. Di tinjau dari kualitas fisik,
untuk uji bakteriologis pada uji tingkat kekeruhan pada air
penduga atau pengujian coliform sumur gali didusun III desa
total untuk setiap sampelnya adalah Pulubala paling rendah 0,5
0.3 x 102, 1.4 x 102, 0.5 x 102, 0.8 x NTU dan paling tinggi 85,33.
102, 1.8 x 102 dan 2.0 x 102. Jadi bisa di simpulkan bahwa
Sedangkan pada uji penguat atau semua sampel air sumur gali
pengujian E.Colli pada 6 sampel yang di teliti nilai dari tingkat
hanya 1 sampel yang negative yaitu kekeruhan hanya satu sampel
pada sampel 4 sedangkan sampel yaitu pada sampel 6 yang
lainyya mengandung positif E.Colli. telah mencapai nilai ambang
Hasil pengujian Coliform total dan batas yang sudah ditetapkan
E.Colli air sumur dapat dilihat pada oleh PerMenKes
tabel 4.5. 907/Menkes/SK/VII/2002
Dilihat dari hasil data tersebut adalah 25 NTU sehingga
kandungan bakteri coliform total
kualitas air sumurnya kurang Daud, Anwar. 2004. Penyediaan Air
baik. Bersih. Makassar: Hasanuddin
3. Di tinjau dari kualitas fisik University Press (LEPHAS).
pada pengujian suhu air Efendi, Abiditya. 2010. Analisis
sumur gali didusun III desa Biaya Uji Kualitas Air Sumur.
Pulubala belum mencapai Surakarta.
nilai ambang batas yang (Online).(http://repository.usu.a
sudah ditetapkan oleh c.id/bitstream/123456789/1457
PerMenKes 2002 bahwa 0/1/011000288.pdf, diakses 12
standar air bersih 20-600C. November 2011)
4. Di tinjau dari kualitas kimia Hartanto, Sulih. 2007. Studi Kasus
pada pengujian pH air sumur Kualitas dan Kuantitas
gali didusun III desa Pulubala Kelayakan Air sumur Artetis
belum mencapai nilai ambang Sebagai Air Bersih Untuk
batas yang sudah ditetpkan Kebutuhan sehari-hari
oleh PerMenKes 2002 bahwa Daerah Kelurahan Sukorejo
standar air bersih 6,5-9,0 Kecamatan Gunungpati
Mg/L. Semarang tahun 2007.
5. Di tinjau dari uji kualitas Semarang: Widya Medika.
baketriologis pada uji Kusnaedi. 2010. Mengolah Air
penduga dan uji penguat Kotor Untuk Air Minum.
bahwa air sumur gali di desa Jakarta: Penebar Swadaya.
Pulubala dusun III Mahani. 2007. Keajaiban Air
mengandung bakteri Coliform Sembuhkan Penyakit. Jakarta:
total˃2400/100ml air dan Puspa Swara, Anggota Ikapi.
mengandung positif bakteri Nugroho, Wahyu. 2007. Uji Kualitas
E.colli. Air dilokasi Peternakan
Ayam Petelur Desa Ponggok
REFERENSI Kecamatan Ponggok
Agus, Muhamad. 2007. Studi Kasus Kabupaten Blitar ditinjau
Kualitas Dan Kuantitas dari Aspek Fisik dan Aspek
Kelayakan Air Sumur Artetis Bakteriologis. Malang.
Sebagai Air Bersih Untuk (Online).
Kebutuhan Sehari-Hari Di (http://etd.eprints.ums.ac.id/10
Daerah kelurahan Sukorejo 169/3/J410060037.pdf,
kecamatan Gunungpati diakses 12 November 2011)
Semarang Tahun 2007. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.
Semarang (Online). Metodologi Penelitian
(http://www.yonokomputer.co Kesehatan. Jakarta:
m/2011/03. Pdf, diakses 12 RinekaCipta.
November 2011). Purwitasari, Agnis. 2007. Studi
Daud, Anwar. 2005. Dasar-Dasar Kelayakan Sumber Mata Air
Kesehatan Lingkungan. Kali Bajak Sebagai Pemenuhan
Makassar: Hasanuddin Kebutuhan Air Bersih Warga di
University Press (LEPHAS). Wilayah Kelurahan
Karanganyar Gunung
Kecamatan Candisari. Skripsi. Yuliarsih, 2002. Higiene & Sanitasi
Semarang: Program Sarjana Umum. Jakarta: UNJ Press
Kesehatan Masyarakat
Universitas Negeri Semarang.
Pujiastuti, dkk. 2007. Pemeriksaan
Kadar Besi (fe) dalam Air
dalam Air PDAM dan Air
Instalasi Migas di Desa
Kampung Baru Cepu Secara
Spektrofometri. Surakarta.
(Online).
(http://repository.ac.id/. Pdf,
diakses 12 November 2011).
Said, Nusa. 2007. Pencemaran Air
Minum dan Dampaknya
Terhadap Kesehatan. (Online).
(http://www.pencemaran-air-
minum-dampaknya-terhadap-
kesehatan. Pdf, diakses 12
November 2011).
sarudji, Didik, M.Sc. 2006.
Kesehatan Lingkungan.
Sidoarjo: Media Ilmu, Anggota
Ikapi.
Soemirat, Juli. 2009. Kesehatan
Lingkungan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Suripin, 2004, Pelestarian Sumber
Daya Tanah dan Air,
Penerbit Andi. Yogyakarta.
Sutrisno, Totok C, dkk, 2004.
Teknologi Penyediaan Air
Bersih. Rineka Cipta. Jakarta.
Widyanti, Manik. 2008. Analisis
Kualitatif Bakteri Koliform
Pada Depot Air Minum Isi
ulang di Kota Singgaraja Bali.
Bali. (Online).
(http://etd.uii.ac.id/01513051.
Pdf, diakses 12 November
2011).
Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi
Umum. Malang: UMM Press.
Waluyo, Lud. 2009. Mikrobiologi
Lingkungan. Malang: UMM
Press.