Anda di halaman 1dari 81

January

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA


JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Politeknik Kesehatan Surabaya Jurusan Teknik Elektromedik yang

sebelumnya bernama Akademi Teknik Elektromedik Surabaya merupakan salah

satu lembaga pendidikan dibawah naungan Departemen Kesehatan Republik

Indonesia yang berfungsi mendidik dan menyiapkan tenaga tenaga elektromedik

atau bidang alat kesehatan yang diharapkan mampu menangani masalah-masalah

yang berkaitan dengan peralatan medis atau kesehatan.

Untuk menerapkan serta mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah

didapat semasa kuliah IV semester, dan didasarkan pada kurikulum pendidikan

yang ada pada Politeknik Kesehatan Surabaya Jurusan Teknik ELektromedik

diwajibkan untuk mengikuti kegiatan PKL ( Praktik Kerja Lapangan ) selama

hampir 2 bulan terhitung dari tanggal 8 Juli 2013 – 31 Agustus 2013 di Rumah

Sakit. Mahasiswa dituntut aktif dalam kegiatan ini agar terbiasa dalam

menghadapi dunia kerja.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 1
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
1.2 Tujuan dan Manfaat

1. Mahasiswa dapat mengetahui, mengenal, dan menerapkan secara langsung

materi pendidikan yang telah didapat pada bangku kuliah.

2. Mahasiswa menjadi lebih tanggap terhadap fenomena yang terjadi saat di

lapangan.

3. Mahasiswa memperoleh pengalaman pribadi yang nyata dan edukatif.

4. Mahasiswa dapat menganalisa dalam melakukan pemeliharaan serta

perbaikan alat medis.

5. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman kerja di rumah sakit.

6. Adanya suatu kerjasama antar pihak akademis dan pihak rumah sakit sehingga

terjalin tali kekerabatan.

1.3 Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan yang dilaksanakan di

Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta adalah :

1. Pemberian materi yang bersifat teoritis yang menyangkut peralatan medis /

kedokteran

2. Diskusi tentang peralatan medis / kedokteran

3. Perbaikan alat – alat medis / kedokteran

4. Kalibrasi alat – alat medis / kedokteran

5. Pemeliharaan alat – alat medis / kedokteran

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 2
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
6. Kunjungan ke bagian Rumah Sakit untuk melihat alat – alat medis /

kedokteran

Selama pelaksanaan mahasiswa dibimbing oleh instruktur dari Instalasi

Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Sub Elektromedik RSUP Dr. Sardjito

Yogyakarta.Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan selama dua bulan dari tanggal

08 Juli 2013 – 31 Agustus 2013.

1.4 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan Laporan Kerja Lapangan di Rumah Sakit

Dr. Sardjito Yogyakarta adalah sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Berisi tentang Latar Belakang, Tujuan dan Manfaat, Metode

Pelaksanaan serta sistematika penulisan.

BAB II : RS Dr. Sardjito Yogyakarta

Sejarah singkat mengenai Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta,

Misi dan Visi, Kedudukan, Tugas, Fungsi, Peran, Strategi, Arah,

Motto, Tujuan, Nilai – nilai RS Dr. Sardjito Yogyakarta, IPSRS

tentang Misi, Visi, Maksud, Tujuan, Kedudukan, Tugas, dan

Fungsi serta Susunan Organisasi Rumah Sakit Dr. Sardjito dan

Pola Kegiatan.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 3
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
BAB III : Pembahasan Alat

Berisi tentang pembahasan alat radiologi, alat laboraturium, alat

terapi, alat diagnostic, alat life support, dan alat bedah anestesi.

BAB IV : Pemeliharaan Alat

Berisikan riwayat semua peralatan medis yang telah dilakukan

tindakan pemeliharaan sesuai dengan jenis peralatannya.

BAB V : Perbaikan Alat

Berisikan riwayat semua peralatan medis yang telah dilakukan

tindakan perbaikan sesuai dengan jenis peralatannya.

BAB VI : Kesimpulan dan Saran

Berisikan tentang Kesimpulan dan Saran.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 4
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
BAB II

RUMAH SAKIT Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

2.1 Sejarah Singkat

Proses berdirinya RS. Dr. Sardjito tidak terlepas dari adanya rumah sakit

Universitas Gadjah Mada ( UGM ). Dapat dikatakan bahwa RS Dr. Sardjito

merupakan kelanjutan dari Rumah Sakit UGM.Keberadaan rumah sakit UGM

juga tidak bisa lepas dari keberadaan fakultas kedokteran UGM.

Rumah sakit Gadjah Mada mempunyai lokasi yang terpisah-pisah yaitu :

1. RS Pugeran. Untuk bagian dalam, penyakit anak, penyakit syaraf dan jiwa,

bagian radiologi, serta bagian laboraturium klinik.

2. RS Mangkubumen, untuk bagian kebidanan, penyakit kandungan, pusat

administrasi, apotik, dan sekolah paramedik.

3. RS Mangkuwilayan, untuk bagian THT, bedah, dan bagian kulit kelamin.

4. RS Jenggotan dan poliklinik Jl. Suryotomo 1A untuk bagian mata.

Karena terpencarnya lokasi RS UGM membuat sulitnya pelayanan bagi

masyarakat dan mahasiswa dalam melaksanakan praktek. Pada tahun 1974 Prof.

Dr. Sardjito selaku presiden UGM dengan melihat kekurangan lainnya yang

dihadapi RS UGM antara lain, manajemen ketenagaan ( man power ), sarana dan

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 5
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
prasarana, mengemukakan gagasan untuk mendirikan rumah sakit pemerintah

yang terletak pada satu lokasi.

Pada tanggal 13 Juni 1974 gagasan ini terwujud dan sesuai dengan SK

Menteri Kesehatan RI no 120/VI/kab/BVII/74 RS Dr. Sardjito.

Pada hari senin kliwon tanggal 8 Februari 1982, jam 10.00 WIB, RS Dr

Sardjito diresmikan. Gagasan Prof. Dr. Sardjito pada tahun 1954 telah terwujud

28 tahun kemudian. Sayang sekali Prof. Dr. Sardjito tidak dapat melihat rumah

sakit impiannya karena pada tahun 1970 beliau telah tiada.

Hadir dalam peresmian itu presiden Soeharto dan Ny. Tien Soeharto, Ibu

Sardjito, Menteri Kesehatan dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Sejak

tanggal 8 Februari 1982 Dr Sardjito telah resmi berdiri.Tanggal ini ditetapkan

sebagai hari kelahiran RS Dr. Sardjito, walaupun RS Dr. Sardjito telah ada sejak

tahun 1974.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 6
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
2.2 Visi dan Misi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Menjadi salah satu rumah sakit unggulan dalam bidang pelayanan,

pendidikan, penelitian di asia tenggara yang bertumpu pada kemandirian.

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu dan terjangkau

masyarakat.

2. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan dibidang kesehatan untuk

menghasilkan SDM yang berkualitas.

3. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan IPTEKDOKKES yang

berwawasan global.

4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan, dan

5. Meningkatkan pendapatan untuk menunjang kemandirian rumah sakit.

2.3 Instalasi Pemeliharaan Sarana Prasarana Rumah Sakit ( IPSRS )

2.3.1 Pengertian IPSRS

Instalasi pemeliharaan sarana prasarana rumah sakit ( IPSRS )

adalah suatu unit fungsional untuk melaksanakan kegiatan pemeliharaan

agar fasilitas penunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit yaitu sarana

prasarana dan peralatan selalu dalam keadaan siap pakai, laik pakai dan

aman digunakan. IPSRS merupakan unsur pelaksana dalam organisasi

rumah sakit yang bertugas melaksanakan penyediaan, pemeliharaan,

perbaikan dan pengelolaan sarana prasarana dan peralatan rumah

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 7
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
sakit.Dalam kegiatan dan kedudukannya, IPSRS berada langsung dibawah

dan bertanggung jawab kepada Direktur Umum, SDM dan Pendidikan.

Secara fungsional IPSRS mendapat pembinaan dari pusat sarana

departemen kesehatan RI.

2.3.2 Tugas IPSRS

Tugas pokok IPSRS adalah melaksanakan tugas pokok direktur

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, yakni pada bidang penyediaan,

pemeliharaan, dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit.

2.3.3 Tujuan IPSRS Dr. Sardjito Yogyakarta

Adapun tujuan dari IPSRS RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta adalah

sebagai berikut :

1. Terciptanya pemeliharaan fasilitas yang merata dan terprogram.

2. Terciptanya kondisi semua fasilitas rumah sakit dalam kondisi yang

selalu siap pakai dan layak aman digunakan.

3. Terselenggaranya pemeliharaan fasilitas yang berkesinambungan.

4. Teralokasinya biaya penyelenggaraan pemeliharaan secara

berkesinambungan atas semua fasilitas.

5. Terciptanya kesadaran dan rasa tanggung jawab dari para pengguna

fasilitas dan fasilitas yang dimiliki.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 8
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
2.3.4 Visi, Misi dan Motto IPSRS

1. Visi

“Menjadi pusat pengelola sarana prasarana rumah sakit yang bertumpu

pada professional bertaraf nasional”.

2. Misi

a. Mempertahankan sarana dan prasarana rumah sakit pada kondisi

layak pakai sesuai standar.

b. Melakukan pengelolaan sarana dan prasarana yang merata, efissien,

terprogram dan berkesinambungan sehingga tercapai kepuasan

pelanggan.

c. Meningkatkan kemampuan professional dan kesejahteraan

karyawan.

3. Motto :

“Pemeliharaan prima pelayanan memuaskan”

2.3.5 Sistem pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sarana,

prasarana dan juga pelayanan Rumah Sakit memerlukan suatu system

yang melibatkan bagian – bagian lain yang saling berhubungan antara satu

dengan yang lain.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 9
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
1. Sistem pengadaan

Merencanakan kebutuhan sarana atau prasarana yang digunakan

dalam program pelayanan kesehatan serta kebutuhan suku cadang yang

digunakan untuk memelihara dan perbaikan. Pengadaan prasarana dan

peralatan perbengkelan yang memadai untuk menunjang kelancaran tugas

Rumah Sakit dalam pemeliharaan dan perbaikan.

2. Sistem Pemeliharaan

Uapaya pemeliharaan yang bersifat preventif.Pemeliharaan secara

rutin dan berkala.Melaksanakan perbaikan – perbaikan.Melaksanakan

perbaikan dibengkel rujukan atau pihak ketiga yang ditunjuk.

3. Sistem Pembinaan

Menjaga kebersihan terhadap sarana, prasarana dan peralatan

Rumah Sakit yang dilakukan secara rutin.Meningkatkan system perbaikan

dan pemeliharaan sarana, prasarana dan peralatan Rumah Sakit melalui

pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan mutu SDM.Berpartisipasi

dalam penyuluhan, pembinaan kepada pasien, pengunjung dan petugas atau

karyawan Rumah Sakit baik langsung maupun tidak langsung.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 10
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
2.3.6 Sarana dan Prasarana RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta

Sarana prasarana dan peralatan di Rumah Sakit pada dasarnya

dapat di kelompokkan menjadi 5 kelompok, yakni :

1. Kelompok Peralatan Medik :

Peralatan yang digunakan langsung untuk penyembuhan pasien

baik untuk terapi, pembadahan maupun diagnostic yang terdiri dari :

a. Pelaratan Laboratorium.

b. Peralatan Radiologi.

c. Peralatan Medik.

d. Peranlatan Elomedik.

e. Pelaratan Penunjang Ruangan Operasi.

f. Peralatan Optik, dan

g. Mekanik Halus.

2. Kelompok Peralatan Non Medik :

Fasilitas berbentuk fisik yang berguna untuk mendukung

pelayanan kesehatan dan untuk penyembuhan langsung kepada pasien,

meliputi :

a. Peralatan Pengolah Air.

b. Peralatan Binatau.

c. Peralatan Dapur.

d. Peralatan Sterilisator.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 11
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
e. Peralatan Pendingin.

f. Peralatan Kantor.

3. Kelompok Prasarana :

Peralatan Rumah Sakit yang terdiri dari alat dan jaringan yang

membentuk system. Sistem instalasi yang terkain, meliputi :

a. System instalasi kabel tegangan menengah yang tersambung antara

gardu – gardu tranformator lengkap dengan incorming dan outcoming

cubical, transformator, panel distribusi serta perlengkapan lainnya.

b. System instalasi listrik tegangan rendah mulai dari panel distribusi

induk, panel utama, panel pembagi, instalasi kabel sampai titik nyala

akhir beserta perlengkapannya.

c. System instalasi listrik emergency mulai dari mesin genset, sentral

kendali, instalasi kabel emergency sampai titik nyala terakhir.

d. System instalasi Penangkal Petir dan perlengkapannya.

e. System instalasi Telephone mulai dari sentral, panel distribusi,

instalasi kabel sampai titik pesawat telephone.

f. System instalasi Nurse Call beserta perlengkapannya.

g. System instalasi Sound System sentral beserta perlengkapannya.

h. System instalasi Computer Sentral.

i. System instalasi intercome, airphone, fire alarm dan peralatan

peringatan lainnya beserta perlengkapannya.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 12
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
j. System jaringan air bersih mulai dari pomp deepwell, water treatment,

instalasi plumping sampai outlet kran.

k. System jaringan air kotor dan limbah padat mulai dari input air kotor,

instalasi air limbah, instalasi pengelolahan limbah sampai dengan

saluran pembuangan.

l. System jaringan air panas dan uap mulai dari pembangkit panas

(system Generator), instalasi pipa sampai outlet masuk ke peralatan.

m. Kelompok bangunan dan lingkungan.

4. Kalompok Bangunan dan Lingkungan

Semua bangunan yang digunakan secara langsung maupun tidak

langsung untuk pelayanan pasien maupun operasional Rumah Sakit,

meliputi :

a. Bangunan gedung untuk pasien.

b. Bangunan geduing kantor.

c. Bangunan parker

d. Bangunan gedung untuk fungsi pendukung.

e. Jalan lingkungan.

f. Drainase bangunan pengaman.

g. Halaman.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 13
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
5. Kelompok Mebelair :

Peralatan mebel yang digunakan untuk pasien maupun untuk

perlengkapan kantor yang terbuat dari kayu, logam, karet meliputi :

a. Karet pasien.

b. Bed pasien non elektrik.

c. Almari pasien.

d. Bed pasien elektrik.

e. Meja dan kursi kerja.

f. Meja dan kursi tamu.

g. Kereta makan.

h. Kereta sampah.

i. Kereta linen.

j. Kereta instrumentasi.

k. Papan pengumuman.

l. Papan tulis.

6. Pengelolaan Fasilitas Rumah Sakit :

a. Investasi

Kegiatan untuk menambah yang sudah ada maupun pengadaan

baru baik sarana prasarana maupun peralatan guna meningkatkan

kenyamanan keamanan dan keakurasian serta pengembangan pelayanan

rumah sakit.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 14
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
b. Pemeliharaan Preventif

Kegiatan pemeliharaan ang dilakukan berkala dan terjadwal

berupa penyetelan, pelumasan, dan penggantian bahan.Pemeliharaan

untuk mempertahankan unjuk kerja fasilitas.Pemeliharaan preventif

meliputi pamaliharaan harian, minggun, bulanan, tiga bulanan hingga

semesteran.

c. Pemeliharaan Kuratif :

1) Kegiatan perbaikan

Kegiatan penurunan yang dilaksanakan setelah terjadi

penurunan untuk fasilitas kerja atau perbaikan yang telah deprogram.

Penggantian kegiatan yang terprogram untuk penggantian fasilitas

yang sudah tidak efektif untuk diperbaiki, dipergunakan,

dipertahankan.

2) Kalibrasi

Kegiatan terjadwal maupun tidak terjadwal berupa pengukuran

dan membandingkan standar baku ukuran dengan standar tetap.

3) Pengembangan

Pengembangan kegiatan untuk merubah fasilitas rumah sakit

untuk meningkatkan unjuk kinerja.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 15
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
2.3.7 Sruktur Organisasi IPSRS

Struktur organisasi Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Umum

Pusat Dr.Sardjito Yogyakarta ditujukan pada gambar :

Gambar 2.6.5 Struktur Organisasi IPARS

Keterangan gambar :

1. Kepala Instalasi

a. Mempelajari program pemeliharaan sarana prasarana sesuai kebijakan

peraturan dan UU yang berlaku

b. Menyusun rencana kerja IPSP dengan menganalisa rencana dan hasil

kerja taun sebelumnya.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 16
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
c. Menyusun tata kerja yang meliputi cara pelaksanaan tugas, protap-

protap, pendistribusian tugas, tanggung jawab, penentuan target kerja,

jadwal pemeliharaan, jadwal piket, dan bimbingan pelaksaan tugas.

d. Mengkoordinasi dan mengendalikan penggunaan fasilitas pelayanan

pemeliharaan untuk meningkatkan mutu pelayanan IPSP

e. Mengawasi dan menilai pelaksanaan kerja staff

f. Menyusun laporan dan evaluasi

g. Melakukan koordinasi dengan satuan staff terkait.

2. PJ. Pelayanan Peralatan Medik

a. Melakukan pemasangan, pemeliharaan preventif dan koreksi

peralatan.

b. Melakukan tugas lain yang diperintah dari atasan.

3. PJ. Pelayanan Non Medik

a. Melakukan pemasangan, pemeliharaan preventif dan korektif terhadap

mesin-mesin pendingin, CSSD, binatu, dapur, lift, demoter, mesin

ingenerator, peralatan kantor, AC central.

4. PJ. Pelayanan Listrik, Audio, Visual, dan Komunikasi

a. Menjaga kesiapan mesin genset.

b. Melakukan pemeliharaan system instalasi kabel, instalasi listrik

tegangan rendah, instalasi listrik emergency, instalasi penangkal petir,

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 17
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
instalasi telepon, instalasi nurse call, instalasi sound system, instalasi

computer central, instalasi intercome, airphone, fire alarm.

c. Melakukan pemeliharaan gas medic, peralatan listrik.

5. PJ. Pelayanan Air dan Sistem

a. Melakukan pemeliharaan system jaringan air bersih, limbah,

pengolahan non medis, system jaringan air panas dan uap.

b. Mengoperasikan mesin boiler 16 per hari.

6. PJ. Pelayanan Bangunan dan Prasarana Lingkungan

a. Melakukan perubahan bangunan fisik sesuai kebutuhan.

b. Melakukan pemeliharaan peralatan mebelair kantor dan mebelair

perawatan.

7. PJ. Pelayanan Administrasi, Perencanaan, Keuangan, dan Logistik

a. Mempersiapkan perencanaan untuk pengembangan maupun

pemeliharaan.

b. Mengatur dan mengarsip dokumen teknis.

c. Mempersiapkan dokumen teknis.

d. Melakukan kegiatan administrasi.

e. Melakukan kegiatan penyimpanan, pencatatan, pelaporan, dan

memonitoring peralatan dan suku cadang.

f. Melakukan kegiatan pencatatan, pelaporan, dan memonitoring

keuangan.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 18
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
g. Memproses dan membuat pembukuan keuangan.

h. Memproses dan menyiapakan administrasi kepegawaian.

i. Menyiapkan blanko laporan.

j. Membuat buku investarian peralatan.

k. Menjaga ketertiban, keamanan, ketentraman, dan kebersihan kantor

dan lingkungan.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 19
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Alat Life Support

3.1.1 Nama Pesawat : Infusion Pump

Merk : Terumo

Tipe : TE-112

No. Seri : 03.04.00.58

Tegangan : Rechargable Battery

Buatan : Jepang

3.1.2 Prinsip Kerja

Infusion pump adalah peralatan medis yang digunakan untuk

mengontrol cairan infus secara elektronik. Alat ini merupakan alat bantu

kedokteran yang dirancang untuk mengontrol dan mengatur jumlah

pemberian cairan infus yang masuk ke dalam sirkulasi darah melalui

pembuluh darah vena kepada pasien yang dalam perawatan.

Pada dasarnya alat ini bekerja dari rangkaian osilator, yang akan

memberikan sinyalnya ke motor dan di kendalikan oleh pengendali motor.

Kemudian saat motor bekerja, sensor tetesan dan pengelola sinyal pada

level udara bekerja yang keluaranya akan mengaktifkan rangkaian buzzer,

pada sensor tetesan akan mendeteksi berapa banyak tetesan yang keluar

menuju pasien. Kecepatan tetesan dapat di kendalikan oleh pengontrol laju

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 20
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
tetesan yang akan mengaktifkan pengendali motor. Pada hasil tetesan dan

settingan laju aliran tetesan dapat di lihat pada display.

Cara pengoprasian infus pump TE 112

1. Sambungkan kabel power ke mesin dan sumber listrik.

2. Tekan tombol power ON,mesin akan melakukan "self checking", semua

tombol alarm akan menyala. Display akan terbaca JJJJ atau t t t t

3. Bila display terbaca JJJJ (posisi 1), berarti harus digunakan set infus

khusus pump TS*PA atau TS*PM, bila display terbaca tttt (posisi 2),

berarti harus digunakan set infus biasa TS*A atau TK*A.

4. Lakukan priming pada set infus, pastikan tidak ada udara di sepanjang

selang.

5. Buka pintu pump, geser klem yang terletak di bawah lalu pasang set

infus dan pastikan posisi set infus dalam posisi lurus, tutup kembali

pintu pump.

6. Pasang drip sensor pada ruang penetesan (chamber) set infus, di antara

permukaan cairan dan drip nozzle.

7. Tekan tombol INFUSION SET "15"19"20"60", sesuai dengan set infus

yang digunakan. Atur kecepatan aliran ( Delivery Rate ) sesuai yang

dikehendaki.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 21
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
tekan tombol : Puluhan naik Satuan naik

Puluhan turun Satuan turun

Catatan:

Untuk set infus "15"19"20" tetes/ml. Max kecepatan adalah 300 ml/jam

atau 75 tetes/mt.

Untuk set infus "60" tetes/ml Max. kecepatan adalah 100 ml/jam atau

100 tetes/mt

8. Isi nilai D. Limit ( Delivery Limit ) dengan menekan tombol SELECT

lalu tekan tombol

Puluhan naik Satuan naik

Puluhan turun Satuan turun

Jika tidak menginginkan nilai D. Limit, biarkan D. Limit - - - - .

Pastikan D. Limit tidak terisi dengan angka 0, karena pump tidak dapat

dioperasikan

9. Hubungkan set infus dengan IV kateter, lalu buka roler klem

10. Tekan tombol START, lampu indikator operation akan menyala, hijau.

Berarti mesin mulai beroperasi.

11. Bila akan menghapus jumlah cairan yang sudah masuk ke pasien,

tekan tombol STOP 2X, lalu tekan tombol ml CLEAR.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 22
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
12. Lampu "COMPLETION" akan menyala bila volume cairan yang masuk

sudah mencapai D. Limit yang diinginkan. Mesin akan stop, lampu

indikator akan berwarna merah.

Untuk mengakhiri pemakaian infus pump, tekan tombol STOP, buka

pintu pump, lepaskan set infus dari mesin, dan matikan mesin dengan

menekan tombol POWER.

3.1.3 Blok Diagram

Gambar 3.1.3.1

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 23
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
Cara Kerja Blok Diagram

AC power circuit diberi tegangan AC 220V dan diteruskan ke

rangkaian power circuit untuk diubah menjadi tegangan DC yang

digunakan untuk mensuplai rangkaian kontrol dan rangkaian charging

battery.

DC power input diberi tegangan langsung dari adaptor dan

langsung dapat digunakan untuk mensuplay rangkaian.

Buzzer drive / Buzzer volume variable circuit akan berbunyi dan

digunakan sebagai sumber alarm.

Motor drive circuit yang digunakan pada unit ini adalah motor

stepper untuk motor penggerak. Tegangan pada motor akan senantiasa di

pilih pada masing-masing kecepatan digunakan untuk menstabilkan output

putaran. Proses kenaikan tegangan motor dilakukan oleh type switching

regulator untuk mengurangi kerugian tegangan yang hilang. Spesifikasi

tegangan dapat di pilih yaitu sebanyak 32 step.

Nurse call I/O circuit, Nurse call relay di kontrol oleh sinyal nurse

call relay dari CPU atau signal runout of control stop.

Air in-line detection circuit ,untuk mendeteksi keberadaan

gelembung pada pipa atau selang pada infus pump, untuk mendeteksi

gelembung udara maka digunakan ultrasonic sensor.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 24
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
Delivery detection circuit, digunakan untuk mendeteksi berapa

besar tetesan yang sudah di keluarkan atau di berikan. Tetesan pada drip

chamber di deteksi dengan infra merah yang terletak pada drop sensor

probe.

Occlusion detector circuit, rangkaian ini berguna untuk

mendeteksi terjadinya penyumbatan saat terjadi tekanan internal pada

selang keluaran, dimana pendeteksian secara mekanik di atur pada bagian

terendah dari finger unit. Oclusion pluger yang mengunakan magnet akan

mendeteksi posisi yang berubah di karenakan oleh bergeraknya tabung /

selang.

Door detection circuit, mendeteksi keadaan pintu, dimana akan

terdeteksi oleh magnet yang dipasang pada pintu dan semua bagian

element dihubungkan pada display circuit.

Fail safe circuit, berguna untuk mengetahui keadaan bekerjanya

control circuit dan display circuit board CPUyang akan digunakan untuk

berkomunikasi dengan bagian lain pada saat status operasi dengan CPU.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 25
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
3.1.4 Rangkaian

Rangkaian Driver Motor

Gambar 3.1.4.1

Penjelasan rangkaian driver motor

Sebuah motor stepper digunakan untuk menggerakan peristaltik

infus pump, motor dan penggerak peristaltic di hubungkan dengan rasio

gear 2 : 1, jadi peristaltic akan bergerak sekali saat motor itu bergerak 2

step. Untuk mendeteksi 4 langkah, sebuah magnet di hubungkan ke pulley

dan di hubungkan ke IC.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 26
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
Rangkaian Door Detector

Gambar 3.1.4.2

Penjelasan rangkaian door detector

Status dari pintu di deteksi oleh magnet yang di pasang di pintu dan

sebuah elemen yang di pasang di papan rangkaian display. Ketika pintu

terbuka alarm akan terjadi karena tegangan yang di deteksi lebih rendah

yang di sebabkan oleh magnet dan sebuah elemen. Kemudian lampu

‘DOOR’ akan berkedip.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 27
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
3.2 Alat Diagnostik

3.2.1 Nama Pesawat : Cardiotocograph

Merk : GE Coromatric

Tipe : Fetaltrack 210

Tegangan : 220 V

Frekuensi : 50 Hz

Daya : 125 Watt

Buatan : Amerika

3.2.2 Prinsip kerja

Pesawat ini digunakan untuk pemantauan kesejateraan janin

dengan cara merekam detak jantung janin dan kontraksi uterus selama

dalam kandungan. Dengan menggunakan parameter kesejateraan janin

yang meliputi :

1. DJJ (detak jantung janin)

2. Kontraksi dan pergerakan janin

Yang di bantu dengan menggunakan sensor :

1. Fetal heart rate (FHR) untuk mengetaui DJJ (detak jantung janin)

dengan menggunakan tranduser (Kristal piezoelektrik) untuk

mengirim pulsa ultrasound yang di bangkitkan oleh osilator

(pembangkit frekuensi) dan saat mengenai jantung janin akan di

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 28
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
pantulkan kembali, lalu di terima oleh receiver (penerima gelombang

dengan menggunakan kristal piezoelektrik).

2. Tranduser Uterine Activity (UA) untuk mengetaui kontraksi, dengan

menggunakan tranduser yang peka terhadap tekanan yang disebut

Tocodynamometer memiliki permukaan datar untuk di pasang pada

kulit bagian perut dan dan pasang menyerupai sabuk yang

menggelilingi perut. Tranduser ini digunakan untuk memperkirakan

pergerakan janin kontraksi atau perubahan tekanan pada perut pasien.

Cara pengoprasian

a. Persetujuan tindak medik (Informed Consent) : menjelaskan indikasi,

cara pemeriksaan dan kemungkinan hasil yang akan didapat. Persetujuan

tindak medik ini dilakukan oleh dokter penanggung jawab pasien (cukup

persetujuan lisan).

b. Kosongkan kandung kencing.

c. Periksa kesadaran dan tanda vital ibu.

d. Ibu tidur terlentang, bila ada tanda-tanda insufisiensi utero-plasenter

atau gawat janin, ibu tidur miring ke kiri dan diberi oksigen 4 liter /

menit.

e. Lakukan pemeriksaan Leopold untuk menentukan letak, presentasi dan

punktum maksimum DJJ.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 29
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
f. Hitung DJJ selama satu menit; bila ada his, dihitung sebelum dan segera

setelah kontraksi berakhir..

g. Pasang transduser untuk tokometri di daerah fundus uteri dan DJJ di

daerah punktum maksimum.

h. Setelah transduser terpasang baik, beri tahu ibu bila janin terasa

bergerak, pencet bel yang telah disediakan dan hitung berapa gerakan

bayi yang dirasakan oleh ibu selama perekaman CTG.

i. Hidupkan komputer dan Kardiotokograf.

j. Lama perekaman adalah 30 menit (tergantung keadaan janin dan hasil

yang ingin dicapai).

k. Lakukan pencetakkan hasil rekaman CTG.

l. Lakukan dokumentasi data pada disket komputer (data untuk rumah

sakit).

m. Matikan komputer dan mesin kardiotokograf. Bersihkan dan rapikan

kembali alat pada tempatnya.

n. Beri tahu pada pasien bahwa pemeriksaan telah selesai.

o. Berikan hasil rekaman CTG kepada dokter penanggung jawab atau

paramedik membantu membacakan hasi interpretasi komputer secara

lengkap kepada dokter.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 30
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
3.2.3 Blok Diagram

Gambar 3.2.3.1

Cara Kerja Blok Diagram

 Pertama-tama sinyal keluaran dari probe doppler masuk pada blok

Doppler signal Processing.Kemudian sinyal tersebut masuk pada CPU

lebih tepatnya pin ADC internal CPU dan juga masuk pada blok control

volume untuk outputan suara BPM dari sinyal doppler.

 Untuk gerakan kontraksi pada janin diambil dari probe Toco kemudian

dikuatkan pada Toco signal processing setelah di prosess maka masuk

pada blok CPU masuk pada ADC internal.

 Printer Engine di gunakan sebagai mesin untuk mencetak hasil dari sinyal

Doppler dan Toco, tampilan dari Doppler dan Toco grafiknya bisa

ditampilkan pada Display blok key digunakan sebagai tombol control

panel dari Fettal Monitor.

 Hasil dari grafik Doppler dan Toco bisa di monitoring pada PC melalui

blok RS232.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 31
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
3.3 Alat Terapi

3.3.1 Nama Pesawat : Short Wave Diathermy

Merk : Ueraf Nonius

No. Seri : E315

Tipe : Curapuls 970

Tegangan : 220 Volt

Arus Masukan :6A

Frekuensi input : 50 Hz

Frekuensi output : 27,12 MHz

3.3.2 Prinsip Kerja

Short wave diathermy berfungsi untuk memanaskan jaringan dan

pembuluh darah dengan gelombang pendek sehingga peredaran darah

menjadi lancar.Juga berfungsi untuk mengendalikan rasa sakit dan

meningkatkan aliran darah ke daerah-daerah otot yang rusak dengan

tindakan panas yang sampai ke dalam jaringan. Penggunaan therapy

dengan frekuensi tinggi ini sangat banyak, antara lain :

1. Rematik

2. Kesleo / Terkilir

3. Bengkak

4. Melancarkan saluran urine yang kurang baik,

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 32
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
Short Wave Diathermy biasa disebut dengan Diathermy gelombang

pendek yaitu suatu alat terapi yang menggunakan pemanasan pada jaringan

dengan merubah energi elektromagnetik tinggi menjadi energi panas di

dalam jaringan tubuh.

Gelombang radio dilemahkan saat melewati jaringan, tetapi

sesungguhnya dapat menembus jaringan sampai dalam, tergantung dari

jaringan yang dilewati.Frekuensi dan karakteristik dari aplikator. Aplikator

induktif meningkatkan pusaran medan magnet di jaringan, dan sebagai

pengatur dan penghasil temperature tinggi di jaringan yang kaya akan

cairan, menginduksi dengan tinggi jaringan seperti otot. Kapasitator

melengkapi aplikator yang meningkatkan panas dari medan listrik.

Temperatur maksimal cenderung muncul pada jaringan yang kurang

kandungan cairan seperti lemak, dan dapat memungkinkan untuk

membakarnya. SWD dapat meningkatkan suhu lemak sampai 15°C dan

pada kedalaman kedalaman 4-5 cm dengan panas 4°C - 6°C

Mesin SWD pada dasarnya adalah sebuah radio transmitter yang

dioperasikan seperti radio transmiter lainya.

Cara pengoprasian :

1. Pasang kabel power ke pesawat SWD, pastikan tertancap dengan benar.

Lalu colokkan pada socket jala-jala PLN.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 33
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
2. Persiapkan pasien dan pasang elektroda pada bagian tubuh pasien yang

akan di terapi.

3. Tekan tombol ON, lalu setting timer sesuai kebutuhan,

4. Lalu tekan tombol START, dan alat akan berkerja sesuai timer yang

telah di setting.

5. Setelah timer habis, tekan tombol OFF. Lalu lepaskan elektroda pada

pasien.

6. Lepaskan kabel power dari socket jala-jala PLN, dan dari pesawat.

3.3.3 Blok Diagram

PLN POWER SUPLAY TIMER / DISPLAY

PEMILIHAN TRAFO
INTENSITAS TEGANAGAN
TINGGI

MOTOR PEMBANGKIT
TUNER FREKUENSI

PATIEN CIRCUIT TUNING


CAPASITOR
PASIEN

Gambar 3.3.3

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 34
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
Penjelasan blok diagram :

1. Power Supply

Mendistribusikan tegangan ke setiap blok rangkaian dengan besar

tegangan sesuai yang dibutuhkan.

2. Timer dan Display

Untuk mengatur lamanya terapi yang dikontrol melalui IC 202 MM75,

sedangkan waktu yang di atur di tampilkan pada Display 7 segment.

3. Pemilihan intensitas

Untuk memilih mode pulsa yang diinginkan pada saat terapi mode

continue atau mode intermiten

4. Pembangkit teganagan tinggi

Digunakan untuk memberikan supplay tegangan ke rangkaian

pembangkit frekuensi tinggi.

5. Pembangkit frekuensi tinggi

Untuk membangkitkan frekuensi sebesar 27,12 MHz pada tabung.

6. Motor tuner

Untuk menyesuaikan frekuensi optimal, cara kerja tuner ini hampir

sama dengan tuner radio untuk mencari frekuensi yang sesuai atau

dengan kata lain untuk mempertahankan frekuensi agar tetap 27,12

MHz.

7. Tuning capasitor / variable capasitor

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 35
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
Berfungsi untuk mengatur posisi motor agar frekuensi yang di

hasilkan tetap.

8. Patient Circuit

Rangkaian output pada pasien dihubungkan secara seri dengan

kapasitor tuning yang digerakan secara elektrik pada rangkaian

pengendali motor.

3.3.4 Rangkaian

(Terlampir)

Penjelasan rangkaian
Tegangan listrik dari PLN sebesar 220 AC dari titik A,B,C melewati

sekering (F1 & F2),lalu masuk pada rangkaian emifilter untuk menstabilkan

frekuensi dan stand by pada saklar NO (off), dan saat main switch pada posisi NC

(on), arus dan tegangan akan melewati main switch lalu aliran phase akan terbagi

menjadi dua cabang. Aliran 1 akan masuk dan stand by pada trafo T3, kontaktor

NO (e1 dan e2) dan kontaktor No d2.

Pada cabang aliran 2, akan menuju trafo T2 sebagai penyuplai tegangan

dan membagi menjadi 3 outputan. Output pertama sebesar 18 Volt AC akan di

searahkan dan di stabilkan, kemudian dengan regulator LM7815CK akan

menghasilkan outputan tegangan 15Volt DC, yang akan di buat bercabang

menjadi dua. Salah satu cabang di lewatkan pada resistor sehingga tegangan akan

berkurang sampai 12Volt DC.

Output trafo T2 sebesar 18Volt DC akan di searahkan dan di stabilkan

kemudian masuk pada regulator LM7915CK dan akan keluar outputan sebesar -

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 36
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
15Volt DC. Outputan trafo T2 yang telah diolah menjadi tegangan +15Volt DC, -

15Volt DC, dan +12Volt DC akan digunakan unutuk menyuplai rangkaian yang

membutuhkan, sedangkan output ke ketiga dari trafo T2 sebesar 5,3Volt AC akan

digunakan untuk menyuplai rangkaian filamen. Tegangan akan di turunkan

dengan resistor-resistor hingga menjadi 3,5Volt AC untuk menjadi supply

filament.

Selain menyuplai trafo T2,netral akan mengalir dan memberi supply

netral untuk fan, relay A, relay B, relay C dan trafo T3. Karena trafo T3 telah

mendapat supply phase, sehingga trafo T3 akan berkerja dan menghasilkan

tegangan outputan yang akan stand by di kontraktor NO (a1), dan akan

mengaktifkan micro switch sehingga kontraktor S4 yang semula NO akan berubah

menjadi NC. Lalu saat input setting timer di masukan akan menjadi inputan IC-IC

yang ada pada rangkaian timer / display kemudian masuk pada 7 segment, namun

nilai setting tersebut belum dapat tampil karena belom mendapat supply ground

akibat kontaktor a3 masih pada posisi NO. Output IC 2002 juga akan

mengaktifkan relay E dan berubah menjadi NC sehingga e1 dan e2 akan

menyuplai fan dan berkerja. Kontaktor NO a2 dan relay A akan aktif sehingga

kontaktor a3 menjadi NC akan mengalirkan supply ground. IC untuk

menampilkan display timer akan menampilkan waktu yang di inputan.

Trafo T4 sebagai HTT di aktifkan oleh relay A dan kontaktor a1,

sebelumnya trafo T4 sudah mendapatkan supply netral. Lalu HTT akan berkerja

menghasilkan tegangan output sebesar 2750 Volt AC yang kemudian di searahkan

dan di stabilkan untuk menyuplay osilator. Selanjutnya inputan pengaturan

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 37
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
intensitas akan masuk, dengan masuknya inputan pengaturan intensitas akan

menggeser resistor yang juga mengaktifkan relay D. Relay D akan mengaktifkan

kontaktor d2 akan menyuplai relay C dan relay B, dan membuat relay-relay

tersebut bekerja.

Kontaktor C2 akan menyupli ke rangkaian display intensitas yang akan

terbentuk menjadi nyala LED. Dari pengaturan intensitas akan mentriger dan

mengaktifkan osilator, osilator membangkitkan frekuensi 27,12 MHz dan di kirim

ke trafo kisi udara. Outputan trafo kisi udara akan di alirkan ke elektroda yang

terpasang pada tubuh pasien, karena pasien biasanya cenderung melakukan

pergerakan yang akan mengubah frekuensi dan energy output. Maka di lakukan

penyesuaian terhadap sensor frekuensi primer dan sekunder yang akan mendeteksi

perubahan pada trafo primer dan sekunder. Nilai perubahan frekuensi akan di

input pada IC 181 dan di transfer ke integrator yang mengubah frekuensi jadi arus

listrik, arus listrik akan di kuatkan untuk menyuplai motor. Motor akan berkerja

sesuai kenaikan dan penurunan frekuensi yang terjadi, dan akan memutar varco

untuk membuat output energy ke elektroda tetap stabil meski pasien melakukan

gerakan-gerakan.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 38
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
3.4 Alat Laboratorium

3.4.1 Nama Pesawat : Electrical Balance

Merk : Seca

No. Seri : 3541317009

Tipe : Model 727

Tare range : up to 0.4 kg

Hold range : from 0.4 kg

Tegangan : 220 V / Rechargable Battery

Buatan : Germany

3.4.2 Prinsip Kerja

Sebuah beban yang digunakan sebagai gaya untuk mengukur

berat. Dengan mengunakan 4 kabel pengukur resistansi yang sesuai

dengan permukaan, terhubung ke rangkaian. Ketika beban di letakkan, 2

kabel resistor membentuk sebuah half bridge yang akan menekan. Hal ini

menyebabkan resistansi menjadi bertambah dan berkurang sehingga

bridge akan menyesuaikan, lalu menyebabkan perubahan pada sinyal

output. Untuk memastikan hasil sinyal yang lebih tinggi digunakan sebuah

beban dan analog digital converter yang di supply oleh power supply.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 39
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
CARA PENGOPRASIAN

 Pasang kabel power ke pesawat lalu hubungkan ke socket jala-jala PLN

 Lepaskan pengunci yang digunakan untuk pengaman skala pengangkutan.

Dengan menggunakan obeng, putar luar kepala sekrup datar dari posisi yang

di tandai ‘transp’ sampai titik celah untuk ‘weight’.

 Tekan skala sampai pada skala teratas.

 Posisi skala disesuaikan sampai benar-benar stabil.

 Set pemilihan selector Kg/lbs sesuai yang dibutuhkan.

 Pasang socket trafo ke power supply

 Tekan ON pada tombol pemilihan ON/OFF, tampilan pertama yang akan

muncul adalah “ “ dan kemudian menjadi nol. “0:0,0” untuk skala pada

ibs atau ons dan “0,000” untuk Kg.

 Letakkan bayi yang akan di timbang.

 Pengukuran berat pada pesawat 727 ini sudah otomatis, zero balance akan

dilakukan ketika pesawat ini mulai di nyalakan.

 Pada pesawat ini sudah ada fitur tare yang digunakan untuk mempermudah

pemgaturan.

 Lalu tekan tombol hold untuk mengunci nilai yang tertera pada display.

 Catat hasil lalu pindahkan bayi ke tempat yang tersedia.

 Tekan tombol OFF untuk mematikan alat tersebut.

 Lepas kabel pada jala-jala PLN dan pada pesawat.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 40
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
4.4.3 Blok diagram

Gambar 4.4.3.1

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 41
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
Penjelasan blok diagram :

Power unit

Untuk mensuplai seluruh blok rangkaian yang membutuhkan, dan

untuk mengisi batrai dengan arus yang sesuai di butuhkan oleh batrai.

Analog to digital converter (ADC)

Memproses sinyal output dari strain gauge, yang

berfungsi sesuai dengan prinsip signal tergantung modulasi lebar pulsa.

hasil ADC diimplementasikanmelalui perangkat lunak di mikrokomputer.

Untuk menghindari sinyal elektromagnetik,rangkaian

ADCdiletakan padapapan yang terpisah. Untuk mengurangi jalur sinyal

analog dapat dilakukan dengan memasang papan di pelat dasar dan

menggunakan kapasitor 400, 401,501, 603 sangat efektif mengurangi

kerentananelektromagnetik.

Display

Hasil dari mikro komputer ditampilkan pada 7-segmen dan

tampilan LED. Display dikendalikan melalui operasi multipleks,sehingga

bila ada kesalahan akanmempengaruhisegmen danterdeteksi segera.Output

mikro komputerdiolahan 7-segmen menjadi informasi ke port segmen.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 42
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
3.3.4 Rangkaian

Gambar 3.3.4.1

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 43
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
3.5 Alat Radiologi

3.5.1 Nama Pesawat : Pesawat rontgen C-arm

Merk : Shimadzu

Tipe : WHA-50 N/S

Tegangan : 220 V

Frekuensi : 50 – 60 Hz

Buatan : Jepang

3.5.2 Prinsip kerja

Pesawat rongent C-arm merupakan suatu alat diagnostic yang

menggunakan radiasi sinar-x yang mampu melakukan proses proses

diagnostic terhadap penyakit ataupun kelainan tubuh lainya, dengan

menggunakan frekuensi tinggi. Dimana alat ini mampu melakukan

pemotretan radiografi, hasil pemotretan berupa gambar dalam bentuk film.

Film tersebutlah yang akan diagnosa oleh dokter.

Pesawat rontgen C-arm dengan dengan sistem frekuensi tinggi

menggunakan tegangan bolak-balik (AC), frekuensi tinggi yang

dibangkitkan oleh rangkaian inverter. Untuk membangkitkan tegangan

tinggi maupun untuk pemanasan filament tabung X-ray.

Pesawat rontgen ini dapat digunakan untuk pelaksanaan diagnose

baik fluoroscopy maupun radiography. Karena bentuk fisiknya yang

sederhana, sehingga dapat di posisikan dengan mudah sesuai kegunaan.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 44
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
Tabung yang digunakan adalah tabung vakum yang didalamnya

hanya terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda / filamen tabung

rontgen dihubungkan ke transformator filamen. Transformator filamen ini

akan memberi supply sehingga mengakibatkan terjadinya pemanasan pada

filamen tabung rontgen, sehingga terjadi Thermionic Emission, dimana

elektron-elektron akan membebaskan diri dari ikatan atomnya, sehingga

akan banyak terjadi elektron bebas dan terbentuklah awan elektron.

Anoda dan katoda di hubungkan dengan transformator tegangan

tinggi 10 KV – 150 KV. Primer HTT diberi tegangan AC ( bolak-balik )

maka akan terjadi garis-garis gaya magnet ( GGM ) yang akan berubah –

ubah bergantung dari besarnya arus yang mengalir. Akibat dari perubahan

garis -garis gaya magnet ini akan menyebabkan timbulnya gaya gerak

listrik ( GGL ) pada kumparan sekunder, yang besarnya tergantung dari

setiap perubahan fluks pada setiap perubahan waktu ( E = - d Φ / dt ). Dari

proses ini didapatkanlah tegangan tinggi yang akan disuplay ke elektroda

tabung rontgen.

Pada saat anoda mendapatkan polaritas + dan katoda mendapat

polaritas - maka elektron-elektron bebas yang ada disekitar katoda akan

ditarik menuju anoda, akibatnyaterjadilah suatu loop ( rangkaian tertutup)

maka akan terjadi arus elektron yang berlawanan dengan arus listrik yang

kemudian disebut arus tabung. Pada saat yang bersamaan, elektron-

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 45
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
elektron yang ditarik ke anoda tersebut akan menabrak anoda dan ditahan.

Jika tabrakan elektron tersebut tepat diinti atom disebut peristiwa

Breamstrahlung dan apabila menabraknya dielektron dikulit K, disebut K

Karakteristik.Akibat tabrakan ini maka terjadi hole-hole karena elektron-

elektron yang ditabrak tersebut terpental. Hole-hole ini akan diisi oleh

elektron-elektron lain. Perpindahan elektron ini akan menghasilkan suatu

gelombang elektromagnetik yang panjang gelombangnya berbeda-beda.

Gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 0,1 – 1 A inilah

yang kemudian disebut sinar X atau sinar Rontgen .

Sifat sinar X yang dimanfaatkan dalam bidang radiografi yaitu :

1. Daya Tembus

2. Penyebaran

3. Penyerapan

4. Efek fotografi

5. Flouresensi

6. Ionisasi

7. Efek biologi

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 46
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
3.5.3 Blok diagram

mA

KONTROL

X-ray generator

(Monoblok)
INVERTER

POWERSUPLAY

KV

KONTROL
TR1 TR2

220 V

Gambar 3.5.3.1

Penjelasan blok diagram

 220 V

Tegangan dari jala-jala PLN ini di distribusikan ke seluruh rangkaian

yang membutuhkan, selain itu juga digunakan sebagai supply inverter dan

melalui sekunder TR2 yang lain dugunakan untuk memberikan supply pada

tabung X-ray untuk pemanasan filament.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 47
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
 KV control

Rangkaian KV control merupakan rangkaian yang berfungsi untuk

mengatur nilai KV sesuai yang dibutuhkan melalui ‘KV+’ dan ‘KV-‘ selama

pelaksanaan diagnose baik untukfluoroscopy maupun radiography.

 mA control

Rangkaian mA control berfungsi untuk memberikan supply pada

tabung X-ray, untuk pengaturan pemanasan filament yang diatur menurut

perubahan KV.Untuk supply transformator filament pada monoblok di ambil

dari sekunder TR2. Pada rangkaian mA control ini juga di atur pemilihan mA

fluoroscopy dan mA radiography, dimana mA yang diatur sama halnya

dengan mengatur tegangan pemanasan filamen tabung.

 Inverter

Pesawat rongent C-arm dengan frekuensi tinggi mendapat supply

tegangan langsung dari tegangan jala-jala PLN 220 V. Setelah di searahkan

dan di filter untuk kemudian di naikan frekuensinya sehingga pada inverter ini

akan di hasilkan tegangan bolak-balik dengan frekuensi tinggi. Tegangan ini

di gunakan untuk membangkitkan tegangan tinggi maupun untuk pemanasan

filament tabung X-ray.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 48
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
 X-ray generator (monoblok)

X-ray generator mendapat supply langsung dari rangkaian inverter. X-

ray generator ini akan membangkitkan tegangan tinggi, untuk kemudian di

searahkan dan di filter dengan capasitor dan diberikan pada tabung x-ray

sehingga di hasilakan X-ray.

3.5.4 Rangkaian

(Terlampir)

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 49
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
3.6 Alat Anestesi

3.6.1 Nama Pesawat : Mesin anestesi

Merk : Datex Ohmeda

Tipe :Aespire s/5

Tegangan : 220 V

Buatan : Amerika

3.6.2 Prinsip Kerja

Mesin anestesi adalah alat yang digunakan untuk memberikan

anestesi yang paling aman selama operasi. Mesin ini memiliki peran

kontrol yang penting dalam aliran oksigen, udara, nitro oksida, dan

anestetik. Dan untuk mencampur gas-gas tersebut, kemudian campuran gas

tersebut dikirimkan pada system pernafasan, lalu di dapatkan hasil

pembiusan.

Pada ventilator menghasilkan aliran gas dengan menciptakan

perbedaan gradien tekanan antara jalan nafas proximal dan alvoli.

Ventilator terdahulu mengandalkan dari pemberian tekanan negatif didalam

dada, dimana ventilator modern menciptakan tekanan positif dan aliran gas

pada jalan nafas atas.Fungsi ventilator paling baik dijelaskan dalam empat

fase dari siklus ventilasi; inspirasi, transisi dari inspirasi ke ekspirasi,

ekspirasi, dan transisi dari ekspirasi ke inspirasi. Meskipun terdapat

beberapa klasifikasi skema, yang paling umum berdasarkan karakteristik

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 50
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
fase inspirasi dan metode siklus dari inspirasi ke ekspirasi. Klasifikasi yang

lain seperti sumber tenaga, desain system, dan mekanisme kontrol misalnya

elektronik timer dan mikroprosessor.

3.6.3 Blok diagram

Gambar 3.6.3.1

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 51
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
Penjelasan blok diagram

Inlet gas dimaksudkan untuk koneksi ke pasokan gas sentral

rumah sakit.Unit gas di dinding tembok, memberikan semua koneksi yang

berisi gas yaitu: inlet gas untuk O2, udara dan N2O / koneksi untuk tabung

/ vakum (VAC) / evakuasi (EVAC) / pengukur tekanan gas ekstra untuk

pasokan pusat dan tabung.

Di bagian belakang unit gas ada koneksi pemilihan tabung untuk

O2 dan N2O tabung gas cadangan. Jika tidak ada tekanan pasokan pada

dinding, pengguna dapat mengaktifkan tabunggas cadangan.

Ketika sistem pasokan gas sentral rumah sakit itu ada, tabung gas

cadangan harus di lepas.Gas-gas dari lubang gas atau tabung gas cadangan

didistribusikan dalam unit gas yang berada pada dinding ke alat pengukur

tekanan, regulator aliran O2 dan katup aliran O2.

Gas-gas pasokan selanjutnya didistribusikan melalui unit gas

dinding ke Ventilator dan fresh gas mengendalikan unit melalui koneksi

yang berisi gas.Yang menghubungkan pasokan gas udara, O2 dan N2O ke

Fresh Unit kontrol gas, yang lain menghubungkan pasokan gas udara dan

O2 ke Ventilator tersebut.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 52
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
Ketika tombol push O2 ditekan, O2 mengalir ke stopkontak fresh

gas yang mana sistem pasien terhubung. Penyesuaian aliran O2 dilakukan

dengan regulator push O2 dalam gas unit yang berada pada dinding.

Jika tekanan suplai O2 menurun hingga di bawah 270 kPa (270-

230 kPa) maka alarm visual pasokan 02 akan aktif dan terdengar. Sensor

tekanan gas untuk alarm ini berada di modul Ventilator.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 53
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
3.6.4 Rangkaian

Gambar 3.6.4.1

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 54
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
BAB IV

PEMELIHARAAN

4.1 Infusion pump

4.1.1 Data Teknis

Nama alat : Infusion pump

Merk Type : Terumo TE-112

4.1.2 Fungsi alat

Infusion pump adalah peralatan medis yang digunakan untuk

mengontrol cairan infus secara elektronik. Alat ini merupakan alat bantu

kedokteran yang dirancang untuk mengontrol dan mengatur jumlah

pemberian cairan infus yang masuk ke dalam sirkulasi darah melalui

pembuluh darah vena kepada pasien yang dalam perawatan.

4.1.3 Langkah Kerja

4.1.3.1 Inpeksi Kualitatif

1. Chassis/Housing

Cek kondisi kebersihan chassis/housing dan bersihkan bila

kotor, kemudian cek apakah ada mur dan baut yang kendor.

2. Dudukan /mounted

Jika alat dipasang pada stand atau chart, periksa kondisi

keimbangannya, sehingga pada saat alat di dorong tidak jatuh, serta

periksa baut dudukan atau pengikatnya.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 55
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
3. Roda dan Brakes

Cek kondisi fisik roda, pergerakan roda lancar dan mudah di

kendalikan. Cek kondisi brake/rem berfungsi baik.

4. AC Plug

Periksa kondisi AC Power plug yakinkan bahwa bahwa AC

plug terpasang dengan baik pada power cord / kabel power.

5. Line Cord/Kabel Power line

Cek kondisi kabel power apakah ada tanda-tanda kerusakan

(cacat), panjang kabel disarankan 10 ft ( 3 m ).

6. Circuit breaker/Fuse

Cek circuit breaker atau fuse bahwa nilainya dan sesuai

dengan yang tertulis pada chasis alat (name plate).

7. Cables

Cek kabel (Sensor , remote control)

8. System pengkabelan dan konektor.

Cek system pengkabelan seperti kabel sensor, Cek konektor

kabel , kontak-kontak pin harus kecang, dan bersih. Untuk konektor

yang menggunakan kunci periksa bahwa tidak ada pin yang

hilang/kontaknya tidak baik pada saat dikunci.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 56
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
9. Kontrol dan switch

Cek kondisi fisik semua kontrol/tombol,dan fungsi semua

kontrol/tombol.

10. Indikator/Display

Cek semua kondisi lampu indikator, indikator meter, dan

visual display pada alat. Yakinkan semua digital display berfungsi

dengan baik.

11. Alarm/sinyal audio

Cek semua kondisi audible dan visual alarm. Untuk audible

alarm/sinyal cek volumenya dan visual alarm harus terdengar jelas.

12. Flow stop mechanisms

Matikan alat dengan infusion set terpasang pada alat dengan

tubing clamp terbuka dan ketinggian kantong cairan infuse 50 Cm

atau lebih diatas alat kemudian cek bahwa tidak ada cairan yang

mengalir keluar dari infusion set.

13. Air- in-line

Tes air line sytem dengan memasukkan sedikit gelembung

udara melalui drip chamber atau Injection port IV tubing dengan

menggunakan syringe ( Sensitivity volume udara kurang 50 µL

harus sudah menimbulkan alarm ) ada beberapa alat yang aktif pada

100 µL udara.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 57
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
14. Cairan pada kantong infuse habis

Lakukan simulasi cairan pada kantong infuse habis pada saat

mesin jalan, simulasi ini tergantung sensor pada alat untuk system

alarm, lepas/rubah posisi kantong cairan infuse hingga supply cairan

berhenti.,maka alarm akan berbunyi.

15. Occlusion

Cek occlusion detektor dengan mengatifkan alat infusion

dengan tubing di Clamp, alarm occlusion harus aktif/hidup.

16. Infusion Complete

Lakukan tes pada low volume ( 10 mL) dan high flow setting.

17. Open door/misloaded infusion set

Cek alat ini pada saat set up dan pada saat operasional.

18. Nurse Call

Lakukan simulasi satu atau dua kali dengan menekan tombol

nurse call, yakinkan bahwa tombol tersebut berfungsi baik, (alarm

nurse call berbunyi).

19. Battery/Charger

Cek kondisi fisik battery dan konektornya. Jalankan alat

dengan power daya battery beberapa menit cek bahwa battery dapat

bekerja normal. Cek capasitas battery dengan mengaktifkan fungsi

bettery test atau dengan mengukur tegangan battery. Jika

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 58
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
menggganti battery tulis tanggal, bulan dan tahun penggantian

battery.

20. Self test

Lakukan self test operation jika alat dilengkapi dengan fasilitas

self test.

21. Labeling dan Accessories

Cek label sertifikat,label perhatian (warning labels,kartu

intruksi dll,masih terpasang dan dalam kondisi baik.

Cek bahwa drop sensor , tubing tersedia dan baik.

4.1.3.2 Inpeksi Kuantitatif

1. Ground Resistance

Menggunakan Ohmmeter, electrical safety analyzer atau

digital multimeter yang memiliki resolusi tinggi. Ukur tahanan

antara comon ground dengan bagian logam/penghantar pada patien

monitor. Nilai maksimum grounding resistance yang di ijinkan 0,5

ohm.

2. Arus bocor pada body (Chassis leakage current)

Dengan menggunakan electrical safety analyzer ukur

Chassis leakkage current pada kondisi patien monitor hidup dan

mati. Nilai maksimum chassis leakage current yang diperbolehkan

300 mikro Ampere.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 59
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
3. Flow accuracy

Lakukan pengetesan pada 2 flow setting ( 10 mL dan 100

mL/hr. Gunakan infusion pump analizer atau tabung collector

(gelas ukur) dan stopwatch, catat interval waktu dan volume dan

hitung juga dilivery rate pada mL/hr. Penyimpangan maksimum 10

% dari nilai setting.

4. Maximum Pressure

Sambung ujung dari infusion set ke pressure meter atau

infusion pump analizer. Jalankan alat dengan setting flow 10 dan

100 mL/hr) kemudian catat maximum pressure yang mengkibatkan

occlusion alarm aktif. Nilai maksimum ± 1 psi dari rekomendasi

pabrik pembuat alat.

4.1.3.3 Pemeliharaan preventive

1. Membersihkan Alat.

Bersihkan bagian dalam dan luar alat .

2. Pelumasan

Beri pelumas pada fan/blower bila perlu.

3. Adjusment/penyetelan

Lakukan adjustment/penyetelan jika di perlukan.

4. Penggantian

Ganti filter dan Battery/Accu jika perlu.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 60
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
4.2 Mesin Anestesi

4.2.1 Data Teknik

Nama alat : Mesin anestesi

Merk Type : Datex Ohmeda , Aespire s/5

4.2.2 Fungsi alat

Mesin anestesi adalah alat yang digunakan untuk memberikan

anestesi yang paling aman selama operasi. Mesin ini memiliki peran kontrol

yang penting dalam aliran oksigen, udara, nitro oksida, dan anestetik. Dan

untuk mencampur gas-gas tersebut, kemudian campuran gas tersebut

dikirimkan pada system pernafasan, lalu di dapatkan hasil pembiusan.

4.2.3 Langkah kerja

4.2.3.1 Inpeksi Kualitatif

1. Chassis/Housing

Cek kondisi kebersihan chassis/housing dan bersihkan bila

kotor, kemudian cek apakah ada mur dan baut yang kendor.

2. Dudukan /mounted

Jika patien monitor dipasang pada stand atau chart, periksa

kondisi keimbangannya, sehingga pada saat alat di dorong tidak

jatuh,serta periksa baut dudukan atau pengikatnya.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 61
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
3. Roda dan Brakes

Cek kondisi fisik roda, pergerakan roda lancar dan mudah di

kendalikan. Cek kondisi brake/rem berfungsi baik.

4. AC Plug

Periksa kondisi AC Power plug yakinkan bahwa bahwa AC

plug terpasang dengan baik pada power cord/kabel power.

5. Line Cord/Kabel Power line

Cek kondisi kabel power apakah ada tanda-tanda kerusakan

(cacat), panjang kabel 10 ft ( 3 m ).

6. Circuit breaker/Fuse

Cek circuit breaker atau fuse bahwa nilainya dan sesuai

dengan yang tertulis pada chasis alat (name plate).

7. System pengkabelan dan konektor.

Cek system pengkabelan seperti sensor, electrode, remote

control kondisi harus bersih,isolasinya baik, dan tidak ada tanda-

tanda kerusakan/cacat.

Cek konektor kabel , kontak-kontak pins harus kecang, dan

bersih. Untuk konektor yang menggunakan kunci periksa bahwa

tidak ada pin yang hilang/kontaknya tidak baik pada saat dikunci.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 62
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
8. Tube/Hose

Cek kondisi semua tubing dan hose, harus bersih dan tidak ada

tanda-tanda kebocoran.

9. Filter gas.

Cek kondisi filter gas bersihkan dan ganti bila perlu..

10. Kontrol dan switch

Cek kondisi fisik semua kontrol/tombol,dan fungsi semua

kontrol/tombol.

11. Indikator/Display

Cek semua kondisi lampu indikator,indikator meter, dan visual

displays pada alat.Yakinkan semua digital display berfungsi dengan

baik.

12. Alarm/interlock/sinyal audio

Cek semua kondisi audible dan visual alarm. Untuk audible

alarm/sinyal cek volumenya dan visual alarm harus terdengar jelas.

13. Battery/Charger

Cek kondisi fisik battery dan konektornya. Jalankan alat

dengan power daya battery beberapa menit cek bahwa battery dapat

bekerja normal. Cek capasitas battery dengan mengaktifkan fungsi

bettery test atau dengan mengukur tegangan battery. Jika

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 63
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
menggganti battery tulis tanggal,bulan dan tahun penggantian

battery.

14.Carbon Dioxide Absorber

Cek kondisi fisik housing CO2 absorber periksa system

pergerakan mekanik dan clamp berfungsi baik, lepas canister dari

holdernya kemudian cek kondisi gasket.

15.Flow meter

Periksa masing-masing flow meter dari tanda-tanda kerusakan

seperti retak, kotor, kemudian observasi pelampung penunjuk flow

meter pergerakannya pada saat naik dan turun harus halus. Pada saat

valve/kran pengatur flow di tutup pelampung harus menunjukkan

nol.(zero).

16.Fail safe Oxygen Valves

Tutup semua kontrol Valve gas, konek alat ke sumber gas (O2

dan N2O), Konek gas scavenging, buka valves flow kontrol masing-

masing gas sampai terbaca setengah dari maksimum flow meter,

kemudian lepas atau matikan gas Oxygen, Flow meter pada N2O

harus secara automatik turun sesuai dengan penurunan Flow gas O2

sampai keduanya menunjukkan ke nilai nol, dan biasanya diikuti

dengan sinyal audio/alarm.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 64
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
17 Expiratory dan Inspiratory Valves ( Directional Valves)

Cek kondisi Inspiratory Valve dan expiratory harus bersih,

tidak ada bekas goresan, rata/tidak ada perubahan fisik. Pasang

breathing circuit ke inspiratory dan ke expiratory port pada

absorber manifold, pasang reservoir bag dewasa ke unit bag mount

dan test lung pada wye/elbow piece pada breathing circuit. Dengan

posisi APL Valve ditutup, naikkan Flow O2 ke 2 L/min dan biarkan

sampai reservoir bag terisi, kemudian kurangi flow O2 ke posisi

minimum. Tekan berulang-ulang bag untuk ventilate test lung dan

observasi kerja dari inspiratory dan expiratory valve. Lepas

breathing hose dari expiratory port dan tutup rapat ujung dari hose,

dengan test lung di pompa matikan alat untuk menghentikan flow

gas, kemudian tekan test lung, Tekanan pada absorber tidak boleh

fluktuasi, Jika perubahan tekanannya sangat signifikan dan gas pada

test lung habis ini menendakan inspiratory Valve perlu di perbaiki

atau diganti. Lepas breathing circuit dari unit alat, kemudian tutup

expiratory port dan inspiratory port dan pasang pressure meter – 10

s/d 80 Cm H2O ke expiratory port hidupkan alat dan isi reservoir

bag, kemudian tekan reservoir bag untuk menambah perubahan

tekanan pada absorber ketika memonitor perubahan tekanan pada

expiratory port, jika perubahan tekanan pada expiratory port

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 65
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
siknifikan ini menandakan expiratory valve perlu di perbaiki atau

diganti.

18. Common outlet Back Pressure Cek valve

Untuk mengecek Valve ini pasang pengukur tekanan -10 s/d 80

Cm H2O atau Pressure meter pada keluaran gas, Matikan semua

Vaporizer, atur O2 flow control sampai di dapat tekanan pada

pressure meter 30 Cm H2O. Hidupkan vaporizer dan atur jika perlu

untuk menjaga tekanan outlet gas pada 30 Cm H2O, dengan hati-hati

buka buka tutup pengisian obat pada vaporizer dan observasi

tekanan pada pressure meter, jika tekanan mendadak drop

menandakan cek valve bocor, dan ganti atau diperbaiki.

20. Labeling dan accessories

Cek label sertifikat,label perhatian (warning labels,kartu

intruksi dll,masih terpasang dan dalam kondisi baik. Cek buku

operating manual,service manual dan wiring diagram tersimpan

dengan baik dan copynya diletakkan di dekat alat sehingga mudah

dibaca oleh setiap orang yang memakai alat tersebut. Termasuk

accessories lainnya seperti Sphygmomanometer, ventilator,

Vaporizer, dan respiratotory gas monitor (O2, CO2 dan N2O)

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 66
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
4.1.3.2 Inpeksi Kuantitatif

1. Ground Resistance

Menggunakan Ohmmeter, electrical safety analyzer atau

digital multimeter yang memiliki resolusi tinggi. Ukur tahanan

antara comon ground dengan bagian logam/penghantar pada patien

monitor. Nilai maksimum grounding resistance yang di ijinkan 0,5

ohm.

2.Arus bocor pada body (Chassis leakage current)

Dengan menggunakan electrical safety analyzer ukur Chassis

leakkage current pada kondisi patien monitor hidup dan mati. Nilai

maksimum chassis leakage current yang diperbolehkan 300 mikro

Ampere.

3. High Pressure Leaks (jika menggunakan tabung gas)

Tutup flow kontrol valves, Lepas supply gas dari central gas,

buka valves pada tabung gas, amati pergerakan flow meter gas,

pergerakan flow meter pada saat semua flow kontrol valves tertutup

mengindikasikan flow meter valves bocor. Catat tekanan gas,

kemudian tutup valve pada tabung gas, jika tekanan gas drop/turun

setelah 30 second masih dapat diabaikan, Akibat pressure drop

yang cepat mengindikasikan, kebocoran harus dicari dan diperbaiki.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 67
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
Dengan unit alat off dan semua pressure meter terbaca zero,

buka O2 dan N2O tabung kemudian tutup valve pada

tabung,tekanan O2 tidak boleh drop,kemudian buka N2O flow

kontrol maksimum, dan hidupkan semua gas, tekanan pada N2O

akan drop sebentar kemudian kembali stabil, Jika tekanan gas terus

drop, kebocoran harus dicari dan diperbaiki.

4.Intermediate Pressure Leaks

Sambung/konek selang gas ke outlet central gas dan tes selang

dan sambungan selang/konektor dengan cairan seperti air sabun

untuk mendeteksi kebocoran, jika terdeteksi adanya kebocoran atau

ganti, terutama pada Selang/koneksi N2O.

5. Low Pressure Leaks

Dengan unit alat off dan vaporizer dan valves flow kontrol

dibuka pasang pressure meter-10 s/d 80 Cm H2O pada gas outlet

dengan Y konektor pasang sphygmomanometer dan pompa sampai

30 Cm H2O. Jika tekanan turun sampai 25 Cm H2O selama 30

detik, maka kebocoran harus dicari.

6. Breathing System

Pasang Pressure meter pada pada salah satu ujung breathing

hose,kemudian konek inpiratory port ke expiratori port, kemudian

tutup APL Valve. Pada reservoir bag pasang sphygmomanometer

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 68
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
bulb, gunakan bulb untuk memompa pada breathing system,sampai

50 Cm H2O, jika tekanan turun sampai 30 Cm H2O selama 30

detik, ini menandakan adanya kebocoran pada breathing system dan

harus diperbaiki.

7. APL Valve

Hidupkan alat dan isi reservoir bag kemudian tekan untuk

membuat variasi tekanan hingga valve/APL open. Cek APL Valve

dengan variasi tekanan dari 1 s/d 30 Cm H2O,atau sesuai

rekomendasi pabrik.

8. Scavenging System

Konek pressure meter antara APL Valve dengan Exhhaust port,

lakukan pengetesan dengan kondisi APL valve tertutup, dan

scavenging system bekerja pada posisi maksimum suction , pada

pressure meter harus pada – 0,5 dan 0 Cm H2O, kemudian buka

penuh APL Valve dan set oxygen flow pada 10 L/min dengan

scavenging system pada posisi maksimum vacum pada pressure

meter tidak boleh lebih dari 2 Cm H2O. Lakukan pengukuran ulang

dengan APL valve dibuka penuh kemudian aktifkan flush valve

selama 5 detik, tekan pada pressure meter harus ≤ 10 Cm H2O.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 69
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
9. Flow meter

Banyak kasus N2O tidak dapat diukur secara independen

dikarenakan pada mesin anesthesi terdapat safety system

pencampuran gas O2 dengan N2O. Berikut prosedur untuk

mengetes Flow meter, Pasang flow meter 1 S/d 20 L/min ke outlet

gas, keluaraanya dibuang melalui scavanging gas atau system

pembuangan gas yang lain. Mulai dari O2 kemudian berturut-turut

gas yang lain, Set flow rate pada flow tinggi/maksimum kemudian

set pada 1 l/mi, pada masing masing flow meter, kemudian catat

hasilnya. Penyimpangan maksimum ± 10 % dan bila dioperasikan

bersamaan (O2 dan N2O) kesalahan maksimum ± 20 %.

10. Minimum O2 flow and Percentage

Tutup rapat-rapat O2 flow meter, konek 0,1 s/d1,0 L/min

flowmeter ke oulet gas, Flowmeter akan menunjukkan pada

minimum flow (biasanya 100 s/d 250 mL/min). Kemudian lepas

flowmeter dan pasang O2 monitor, set flow oxygen sekitar 200

mL/min, dimulai dari Flow pada N2O Off,kemudian secara gradual

naikkan flow N2O. Hasilnya catat dan apakah ada penyimpangan

sesuai rekomendasi pabrik.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 70
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
11. PEEP Valve

Dengan menggunakan breathing circuit dan test lung bag atau

lung simulator, gunakan pressure meter -10 s/d + 80 Cm H2O,

kemudian ukur tekanan udara pada test lung atau lung simulator,

Pressure meter dapat dikonek ke luar konektor pada patient elbow

pada breathing citrcuit, Manual ventilator test lung bag dengan

PEEP Valve di set pada O Cm H2O, pada akhir exhalasi tekanan

pada breathing system harus kurang dari 1 Cm H2O dengan gas

flow pada 4 l/min dan APL valve setting pada 30 Cm H2O.

Jika PEEP valve pada 5 Cm H2O tekanan pada breathing

system pada akhir exhalasi ± 1,5 CmH2O dari nilai set. Kemudian

lakukan kembali dengan PEEP di set pada 10 Cm H2O.

12. Exhaled Volume monitor

Banyak anesthesi unit dilenkapi dengan monitor untuk

mengukur dan mendisplaykan volume gas dan gas yang di exhalasi

oleh patient. Secara umum mesin anesthesi unit dapat

mendisplaykan tidal volume,minute volume dan respiration rate.

Untuk mengecek fungsi monitor ini konek sisi inspirasi ke

breathing circuit, pasang Flow sensor pada expiratory port, konek

spirometer antara expiratory port dengan expiratory limid pada

circuit, kemudian konek test lung bag. Set test lung bag hingga

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 71
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
tercapai tidal volume 500 mL, kemudian lakukan ventilate test lung

bag dengan menekan reservoir bag, yakinkan bahwa test lung bag

benar-benar kosong sebelum diberi napas berikutnya, Display tidal

volume harus ± 15 % dari nilai setting pada test lung. Kemudian

berikan 6 kali napas pada periode/selama 1 menit. Minute volume

display pada unit harus 3 L (3000 mL) ± 15 %, Alarm apnea akan

berbunyi ketika ketika tidak ada pernapasan.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 72
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
BAB V

PERBAIKAN

5.1 Suction Pump

5.1.1 Data Teknis Alat

Nama Alat : Suction Pump

Merk : Clements

Type : Huvac

Tegangan : 220 V

Frekuensi : 50 Hz

5.1.2 Fungsi Alat

Alat yang berfungsi untuk menghisap cairan yang tidak dibutuhkan

pada tubuh manusia. Misalnya menghisap darah saat operasi, menghisap

lendir pada mulut atau tenggorokan dan lain lain

5.1.3 Keluhan Alat

- Alat tidak bisa menghisap.

- Pressure tinggi.

5.1.4 Analisa kerusakan

- Kemungkinan selang tersumbat.

- Valve safety rusak.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 73
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
5.1.5 Langkah Perbaikan

- Copot selang dari tabung dan motor

- Periksa selang apakah terjadi sumbatan atau tidak

- Setelah pembersihan selang, cek valve safety pada tabung suction pump

- Setelah pengecekan selesai, hubungan pesawat dengan jala - jala PLN.

5.1.6 Hasil Perbaikan

Setelah pengecekan selang dan valve safety, ditemukan bahwa posisi

valve safety terbalik pemasangannya.Kemungkinan user salah memposisikan

kembali posisi valve safety setelah melakukan pembersihan tabung.

5.2 Suction Pump

5.2.1 Data Teknis

Nama Alat : Suction Pump

Merk : MSP

Type : 211

Tegangan : 220 V

Frekuensi : 50 Hz

5.2.2 Fungsi Alat

Alat yang berfungsi untuk menghisap cairan yang tidak dibutuhkan

pada tubuh manusia. Misalnya menghisap darah saat operasi, menghisap lender

pada mulut atau tenggorokan dan lain lain.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 74
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
5.2.3 Keluhan Alat

Tidak dapat menyala

5.2.4 Analisa Kerusakan

1. Fuse Putus

2. Kabel power putus

5.2.4 Langkah Perbaikan

1. Cek Kabel Power apakah tersambung dengan baik atau tidak.

2. Periksa kondisi Fuse.

3. Setelah melakukan pengecekan ternyata fuse putus dan kabel grounding

tidak tersambung dengan baik.

5.1.5 Hasil Perbaikan

Setelah alat dihubungkan ke jala jala PLN, alat dapat bekerja dengan baik.

5.3 Sphygmomanometer

5.3.1 Data Teknis Alat

Nama Alat : Spygmomanometer

Merk : Reister

Type : Nova

5.3.2 Fungsi Alat

Alat yang berfungsi untuk mengukur tekanan darah secara non-invassive.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 75
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
5.3.3 Keluhan Alat

Tidak dapat memompa dengan baik.

5.3.4 Analisa Kerusakan

1. bulp pump rusak.

2. niddle valve rusak.

3. selang bocor.

5.3.5 Langkah Perbaikan

1.Pertama melakukan pengetesan kebocoran, caranya adalah dengan

melakukan pemompaan dan kemudian menekuk selang untuk mengetahui

bocor atau tidak.

2. Periksa manset dan bulb pump.

3. Lakukan pembersihan bagian bagian tensimeter dan lakukan pembersihan

air raksa.

4. Lakukan kalibrasi internal.

5.3.6 Hasil Perbaikan

Setelah melakukan pengecekan dan pembersihan, alat dapat digunakan

kembali.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 76
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
5.4 Pesawat ECG

5.4.1 Data Teknis Alat

Nama Alat : Elektrokardiograf

Merk : Fukuda ME

Type : Cardisunny

No Seri : 20800968

5.4.2 Fungsi Alat

Alat yang berfungsi untuk merekam aktivitas kelistrikan jantung.

5.4.3 Keluhan Alat

Hasil perekaman tidak sesuai dengan yang seharusnya.

5.4.4 Analisa Kerusakan

1. Ada kerusakan pada board rangkaian.

2. Kabel Pasien rusak.

5.4.5 Langkah Perbaikan

1. Lakukan pengecekan hasil perekaman dengan menggunakan phantom (

ECG simulator),

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 77
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
2. Lakukan pengecekan dengan menggunakan kabel pasien yang berbeda.

3. Setelah dilakukan pengecekan diketahui kabel pasien rusak.

4. Buka sambungan konektor pada kabel pasien kemudian sambung kembali

kabel yang putus dengan menggunakan solder.

5.4.6 Hasil Perbaikan

Setelah dilakukan perbaikan kabel pasien, ECG dapat digunakan

kembali seperti semula.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 78
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
BAB VI

PENUTUP

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunianya kepada

penulis sehingga penulis dapat menyeleseikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan

sekaligus dapat menyeleseikan laporan PKL yang telah dijadwalkan oleh pihak

kampus yang dimulai tanggal 08 juli 2013 sampai 31 agustus 2013. Dimana didalam

laporan PKL menggambarkan tentang bagaimana proses berlangsungnya PKL dan

menjelaskan hasil apa saja yang didapat oleh penulis, sehingga dapat dijadikan

evaluasi atas kemampuan penulisdalam penguasaan ilmu elektromedik yang selama

ini telah dipelajari dibangku kuliah.Selama PKL penulis sangat banyak mendapat

pengalaman sekaligus pengetahuan tentang perkembangan dari peralatan medis yang

semakin maju dan modern.

6.1 Kesimpulan

1. Dapar menerapkan teori teori yang selama ini diajarkan di perkuliahan

untuk dipraktekkan dilapangan.

2. Menambah pengetahuan tentang manajemen IPSRS dan mekanisme kerja

pemeliharaan dan perbaikan peralatan yang berada di Rumah Sakit.

3. Mahasiawa dapat mengenal berbagai fungsi ruangan yang ada di Rumah

Sakitserta peralatan yang ada diruangan – ruangan tersebut.

4. IPSRS yang berada di Rumah Sakit Dr.Sardjito merupakan bagian yang

penting yang bertanggung jawab mengelola dan memelihara sarana yang

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 79
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013
berada di Rumah Sakit dan juga secara tidak langsung IPSRS dapat

menunjang mutu dan kualitas pelayanan Rumah Sakit agar dapat

melakukan tugasnya dengan efektif terhadap pemeliharaan peralatan

sarana Rumah Sakit.

6.2 Saran

1. Sebaiknya pihak rumah sakit mempunyai kegiatan terjadwal untuk para

mahasiswa yang melakukan kegiatan PKL yang dimaksudkan agar setiap

waktu yang dihabiskan mahasiswa selama menjalani PKL menjadi lebih

maksimal dan efesien dalam melakukan pengenalan dan pembelajaran

alat.

2. Kurangnya koordinasi antara pihak pembimbing dan pihak teknisi Rumah

Sakit menjadikan hambatan utama bagi mahasiswa.

3. Pihak pendidikan diharapkan untuk menyiapkan mahasiswa yang ingin

melakukan kegiatan PKL dengan materi yang cukup dan terupdate

dikarenakan teknologi alat kesehatan yang terus berkembang menjadi

lebih modern sehingga menghindari ketertinggalanya teknologi dan

informasi mahasiswa yang akan diaplikasikan pada masa praktek kerja

lapangan (PKL) atau dunia kerja.

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 80
January
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK 1, 2013

Laporan Praktek Kerja Lapangan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta | DIYO FITRIAN NUGRAHA 81

Anda mungkin juga menyukai