Anda di halaman 1dari 3

Assalamualaikum pak Sukiman dan teman-temanku yang berbahagia...

Saya mencoba menanggapi forum ini mengenai bahan ajar seperti apa yang harus
dikembangkan dengan memperhatikan 1) siswa harus menguasai hakikat kimia 2)
siswa kita mahir teknologi tapi minim sosial 3) tuntutan global abad 21 dan misi
pelestarian budaya lokal dan 4) era teknologi dan destrukturisasi sosial. Di era
perkembangan abad 21 karakter belajar siswa yang meliputi sikap dan perilaku bukan
merupakan sifat yang menetap, karakter ini akan selalu mengalami perubahan sesuai
dengan perkembangan zaman. Siswa mempunyai pandangan mengenai cara
belajarnya masing-masing. Kita sebagai seorang guru harus melakukan evaluasi atau
penilaian diri untuk keberhasilannya dengan kita bisa mencermati apakah karakter
siswa kita saat ini mendukung efektifitas kegiatan pembelajaran atau malah
sebaliknya malah membuat guru semakin tidak berdaya menghadapinya.

Berikut ini bebrapa langkah yang bisa dilakukan oleh guru untuk menghadapi karakter
siswa pada perkembangan abad 21 ini :

Pertama , Siswa harus menguasai hakikat kimia. Karakter siswa saat ini cenderung
malas untuk mengingat materi pembelajaran karena menurut mereka “efek googling”
dirasa lebih efektif untuk menemukan sebuah kunci dari sebuah pertanyaan daripada
harus belajar dengan menumpuk teori-teori di dalam memorinya. Siswa sekarang
adalah siswa yang berpikir praktis dan memilih jalan mudah dalam belajar, dan
mereka adalah siswa yang mudah bosan dengan model pembelajaran konvensional
yang hanya mendengar ceramah dari gurunya. Semakin bekembangnya zaman
penggunaan media TIK sangat melekat dalam kehidupan mereka, oleh karena itu kita
sebagai guru harus mampu dalam menguasai TIK sebagai sumber pembelajaran bagi
siswa. Untuk mengedukasi siswa dalam penggunaan TIK untuk kepentingan dalam
pembelajaran seorang guru kimia perlu melakukan penelitian tindakan kelas atau bisa
disebut dengan PTK untuk mengetahui wawasan mereka maupun cara pandang
mereka dalam belajar mengenai hakikat Ilmu Kimia.

Kedua, Siswa kita mahir teknologi tapi minim sosial, karakter siswa kita cenderung
lebih suka membangun komunitasnya sendiri,siswa lebih suka dan bahagia jika dapat
memiliki komunitas yang berbasis minat dan kepentingannya ,baik secara nyata
maupun virtual. Semakin berkembangya jejaring sosial via internet yang didominasi
anak anak belia yang masih sekolah menunjukkan bahwa komunitas adalah hal yang
paling penting dan berarti bagi dirinya. Walaupun tidak semua komunitas siswa itu
berdampak positif bagi perkembangan sosialnya. Sejalan dengan perilaku siswa yang
suka berkelompok ini seorang pendidik patut menurunkan egonya sebagai peran guru
yang sangat tinggi menjadi berperan sebagai sahabat siswa baik secara real maupun
virtual. Dengan demikian guru dapat diterima dan mengetahui perkembangan
pergaulan serta memberi arah kebaikan kepada peserta didik.

Ketiga, tuntutan global abad 21 dan misi pelestarian budaya lokal, Karakter siswa
Indonesia yang mulai melemah semangat kebangsaan dan cinta tanah air., siswa –
siswi Indonesia cenderung tidak terlalu percaya dengan produk buatan dalam
negeri,tidak hafal sejarah perjuangan dan lagu kebangsaan Indonesia ,tidak
menyukai seni dan budaya ,bergaya dan perilaku kebarat-baratan serta perilaku
perilaku lain yang makin menjauhkan dari karakter asli bangsa Indonesia, guna
melestarikan seni dan budaya bangsa peran kita sebagai guru patut memasukkan
unsur budaya bangsa dalam bahan ajar di setiap kegiatan pembelajaran skaligus ikut
mengembangkan ekstrakurikuler dan pembiasaan yang dapat membuat siswa
mencinta budaya negerinya misalnya di sekolah saya di SMK Ma’arif NU Bobotsari
biasanya pada kegiatan parade budaya di kabupaten selalu menampilkan
kebudayaan musik khas Banyumas yaitu Thek-thek atau yang biasa dikenal dengan
Thek-thek Banyumasan. Hal ini dimaksudkan agar siswa selain pintar dalam
menggunakan teknologi juga masih mencintai dan melestarikan kebudayaannya
dengan terbukti mahir menggunakan alat-alat tradisional yang menjadi ciri khas
budayanya.

Keempat, era teknologi dan destrukturisasi sosial, karakter siswa Indonesia yang
tidak peduli lingkungan dan makin individual. Dengan makin eksklusifnya lingkungan
rumah,lingkungan sekolah dan perilaku masyarakat yang makin individual, banyak
siswa yang makin tidak memiliki kesempatan untuk memperdulikan lingkungan
sekitarnya. Bahkan para siswa cenderung cuek atau bahkan cenderung hanyut pada
lingkungan yang makin tidak kondusif. Jika ini dibiarkan maka mutu out put kita akan
menjadi lulusan- lulusan yang makin mendatangkan kerusakan pada alam. Untuk
meningkatkan peran dan kepedulian siswa maka sebagai seorang guru sudah
sepatutnya menyusun strategi pembelajaran kepada siswa yang berbasis kepedulian
pada lingkungan,seperti meningkatkan kebersihan sekolah ,taman hijau di sekolah
pengelolaan sampah sekolah atau kegiatan luar ruang yang membuat siswa makin
memiliki kesadaran dan kepedulian pada lingkungan

Bila perubahan dan percepatan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi


dapat mempengaruhi siswa dalam proses pembelajaran, maka tugas dan peran
pendidik adalah membangun karakter siswa guna menciptakan life skill nya dimasa
depan. Tugas guru adalah meningkatkan diri guna memprediksi kecepatan
perubahan perilaku siswa guna membentuk karakter peserta didik yang
berkebangsaan Indonesia.

Terima kasih dan tetap semangatttt!!!!!!


Diskusikan bagaimana format RPP yang baik menurut teori
belajar yang Bapak/Ibu gunakan, deskripsikan setiap
komponen RPP dengan korelasinya pada teori belajar tersebut!

Anda mungkin juga menyukai