Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KAB PANGANDARAN

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SIDAMULIH
Alamat : Jl Karang Sari 139 Sidamulih,Pangandaran

FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA)

UNIT KERJA :Pendaftaran

TIM FMEA

Pimpinan Tim : Ketua Tim KP

Anggota : Petugas pendaftaran,petugas RM,Perawat,Dokter

Petugas Notulen : Perawat

Tujuan Pembentukan Tim FMEA

Melakukan identifikasi, penilaian, analisis dan menyusun rekomendasi perbaikan terhadap


prosedur Pendaftaran

Tanggung Jawab Tim

a. Identifikasi ( menyusun register risiko di Pendaftaran )


b. Melakukan analisis (FMEA)
c. Menyusun rekomendasi perbaikan
d. Melaksanakan prosedur hasil perbaikan ( Implementasi prosedur baru hasil perbaikan)
e. Melakukan evaluasi implementasi Prosedur yang baru

I. ALUR PROSES YANG DIANALISA: pelayanan Pendaftaran

3
1 2
Pasien ke NURSE STATION
Pasien Pasien melakukan
mengambil PENDAFTARAN
ANTRIAN

5 4
poli RUANG
TUNGGU
II. IDENTIFIKASI FAILURE MODE
Pasien tidak membawa kartu berobat Rekam medis tidak ditemukan
Pelayanan
Penyimpanan Rekam Medis tidak sesuai urutan pasien yang tidak membawa kartu berobat menjadi terhambat
Pasien tidak membawa persyaratan KTP/KK/BPJS
Pasien dipanggil berulang-ulang

1. 2 3 4
Ruang Tunggu Pasien ke NURSE STATION
Pasien Pasien
mengambil melakukan
ANTRIAN PENDAFTARAN

III. TUJUAN MELAKUKAN ANALISIS FMEA


Analisis FMEA di Pendaftaran dilakukan untuk mengenali/mendeteksi
kegagalan/kesalahan yang mungkin akan timbul serta akibatnya dan mengenali penyebab
terjadinya sebelum menjadi masalah yang berbahaya di pendaftaran bagi pasien dan
karyawan.

IV. IDENTIFIKASI AKIBAT JIKA TERJADI FAILURE MODE UNTUK


TIAP-TIAP FAILURE MODE

No. Failure Mode Efect/Akibat


Pasien tidak membawa kartu berobat
1 Data pasien lama tidak bisa diakses,
sehingga membuat rekam medis baru
(double RM)
Penyimpanan Rekam Medis tidak sesuai urutan
2 Pencarian RM lama dan terbawanya
dan tata letak penyimpanan
rekam medis lain karena lembar rekam
medis yang tipis dan ditumpuk

3 Pasien tidak membawa persyaratan seperti Pelayanan pendaftaran terhambat dan


KK/KTP dan BPJS tidak bisa dipertanggungjawabkan
untuk diklaim
Pasien dipanggil berulang-ulang Memperpanjang waktu antrian
4

V. IDENTIFIKASI PENYEBAB DARI TIAP FAILURE MODE DAN UPAYA


YANG TELAH DILAKUKAN UNTUK MENGATASI FAILURE MODE

No Failure Mode Penyebab Upaya yang ada


Pasien tidak membawa
1
kartu berobat
Pasien lupa / tidak patuh / hilang  Menghubungi keluarga dan
mengingatkan untuk kunjungan
berikutnya
 Membuat data input pasien
untuk

2
Penyimpanan rekam Belum mematuhi SOP, kesalahan Pembinaan kepada petugas agar
medis tidak sesuai menyimpan rekam medis, posisi mematuhi SOP dan lebih teliti,
urutan penyimpanan rekam medis yang merubah posisi penyimpanan
ditumpuk menjadi diberdirikan
3 Pasien tidak bawa Pasien lupa membawa Petugas mengecek kepesertaan
KTP /KK dan BPJS persyaratan, hilang, tidak tahu. BPJS melalui NIK
Keluarga pasien menyerahkan
KTP / KK pada hari itu atau
dihari berikutnya.

4
Pasien dipanggil
Suara petugas kurang keras / Pemanggilan pasien
berulang-ulang
suasana ramai menggunakan pengeras suara

VI. PERHITUNGAN RPN

Tahapan proses Failure mode akibat S O D RPN


(Severity) (kemungk Kemudah (SxOxD
inan an )
terjadi) dideteksi

Pasien
Pasien tidak
Data lama tidak bisa 8 7 2 112
dipendaftaran membawa
diakses, sehingga
kartu berobat
membuat rekam medis
baru (double RM)
Penyimpanan
Pencarian RM lama 3 7 2 42
Rekam Medis
tidak sesuai
urutan
Pasien tidak Pelayanan pendaftaran 6 9 1 54
membawa terhambat
persyaratan
seperti
KK/KTP dan
BPJS
Pasien Memperpanjang waktu 2 9 2 36
dipanggil antrian
berulang-ulang

VII. FAILURE MODE YANG AKAN DISELESAIKAN


Berdasarkan nilai RPN diambil cut off point yaitu point 1 sampai dengan 3

Tahapan proses Failure mode akibat RPN Kumulatif Persentase


(SxOxD Kumulatif
)

Pasien
Pasien tidak
Data lama tidak 112 112 45,9 %
dipendaftaran membawa
bisa diakses
kartu berobat

Pasien tidak 54 166 68 %


membawa
persyaratan
seperti
KK/KTP dan
BPJS
Penyimpanan
Pencarian RM 42 208 85,2 %
Rekam Medis
lama
tidak sesuai
urutan
Pasien 36 244 100 %
dipanggil
berulang-ulang
VIII. RENCANA TINDAK LANJUT UNTUK MENGATASI FAILURE MODE

Tahapan Failure mode akibat S O D RPN Kegiatan yang Penanggung Waktu


proses (SxOxD) direkomendasikan jawab

Pasien
Pasien tidak
Data lama 8 7 2 112 1. Membuat papan Penanggung Agustus
dipendaftaran membawa informasi Jawab 2019
tidak bisa
kartu berobat persyaratan Pendaftaran
diakses
pendaftaran
2. Melakukan
sosialisasi pada
saat kegiatan di
luar gedung

Pasien tidak Pelayanan 6 9 1 54 1. Membuat Penanggung Agustus


membawa pendaftaran papan informasi Jawab 2019
persyaratan terhambat persyaratan Farmasi
seperti pendaftaran
2. Melakukan
KK/KTP dan
sosialisasi pada
BPJS saat kegiatan di
luar gedung
Penyimpanan
Pencarian 3 7 2 42 1. Pengajuan Juni
Rekam Medis rak rekam medis 2019
RM lama
tidak sesuai sesuai ukuran
urutan dan map baru
tata letak 2. Membuat
map folder agar
penyimpanan
rekam medis
berjajar

IX. PELAKSANAAN KEGIATAN DAN EVALUASI

NARASI ( menceritakan proses FMEA dari awal sampai muncul SOP baru. Sop Baru
diimplementasi, kemudian dievaluasi dan hasil evaluasi ditindak lanjuti secara
berkesinambungan /PDCA)

X. Prosedur YANG BARU SEBAGAI HASIL DARI ANALISIS FMEA

1. Dokter menuliskan resep


2. Resep diserahkan pada pasien/keluarga pasien
3. Resep diserahkan ke farmasi dengan meletakkan resep pada
wadah yang telah disediakan oleh petugas
4. Petugas farmasi melakukan telaah resep dan apabila
ditemukan masalah maka petugas mengkonfirmasi ulang pada penulis resep
5. Apabila ditemukan tulisan yang kurang jelas petugas
mengkonfirmasi ulang pada penulis resep
6. Petugas menyiapkan obat
7. Petugas membuat etiket dengan berpedoman pada resep yang
berisi :
a. Tanggal dibuat etiket (tanggal resep dilayani)
b. Nomor resep
c. Nama Pasien
d. Aturan pemakaian obat (interfal pemakaian)
e. Cara pakai
8. Petugas memeriksa kesesuaian antara resep, obat dan
etiketnya sebelum diserahkan ke petugas loket obat
9. Etiket obat yang diminum berwarna putih sedangkan yang
berwarna biru untuk obat luar dan injeksi
10. Petugas di loket obat memeriksa kembali kesesuaian resep,
obat dan etiket
11. Petugas memanggil pasien
12. Petugas mengidentifikasi pasien dengan cara mengkonfirmasi
minimal dengan dua identitas seperti nama, alamat (Rt/Rw), umur, nama kepala
keluarga dan lain-lain
13. Apabila pasien telah teridentifikasi dengan baik maka petugas
menyerahkan obat pada pasien/keluarga pasien.
14. Obat diserahkan pada pasien dengan diberikan penjelasan
yang cukup, minimal cara pakai obat.
15. Untuk pasien tertentu dilakukan konseling oleh apoteker.

Mengetahui Bandung , ………..


Ka. UPTD Puskesmas Ketua Tim FMEA/KP
……………. UPTD Puskesmas
…………….
. …………………….. (. ………………………)
NIP…………………… Nip. …………………….

Anda mungkin juga menyukai