Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya,maka buku Pedoman Peningkatan Mutu dan Kinerja di UPTD Puskesmas Jiken dapat
diselesaikan.
Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang amat penting di
Indonesia.Pelayanan kesehatan yang bermutu yang berorientasi pada kepuasan pelanggan atau
pasien menjadi strategi utama bagi organisasi kesehatan di Indonesia. Salah satu strategi yang
paling tepat dalam mengantisipasi adaya persaingan terbuka melalui pendekatan mutu kesehatan
yang berorientasi pada proses pelayanan bermutu, dan hasil pelayanan kesehatan sesuai dengan
keinginan pelanggan atau pasien.
Penilaian keberhasilan Puskesmas dapat dilakukan oleh internal organisasi Puskesmas
yaitu berupa penilaian Kinerja Puskesmas mencakup Managemen Sumber Daya Tenaga, alat,
obat, keuangan dan sistem informasi managemen Puskesmas. Untuk menjamin bahwa perbaikan
mutu, peningkatan kinerja dan penerapan managemen resiko dilaksanakan secara
berkesinambungan, maka perlu dilaksanakan penilaian oleh pihak eksternal dngan menggunakan
standar yang telah ditetapkan melalui mekanisme akreditasi.
Pedoman ini merupakan acuan minimal bagi karyawan di UPTD Puskesmas Jiken serta
pihak yang terkait,sehingga untuk penerapannya dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dan
kemampuan Puskesmas.
Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Tim Penyusun yang berperan
dalam penyusunan pedoman ini.
Kami mengharapakan saran serta dukungan dari berbagai pihak untuk penyempurnaan
pedoman ini,sehingga dapat mewujudkan mutu dan kinerja Puskesmas yang optimal sesuai peran
dan fungsinya sehingga pelayanan yang diberikan lebih bermutu dan dapat dipertanggung
jawabkan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan hidayahNya kepada kita
semua,Amin.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 4
B. Tujuan 9
C. Landasan Hukum dan Acuan 9
D. Istilah dan Definisi 13
BAB II SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM PENYELENGGARAAN
PELAYANAN 14
A. Persyaratan Umum 14
B. Pengendalian Dokumen 14
C. Pengendalian Rekaman 17
BAB III TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 19
A. Komitmen Manajemen 19
B. Fokus Pada Sasaran / Pasien 19
C. Kebijakan Mutu 19
D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu Dan Pencapaian Sasaran Kebijakan /
Mutu 20
E. Tanggung Jawab, Wewenang dan Komunikasi 23
F. Ketua Manajemen Mutu/Penanggung Jawab Manajemen Mutu 23
G. Komunikasi Internal 24
BAB IV TINJAUAN MANAJEMEN
A. Umum 25
B. Masukan Tinjauan Manajemen 25
C. Luaran Tinjauan Manajemen 26
BAB V MANAJEMEN SUMBER DAYA
A. Penyediaan Sumber Daya 27
B. Manajemen Sumber daya Manusia 27
C. Infrastruktur 27
BAB VI PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas 29
B. Pelayanan Klinik ( Upaya Kesehatan Perseorangan) 35
BAB VII PENUTUP 48
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Profil Organisasi
Identitas Puskesmas
Nama Puskesmas : UPTD Puskesmas Jiken
Alamat : Jl. Blora –Cepu Km.13
Telepon : (0296) 525275, 5300521
Wilayah kerja puskesmas Jiken terdiri dari 11 desa dengan luas wilayah keseluruhan
14,85 km2. Adapun 11 Desa tersebut adalah Desa Jiken, Desa Cabak, Desa Nglobo, Desa
Genjahan, Desa Nglebur, Desa Janjang, Desa Bleboh, Desa Jiworejo, Desa Singonegoro,
Desa Ketringan Dan Desa Bangowan
1.1 Visi dan Misi
a.Visi
Menuju masyarakat kecamatan jiken sehat dan Mandiri
b.Misi
1) Memberikan Pelayanan Kesehatan Dasar yang Berkualitas Sesuai Dengan
Standart Pelayanan.
2) Meningkatkan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
3) Mempermudah Akses dan Keterjangkauan Masyarakat terhadap Pelayanan
Kesehatan
4) Mengutamakan Kepuasan Pelanggan
1.2 Tujuan
1) Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya
sesuai standart dan prosedur
2) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam mewujudkan masyarakat yang
mandiri untuk hidup sehat
3) Menumbuhkan perilaku hidup bersih dan sehat pada individu,keluarga dan
masyarakat
4) Mengembangkan kompetensi dan meningkatkan fasilitas,sarana dan
prasarana puskesmas sehingga mampu memberikan pelayanan kesehatan
secara optimal dan berkualitas
1.3 Motto
Melayani dengan sepenuh hati
12
4. Mengikuti apel pagi dan siang
5. Ijin atasan langsungbila meninggalkan kantor padajam kerja dan jika tidak masuk
kerja harus ada surat ijin secara tertulis
6. Melaksanakan tugas sesuai dengan SOP, tupoksi dan melaporkan administrasi
hasil kegiatan setiap bulan tanggal 5 bulan berikutnya.
7. Setelah melaksanakan kegiatan rapat diluar instansi segera melaporkan hasil rapat
1.5 Budaya Malu
1. Malu terlambat masuk kantor
2. Malu tidak ikut apel
3. Malu pulang sebelum waktunya
4. Malu tidak masuk kerja tanpa alasan
5. Malu sering meninggalkan kantor tanpa alasan
6. Malu sering minta ijin tidak masuk kerja
7. Malu berperilaku dan berbicara tidak sopan
8. Malu berbuat tidak jujur
9. Malu bila tugas tidak terlaksana tepat waktu
10. Malu bila tidak memelihara kebersihan di lingkungan kantor
1.6 Tata Nilai
Untuk mendorong motivasi kerja dan kesungguhan dalam mencapai kinerja
akan diperlukan suatu nilai-nilai yang disepakati bersama .
Tata nilai tersebut adalah :
1. Santun
Santun dalam melayani pasien
2. Edukatif
Selalu mengembangkan inovasi dan keilmuan sesuai bidangnya guna
memperbaiki pelayanan
3. Harmonis
Selalu menjalin kerjasama yang baik diantara semua karyawan di UPTD
Puskesmas Jiken
4. Amanah
Mendapatkan kepercayaan dari masyarakat untuk melaksanakan pelayanan
kesehatan
5. Tanggap
Berespon cepat dan tepat terhadap segala permasalahan kesehatan
6. Ikhlas
Menjalankan tugas sesuai tupoksinya
2. Kebijakan Mutu
3
Puskesmas Jiken bertekad mewujudkan Puskesmas yang berkualitas menuju masyarakat
mandiri untuk hidup sehat dengan berorientasi kepada kepuasan pelanggan
Untuk mendukung komitmen tersebut, Puskesmas Jiken mempunyai Kebijakan
Mutu sebagai berikut :
1. Berorientasi pada kepuasan pelanggan.
2. Memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional.
3. Mengadakan perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan secara kontinyu dan
berkesinambungan.
4. Mematuhi peraturan dan standar yang berlaku.
5. Menetapkan sasaran mutu dan mengevaluasi hasil pencapaian
3. Proses Pelayanan
Fasilitas adalah sarana yang dimiliki Puskesmas Jiken untuk memberikan pelayanan
kesehatan tingkat pertama kepada masyarakat. Adapun fasilitas yang dimiliki yaitu :
1. Fasilitas Rawat Jalan
1) Pelayanan Umum
2) Pelayanan KIA-KB
3) Pelayanan Gigi
4) Pelayanan P3M
5) Pelayanan Konseling
6) Pelayanan Hatra
7) Pelayanan Farmasi
2. Fasilitas Rawat Darurat
a. Unit Gawat Darurat (UGD)
3. Fasilitas Rawat Inap
a. Rawat Inap
b. PONED dan Ruang Nifas
4. Fasilitas Penunjang
a. Laboratorium
b. Pusling
Program adalah upaya yang dilaksanakan puskesmas untuk melaksanakan fungsinya
sebagai Pusat Pembangunan Berwawasan Kesehatan dan Pusat Pemberdayaan Keluarga dan
Masyarakat. Program yang dilaksanakan oleh PuskesmasJiken meliputi :
A. Upaya Kesehatan Essensial
1. Promosi Kesehatan Masyarakat
2. Kesehatan Ibu dan Anak- keluarga Berencana
3. Upaya Penyehatan Lingkungan, Kesehatan olahraga dan upaya Kesehatan kerja
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Perkesmas
3
7. Penyakit Tidak menular: Upaya Kesehatan Jiwa, HT, Diabet
3
Pengumpulan data umum dan data khusus
Data Umum : format 1 sampai format 6
Data Khusus : format 7 sampai format 12
c. Tahap Penyusunan Rencan Usulan Kegiatan (RUK)
Perlu memperhatikan hal – hal sebagai berikut:
1) Bertujuan untuk mempertahankan kegiatan yang sudah dicapai pada
periode sebelumnya dan memperbaiki program yang masih bermasalah.
2) Disesuaikan dengan kondisi kesehatan di wilayah UPTD Puskesmas
Jiken dan kemampuan Puskesmas.
Adapun langkah – langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Analisa masalah
Identifikasi Masalah ( dikelompokkan menurut jenis program,
cakupan, mutu, ketersediaan sumber daya )
Manetapkan urutan prioritas masalah
Dengan berbagai macam metode seperti criteria matriks, MCUA,
Hanlon, CARL, 3-H 1P.
Merumuskan masalah
Dengan 5W + 1 H
Mencari akar penyebab masalah
Dengan metode Ishikawa ( tulang ikan ) atau pohon masalah
Kemungkinan penyebab berasal dari:
a) Input : jenis dan jumlah alat, obat, tenaga serta prosedur kerja
manajemen alat, obat dan dana
b) Proses : frekuensi, kepatuhan pelayanan medis dan non medis
c) Lingkungan
Dengan kategori (man,money,material,methode/apa,bagaimana,
mengapa,dimana)
2) Penyusunan RUK
Meliputi upaya kesehatan essensial, upaya kesehatan pengembangan,
upaya kesehatan perseorangan adapun kegiatannya mencakup:
Kegiatan tahun yang akan datang ( kegiatan rutin,sarana prasarana,
operasional dan hasil analisis masalah )
Kebutuhan sumber daya berdasarkan ketersediaan sumber daya yang
ada tahun ini
Rekapitulasi RUK dan sumber daya yang dibutuhkan dalam format
RUK
d. Tahap Penyusunan Pelaksanaan Kegiatan ( RPK )
Langkah – langkahnya adalah sebagai berikut :
Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah disetujui
3
Membandingkan alokasi kegiatan dengan RUK yang diusulkan dan
situasi pada saat penyusunan RPK
Menyusun rancangan awal, rincian dan volume kegiatan yang akan
dilaksanakan serta sumber daya pendukung menurut bulan dan lokasi
pelaksanaan
Mengadakan Lokakarya Mini Tahunan untuk membahas kesepakatan
RPK
Membuat RPK yang telah disusun dalam bentuk matriks
Hasil dari perencanaan disosialisasikan pada saat Lokakarya Mini Internal dan
Eksternal
2. Pelaksanaan Pengendalian
adalah proses penyelenggaraan, pemantauan serta penilaian terhadap
kinerja penyelenggaraan rencana tahunan Puskesmas, baik rencana tahunan
upaya kesehatan esensial maupun rencana tahunan upaya kesehatan
pengembangan, dalam mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas.
Langkah-langkah pelaksanaan dan pengendalian adalah sebagai berikut :
a. Pengorganisasian .
Ada dua macam pengorganisasian yang harus dilakukan. Pertama,
pengorganisasian berupa penentuan para koordinaor, para
penanggungjawab dan para pelaksana untuk setiap kegiatan serta untuk
setiap satuan wilayah kerja. Kedua, pengorganisasian berupa
penggalangan kerjasama tim secara lintas program.
b. Penyelenggaraan
Untuk dapat terselenggaranya rencana tersebut perlu dilakukan kegiatan
sebagai berikut :
1) Mengkaji ulang rencana pelaksanaan yang telah disusun terutama yang
menyangkut jadwal pelaksanaan, target pencapaian, lokasi wilayah
kerja dan rincian tugas para penanggungjawab dan pelaksana.
2) Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan
rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disusun. Beban kegiatan
Puskesmas harus terbagi habis dan merata kepada seluruh petugas.
3) Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan.
c. Pemantauan
Kegiatan pemantauan dilakukan dengan melakukan telaah
penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai baik secara internal
maupun eksternal.
d. Penilaian Kegiatan
3
dilakukan pada akhir bulan maupun akhir tahun anggaran sesuai dengan
cara Penilaian Kinerja Puskesmas berdasarkan Pedoman Penilaian Kinerja
Puskesmas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Blora .
4. Pengawasan pertanggungjawaban
adalah proses memperoleh kepastian atas kesesuaian penyelenggaraan dan pencapaian
tujuan Puskesmas terhadap rencana dan peraturan perundang-undangan serta berbagai
kewajiban yang berlaku.
a. Pengawasan
Pengawasan dibedakan menjadi internal dan eksternal. Pengawasan internal
dilakukan secara melekat oleh atasan langsung, adapun pengawasan eksternal
dilakukan oleh masyarakat, dinas kesehatan kabupaten/kota serta berbagai institusi
pemerintah terkait. mencakup aspek administratif, keuangan dan pelayanan.
Apabila ditemukan adanya penyimpangan baik terhadap rencana, standar, peraturan
perundangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku perlu dilakukan pembinaan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Pertanggungjawaban
Pada setiap akhir tahun anggaran, Kepala Puskesmas harus membuat laporan
pertanggungjawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan kegiatan, serta perolehan
dan penggunaan berbagai sumberdaya termasuk keuangan dan laporan akuntabilitas
(LAKIP).
5. Manajemen Kefarmasian
Manajemen kefarmasian bertujuan untuk menjamin kelangsungan ketersediaan
obat dan perbekalan kesehatan dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas.
6. Manajemen sarana, prasarana dan peralatan
Manajemen sarana, prasarana dan peralatan bertujuan untuk menjamin pelayanan
terselenggara secara optimal. Ruang lingkup manajemen tersebut meliputi
pemeliharaan secara periodik termasuk dilakukannya kalibrasi.
7. Sistem Informasi
Meliputi pencatatan, pelaporan dan analisa data sebagai pendukung perencanaan
Puskesmas. Adapun sistem informasi yang digunakan adalah Sistem informasi
manajemen Puskesmas (SIMPUS) maupun SIK (Sistem Informasi Kesehatan) yang
terintegrasi dan terpadu dalam sistem informasi kesehatan daaerah dan nasional.
3
8. Mutu Pelayanan
Adapun struktur Tim Manajemen Mutu di UPTD Puskesmas Jiken adalah sebagai
berikut :
TIM PMKP
SEKRETARIS
KETUA : dr. SYURDIYANTI M.K
DIAH AYU DITA RAMADHANI
SEKRET : ANITA WIJAYANTI
3
j. Memfasilitasi kegiatan terkait penyelenggaraan pengembangan, inovasi dan
kendali mutu.
3
b. Melaksanakan penyusunan profil di puskesmas sesuai Pedoman Pelaksanaan
manajemen Puskesmas
c. Melaksanakan Penyusunan Penilaian Kinerja Puskesmas sesuai Pedoman
pelaksanaan manajemen Puskesmas
d. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatannya sesuai Pedoman Pelaksanaan
manajemen Puskesmas
e. Menyusun kegiatan pemantauan, pemeliharaan sarana dan prasarana di Puskesmas
f. Memfasilitasi kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan mutu.
g. Melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan perbaikan mutu dan keselamatan
kerja.
h. Memimpin upaya-upaya pencegahan dan perbaikan kondisi fisik dan non fisik yang
dapat membahayakan keselamatan kerja dan meningkatkan resiko keselamatan bagi
pasien.
i. Mendorong dan mengkoordinasikan pemenuhan sarana dan prasarana fisik sesuai
standar keamanan berkenaan dengan menjaga keselamatan petugas,pasien dan
keluarga dalam meminimalkan resiko.
3
3. Uraian Tugas :
a. Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan di unit bidang UKP
b. Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di setiap unit bidang UKP.
c. Mengkoordinasikan program penyegaran dan pelatihan untuk peningkatan
kompetensi petugas.
d. Melakukan koordinasi kepada unit terkait terhadap implementasi standar
pelayanan yang berfokus kepada sasaran dan manajemen.
e. Menyelenggarakan dan menyiapkan kegiatan sosialisasi internal puskesmas
tentang koordinasi tim interprofesi.
f. Menghadiri rapat, pertemuan, workshop dan atau seminar terkait pengembangan
mutu UKP baik internal atau eksternal puskesmas.
g. Memfasilitasi koordinasi tentang program patient safety dengan unit terkait.
h. Melakukan koordinasi kepada unit terkait terhadap implementasi standar
pelayanan yang berfokus kepada pasien dan manajemen risiko.
i. Menyusun alat ukur pemantauan indikator keselamatan pasien.
j. Memfasilitasi koordinasi dengan unit terkait dalam penyelenggaraan pemantauan
indikator pelayanan.
k. Menyusun bahan rekomendasi terhadap pencapaian hasil pemantauan indikator
keselamatan pasien dan pelaksanaan manajemen resiko.
l. Membuat laporan periodik hasil pemantauan indikator mutu dan keselamatan
pasien.
m. Melakukan koordinasi tentang program Patient Safety dan manajemen resiko
dengan unit terkait dalam pembuatan RCA dan FMEA.
n. Melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan perbaikan mutu dan keselamatan
pasien.
Mutu Pelayanan di UPTD Puskesmas Jiken diukur berdasarkan Indikator mutu
masing masing layanan Admen, UKP, UKM dan 6 sasaran Keselamatan pasien
adapun indikator – indikator mutu di UPTD Puskesmas Jiken adalah sebagai
berikut :
a) 6 Sasaran Keselamatan pasien
Pengukuran 6 Sasaran Keselamatan pasien 2018
SASARAN
NO INDIKATOR STANDART
KESELAMATAN PASIEN
1 Identifikasi pasien dengan Kepatuhan melakukan identifikasi 100%
benar pasien di unit Rawat jalan
3
obatan yang harus diwaspadai dalam pemberian obat
6 Mengurangi resiko cedera pasien Kepatuhan melakukan kajian jatuh pada 100%
akibat Terjatuh pasien
DEFINISI OPERASIONAL :
1. Kepatuhan melakukan identifikasi pasien di unit Rawat jalan.
Judul Kepatuhan melakukan identifikasi pasien di unit Rawat jalan.
Dimensi Mutu Keselamatan dan keamanan pasien
Standart 100%
Penangung jawab Petugas pendaftaran
pengumpulan data
3
Periode Analisa Triwulan sekali
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang dilakukan operan jaga
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap
Standart 100%
Penangung jawab Petugas rawat inap
pengumpulan data
Standart 100%
Penangung jawab Petugas farmasi
pengumpulan data
3
Numerator Jumlah kumulatif pasien UGD yang dilakukan pengukuran
Kepatuhan terhadap pelaksanaan prosedur tindakan yang kritis
Denominator Jumlah semua pasien dengan tindakan kritis
Sumber data Instrumen pengukuran
Standart 100%
Penangung jawab Petugas UGD
pengumpulan data
Standart 100%
Penangung jawab Petugas UGD
pengumpulan data
Definisi Operasional Kepatuhan Melakukan kajian jatuh pada pasien UGD dengan
menggunakan MORSE FALL SCALE
Frekuensi Pengumpulan Per Hari
data
Periode Analisa Triwulan sekali
Numerator Jumlah pasien yang dilakukan kajian jatuh
Denominator Jumlah seluruh pasien UGD
3
Sumber data Lembar Triase UGD
Standart 100%
3
DEFINISI OPERASIONAL :
I. TEMPAT PENDAFTARAN
Kepuasan Pelanggan pada Loket Pendaftaran
3
Denominator Jumlah seluruh rekam medik
Sumberdata Form kelengkapan rekam medis
Standart 100%
Penangung jawab Penangung jawab rekam medik
pengumpulan data
3
data
Periode Analisa Enam bulan sekali
Numerator Jumlah kumulatif pelayanan anestesi lokal pada gigi susu
kurang dari 15 menit rerata poin kepuasan pelanggan di poli
gigi selama sebulan
Denominator Jumlah sampling 20 pasien
Sumberdata -
Standart 80%
Penangung jawab Penanggung jawab BP umun
pengumpulan data
V. PELAYANAN KIA / KB
Skreening HIV dan HbsAg pada bumil
VI. FARMASI
Waktu tunggu pelayanan obat jadi
Judul Waktu tunggu pelayanan obat jadi
Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi
3
Definisi Operasional Waktu tunggu pelayanan farmasi adalah tenggang waktu mulai
pasien menyerahkan resep samapai dengan menerima obat jadi
Frekuensi Pengumpulan Per bulan
data
Periode Analisa Enam bulan sekali
Numerator Jumlah resep yang terlayani kurang dari 15 menit dalam 1
bulan
Denominator Jumlah sampling 50 resep obat jadi dalam 1 bulan
Sumberdata Form indicator mutu pelayanan farmasi
Standart ≤ 15 menit
Penangung jawab Penanggung Jawab farmasi
pengumpulan data
VII. LABORATORIUM
Pemakaian APD lengkap
3
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang cepat, responsive dan
mampu menyelamatkan pasien gawat darurat.
Definisi Operasional Kecepatan pelayanan pasien kegawatan di gawat darurat
adalah kecepatan pasien kegawatan ( warna merah) dilayani
sejak pasien datang sampai mendapat pelayanan ( menit )
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
data
Periode Analisa 6 bulan
Numerator Jumlah kumulatif waktu yang diperlukan sejak kedatangan
pasien kegawatan sampai dilayani petugas kesehatan.
Denominator Jumlah seluruh pasien kegawatan
Sumberdata Form indikator mutu pelayanan UGD
Standart 80%
Penangung jawab Kepala Unit Gawat Darurat / Tim Mutu
pengumpulan data
X. PONED
Dilakukan Inisiasi menyusui dini persalinan
3
Judul Dilakukan Inisiasi menyusui dini persalinan
Dimensi Mutu Keselamatan dan standart pelayanan minimal
Tujuan Mengetahui mutu pelayanan puskesmas terhadap pelayanan
persalinan dan target SPM
Definisi Operasional Inisiasi menyusui dini adalah menyusukan segera atau
memberikan pelukan bayi pertama pada ibu
Frekuensi Pengumpulan Setiap bulan
data
Periode Analisa Enam bulan sekali
Numerator Jumlah persalinan yang ada di puskesmas jiken selama 1 bulan
Denominator Jumlah IMD yang dilakukan pada setiap persalinan
Sumberdata Rekam medis
Standart 75 %
Penangung jawab Penanggung Jawab PONED dan nifas
pengumpulan data
3
b. TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN
PUSKESMAS
Adalah terpenuhinya kebutuhan dan keingianan pasien oleh pelayanan kesehatan di
Puskesmas. Tingkat kepuasan pasien ini diukur berdasarkan cek list IKM di Puskesmas.
Kajian dokumentasi :
a. Check List tingkat kepuasan pasien dari pelayanan yang dinilai
b. Hasil penilaian tingkat kepuasan pasien
DEFINISI OPERASIONAL :
1. DROP OUT PELAYANAN ANC ( K1 – K4 )
Adalah jumlah ibu hamil di kontak I pada tenaga kesehatan (K1) dikurangi jumlah ibu
hamil kunjungan ke 4 (K4) di wilayah kerja pada periode Januari sampai Desember 2019.
Jumlah (K1-K4)
Penghitungan : Jumlah Bumil x 100%
3
3. TATA LAKSANA EPIDEMOLOGI KASUS DBD :
a. Setiap menemukan kasus DBD dilaporkan selambat – lambatnya dalam waktu 1 x 24
jam ke Dinas Kesehatan
b. Informasi penemuan kasusu DBD harus ditindaklanjuti dengan kegiatan penyelidikan
epidemologi ( PE) selambat – lambatnya dalam waktu 1 x 24 jam setelah diterima
laporan
c. PE dilakukan dengan memeriksa minimal 10 rumah di sekitar rumah kasus ( radius
100 meter )
d. Hasil PE dilaporkan ke Dinas Kesehatan selambat – lambatnya dalam waktu 24 jam
e. Foging focus dilakukan 2 siklus dengan interval 1 minggu dalam radius 100 meter dari
rumah kasus.
Rumus :
Jumlah kasus DBD dengan tata laksana epidemologi sesuai ketentuan tahun ini
Jumlah kasus DBD yang ditemukan x 100%
Jumlah rumah yang diperiksa tidak ditemukan jentik nyamuk selama 1 tahun x 100%
Jumlah yang diperiksa selama 1 tahun
3
Adalah jumlah kunjungan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan sesuai standart paling
sedikit 4 kali, dengan distribusi pelayanan minimal triwulan pertama kali, triwulan kedua 1
kali dan triwulan ketiga 2 kali.
Target : 100%
B. TUJUAN
Tujuan diterapkannya Pedoman Peningkatan Mutu dan Kinerja (Manual Mutu) ini,
adalah :
Memberikan arah bagi sistem pelayanan kesehatan di Puskesmas Jiken dalam
menerapkan sistem yang berlaku, dalam rangka melakukan perbaikan secara
berkelanjutan terhadap kinerja puskesmas serta untuk menjamin kepuasan pasien dan
pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Memelihara kesesuaian penerapan Sistem Manajemen Mutu yang memenuhi
persyaratan Akreditasi Puskesmas
3
14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Kelembagaan Perangkat
Daerah
15. Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
585/MENKES/PER/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medis
17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
919/MENKES/PER/X/1993 tentang Kriteria Obat Yang Dapat Diserahkan Tanpa
Resep
18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 876/MENKES/VIII/2001
tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan
19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 131/MENKES/SK/II/2004
tentang Sistem Kesehatan Nasional
20. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
512/MENKES/PER/IV/2007 tentang Tentang Ijin Praktek dan Pelaksanaan Praktik
Kedokteran
21. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medik
22. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang Ijin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
23. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
161/MENKES/PER/I/2010 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
24. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
25. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1464/MENKES/PER/X/I/2010 tentang ijin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan
26. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1018/MENKES/PER/V/2001 tentang Strategi Adaptasi Sektor KesehatanTerhadap
Dampak Perubahan Iklim
27. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
7/PER/25/M.PAN/2/2010 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan
Publik
28. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001/Tahun 2012 pasal 3
tentang System Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan
29. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan
Dasar Puskesmas
3
30. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/25/
M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat
Unit Pelayanan Instansi Pemeintah
31. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1437 Tahun 2005 tentang
Rencana Strategi Nasional Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan
Untuk Mencapai Vision 2020
32. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1437 Tahun 2006 tentang
Pedoman Manajemen Kesehatan Indra Penglihatan dan Pendengaran
33. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
879/MENKES/SK/XII/2006 tentang Rencana Strategi Nasional Penanggulangan
Gangguan Pendengaran dan Ketulian Untuk Mencapai Tujuan Sound Hearing 2030
34. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1428/MENKES
/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan
Puskesmas
35. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan
36. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
585/MENKES/SK/V/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Puskesmas
37. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 028/MENKES/SK/I/2011
tentang Klinik Rawat Inap Pelayanan Medis Dasar
38. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
791/MENKES/SK/VIII/2008 tentang Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN)
39. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2500/MENKES/SK/XII/2011 tentang Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN)
40. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/25/M.PAN/2/2012
tentang Pelayanan Publik
3
Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah layanan kesehatan yang diberikan
oleh medis dan paramedis yang telah mendapat wewenang di Puskesmas dan
jaringannya, termasuk Ponkesdes, Posyandu, dan Pustu
Pelayanan kesehatan tingkat kedua adalah pelayanan kesehatan spesialistik yang
dilakukan oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang menggunakan
pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik di rumah sakit kelas B, C, D serta
RS Khusus (BKMM, RS Paru, RS Jiwa), rumah sakit swasta dan rumah bersalin
Pelayanan kesehatan tingkat ketiga adalah pelayanan kesehatan
subspesialistikyang dilakukan oleh dokter sub spesialis atau dokter gigi sub spesialis
yang menggunakan pengetahuan dan teknologi subspesialistik di Rumah Sakit Tipe A
Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu(SK Mendinas No 45/U/2002)
Sistem rujukan adalah suatu system penyelenggaraan pelayanan kesehatan dimana
terjadi pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kesehatan
yang timbul
3
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM PENYELENGGARAAN PELAYANAN
a. PERSYARATAN UMUM
Manajemen Puskesmas Jiken menentukan, mendokumentasikan, dan memelihara
Sistem Manajemen Mutu untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan serta
hasilnya memenuhi persyaratan yang ditentukan.
b. PENGENDALIAN DOKUMEN
a) Seluruh dokumen yang dibutuhkan untuk dilakukannya verifikasi mutu terhadap
kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan harus dikendalikan dan diperlakukan
sebagai bukti bahwa sistem manajemen mutu telah dilakukan efektif dan efisien.
b) Dokumen mutu yang terkait dengan setiap kegiatan yang ada di dalam UPTD
Puskesmas Jiken harus berada di tempat yang telah ditentukan serta terjamin
keabsahannya. Setiap pemegang dokumen mutu bertanggung jawab untuk menjamin
bahwa hanya dokumen mutu yang masih berlaku saja yang digunakan, sedangkan
dokumen mutu yang tidak berlaku lagi harus segera disingkirkan.
c) Dokumen Control bertanggung jawab untuk memelihara Daftar Induk Dokumen, baik
Dokumen Internal maupun Dokumen Eksternal untuk menghindari penggunaan
dokumen yang tidak sah atau penggunaan dokumen kadaluwarsa tanpa ijin.
d) Dokumen Control bertanggung jawab atas penyimpanan semua dokumen mutu Asli,
baik yang masih berlaku maupun kadaluwarsa, yang meliputi dokumen mutu Asli
Pedoman Mutu, Prosedur Mutu, Instruksi Kerja, dan Formulir
1) Pengendalian Dokumen Internal
a. Dokumen Internal yang harus dikendalikan dengan menggunakan tanggal berlaku
meliputi :
1. Pedoman Mutu;
2. Kebijakan Mutu;
3. Prosedur Mutu;
b. Dokumen Control harus memeriksa Pedoman Mutu, Kebijakan Mutu, dan Prosedur
Mutu untuk memastikan bahwa keseluruhannya masih berlaku.
c. Setiap perubahan atau penambahan terhadap dokumen merupakan tanggung jawab
Dokumen Control .
d. Dokumen yang digunakan dicatat dalam Daftar Induk dokumen dan ditandatangani
oleh Kepala Puskesmas, Wakil manajemen mutu menyimpan
14
formulir Asli untuk menunjukkan bahwa formulir tersebutlah yang berlaku dan
digunakan di unit kerja terkait.
e. Dokumen mutu Asli yang tidak berlaku lagi (kadaluwarsa) disimpan oleh Dokumen
Control, sedangkan semua salinannya dimusnahkan untuk menghindari penggunaan
yang tidak sesuai.
2) Sistem Penomoran
1. Surat masuk dan keluar sesuai dengan aturan Pemerintah Daerah Kabupaten Blora
2. Penomoran kelompok pelayanan dilakukan oleh kelompok pelayanan masing – masing
disesuaikan dengan sistem pengkodean yang telah ditentukan dalam penyusunan tata
naskah di UPTD Puskesmas Jiken.
3) Pengendalian Dokumen Eksternal
1. Dokumen eksternal yang harus dikendalikan meliputi antara lain :
a. Standar nasional/internasional;
b. Buku-buku panduan;
c. Undang – undang dan peraturan pemerintah;
d. Perda atau Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan
2. Dokumen eksternal yang digunakan dicatat dalam Daftar Induk Dokumen Eksternal
dan ditandatangani oleh Kepala Puskesmas.
4) Tanggung Jawab Dan Wewenang
a. Setiap personil dapat mengajukan dokumen baru atau mengusulkan perubahan atas
dokumen mutu yang sudah ada yang kemudian diserahkan kepada personel yang
berwenang untuk meninjau dan atau mengesahkannya.
b. Tanggung jawab dan wewenang dalam mempersiapkan/ mengesahkan dokumen mutu
internal adalah sebagai berikut:
Jenis
Dibuat Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh
Dokumen
Pedoman Mutu, Penanggung Jawab Kepala Puskesmas Kepala Puskesmas
Kebijakan Mutu, dan Program/Unit bersama Ketua Tim
Prosedur Mutu Mutu
5) Distribusi Dokumen
Dokumen Control
Bertanggung jawab atas distribusi dokumen seperti Pedoman Mutu, Kebijakan
Mutu dan Prosedur Mutu serta memelihara Daftar Distribusinya.
Sekretaris Manajemen Mutu
Membantu tugas Dokumen Control.
Ketua Manajemen Mutu
Menjamin bahwa dokumen mutu yang berlaku senantiasa tersedia di bagian atau
fungsi yang kegiatannya sangat erat kaitannya dengan sistem manajemen mutu.
Kepala Puskesmas
18
Menyetujui / menolak dokumen mutu.
Prosedur Mutu dan Instruksi Kerja yang didistribusikan harus sesuai dengan nomor
salinan yang telah ditetapkan (sama dengan nomor salinan dalam Pedoman Mutu).
6) Perubahan Dokumen
Usulan perubahan dokumen mutu yang terjadi dapat berasal dari hasil audit internal
maupun eksternal, tinjauan manajemen, keluhan pelanggan, maupun inisiatif dari
personel internal. Setiap usulan perubahan tersebut dituangkan dalam formulir
Permintaan Tindakan Perbaikan dan Pencegahan.
Setiap perubahan terhadap dokumen mutu harus dicatat dalam Catatan Perubahan
yang menjelaskan perubahan-perubahan yang dilakukan terhadap dokumen revisi
sebelumnya (misalnya, untuk dokumen dengan revisi 01 maka riwayat perubahan
tersebut menjelaskan perubahan yang terjadi antara revisi 00 dengan revisi 01,
demikian juga untuk revisi 02 dengan 01 dan seterusnya).
Dokumen mutu yang telah direvisi harus ditarik dari peredaran dan dimusnahkan,
sedangkan dokumen Asli revisi lamanya tetap disimpan oleh Dokumen Control dan
diberi cap “KADALUWARSA”. Kemudian, Dokumen Control mendistribusikan
kembali dokumen tersebut dengan revisi baru.
Pejabat yang mempersiapkan dan menyetujui dokumen revisi adalah sama dengan
dokumen sebelumnya. Persetujuan oleh pejabat lain hanya dimungkinkan atas dasar
pertimbangan-pertimbangan tertentu.
7) Identifikasi Dokumen
Pedoman Umum dalam Tata Naskah Dinas di UPTD Puskesmas Jiken, sebagai
berikut :sesuai dengan pedoman Tata Naskah puskesmas Jiken( dalam daftar lampiran)
c. PENGENDALIAN REKAMAN
1. PENGENDALIAN ARSIP NON MEDIS
Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan SIK bertanggung jawab dalam hal identifikasi,
penyimpanan dan penyediaan arsip serta menjamin bahwa selama penyimpanan tidak
terjadi kerusakan dan/atau kehilangan arsip.
Tata cara pengelolaan arsip, penyimpanan sampai pemusnahannya dikelola oleh
Sekretaris Mutu yang bekerjasama dengan Kepala Sub Bag. Tata Usaha.
18
dipelihara secara sistematis sehingga merupakan sumber informasi yang efektif
bagi pelayanan kesehatan di PuskesmasJiken
b. Penanggung Jawab Rekam Medis yang ditunjuk adalah petugas loket, yang
bertugas mengecek kelengkapan rekam medis serta memelihara dan
mengendalikan rekam medis
c. Masa penyimpanan Rekam Medis ditentukan sesuai ketetapan yang berlaku
tentang pengelolaan Rekam Medis di Puskesmas. Adapun rekam medis yang
berkaitan langsung dengan pasien (KRJ, Rekam medik pasien rawat inap)
masa penyimpannya selama 3 tahun. Sedangkan rekam medis yang tidak langsung
berkaitan dengan pasien, masa penyimpannnya selama 5 tahun.(SPJ dan BOK).
d. Sistem penyimpanan resep yang telah dilayani di Puskesmas harus dipelihara dan
disimpan minimal 2 tahun.
e. Penyimpanan dokumen akreditasi disimpan di unit masing – masing dan
pemegang program. Sedangkan master dokumen disimpan di bagian Administrasi.
18
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. KOMITMEN MANAJEMEN
Manajemen akan selalu meninjau efektifitas sistem manajemen mutu organisasi dengan
maksud agar penyempurnaan secara terus-menerus pada semua aktivitasnya dapat terus
dilakukan, melalui :
1. Pemantauan, pengukuran serta analisa kinerja proses dan mutu hasil proses sebagaimana
ditetapkan dalam Sasaran Mutu. Pemantauan, pengukuran dan analisa juga dilakukan
dengan mengadakan evaluasi pada periode yang telah ditetapkan terhadap rekanan yang
memasok produknya ke organisasi, serta terhadap tingkat kepuasan pelanggan untuk
memperbaiki mutu pelayanan yang bisa diberikan kepada pelanggan.
2. Audit secara berkala untuk mengetahui konsistensi dari implementasi sistem manajemen
mutu terhadap dokumentasi sistem mutu yang telah ditetapkan berdasarkan persyaratan
standar, serta untuk memastikan bahwa sistem manajemen mutu yang diterapkan telah
ditinjau keefektifannya.
3. Tinjauan terhadap tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan yang telah dilakukan.
4. Semua usaha untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap proses, baik
yang sudah maupun akan dilakukan, dibahas dalam Rapat Tinjauan Manajemen.
24
Identifikasi pasien yang tepat meliputi tiga detail wajib, yaitu: nama, umur, nomor rekam
medis pasien. Kegiatan identifikasi pasien dilakukan pada saat pemberian obat,
pengambilan spesimen atau pemberian tindakan.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang
teridentifikasi tepat yang disurvei pada suatu unit pelayanan dibagi jumlah seluruh pasien
yang dilayani pada unit pelayanan tersebut.
Jumlah tindakan medis dan keperawatan yang dilakukan – kejadian kesalahan prosedur
X 100%
Jumlah seluruh tindakan medis dan keperawatan yang dilaksanakan
24
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Setelah kontak dengan pasien
3. Sebelum tindakan aseptik
4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
Pengukuran terhadap tidak terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara menghitung
jumlah pasien yang dirawat dikurangi kejadian pasien jatuh dibagi dengan jumlah semua
pasien yang dirawat.
C. KEBIJAKAN MUTU
Kebijakan Mutu menyatakan pandangan dan kebijakan manajemen terhadap mutu
yang sesuai dengan tujuan organisasi yaitu agar selalu dapat memenuhi harapan dan
memuaskan pelanggan, serta dapat memenuhi semua peraturan yang berlaku. Kebijakan
Mutu yang merupakan perwujudan komitmen dari manajemen puncak dalam memenuhi
persyaratan, baik persyaratan pelanggan maupun persyaratan peraturan dan perundang-
24
undangan dan terus-menerus meningkatkan keefektifan sistem manajemen mutu,
dikomunikasikan dan dimengerti oleh segenap pegawai puskesmas.
Kebijakan Mutu yang ditentukan, dapat menjadi kerangka untuk menetapkan dan
meninjau Sasaran Mutu secara berkelanjutan. Kebijakan Mutu perlu ditinjau agar terus-
menerus sesuai dengan tujuan organisasi yang dideskripsikan melalui Visi organisasi.
Mengingat perkembangan teknologi dan sistem yang dinamis, manajemen akan
selalu meninjau sistem mutu dan operasinya, termasuk Kebijakan Mutu dan Sasaran
Mutunya agar selalu dapat mengikuti perkembangan tersebut.
Selaras dengan hal itu, puskesmas menjalankan sistem yang mengedepankan
perbaikan berkelanjutan (continual improvement) terhadap keefektifan sistem manajemen
mutu pada semua aktivitasnya, melalui pembinaan hubungan dengan pelanggan agar dapat
diketahui lebih jauh harapan pelanggan.
Pernyataan Kebijakan Mutu dipasang di tempat-tempat yang strategis di kawasan
puskesmas dan diadakan penyuluhan kepada pegawai agar Visi, Misi, Kebijakan Mutu
puskesmas ini dipahami, diterapkan dan dipelihara seluruh pegawai dari semua tingkatan.
24
Dalam operasional sehari-hari yang berkaitan dengan Sistem Manajemen Mutu,
Kepala Puskesmas diwakili oleh Ketua Manajemen Mutu.
TUGAS POKOK
Proses Akreditasi Puskesmas merupakan rangkaian aktivitas terpadu untuk
meningkatkan mutu puskesmas berdasarkan standar akreditasi puskesmas yang berlaku.
Proses dimaksud meliputi diseminasi/ sosialisasi, brainstorming/pendahuluan,
penyusunan dokumen, sosialisasi dokumen, penerapan standar akreditasi, evaluasi
kepatuhan terhadap standard dan dokumen, dan lain-lain yang diperlukan untuk
meningkatkan mutu puskesmas.
Dokumen-dokumen yang perlu dipersiapkan di Puskesmas dapat dibedakan
sebagai berikut :
A. Penyelenggaraan Manajemen Puskesmas
1. Kebijakan Kepala Puskesmas / Fasilitas Pelayanan Tingkat Pertama
2. Rencana Lima Tahunan Puskesmas
3. Pedoman / manual mutu
4. Pedoman / panduan tehnis yang terkait dengan manajemen
5. Standar Prosedur Operasional (SPO)
6. Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP), Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
dan Rencana Pelaksanaan kegiatan (RPK)
7. Kerangka Acuan Kegiatan
24
Anggota : Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi standar akreditasi puskesmas
pada :
Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP)
Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP)
Bab III. Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)
Pokja II
Ketua : Mengkoordinasikan tugas dalam rangka melaksanakan proses akreditasi pada
bagian penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat puskesmas
Anggota : Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi standar akreditasi puskesmas
pada :
Bab IV. Upaya Kesehatan Masyarakat yang Berorientasi Sasaran (UKMBS)
Bab V. Kepemimpinan dan Manajemen Upaya Kesehatan
Masyarakat(KMUKM)
Bab VI. Sasaran Kerja dan MDG’s (SKM)
Pokja III
Ketua : Mengkoordinasikan tugas dalam rangka melaksanakan proses akreditasi pada
bagian penyelenggaraan pelayanan klinis/upaya kesehatan perorangan
Anggota : Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi standar akreditasi puskesmas
pada :
Bab VII. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP)
Bab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK)
Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP)
c. Organisasi
Kepala Puskesmas menetapkan tanggung jawab, wewenang dan persyaratan kerja
untuk masing-masing personil yang mengelola, melaksanakan dan memverifikasi
pekerjaan yang mempengaruhi mutu guna menjamin agar proses kegiatan dapat
beroperasi secara efektif, serta untuk mencapai sekaligus meningkatkan kepuasan
pelanggan. Struktur organisasi PuskesmasJiken dapat dilihat pada Lampiran.
E. TANGGUNG JAWAB, WEWENANG DAN KOMUNIKASI
1. Ketua Manajemen Mutu
Salah seorang personil ditunjuk oleh manajemen organisasi sebagai Ketua
Manajemen Mutu
Ketua Manajemen Mutu mengkoordinir serta memiliki tanggung jawab dan
wewenang secara menyeluruh untuk memastikan agar Sistem Mutu dilaksanakan
dengan efektif dan memenuhi persyaratan Akreditasi Puskesmas. Ketua Manajemen
Mutu juga berkewajiban untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya mencapai
dan meningkatkan kepuasan pelanggan kepada seluruh personil yang ada di
organisasi, serta melaporkan kepada manajemen puncak tentang kinerja sistem
24
manajemen dan kebutuhan tindakan perbaikan yang diperlukan. Agar pelaksanaan
kegiatan mutu berjalan dengan maksimal, maka Ketua Manajemen Mutu membentuk
Tim Manajemen Mutu. Tugas dan tanggung jawab Tim Manajemen Mutu dapat
dilihat pada Lampiran.
2. Komunikasi
Pelaksanaan komunikasi baik secara eksternal maupun internal sangat diperlukan
untuk menjamin kelancaran pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu.
Komunikasi internal dilakukan pada saat pertemuan internal Puskesmas dengan
pembahasan hasil rapat dari Tim Manajemen Mutu. Sedangkan komunikasi eksternal
dilakukan dengan cara memberikan informasi secara jelas dan lengkap kepada
pelanggan mengenai pemenuhan persyaratan pelanggan. Selain itu, komunikasi
eksternal juga dilakukan untuk menampung dan menindaklanjuti keluhan pelanggan
serta mengukur tingkat kepuasan pelanggan.
24
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
A. UMUM
Manajemen Puskesmas Jiken melakukan tinjauan manajemen dalam selang waktu
terencana untuk keefektifan Sistem Manajemen Mutu dan operasinya. Tinjauan
Manajemen untuk menilai efektifitas sistem mutu dan operasinya dijadwalkan sekurang-
kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun.
Dalam Rapat Tinjauan Manajemen dibahas mengenai perlu tidaknya mengadakan
perubahan dalam Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu, Prosedur Mutu dan operasional
organisasi untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan kebutuhan yang akan datang.
Agenda dalam Rapat Tinjauan Manajemen antara lain mencakup, namun tidak
terbatas pada:
- Perencanaan Tingkat Puskesmas
- Hasil Audit Internal
- Umpan balik pelanggan
- Kinerja proses dan kesesuaian produk
- Status Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
- Tindak lanjut Tinjauan Manajemen sebelumnya
- Perubahan yang dapat mempengaruhi Sistem Manajemen Mutu
- Rekomendasi untuk Perbaikan
Tinjauan Manajemen harus menentukan langkah-langkah menuju perbaikan
sistem mutu, terutama dalam kaitannya dengan persyaratan pelanggan dan kebutuhan
akan sumber daya.
Diluar jadwal yang ditentukan, sewaktu-waktu dapat diadakan Rapat Tinjauan
Manajemen bila dijumpai masalah yang perlu diselesaikan dengan segera.
Secara lebih rinci, mekanisme Rapat Tinjauan Manajemen dijelaskan dalam SOP
Pertemuan Tinjauan Manajemen.
25
6. Rekomendasi dan tindak lanjut pertemuan
7. Perubahan yang mempengaruhi system manajemen mutu
26
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA
C. INFRASTRUKTUR
Manajemen organisasi mengidentifikasi, menyediakan dan merawat infrastruktur utama
maupun pendukung yang dibutuhkan, baik yang berupa perangkat keras maupun
perangkat lunak. Pemeliharaan sarana dan prasarana, termasuk kalibrasi alat kesehatan
dilakukan berdasarkan anggaran yang tersedia melalui pengajuan anggaran kepada Dinas
Kesehatan.
Pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana kerja dikoordinir dan dipantau oleh Sub
Bagian Tata Usaha, yang tertuang secara lengkap pada SOP Pemeliharaan dan
Perbaikan Prasarana.
27
D. LINGKUNGAN KERJA
1. Manajemen Puskesmas Jiken menetapkan dan mengelola lingkungan sekitar untuk
menjamin terciptanya lingkungan yang aman, nyaman bersih dan higienis yang
menunjang peningkatan efisiensi dan efektifitas kerja di lingkungan
PuskesmasJiken.
2. Penyehatan lingkungan, ruang dan bangunan serta fasilitas sanitasi Puskesmas
mencakup penyehatan bangunan dan ruangan, termasuk aspek pencahayaan,
penghawaan serta pengendalian kebisingan.
3. Pengelolaan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas bertujuan untuk menetapkan
upaya pengendalian berbagai faktor lingkungan fisik, kimiawi, biologi dan sosial
psikologi yang menimbulkan atau dapat menimbulkan dampak buruk pada
kesehatan jasmani, rohani dan kesejahteraan sosial bagi pasien, petugas,
pengunjung maupun masyarakat di sekitar Puskesmas.
4. Pengelolaan lingkungan dilakukan oleh fungsi Kesehatan Lingkungan dan Umum
(bagian dari Sub Bagian Tata Usaha) dan diatur SOP Pengelolaan Kebersihan
Lingkungan Puskesmas dan SOP Penanganan Sampah Medis.
28
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
47
dilkasanakan setiap program, dapat juga dilaksanakan secara lintas program.
Pencatatan dan pelaporan dilakukan setiap bulan sesuai dengan program masing-
masing
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
Untuk validasi penyelenggaraan dapat dilakukan dengan bukti visualisasi melalui
pencatatan dan pelaporan, foto-foto kegiatan, maupun bukti-bukti yang lain yang
mendukung penyelenggaraan suatu kegiatan, melalui register atau kohort.
c. Identifikasi dan mampu telusur
Hasil pelaksanaaan pelayanan dapat di telusuri dari pencatatan dan pelaporan yang
dilaporkan setiap bulan ke Dinas Kasehatan.
d. Hak dan kewajiban sasaran
Setiap sasaran dari kegiatan UKM mempunyai hak yang sama untuk mendapat
palayanan setiap bulan secara lengkap dan peripurna. Adapun sasaran juga
berkewajiban mengikuti prosedur pelayanan yang berlaku. Sasaran berhak mendapat
informasi yang lengkap tentang pelayanan yang ingin diperoleh dan sasaran punya
kewajiban memberi informasi yang akurat terhadap hal-hal yang berhubungan dengan
masalah kesehatan individu dan keluarga terutama sasaran yang beresiko tinggi.
Berikut ini hak dan kewajiban Penyedia Layanan maupun pasien
47
HAK PASIEN :
1. Hak atas pelayanan yang manusiawi,adil,jujur dan tanpa diskriminasi
2. Hak untuk mendapatkan pelayanan media yang bermutu
3. Hak minta pendapat petugas puskesmas
4. Hak atas kerahasiaan penyakit dan data medis yang dimiliki
5. Hak untuk memperoleh informasi /penjelasan secara lengkaptentang tindakan
medis yang akan dilakukan terhadap dirinya
6. Hak untuk memberikan persetujuan/menolak atas tindakan yang akan dilakukan
sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
7. Hak untuk keamanan dan keselamatanselama dalam perawatan
8. Hak untuk mengajukan usul,saran,perbaikanatas pelayanan puskesmas
9. Hak transparansi biaya pengobatan
10. Hak beribadat menurut agama dna kepercayaannya selama tidak mengganggu
ketertiban dan kketenangan pasien lain
11. Hak didampingi keluarga(dalam keadaan kritis)
KEWAJIBAN PASIEN :
1. Memberi informasi yg lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya.
2. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter dan dokter gigi.
3. Mematuhi ketentuan/peraturan dan tatatertib yang berlaku di Puskesmas.
4. Memberikan biaya/administrasi atas pelayanan yang diterima sesuai PERDA yang
berlaku
5. Mematuhi persyaratan administrasi di Puskesmas
47
Imunisasi KIPI Penyuntikan vaksin sesuai SOP
Observasi bila terjadi KIPI
Vaksin Dilakukan pengecekan tanggal kadaluarsa sebelum
kadaluarsa digunakan/diberikan
Kesalahan Dilakukan pengecekan jenis vaksin sebelum di berikan
pemberian kepada pasien
jenis vaksin
Vaksin Vaksin disimpan dalam suhu yang benar
rusak Dilakukan pengecekan kondisi vaksin sebelum digunakan
Kesalahan Melakukan tindakan injeksi /cara pemberian masing masing
cara vaksin sesuai SOP
pemberian /
injeksi
vaksin
Suhu Melakukan penyimpanan vaksin sesuai SOP
penyimpana
n vaksin
tidak sesuai
P2 : TB dan Resiko Memakai APD
Kusta tertular Menerapkan hand hygiene
Reaksi pemberian obat tuberculosa secara berkala seminggu sekali
alergi oral untuk memudahkan pemantauan
anti memberikan informasi kepada pasien, jika ada keluhan
tuberculosa segera kontrol
P2: DBD Iritasi Menginformasikan kepada masyarakat tentang resiko paparan
saluran bahan kimia fogging
nafas akibat Membagikan masker kepada masyarakat sekitar yang di
paparan fogging
bahan kimia Memimta masyarakat untuk sementara keluar dari rumah
fogging pada saat pelaksanaan fogging
47
maupun secara rutin dalam rapat bulanan, Mini Lokakarya maupaun pertemuan lintas
program dan lintas sektor.
b. Pemantauan dan pengukuran
1) Kepuasan pelangganan
Untuk pengukuran kepuasan pelanggan dilakukan secara rutin setiap hari
melalui kotak kepuasan pasien dan untuk kotak saran direkap setiap sebulan sekali,
adapun keluhan yg langsung disampaikan ( sms, tlp, media social ) juga dilakukan
sebulan sekali. Untuk survey, dilakukan sesuai kebutuhan dengan mengacu kepada
standar pengukuran kepuasan pelanggan.
2) Audit internal
Audit internal dilakukan setahun dua kali atau sesuai dengan jadwal yang
disepakatai bersama Tim Manajemen Mutu dan Tim Audit Internal.
3) Pemantauan dan pengukuran proses
Pemantauan dan pengukuran proses dilakukan setiap bulan atau sesuai
jadwal dan kebutuhan serta program masing-masing.
47
g. Tindakan preventif
Tindakan pencegahan/preventif dilakukan apabila ada pencapaian kinerja mutu
yang tidak tercapai atau mengalami penurunan dengan pencapaian bulan lalu.
Tindakan preventif dilakukan oleh Tim Manajemen Mutu dan dalam Rapat Tim
Mutu, pertemuan rutin bulanan atau minlok di puskesmas
47
sarana dan prasarana puskesmas dan kemudian diverifikasi oleh kepala
puskesmas.
c. Kontrak dengan pihak ke tiga
Kontrak pihak ketiga di Puskesmas Jiken dengan Rumah Sakit Rujukan
diwakili oleh Dinas Kesehatan adapun dalam bidang penanganan sampah medis
dengan PT. G.PUTRA BUANA, dan dalam pemeriksaan laboratorium dengan Lab
Kesda
4. Penyelenggaraan pelayanan klinis
a. Pengendalian proses pelayanan klinis
Pelanggan yang telah terdaftar ditempat pendaftaran kemudian
didistribusikan sesuai dengan jenis-jenis layanan kesehatan yang dibutuhkan.
Sampai dengan pelanggan mendapat pelayanan kesehatan dengan maksimal.
Setelah mendapat pelayanan semua proses ditulis dalam rekam medis dengan
lengkap dan dimasukkan ke dalam system pencatatan dengan komputerisasi, dan
dikembalikan ke tempat pendaftaran setelah pelayanan selesai.
b. Validasi proses pelayanan
Validasi proses pelayanan dapat dibuktikan dari semua pecatatan atau
dokumentasi yang dilakukan oleh petugas berdasarkan kesesuaian alur proses
pelayanan yaitu dimulai dari pendaftaran di loket, kemudian medapatkan
pelayanan di poli yang dituju yang semua kondisi pasien pada saat datang berobat
dicatat di dalam rekam medis hingga kemudian pasien mendapatkan resep dan
mengambil obat di apotek
c. Identifikasi dan ketelusuran
Bisa dilakukan dengan pengarsipan yang tertib dan rapi,agar lebih mudah
dalam pengidentifikasian dapat dilakukan dengan pelabelan sesuai no register
kunjungan.
5. Pemeliharaan barang milik pelanggan (specimen, rekam medis, dsb)
Rekam medis pasien tersimpan dan dikoordinir oleh petugas loket. Untuk
pasien yang berobat diluar jam buka loket akan tercatat di daftar pasien pengunjung
UGD yang pencatatan rekam medisnya diserahkan kepada petugas loket keesokan
harinya.
Penanganan limbah medis /specimen sebelum dibuang akan dipilah terlebih
dahulu, Ditempatkan di dua tempat yang berbeda.
a. Untuk limbah tempat bekas specimen (botol specimen, pot sputum) akan
kumpulkan dahulu kemudian direndam dengan larutan klorin 0,5% selama 20
menit kemudian dilakukan pencucian sesuai prosedur kemudian di sterilkan untuk
kemudian digunakan lagi
6. Untuk limbah specimen cair akan (sisa specimen darah, urine,sputum) sebelum
dibuang di beri larutan clorin 0,5% selama 20 menit terlebih dahulu.
47
7. Manajemen resiko dan keselamatan pasien
Dalam memberi layanan kesehatan, penyelenggara layanan harus
memperhatikan keamanan dan keselamatan pasien sesuai standard operasional
prosedur tentang keselamatan dan keamanan pasien. Pasien harus merasa aman dan
nyaman selama proses menunggu dan pelayanan kesehatan. Penyelenggara layanan
kesehatan harus menyediakan sarana prasarana yang aman terutama bagi anak-anak,
lansia, ibu hamil, dan para disabel.
Berikut ini daftar manajemen resiko UKP
UNIT RESIKO SOLUSI
Loket kesalahan Mengkonfirmasi ulang kesesuaian kartu berobat/kartu
identifikasi pasien identitas dengan identitas dalam rekam medis
kehilangan Rekam Segera mengembalikan rekam medis setelah selesai
medis direkap/ ditulis dibuku register oleh petugas poli/UGD
UGD kejadian infeksi Melakukan tidakan sesuai SOP
pasca tindakan Meminta pasien kontrol 3 hr lagi pasca tindakan medis
medis
Insiden kesalahan Menyimpan obat sesuai suhu dan cara penyimpanan
penyimpanan obat obat yang benar
Poli gigi Resiko perdarahan Menanyakan terlebih dahulu riwayat perdarahan yang
paska pencabutan lama berhentinya sebelum tindakan pencabutan
gigi
Kesalahan Menggunakan nomenclatur gigi
pencabutan elemen
gigi
Reaksi alergi Menanyakan riwayat alergi obat sebelum melakukan
setelah pembiusan pembiusan
47
medis ketika memasukkan kedalam buku register
Kesalahan Pemeriksa menanyakan kembali identitas pasien
identifikasi pasien sebelum memeriksa pasien dan memeriksa
kesesuaiannya dengan rekam medis
Poli TB Kesalahan Pemeriksa menanyakan kembali identitas pasien
identifikasi pasien sebelum memeriksa pasien dan memeriksa
kesesuaiannya dengan rekam medis
Infeksi nasokomial Pemindahan tempat tersendiri
karena ruang Penggunaan APD
tunggu jadi satu
dengan poli umum
Poli KIA- Absess pada bekas Penyuntikan KB suntik sesuai SOP
KB suntik KB 3 Bulan
47
kesalahan Petugas melakukan pengoperasian alat sesuai SOP
pengoperasian alat
APOTEK Resep obat yang Meminta poli rawat jalan untuk menuliskan resep
sulit terbaca dengan tulisan yang mudah dibaca
Apabila terdapat resep yang tulisannya sulit dibaca
petugas mengkonfirmasi kepada dokter/ poli yang
mengeluarkan resep
kesalahan Sebelum memberikan obat petugas menanyakan
penyerahan obat kembali identitas pasien
47
persediaan obat Petugas menginformasikan stok obat kepada poli rawat
yang tidak lengkap jalan mengenai jumlah stok obat yang ada
Kesalahan Memberi tanda obat obat LASA atau obat obat yang
penyimpanan obat perlu diwaspadai,
47
Pemantauan dan pengukuran hasil layanan diperoleh dari hasil
layanan dalam jangka waktu tertentu terhadap standard yang telah
ditentukan. Hasil pengukuran ini kemudian dianalisa kevalidannya, serta
dianalisa hasil pencapaian kinerja layanan sudah tercapai atau tidak. Hasil
pengukuran disampaikan dalam pertemuan bulanan, minlok, atau Rapat
Tinjauan Manajemen yang ditindak lanjuti dengan evaluasi kinerja.
b. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
Apabila hasil evaluasi kinerja belum mencapai atau mengalami penurunan
harus dilakukan evaluasi dan rencana tindak lanjut yang telah dikoordinasikan
dengan kepala Puskesmas dan Tim Manajemen Mutu.
c. Analisis data
Data dari hasil layanan dilakukan pengolahan data terhadap nilai standar
yang telah ditetapkan bersama Tim Manajemen Mutu, akan diperoleh hasil sesuai
atau tidak dengan nilai yang menjadi standard.
d. Peningkatan berkelanjutan
Evaluasi kinerja mutu dilakukan secara periodik sesuai dengan standard
yang telah ditentukan. Apabila telah tercapai berturut-turut selama beberapa tahun
dapat ditingkatkan nilai standarnya. Untuk yang belum atau tidak tercapai harus
dievaluasi dana dicari akar permasalahannya dan dibuat rencana tindak lanjut.
e. Tindakan korektif
Nilai yang diperoleh dari pengolahan data kinerja mutu yang tidak tercapai
harus dilakukan tindakan korektif oleh pelaksana layanan dan Tim Manjemen
Mutu untuk mendapat jalan keluar terhadap permasalahannya.
f. Tindakan preventif
Untuk pencapaian kinerja mutu yang telah tercapai harus dilakukan
tindakan preventif agar pencapaian tetap maksimal dan nilai standard dapat
ditingkatkan sehingga mutu yang diharapakan dapat maksimal dan optimal
g. Budaya Mutu
Dalam peningkatan mutu puskesmas selain ditentukan oleh system
pelayanan yang ada,tetapi juga perilaku pemberi pelayanan. Adapun budaya mutu
perilaku di UPTD Puskesmas Jiken adalah sebagai berikut:
NO INDIKATOR PERILAKU STANDART
1 Hand Hygiene 100%
2 Pemakaian APD 100%
3 Kepatuhan terhadap SOP 100%
47
BAB VII
PENUTUP
Pedoman peningkatan Mutu dan Kinerja (Manual Mutu) disusun untuk dijadikan sebagai
pedoman dalam menyusun dokumen akreditasi di UPTD Puskesmas Jiken. Apabila ada hal-hal
yang dapat mempengaruhi layanan Pusksmas yang tidak sesuai maka manual mutu ini akan
mengalami revisi untuk menyesuaikan dengan kondisi dan keadaan yang sesuai dengan pedoman
dan standard yang baru.
Semoga Puskesmas Jiken dapat mewujudkan Visi, Misi, Kebijakan Mutu dan Tata Nilai
dalam melayani pelanggan sehingga terwujud Masyarakat Kecamatan Jiken Sehat dan Mandiri.
48