Terapi Komplemeter
Terapi Komplemeter
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Faktor penyebab hipertensi dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor yang dapat
dikontrol dan faktor yang tidak dapat dikontrol. Faktor yang dapat dikontrol
meliputi; merokok, obesitas, dan stress. Namun, dalam kenyataannya kestabilan
status kardiovaskuler pada pasien hipertensi tidak dapat dipantau dengan baik.
Banyak terdapat kasus dimana pasien hipertensi mengalami komplikasi stroke
akibat tidak mampu mengontrol pola makan, rokok dan stress. Dalam beberapa
kasus juga terdapat pasien yang memiliki riwayat hipertensi justru mengalami
hipotensi. Hipotensi ini terjadi akibat kekhawatiran yang berlebihan, sehingga
pasien selain mengkonsumsi obat-obatan juga mengkonsumsi herbal yang
tujuannya untuk menurunkan tekanan darah tanpa melakukan konsultasi terlebih
dahulu dengan tenaga kesehatan. Dari uraian diatas ditemukan masalah yang
sering terjadi pada kasus hipertensi yaitu status kardiovaskuler pada pasien
hipertensi sulit dipantau agar tetap stabil.
1
Hipertensi disebabkan oleh banyak faktor, namun pada dasarnya disebabkan
oleh adanya aktifitas saraf simpatis berlebih. Aktivitas saraf simpatis berlebih
menyebabkan pelepasan asetilkolin yang mampu melepaskan norepinefrin ke
pembuluh darah. Rangsangan tersebut juga dapat dipengaruhi oleh respon emosi
yang secara bersamaan akan merangsang kelenjar adrenal untuk mengsekresi
epinefrin, kortisol, dan steroid lainnya yang menyebabkan vasokontriksi. Adanya
vasokontriksi yang menyebabkan penurunan aliran darah ginjal mampu
merangsang pelepasan renin dan melakukan mediasi pada angiostensin II untuk
meretensi natrium sehingga terjadi peningkatan cairan intravaskuler dan volume
plasma. Peningkatan volume plasma tersebut menyebabkan peningkatan volume
sekuncup kronis yang mempengaruhi preload dan afterload jantung sehingga
menimbulkan peningkatan tekanan darah atau hipertensi. Adanya peningkatan
tekanan pembuluh darah menyebabkan pecahnya pembuluh darah arteri di otak,
hipertrofi jantung akibat kompensasi miokard, kerusakan kapiler glomerulus
akibat peningkatan tekanan darah kapiler glomerulus, dan penumpukan cairan
intertisial pada otak, serta kondisi arterosklerosis yang menyertai sehingga
menimbulkan berbagai komplikasi.
B. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. HIPERTENSI
1. Definisi
a) Sistolik (nilai yang lebih tinggi : 130) menunjukan fase darah yang
sedang dipompa oleh jantung.
b) Diastolik (nilai yang lebih rendah : 85) menunjukkan fase darah
yang kembali ke jantung.
3
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami.
bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh
lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh
aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan
lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga
berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur
malam hari.
2. Penyebab
a) Faktor Keturunan
Pada 70-80% kasus hipertensi esensial, didapatkan riwayat
hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan
pada kedua orang tua, maka dugaan hipertensi esensial lebih
besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar
4
monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita hipertensi.
Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran
didalam terjadinya hipertensi.
b) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan seperti stress, kegemukan (obesitas) dan
kurang olah raga juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi
esensial. Hubungan antara stress dengan hipertensi, diduga melalui
aktivasi saraf simpatis. (saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada
saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja
pada saat kita tidak beraktivitas). Peningkatan aktivitas saraf simpatis
dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten (tidak
menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan
tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti,
akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi
dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan
pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di
kota.
3. Patofisiologi
5
meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi
ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari
dalam tubuh. volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan
darah juga meningkat. Sebaliknya, jika : aktivitas memompa jantung
berkurang, arteri mengalami pelebaran, banyak cairan keluar dari sirkulasi,
maka tekanan darah akan menurun.
6
air dan garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah
dalam tubuh; melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin
(noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh darah. Juga faktor
stress merupakan satu factor pencetus terjadinya peningkatan tekanan
darah dengan proses pelepasan hormon epinefrin dan norepinefrin.
4. Manifestasi Klinik
7
a. Seledri daun atau seledri iris (A. graveolens family secalinum) yang
biasa diambil daunnya dan banyak dipakai di masakan Indonesia.
b. Seledri Tangkai (A. Graveolens family dulce) yang tangkai daunnya
membesar dan beraroma segar, biasanya dipakai sebagai komponen
salad.
c. Seledri umbi (A. Graveolens family rapaceum), yang membentuk umbi
di permukaan tanah, biasanya digunakan dalam sup, dan dibuat semur.
2. Klasifikasi Tanaman Seledri
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Anak Kelas : Rosidae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Apium
Spesies : Apium graveolens L
3. Morfologi dan Penyebaran
Ciri-ciri morfologi :
a. Terna, tumbuh tegak, tinggi sekitar 50 cm dengan bau aromatic yang
khas.
b. Batang bersegi, beralur, beruas, tidak berambut, bercabang banyak,
berwarna hijau pucat.
c. Daun majemuk menyirip ganjil dengan anak daun 3-7 helai.
d. Anak daun bertangkai yang panjangnya 1-2,7 cm, helaian daun tipis
dan rapuh, pangkal dan ujung runcing, tepi beringgit, panjang 2-7,5
cm, lebar 2-5 cm, pertualangan menyirip, berwarna hijau keputih-
putihan.
e. Bunga majemuk berbantuk paying, 8-12 buah, kecil-kecil, berwarna putih,
mekar secara bertahap.
f. Buahnya buah kotak, kecil berbentukkerucut, panjang 1-1,5 mm, berwarna
hijau kekuningan.
8
Seledri dipanen setelah berumur 6 minggu sejak ditanam. Tangkai daun
yang agak tua dipotong 1 cm diatas pangkal daun. Daun muda dibiarkan
tumbuh untuk dipanen kemudian. Tangkai daunnya yang berdaging dan
berair dapat dimakan mentah sebagai lalap, sedangkan daunnya digunakan
untuk penyedap sup. Seledri berasal dari daerah subtropik Eropa dan Asia,
dan merupakan tanaman dataran tinggi, yang ditemukan pada ketinggian di
atas 900 m dpl. Di daerah ini seledri yang tumbuh memiliki tangkai yang
menebal.
4. Sifat dan Khasiat Seledri
Akar seledri berkhasiat memacu enzim pencernaan dan peluruh kencing
(diuretic), sedangkan buah dan bijinya sebagai pereda kejang (antipasmodik),
menurunkan kadar asam urat darah, antirematik, peluruh kencing (diuretic),
peluruh kentut (karminatif), afrodisak dan penenang.
Seledri berbau aromatic, rasanya manis, sedikit pedas dan sifatnya sejuk.
Seledri bersifat tonik, memacu enzim pencernaan (stomatik), menurunkan
tekanan darah (hipotensif), penghenti pendarahan (hemostasis), peluruh
kencing (diuretic), peluruh haid, peluruh kentut (karminatif), mengeluarkan
asam urat darah yang tinggi, pembersih darah dan memperbaiki fungsi
hormone yang terganggu.
5. Zat yang terkandung dalam seledri
Berdasarkan penelitian, tanaman keluarga Apiaceae ini mengandung
natrium yang berfungsi sebagai pelarut untuk melepaskan deposit kalsium
yang menyangkut di ginjal dan sendi. Seledri juga mengandung magnesium
yang berfungsi menghilangkan stress. Daun seledri mengandung protein,
belerang, kalsium, besi, fosfor, vitamin A, B1, dan C. berdasarkan hasil
penelitian, seledri juga mengandung psoralen, zat kimia yang menghancurkan
radikal bebas biang penyebab kanker.
Seledri mempunyai banyak kandungan gizi antara lain, (per 100 gr) : Air
93 ml, Karbohidrat 4 gram, Protein 0,9 gram, Lemak 0,1 gram, Serat 0,9
gram, Kalsium 50 mg, Besi 1 mg, Fosfor 40 mg, Yodium 150 mg, Kalium 400
mg, Magnesium 85 mg, Vitamin A 130 IU, Vitamin K 15 mg, Vitamin C 15
9
mg, Riboflavin 0,05 mg, Tiamin 0,03 mg, Nikotinamid 0,4 mg, dan Vitamin
B1 0,03 mg.
Daun seledri juga banyak mengandung apiin, disamping substansi diuretic
yang bermanfaat untuk menambah jumlah air kencing. Aromanya yang khas
berasal dari sejumlah komponen mudah menguap dari minyak atsiri yang
dikandung, paling tinggi pada buahnya yang dikeringkan. Kandungan
utamanya adalah butilftalida dan butilidftalida sebagai pembawa aroma
utama. Terdapat juga sejumlah flavonoid seperti graveobiosid A (1-2%) dan B
(0,1-0,7%), serta senyawa golongan fenol. Komponen lainnya apiin,
isokuersitrin, furanokumarin, serta isoimperatorin. Kandungan asam lemak
utama adalah asam petroselin (40-60%). Daun dan tangkai daun mengandung
steroid seperti stigmasterol dan sitosterol. Akar mengandung asparagin, manit,
zat pati, lendir, minyak asiri, pentosan, glutamin, dan tirosin. Biji mengandung
apiin, minyak menguap, apigenin dan alkaloid. Apigenin berkhasiat
hipotensif.
6. Seledri Sebagai Obat Herbal
Seledri (Apium graveolens L) sudah lama dikenal sebagai obat hipertensi.
Tanaman yang juga terlihat cantik jika ditanam dalam pot ini lebih dulu
dimanfaatkan sebagai bumbu masakan. Daun seledri biasa dipakai untuk
memperkaya cita rasa sajian atau kaldu. Sup kacang merah dan bubur ayam
kurang lengkap rasanya jika tanpa taburan daun seledri di dalamnya. Di Eropa,
batang seledri yang besar sering dibuat sebagai salad dengan saus mayones
atau béchamel (saus berbahan dasar susu) sebagai isi roti sandwich.
Tanaman yang sudah dikenal sejak sejarah awal Mesir, Yunani dan
Romawi ini sebenarnya termasuk jenis sayuran yang diambil batangnya.
Meski demikian dalam kesusastraan kuno terdapat dokumen yang
menyebutkan seledri atau tanaman sejenisnya telah ditanam guna keperluan
pengobatan sejak 850 SM. Biji tanaman asli lembah sungai Mediterania ini
digunakan oleh tabib Ayurveda kuno untuk mengobati demam, flu, penyakit
pencernaan, beberapa tipe arthiritis, penyakit limpa dan hati.
10
Seledri (terutama buahnya) sebagai bahan obat telah disebut-sebut oleh
Dioskurides serta Theoprastus dari masa Yunani Klasik dan Romawi sebagai
“penyejuk perut”. Veleslavin (1596) memperingatkan agar tidak mengonsumsi
seledri terlalu banyak karena dapat mempengaruhi air susu. Seledri disebut-
sebut sebagai sayuran anti hipertensi. Fungsi lainnya adalah sebagai peluruh
(diuretika), anti reumatik serta pembangkit nafsu makan (karminativa).
7. Seledri dalam Hubungannya dengan Penurunan Tekanan Darah
Unsur-unsur yang terdapat dalam seledri yang dapat menurunkan tekanan
darah adalah : flavanoid, apigenin, vitamin C, fitosterol dan Vitamin K yang
dapat berperan dalam metabolism gula (mengatur kadar gula darah),
metabolism lemak, efek diuretic, dan mempertahankan elastisitas pembuluh
darah. Dengan demikian seledri memiliki peranan mekanisme penurun
tekanan darah. Kandungan seledri yang dapat menurunkan tekanan darah
antara lain :
a. Flavanoid
Flavanoid dapat menghalau penyakit degeneratif. Flavanoid dapat
bertindak sebagai quencher atau penstabil oksigen singlet. Salah satu
flavanoid yang berkhasiat seerti itu adalah quercetin. Senyawa ini
beraktivitas sebagai antioksidan dengan melepaskan atau
menyumbangkan ion hydrogen kepada radikal bebas peroksi agar
menjadi lebih stabil. Aktivitas tersebut menghalangi resiko oksidasi
kolesterol jahat (LDL) yang menyebabkan darah mengental, sehingga
mencegah pengendapan lemak pada dinding pembuluh darah.
b. Apigenin
Apigenin yang terdapat di seledri sangat bermanfaat untuk
mencegah penyempitan pembuluh darah dan tekanan darah tinggi.
c. Vitamin C
Vitamin C dapat memperkuat otot jantung, Vitamin C berperan
penting melalui proses metabolisme kolesterol, karena dalam proses
metabolism kolesterol vitamin C dapat meningkat laju kolesterol yang
dibuang dalam bentuk asam empedu dan mengatur metabolism
11
kolesterol. Vitamin C juga dapat meningkatkan kadar HDL dan
berfungsi sebagai pencahar sehingga dapat meningkatkan pembuangan
kotoran.
d. Fitosterol
Adalah sterol yang terdapat dalam tanaman dan mempunyai
struktur mirip kolesterol. Secara alami fitosterol dapat ditemukan
dalam sayuran, kacang-kacangan, gandum. Fitosterol dapat membantu
menurunkan kadar kolesterol dengan cara menghambat penyerapan
kolesterol diusus. Sehingga membantu menurunkan jumlah kolesterol
yang memasuki aliran darah. Sehingga fitosterol dapat membantu
menurunkan tekanan darah.
e. Vitamin K
Berfungsi membantu proses pembekuan darah. Vitamin K
berpotensi mencegah penyakit serius seperti penyakit jantung dan
stroke karena efeknya mengurangi pengerasan pembuluh darah oleh
factor-faktor seperti timbunan plak kalsium.
f. Apiin
Apiin bersifat diuretic yaitu membantu ginjal mengeluarkan
kelebihan cairan dan garam dari dalam tubuh, sehingga berkurangnya
cairan dalam darah akan menurunkan tekanan darah.
Biji Bunga
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
seledri (Apium graveolens L) dapat menurunkan tekanan darah. Unsur-unsur
yang terdapat dalam seledri yang dapat menurunkan tekanan darah adalah :
flavanoid, apigenin, vitamin C, fitosterol dan Vitamin K yang dapat berperan
dalam metabolism gula (mengatur kadar gula darah), metabolism lemak, efek
diuretic, dan mempertahankan elastisitas pembuluh darah. Dengan demikian
seledri memiliki peranan mekanisme penurun tekanan darah.
B. SARAN
Diharapkan agar penderita hipertensi dapat mengunakan terapi komplementer
dengan seledri untuk menurun tekanan darah.
13