Anda di halaman 1dari 2

POLITIK

Kemampuan sistem politik indonesia

Sistem politik di indonesia memiliki beberapa kemampuan yang dapat digunakan untuk mematangkan pembangunan
politik di negara indonesia. Namun, dalam implementasinya, kemampuan sistem politik kurang dimaksimalkan dengan
baik.Kemampuan sistem politik di Indonesia mencakup enam bidang, yakni kemampuan ; (1) Ekstraktif, Kemampuan
mengelola sumber-sumber material dan manusia dilingkungan luar maupun dalam. (2) Regulatif, Kemampuan
mengontrol dan mengendalikan perilaku individu/kelompok dalam sistem politik. (3) Distributif, Kemampuan
mengalokasikan berbagai jenis barang, jasa, kehormatan, status, kesempatan. (4)Simbolis, sepeti, Parade, bendera,
upacara kemiliteran, kunjungan pejabat tinggi dan applaus yg diberikan pada pidato seorang tokoh. (5) Responsif,
tanggap tidaknya terhadap tuntutan/tekanan-tekanan. (6) Domestik dan internasional, kemampuan interaksi luar –
dalam.

sistem politik dalam mengolah kemampuannya. Pertama, kemampuan ekstraktif, sistem politik dalam hal pengelolaan
sumber-sumber material belum mampu mengolah sumber daya alam untuk mensejahterakan rakyatnya, meskipun
eksplorasi bahkan eksploitasi terjadi dimana-mana, tetapi masyarakat tetap saja bergumul dengan kemelaratan dan
kemiskinan.

Kedua, kemampuan regulatif, Regulasi sesungguhnya hadir sebagai pengontrol dan pengendali tingkah laku dalam
berjalannya sistem politik. Namun saat ini, maraknya kasus mafia hukum yang notabene dilakukan penegak hukum itu
sendiri.

Ketiga, kemampuan distributif, kemampuan distributif berkaitan dengan alokasi barang dan jasa, kemampuan sistem
politik dalam mendistribusikan barang dan jasa belum maksimal, karena masih banyak kesenjangan antara masyarakat
kota dengan masyarakat di pedesaan.
Kempat, kemampuan simbolis, sistem politik di indonesia saat ini tidak melahirkan pemimpin yang memiliki jiwa
kemimpinan, karismatik dan relegius. sekarang yang kita lihat tidak lagi terdapat pemimpin yang memiliki simbol
tertentu, sehingga hanya melahirkan kepala pemerintahan yang memimpin dengan sistem kerja struktural belaka.

Kelima, kemampuan responsif, mengenai responsivitas, sistem politik kurang mengakomodasi segala kepentingan
masyarakat dilingkungan sistem politik itu sendiri. Karena selama ini kecenderungan kebijakan dibuat oleh para elite
politik, dan terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tuntutan masyarakatpun kurang direspon dengan
baik, meskipun ditekan dengan berbagai aksi demonstrasi.

Keenam, kemampuan domestik dan internasional, kemampuan domestik, sistem politik masih lemah sehingga relasi
antara pemerintah dan masyarakat kurang harmonis, hal ini tergambar dari berbagai aksi ketidakpercayaan publik
terhadap kinerja pemerintah selama ini.

Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa, kemampuan sistem politik dalam mengelola potensi yang ada
kurang maksimal. Akibatnya, indonesia masih terus bergumul dengan permasalahan klasik yang urung diselesaikan.
Indikator gagalnya sistem politik di indonesia sudah tergambarkan melalui sedikit pembahasan diatas, meskipun kita
tidak menafikan ada prestasinya, namun yang lebih substansi, sistem politik belum mampu melakukan kemampuan yang
dimilikinya.
Dengan demikian, sistem politik sudah sewajarnya melakukan refleksi atas kinerja aktor politik selama ini. Sehingga ada
perbaikan dimasa yang akan datang demi terciptanya lingkungan sistem politik yang mapan dan mampu
mensejahterakan masyarakat yang merupakan tujuan utama dari terbentuknya sistem politik itu sendiri. Semoga sistem
politik menyadari kemampuannya dan merealisasikannya dalam kehidupan politik.

Anda mungkin juga menyukai