Anda di halaman 1dari 16

TUGAS AKHIR MODUL 2

1. Pada beberapa komponen utama motor terdapat tanda berupa simbol, huruf, atau tanda
lain sebagai petunjuk pada waktu melakukan perakitan komponen motor. Komponen
utama apa saja yang ada tanda pemasangannya dan apa dampaknya apabila tanda-tanda
tersebut terbalik atau tidak sesuai dengan petunjuk pemasangan seperti yang tertera pada
buku pedoman reparasi? Tugas Anda adalah mengidentifikasi komponen utama motor
yang biasanya dilengkapi dengan tanda pemasangan dan dampak yang ditimbulkan
apabila tanda tersebut terbalik pada saat perakitan komponen motor.

Komponen Utama Motor :

a. Batang Torak (Connecting Rod)


Dampak jika tanda terbalik : Pemasangannya tanda tersebut harus menghadap ke arah
depan, sebab kalau tanda pemasangan terbalik maka lubang oli yang ada di big end
batang torak menjadi tertutup. Demikian juga tanda pemasangan pada tutup bantalan
batang torak juga tidak boleh terbalik, sebab kalau dipasang terbalik maka big end
batang torak menjadi tidak bulat.
b. Torak (Piston)
Dampak jika tanda terbalik : akan mempengaruhi offset engine sehingga gaya ke
samping yang ditimbulkan torak semakin besar dan mengakibatkan dinding silinder
akan cepat aus.
c. Pegas Torak (Ring Piston)
Dampak jika tanda terbalik : tanda tersebut harus menghadap ke atas dan tidak boleh
tertukar antara pegas torak 1 dan pegas torak 2, karena bidang singgung antara pegas
torak 1 berbeda dengan pegas torak 2. Akibatnya kebocoran kompresi/ low
compression jika terbalik memasang.
d. Tutup Bantalan Batang Torak(Connecting Rod Cup)
Dampak jika tanda terbalik : dapat mengakibatkan poros engkol tidak dapat berputar
karena diameter big end batang torak menjadi tidak silindris atau tidak benar-benar
bulat.
e. Bantalan Utama (Crankshaft Bearing)
Dampak jika tanda terbalik : Bantalan Utama bias pecah dan crankshaft tidak bias
bekerja dengan normal, putaran menjadi berat dan keausan.
f. Rantai Timing (Timing Chain) dan Roda Gigi (Gear)
Dampak jika tanda tidak tepat : Piston dan Katup bias tumbukan dan menyebabkan
katup ataupun piston rusak, mesin tidak bias running.
g. Pulley
Dampak jika tanda tidak tepat : sesudah top silinder 1, pasang pulley dan perhatikan
tanda berupa coakan yang terdapat pada pulley bagian dalam dan letakkan tanda
coakan tersebut tepat pada garis angka nol di rumah mesin atau body mesin. Jika
dalam pemasangan tanda tidak tepat maka kita akan susah mencari top 1 (kompresi)
dan mesin susah hidup.

2. Untuk menentukan kondisi komponen utama motor perlu dilakukan pengukuran pada
tiap-tiap komponen motor. Kemudian hasil pengukuran komponen tersebut dibandingkan
dengan spesifikasi dalam pedoman reparasi untuk menentukan kelayakan komponen
motor tersebut. Tugas Anda adalah mempelajari prosedur pengukuran tiap-tiap
komponen motor untuk beberapa merk atau type kendaraan sekaligus mempelajari
bagaimana menginterpretasi hasil pengukuran komponen motor. Untuk itu Anda
memerlukan beberapa buku pedoman reparasi (manual book) sebagai acuan untuk
menentukan kondisi komponen motor.
a. Kepala Silinder (Cylinder Head)
1) Periksa Kerataan Kepala Silinder
Kebengkokan Maksimum :
- Sisi Blok Silinder = 0.05 mm
- Sisi Manifold = 0.10 mm
Jika Kebengkokan melebihi nilai maksimum, maka ganti kepala silinder.
2) Memeriksa Keretakan
Jika ada keretakan maka ganti Kepala Silinder.
b. Katub (Valve)
- Sudut permukaan Katub= 44.5°
(Jika kurang dari std. maka gerindalah atau bersihkan (Skur Valve)
- Panjang Katub
V in = 99.90 mm (minimum = 99.4 mm)
V out = 100.10 mm (minimum = 99.5 mm)
(Jika Panjang keseluruhan kurang dari minimum maka ganti katub)
- Pegas Katub = 46.5 mm
(Jika Panjang bebas tidak sesuai dengan spesifikasi maka ganti pegas)
c. Rantai Timing
Kekendoran maksimum = 13.5 mm, pada beban = 98 N
(Jika kekendoran lebih dari maksimum maka ganti rantai dan gigi)
d. Camshaft
Run Out maksimum = 0.06 mm
(Jika run out lebih dari maksimum gantilah camshaft)
e. Crankshaft
- Celah Crankshaft
Celah std. = 0.040 – 0.242 mm
Celah maximum = 0.30 mm
(Jika celahnya melebihi maksimum, ganti thrust washer 1 pasang)
- Celah Oli
Celah std = 0.016 – 0.040 mm
Celah maximum = 0.10 mm
(Jika celahnya melebihi maksimum, ganti bearing/ gerinda/ ganti crankshaft)
- Run Out crankshaft
Run Out max = 0.03 mm
(Jika run out lebih dari maksimum gantilah crankshaft)
f. Cylinder Blok
Diameter std 1 = 80.500 – 80.510 mm
Diameter std 2 = 80.510 – 80.520 mm
Diameter std 3 = 80.520 – 80.530 mm
Diameter max = 80.728 mm
(Jika Diameternya lebih dari maksimum lakukan pengeboran, jika diperlukan ganti
cylinder)
g. Piston
- Diameter Piston
STD 1 = 80.358 – 80.368 mm
STD 2 = 80.368 – 80.378 mm
STD 3 = 80.378 – 80.388 mm
(Jika diameter kurang dari STD maka ganti Piston)
- Celah Ring Piston
No. 1 = 0.030 – 0.070 mm
No. 2 = 0.020 – 0.060 mm
(Jika celahnya lebih dari maksimum ganti Piston)
h. Connecting Rod
Kebengkokan maksimum = 0.05 mm
(Jika kebengkokan lebih dari maksimum ganti connecting rod)

3. Pada mekanisme katup, ada beberapa cara untuk menggerakkan poros nok, antara lain
dengan timing belt, timing chain, dan timing gear. Tugas Anda adalah mengidentifikasi
kebaikan dan kelemahan dari masing-masing penggerak tersebut dengan disertai alasan
yang jelas.
a. Timing Belt
Kebaikan :
- Lebih murah
- Tidak Berisik dan lebih senyapkarena ringan.
- Memiliki tingkat gesekan yang kecil, sehingga getaran yang dihasilkan sangat
minim (minim vibrasi).
- Tidak memerlukan pelumasan.
- Lebih mudah dalam penggantian.
Kelemahan :
- Cepat retak atau aus, maka durasi penggantian timing belt lebih cepat.
- Timing Belt bisa putus berdampak pada kerusakan engine.
- Sulit untuk rpm tinggi.
- Mudah slip.
- Mudah Rusak jika terkena panas berlebih.
b. Timing Chain
Kebaikan :
- Masa pakainya lebih tahan lama/ Waktu Penggantian lebih lama.
- Lebih kokoh dan kuat dalam penggunaan sehari – hari.
- Mampu dipasang Pada Mesin yang Mempunyai Karakter Powerfull dan Mid-
High RPM
- Lebih Minim Loss Power Ketimbang Timing Belt
- Minim Perawatan Berkala (Kecuali dalam Kondisi Tertentu)
Kelemahan :
- Lebih Berat Ketimbang Timing Belt
- Masih sering ditemui Gejala Slip, Sehingga Power tak Tersalur Merata
- Lebih Mahal dibandingkan Timing Belt, Meski Tak Semahal Timing Gear
- Kaku, Sehingga Rata-rata Konfigurasinya Sama
- Lebih Sulit Dalam Hal Penggantian karena Terletak Dalam Mesin
- Vibrasi (Getaran) di Mesin Lebih Tinggi
c. Timing Gear
Kebaikan :
- Membuat performa mesin lebih baik.
- Mampu merespon dengan cepat pada setiap perubahan gerak yang dihasilkan
oleh mesin.
- Gejala slip sangat minim/ bahkan tidak bisa slip.
- Konsumsi bahan bakar lebih irit.
- Meminimalisir loss power.
- Lifetime/ tidak ada interval waktu untuk penggantian timing gear.
Kelemahan :
- Berisik karena menggunakan gear.
- Memerlukan pelumasan.
- Jika rusak relative lebih mahal biaya perbaikan dan penggantian sparepart.
4. Pada saat melakukan penyetelan celah katup, mekanik perlu mengetahui katup-katup
mana yang perlu distel. Katup-katup yang dapat distel adalah katup-katup yang sedang
menutup, karena antara batang katup dengan rocker arm sedang tidak bersentuhan (ada
celah). Apabila diketahui suatu motor 3 silinder in line dengan Firing Order 1-2-3 sedang
pada posisi top kompresi silinder 1, tentukan katup-katup yang dapat distel. Tugas Anda
adalah menggambar diagram proses kerja motor dan menentukan katup-katup yang perlu
distel saat top kompresi silinder 1 dengan disertai penjelasan mengapa katup-katup
tersebut dapat distel.

Jawab :

Selisih proses kerja motor = 720˚ / 3 = 240˚.


Diagram Proses Kerja Motor adalah sebagai berikut :

Cyl. Isap Kompresi Usaha Buang Isap Kompresi


No 1
Cyl. Buang Isap Kompresi Usaha Buang Isap
No 2
Cyl. Usaha Buang Isap Kompresi Usaha Buang
No 3
Katup yang boleh distel pada saat top kompresi silinder 1 adalah sebagai
berikut:

SILINDER KATUP

MASUK BUANG

1 √ √

2 0 √

3 0 0

Katerangan : √ = dapat distel


0 = tidak dapat distel

5. Pada sistem bahan bakar konvensional motor bensin, peran karburator sangat vital karena
komponen tersebut berfungsi untuk mengatur kebutuhan bahan bakar sesuai putaran dan
beban mesin dan menghasilkan emisi gas buang serendah mungkin. Untuk keperluan
tersebut maka karburator dilengkapi dengan komponen-komponen dan sistem-sistem
untuk mengatur suplai bahan bakar ke dalam silinder. Tugas Anda adalah mempelajari
fungsi komponen-komponen karburator dan cara kerja sistem-sistem yang ada pada
karburator baik sistem utama maupun sistem tambahan.

Komponen – komponen Karburator :


a. Main Jet
Main jet berfungsi untuk mengatur volume bahan bakar yang mengalir dari ruang
pelampung menuju ruang bakar melalui idle port, slow port, dan nozzle utama.
b. Slow Jet
Fungsi slow jet adalah untuk mengatur volume bahan bakar yang menuju idle port
dan slow port.
c. Economizer Jet
Berfungsi untuk mempercepat aliran bahan bakar karena laju aliran bahan bakar akan
terhambat setelah melewati slow jet yang lubangnya sangat kecil.
d. Air Bleeder
Air bleeder berfungsi untuk membantu atomisasi bahan bakar yang keluar melalui
nosel utama.
e. Main Nozzle
Merupakan lubang keluarnya bahan bakar pada saat motor berputar pada kecepatan
tinggi.
f. Throttle Valve
Berfungsi untuk mengatur pembukaan saluran udara yang masuk ke dalam silinder.
Katup ini dikendalikan oleh pengemudi melalui pedal gas. Apabila pedal gas diinjak,
maka pembukaan katup gas semakin lebar sehingga udara yang masuk ke ruang bakar
semakin banyak.
g. Choke Valve
Katup yang mengatur besarnya kevakuman yang terjadi di bawah katup cuk tersebut.
Semakin besar kevakuman yang terjadi maka jumlah bahan bakar yang masuk ke
dalam silinder semakin banyak. Bekerjanya katup dikendalikan oleh pengemudi
untuk cuk manual, dan secara otomatis untuk cuk otomatis.
h. Idle Mixture Adjusting Screw
Berfungsi untuk mengatur campuran udara dan bahan bakar pada saat motor berputar
pada putaran idel (stasioner) sehingga diperoleh campuran yang ideal.

6. Pada motor bensin multi silinder dengan menggunakan sistem bahan bakar konvensional
seringkali timbul permasalahan yang disebabkan gangguan pada sistem bahan bakar.
Apabila sistem pengapiannya dalam kondisi normal, tetapi timbul gejala mesin tidak
normal, kemungkinan apa saja yang menyebabkannya? Tugas Anda adalah
mengidentifikasi kemungkinan gejala atau gangguan apa saja yang dapat terjadi dan
mendiagnosis beberapa kemungkinan penyebabnya.
Gangguan pada system bahan bakar :
a. Pompa Rusak/ Buntu/ Loss
Penyebabnya :
- Kotoran dari bahan bakar dan karat dari tanki bahan bakar.
- Membran kebocoran/ Sobek
b. Celah antara plunger katup jarum dengan bibir pelampung tidak pas
Penyebabnya : tinggi pelampung tidak sesuai spek dikarenakan terkena kotoran.
c. Selenoid Pemutus Bahan Bakar Rusak
Penyebabnya : usia solenoid yang sudah lama, dan bisa juga putus kabel selenoidnya.
d. Altitude Compensator tidak bekerja
Penyebabnya : Kendaraan berjalan di dataran tinggi karena kekurangan pasokan
oksigen. Hal tersebut dapat terjadi karena tekanan udara di dataran tinggi lebih rendah
dari pada di dataran rendah sehingga mengakibatkan campuran udara dan bahan
bakar menjadi kurus. Kalau Altitude Compensator rusak maka mobil akan macet.
e. Hot Idle Compensator tidak bekerja
Penyebabnya : kendaraan berjalan lambat dan temperatur di sekelilingnya tinggi,
maka temperatur di dalam komponen mesin akan naik. Hal tersebut akan
menyebabkan bahan bakar dalam ruang pelampung banyak yang menguap dan masuk
ke intake manifold.
f. Filter Bensin Kotor
Penyebabnya : Banyak karat didalam tanki bensin, dan kualitas bahan bakar jelek.
g. Saluran Bahan Bakar bocor/ buntu
Penyebabnya : kotoran yang ada di tanki bahan bakar dan karena terkena benda
tajam.

7. Pada motor diesel terdapat beberapa komponen dan sistem-sistem yang berkaitan dengan
sistem bahan bakar. Apabila suatu motor diesel yang masih menggunakan sistem bahan
bakar konvensional, komponen dan sistem apa saja yang ada? Tugas Anda adalah
mengidentifikasi komponen dan sistem-sistem yang ada dan menjelaskan cara kerjanya
apabila sistem bahan bakar motor diesel menggunakan: 1. Pompa injeksi IN LINE 2.
Pompa injeksi distributor type VE.
a. Pompa Injeksi IN LINE
Komponennya :
1) Elemen Pompa Injeksi
Elemen pompa injeksi pada pompa injeksi in line terdiri atas: plunger dan barrel
(cylinder). Pada plunger terdapat control groove atau control helix yang berfungsi
untuk mengatur banyak sedikitnya bahan bakar yang diinjeksikan. Pada cylinder
terdapat feed hole sebagai saluran masuk bahan bakar dan coakan untuk
mengunci supaya barrel tidak bisa berputar.
Bagian atas plunger (lead) terdapat suatu alur yang dinamakan dengan helical
groove atau control groove. Fungsi helical groove tersebut untuk mengatur
banyaknya jumlah bahan bakar yang akan diinjeksikan ke dalam ruang bakar.
2) Governor
Berfungsi untuk mengatur putaran sesuai beban mesin. Secara rinci fungsi
governor pada motor diesel dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Memudahkan mesin saat start dengan memperbanyak suplai bahan bakar.
b) Mencegah overspeed
c) Membatasi putaran mesin saat idle
d) Membatasi putaran mesin maksimum

Control rack tidak digerakkan langsung oleh pedal gas, tetapi dihubungkan
melalui mekanisme governor. Dengan demikian setiap gerakan pedal gas hanya
akan mempengaruhi pembukaan katup throttle. Semakin dalam pedal gas diinjak,
semakin lebar katup throttle membuka. Apabila pedal gas dilepas, kevakuman
yang ada 12 venturi semakin besar, sebaliknya apabila pedal gas ditekan maka
kevakuman di venturi semakin kecil.

3) Autometic Timer
Berfungsi untuk memajukan saat injeksi pada putaran tinggi. Automatic timer
bekerja karena adanya gaya centrifugal, yaitu gaya yang cenderung meninggalkan
titik pusat. Gaya centrifugal tergantung putaran mesin, semakin tinggi putaran
mesin maka gaya centrifugal yang terjadi semakin besar. Dengan demikian
bekerjanya automatic timer secara otomatis selaras dengan perubahan putaran
mesin.
b. Pompa injeksi distributor type VE
Komponennya :
1) Pump Plunger dan Komponennya
Penggerak plunger terdiri atas: drive shaft, roller ring, coupling, cam plate, dan
plunger. Apabila drive shaft berputar, maka coupling, cam plate, dan plunger ikut
berputar. Sementara roller ring tidak berputar (diam). Pada roller ring terdapat
roller yang jumlahnya sesuai dengan jumlah silinder mesin, sedangkan pada cam
plate terdapat cam yang jumlahnya juga sama dengan jumlah silinder. Pada saat
cam bertemu roller maka plunger akan bergerak ke kanan dan ke kiri. Dengan
demikian gerakan plunger disamping berputar, juga bergerak translasi. Gerakan
plunger ke kanan dan ke kiri (translasi) melakukan pengisapan dan penekanan
bahan bakar, sedang gerak putar plunger untuk mendistribusikan bahan bakar
yang telah bertekanan ke masing-masing injektor
2) Feed Pump
Berfungsi untuk menghisap bahan bakar dari tanki menuju
ruang dalam pompa. Pada gambar berikut nampak gambar feed pump jenis
vane pump, yaitu jenis pompa yang dilengkapi dengan sudu-sudu (blade)
yang terletak pada rotor. Antara rotor dan rumah pompa dipasang tidak sepusat
(eccentric), sehingga memungkinkan sudu-sudu keluar dari rumah rotor karena
gaya sentrifugal. Pada saat rotor berputar ke kiri (sesuai arah anak panah), maka
pada posisi tertentu sudu-sudu akan keluar dari rotor akibat gaya sentrifugal yaitu
gaya yang cenderung meninggalkan titik pusat.
3) Termination
Bila plunger bergerak ke kanan lebih lanjut, dua spill port pada plunger terbuka
dari spill ring dan bahan bakar bertekanan rendah tertekan ke belakang masuk ke
rumah pompa melalui spill port. Tekanan bahan bakar
tiba-tiba akan turun dan injeksipun berakhir.
4) Pressure Equalization ( Penyamaan Tekanan )
Plunger berputar 180° setelah pengiriman bahan bakar, alur penyamaan tekanan
(pressure equalizing groove) segaris dengan saluran distribusi (distribution
passage) sehingga tekanan bahan bakar di dalam saluran dan ruang pompa
menjadi sama.
5) Fuel Cut Selenoid
Berfungsi untuk membuka dan menutup saluran bahan bakar yang berasal dari
ruang dalam pompa menuju pump plunger. Unit fuel cut solenoid terdiri atas;
kumparan, pegas, dan katup. Apabila kumparan tersebut dialiri arus, maka
kumparan akan menjadi magnet sehingga katup akan tertarik ke atas. Akibatnya
saluran terbuka sehingga bahan bakar yang ada di ruangan dalam pompa mengalir
menuju suction port yang ada di pump plunger.
6) Pump plunger dan spill ring
Mekanisme yang menggerakkan spill ring adalah pedal gas melalui governor.
Apabila pedal gas ditekan, maka spill ring akan bergerak ke kanan sehingga
langkah efektif semakin besar. Sebaliknya apabila pedal gas dilepas, maka spill
ring bergerak ke kiri sehingga langkah efektif semakin kecil.

7) Mechanical Governor
- Saat Starting
Apabila pedal gas ditekan, adjusting lever akan bergerak ke arah posisi
terbuka penuh. Tension lever tertarik oleh control spring sehingga tension
lever menyentuh stoper atas. Pada saat mesin berhenti, bandul-bandul
(flyweight) tidak bergerak dan control lever menekan governor sleeve dengan
tegangan ringan dari start spring, jadi flyweight dalam keadaan menutup
penuh. Pada kondisi tersebut, control lever pada titik tumpu A berputar
berlawanan arah jarum jam dan menggerakkan spill ring ke arah posisi start.
- Saat Idling
Setelah mesin hidup dan pedal gas dilepas, adjusting lever kembali ke posisi
idle. Pada posisi ini hampir tidak ada tegangan control spring pada adjusting
lever sehingga pada rpm rendah flyweight mengembang ke arah luar. Idle
spring dan damper spring menjadi mengkerut oleh dorongan governor sleeve,
sedangkan control lever dan tension lever bergerak ke kanan. Dengan
demikian control lever berputar searah jarum jam pada titik tumpu A
memposisikan spill ring pada posisi idle.
- Saat Kecepatan Maksimum
Apabila putaran mesin bertambah, dorongan flyweight menjadi lebih besar
dibanding tegangan control spring. Tension lever dan control lever akan
menyatu dan berputar searah jarum jam pada titik tumpu A. Dengan demikian
spill ring bergerak ke arah pengurangan bahan bakar untuk mencegah engine
overrun.
- Saat Beban Penuh
Apabila pedal gas ditekan, adjusting lever bergerak ke posisi full dan tegangan
control spring menjadi lebih besar, damper spring mengkerut penuh dan tidak
bekerja. Tension lever akan menyentuh stoper atas dan tetap tidak bergerak.
Selanjutnya control lever didorong oleh governor sleeve, control lever
berhubungan dengan tension lever sehingga spill ring mempertahankan pada
posisi full load.
8) Automatic Timer
Berperan sebagai sarana untuk memajukan saat injeksi pada putaran tinggi.
Apabila tekanan bahan bakar dalam ruang pompa masih di bawah tekanan timer
spring, maka timer piston pada posisi paling kanan. Pada saat putaran mesin
dinaikkan, maka tekanan bahan bakar dalam ruang pompa bertambah sehingga
mampu menggerakkan timer piston ke kiri melawan tekanan timer spring. Pada
kondisi ini slide pin menggerakkan roller ring searah jarum jam atau berlawanan
dengan putaran cam plate. Akibatnya bertemunya cam pada cam plate dengan
roller ring lebih cepat, sehingga saat injeksi lebih maju.
Apabila putaran mesin diturunkan, maka tekanan bahan bakar dalam ruang pompa
juga turun sehingga tekanan timer spring lebih besar dibanding tekanan bahan
bakar dalam ruang pompa. Akibatnya timer piston bergerak ke kanan dan
berakibat slide pin menggerakkan roller ring berlawanan jarum jam atau searah
dengan putaran cam plate sehingga timing injeksi menjadi mundur.
8. Pada motor diesel sering terjadi gangguan antara lain knocking, asap tebal, kurang tenaga
dan sebagainya. Tugas Anda adalah mengidentifikasi gangguan-gangguan yang mungkin
timbul dan mendiagnosis kemungkinan penyebabnya. Untuk membatasi ruang lingkup
permasalahan yang mungkin terjadi, hal-hal yang penyebab gangguan tersebut dibatasi
khusus untuk motor diesel dengan sistem bahan bakar konvensional.

a. Asap Putih
Indikasi Oli yang terbakar
Analisa : Ring Piston, Seal Klep
b. Asap Tebal
Indikasi Campuran Bahan Bakar yang terlalu Banyak/ Boros solar.
Analisa : Stel pompa campuran bahna bakar dan cek unit.
c. Knocking
Bahan bakar mentah yang tidak terbakar, ketika piston berada pada langkah kompresi
maka solar tersebut akan terbakat sebelum injektor mengeluarkan solar karena
temperatur udara yang dikompresi cukup tinggi.
Analisa : angka cetane solar yang terlalu rendah
d. Low Power
Injektor Bahan bakar tersumbat, dan filter udara kotor.
Analisa : Membersihkan injektor dan mengganti filter udara
9. Fungsi sistem pelumasan baik pada motor bensin maupun pada motor diesel adalah untuk
mencegah kontak langsung antara dua bagian mesin yang saling
bergesekan/bersinggungan. Tugas Anda adalah mempelajari cara kerja sistem pelumasan
basah dan mengidentifikasi kemungkinan gangguan mesin khusunya pada sistem
pelumasan serta mendiagnosis kemungkinan penyebabnya.

Komponen utama dalam sistem pelumasan tersebut yaitu: pompa oli (oil pump) dan
saringan oli (oil filter). Pompa oli berfungsi untuk mengisap oli dari ruang engkol (oil
pan) menuju ke seluruh komponen yang saling bergesekan. Komponen yang kedua yaitu
saringan oli berfungsi untuk menyaring oli sebelum digunakan untuk melumasi
komponen mesin.
Pada pompa oli terdapat relief valve yang berfungsi untuk membatasi tekanan pelumasan.
Pembatasan tekanan pelumasan tersebut bertujuan untuk memberi kesempatan
terbentuknya oil film diantara dua bagian yang saling 5 bergesekan dengan sempurna.
Pada saringan oli terdapat bypass valve yang berfungsi untuk memberi kesempatan oli
tetap bersirkulasi jika elemen saringan oli kotor/buntu. Dengan demikian bypass valve
merupakan katup pengaman jika elemen saringan oli kotor/buntu karena lama tidak
diganti. Jadi apabila elemen saringan oli buntu, maka oli akan mengalir melalui bypass
valve kemudian langsung menuju komponen mesin yang saling bergesekan tanpa melalui
elemen oil filter.
Identifikasi Gangguan :

Mesin Tidak dapat distarter,tetapi tekanan oli tetap atau tidak ada tekanan
Analisis Kerusakan :

a. Minyak pelumas terlalu rendah.


b. Komponen-Komponen pompa
c. Saringan oli tersumbat
d. Katup pengatur tekanan oli rusak
e. Alat pengukur tekanan oli rusak
f. Minyak pelumas terlalu sedikit
g. Paking atau sil yang berhubungan dengan saluran minyak pelumas bocor

10. Fungsi sistem pendinginan baik pada motor bensin maupun pada motor diesel adalah
untuk mempertahankan agar temperatur motor selalu pada temperatur kerja yang paling
efisien pada berbagai kondisi. Tugas Anda adalah mempelajari cara kerja sistem
pendinginan dan mengidentifikasi kemungkinan gangguan mesin khusunya pada sistem
pendinginan serta mendiagnosis kemungkinan penyebabnya.
Pada saat mesin dingin:
Tekanan pada system pendingin dipompa oleh pompa air dan bersirkulasi dari water
pump ke water jacket ke by pass hose kembali lagi ke water pump, karena pada saat ini
mesin masih dingin dan air pun masih dingin menyebabkan katup thermostat masih
tertutup, Pada saat mesin masih dingin, air tidak bersirkulasi melalui radiator, hal ini
bertujuan agar air pendingin dan mesin cepat mencapai suhu kerja maximal, mengingat
bahwa performa mesin juga akan maximal ketika mesin itu pada suhu kerjanya, bukan
terlalu dingin dan juga terlalu panas.
Pada saat mesin panas (Mencapai suhu Kerja)
Setelah mesin menjadi panas, kira-kira pada temperatur 85°C thermostat mulai terbuka
dan katup bypass tertutup dalam bypass sirkuit, sehingga aliran air pendingin mengalir
dari radiator ke lower hose, ke water pump, ke water jacket, ke upper hose dan kembali
ke radiator untuk didinginkan dengan kipas dan udara yang dihasilkan dari gerakan maju
kendaraan itu sendiri.
Analisis Kerusakan/ gangguan :
- Oli Mesin Bercampur Air
Mesin Overheat, mengatasinya dengan cara mengganti gasket cylinder head,
Mengganti cylinder head
- Air selalu kurang
Tutup tekanan radiator lemah,
Kebocoran pada selang radiator
- Terjadi kebocoran kompresi mesin (engine buble)
- Putaran Kipas radiator lemah.

Anda mungkin juga menyukai