II. Bahan Kuliah Harmonisa PQ
II. Bahan Kuliah Harmonisa PQ
AC Beban
Non-Linier
Beban tidak linier termasuk rangkaian magnetic yang jenuh seperti transformator
dan mesin yang berputar, busur api pembakaran, lampu hemat energi, dan beban
elektronika daya. Beban elektronika daya memberikan konstribusi harmonisa yang besar
dan signifikan. Beberapa beban elektronika daya pada umumnya :
1. Power supply dengan switch mode misalnya : komputer, televisi, mikroprosesor
dll
2. Penyearah ,misalnya: Pengemudian motor dc, regulator, battery charger.
3. Inverter, misalnya: pengemudian motor ac dengan variable kecepatan.
4. Kompensator VAR
5. Cycloconverter
6. konverter transmisi HVDC
AC
ZS
Z S
IL
+ +
V V
S
- - L
Orde Harmonisa
Orde Harmonisa adalah perbandingan frekuensi harmonisa dengan frekuensi
dasar, dapat kita definisikan dengan sebuah persamaan berikut :
n = ƒ/F
Keterangan : n : Orde harmonisa
ƒ : Frekuensi dasar harmonisa ke-n (Hz)
F : Frekuensi dasar (Hz)
Gelombang dengan frekuensi dasar tidak dianggap sebagai harmonisa, yang
dianggap sebagai harmonisa adalah orde ke-2 sampai ke-n.
JenisHarmonisa
Berdasarkan urutan ordenya, harmonisa dapat kita bagi menjadi 2 bagian, yaitu
harmonisa ganjil dan harmonisa genap. Harmonisa ganjil yaitu harmonisa yang
berkelipatan ganjil. Yaitu harmonisa 1,3,5,7,9, dan seterusnya. Sedangkan harmonisa
genap adalah harmonisa yang berkelipatan genap. Yaitu 2,4,6,8 dan seterusnya. Namun,
untuk harmonisa 1 tidak disebut dengan harmonisa ganjil, karena merupakan komponen
harmonisa fundamental atau dasar dari gelombang secara periodik. Seperti kita ketahui
bahwasannya indonesia memiliki frekuensi dasar 50 Hz. Pada kenyataannya saat ini,
sebagian besar beban non linier akan menghasilkan harmonisa kelipatan ganjil dari
frekuensi fundamentalnya. Sedangkan harmonisa hanya dibangkitkan oleh penyearah
yang menggunakan dioda atau tyristor secara bersamaan. Sehingga boleh dikatakan
bahwasannya harmonisa ganjil lebih merugikan dibandingkan harmonisa genap.
Selain itu juga, berdasarkan urutan fasanya harmonisa dibedakan menjadi tiga
bagian, urutan fasa negatif, urutan fasa positif dan urutan kosong.
Harmonisa urutan positif mempunyai urutan fasa yang sama dengan
harmonisa dasarnya. Harmonisa jenis ini dapat menyebabkan panas pada konduktor,
circuit breaker dan peralatan atau komponen sistem tenaga listrik lainnya. Harmonisa
urutan negatif mempunyai urutan fasa yang berlawanan dengan harmonisa
dasarnya. Sama halnya seperti harmonisa urutan positif, harmonisa urutan negatif juga
menyebabkan panas di berbagai peralatan tenaga listrik. Selain itu juga, pada motor
induksi harmonisa urutan negatif dapat memberikan masalah. Hal itu terjadi karena
urutan negatifnya berputar melawan arah. Walau perputaran ini tidak dapat membuat
motor berlawanan arah, namun dapat mengurangi laju kecepatan perputaran motor. Hal
tersebut menyebabkan motor akan cepat panas. Dan otomatis akan mengurangi efisiensi
motor. Harmonisa urutan kosong tidak memberikan dampak perputaran medan di
kedua arah. Sehingga akan menghasilkan panas yang lebih dibandingakan harmonisa
urutan negatif atau urutan positif. Harmonisa urutan kosong tidak bisa dihilangkan.
Bahaya yang dihasilkan dari harmonisa urutan kosong ini akan membuat arus
normal melebihi batasnya. Dan kemudian akan menyebabkan kebakaran. Pada saat ini
belum ada CB atau fuse yang dapat mengurangi aliran arus, sehingga harmonisa urutan
kosong ini belum bisa dihilangkan.
Maka dapat kita simpulkan, bahwa apabila harmonisa ganjil dan harmonisa
kosong berpadu akan membahayakan dan sangat merugikan. Harmonisa yang dimaksud
adalah harmonisa ke 3,9,15,21,27 dan seterusnya.
Harmonisa dapat dihitung dengan Total Harmonic Distortortion (THD), THD dapat juga
diartikan sebagai suatu ukuran ketidaksamaan antara suatu bentuk gelombang dan
komponen dasarnya. Gelombang sinusoidal murni mempunyai THD= 0%.
Total Distorsi Harmonisa ( THD) adalah suatu ukuran besarnya harmonisa yang
ada dalam suatu bentuk gelombang. THD dapat juga diartikan sebagai suatu ukuran
ketidaksamaan antara suatu bentuk gelombang dan komponen dasarnya.
Faktor Harmonisa
V In
HFn n dan HFn
V1 I1
hmaks
M h2
h2
THD M h adalah nilai rms (efektif) dari komponen harmonik h
M1
dari kuantitas M
V
n2
2
n I
n2
2
n
THDV F x100(%) THDI F x100(%)
V 1 I 1
V 2n
n2
I
n2
2
n
2
THDI
I RMS I 1 1
100
Komponen harmonisa
Dimana :
: frekwensi angular
Spektrum harmonisa
Spektrum harmonisa adalah pendistribusian dari semua amplitudo dari komponen
harmonisa sebagai fungsi dari orde harmonisanya diilustrasikan dari screenshot etap.
Gambar 2.7 Bentuk spektrum harmonisa
Dari gambar diatas bisa kita lihat bahwa spektrum merupakan perbandingan
antara arus atau tegangan frekuensi harmonisa terhadap arus atau tegangan frekuensi
dasar. Spektrum digunakan sebagai dasar perencanaan pembuatan filter yang akan
digunakan untuk mereduksi harmonisa.
II. Konduktor
Pada peralatan listrik, konduktor merupakan komponen yang digunakan untuk
mengantarkan arus listrik. Arus harmonisa yang terjadi dapat menyebabkan rugi-rugi
pada penghantar akan bertambah. Hal tersebut dikarenakan pada setiap penghantar
memiliki impedansi hambatan yang dapat meningkatkan arus. Arus harmonisa tersebutlah
yang meningkatkan panas. Dari panas tersebut akan mengurangi sistem isolasi.
Berkurangnya sistem isolasi akan menambah rugi pada penghantar. Dan akan menambah
rugi daya serta menurunkan efisiensi penghantar atau konduktor tersebut.
III. Circuit breaker
Circuit breaker merupakan alat yang bekerja untuk memutus arus listrik. Circuit
breaker yang masih dipakai saat ini prinsipnya menggunakan perhitungan I 2R. Apabila
terdapat arus harmonisa yang mengalir, maka secara otomatis akan menimbulkan panas
yang dideteksi oleh CB dan kemudian kawat akan putus. Pada industri hal tersebut bisa
merugikan proses produksi. Sehingga akan menyebabkan kerugian yang tidak sedikit
besarnya.
IV. Kapasitor bank
Kapasitor bank digunakan untuk memperbaiki faktor daya, namun apabila tidak
dihitung secara tepat, hal tersebut akan meningkatkan arus dan tegangan. Sehingga daya
pun naik dan akan menambah pembayaran rekening listrik. Hal tersebut biasanya
diberlakukan untuk keperluan listrik pada industri. Sehingga perhitungan harus dilakukan
secara teliti.
Irmstotal = (2.7)
Dimana I0rms adalah arus DC komponen, I1rms arus rata-rata (Irms) fundamental I2rms
dan Inrms dan adalah arus harmonik. Untuk sinyal AC murni I 0 = 0. Karena dalam suatu
daya terdapat dua element dasar, yaitu I1rmsP dan I1rmsQ, maka besarnya arus rms dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Irmstotal = (2.8)
Gambar 2.8 Diagram vektor antara daya aktif, reaktif, semu dan distorsi.
(2.9)
Tujuan dari standar adalah untuk menyediakan landasan bersama bagi semua
pihak yang terlibat untuk bekerjasama untuk menyesuaikan antara peralatan di sisi
pelanggan system dan peralatan system tenaga listrik yang diterapkan. Contoh
kompatibilitas (atau kurangnya kompatibilitas) antara peralatan di sisi pelanggan dan
peralatan system tenaga listrik adalah masalah fast– clock.Standarharmonisa yang akan di
bahas adalah tentang pengaturan batas harmonisa dan juga IEEE 519-1992.
Pada IEEE 519 – 1992 ini dibahas mengenai standar batas dari tegangan dan arus
harmonisa yang diperbolehkan. Dalam standar ini juga ditekankan mengenai batas
injeksi harmonisa dari masing – masing pelanggan ke sistem, sehingga tidak akan
mempengaruhi system karena adanya distorsi antar frekuen sistem dan frekuensi
harmonisa yang dikirimkan oleh pelanggan. Batas waktu distorsi arus dan tegangan pada
tegangan system pada saat gangguan,maksimal 1 jam. Untuk start – up dan peralatan
yang membutuhkan waktu yang lebih pendek, batas dapat berkurang sampai 50 % nya.
Sehingga dengan adanya standar ini, para pelanggan bertanggung jawab untuk membatasi
besarnya arus harmonisa yang diinjeksikan kedalam system dan system tenaga listrik
mempunyai tanggung jawab untuk membatasi besarnya tegangan harmonisa yang
diinjeksikan kedalam sumber tenagalistrik.[8]
Tabel 2.2. Batasan maksimum distorsi arus dinyatakan dalam prosentase terhadap I L berdasar 519-
1992 (120V – 69kV).IEEE Std
(2.10)
HV_Chap11.pdf
Sumber harmonik
filter Jaringan AC
(2.11)
(2.12)
Rugi-rugi filter
(2.13)
Keterangan :
: Besarnya kompensasi daya reaktif yang diperlukan (MVAR)
(2.16)
(2.17)
2.8.2 K – Transformator
Sebuah transformator standart (K-1) tidak dirancang pada penggunaan beban non-
linear yang mengandung arus harmonisa. Apabila transformator standar dipaksa untuk
digunakan pada beban non-linear, maka akan terjadi panas berlebih dan gagal sebelum
waktunya[13]. Dengan alasan tersebut maka untuk mengatasi beban non-linear telah
dirancang transformator khusus untuk menangani arus harmonisa yang terjadi.
Transformator ini memiliki kapasitas termal tambahan untuk mentoleransi efek
pemanasan dari arus harmonisa karena memiliki nilai impendasi yang rendah.
Penggunaan faktor-k transformator adalah cara yang baik untuk memastikan
bahwa transformator tidak akan mengalami kegagalan akibat panas berlebih arus
harmonisa. Nilai dari faktor-k ini sangat dipengaruhi oleh frekuensi yang mengakibatkan
bertambahnya rugi estimasi pada transformator. Faktor-k ini didefinisikan sebagai
penjumlahan dari kuadrat arus harmonisa dalam p.u dikali dengan kuadrat dari urutan
harmonisa. Dibentuk dengan persamaan berikut [13]:
K ( I h2 * h 2 ) (2.16)
h 1
Sumber harmonik
filter Jaringan AC
Gambar 2.13Rangkaian filterharmonisa
Q= (2.20)
Dengan
Q : faktor kualitas
: batas sudut fase impedansi filter,
(2.21)
dengan
Gambar 2.14 (a) Rangkaian single-tuned filter, (b) Kurva impedansi terhadap frekuensi
Filterdengan penalaan tunggal ditala pada salah satu orde harmonisa. Filterini
terdiri dari rangkaian seri kapasitor, reaktor, dan resistor (RLC). Impedansi dari rangkaian
2.14 dinyatakan dalam persamaan berikut :
1
Z ( ) R j(L - ) (2.22)
C
Single-tuned filter digunkan untuk mengurangi penyimpangan tegangan pada
sistem tenaga dan juga sebagai koreksi faktor daya. Filter ini dirangkai dengan
menggunakan komponen RLC. Nilai-nilai resistansi, induktansi dan kapasitansi
ditentukan oleh parameter sebgai berikut:
Daya reaktif pada tegangan nominal (MVAR)
Frekuensi penalaan (Hz)
Faktor kualitas
Perencanaan desain filter antara lain :
Menentukan nilai kapasitansi kapasitor sesuai kebutuhan kompensasi
faktor daya
(2.23)
1 V2
2fC Qc
Q
C C
(2.24)
2fC.V
2
Keterangan :
: Besarnya kompensasi daya reaktif yang diperlukan (MVAR)
1
L (2.25)
( 2f1 ) C
2
Q x0 (2.26)
R
Dengan XL = Xc = Xo pada keadaan resonansi
(a) (b)
Gambar 2.15 (a) Rangkaian high pass damped filter, (b) Kurva impedansi terhadap frekuensi
1 JR 2L 2 RL
2
jC R 2 L2 R 2 2 L2
R 2 0 L 1
0
R 0 L
2 2 2
0 C
2 2
0 LC 2 C R 2 0 L2 (2.28)
Sehingga :
2 2
0 L2 0 R 2 CL R 2 0
a 0 2 ; b 0 2 R 2C ; c R 2
b b 2 4ac
L
2a
0 2 R 2 C ( 0 2 R 2 C 2 ) 2 4 0 2 R 2
L
2 0 2
2 4 2
0 R 2 C 0 R 4 C 2 4 0 R 2
L 2
(2.29)
2 0
Agar terdapat nilai L maka dibawah akar harus ≥ 0
4 2
0 R 4 C 2 4 0 R 2 0
2
R (2.3
0
Effects of Harmonics
• Transformer saturation
• Mains voltage flickering
• Incorrect operation of voltage sensitive devices
• Malfunction of protective relaying systems
• Audible noise in power system components
• Electromagnetic interference
• Shorter life of organic insulation
Passive Filters
• Use L - C tuned components
• Filter banks tuned for the undesired harmonics