Anda di halaman 1dari 3

URGENSI DAN STRATEGI PEMASARAN REKRUTMEN MENUJU KEMENANGAN DAKWAH

Makalah Presentasi Liqo’ Cada 3 Medan

“Ud’u ilaa sabiili rabbika…..”( An NAhl:125)

Ayat yang dikutip di atas memberitahukan pada kita sebuah tugas yaitu untuk mengajak manusia.
Kemana? Ke jalan Rabb, ke jalan Allah. Inilah yang dimaksud dengan dakwah islamiyah itu. Adalah menjadi
tugas penting seorang manusia yang diberi tugas khas sebagai fil ardh khalifatul untuk mengajak manusia ke
jalan Rabbnya. Artinya, apapun yang sedang kita lakukan di muka bumi ini, baik berdagang, bekerja, belajar,
maupun mengajar, semata-mata untuk mengajak orang ke jalan Ilahi Rabbi saja adanya. Karena hanya Dia lah
tujuan dari hidup manusia di muka bumi ini, bukan tahta, harta ataupun pasangan hidup. Bukan!

Persoalannya, walaupun kita menginginkan kebaikan bagi diri kita sendiri maupun orang lain, tidaklah
mudah untuk mengajak kepada kebaikan itu. Bila strateginya tidak tepat, sesuatu yang sedianya adalah sebuah
kebaikan, akan tertolak di kalangan mad’u. Bukan karena mad’u tak mampu melihat kebaikannya tapi lebih
karena metoda yang kita gunakan sebagaim casing dari dakwah kita, tidak berhasil menarik perhatian mad’u
atau calon mad’u kita.

Maka, menjadi hal yang sangat urgen untuk memilih strategi yang tepat dalam memasarkan ide-ide
dakwah kita. Hingga kita bisa mengajak banyak orang pada kebaikan, pada kehendak penciptaannya dimata
Allah.

I. Rujukan Sirrah dalam Strategi Dakwah

Telah sama kita ketahui bahwa Rasulullah menjalankan beberapa strategi dakwah dalam menyebarkan
Ad Dinul Islam ini di masa perkembangan awalnya. Masa Makkiyah adalah masa yang cukup lama yaitu selama
13 tahun. Jika kita cermati, pada masa ini, Rasulullah berfokus pada kaderisasi dasar seputar penguatan tauhid
para sahabat. Kita melihat pula bahwa ayat-ayat makkiyah berisi berita tentang iming-iming masa depan
berupa jannah dan nar. Disampaikan dengan bahasa yang lugas, singkat, padat, to the point tanpa retorika yang
njelimet.

Fakta bahwa kondisi makkiyah begitu penuh tantangan. Terbukti kelak di kemudian hari para sahabat
yang assabiquunal awwaluun itu sangat tangguh dan istiqomah terhadap berbagai situasi dakwah yang
berkembang.

Kesungguhan generasi awal ini teruji dengan perintah hijrah pertama dan kedua. Pengorbanan harta
dan nyawa untuk addin ini bukan sekedar didengar dari aneka kisah dan ayat Al Quran tetapi memang dijalani
mereka dengan penuh kepatuhan. Puncaknya adalah kisah pengorbanan Sayyidina Ali yang menggantikan
Rasulullah saw di tempat tidurnya. Sungguh, Sayyidina Ali paham sekali bahwa resiko yang diambilnya
berakibat kehilangan nyawa. Tapi itu berhasil dilewati Sayyidina Ali dengan sangat indah. Demikian pula Abu

1
Bakar As Shiddiq yang menemani perjalanana hijarah Rasulullah. Nyawa adalah taruhan nya karena menemani
seorang “pelarian” keluar dari Mekkah. Tapi Sayyidina Abu Bakar Shiddiq mengambil resiko itu dengan penuh
kesadaran dan perhitungan yang matang. Hingga Rasulullah saw, Sayyidina Ali dan Sayyidina Abu Bakar Shiddiq
selamat dari kematian. Strategi yang digunakan untuk mengelabui kaum kuffar berhasil gemilang.

Di periode Madaniah, kita melihat Rasulullah saw memainkan aneka peran strategis dalam penataan
masyarakat dan penataan negara , yang belum pernah dilakukan sebelumnya ketika di Mekkah. Dalam menata
hukum positif, Rasulullah melibatkan kaum muhajirin dan Anshar dengan cara mempersaudarakan mereka.
Kaum perempuan juga diberi porsi politik dan sosial yang sesuai dengan kodratnya hingga kebutuhannya
bahkan ditampung dalam satu surah yang bernama An Nisa’.

Sementara dalam menata politik luar negripun Rasulullah melakukan pendekatan yang berbeda dalam
mengkomunikasikan keberadaan Islam pada Romawi dan Persia sesuai dengan kondisi sosiokultural mereka.
Orang Romawi yang notabene memiliki kitab walau sudah dikotak katik, didekati dengan utusan yang
mempunyai kemampuan retorika yang baik . Sementara kepada Persia yang penyembah berhala, akibatnya
mereka lebih kasar dan keras, utusan yang dikirim adalah orang yang secara fisik memang menonjolkan otot
dan kekuatan, berani serta lebih terus terang .

Itulah sekilas gambaran strategi dakwah yang digunakan Rasulullah sehingga memperoleh kemenangan
gilang gemilang hingga sampai ke kita di Nusantara Indonesia ini.

Lalu secara singkat, bagaimanan para ulama menyimpulkan strategi itu bagi kita? Syaikh Musthafa
Masyhur menyebutnya dengan tujuh tahapan dakwah . Ini penting sekali kita pahami dalam rangka
menyiapkan strategi yang sesuai bagi calon mad’u atau mad’u kita.

II. Strategi penerapan tujuh tahapan Dakwah bagi Rekrutmen dan Kemenangan Dakwah

“… kam mim fiatin qalilatin ghalabat fiatan katsiratan biiznillah. Wallahu ma as shoobiriin”(QS. Al Baqarah
:249)

Ayat ini harus dipegang erat dulu sebelum kita mulai melangkah membicarakan tentang strategi dakwah dan
proses rekrutmen. Karena kemenangan dakwah ini tak semata-mata bergantung pada strategi kita saja atau
banyaknya jumlah mad’u . Tetapi yang lebih penting adalah kesabaran dalam melakoninya menjadi faktor
penentu agar di dalam jiwa kita hanya Allahlah tujuan dari kerja besar ini.

Oleh karena itu, tahapan awal dari tujuh tahapan dakwah yang paling penting dari tahapan berikutnya
dimana setiap tahap menjadi landasan bagi tahap selanjutnya . Tahapan pertama berupa upaya untuk
membina hubungan dan mengenal orang yang hendak didakwahi. Hal ini membuat kita sensitif terhadap peta
dakwah yang terhidang di hadapan kita. Pilihan topik pendekatan, materi yang akan dibawakan, model
komunikasi yang digunakan, akan sangat fleksibel tergantung target dakwah kita. Sungguh akan berbneda jauh
kalau orang yang akan kita dakwahi berasal dari ekonomi yang mapan, terdidik, berusia matang dengan anak-
anak yang sehat dan baik di sekolahnya dibandingkan dengan jika mencoba mendakwahi perempuan millenial

2
yang masih baru berumah tangga dengan kondisi ekonomi yang masih merintis dan pengasuhan anak yang
masih mencari cari bentuknyam plus suami yang tidak sejalan gaya hidupnya.

Upaya yang sungguh-sungguh dan tulus dalam “membaca” peta dakwah ini, akan sangat membantu
terbentuknya fondasi kepercayaan pada level dakwah berikutnya sampai dengan terjadi rekrutmen, berjalan
mulus dan tidak mentah di tengah jalan.

Tahapan pertama yang berhasil akan memberikan akselerasi bagi tahapan-tahapan berikutnya karena
sudah tersedianya benih kepercayaan pada kita. Tahapan kedua yang berupa membangkitkan iman pada diri
seseorang, akan lebih mudah dilakukan karena kita sudah berhasil menjadi sosok yang dekat secara rasa, hati
dan jiwanya. Berikutnya, seiring waktu, tentu ia akan meminta kita membantunya untuk memperbaiki diri dari
hari ke hari. Mulai dari perbaikan tampilan luarnya, prilaku nya dan pikirannya serta cara-caranya dalam
mengambil keputusan. Berikutnya, syumul ibadah menjadi kebutuhan dari orang yang sudah kita sentuh
hatinya. Ia juga dengan mudah mulai bisa kita dorong untuk berjamaah. Merasa nyaman dengan kelompok
yang sefikrah dengan dirinya serta menjauhi teman atau kelompok yang tak berbobot fikrah islamiyah., serta
merubahnya menjadi target dakwahnya.

Dua tahapan dakwah berikutnya yaitu pemahaman bahwa kesempurnaan islam hanya bisa dicapai
dengan berjamaah dan kebutuhan untuk berada dalam jamaah yang berjalan di atas sunnah Rasulullah saw
adalah tahapan yang akan berjalan sebagai kebutuhan. Bukan lagi pendekatan kita semata. Hati yang telah
dekat dengan kita,serta merta akan sukarela mengambil peran dakwahnya sebagai orang yang menyuarakan
dakwah ini. Karena ia sudah merasakan manisnya dakwah ini.

Oleh karena itu, sesungguhnya pola marketing dakwah dan rekrutmen yang terbaik tak lain dan tak
bukan adalah dakwah bil hal. Dimana ketika kita bicara tentang dakwah, orang melihat kualitas diri kita sebagai
individu maupun secara kelompok sebagai sesuatu yang meningkat kualitasnya dari waktu ke waktu. Dakwah
bil hal yang konsisten akan menggiring orang untuk mencari tahu dan mendekat pada kita sehingga perjalanan
dakwah kita akan lebih mudah. Insyaallah

Daftar Bacaan

1. l Qur’an

2. Manhaj Haraki (2)

3. Online referensi: Blog : gustani.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai