Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
anugerahnya yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Panduan Peningkatan
Keamanan Obat yang perlu diwaspadai Rumah Sakit Ibu dan Anak Respati ini dapat selesai
disusun.
Buku panduan ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang terkait dalam
memberikan pelayanan kepada pasien dalam melakukan pelayanan pasien di Rumah Sakit
Ibu dan Anak Respati. Dalam panduan ini diuraikan tentang definisi, jenis, penyiapan dan
pemberian obat High Alert di Rumah Sakit Ibu dan Anak Respati.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya atas
bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Buku Panduan Peningkatan
Keamanan Obat yang perlu diwaspadai Rumah Sakit Ibu dan Anak Respati.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
LAMPIRAN ………………………………………………………………………….…….. 15
iii
BAB I
DEFINISI
1. Obat High Alert atau obat yang perlu diwaspadai (High Alert Medications) adalah obat-
obatan yang memiliki resiko lebih tinggi menyebabkan atau menimbulkan adanya
komplikasi atau membahayakan pasien secara signifikan (sentinel event) jika terdapat
kesalahan penggunaan baik dosis, interval ataupun jenis.
2. Obat LASA (Look Alike Sound Alike)/ NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) adalah
obat-obat yang dengan merk generik atau merk dagang yang memiliki kemasan/ rupa dan
atau nama baik tulisan maupun bunyinya hampir sama dengan obat lain.
3. Obat Konsentrasi Tinggi (High Concentrate) adalah sediaan farmasi yang memiliki
kuantitas obat yang tinggi atau pekat dalam suatu larutan.
4. Preparat Narkotik Injeksi adalah obat-obat yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat
dan adapat menyebabkan ketergantungan serta potensi penyalahgunaan yang
dipergunakan dengan cara menyuntikan pada bagian tubuh tertentu secara intravena.
5. Preparat Sedasi sedang adalah obat-obat yang menekan sistem saraf pusat yang
dipergunakan dalam prosedur tindakan bedah dan operatif.
6. Preparat Anestesi inhalasi dan intravena adalah obat-obat yang menekan susunan system
saraf pusat yang dipergunakan dalam prosedur tindakan bedah dan operatif.
7. Preparat anti trombolitik adalah obat-obat yang dipergunakan untuk menurunkan
pembentukan gumpalan darah (blood clots) dan dapat dipergunakan untuk pencegahan
primer atau sekunder atau pengobatan dari acute thrombus.
8. Preparat oksitosin adalah obat yang dipergunakan untuk memperkuat kontraksi pada otot
rahim serta dapat dipergunakan untuk merangsang kelahiran dan menghentikan
perdarahan setelah persalinan.
9. Preparat kardiogenik adalah obat yang digunakan dalam penanganan syok kardiogenik
yang memiliki fungsi untuk meningkatkan tekanan darah dan memperbaiki fungsi
jantung.
RUANG LINGKUP
1. Menyediakan akses informasi mengenai obat dengan pengawasan tinggi (High Alert
Medications)
2. Aspek Tempat
• Membatasi akses terhadap High Alert Medications
• Penyimpanan terbatas di instalasi farmasi dan cairan elektrolit konsentrat
juga hanya dapat disimpan di ruang perawatan tertentu, ruang bersalin,
Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Bedah Sentral.
• Setiap tempat penyimpanan diberi tanda garis merah
• Setiap elektrolit pekat harus diberi label “HIGH ALERT dan ENCERKAN
DAHULU”
• Obat LASA/ NORUM di depo farmasi disimpan selang satu dengan obat
LASA lainnya.
3. Obat-obatan jenis baru dan informasi keselamatan tambahan lainnya akan ditinjau
ulang dalam audit dan revisi daftar obat high alert medications oleh Komite
Farmasi dan Terapi.
4. Melakukan prosedur pengecekan ganda untuk obat-obatan yang masuk kedalam
kelompok obat dengan pengawasan tinggi (High Alert)
3.1 Identifikasi
Proses identifikasi harus selalu dilakukan pada setiap proses/ tahap penggunaan obat
high alert, yaitu:
1. Dispensing dan penyerahan oleh petugas farmasi kepada pasien atau perawat harus
selalu dilakukan double check .
a. Pengecekan ganda ini minimal dilakukan oleh dua orang yang berbeda. (
petugas farmasi dengan perawat atau perawat dengan perawat )
1). Cek kesesuaian antara obat, etiket atau label dan resep / rekam medis pasien
2). Pengecekan meliputi: nama pasien nama obat, dosis, aturan pakai, rute
pemakaian, expired date
3). Cek kebenaran label dan posisi pelabelan pada kemasan obat.
4). Proses 1 s/d 3 diulangi oleh orang yang berbeda
b. Pengecekan ganda diperlukan sebelum memberikan kepada ruangan atau pasien
dan pada saat pelaporan pergantian jaga atau saat melakukan transper pasien.
c. Pengecekan ganda akan di catat di rekam medik pasien atau pada catatan
pemberian obat.
d. Pengecekan pertama harus dilakukan oleh petugas yang berwenang untuk
menginstruksikan, meresepkan, atau memberikan obat-obatan, antara lain:
perawat, bidan, ahli farmasi, dan dokter.
e. Pengecekan kedua akan dilakukan oleh petugas yang berwenang ( petugas tidak
boleh sama dengan petugas pertama).
2. Identifikasi produk dan memastikan adanya pelabelan khusus dan melaksanakannya
sesuai prosedur.
3.2 Pelabelan
Label obat high alert terdiri dari 4 jenis :
1. Label berwarna merah dengan tulisan “HIGH ALERT’ berwarna putih digunakan
pada kemasan sekunder obat dan infusan.
2. Label berwarna merah dengan tulisan “HIGH ALERT” berwarna putih juga
digunakan pada kemasan primer ampul atau vial obat injeksi.
3. Label berwarna merah dengan tulisan “HIGH ALERT dan ENCERKAN DAHULU”
berwarna hitam digunakan pada kemasan primer obat konsentrasi pekat.
3.3 Peresepan
1. Jangan berikan instruksi obat secara verbal mengenai obat dengan pengawasan tinggi
(high alert medications)
2. Instruksi atau peresepan mencakup minimal :
✓ Nama pasien dan nomor rekam medis
✓ Tanggal dan waktu instruksi obat
✓ Nama obat (generik atau nama dagang), dosis, rute pemberian dan tanggal
pemberian setiap obat
✓ Kecepatan dan atau durasi pemberian obat
✓ Dokter harus mencatat diagnosis, kondisi dan indikasi penggunaan setiap
obat dengan pengawasan tinggi (high alert medications) pada rekam medis
3. Peresepan Obat dengan Pengawasan Tinggi (high alert medications) ditulis dengan
huruf cetak atau memberikan garis bawah berwarna merah pada nama obat.
3.4 Penyimpanan
1. Obat dengan pengawasan tinggi (high alert medications) disimpan di gudang
farmasi, depo farmasi dan dibeberapa unit tertentu. Jika obat dengan pengawasan
tinggi (high alert medications) disimpan di unit khusus, tempat penyimpanan harus
dikunci dan diberi tanda retriksi area.
2. Obat dengan konsentrasi tinggi atau pekat hanya boleh disimpan di ruang berikut :
✓ Ruang kebidanan dan instalasi gawat darurat (MgSO4 20%, Calcium Gluconas,
KCL, Nacl dgn kadar ˃ 0,9% dan Dextrose 40%)
✓ Depo farmasi dan gudang farmasi
3. Semua tempat penyimpanan harus diberikan label “HIGH ALERT” warna merah
yang jelas dan dipisahkan dengan obat-obatan rutin lainnya.
4. Setiap kotak/ tempat yang berisi obat dengan pengawasan tinggi (high alert
medication) harus diberi label “HIGH ALERT”.
5. Lakukan penandaan pada penyimpanan seperti memberikan tanda merah sekeliling
tempat penyimpanan.
6. Penyimpanan obat dengan pengawasan tinggi (high alert medication) terpisah dari
obat-obatan lain.
7. Untuk obat dengan kategori LASA/ NORUM harus diatur untuk memisahkan obat-
obatan tersebut dengan diberi jarak/ diseling dengan obat lain. Pada kotak
penyimpanan diberikan label/ penanda.
4.1 Pelaporan Insiden / Kejadian Obat dengan Pengawasan Tinggi (High Alert
Medication) yang tidak berlabel
1. Setiap petugas yang menemukan obat high alert yang tidak berlabel harus segera
melaporkan kepada instalasi farmasi / depo farmasi, kemudian petugas farmasi
menempelkan sticker high alert.
2. Contoh kesalahan yang dapat terjadi adalah :
a. Menemukan obat high alert yang tidak berlabel
b. Menemukan obat elektrolit pekat berada diruang tindakan
c. Kesalahan tulisan dokter yang tidak terbaca
d. Kesalahan pengambilan obat LASA
e. Kesalahan memberikan obat kepada pasien dengan nama sama
3. Kesalahan juga termasuk insiden yang terjadi akibat adanya kesalahan pemberian
obat dengan atau tanpa menimbulkan bahaya, dan juga insiden yang hampir
terjadi dimana kesalahan terdeteksi sebelum obat diminum oleh pasien
4. Beberapa penyebab umum terjadinya kesalahan pemberian obat:
a. Kesalahan pada resep tidak terbaca
➢ Salah memberikan etiket obat
➢ Kesalahan mengambil obat LASA
➢ Kesalahan mengisi obat karena salah nama atau nomor rekam medis
➢ Penulisan aturan pemakaian dari dokter tidak terbaca
➢ Pemberian obat oleh perawat baru atau yang tidak di orientasi
b. Kesulitan komunikasi
➢ Hambatan akibat tidak ditulis alamat atau alamat pasien tidak jelas
➢ Kegagalan untuk pemeriksaan kembali obat sebelum diserahkan kepada
pasien
➢ Kurangnya pelayanan informasi obat kepada pasien
5. Jika terjadi insiden akibat kesalahan pemberian obat, dilakukan hal berikut ini :
a. Pastikan keamanan dan keselamatan pasien
b. Pastikan bahwa tindakan pencegahan cedera telah dilakukan
c. Jika suatu prosedur telah dilakukan pada pasien yang salah atau dilakukan di
tempat yang salah, para pegawai harus memastikan bahwa langkah-langkah
yang penting telah diambil untuk melakukan prosedur yang tepat pada pasien
yang tepat.
11 D5% D10%
HIGH
LASA ALERT
Sticker LASA Sticker High Alert
ENCERKAN DAHULU