Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
Puji dan syukur penulis ucapkan atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa,
sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dalam
makalah ini akan membahas tentang “Prinsip Kerja, Komponen, dan Troubleshooting
Kelistrikan Sistem AC”.
Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan pembaca untuk memberikan saran dan kritik
yang dapat membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat di harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
B. Tujuan ............................................................................................................................. 1
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 22
B. Saran ............................................................................................................................. 22
A. Latar Belakang
Pada sistem kelistrikan AC mobil berhubungan erat dengan sistem pemipaan, di mana
sistem kelistrikan sebagai kontrol dari sistem pemipaan. Selain itu, sistem kelistrikan
merupakan suatu komponen yang sangat penting, karena AC mobil menyala atau mati
tergantung pada kelistrikan.
Ada beberapa komponen kelistrikan yang sering ditemukan dalam instalasi AC mobil.
Komponen tersebut ada yang berhubungan dengan sistem pemipaan dan ada pula yang tidak
terkait dengan sistem pemipaan. Komponen kelistrikan yang dimaksud disini yaitu setiap
komponen yang digerakan oleh arus listrik.
Dan sering dijumpai masalah masalah kecil pada sistem AC, yang dimana kita sendiri
bisa memperbaiki masalah tersebut. Namun karena kita belum paham bagaimana cara
troubleshooting nya, kebanyakan para pengguna mobil membawa nya ke bengkel atau tukang
servise AC. Oleh karena itu kita sangat perlu mengetahui bagaimana troubleshooting yang
benar dan tepat untuk sistem AC.
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompok dan untuk lebih memahami dan lebih mengerti bagaimana prinsip kerja kelistrikan
sistem AC dan troubleshootingnya dan khususnya untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
dosen mata kuliah Sistem AC yaitu bapak Suherman, MT.
Pada sistem kelistrikan AC mobil berhubungan erat dengan sistem pemipaan, di mana
sistem kelistrikan sebagai kontrol dari sistem pemipaan. Selain itu, sistem kelistrikan
merupakan suatu komponen yang sangat penting, karena AC mobil menyala atau mati
tergantung pada kelistrikan.
Ada beberapa komponen kelistrikan yang sering ditemukan dalam instalasi AC mobil.
Komponen tersebut ada yang berhubungan dengan sistem pemipaan dan ada pula yang tidak
terkait dengan sistem pemipaan. Komponen kelistrikan yang dimaksud disini yaitu setiap
komponen yang digerakan oleh arus listrik. Komponen-komponen tersebut, antara lain:
1. Saklar
2. Relay
3. Kabel
4. Fuse/Sekring
8. Thermostat
9. Thermistor
11. Amplifier
Secara umum cara kerja sistem kelistrikan AC mobil dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama kali kunci kontak dinyalakan dan mobil telah hidup, relay pertama akan
menyala, yaitu menghubungkan terminal normaly open menjadi menutup.
Pada waktu relay bekerja, arus listrik dari baterai atau accu mengalir melalui fuse atau
sekring pengaman. Alistrik rus sudah stand by di ujung kabel saklar AC.
Alat kontrol AC mobil adalah alat yang membantu kelancaran kerja alat utama sistem
AC mobil secara keseluruhan agar dapat bekerja dengan optimal. Alat kontrol berfungsi
untuk mengatur kinerja sistim AC mobil agar mudah dioperasikan, mudah dalam
pemeliharaan dan servis.
Secara umum alat kontrol AC mobil terbagi ke dalam dua kelompok yaitu alat kontrol
kelistrikan dan alat kontrol refrijeran. Pada dasarnya alat kontrol tersebut untuk mengontrol
sistem agar berjalan dengan baik.
Alat kontrol kelistrikan adalah alat kontrol yang menggunakan arus listrik dalam
mengontrol kerja komponen sehingga komponen dapat bekerja dengan baik, sesuai keinginan
dan mudah dalam perawatan serta perbaikan.
1. Saklar/Switch
Saklar adalah alat untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik sehingga AC
mobil dapat bekerja/hidup. Bentuk dan jenis saklar beragam sesuai dengan fungsinya. Saklar
yang biasa digunakan pada AC mobil secara umum ada dua macam yaitu saklar putar dan
saklar geser.
Saklar yang digunakan pada AC mobil pada umumnya ada tiga fungsi yaitu :
Menghidupkan atau mematikan sistem AC mobil, baik yang diputar ataupun yang
digeser.
Saklar untuk menghidupkan, mematikan kipas dan mengatur putaran kipas evaporator
pada dashboard mobil.
Saklar untuk mengatur setting temperatur, menurunkan atau menaikan temperatur
ruangan pada thermostat.
Saklar putar banyak digunakan pada AC mobil dengan menggunakan dasar kerja
potensio putar. Saklar ini sudah banyak dipasaran, baik bentuk dan jenisnya beragam
termasuk harganya. Saklar putar biasa bersatu dengan saklar untuk mengatur putaran kipas
atau blower pada evaporator. Biasanya putaran pertama untuk menyalakan AC mobil dengan
putaran kipas atau blower evaporator dengan putaran rendah. Untuk memperoleh putaran
Saklar geser pada prinsipnya sama dengan saklar putar cara kerjanya, tetapi
menggunakan basis kerja potensio geser. Pada saklar geser biasanya tidak menggunakan kode
angka tetapi menggunakan lambang yaitu lambang kipas dan lambang garis yang menaik.
Sedangkan untuk saklar geser ditunjukkan dengan lambang segitiga panjang, biasanya
berwarna biru. Semakin ke kanan atau kearah lebih tebal semakin dingin udara yang keluar
dari evaporator.
Stator, merupakan gulungan magnet (magnet coil) yang terpasang pada housing
kompresor.
Rotor, merupakan bagian berputar yang berhubungan dengan crank shaft (poros) mesin
dengan perantaraan pulley belt. Di antara permukaan bagian dalam dari rotor dan front
housing dari kompresor terpasang bearing.
Pressure Plate, merupakan komponen yang dipasang pada crank shaft (poros)
kompresor.
Extra fan adalah komponen ac mobil berupa fan tambahan pada sistem pendingin mesin
dan atau ac mobil berupa motor listrik dan di gerakan oleh tegangan listrik.Ektra fan pada ac
mobil berfungsi untuk membantu pendinginan kondensor saat ac mobil bekerja, agar proses
kondensasi di dalam kondensor bekerja dengan baik.
Bekerjanya motor extra fan bersamaan dengan hidup ac mobil atau berdasarkan
temperatur air radiator.Dimana untuk extra fan yang bekerja berdasar temperatur air radiator,
terdapat sensor untuk mengatur bekerjanya extra fan yang tertanam di radiator.
5. Thermostat (Thermoswitch)
Alat ini bekerja memberikan sinyal kondisi temperatur kabin kompresor secara
otomatis. Di dalam thermostat terdapat sensor yang akan mendeteksi suhu pada evaporator.
Apabila thermostat rusak, evaporator bisa membeku karena pemutus arus listrik tidak
berfungsi. Tanda-tanda kerusakannya antara lain dapat diketahui dengan keluarnya asap dari
kisi-kisi AC, serta adanya tetesan air seperti embun yang keluar dari evaporator. Selain
mengatur temperatur, fungsi thermostat pada AC mobil adalah sebagai pengatur proses kerja
kompresor AC. Sistem kerja thermostat menggunakan tabung indra panas yang di dalamnya
berisi gas yang sangat peka terhadap perubahan suhu (mempunyai koefisien mulai yang
tinggi). Tabung indra panas ini terpasang pada evaporator di bagian saluran angin keluar.
Kerja kompresor terjadi bila suhu disekitar tabung meningkat lebih tinggi daripada suhu
yang telah diatur sebelumnya. Ketika suhu penguapan refrigerant cair di dalam evaporator
naik, gas di dalam tabung indra panas akan memuai danmendorong alas diafragma ke atas.
Dengan demikian, sakelar yang berhubungan dengan magnetic clutch akan mendapatkan
supply listrik, sehingga kompresor bekerja. Sebaliknya, jika suhu pada saluran angin keluar di
evaporator turun melewati batas normal, gas di dalam tabung indra panas akan ‘menciut’.
Alas diafragma yang sebelumnya terdorong dengan tekanan muai gas akan kembali ke bawah
Gambar 7. Thermostat
Thermistor adalah sebuah resistor yang mempunyai koefisien thermal negatif pada
sistem AC yang menggunakan amplifier. Artinya semakin rendah suhunya, semakin tinggi
resistansinya, sebaliknya semakin tinggi suhunya, akan semakin rendah pula resistensinya.
Sifat ini dimanfaatkan oleh amplifier untuk menghidupkan dan mematikan kompresor. Pada
suhu tinggi dan resistansi thermistor rendah, maka saat itulah amplifier akan mengalirkan arus
listrik dari bateray ke magnetic clutch, sehingga kompresor bekerja dan terjadi pendinginan.
Namun pada saat suhu rendah, resistansi thermistor tinggi, sehingga amplifier akan
memutuskan aliran listrik dari baterai ke magnetic clutch dan kompresor tidak bekerja.
Dengan adanya thermistor, pengaruh buruk akibat terlalu rendahnya suhu terhadap
kenyamanan ruang dan keamanan komponen unit pendingin dapat dihindarkan.
7. Pressure Switch
Pada tekanan refrigerant yang tidak normal, misalnya akibat pemampatan pada sistem
AC, maka pressure switch akan bekerja dengan cara memutuskan atau menghubungkan aliran
listrrik yang menuju ke kompresor. Pada sistem AC terdapat berbagai jenis pressure switch,
tetapi yang paling sering digunakan adalah dual pressure switch. Pressure switch terpasang
pada pipa yang berisi cairan di antara receiver dan katub ekspansi. Alat ini mampu
mendeteksi ketidaknormalan tekanan di dalam sistem dan akan memutuskan kopling magnet
jika terjadi tekanan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, sehingga kompresor pun berhenti
bekerja. Komponen-komponen sistem AC mobil akan mengalami kerusakan jika tekanan
pada sistem terlalu tinggi. Pada tekanan 448 Psi untuk 134a dan 378 Psi untuk R-12, pressure
switch akan bekerja dan mematikan kopling magnet.
Jika terdapat kebocoran pada pipa, seal, dan pada sambungan antarkomponen, sehingga
tekanan dalam sistem cukup rendah, sekitar 28 Psi(R-134a) dan 30 Psi(R-12), pressure switch
akan bekerja dan mematikan kopling magnet. Apabila tekanan refrigerant keluar dari batas
normal, akan mengakibatkan kerusakan pada sistem AC keseluruhan. Tekanan refrigerant
yang terlalu tinggi juga akan memecahkan pipa-pipa (hose) dan merusak kompresor atau
shaft seal kompresor. Untuk mencegah hal ini, maka dipasang sakelar tekanan tinggi(high
pressure switch). High pressure swicth akan memutuskan arus listrik dari baterai ke magnetic
clutch, jika tekanan refrigerant disisi tekanan tinggi mencapai 280-350 Psi.
Jika terjadi kebocoran sirkulasi AC, refrigerant dan minyak pelumas kompresor akan
ikut terbuang, akibatnya pelumas kompresor pun akan berkurang. Kekurangan minyak
pelumas akan mengakibatkan kerusakan kompresor. Untuk mencegah hal ini, maka dipasang
sakelar tekanan rendah (low pressure switch), sehingga terjadi pada kebocoran, low pressure
switch akan memutuskan aliran listrik dari baterai ke magnetic clutch. Dengan sendirinya
kompresor akan berhenti bekerja dan mencegah kerusakan. Low pressure switch akan bekerja
pada tekanan 30 ± 3 Psi.
8. Relay
Untuk mengalirkan arus listrik ke magnetic clutch, blower motor, dan ke peralatan
lainnya pada sistem AC mobil, diperlukan relay pengaman. Relay pengaman diperlukan
untuk mencegah kerusakan pada kunci kontak. Aliran listrik tidak bisa langsung dari battery
ke magnetic clutch ataupun ke blower motor tanpa melalui kunci kontak, sehingga titik-titik
kunci kontak akan cepat aus (terbakar). Hanya dengan mengalirkan arus listrik yang kecil ke
coil relay, sudah bisa mengalirkan arus listrik yang cukup besar dari battery ke magnetik
clutch ataupun ke blower motor melaui kontaktif relay. Jika kunci kontak memutuskan arus
listrik ke coil relay, maka kontaktif relay akan terbawa secara otomatis, sehingga arus listrik
dari batterai ke magnetic clutch ataupun ke blower motor terputus.
9. Fuse (Sekring)
Sekring adalah alat pembatas arus listrik yang berfungsi untuk pengaman apabila
penghantar kelebihan arus atau kenaikan arus. Di setiap sekring pengaman terdapat seutas
kawat yang mempunyai harga arus tertentu, apabila arus tersebut melebihi harga arus kawat
tersebut maka kawat akan terputus. Sekring dalam instalasi kelistrikan biasanya digambarkan
dengan kotak persegi panjang yang diarsir penuh.
Memilih sebuah sekring pengaman harus disesuaikan dengan pemakaian arus listrik,
dimana sekring harus 20 – 30% lebih kuat dari arus maksimum yang mengalir. Kawat atau
kabel dan sekring pengaman harus disesuaikan dengan kekuatan arus yang mengalir pada
instalasi tersebut. Sekring pengaman bentuk, model dan jenisnya dapat berbeda-beda sesuai
dengan selera pasar dan produsen. Sedangkan untuk kemampuan sekring pengaman yang
banyak ditemui dipasaran antara lain : 2A, 4A, 6A, 10A, 15A, 20A, 25A, 40A, 60A, 80A,
100A, 125A, 150A, 200A dan sekring ukuran khusus.
10. Kabel
Penggunaan kabel harus sesuai dengan kebutuhan, jika kawat terlalu tebal maka
biayanya akan mahal dan bila kawat terlalu kecil/tipis maka akan mudah panas sehingga akan
menimbulkan bahaya kebakaran. Tabel dibawah akan memperlihatkan kekuatan maksimum
arus listrik (Ampere) yang bisa diterima kawat tembaga dalam ukuran luas tertentu (mm2).
Terdapat dua jenis amplifier yang digunakan pada AC mobil yaitu temperature control
amplifier (pengatur suhu) dan temperatur control idling stabilizer amplifier.
Jenis amplifier temperature control bekerja mengatur suhu dari ruangan yang
didinginkan, sehingga selalu dalam kondisi ideal. Rangkaian dasar temperatur control adalah
thermistor dan temperature control resistor. Mengenai thermistor sudah diuraikan
sebelumnya, sedangkan temperature control resistor adalah suatu variabel resistor yang nilai
resistensinya dapat diubah-ubah secara manual. Jika variabel resistor ditetapkan pada nilai
tertentu, berarti sama saja dengan menetapkan suhu ruangan yang didinginkan pada batas-
batas tertentu.
Idling stabilizer amplifier berfungsi sebagai pengatur AC mobil agar selalu bekerja
pada batas minimal putaran mobil. Hal ini dimaksudkan agar pada saat putaran rendah, mesin
tidak mengalami kelebihan beban (overload) karena sistem AC bekerja. Sumber sensor
putaran minimal mesin diambil dari sistem pengapian, yaitu minus (-) ignition coil. Sinyal
listrik yang didapat, kemudian diolah secara elektronik di dalam amplifier yang hasilnya
dapat membuka dan menutup kontak relay amplifier. Selanjutnya, sinyal listrik yang
menghubungkan baterai dengan magnetic clutch diatur, agar hanya bekerja mengalirkan arus
listrik dari battery ke magnetic clutch pada batas putaran minimal (umumnya 850-1.050 rpm)
Periksa komponen motor blower evaporator . Jika motor blower tidak bekerja, segera
perbaiki atau ganti motor blower.
Periksa aliran listrik yang menuju blower evaporator. Segera perbaiki jika terdapat
kabel putus, switch blower yang rusak, socket kendor, atau relay rusak.
Jika switch A/C ON dan switch blower diposisikan pada salah satu tingkat kecepatan
(low,med, hi atau 1,2,3), dapat dipastikan kondisi switch blower rusak.
Periksa sekering pada motor blower menggunakan multitester . Perbaiki bagian
sekring yang putus atau ganti dengan yang baru.
Periksa relay motor blower menggunakan multitester pada bagian terminalnya. Ganti
relay jika rusak.
Seringkali kita menemukan kasus AC mobil yang tidak dingin, padahal sistem AC
bekerja. Untuk mengatasinya, lakukan langkah-langkah berikut.
AC mobil yang kurang dingin disebabkan oleh beberapa hal, seperti masalah pada
thermostat, evaporator, kondensor, dan adanya kebocoran. Berikut langkah-langkah
pengecekan pada Ac mobil yang kurang dingin.
Periksa stelan dan kondisi thermistor atau thermostat. Apakah masih bekerja dengan
baik atau tidak. Jika tidak, lakukan penggantian.
Bersihkan evaporator dari kotoran yang menenmpel.
Kondensor tertutup benda lain, misalnya plastik yang menempel di permukaannya,
sehingga kondensor tidak mampu melepaskan panas refrigerant dari kompresor.
Bersihkan kotoran dan benda lain yang menempel. Jika diperlukan, beri kipas
tambahan untuk proses pendinginan.
Ketika dinyalakan, AC mobil yang normal akan mengembuskan udara dingin dari grill
kabin. Jika tidak, berarti terdapat maslah pada beberapa komponen, seperti blower, sistem
kelistrikan, dan relay motor blower.
Saat mesin mati, periksa kelancaran putaran blower dengan menggunakan tangan. Jika
putaran tidak lancar, segera periksa kondisi bearing motor blower dan ganti jika rusak.
Periksa kabel-kabel, sekring, socket kabel, dan konektor kelistrikan blower. Perbaiki
jika ada yang kendor, rusak, dan putus.
Periksa switch blower. Ganti jika relay sudah rusak.
Jika langkah diatas sudah dilakukan dan masih dalam kondisi baik, segera periksa
kondisi motor blower. Perbaiki atau ganti jika perlu.
Periksa switch blower satu per satu dengan cara memindahkan switch pada tingkatan
yang berbeda(blower off) atau kecepatan embusan angin tidak berubah, segera ganti
switch blower.
Cek kabel-kabel, sekering, socket kabel , dan konektor kelistrikan blower . Perbaiki
jika ada yang kendor, rusak, atau terputus.
Jika kondensor yang tidak bekerja dapat mengakibatkan sistem AC tidak normal atau
dingin. Sebab, panas yang dilepaskan kondensor dengan bantuan extra fan menjadi tidak
maksimal. Terlebih jika kendaraan berhenti atau saat terjebak kemacetan, meskipun saat
melaju, kondensor mendapatkan sirkulasi angin dari depan. Oleh sebab itu, agar sistem AC
Saat mesin mati, periksa kelancaran putaran kipas menggunakan tangan. Jika
dirasakan tidak lancar atau seret, langkah selanjutnya adalah memeriksa kondisi
bearing motor kipas. Ganti jika sudah rusak.
Periksa kabel-kabel, sekring, socket kabel, dan konektor kelistrikan blower. Perbaiki
jika ada yang kendor, rusak, atau putus.
Periksa relay motor kipas, ganti jika relay sudah rusak.
Jika semua pemeriksaan telah dilakukan, langkah terakhir adalah mengecek kondisi
motor kipas.
a. Kompresor
Gangguan pada magnetic clutch. Saat Ac tidak bekerja, otomatis kompresor juga tidak
dapat bekerja, sebab daya dari mesin yang melalui pulley dan belt tidak dapat
diteruskan ke kompresor. Jika yang terjadi sebaliknya, perlu dilakukan pemeriksaan
tegangan baterai (bisa tegangannya kurang), stelan amplifier kurang tepat, masa
(ground) yang kurang baik. Jika semua gangguan tersebut tidak terjadi, dapat
dipastikan magnetic clutch yang rusak.
Suara dari sekitar kompresor tidak normal (timbul suara berisik). Periksa buat
pengikat kompresor pada bracketnya atau baut pengikat bracket dengan mesin(bisa
kendor), bearing idle pulley dn bearing idle pulley dan bearing magnetic clutch aus,
dan baut-baut pengikat crank shaft puli kendor.
Suara dari dalam kompresor tidak normal atau berisik. Ini dapat disebabkan bearing-
bearing dalam kompresor aus, minyak pelumas kurang, atau cleareance dari bagian
yang bergerak melampaui batas standarnya. Perbaiki kompresor dan bagian-
bagiannya, jika perlu lakukan overhaul kompresor
b. Magnetic Clutch
Magnetic clutch merupakan alat yang berfungsi meneruskan tenaga dari mesin. Tanpa
adanya magnetic clutch atau kondisi magnetic clutch yang rusak, kompresor tidak dapat
bekerja. Berikut beberapa masalah yang sering terjadi pada magnetic clutch dan cara
mengatasinya.
Saat AC dihidupkan, magnetic clutch terkadang slip, sehingga tidak mampu memutar
kompresor. Periksa permukaan pressure plate-nya, apakah terdapat minyak atau benda
lain yang menempel. Sebaiknya bersihkan permukaan pressure plate. Selain itu dapat
juga disebabkan tegangan dari baterai ke magnetic clutch kurang. Periksa kabel-kabel
dan saluran listrik dari baterai ke magnetic clutch. Charge baterai atau perbaiki sistem
kelistrikannya.
Saat AC dihidupkan, pressure plate tidak mau menempel. Periksa kondisi stator coil,
apakah putus atau terbakar. Perbaiki atau ganti stator coil jika rusak atau terbakar.
Periksa juga saluran kabel dari batterai yang menuju ke magnetic clutch apakah
terdapat gangguan atau tidak. Selain itu periksa juga bagian switch ON/OFF dan
thermostat AC. Langkah terakhir, periksa jarak atau kerenggangan antara rotor dan
pressure plate. Perbaiki jika jaraknya terlalu renggang.
A. Kesimpulan
Pada sistem kelistrikan AC mobil berhubungan erat dengan sistem pemipaan, di mana
sistem kelistrikan sebagai kontrol dari sistem pemipaan. Selain itu, sistem kelistrikan
merupakan suatu komponen yang sangat penting, karena AC mobil menyala atau mati
tergantung pada kelistrikan.
Ada beberapa komponen kelistrikan yang sering ditemukan dalam instalasi AC mobil.
Komponen tersebut ada yang berhubungan dengan sistem pemipaan dan ada pula yang tidak
terkait dengan sistem pemipaan. Komponen kelistrikan yang dimaksud disini yaitu setiap
komponen yang digerakan oleh arus listrik. Komponen-komponen tersebut, antara lain:
2. Relay 8. Thermostat
3. Kabel 9. Thermistor
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Air Conditioning and Refrigeration Institute. (1987). Refrigeration and Air Conditioning 2nd
Edition. New Jersey: Prentice-Hall Inc.
Crouse, William H., & Anglin, Donald L. (1977). Automotive Air Conditioning. New York:
McGraw-Hill Inc.
Dwiggins, Boyce H., (1983). Automotive Air Conditioning 5th Edition. New York: Delmar
Publishers Inc.
http://www.omegaacmobil.com/indikasi-kerusakan.php
http://www.omegaacmobil.com/komponen-ac-mobil.php