Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Heat Pump”
Referensi Dari ‘’ Aldino Muhamad Wijaya

Dosen Pembimbing : Pak Riskianto

Disusun Oleh :

Nama : Agus Subkhan

NIM : 17.3.3.0008

Semester : 4 ( Empat )

JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF


POLITEKNIK BAJA TEGAL

Page | 0
Heat Pump

A. Tujuan Umum
1. Mampu mengoperasikan sistem Heat Pump
2. Mampu mengambil data-data untuk mekanisme konveksi

B. Tujuan Khusus
1. Mampu menganalisa dan mampu menghitung konveksi pada sistem Heat Pump
2. Mengenal alat-alat pemindah panas, yakni kondensor, evaporator, dan Heat Exchanger

Pratikum konveksi otomatis gabungan dari konduksi – konveksi, karena semua konveksi
melibatkan molekul-molekul yang bergerak yang melalui suatu material (konduksi).
Pratikum ini akan dilaksanakan pada sistem Heat Pump. Di dalam sistem ini akan
difokuskan pada alat pemindah panas, yakni HE, kondensor, dan Evaporatorm dan pompa
kalor yang ada pada laboratorium teknik konversi energi (lab. atas).

C. Dasar Teori
Panas yang dipindahkan dalam peristiwa konveksi dapat berupa panas laten dan panas
sensible. Panas laten adalah panas yang menyertai proses perubahan fasa, sedangakan
panas sensible adalah panas yang berkaitan dengan kenaikan atau penurunan temperatur
tanpa perubahan fasa.
Konveksi tidak selalu bisa diselesaikan dengan cara analitik, dan terpaksa harus
menggunakan cara eksperimental untuk mendapatkan data perencanaan, serta untuk
mendapatkan data-data eksperimental yang biasanya dinyatakan dalam bentuk persmaan
empirik.
Konveksi dibedakan menjadi dua, yakni :
1. Konveksi paksa : terjadinya perpindaham panas karena adanya sistem sirkulasi lain.
2. Konveksi alamiah : terjadinya perpindahan panas karena fluida yang berubah
densitasnya karena proses pemanasan, bergerak naik.

Pompa kalor yang digunakan (lab atas Teknik Konversi Energi) adalah pompa kalor P5670
oleh G. Cussons Ltd, Manchester, England. Pompa kalor ini mempunyai beberapa
komponen penting, yaitu :
1. Bagian utama terdiri dari evaporator, kompresor, kondensor, HE, dan katup ekspansi.
a. Kompresor
Adalah alat untuk menghisap uap refrigerant yang berasal dari evaporator dan
menekan uap refrigerant tersebut ke kondensor, sehingga tekanan dan
temperatur meningkat.
Heat Pump

b. Kondensor
Berfungsi sebagai alat pemindah panas. Panas dari uap refrigerant atau fluida kerja di lepas
ke media pendingin yaitu air, sehingga uap refrigerant akan mengembun dan berubah fasa
dari uap ke cair. Sebelum masuk ke kondensor, refrigerant berfasa uap mempunyai tekanan
dan temperatur tinggi. Fluida yang keluar dari kondensor berfasa cair jenuh yang
bertekanan dan bertemperatur lebih rendah.

Kondensor merupakan salah satu komponen utama dari refrigerator. Pada kondensor
terjadi perubahan wujud refrigerant dari super-heated gas (gas panas lanjut) bertekanan
tinggi ke liquid sub-cooled (cairan dingin lanjut) bertekanan tinggi. Agar terjadi perubahan
wujud refrigerant (kondensasi/pengembunan), maka kalor harus dibuang dari gas
refrigerant.
Kalor/panas yang akan dibuang dari refrigerant tersebut berasal dari :
1. Panas yang diserap dari evaporator, yaitu dari ruang yang didinginkan
2. Panas yang ditimbulkan oleh kompresor selama bekerja

gambar.kondensor

Dengan istilah lain fungsi kondensor adalah


untuk merubah refrigerant gas menjadi cair
dengan jalan membuang kalor yang
dikandung refrigerant tersebut ke udara
sekitarnya atau air sebagai media pendingin.

Gas dalam kompresor yang bertekanan


rendah dimampatkan/dikompresikan menjadi uap bertekanan tinggi sedemikian rupa,
sehingga temperatur jenuh pengembunan (condensing saturation temperature) lebih tinggi
dari temperatur medium pengemburan (condensing medium temperature). Akibatnya kalor
dari uap bertekanan tinggi akan mengalir ke medium pengembunan, sehingga uap
refrigeant akan terkondensasi.
Heat Pump

c. Evaporator
Berfungsi sebagai alat pemindah panas. Pada evaporator terjadi perpindah panas
dari udara luar ke fluida kerja, sehingga terjadi perubahan fasa pada fluida kerja
yaitu dari fasa cair ke fasa uap.
d. HE
Sebagai alat pemindah panas yang mempunyai fungsi khusus, yaitu meningkatkan
kapasitas pendingin dengan cara menaikkan temperatur fluida kerja yang akan
masuk ke kompresor , dan yang kedua menurunkan temperatur fluida kerja yang
akan masuk evaporator.

e. Katup ekspansi
Sebagai alat yang secara otomatis mengatur jumlah aliran fluida kerja cair yang
masuk ke evaporator. Sambil mempertahankan gas panas lanjut pada akhir
evaporator. Karena tekanan di evaporator rendah, maka sebagian bahan
pendingin mencair saat melewati katup ekspansi dan masuk ke dalam evaporator.
Wujudnya pun kembali menjadi uap dingin.

f. Refrigerant
Refrigerant yang digunakan adalah freon (R-12).

g. Motor Listrik
Motor listrik 3 fasa 415 V 50 Hz dengan daya maksimum 2,5 kw. Daya yang
digunakan dapat dilihat dalam meter daya.

h. AHU ( Air Handling Unit )


Kipas udara terpasang pada AHU dengan 3 kecepatan yang berbeda. Maksimum
laju udara yang dihasilkan adalah 0,37 m3/det. Thermometer berfungsi mengatur
temperatur bola kering dan basah terpasang pada saluran masukan.

2. Bagian pelengkap yang terdiri dari katup-katup penyetor (stop valve), saringan dryer,
dan katup solenoid.

D. Prosedur Pratikum
1. Hubungkan sistem pompa kalor dengan sumber listrik.
2. Nyalakan pompa air
3. Nyalakan pompa kalor
4. Cek kelembaban udara
Heat Pump

5. On-kan kompresor
6. On-kan fan
7. Set kecepatan
8. Tunggu sistem sampai kondisi stedi
9. Ambil data-data yang diperlukan dengan prosedur sbb :
 Setelah kondisi stedi atur kecepatannya ( dilakukan percobaan dengan tiga
kecepatan berbeda ).
 Untuk kecepatan pertama ambil data-data yang diperlukan kemudian ditunggu
selama 10 menit dan kemudian ditulis lagi datanya sebanyak tiga kali.
 Setelah selesai ubah kecepatan menjadi agak besar, sama seperti percobaan
pertama ambil data yang diperlukan dan kemudian kecepatan diganti dengan
kecepatan ketiga.
 Empat meter tekanan yang bekerja secara analog terpasang untuk mengetahui
tekanan fluida kerja.
 Laju aliran air diukur menggunakan flowmeter.
 Laju aliran udara diukur menggunakan meter orifice yang dilengkapi dengan
manometer.
 Meter daya digunakan untuk mengukur daya yang digunakan kompresor.

E. Cara Perhitungan
1. Kondensor (Tipe Shell dan Tube)
Di dalam kondensor terjadi perubahan panas antara air yang melalui pipa-pipa (tube)
dengan R-12 yang melalui selongsong (shell)

a. Untuk air yang melalui pipa inside “i”


Menghitung T rata-rata = (Tw7 + Tw8)/2 .
Mencari properti dan sifat-sifat termodinamik dari Trata-rata yang didapat.
ρdv
Menghitung bilangan RE (reynold) = .
µ
Memilih persamaan empirik dari kisaran harga bilangan reynold :
Jika laminar : menggunakan persamaan

d
0,668( )RE.Pr
L
𝑁𝑢𝑑 = 3,66 d 2
1+0,04 [( )RE.Pr] ⁄3
L

Jika transisi : menggunakan persamaan


1⁄ d 0,055
𝑁𝑢𝑑 = 0,036 RE 0,8 Pr 3( )
L
Heat Pump

Jika turbulen : menggunakan persamaan


𝑁𝑢𝑑 = 0,023 RE 0,8 Pr n

Menghitung koefisien perpindahan panas dari Nu = (h. d)/k, sehingga diperoleh


hi.

b. Untuk R-12 melalui selongsong (outside “o”)


Di sini R-12 mengalami perubahan fasa, sehingga perhitungan koefisien
perpindahan panas (h) langsung menggunakan persamaan empiric untuk
kondensasi pada pipa yang dipasang horizontal :
g x ρl (ρl−ρv)hfg kl3 1⁄
ℎ𝑜 = 0,75 ( ) 4
µl (Tq−Tw)Nd0

dengan :
ρ1 = massa jenis zat cair (kg/m3)
ρv = massa jenis uap (kg/m3)
g = percepatan gravitasi = 9.87 m/s2
Tv = temperatur uap oC
Tw = temperatur dinding oC
µ1 = viskositas (kg/ m.s)
k1 = konduktuvitas panas, W/m 0C
d0 = diameter pipa (m)
hfg = panas laten kondensasi (kJ/kg),

setelah diperoleh hi dan h0, selanjutnya menghitung U


U berdasarkan pipa dalam :

U berdasarkan pipa luar :

Menghitung laju perpindahan panas :


Berdasarkan pipa dalam :
q = Ui x Ai x ΔtLMTD
berdasarkan pipa luar :
q = U0 x A0 x ΔtLMTD
dengan Ai = π. di. L
A0 = π. d0. L

2. Perpindahan Panas pada HE (tipe double pipe)


Heat Pump

Terjadi perpindahan panas antara R-12 cair melalui pipa dalam dengan R-12 uap yang
melalui annulus.
a. Untuk R-12 cair melalui pipa dalam “i”
Menghitung Trata-rata = (TF3 + TF4)/2
Mencari properti dan sifat termodinamik pada T rata-rata
ρdv
Menghitung bilangan RE (reynold) = .
µ
Memilih persamaan empirik dari kisaran harga bilangan reynold :
Jika laminar : menggunakan persamaan

d
0,668( )RE.Pr
L
𝑁𝑢𝑑 = 3,66 d 2
1+0,04 [( )RE.Pr] ⁄3
L

Jika transisi : menggunakan persamaan


1⁄ d 0,055
𝑁𝑢𝑑 = 0,036 RE 0,8 Pr 3( )
L

Jika turbulen : menggunakan persamaan


𝑁𝑢𝑑 = 0,023 RE 0,8 Pr n

Menghitung koefisien perpindahan panas dari Nu = (h. d)/k, sehingga diperoleh hi.

b. Untuk R-12 uap melalui pipa luar


Menghitung Trata-rata = (TF6 + TF7)/2
Langkah berikutnya mengikuti langkah di atas.
Harga h0 akan diperoleh

Setelah diperoleh hi dan h0, selanjtnya menghitung U


U berdasarkan pipa dalam :
U berdasarkan pipa luar :

Menghitung laju perpindahan panas :


Berdasarkan pipa dalam :
q = Ui x Ai x ΔtLMTD
berdasarkan pipa luar :
q = U0 x A0 x ΔtLMTD
dengan Ai = π. di. L
A0 = π. d0. L
Heat Pump

(𝑻𝒉𝟐−𝑻𝒄𝟐)− (𝑻𝒉𝟏−𝑻𝒄𝟏)
ΔtLMTD = 𝒍𝒏 [(𝑻𝒉𝟐−𝑻𝒄𝟐)/ (𝑻𝒉𝟏−𝑻𝒄𝟏)]

3. Evaporator (tipe koil)


Terjadi perpindahan panas antar udara yang melalui permukaan pipa-pipa dengan R-12
cair yang melalui pipa dalam .
a. Untuk udara yang melalui permukaan pipa-pipa (“o”)
Menurut standar ARI :
h0 = 38𝑉 0.5
dengan V = kecepatan udara , m/s
dari data diperoleh ΔP, dari manual pompa kalor
mu = 0,083 (ρu x ΔP )0,5 kg / s sehingga diperoleh
mu = ρ x ¼ x πd2 x V, diperoleh V.

b. Untuk R-12 cair yang melalui pipa dalam (“i”)


Disini R-12 cair mengalami perubahan fasa dari cair ke uap (evaporasi ),
persamaan empirik evaporasi :

𝑘𝑣3 𝜌𝑣 (𝜌𝑙− 𝜌𝑣)(ℎ𝑓𝑔+0,4 𝐶𝑝𝑣 𝛥𝑇𝑥) 1/4


ℎ𝑖 = 0,62 [ ]
𝑑 µ 𝛥𝑇𝑥

Setelah diperoleh hi dan h0, selanjuntnya menghitung U :


U berdasarkan pipa dalam :
1
Ui = 𝑟𝑜
𝐴𝑖 ln( )
1 𝑟𝑖 + Ai 1
+
ℎ1 2𝜋𝑘𝐿 A0 h0
U berdasarkan pipa luar :
1
Uo = 𝑟𝑜
1 𝐴0 𝐴𝑜 ln( 𝑟𝑖 ) 1
+ +
ℎ1 𝐴𝑖 2𝜋𝑘𝐿 h0

Menghitung laju perpindahan panas :


Berdasarkan pipa dalam :
q = Ui x Ai x ΔtLMTD
berdasarkan pipa luar :
q = U0 x A0 x ΔtLMTD
dengan Ai = π. di. L
A0 = π. d0. L

(𝑻𝒉𝟐−𝑻𝒄𝟐)− (𝑻𝒉𝟏−𝑻𝒄𝟏)
ΔtLMTD = 𝒍𝒏 [(𝑻𝒉𝟐−𝑻𝒄𝟐)/ (𝑻𝒉𝟏−𝑻𝒄𝟏)]
Heat Pump
Heat Pump

Data Praktikum

Q Entalphy V1
Ta1 Ta2 Tw7 Tw8 Tf2 Tf3 Tf4 Tf6 Tf7 F1 F2 P Tf1/8
Speed Tmin O O O O O O O O O O TA3 TA4 Komp KJ/Kg Dry air V2
C C C C C C C C C L/min L/min mmH2O C
Watt h1 h2 m3/Kg
5 27 27 25 27 90 28 27 23 23 2 12 6,2 23 25 24 871 85 72,5 0,8825 0,868
1 10 27 27 25 27 99 29 28 21 23 2 12 6,2 23 25 24 871 85 72,5 0,8825 0,868
15 27 27 25 27 103 29 29 20 23 2 12 6,2 23 25 24 870 85 72,5 0,8825 0,868
5 27 27 25 27 105 29 29 20 23 2 12 9,4 23 25 24 879 85 72,5 0,8825 0,868
2 10 27 27 25 27 105 30 29 20 22 2 12 9,6 23 25 24 895 85 72,5 0,8825 0,868
15 27 27 25 27 105 30 29 20 22 2 12 9,6 23 25 24 905 85 72,5 0,8825 0,868
5 27 27 25 27 106 30 29 20 23 2 12 13 23 25 25 899 85 76,5 0,8825 0,872
3 10 27 27 25 28 106 30 29 20 23 2 12 13 23 25 25 916 85 76,5 0,8825 0,872
15 27 27 25 28 106 30 29 21 23 2 12 13,2 23 26 25 911 85 76,5 0,8825 0,873

Ket : Data diambil tiap 5 ment

Air and water temp Working fluid Temp


1. Air Inlet (dry bulb) 1. Compressor inlet
2. Air Inlet (wet bulb) 2. Compressor Outlet
3. Air Outlet (wet bulb) 3. Condenser Outlet
4. Water Inlet 4. Heat Exchanger Liq. Outlet
5. Water Outlet 5. Expansion Valve Inlet
6. Evaporator Inlet
7. Evaporator Outlet
8. HE Gas Outlet
Heat Pump

I. Perhitungan Percobaan
1. Kondensor
1.1. Data Thermodinamik Air
Trata-rata (oC) ρL (kg/m3) µ (kg/ms) k (kW/moC) Pr
26 995.8 8.6 x 10-4 0.614x 10-3 5.8
26 995.8 8.6 x 10-4 0.614 x 10-3 5.8
26 995.8 8.6 x 10-4 0.614 x 10-3 5.8
26 995.8 8.6 x 10-4 0.614 x 10-3 5.8
26 995.8 8.6 x 10-4 0.614 x 10-3 5.8
26 995.8 8.6 x 10-4 0.614 x 10-3 5.8
26 995.8 8.6 x 10-4 0.614 x 10-3 5.8
26.5 995.99 8.76 x 10-4 0.611 x 10-3 5.97
26.5 995.99 8.76 x 10-4 0.611 x 10-3 5.97
Heat Pump

KONDENSOR

 AIR
Dik : ρ = 995.8 kg/m3 n : pemanasan = 0.4
µ = 8.6 x 10-4 kg/ms n : pendinginan = 0.3
F = 12 l/menit = 12 x 10-3/60 m3/s ∆Tx : 2-20
k = 0.614 x 10-3 kW/moC Pr = 5.8
𝑇𝑤7+𝑇𝑤8
di = 0.02 m Trata-rata = = 26 o C
2
do = 0.2 m

- V = F/A - Nu =0,023Red 0,8x Prn


= (12 x10-3/60) / (π x di2/4) =0,023.14749,41 0,8 x 5,85 0,4
= 0.6369 m/s = 100,48

- Re = (ρ x di x V)/µ
h= (Nu x k)/di
(995.75 x 0.02 x 0.6369) h= (100,48 x 0.614 ) / 0.02
= hi=3084,73 Watt
8.6 x 10-4 hi = 3,084 KW
= 14749.41 (aliran turbulen)

Dik : ρ = 995.99 kg/m3 n : pemanasan = 0.4


µ = 8.76 x 10-4 kg/ms n : pendinginan = 0.3
F = 12 l/menit = 12 x 10-3/60 m3/s ∆Tx : 2-20
k = 0.611 W/moC Pr = 5.97
𝑇𝑤7+𝑇𝑤8
di = 0.02 m Trata-rata = = 26,5 o C
2
do = 0.2 m
-
V = F/A
= (12 x10-3/60) / (π x di2/4)
= 0.6369 m/s

Re = (ρ x di x V)/µ

(995.99 x 0.02 x 0.6369)


=
8.76 x 10-4
= 14482.78 (aliran turbulen)
Heat Pump

Anda mungkin juga menyukai