BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah makan adalah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat disebagian
atau seluruh bangunan yang permanen dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan
untuk proses pembuatan, penyimpanan dan penjualan makanan dan minuman bagi umum
di tempat usahanya. (MenKes RI N0.304/Menkes/Per/89).(1)
1
2
terjadinya penyakit saluran pencernaan pada pengunjung rumah makan, karena peralatan
makan dan minum yang digunakan dan di sediakan oleh pihak rumah makan dapat
menjadi media penularan penyakit yang pathogen maupun yang non pathogen.
Menurut Anwar dalam Pohan 2009 (6 ) membagi food borne disease dalam 6 kategori
yaitu :
1) Food Infection
Adalah penyakit yang disebabkan oleh makanan, karena didalam makanan terdapat
bakteri pathogen. Misalnya adalahan bakteri Shigella sp yang dapat menyebabkan
penyakit Basilary disentry, bakteri Coryne menyebabkan Haemolitic Infection,
Mycobakterium tuberculosa menyebabkan penyakit TBC, salmonella typosa
menyebabkan penyakit paratypus dan typus.
2) Parasitic infection
Yaitu penyakit yang disebabkan oleh Karena didalam makanan terdapat parasit dari
pathogen. Contohnya adalah Entamoeba hystolitica menyababkan Amoeba dysentri,
Taenia saginata menyebabkan Taenasis (beef), dan Taenia solium menyebabkan Taenasis
(pork).
3) Food Intoxication
Yaitu penyakit yang disebabklan oleh makanan,karena dalam makanan terdapat toksin
(racun) yang berasal dari bakteri. Contoh antara lain : Clostridium botulium penyebab
Botulism, Enteri toxin mengakibatkan Clostridium Welchii Poisoning.
4) Physical
2
3
Yaitu penyakit yang disebabkan oleh karena adanya pengaruh dari kegiatan sekitarnya
dan benda – benda asing. Contohnya adalah : Ionozing Radiation yang menyebabkan
Radiation Poising.
5) Chemicals
Adalah penyakit keracunan yang disebabkan karena adanya zat kimia beracun pada
makanan. Contohnya Antonomy mengakibatkan Antonomy Poisoning, insectisida /
Rodentisida penyebab Arsenic Poisoning, pestisida mengakibatkan Lead Poisoning.
6) Poisoning of Plant and Animals
Adalah penyakit yang disebabkan adanya racun atau zat yang berasal dari makanan itu
sendiri, baik makanan yang berasal dari tumbuh – tumbuhan maupun yang berasal dari
hewan. Contohnya : Ricin (Caster bean toxin) dapat mengakibatkan Caster bean
poisoning, Fungus of ryc menyebabkan Ergotion, Solonin menyebabkan Solonin leave
poisoning.
Dengan demikian setelah kita mengetahui tentang cara penanganan peralatan
makan yang baik maka kita dapat berusaha dan lebih teliti untuk dapat mencegah
penularan kuman penyakit dari peralatan makan dan minum kepada masyarkat atau
pengunjung rumah makan.
Berdasarkan survey pendahuluan pada Rumah Makan Lasmini Kecamatan
Muara Lakitan kabupaten Musi Rawas, jenis peralatan makan yang digunakan berupa
piring 60 buah, gelas 36 buah, sendok 60 buah, garpu 60 buah, mangkok 60 buah.
Penanganan alat makan dan minum dalam proses pencucian menggunakan 2 bak dimana
bak pertama untuk 1 penyabunan dan bak ke 2 untuk proses pembilasan. Pada bak
penyabunan digunakan deterjen dan sebelum piring dicuci dibersihkan terlebih dahulu
dengan menggunakan tangan, tetapi pada bak pembilasan tidak menggunakan
desinfektan, serta menggunakan air secara berulang-ulang tidak dengan air yang
mengalir. Air bersih yang digunakan di Rumah Makan berasal dari sumur bor dengan
system perpipaan.
Setelah dicuci alat makan dan minum tersebut ditiriskan diatas rak kayu yang
dilapisi dengan karpet. Kemudian alat makan dan minum diletakkan pada rak-rak terbuka,
tidak lembab tetapi sangat memungkinkan terjadinya pencemaran baik dari udara maupun
binatang pengerat. Pada saat akan dipakai alat makan dan minum dilap dengan tujuan
agar lebih bersih dan penggunaan lap Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman
Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo
Tahun 2012 Febriyani Bobihu, 811408025 Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-
3
4
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diketahui bahwa pada proses pencucian tidak
digunakannya desinfektan dan penyimpanan alat makan dan minum diletakkan pada rak-rak
terbuka. Selain itu juga pada saat akan digunakan menggunakan lap secara berulang kali dan
dijumpai perlakuan terhadap sarana alat makan dan minum untuk keperluan yang tidak sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, sehingga berpengaruh terhadap kualitas mikrobiologi pada
alat makan dan minum di rumah makan Lasmini
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kualitas mikrobiologi pada alat makan dan minum pada Rumah
Makan Lasmini Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musi Rawas ?
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran tahap atau proses penanganan peralatan makan dan
minum di Rumah Makan Lasmini Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musi
Rawas ?
b. Untuk mengetahui angka kuman dan E.Coli pada peralatan makan dan minum di
Rumah Makan Lasmini Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musi Rawas ?
c. Untuk mengetahui kwalitas Mikrobiologi Air pencucian di Rumah Makan
Lasmini
4
5
D.Ruang Lingkup
E.Manfaat Penelitian
5
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori
Dasar hukum yang digunakan dalam upaya hygiene sanitasi rumah makan dan
restoran adalah Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1098/MENKES/SK/VII/2003(8) tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan
dan Restoran. Rumah makan/restoran merupakan salah satu jasa boga yang lingkup
kegiatannya menyediakan makanan dan minuman bagi kepentingan umum. Menurut
Kepmenkes diatas yang dimaksud dengan rumah makan adalah setiap tempat usaha
komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman
untuk umum di tempat usahanya. Sedangkan yang dimaksud dengan restoran adalah
salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat disebagian atau seluruh bangunan
yang permanen dilengkapi dengan peralatanan dan perlengkapan untuk proses
pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi
umum ditempat usahanya; (Depkes, 2003). (9 )
Upaya-upaya program pengamanan makanan meliputi pengamatan setiap tahap
dari rantai peredaran makanan dari petani sampai meja makan guna menurunkan
bahaya yang diakibatkan oleh makanan tersebut.Titik kritis dalam kegiatan
pengawasan makanan adalah meliputi :
1) seleksi dan penerimaan bahan makanan.
2) penyimpanan, penanganan, dan menyiapkan bahan makanan.
3) memasak dengan efektif.
4) penanganan setelah dimasak.
5) membersihkan dan sanitasi bahan makanan dan makanan jadi, termasuk
pelayanan mengkemas makanan.
6) hygiene penjamah.
7) pelatihan penjamah makanan. Selain restoran/rumah makan memilki
sertifikat laik sehat dan grading, penjamah makanan juga wajib memilki
sertifikat kursus penjamah makanan (Depkes, 2003).
1. Rumah Makan
a. Pengertian Rumah Makan
Menurut peraturan Menkes RI menyebutkan bahwa pengertian Rumah Makan
adalah setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatanya menyediakan
6
7
makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya1 (Per Men Kesehatan RI
No: 304.1.21
b. Hubungan Rumah Makan dengan Kesehatan
Hygiene dan sanitasi Rumah Makan perlu di awasi dan di pelihara karena Rumah
Makan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan sebagai berikut:
1). Baha makanan yang diolah
Tidak jarang orang mengalami keracunan makanan atau macam-macam
penyakit perut, dysentri, cholera, thypus, penyakit cacing pita dan lain-lainya.
2). Fasilitas makan dan minum
Peralatan makan dan minum seperti sendok, piring, garpu, mangkok dan gelas
yang kurang atau tidak bersih dapat merupakan suatu perantaran untuk
menularkan suatu penyakit dari satu orang yang membawa penyakit
ke orang lain
3). Petugas Rumah Makan yang tidak sehat
Karyawan atau petugas Rumah Makan yang menderita penyakit menular atau
caries dapat merupakan sumber penularan penyakit.
4). Keadaan lingkungan rumah makan
Keadaan lingkungan Rumah Makan yang tidak saniter akan mengotori
makanan yang artinya dapat menimbulkan berbagai macam gangguan
kesehatan bagi pengunjungnya10 (Soebagio Reksosoebroto10,1978:108 (10 )
2. Peralatan
a. Pengertian peralatan
Menurut Permenkes RI menyebutkan bahwa”peralatan adalah segala macam alat
yang digunakan untuk mengolah dan menyajikan makanan11 (PerMen Kesehatan
RI No.404.1:1
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk benar-benar menjamin agar makanan
aman untuk dikonsumsi adalah semua peralatan harus dijaga agar dalam keadaan
bersih saniter, untuk menghindari maksudnya mikrobiologen yang dapat
menyebabkan penyakit.
b. Persyaratan peralatan makanan menurut PerMen Kesehatan RI menyebutkan
bahwa persyaratan alat-alat makanan dan minuman harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut :
1) Peralatan yang kotak langsung dengan makanan tidak boleh mengeluarkan zat
beracun yang melebihi ambang batas sehingga membahayakan kesehatan
7
8
antara lain : Timah (pulau batam, pulau rempang dan pulau galang), Seng
(zen), Arsenium (As), Tembaga (Cu), Catmium (Cd), Antimon (An).
2) Peralatan tidak rusak, gombel, retak dan tidak menimbulkan pencemaran pada
makanan dan minuman.
3) Permukaan yang kotak langsung dengan makanan harus tidak ada sudut mati,
rata, halus, dan mudah dipersiapkan.
4) Peralatan harus dalam keadaan bersih sebelum digunakan.
5) Peralatan yang kotak langsung dengan makanan yang siap disajikan tidak
boleh mengandung angka kuman yang melebihi ambang batas dan tidak boleh
mengandung E.Coli per cm permukaan alat.1(PerMenKes RI No.304,VI : 9
c. Pencucian
Dalam upaya pencucian pada dasarnya perlu diketahui tentang prinsip-prinsip
pencucian yaitu:
1) Tersedian sarana pencucian
Dalam saran pencucian ini yang terpenting adalah urutan pencucian dengan 3
bak yaitu :
a) Bagian untuk pencucian
b) Bagian untuk pembersihan
c) Bagian untuk desinfekta
Selain sarana pencucian diatas, perlu dilengkapi dengan sarana pokok
lainnya yaitu air cukup, zat pembersih atau deterjen dan zat desinfektan.
“sarana pencucian yaitu tersedianya tempat pencucian sebagaimana
tersebut diatas berupa bak-bak terpisah yang kebersihannya dan terbuat
dari bahan yang tidak mudah rusak, atau tidak terlarut dalam cairan
pencuci pembersih maupun desinfektan” 12 (DepKes RI, 1989: 17).
2) Tehnik Pencucian
Untuk memperoleh hasil akhir pencucian yang sehat dan aman makan di
perlukan teknik-teknik pencucian yang benar, dalam pencucian yang perlu di
ikuti adalah :
a. Pisahkan segala kotoran/sisa makanan yang terdapat pada alat / barang
ketempat yang telah disediakan.
b. Piring dan alat yang telah dibersihkan sisa makanannya ditempatkan pada
tempat piring kotor dan siap cuci.
8
9
c. Setiap piring atau alat yang dicuci direndam pada bak yang pertama
d. Kemudian piring mulai dipersiapkan dengan menggunakan detergen pada
bak pencuci tersebut.
e. Cara pencucian dilakukan dengan menggosok bagian yang terkena
makanan dengan cara menggosok berulang-ulang kali sampai tidak licin
lagi.
f. Setelah pencucian dirasa cukup maka langsung dibilas dengan air
pembersih.
g. Alat yang sudah dicuci dibilas dengan kaporit untuk desinfeksi, kemudian
direndam dengan air kaporit 50 ppm selama 2 menit lalu ditempat pada
penirisan.
h. Untuk desinfeksi dengan panas, suhu 800 c untuk selama 2 menit atau
1000c selama 1 menit.
i. Masukkan piring dengan gelas kedalam air panas, tidak boleh langsung
dengan tangan tetapi sebelumnya dimasukkan kedalam rak-rak khusus
untuk desinfeksi.
j. Setelah proses desinfeksi, ditempatkan pada tempat penirisan dengan cara
terbalik.
k. Piring yang akan dipakai tidak perlu dilap/gosok kain lap karna akan kotor
kembali, jika dilap penggunaan lap sekali pakai.12 (Dep Kesehatan
RI,1989:19).
3) Maksud pencucian
Cara pencucian yang telah diuraikan pada teknik pencucian diatas mempunyai
tujuan agar alat-alat makan dapat terjamin kebersihanya.
d. Penggunaan detergen
Pemilihan detergen/jumlah penggunanya tergantung pada cara-cara pencucian dan
keadaan airnya. Penggunaan detergen memberikan ektifitas yang lebih tinggi dari
pada sabun
1) Detergen dapat melarutkan lemak, sedangkan sabun tidak
2) Detergen mempunyai daya busa yang lebih banyak dbandingkan sabun.
3) Detergen mudah larut dalam air sehingga mudah dalam pembilasnya
4) Detergen dapat membunuh kuman
e. Pengeringan peralatan makan dan minum
9
10
Setelah dicuci alat-alat makan dan minum harus diringkan, pengeringan peralatan
harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: peralatan yang sudah didesinfektan
harus ditiriskan pad arak-rak anti karat sampai kering sendiri/dengan bantuan sinar
matahari/sinar buatan (mesin) dan tidak boleh dilap dengan kain1 (Permen Kes RI,
No. 304, VI: 9(7))
f. Penyimpanan peralatan
Peralatan makan dan minum yang telah dikeringkan maka sebaiknya disimpan
agar terhindar dari sumber pengotoran dan binatang pengganggu.
Cara penyimpanan tidak mudah berdebu, rak-rak atau tempat penyimpanan herus
bersih dan tertata rapih sehingga terlihat apik, ruangan bebas serangga, tikus, dan
binatang lainya. Dalam penyimpanan, peralatan makan dan minum harus
memenuhi ketentuan/persyaratan sebagai berikut
1) Seluruh peralatan yang kontak dengan makan dan minuman harus dalam
keadaan bersih dan kering
2) Piring, sendok, garpu dan gelas serta mangkok cara penyimpannya harus
terbalik.
3) Rak penyimpanan peralatan dibuat dari anti karat, rata dan tidak rusak.
4) Laci penyimpanan peralatan terjaga atau terpelihara kebersihanya
5) Ruang penyimpanan peralatan tidak lembab, terlindung dari sumber
pengotoran atau terkontaminasi dari binatang pembusuk 1(Permen Kesehatan
RI, No. 304. VI :9(7)).
3. Tes kebersihan
Untuk mengetahui apakan pencucian berlangsung dengan benar dan sehat,
dilakukan pengukuran kebersihan pencucian dengan tes kebersihan. Tes kebersihan
dapat dilkukan dengan cara:
a. Pengambilan swap (uap) pada alat yang akan di periksa yang dikirim ke
laboratorium. Pengambilan swap dilakuka dengan memperhatikan petunjuk
pengambilan swap alat makan dan minum.
b. Pengambilan swap untuk pengambilan kuman Enterubacteriacea dalam biakan
agar Violet Red Bile Agar. Pengeraman pada incubator suhu 370 C selama 24 jam
atau pada suatu kamar steril. Indikasi Enterubacteriacea terlihat koloni warna khas
dengan menghitung jumlah koloni dalam biakan dan luas bidang usap atau dalam
cm2 akan diperoleh angka kuman/cm2.
10
11
1). Rata-rata angka bakteri (koloni) alat makan = 100/cm2 permukaan alat.
MenKes/Per/X/1986)
4. Fasilitas sanitasi
Fasilitas sanitasi adalah sarana fisik bangunan atau mengendalikan faktor-faktor
lingkungan fisik yang dapat merugikan kesehatan manusia antara lain
1) Persediaan air bersih
Air sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan dan air juga mempunyai
peranan yang sangat besar dalam penularan penyakit besarnya peranan air
membentu untuk pertumbuhan mikrobiologi.mengingat pentingnya air bersih bagi
kehidupan maka diperlukan persyaratan kualitas air bersih
a. Air Bersih harus tersedia cukup untuk seluruh kegiatan dan tersedia pada setiap
tempat kegiatan
b.Kualitas Air Bersih harus memenuhi Persyaratan permenkes14 RI No.416/
MenKes/Per/XI/1990
2) Pembuangan Sampah
Sampah mempunyai arti yang sangat penting dalam bidang Kesehatan
Masyarakat,karenaSampah merupakan media yang sangat baik bagi kehidupan
lalat,serangga dan tikus serta dapat menimbulkan bauh dan pemandangan yang
tidak enak. Pembuangan sampah yang baik dan teratur merupakan salah satu
unsur penting dari usah kebersihan Lingkungan dalam rangka pencegahan
penyakit. Disamping itu jugatempat sampah harus memenuhi Syarat – syarat
Ksehatan.
11
12
12
13
B. Kerangka Teori
Melindungi
Konsumen
Tempat
Pengelolaan
Makanan Kebersihan Peroses
(TPM ) Peralatan Pencucian
Mencegah
Kontaminasi
Bakteri
Kebersihan
Peralatan
Makanan Saji
13
14
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A.Kerangka Konsep
1 Prose Pencucian
2 Proses Penyimpanan
3 Proses Pengeringan
Kualitas Mikrobiologi Pada
Alat Makan dan Minum
B.Definisi Operasional
14
15
2 Proses Perlakuanyangdilaksana
Pengeringan an
dimulaidarididesinfektan,
ditiriskan dg bantuan
sinar Mata Hari/sinar
buatan
(Kemenkes/no1098/menk
es/vii/2003 tentang
persyarat hygine dan
Sanitasi rumah Makan
dan Restoran
3. Proses Perlakuanyangdilaksana
Penyimpanan kan dimulai dg
Penyimpan di dalam
Rak,Ruang penyimpan
tidak lembab,,terlindung
dari Vektor
(Kemenkes/no1098/menk
es/vii/2003 tentang
persyarat hygine dan
Sanitasi rumah Makan
dan Restoran Per
15
16
16
17
BAB III
A. Gambaran Umum
Rumah Makan Lasmini Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musi Rawas terletak
dijalan Fasilitas Umum Km 25 Kecamatan Muara Lakitan dan pada tanggal 22 Januari 2013.
Rumah Makan Lasmini Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musi Rawas dipimpin oleh
bapak Sujono Untuk luas areal Rumah Makan Lasmi Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten
Musi Rawas + 60 m2. Memiliki sarana tempat duduk 32 kursi dan meja sebanyak 8 buah
dengan jumlah pengunjung perhari +15 orang. Jumlah karyawan 7 orang dengan perincian
sebagai berikut : tenaga pengolah makanan 2 orang, tenaga pencuci peralatan makan dan
minum 1 orang, kasir 1 orang, tenaga penyaji makanan 2 orang serta tenaga pembersih
lingkungan rumah makan sebanyak 1 orang.
Rumah Makan Lasmini Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musi Rawa dibuka selama
12 jam sehingga dalam kepengurusan atau tugasnya karyawan dibagi menjadi 1 ship yaitu
ship pertama 08.00-15 .00 WIB
1. Fasilitas yang terdapat di Rumah Makan Lasmi Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten
Musi Rawa
a. Dapur
Dapur merupakan tempat terjadinya proses masak memasak, pengolahan makan, dan
penyediaan makanan bagi masyarakat umum. Rumah Makan Lasmi Kecamatan
Muara Lakitan Kabupaten Musi Rawa memiliki dapur yang Tidak dilengkapi dengan
cerobong asap, 2 buah tempat masak, lantai kedap air, bak tempat penampungan air
bersih dan rak-rak untuk meletakkan peralatan masak. Dapur ini digunakan sebagai
tempat pengolahan bahan mentah menjadi bahan jadi.
b. Tempat parker
Tempat parker di Rumah Makan Lasmini Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musi
Rawa mempunyai luas ± 60 m2 dengan keadaan permukaan teras tidak berdebu dan
tidak ada genangan air.
2. Fasilitas sanitasi yang ada di Rumah Makan Lasmini Kecamatan Muara Lakitan
Kabupaten Musi Rawa
17
18
a. Air Bersih
Sumber air bersih berasal dari sumber air bor yang digunakan untuk segala bentuk
kegiatan yang dilakukan, terutama untuk memasak, mencuci bahan makanan serta
peralatan makan dan minum. Air bersih tersebut dialirkan dengan system perpipaan.
b. Tempat Sampah
Untuk menjaga kebersihan di Rumah Makan Lasmini Kecamatan Muara Lakitan
Kabupaten Musi Rawas menyediakan tempat sampah yang berjumlah 7 buah. Dengan
peletakannya 2 buah didapur, 2 buah didalam ruangan, 2 buah ditempat mencuci
peralatan makan dan minum dan 1 buah diletakkan diluar atau dihalaman.
c. Kamar mandi dan Toilet
Kamar mandi berjumlah 2 buah, tidak berhubungan langsung dengan dapur serta
ruang makan serta terpisah antara kamar mandi pria dan wanita.
d. Tempat Cuci Tangan
Terdapat tempat untuk mencuci tangan diruang makan yang berjumlah 2 buah serta
disediakannya sabun dan lap tangan.
e. Pembuangan Air Limbah
Terdapat fasilitas pembuangan air limbah yang kedap air dan tertutup.
f. Listrik
B. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif, karna penulis akan menggambarkan jumlah angka
kuman pada alat makan dan minum di Rumah Makan Lasmini Kecamatan Muara
Lakitan Kabupaten Musi Rawas
2. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
b. Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada bulan Desember – 2018 Januari 2019
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah
1) Seluruh jenis alat makan dan minum yang digunakan pada Rumah
Makan Lasmini Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musi Rawas piring,
sendok,garpu, gelas, mangkok) dan karyawan yang bertugas mencuci
peralatan makan dan minum sebanyak 1 orang.
18
19
f) Setiap selesai mengusap 1 alat berasal dari satu kelompok jenis alat, lidi
kapas steril harus dimasukan kedalam botol berisi cairan garam buffer
phospat, diputar-putar dan di tekankan kedinding untuk membuang
cairanya, lalu diangkat dan digunakan untuk mengusap alat berikutnya.
Lakukan hal ini berulang-ulang sampai seluruh alat dalam satu kelompok
diambil usapnya. Dengan demikian maka untuk 1 kelompok jenis alat
hanya menggunakan 1 lidi kapas
2) Sampel air bersih
Sampel air bersih yang di ambil adalah air bersih yang digunakan ditempat
pencucian peralatan makan dan minum, pengolahan makanan, dan di tempat
persediaan air (bak, ember atau gentong).
4. Cara Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang ingin dikumpulkan adalah data mengenai
kualitas peralatan makan dan minum baik secara fisik maupun mikrobiologi Rumah
Makan Lasmini Kecamatan Muara Lakitan Kabupaten Musi Rawas.
Adapun jenis pengumpulan data meliputi:
a. Data primer
Data primer diperoleh dari:
1) Pengamatan langsung dilokasi dengan menggunakan chek list.
2) Pemeriksaan kualitas mikrobiologi alat makan dan minum dilaboratorium
kesehatan kabupaten Musi Rawas
3) Wawancara
b. Data Sekunder
Data mengenai gambaran umum dan data-data lain yang berhubungan dengan
penelitian ini.
5. Pengolahan dan Analisis Data
a. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan editing, coding, dan tabulating
b. Analisa Data
Data yang telah diolah akan di analisa dengan menggunakan prosentase dan studi
kepustakaan lalu di sajikan dengan bentuk table.
20
21
==================================================================
Alamat :
Tanggal Pengamatan :
K : Kurang
1. GELAS ( )
2. GARPU ( )
3. PIRING ( )
4. SENDOK ( )
5. MANGKOK ( )
a. Sarana
1. Bak yang digunakan ( )
2. Kondisi bak ( )
3. Jumlah air yang digunakan untuk keperluan mencuci ( )
4. Zat pembersi / detergent ( )
b.Teknik Pencucian
21
22
1. Perilaku ( )
2. Kesehatan Tenaga Pencuci ( )
3. Kelengkapan Kerja ( )
a. Penyedian Air Bersih
1. Kebersihan dan perawatan sumber air bersih ( )
2. Keadaan Fisik air bersih ( )
1. Konstruksi Saluran ( )
2. Perawatan ( )
c.Tempat Sampah
22
23
Lampiran B
1. DATA UMUM
1) Nama :
2) Jenis Kelamin :
3) Umur :
4) Pendidikan :
1. Tamat SD
2. Tamat SMP
3. Tamat SMA
==================================================================
23
24
24
25
Lampiran C
PEDOMAN PENILAIAN
25
26
26
27
27
28
Lampiran D
28
29
29
30
Untuk mendapatkan angka yang dapat mewakili dari seluruh alat yang diperiksa maka
perlu pemeriksaan dari sejumlah sampel yang dapat mewakili keseluruhan.
30
31
11. Setelah semua kelompok alat makan di swab lidi kapas dimasukkan kedalam botol
kemudian lidinya dipatahkan atau digunting dan bibir botol dipanaskan dengan api
spritus baru ditutup scrubnya.
12. Tempelkan kertas celotape yang telah disiapkan, tulis etiket dengan spidol yang
menyatakan nama alat makan dan tempat yang diambil contohnya diberi nomor aatau
kode sesuai dengan lembar atau formulir.
13. Kirimkan segera ke laboratorium dengan suhu dingin untuk diperiksa. Bila tidak dapat
dikirim segera, disimpan dalam penyimpanan dingin.
31
32
LAMPIRAN E
PROSEDUR PENGAMBILAN SAMPEL DAN PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI
AIR BERSIH DILABORATORIUM
32
33
setelah uap air menetes dari klep udara, klep lalu ditutup rapat dan pemanasan
dilanjutkan sampai mencapai suhu 1210 dan tekanan 15 lbs. keadaan ini dibiarkan
hingga mencapai 15-20 menit setelah itu suhu dan tekanan dikembalikan seperti
semula (titik nol).
b. Pemeriksaan MPN
MPN adalah Most-probable Number, yaitu pemikiran terdapat jumlah kuman
pemeriksaan bakteri golongan coli dan tinja dapat dilakukan dengan metode peragian
tabung ganda yang terdiri dari 2 jenis test yaitu :
1. Test perkiraan atau test presumptive
2. Test penegasan atau confirm test
33
34
Cara pembuatan :
a. Larutkan bahan-bahan yang ada diatas, campurkan hingga larut
kemudian panaskan tapi jangan sampai mendidih
b. Masukkan 4 ml ketabung pembiakan yang berisi tabung durham
dengan posisi terbalik.
c. Tutup dengan kapas bersih
d. Sterilkan dengan alutoclaf pada sushu 1210c dengan tekanan 15 lbs
selama 30 menit.
2. Brilliant Green Lactose Broth (BGLB)
Komposisi : pepton from meat, oxible dried, lactose, brilliant B Green,
aquadest.
Cara pembuatan :
a. Larutkan semua bahan tersebut diatas dan dilakukan pemanasan
sehingga larut.
b. Masukkan kedalam tabung reaksi kedalam tabung durham, posisi
terbalik sebanyak 10 ml.
c. Tutup dengan kapas bersih
d. Sterilisasikan dengan autoclave dengan suhu 1210c selama 30 menit.
C. Prosedur Pemeriksaan
Pemeriksaan sampel harus dilakukan dalam waktu kurang dari 6 jam sejak pengambilan
sampel.
Cara pemeriksaan :
a. Test perkiraan
Siapkan
1. 3 tabung reaksi yang masing-masing berisi lactose broth double strength.
2. 3 tabung reaksi yang masing-masing berisi 10 ml lactose broth single strength
(tabung 2a sampai 2c).
3. 3 tabung reaksi yang maisng-masing berisi 10 ml lactose broth single strenght
(tabung 1c sampai 3c).
Kocok semua tabung berlahan-lahan agar sampel air menyebar keseluruh bagian
media.
Inkubasi pada suhu 350c sampai 370c selama 24 sampai 48 jam
Amati masing-masing akan adanya gas.
34
35
Catat jumlah yang positif gas setelah 24 jam pada masing-masing table yang telah
dibuat.
b. Test penegasan
1. Dari tabung test perkiraan yang positif dipindahkan ketabung BGLB (tabung
penegasan) sebanyak 1-2 ose.
2. 1 dari tabung BGLB diinkubasi pada suhu 370c selama 24 sampai 47 jam.
3. Pembacaan dilakukan setelah 24 jam dengan melihat jumlah tabung BGLB yang
menunjukkan positif adanya gas
D. Pembacaan Hasil
Catat tabung BGLB yang positif adanya gas, angka yang diperoleh kemudian
dicocokkan dengan table MPN, maka akan diperoleh indeks coliform untuk inkubasi
370c selama 24 jam.
35
36
36