Anda di halaman 1dari 1

Sebagai contoh, auditor memutuskan kombinasi salah saji berjumlah 8 % dari laba bersih sebelum

pajak dipandang material untuk laporan laba-rugi, dengan memperhatikan faktor kualitatif dalam
salah saji tersebut. Oleh karena itu, jika kombinasi salah saji kurang dari 3 %, auditor akan
memandang sebagai salah saji yang tidak material, dengan memperhatikan faktor kualitatif dalam
salah saji tersebut. Salah saji berada diantara 3 % dan 8 % memerlukan pertimbangan auditor untuk
memutuskan materialitasnya. Jika misalnya, laba bersih sebelum pajak yang dipakai sebagai jumlah
kunci berjumlah Rp 100 juta, maka batas materialitas (materiality border) untuk laporan laba-rugi
berada dalam kisaran :

Rp 3.000.000 sampai Rp 8.000.000

Batas bawah dihitung 3% x Rp100.000.000 dan batas dihitung 8% x Rp 100.000.000.

Contoh berikut ini menunjukan batas materialitas yang ditentukan oleh auditor :

Untuk total aktiva dalam neraca Rp 41 juta s.d Rp 100 juta

Untuk aktiva lancar Rp 25 juta s.d Rp 60 juta

Untuk total ekuitas pemegang saham dalam neraca Rp 15 juta s.d Rp 45 juta

Dalam perencanaan suatu audit, auditor harus menetapkan materialitas pada dua tingkat laporan
keuangan, karena pendapat auditor atas lapoaran sebagai keseluruhan dan tingkat saldo akun,
karena auditor memverifikasi saldo akun dalam mencapai kesimpulan menyeluruh atas kewajaran
laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai