Anda di halaman 1dari 8

TUGAS AKHIR MODUL 5

NOFIKA
19072541310142
SMKN 2 KUALUH SELATAN

1. Rancanglah suatu rangkaian pengontrol menggunakan transistor (sebagai saklar) untuk


menggerakkan motor.
a. Gambar rangkaian
b. Spesifikasi bahan/alat
c. Prinsip kerja
d. Keuanggulan dan kelemahan sistem yg dirancang

Rangkaian Pengontrol Kecepatan Motor DC Dengan Transistor

Pengontrol Kecepatan Motor DC Dengan Transistor merupakan rangkaian yang berfungsi


untuk mengendalikan kecepatan motor DC dan dibangun menggunakan rangkaian
transistor. Pengontrol Kecepatan Motor DC Dengan Transistor ini hanya dapat digunakan
untuk mengendalikan kecepatan putaran motor DC dalam 1 arah saja. Rangkaian Pengontrol
Kecepatan Motor DC Dengan Transistor ini dibangun menggunakan 2 buah transistor yang
disusun secara darlinton untuk mendapatkan performansi pengedalian kecepatan motor DC
yang lebih baik. Rangkaian Pengontrol Kecepatan Motor DC Dengan Transistor ini bukan jenis
PWM, tapi pengontrol kecepatan motor DC tipe emitor follower. Prinsip pengaturan
kecepatan motor DC dengan rangkaian “Pengontrol Kecepatan Motor DC Dengan Transistor”
ini adalah dengan mengatur level tegangan supply ke motor DC, oleh karena itu konsep ini
dinamakan emitor follower. Rangkaian pengatur kecepatan motor DC jenis ini sangat
sederhana. Sebenarnya cukup dengan 1 transistor saja, tapi kali ini dibuat darlington untuk
mendapatkan arus yang lebih besar.
Prinsip kerja dari rangkaian Pengontrol Kecepatan Motor DC Dengan Transistor diatas
dimulai dengan pemberian bias tegangan basis Q1 yang level tegangannya diatur oleh VR1.
Kemudian Q1 akan memberikan tegangan driver ke Q2 yang levelnya sebanding dengan
tegangan bias dari VR1 dan akhirnya tegangan dari emitor Q2 tersebut sebagai supply
tegangan motor DC, dimana semakin tinggi level tegangan supply tersebut semakin tinggi
pula kecepatan yang dihasilkan. D1 dan D2 berfungsi sebagai dumping dari tegangan balik
motor DC. Sumber tegangan untuk mengoperasikan rangkaian Pengontrol Kecepatan Motor
DC Dengan Transistor ini disesuaikan dengan kebutuhan atau tegangan kerja motor DC yang
digunakan.

2. Penyerempakan memori dan penyerempakan I/O bersifat analogis. Deskripsikan ciri-ciri


penyerempakan pada sistem asinkron

Pada system asinkron tercirikan adanya :


- Jumlah saluran bus pengendali lebih banyak
- Memungkinkan penggunaan piranti berkecepatan berbeda dalam satu system yang
sama

Jika pada transmisi sinkron tidak memiliki bit awalan dan akhitan, maka transmisi tak
sinkron memiliki kedua bit tersebut. Pada transmisi ini, informasi akan diuraikan menjadi
karakter dan masing masing karakter tersebut memiliki bit yang diidentifikasikan sebagai
awalan blok (star block) dan bit akhiran blok (stop block).

Pengiriman data tak sinkron ini lebih sederhana dibanding-kan dengan pengiriman
data sinkron karena hanya isyarat data saja yang dikirimkan. Clock penerima dibangkitkan
secara lokal di dalam penerima dan tetap dijaga agar sesuai dengan clock pengirim. Bit
awal dan bit akhir yang dikirimkan tidak membawa informasi tetapi hanya menunjukkan
awal dan akhir setiap
karakter. Seperti pada gambar 4.4, terlihat bahwa setiap karakter memiliki panjang 10
bit dengan perincian sebagai berikut:

· 1 bit awalan blok.


· 1 bit akhiran blok.
· 7 bit berisi data.
· 1 bit sebagai paritas (bit ke delapan).
Sistem tak sinkron tidak begitu efisien karena hanya 7 dari 10 bit karakter yang dikirim
berisikan informasi sesungguhnya. Sedangkan 3 informasi hanya sebagai pelengkap
pengiriman.

Pada aplikasinya, saluran tak sinkron banyak digunakan un-tuk komunikasi terminal-
terminal dalam lingkungan rumah (within house}. Kanal seri pada setiap PC menggunakan
metode pengiriman tak sinkron untuk menghubungkannya ke printer, modem atau
peralatan eksternal lainnya seperti scanner dan lain-lain sehingga dapat dioperasikan
sebagai intellegent terminal. Dari sisi biaya, metode tak sinkron juga lebih murah
dibanding-kan dengan metode sinkron karena setiap byte yang diterima dibedakan
dengan bit awal dan bit akhir sehingga dapat melaku-kan penyesuaian dengan mudah.

Sedangkan kelemahan metode transmisi tak sinkron adalah hanya cocok digunakan untuk
laju transmisi yang rendah dengan dua penyebab sebagai berikut:

· Bahwa clock yang beroperasi bebas hanya memenuhi syarat pada laju yang rendah.
· Adanya bit awal dan bit akhir mengurangi efisiensi pengiriman bit sebesar 20 %.
Awal dari suatu karakter ditandai dengan start bit dengan nilai biner 0, bit bit untuk
karakter diikuti oleh suatu bit parity, yaitu pada posisi MSB ( Most Significant Bit). Setelah
bit parity, dikirimkan stop bit dengan nilai biner 1. Contoh : jika karakter ABC dikirim
tanpa bit parity dengan kode ASCII. Maka pola bitnya adalah
01000001100100001101100001111... 1 frame = karakter + start bit + stop bit.

3. Gambar berikut merupakan proses pengalamatan dalam sistem I/O.

Deskripsikan proses pada gambar di atas.

Setiap bit kode program menempati lokasi memori tertentudalam arah mode
pengalamatan setiap bit data akan mengikuti bit memori terkecil (ISB) ke besar (MSB)
mode pengalamatan dibagi 3 :
a. Direct addressing
b. Indirect
c. Immediate addressing
S1 sampai Sn dianalogikan sebagai bit data, dipetakan dan disimpan dalam memori
(bentuk data biner) kemudian data bit dalam memori akan diolah dan melakukan
instruksi – instruksi tertentu

pengalamatan memori atau penyimpanan program/data pada RAM/EPROM.


Kapasitas pengalamatan memori atau kapasitas penyimpanan pada RAM/EPROM
tergantung pada jumlah PIN alamat (Ao - An) dari RAM/EPROM tersebut dan dapat
dihitung dengan rumus :
Kapasitas Penyimpanan = 2 pangkat n+1
Sebagai contoh :
- Jumlah PIN sebuah RAM 6116 : sebanyak 11 buah (Ao - A10)
- Maka kapasitas RAM ini adalah : 2 pangkat (10+1) = 2 pangkat 11 = 2048 lokasi

Untuk menentukan alamat awal dan akhir dari penyimpanan/memori di atas dapat
ditentukan sebagai berikut:
- Alamat awal dapat ditentukan 0000H yaitu alamat awal program counter dari CPU atau
alamat akhir RAM/EPROM sebelumnya ditambah 1 (lihat gambar 1).
*)untuk memperbesar gambar silahkan klik gambar

- Alamat akhir dapat ditentukan sesuai dengan jumlah kapasitas RAM/EPROM tersebut
ditambah dengan alamat awalnya.

1. Pengalamatan RAM 6116 Dalam Operasi Dasar


Operasi dasar yang dilaksanakan pada RAM adalah operasi penulisan data atau
pembacaan data ke atau dari RAM oleh CPU. Data yang tersimpan sifatnya sementara,
dan tergantung catu daya pada RAM.

Gambar 2. Rangkaian RAM 6116

2. Proses Jalannya Operasi Dasar RAM 6116


a. Proses Penulisan Data :
- Tentukan data pada Bus Data ( SD3 - SD0 ), contoh : 6 H
- Tentukan Alamat Penyimpan ( SA3 - SA0 ), contoh : OH
- S WE dibuka ® operasi menulis
- S OE ditutup
- S CS ditutup - dibuka
- Ulangi proses penulisan diatas ( langkah 1 - 5 ) untuk mengisi alamat lainnya yaitu 4 H
dengan data EH (catu jangan diputuskan pada proses ini )

b. Proses Pembacaan Data :


- Posisi sakelar SD3 - SD0 pada posisi terbuka semua
- Tentukan Alamat Penyimpan ( SA3 - SA0 ) yang akan dibaca datanya, contoh : OH
- S WE ® ditutup
- S OE ® di buka ®operasi membaca
- S CS ® ditutup - dibuka
- Pada LED LD3 - LD0 akan menunjukkan data 6 H
- Ulangi proses pembacaan diatas ( langkah 1 - 6 ) untuk membaca isi alamat penyimpan
lainnya, yaitu : 4 H.
- Data yang akan ditunjukkan pada LED LD3 - LD0 adalah EH.

3. Pengalamatan EPROM 2716 Dalam Operasi Daasar


Operasi dasar yang dapat dilakukan pada EPROM adalah hanya operasi
pembacaan data dari EPROM oleh CPU. Data tersimpan tetap paten pada EPROM dan
tidak tergantung pada catu daya. Pengisian data pada EPROM dilakukan dengan
mempergunakan EPROM Writer/Programer.

Gambar 3. Rangkaian EPROM 2716

4. Jalannya Operasi Dasar (Proses Pembacaan) EPROM 2716


Tentukan alamat penyimpan (SA3 - SA0) yang isinya akan dibaca
S OE ® di buka
S CS ® ditutup - dibuka
Pada LD3 - LD0 akan menunjukkan isi alamat yang dipilih
Ulangi langkah 1 - 4 untuk membaca data pada alamat lain
Putuskan catu daya chip 2716
Ulangi langkah 1 - 5 untuk membaca data alamat - alamat yang sama pada langkah 1 - 5
Hasil pada LD3 - LD0 menunjukkan data yang sama walaupun catu daya telah
diputuskan.

5. Pengalamatan RAM 6116 dan EPROM 2716 pada Sistem Minimal Z-80
Dalam pengalamatan ini , beberapa pin masukan dari CPU Z - 80, juga dipergunakan
dalam pengalamatan RAM dan EPROM ini.
Selain pin - pin kontrol WR/WE , RD /OE dan Bus Data, dari CPU, juga digunakan
pin - pin alamat A15 - A0 dan MREQ.
A15 - A0 dipergunakan untuk memberikan data alamat RAM/EPROM.
MREQ digunakan bersama sinyal - sinyal alamat A15 - A0 untuk mengaktifkan
RAM/EPROM.
Rangkaian pendekode pengalamatan RAM/EPROM berfungsi untuk mengaktifkan
RAM/EPROM pada daerah pengalamatannya, yaitu mulai dari alamat awal sampai
alamat akhir dari RAM/EPROM, sesuai dengan peta pengalamatannya.
Pin - pin alamat CPU yang tidak termasuk dalam daerah pengalamatan
RAM/EPROM, harus diperhatikan dan diikutkan dalam pengalamatan RAM/EPROM.
Untuk menghindari adanya beberapa alamat RAM atau EPROM yang menunjuk
pada data lokasi RAM/EPROM yang sama, oleh sebab itu pin - pin alamat CPU ini
bersama - sama dengan sinyal MREQ dipergunakan sebagai masukan dari pendekode
pengalamatan RAM/EPROM.
Hasil pendekodean alamat ( keluaran pendekode pengalamatan ), dihubungkan ke
pemilih Chip ( CS / CE ) dari masing - masing Chip.

Gambar 4.

6. Perencanaan Pendekode Pengalamatan RAM/EPROM


a. Pemetaan Lokasi Pengalamatan

*) untuk memperbesar klik gambar

b. Persamaan Boole
CS EPROM = (( MREQ v A15 ) v A14 v A13 v A12)
CS RAM = ((( MREQ v A15 ) v A14 ) v A13 v A12 ) v A11)
---> Bekerja dengan negatif ---> yang dicari.

c. Rangkaian Pendekode Pengalamatan RAM /EPROM


4. Gambar berikut merupakan aplikasi program dengan PLC untuk instruksi LOAD dan LOAD
NOT, dengan keluaran ...

Buatlah ringkasan output dari rangkaian sistem di atas.

ringkasan output dari rangkaian system aplikasi program dengan PLC untuk instruksi LOAD
dan LOAD NOT diagram leader dengan mneumonik

Pada instruksi dialamat 00001 akan jalan jika operand 000 berlogika true dan tidak akan
dijalankan oleh prosesor jika oprend 000 dalam kondisi false. Kemudian instruksi pada
alamat 00003 akan langsung dikerjakan oleh prosessor, pada saat aktif karena operand 001
pada alamat 00002 berlogika true (belum diinstruksikan ), dan jika operand 001 dialamat
00002 diberi logika false / di NO maka instruksi program pada alamat 00003 akan berhenti
atau tidak dieksekusi

Kode mnemonic atau Statement List (STL), memberikan cara pandang lain untuk membuat
suatu program. Suatu himpunan instruksi diberikan dalam bentuk lain namun memiliki
tujuan yang sama. Dilihat dari susunannya, kode mnemonic terdiri dari beberapa kolom
instruksi. Adapun kolom-kolom tersebut terdiri dari:
 Operasi, menjelaskan mengenai perintah yang harus dilaksanakan. Ditampilkan pada
kolom sebelah kiri.
 Operand, yaitu sesuatu yang akan dioperasikan oleh operasi. Dengan kata lain, nilai
yang akan diproses oleh operasi. Bentuknya dapat berupa nilai, alamat input/output, atau
alamat memory. Ditampilkan pada kolom sebelah kanan.
Berikut merupakan perbandingan antara pemrograman PLC dengan kode mnemonic yang
ditunjukkan pada Gambar 1, dan ladder logic diagram yang ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 1 dan Gambar 2 menunjukkan operasi-operasi sederhana berupa LOAD dan LOAD
NOT. M0000 sebagai alamat input, sedangkan P0063 dan P0064 masing-masing sebagai
alamat output.
Jika dilihat dari struktur keduanya dapat dikatakan mirip. Kode mnemonic maupun ladder
diagram melaksanakan perintah operasi yang sama dengan ladder diagram. Perbedaannya
terletak pada cara pemrograman.

Prinsip kerja program tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

- Baris instruksi 0000 hingga 0001 pada Gambar 1 menunjuk kepada instruksi baris
instruksi 0 pada Gambar 2. Yaitu load suatu nilai binner 0/1 dengan keadaan awal
normali open (off atau 0),
- Baris instruksi 0002 hingga 0003 pada Gambar 1 menunjuk kepada instruksi baris
instruksi 2 pada Gambar 2. Yaitu load suatu nilai binner 0/1 dengan keadaan awal
normali open (on atau 1),
- Jika input diberi toogle (diubah kondisinya), keluaran yang diperoleh akan berbalik
untuk baris instruksi 0 pada alamat P0063 dan 2 pada alamat P0063.
- Salah satu vendor PLC yang memberikan pilihan pemrograman dengan kode
mnemonic yaitu Ge-Fanuc. Digunakan melalui Software KGL-WIN.

5. Gambar yang berikut menjelaskan tentang aplikasi program pengontrolan.

Buatlah tabel output dari sistem tersebut.

Aplikasi PLC pada Kontrol Motor AC Tiga Fasa Secara Langsung (DOL

Pada kontrol motor ini, motor ac tiga-fasa dijalankan secara langsung (DOL). Adapun
penjelasan fungsi kerja sistemnya sebagai berikut Jika saklar S2 ditekan (ON), maka
dengan segera kontaktor K1 bekerja, kontak K1 mengunci. Dengan memutus saklar S1,
maka kontaktor K1 lepas terputus.

tabel output dari sistem aplikasi program pengontrolan

A B C

0 0 0

0 1 1

1 0 0

1 1 0

Anda mungkin juga menyukai