Laporan Linbud
Laporan Linbud
A. Deskripsi Subyek
1) Subyek Pertama (Toraja)
a. Fisik
Subyek memiliki tinggi badan sekitar 168 cm, berat badan sekitar 60-
65 kg, kulit sawo matang, rambut rapi (Ala TNI) dengan memakai celana
pendek warna navy (biru tua), baju kerah warna putih
Subyek memiliki tinggi badan sekitar 165 cm, berat badan sekitar 56,
kulit hitam salak, rambut bergelombang, kumis dan janggot tipis dengan
memakai baju hitam dan celana jeans warna biru keputihan, subyek
merupakan anak kelima dari lima bersaudara dan orang tua subyek
merupakan orang asli yang berasal dari bone.
Subyek tinggi badan sekitar 163 cm, berat badan sekitar 50 kg, kulit
sawo matang dan mulai keliatan keriput di tangan, rambut bergelombang
dan beruban, dengan memakai baju batik warna hijau dan celana kain
warna hitam, subyek merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, subyek
memiliki 5 anak, 1 anak perempuan dan 4 anak laki-laki.
Subyek memiliki tinggi badan sekitar 154 cm dengan berat badan sekitar
43 kg, subyek memakai jilbab coklat dengan dipadukan dengan baju seragam
dinas, subyek memiliki 3 orang anak, 2 cewek dan 1 cowok, suami subyek
merupakan seorang guru yang mengajar didaerah setempat.
B. GAMBARAN BUDAYA
1) Suku Tanah Toraja
Tanah toraja merupakan salah satu tempat wisata kultural, religius serta
tempat wisata alam, nilai dan kebudayaan toraja sangat dijunjung tinggi, hal
apapun yang memasuki daerah toraja ini tidak akan bisa merubah nilai-nilai
yang sudah ada sejak dulu, dan setiap upacara sudah mempunyai aturan
tersendiri, dan upacara itu ada yang bisa dilaksanakan diluar dan ada juga
yang bisa dilaksanakan didalam rumah tongkonan itu.
Sejarah mencatat bahwa Bone dahulu merupakan salah satu kerajaan besar
di nusantara pada masa lalu. Kerajaan Bone dalam catatan sejarah didirikan
oleh Raja Bone ke-1 yaitu ManurungngE Rimatajang pada tahun 1330,
mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Latenritatta Arung
Palakka Matinroe ri Bontoala, pertengahan abad ke-17. Kebesaran kerajaan
Bone tersebut dapat memberi pelajaran dan hikmah yang bagi masyarakat
Bone saat ini dalam rangka menjawab dinamika pembangunan dan perubahan-
perubahan sosial, perubahan ekonomi, pergeseran budaya serta dalam
menghadapi kecenderungan yang bersifat global.
Belajar dan mengambil hikmah dari sejarah kerajaan Bone pada masa lalu
minimal terdapat tiga hal yang bersifat mendasar untuk diaktualisasikan dan
dihidupkan kembali karena memiliki persesuaian dengan kebutuhan
masyarakat Bone dalam upaya menata kehidupan ke arah yang lebih baik.
Ketiga hal yang dimaksud adalah :
a. Wisata Bahari
Wisata bahari ini terdiri dari pulau Sappoang, Pulau Gusung
Toraya di Kecamatan Binuang dan Pantai Palippis di Kecamatan Balanipa.
Pulau-pulau itu semakin diperindah dengan lopi sandeq atau aktivitas nelayan
Mandar yang terkenal sebagai pelaut ulung.
b. Lopi Sandeq
c. Pantai Bahari
Letaknya tepat berada di Kota Polewali, Ibu kota Kabupaten Polewali
Mandar. Dahulu Pelabuhan Bahari sangat ramai kapal pelayaran antar pulau
untuk mengangkut hasil bumi dari Polewali Mandar, seperti kopra dan beras.
Pada malam hari pantai Bahari sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan
domestik yang terutama yang berasal dari beberapa Kabupaten/Kota yang ada
di sekitarnya, antara lain dari Kabupaten Majene, Kabupaten Pinrang dan Kota
Parepare. Di tempat ini pengunjung disuguhi dengan wisata kuliner dengan
berbagai pilihan.
d. Wisata Alam
Wisata alam ini terdiri dari air terjun Indo Ranoang, permandian Limbong
di Kecamatan Anreapi, permandian Biru di Kecamatan Binuang dan objek tirta
bendungan pengairan Sekka-Sekka di Kecamatan Mapilli yg perbatasan
dengan kecamatan Luyo.
e. Air Terjun Indo Ranoang & Limbong
Air terjun Indo Ranoang dan permandian Limbong berada di lokasi yang
sama. Indo Ranoang merupakan sumber air yang tak pernah kering bagi
permandian Limbong, sekaligus hulu sungai yang sama walau berada di tempat
yang berbeda.
f. Air Terjun Limbong Miala dan Limbong Kamandan
Permandian alam ini terletak di Desa Kurrak kecamatan Tapango. Karena
didukung alamnya yang asri dan sejuk permandian alam ini sangat menarik
untuk dikunjungi terutama bagi mereka yang ingin menikmati hawa
pegunungan. Jarak tempuh dari kota Polewali sekitar satu setengah jam melalui
Wonomulyo, Pelitakan Tapango, Riso dan Kalimbua. Jarak tempuh yang
terbilang dekat dari kota Polewali karena jalan menuju permandian telah
dirintis oleh Pemerintah Daerah yang dapat dilalui kendaraan roda dua dan
roda empat.
g. Limbong Lebok ( Biru )
Permandian alam ini terletak di Kanang, Desa Batetangnga kecamatan
Binuang. Hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit dari pusat kota Polewali
yang berjarak 11 Km dari lokasi ini,permandian ini merupakan permandian
yang cukup terkenal akan buah-buahannya seperti Langsat, durian, dan
Rambutan.
h. Sekka-sekka
Objek wisata Bendungan Sekka-Sekka merupakan objek wisata yang
sangat indah dengan pemandangan yang asri dan cuaca yang sejuk. Objek ini
mempunyai fungsi ganda di mana selain sebagai objek wisata sekaligus
difungsikan pula sebagai sarana air bersih di Kabupaten Polewali Mandar.
Salah satu kekhasan suatu daerah adalah makanan. Alam dan iklim turut
membentuk terciptanya berbagai macam dan jenis makanan, sehingga di mana-
mana kita sering menemukan variasi makanan dari bahan yang sama.Khusus di
Polewali Mandar, sebagaimana juga diwilayah Mandar lainnya, golla kambu,
loka anjoroi atau bau peapi adalah sedikit di antara sekian jenis makanan
tradisional yang masyhur dan menjadi ikon Polewali Mandar di bidang
makanan.
Dari tiga jenis makanan tersebut, baru golla kambu yang dikelola dan
dikembangkan, baik pada cita rasa maupun kemasan. Makanan khas ini terbuat
dari gula aren yang dicampur beras ketan dan diberi parutan kelapa. Dengan
rasanya yang manis, membuat makanan ini sangat enak dinikmati untuk
sarapan. Dengan kekhasan itulah, golla kambu dikemas dan dijajakan di pasar-
pasar atau dideretan kios golla kambu di depan Kantor Kecamatan
Campalagian. Ditempat ini, kendaraan roda empat atau roda dua yang melintas
biasanya singgah untuk menyempatkan membeli oleh-oleh golla kambu.
Adapun loka anjoroi (pisang yang disantan) dan bau peapi (ikan yang dimasak
dengan bumbu-bumbu ala Mandar) dapat dinikmati hangat-hangat saat rekreasi
atau suasana santai.
4. Suku Makassar
C. ANALISA DATA
1) Suku Tanah Toraja
a. Lopi Sandeq
b. Pantai Bahari
c. Air Terjun Indo Ranoang & Limbong
d. Air Terjun Limbong Miala dan Limbong Kamandan
e. Limbong Lebok ( Biru )
f. Sekka-sekka
4. Suku Makassar