Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Subyek
1) Subyek Pertama (Toraja)
a. Fisik

Subyek memiliki tinggi badan sekitar 168 cm, berat badan sekitar 60-
65 kg, kulit sawo matang, rambut rapi (Ala TNI) dengan memakai celana
pendek warna navy (biru tua), baju kerah warna putih

b. Lama tinggal : 28 tahun


c. Pedidikan : -

2) Subyek kedua ( Bone )


a. Fisik

Subyek memiliki tinggi badan sekitar 165 cm, berat badan sekitar 56,
kulit hitam salak, rambut bergelombang, kumis dan janggot tipis dengan
memakai baju hitam dan celana jeans warna biru keputihan, subyek
merupakan anak kelima dari lima bersaudara dan orang tua subyek
merupakan orang asli yang berasal dari bone.

b. Lama tinggal : sekitar 23 tahun


c. Pendidikan : Subyek memiliki pendidikan terakhir SMA

3) Subyek ketiga (Mandar)


a. Fisik

Subyek tinggi badan sekitar 163 cm, berat badan sekitar 50 kg, kulit
sawo matang dan mulai keliatan keriput di tangan, rambut bergelombang
dan beruban, dengan memakai baju batik warna hijau dan celana kain
warna hitam, subyek merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, subyek
memiliki 5 anak, 1 anak perempuan dan 4 anak laki-laki.

b. Lama tinggal : 36 tahun


c. Pendidkan : Subyek memiliki pendidikan terakhir SMA
4) Subyek keempat (Makassar)
a. Fisik

Subyek memiliki tinggi badan sekitar 154 cm dengan berat badan sekitar
43 kg, subyek memakai jilbab coklat dengan dipadukan dengan baju seragam
dinas, subyek memiliki 3 orang anak, 2 cewek dan 1 cowok, suami subyek
merupakan seorang guru yang mengajar didaerah setempat.

b. Lama tinggal : 33 tahun


c. Pendidikan : Subyek merupakan lulusan dari slah satu universitas yang ada
di kota Makassar dengan gelar Sarjana Ekonomi

B. GAMBARAN BUDAYA
1) Suku Tanah Toraja

Tanah toraja merupakan salah satu tempat wisata kultural, religius serta
tempat wisata alam, nilai dan kebudayaan toraja sangat dijunjung tinggi, hal
apapun yang memasuki daerah toraja ini tidak akan bisa merubah nilai-nilai
yang sudah ada sejak dulu, dan setiap upacara sudah mempunyai aturan
tersendiri, dan upacara itu ada yang bisa dilaksanakan diluar dan ada juga
yang bisa dilaksanakan didalam rumah tongkonan itu.

Masyarakat toraja memiliki ciri khas di bangunannya yang tampak seperti


kapal, rumah adapt tersebut dinamakan dengan Rumah Tongkonan, rumah
tongkonan ini ada 2 macam, ada yang di gunakan sebagai lumbung yang
berfungsi untuk menyimpan hasil tanam atau hasil panen dan sebagai rumah
tinggal yang ditinggali oleh orang yang memiliki tongkonan tersebut, rumah
tongkonan ini juga merupakan milik kelompok dan bukan milik pribadi yang
mempunyai garis keturunan yang ada di rumah tomgkonan itu, tongkonan
juga berfungsi sebagai pemersatu garis keturunan.

Dalam masyarakat Toraja ketika ingin mengambil keputusan harus melalui


orang yang dianggap tua oleh masyarakat Toraja, namun tidak semua
keputusan itu diambil alih oleh orang yang dianggap tua itu, terkadang juga
melalui musyawarah yang melibatkan masyarakat sekitar yang memiliki
pangkat dan jabatan (strata). Dan dalam pengobatan di masyarakat Toraja ini
walaupun sekarang merupakan era zaman modern namun mereka terkadang
menggunakan obat-obatan tradisional, tergantung dari penyakit yang diderita
oleh orang tersebut..
Alasan mengapa kebudayaan masyarakat toraja masih ada sampai
sekarang itu dikarenakan setiap pelaksanaan kegiatan tersebut mereka harus
melaksanakan seperti biasanya, namun walaupun demikian ada beberapa
kebudayaan atau kebiasaan yang memang harus menyesuaikan dengan zaman
yang sekarang, misalnya dahulu itu orang rata-rata kemana harus berjalan kaki
dan sekarang sudah ada yang namanya motor. Di masyarakat toraja juga
ketika ingin dianggap sebagai kakak dalam keluarga mereka harus memenuhi
tanggungjawab yang diberikan namun itu hanya berlaku dalam hal-hal tertentu
saja.

2) Suku Bugis Bone

Sejarah mencatat bahwa Bone dahulu merupakan salah satu kerajaan besar
di nusantara pada masa lalu. Kerajaan Bone dalam catatan sejarah didirikan
oleh Raja Bone ke-1 yaitu ManurungngE Rimatajang pada tahun 1330,
mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Latenritatta Arung
Palakka Matinroe ri Bontoala, pertengahan abad ke-17. Kebesaran kerajaan
Bone tersebut dapat memberi pelajaran dan hikmah yang bagi masyarakat
Bone saat ini dalam rangka menjawab dinamika pembangunan dan perubahan-
perubahan sosial, perubahan ekonomi, pergeseran budaya serta dalam
menghadapi kecenderungan yang bersifat global.

Belajar dan mengambil hikmah dari sejarah kerajaan Bone pada masa lalu
minimal terdapat tiga hal yang bersifat mendasar untuk diaktualisasikan dan
dihidupkan kembali karena memiliki persesuaian dengan kebutuhan
masyarakat Bone dalam upaya menata kehidupan ke arah yang lebih baik.
Ketiga hal yang dimaksud adalah :

Pertama, pelajaran dan hikmah dalam bidang politik dan tata


pemerintahan. Dalam hubungannya dengan bidang ini, sistem kerajaan Bone
pada masa lalu sangat menjunjung tinggi kedaulatan rakyat atau dalam
terminologi politik modern dikenal dengan istilah demokrasi. Ini dibuktikan
dengan penerapan representasi kepentingan rakyat melalui lembaga
perwakilan mereka di dalam dewan adat yang disebut "Ade Pitue", yaitu tujuh
orang pejabat adat yang bertindak sebagai penasihat raja. Segala sesuatu yang
terjadi dalam kerajaan dimusyawarahkan oleh Ade' Pitue dan hasil keputusan
musyawarah disampaikan kepada raja untuk dilaksanakan. Ade Pitu
merupakan lembaga pembantu utama pemerintahan Kerajaan Bone yang
bertugas mengawasi dan membantu pemerintahan kerajaan Bone yang terdiri
dari 7 (tujuh) orang yaitu :
1. ARUNG UJUNG
Bertugas Mengepalai Urusan Penerangan Kerajaan Bone.
2. ARUNG PONCENG
Bertugas Mengepalai Urusan Kepolisian/Kejaksaan dan
Pemerintahan.
3. ARUNG TA
Bertugas Bertugas Mengepalai Urusan Pendidikan dan Urusan
Perkara Sipil.
4. ARUNG TIBOJONG
Bertugas Mengepalai Urusan Perkara / Pengadilan Landschap/
Hadat Besar dan Mengawasi Urusan Perkara Pengadilan Distrik.
5. ARUNG TANETE RIATTANG
Bertugas Mengepalai Memegang Kas Kerajaan, Mengatur Pajak
dan Mengawasi Keuangan.
6. ARUNG TANETE RIAWANG
Bertugas Mengepalai Pekerjaan Negeri (Landsahap Werken – LW)
Pajak Jalan Pengawas Opzichter.
7. ARUNG MACEGE
Bertugas Mengepalai Pemerintahan Umum Dan Perekonomian.

Selain itu di dalam penyelanggaraan pemerintahan sangat


mengedepankan asas kemanusiaan dan musyawarah. Prinsip ini berasal dari pesan
Kajaolaliddong seorang cerdik cendikia Bone yang hidup pada tahun 1507-1586
pada masa pemerintahan Raja Bone ke-7 Latenri Rawe Bongkangnge. Kajao
lalliddong berpesan kepada Raja bahwa terdapat empat faktor yang membesarkan
kerajaan yaitu:

a. Seuwani, Temmatinroi matanna Arung Mangkau'E mitai munrinna gau'e


(Mata Raja tak terpejam memikirkan akibat segala perbuatan).
b. Maduanna, Maccapi Arung Mangkau'E duppai ada' (Raja harus pintar
menjawab kata-kata).
c. Matellunna, Maccapi Arung MangkauE mpinru ada' (Raja harus pintar
membuat kata-kata atau jawaban).
d. Maeppa'na, Tettakalupai surona mpawa ada tongeng (Duta tidak lupa
menyampaikan kata-kata yang benar).

Pesan Kajaolaliddong ini antara lain dapat diinterpretasikan ke dalam


pemaknaan yang mendalam bagi seorang raja betapa pentingnya perasaan,
pikiran dan kehendak rakyat dipahami dan disikapi.
Kedua, yang menjadi pelajaran dan hikmah dari sejarah Bone terletak
pada pandangan yang meletakkan kerjasama dengan daerah lain, dan
pendekatan diplomasi sebagai bagian penting dari usaha membangun negeri
agar menjadi lebih baik. Urgensi terhadap pandangan seperti itu tampak jelas
ketika kita menelusuri puncak-puncak kejayaan Bone dimasa lalu. Dan
sebagai bentuk monumental dari pandangan ini di kenal dalam sejarah akan
perjanjian dan ikrar bersama kerajaan Bone, Wajo, dan Soppeng yang
melahirkan TELLUMPOCCOE atau dengan sebutan lain "LAMUMPATUE
RI TIMURUNG" yang dimaksudkan sebagai upaya mempererat tali
persaudaraan ketiga kerajaan untuk memperkuat posisi kerajaan dalam
menghadapi tantangan dari luar.

Ketiga, warisan budaya kaya dengan pesan. Pesan kemanusiaan yang


mencerminkan kecerdasan manusia Bone pada masa lalu. Banyak hikmah
yang bisa dipetik dalam menghadapi kehidupan, dalam menjawab tantangan
pembangunan dan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang semakin
cepat. Namun yang terpenting adalah bahwa semangat religiusitas orang
Bone dapat menjawab perkembangan zaman dengan segala bentuk perubahan
dan dinamikanya.

3) Suku Polewali Mandar

Polewali Mandar memiliki sejumlah kekhasan, seperti kekayaan alam dan


budaya. Kekayaan Polewali Mandar itu oleh penduduknya telah diolah
sedemikian rupa dan menghasilkan berbagai hasil bumi dan karya-karya
kebudayaan. Pada sektor pariwisata, Polewali Mandar juga memiliki potensi
yang besar dibandingkan daerah lainnya di Sulawesi Barat. Di antara potensi
itu adalah wisata bahari, wisata alam, wisata budaya yang tersebar di beberapa
kecamatan. Adapun objek wisata wisata tersebut adalah:

a. Wisata Bahari
Wisata bahari ini terdiri dari pulau Sappoang, Pulau Gusung
Toraya di Kecamatan Binuang dan Pantai Palippis di Kecamatan Balanipa.
Pulau-pulau itu semakin diperindah dengan lopi sandeq atau aktivitas nelayan
Mandar yang terkenal sebagai pelaut ulung.

b. Lopi Sandeq

Salah satu warisan kebudayaan bahari Mandar adalah lopi sandeq.


Bentuknya yang mungil menjadikan perahu ini lincah di samudera. Lopi
sandeq terdiri dari anasir perahu, antara lain tambera, sobal, guling,
pallayarang, palatto, tadiq, petaq dan sebagainya. Oleh nelayan, perahu ini
kerap digunakan sebagai alat transportasi antar pulau, mencari ikan atau
motangnga (berburu telur ikan terbang). Bahkan untuk memeriahkan perayaan
Hari Kemerdekaan RI, setiap tahun diadakan Sandeq Race yang diikuti
berbagai kalangan di Sulawesi hingga mancanegara. Tak terhitung jumlah
peneliti yang tertarik dan telah melakukan riset tentang sandeq dan tradisi
bahari Mandar.

c. Pantai Bahari
Letaknya tepat berada di Kota Polewali, Ibu kota Kabupaten Polewali
Mandar. Dahulu Pelabuhan Bahari sangat ramai kapal pelayaran antar pulau
untuk mengangkut hasil bumi dari Polewali Mandar, seperti kopra dan beras.
Pada malam hari pantai Bahari sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan
domestik yang terutama yang berasal dari beberapa Kabupaten/Kota yang ada
di sekitarnya, antara lain dari Kabupaten Majene, Kabupaten Pinrang dan Kota
Parepare. Di tempat ini pengunjung disuguhi dengan wisata kuliner dengan
berbagai pilihan.
d. Wisata Alam
Wisata alam ini terdiri dari air terjun Indo Ranoang, permandian Limbong
di Kecamatan Anreapi, permandian Biru di Kecamatan Binuang dan objek tirta
bendungan pengairan Sekka-Sekka di Kecamatan Mapilli yg perbatasan
dengan kecamatan Luyo.
e. Air Terjun Indo Ranoang & Limbong
Air terjun Indo Ranoang dan permandian Limbong berada di lokasi yang
sama. Indo Ranoang merupakan sumber air yang tak pernah kering bagi
permandian Limbong, sekaligus hulu sungai yang sama walau berada di tempat
yang berbeda.
f. Air Terjun Limbong Miala dan Limbong Kamandan
Permandian alam ini terletak di Desa Kurrak kecamatan Tapango. Karena
didukung alamnya yang asri dan sejuk permandian alam ini sangat menarik
untuk dikunjungi terutama bagi mereka yang ingin menikmati hawa
pegunungan. Jarak tempuh dari kota Polewali sekitar satu setengah jam melalui
Wonomulyo, Pelitakan Tapango, Riso dan Kalimbua. Jarak tempuh yang
terbilang dekat dari kota Polewali karena jalan menuju permandian telah
dirintis oleh Pemerintah Daerah yang dapat dilalui kendaraan roda dua dan
roda empat.
g. Limbong Lebok ( Biru )
Permandian alam ini terletak di Kanang, Desa Batetangnga kecamatan
Binuang. Hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit dari pusat kota Polewali
yang berjarak 11 Km dari lokasi ini,permandian ini merupakan permandian
yang cukup terkenal akan buah-buahannya seperti Langsat, durian, dan
Rambutan.
h. Sekka-sekka
Objek wisata Bendungan Sekka-Sekka merupakan objek wisata yang
sangat indah dengan pemandangan yang asri dan cuaca yang sejuk. Objek ini
mempunyai fungsi ganda di mana selain sebagai objek wisata sekaligus
difungsikan pula sebagai sarana air bersih di Kabupaten Polewali Mandar.

Sebagai salah satu pilar kebudayaan Mandar, kesenian mandar yang


merupakan unsur kebudayaan yang biasa diselenggarakan dalam kegiatan
perkawinan (mappakaweng) atau khataman Al-Qur’an (mappatammaq).
Kesenian itu antara lain Tari Pattuqduq, Pakkacaping (menggunakan kecapi),
Parrawana (menggunakan rebana/tambur), Orkes Toriolo (kelompok kesenian
atau band), Passayang-sayang (sastra lisan/berbalas syair), Kalindaqdaq (syair
lisan/tertulis berisi petuah) dan Saeyang pattuqduq (kuda menari mengikuti
irama).Kesenian yang paling dinantikan adalah saeyang pattuqduq. Saeyang
pattuqduq oleh masyarakat Mandar diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan
khataman Al-Qur’an (mappatammaq), khitanan (massunnaq), maulid Nabi
(mamunuq), perkawinan (tokaweng) atau memeriahkan acara
syukuran.Saeyang pattuqduq ditunggangi oleh gadis-gadis cantik dan diiringi
dengan irama tabuhan rebana sambil berkeliling kampung. Sementara itu
sekelompok orang saling berbalas pantun dalam bahasa Mandar di depan kuda
menari tersebut.

Salah satu kekhasan suatu daerah adalah makanan. Alam dan iklim turut
membentuk terciptanya berbagai macam dan jenis makanan, sehingga di mana-
mana kita sering menemukan variasi makanan dari bahan yang sama.Khusus di
Polewali Mandar, sebagaimana juga diwilayah Mandar lainnya, golla kambu,
loka anjoroi atau bau peapi adalah sedikit di antara sekian jenis makanan
tradisional yang masyhur dan menjadi ikon Polewali Mandar di bidang
makanan.

Dari tiga jenis makanan tersebut, baru golla kambu yang dikelola dan
dikembangkan, baik pada cita rasa maupun kemasan. Makanan khas ini terbuat
dari gula aren yang dicampur beras ketan dan diberi parutan kelapa. Dengan
rasanya yang manis, membuat makanan ini sangat enak dinikmati untuk
sarapan. Dengan kekhasan itulah, golla kambu dikemas dan dijajakan di pasar-
pasar atau dideretan kios golla kambu di depan Kantor Kecamatan
Campalagian. Ditempat ini, kendaraan roda empat atau roda dua yang melintas
biasanya singgah untuk menyempatkan membeli oleh-oleh golla kambu.
Adapun loka anjoroi (pisang yang disantan) dan bau peapi (ikan yang dimasak
dengan bumbu-bumbu ala Mandar) dapat dinikmati hangat-hangat saat rekreasi
atau suasana santai.
4. Suku Makassar

Makassar merupakan kota yang multi etnis Penduduk Makassar


kebanyakan dari Suku Makassar dan Suku Bugis, sisanya berasal dari Toraja,
Mandar, Buton, Tionghoa, Jawa dan sebagainya. Dalam kebudayaan
Makkassar ada yang dinamakan dengan atraksi permainan tradisional
"Ma'raga", Ma`raga merupakan pertunjukan permainan bola raga yang
dipindahkan dari kaki ke kaki atau ke tangan, pertunjukan ini dimainkan
dengan suka cita. Para pemain menggunakan pakaian adat seperti passapu dan
sarung, biasanya dimainkan oleh 6 orang pemain. Pertunjukan ini akan
semakin menarik ketika para pemain mulai saling menopang hingga semakin
tinggi dan tetap lihai memainkan bola dan tidak terjatuh ke tanah. Dan ada juga
atraksi permainan rakyat "Mappadendang", tarian magis "Pepe-pepeki ri
Makka", tarian ritual Bissu "Ma'giri", dan dalam tarian pasti ada pengiring dan
pemain gendang tersebut dinamakan "Gandrang Bulo", tarian-tarian tradisional
seperti Tari Pakarena.

C. ANALISA DATA
1) Suku Tanah Toraja

Tanah toraja merupakan salah satu tempat wisata kultural, religius


serta tempat wisata alam, nilai dan kebudayaan toraja sangat dijunjung
tinggi, Masyarakat toraja memiliki ciri khas di bangunannya yang tampak
seperti kapal, rumah adapt tersebut dinamakan dengan Rumah Tongkonan,
rumah tongkonan ini ada 2 macam, ada yang di gunakan sebagai lumbung
yang berfungsi untuk menyimpan hasil tanam atau hasil panen dan sebagai
rumah tinggal yang ditinggali oleh orang yang memiliki tongkonan
tersebut, rumah tongkonan ini juga merupakan milik kelompok dan bukan
milik pribadi yang mempunyai garis keturunan yang ada di rumah
tomgkonan itu, tongkonan juga berfungsi sebagai pemersatu garis
keturunan.

2) Suku Bugis Bone


Sejarah mencatat bahwa Bone dahulu merupakan salah satu
kerajaan besar di nusantara pada masa lalu. Kerajaan Bone dalam catatan
sejarah didirikan oleh Raja Bone ke-1 yaitu ManurungngE Rimatajang
pada tahun 1330, mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan
Latenritatta Arung Palakka Matinroe ri Bontoala, pertengahan abad ke-17.
Kebesaran kerajaan Bone tersebut dapat memberi pelajaran dan hikmah
yang bagi masyarakat Bone saat ini dalam rangka menjawab dinamika
pembangunan dan perubahan-perubahan sosial, perubahan ekonomi,
pergeseran budaya serta dalam menghadapi kecenderungan yang bersifat
global.
Ade Pitu merupakan lembaga pembantu utama pemerintahan
Kerajaan Bone yang bertugas mengawasi dan membantu pemerintahan
kerajaan Bone yang terdiri dari 7 (tujuh) orang yaitu :
a. ARUNG UJUNG
Bertugas Mengepalai Urusan Penerangan Kerajaan Bone.
b. ARUNG PONCENG
Bertugas Mengepalai Urusan Kepolisian/Kejaksaan dan
Pemerintahan.
c. ARUNG TA
Bertugas Bertugas Mengepalai Urusan Pendidikan dan Urusan
Perkara Sipil.
d. ARUNG TIBOJONG
Bertugas Mengepalai Urusan Perkara / Pengadilan Landschap/
Hadat Besar dan Mengawasi Urusan Perkara Pengadilan Distrik.
e. ARUNG TANETE RIATTANG
Bertugas Mengepalai Memegang Kas Kerajaan, Mengatur Pajak
dan Mengawasi Keuangan.
f. ARUNG TANETE RIAWANG
Bertugas Mengepalai Pekerjaan Negeri (Landsahap Werken – LW)
Pajak Jalan Pengawas Opzichter.
g. ARUNG MACEGE
Bertugas Mengepalai Pemerintahan Umum Dan Perekonomian.

3) Suku Polewali Mandar

Polewali Mandar memiliki sejumlah kekhasan, seperti kekayaan


alam dan budaya. Kekayaan Polewali Mandar itu oleh penduduknya telah
diolah sedemikian rupa dan menghasilkan berbagai hasil bumi dan karya-
karya kebudayaan. Pada sektor pariwisata, Polewali Mandar juga memiliki
potensi yang besar dibandingkan daerah lainnya di Sulawesi Barat. Di
antara potensi itu adalah wisata bahari, wisata alam, wisata budaya yang
tersebar di beberapa kecamatan. Dan di daerah Polewali Mandar terdapat
beberapa tempat wisata bahari dan wisata alam, antara lain :

a. Lopi Sandeq
b. Pantai Bahari
c. Air Terjun Indo Ranoang & Limbong
d. Air Terjun Limbong Miala dan Limbong Kamandan
e. Limbong Lebok ( Biru )
f. Sekka-sekka

4. Suku Makassar

Makassar merupakan kota yang multi etnis Penduduk Makassar


kebanyakan dari Suku Makassar dan Suku Bugis, sisanya berasal dari Toraja,
Mandar, Buton, Tionghoa, Jawa dan sebagainya. Dalam kebudayaan Makkassar
ada yang dinamakan dengan atraksi permainan tradisional "Ma'raga", Ma`raga
merupakan pertunjukan permainan bola raga yang dipindahkan dari kaki ke kaki
atau ke tangan, pertunjukan ini dimainkan dengan suka cita, Dan ada juga atraksi
permainan rakyat "Mappadendang", tarian magis "Pepe-pepeki ri Makka", tarian
ritual Bissu "Ma'giri", dan dalam tarian pasti ada pengiring dan pemain gendang
tersebut dinamakan "Gandrang Bulo", tarian-tarian tradisional seperti Tari
Pakarena.
D. DISPLAY DATA
Indokator Toraja Bugis Makassar Mandar
Nilai Kebersamaan Sipakatau, Siri na pace Sipaqmandar
dan sipaka lebbih,
persaudaraan sipakainga
Kepribadian Tegas Lembut Keras Memegang
teguh
kebenaran
Perkembangan Teknologi Sistem Hubungan Remajanya
pertanian perdagangan social cenderung
menggunkan
teknologi
canggih
sedangkan
orang tua
masih
menggunakan
teknologi dulu.
Prilaku sosial Ramah Angkuh Ramah dan Ramah dan
sesama atau dengan suku temperamen terbuka dengan
bukan, lain tinggi suku lain
menjunjung
tinggi
kebersamaan
Emosi Dapat Lembut dalam Cenderung Menjunjung
mengontrol perkataan, terlibat tinggi makna
emosi sopan dalam konflik dan kesatuan dan
menyampaikan cenderung kehormatan
emosi memperliha
tkan
emosinya
BAB V
PEMBAHASAN DAN TEORI

A. Pengertian Psikologi Lintas Budaya

Kata “kebudayaan” berasal dari bahasa Sangsekerta “buddhayah“ yang


merupakan bentuk jamak kata “buddhi” yang berarti budi atau akal. Adapun
istilah Culture yang merupakan istilah asing yang juga memiliki kesamaan arti
dengan kata Latin “colore” yang berarti sebagai daya dan kegiatan manusia
mengolah dan mengubah alam (Soerjono Soekanto 2007:150).

Psikologi lintas-budaya adalah cabang psikologi yang terutama menaruh


perhatian pada pengujian berbagai kemungkinan batas-batas pengetahuan
dengan mempelajari orang-orang dari berbagai budaya yang berbeda.
Sedangkan dalam arti sempit dapat di artiakan Penelitian lintas budaya berarti
dilibatkannya partisipan dari latar belakang cultural yang berbeda dan
pengujian terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya perbedaan antara
partisipan tersebut. Yang membedakan antara psikologis lintas-budaya dengan
psikologis “tradisional” atau “mainstream” bukanlah fenomena yang
diperhatikan.

Perbedaanya lebih pada pengujian terhadap batasan-batasan atas


pengetahuan dengan memeriksa apakah suatu pengetahuan bisa diterapkan
atau didapatkan dari berbagai orang dengan latar belakang kultural yang
berbeda. Dan dengan mendefinisikan psikologi lintas-budaya seperti ini, ahli
psikologi dapat menerapkan teknik-teknik lintas budaya untuk menguji
keuniversalan atau kekhasan-kultural (cultural specifity)semua aspek perilaku
manusia. Budaya merupakan suatu konstruk individual-psikologis sekaligus
konstruk sosial-makro”. artinya, sampai batas tertentu, budaya ada di dalam
setiap dan masing-masing diri kita secara individual sekaligus ada sebagai
konstruk sosial-global. Tanah toraja memiliki beberapa nila-nilai budaya
yaitu nilai kebersamaan dan persaudaraan dimana ketik ada acara membuat
rumah, atau acara syukuran rumah pernikahan ataupun pesta kematian seluruh
keliarga secara otomatis akan berkumpul untuk membicarakan mengenai
pelaksanaan acara tersebut, keluarga akan membagi tugas mereka masing-
masing. Pada pernikahan di tana toraja ada beberapa kasta yaitu tanak kukua,
tana karurung, tana kulake, tanak kulake adalah kasta yang paling tinggi
(bangsawan) pada masyarakat toraja hanya yang bangsawan yang dapat
menaruh kepala kerbau di depan rumahnya. Pada pernikahan tidak ada yang
namanya memandang kasta, kasta atas dengan atas bawah dengan bawah.
Bugis ada nilai yang di percaya dan masih di pegang teguh oleh masyarakat
bugis hingga sekarang yaitu Sipakatau, sipaka inga, sipaka lebbih sipaka
lebbih yaitu saling menghormati, sipaka tau menghormati yang lebih tua, dan
sipaka inga saling peduli ataupun saling menasehati. Makassar nilai yang ada
pada suku Makassar sendiri ada banyak diantaranya adalah siri na pace, siri
napacce adalah kita harus malu sama orang-orang dan harus peduli dengan
orang-orang, ada banyak mitos-mitos yang di percaya oleh orang Makassar
sendiri yaitu jangan banyak tidur pada saat hamil besar karena pada saat
persalinan nantinya susah, jangan memakan udang pada saat hamil karena
pada saat persalinan ketika janinnya sudah mau keluar akan sulit bahkan bisa
masuk kembali, jangan bersiul ketika makan. Mandar masyarakat mandar
masih sangat mempercayai dan memegang teguh nilai-nilai tradisi yang dari
dulu di anut, seperti di rumah-rumah masyarakat mandar sendiri ada sebuah
balok yang di pasang pada pusaran rumah, yang dimana tiang ini sering di
gantungkan berbagaimacam buah buahan seperti pisang dan kelapa, selain itu
juga pada masayarakat mandar sendiri. Ada juga upacara besar yang di adakan
bernama mappasole yaitu melarungkan makanan di sungai seperi aneka kue
kue tradisional, dan hasil bumi.

Anda mungkin juga menyukai