Anda di halaman 1dari 8

PROGRAM KERJA TB DOTS

RS DR SISMADI

Jl. Raya Narogong KM 20 Cileungsi Bogor


Tlp. (021) 82484065, 82484066
I. Pendahuluan
Kasus tuberkulosis (TB) di dunia terus meningkat. Laporan WHO pada tahun 2009
memperkirakan ada 9,4 juta pasien TB. Saat ini merupakan indonesia merupakan negara
dengan kasus TB terbanyak di dunia. Petugas kesehatan yang menangani pasien TB
merupakan kelompok resiko tinggi untuk terinfeksi TB. Pencegahan dan pengendalian
infeksi TB bertujuan untuk mengurangi penularan TB dalam suatu Populasi. Dasar
pencegahan infeksi adalah diagnosis dini cepat tatalaksana TB yang adekuat. Tujuan
pencegahan dan pengendalian infeksi untuk mengurangi penularan TB dan melindungi
petugas kesehatan , pengunjung dan pasien dari penularan TB.
Di tingkat global, Stop TB partnership sebagai bentuk kemitraan global dan mendukung
negara-negara untuk meningkatkan upaya pemberantasan TB, memepercepat penurunan
angka kematian dan kesakitan akibat TB, serta penyebab TB di seluruh dunia.
Penanggulanganya Penyakit TB dan HIV merupakan komitmen global dan nasional saat ini
dalam upaya mencapai target pembangunan Melenium untuk TB.

A. Latar Belakang
Tuberkulosis ( TB) adalah suatu kan penyakit yang menular , disebabkan oleh kuman
mycobactorium tubereulosis . Sumber penularan adalah dahak yang mengandung sumber
TB. Gejala umum TB pada orang dewasa adalah batuk yang terus menerus selama 2
minggu atau lebih bila tidak di obati maka selama 5 tahun sebagian besar (90 %) pasien
akan meninggal.
Obat Anti tuberkulosis (OAT) yang digunakan adalah mula –mula adalah paduan obat
jangka panjang dengan Streptomisin , INH, Pan Amino salistic Acid (PAS) selama satu
sampai dua tahun , selanjutnya sejak 1987 hanya digunakan obat jangka pendek
kombipak yang terdiri dari INR, Rifampisin dana ethambutol dan perzinamide selama 6
bulan.
Kemudian pada tahun 1999 - 2001 mulai dilakukan uji coba penggunaan obat dalam
kombinasi dosis tetap (KDT) di awasi setelah tahun 2002 DAT KDT mulai digunakan di
beberapa propinsi di indonesia ( jawa barat, jawa tengah , jawa timur dan sulawesi selatan
) dan mulai tahun 2007 , DAT KDT digunakan secara rasional .
Mulai tahun 1995, program pengendali TB mengadopsi strategi DOTS atau Directly
observed treatment shortcourse, yang dikombinasikan oleh WHO.
Strategi dots telah dibuktikan dan berbagai uji coba lapangan dapat memberikan angka
kesembuhan yang tinggi . Bank dunia menyatakan strategi DOTS merupakan strategi
kesehatan yang paling cost effective seorang petugas di fasilitas pelayanan kesehatan
dalam melaksanakan tugasnya seharusnya mempunyai pengetahuan tentang tuberkolusis ,
program pengendalian TB, serta hal-hal lain yang mendukung terselengaranya pelayanan
pengendalian TB.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menurunkan angka keskitan dan kematian akibat TB dalam rangka pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
- Meningkatkan dan memperluas pemanfaatan strategi/menghentikan akses
terhadap diknosis yang akurat dan pengobatan yang efektif dengan akselerasi
pelaksanaan DOT mencapai target global dalam pengalian TB dan meningkatkan
kotersedial, keterjangkanan dan kualitas obat anti TB.
- Menyusun strategi menghadapi berbagai tantangan dengan cara mengadaptasi
dots mencegah/menangani TB dengan risestensi OAT (MDR-TB) dan
menurunkan dampak TB/HIV
- Mempercepat upaya eleminasi TB dengan cara , meningkatkan penelitian dan
pengembangan berbagai alat diagonostik. Obat dan vaksin baru serta
meningkatkan penerapan metode baru dalam menjamin pemanfaatan dan
keterjangkauanya

C. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


1. Kegiat Pokok
Strategi ragional pengendali TB 2011 S/D 2014 mengusung tema, “Terobosan
menuju akses universal” dokumen tersebut disusun dengan mengacu pada kebijakan
pembangunan /nasional 2010 s/d 2014, sistem kesehatan 2009, rencana strategis
rencana global dan regional serta evaluasi perkembangan programen menuju TB di
indonesia.
Dengan tujuan mencapai” menuju , masyarakat bebas masalah TB, sehat, mandiri,
dan berkeadilan “ dikembangkan strategi yang merupakan trobosan akses universal.
- Memperluas dan meningkatkan pelayanan dots yang bermutu.
- Menghadapi tantangan TB/HIV, MDR-TB,TB-anak dan kebutuhan masyarakat
miskin.
- Melibatkan seluruh penyedia pelayanan pemerintah, LSM, dan swasta melalui
pendekatan public-private mix (PPM) dan menjamin penerapan internasional
standat POR TB care (ISTC)
- Memberdayakan masyarakat dan pasien TB
- Penyluhan / pendidikan kesehatan terhadap penderita TB.
2. Rincian Kegiatan
Kegiatan program pengendalian TB terdiri dari.
- Tata laksana pasien TB
- Penemuan tersangka
- Diagnosis
- Pengobatan
- Mengukur jadwal kunjungan Pasien TB-DOTS
- Pencatatan dan pelaporan
- Melakukan kerjasama dengan puskesmas setempat,Dinkes TK-II dan dinas
kesehatan propinsi tentang penyuluhan TB-DOTS.

D. Cara Melaksanakan kegiatan.


Tata laksana pasien TB.
1. Pasien mendaftar ke bagian pendaftaran
2. Pasien di Anamnese Dr Sp.P
3. Pasien tersangka TB melakukan pemeriksaan BTA di laboratorium dengan cara:
 Analis melakukan penampungan sputum pasien TB dengan metode SPS.
 Analisis melakukan pewarnaan metode dan nellsen yaitu:
- Hidupkan bunsen
- Bakar ose cincin kemudian ambil sputum lakukan di atas objek gelas
dengan bentuk lonjong dengan ditetes 3 cm tepi.
- Teteskan fulan pada sediaan
- fiksasi di atas bunsen sampai menguap.
- kemudian cuci dengan air mengalir.
- Lunturkan dengan asam alkohol sampai warna merah hilang.
- teteskan rengen methilea blue diamkan selama 5-10 menit.
- cuci sampai bersih.
- keringkan , di baca dengan miscroscope perbesar 100x.
4. Bila hasil sputum (+) pasien TB di obati dengan OAT .
5. Bila hasil sputum negative, hasil rontgen menunjukan presumptive TBC, pasien TB
di obati dengan OAT.
6. Membuat jadwal pasien TB dengan memberikan kartu TB O2 berisi jadwal
kunjungan pasien.
7. Setelah 2 bulan pengobatan OAT di periksa sputum ulang dan rontgen,
 Bila hasil BTA negative dan hasil rontgen ada perbaikan diberi OAT tahap
lanjutan selama 4 bulan.
 Bila hasil BTA negative dan hasil rontgen belum ada perbaikan pasien TB di
berikan sisipan OAT selama 1 bulan.
 Pada bulan ke enam sputum kembali di periksa bila hasil BTA positif dan hasil
rontgen tidak ada perbaikan, pasien diduga MDR dilakukan pemeriksaan
rujukan ke RSUD Cileungsi
8. Pencatatan dan pelaporan pasien TB dengan mengisi formulir pencataan yaitu.
 Tb. 01 : Jumlah pasien TB yang akan di obati .
 TB. 02 : kartu pasien yang di bawa waktu kunjungan.
 TB. 03 : data pasien untuk 2 bulan 1 tahun.
 TB. 04 : pencatatan labolatorium.
 TB. 05 : Jumlah pasien TB yang di obati.
 TB. 06 : pasilitas ruangan pasien.
 TB. 09 : Rujukan.
 Membuat laporan 3 bulan ke dinas kesehatan.
9. Pasien dianjurkan berobat ke tempat yang lebih dekat dari tempat tinggalnya mis:
Puskesmas.
Sasaran :
- Masyarakat kurang mampu / miskin.
- lingkungan kurang sehat.
- Pekerjaan berat.
- Gizi buruk.

E. Sasaran
1. Seluruh pimpinan Rumah Sakit tingkat kabupaten/kota
2. Seluruh Dinas Kesehatan Propinsi dan Kabupaten/Kota
3. Pengelola program kesehatan ibu dan anak di seluruh Dinas Kesehatan Propinsi dan
Kabupaten/Kota.

F. Jadawal Kegiatan
Kegiatan seperti yang telah disebutkan dalam pelaksanaan kegiatan dilakukan 6 hari
dalam seminggu untuk kasus tidak gawat dan tidak darurat sedangkan untuk kasus gawat
dan darurat pelayanan diberikan 24 jam.

G. Sumber Daya Manusia (SDM)


1. dr Poliklinik yang ada kunjungan pasien TB
2. dr IGD
3. Perawat Poliklinik yang ada kunjungan pasien TB
4. Petugas Laboratorium terkait TB
5. Petugas Radiologi terkait TB
6. Petugas Farmasi terkait TB
7. Perawat Ruang Rawat Inap yang biasa merawat
 TB ( Paru, Penyakit Dalam, Penyakit Anak, Bedah,
 Kebidanan dan Kandungan, dll)
8. Petugas PKMRS
9. Petugas Rekam Medis
10. Petugas lain yang dianggap perlu
H. Sumber Dana
Anggaran Rumah Sakit

I. Pencatatan Pelaporan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan pelaksanaan kegiatan DOTS TB dilakukan setiap hari setelah dilakukan
kegiatan tersebut. Sedangkan untuk pelaporan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan DOTS
TB dilakukan satu kali dalam sebulan.

Bogor ...............????
RUMAH SAKIT DR SISMADI
TIM DOTS TB Menyetujui,

Dr. ….........?? Dr. M Chambali. Sp. M


Ketua Direktur
JADWAL KEGIATAN

No JenisKegiatan BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pembentukantim DOTS

2 Perencanaan anggaran kerja DOTS

3 Pembuatan MOU rujukan


4 Sosialisasi program kerja DOTS
5 Pelatihan sertifikasi DOTS
6 Pengusulan sarana dan prasarana
7 Memberikan penyuluhan dan
sosialisasi pelayanan TB
8 Pencatatan, pelaporan hasil kegiatan
9 Evaluasi kegiatan

Anda mungkin juga menyukai