Anda di halaman 1dari 4

1.

Definisi

Gastritis Merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat
akut, kronis, difus, atau lokal, dua jenis gastriris yang sering terjadi adalah Gastriris superficial akut dan
gastriris atrofik kronis ( NANDA NIC-NOC 2015 )

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. Gambaran klinis yang ditemukan berupa dispepsia atau
indigesti. Berdasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan hasil foto
memperlihatakan iregularitas mukosa.

Gastritis terbagi dua. Yaitu:

a. Gastritis akut

Merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang khas. Biasanya
ditemukan sl inflamasi akut dan neutrofil.

b. Gastritis kronik

Penyebabnya tidak jelas, sering bersifat multifaktor dengan perjalanan klinik yang bervariasi, kelainan ini
berkaitan erat dengan infeksi H.pylori. (Arief mansjoer, 2001)

2. Etiologi

Gastritis disebabkan oleh infeksi kuman helicobacter pylori dan pada awal infeksi mukosa lambung
menunjukkan respons inflamasi akaut dan jika diabaikan akan menjadi kronik (NANDA NIC-NOC 2015 )

Penyebab lainnya penyakit ini, antara lain :

· Obat-obatan: Aspirin>, obat antiinflamasi nonsteroid (AINS)

· Alkohol

· Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung: trauma, luka bakar, sepsis

Secara makroskopik terdapat lesi erosi mukosa dengan lokasi berbeda. Jika ditemukan

pada korpus dan fundus, biasanya disebabkan stres. Jika disebabkan karena obat-obatan AINS, terutama
ditemukan di daerah antrum, namun dapat juga menyeluruh. Sedangkan secara mikroskopik, terdapat
erosi dengan regenerasi epitel, dan ditemukan reaksi sel inflamasi neutrofil yang minimal.(Arief
mansjoer, 2001)
3. Patofisiologi

Terdapat gangguan keseimbangan faktor agresif dan faktor defensif yang berperan

dalam menimbulkan lesi pada mukosa. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Dalam keadaan normal, faktor defensif dapat mengatasi faktor agresif sehingga tidak terjadi kerusakan
atau kelainan patologi

1. Klasifikasi

1. Gastritis akaut :

- gastritis akut tanpa perdarahan

- gastritis akut dengan perdarahan (gastritis hemoragik atau gastritis erosiva

Gastritis akut berasal dari makanan terlalu banyak atau terlalu cepat, makan-makanan yang terlalau
berbumbu atau yang mengandung mikroorganisme penyebab penyakit, iritasi bahan semacam alkohol,
aspirin, NSAID, lisol, serta bahan korosif lain, refluks empedu atau cairan pankreas.

2. Gastriris kronik : inflamasi lambung yang lama dapat disebabakan oleh ulkus beningna atau maligna
dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylopy (H.pylopy).

3. Gastritis bacterial

Gastritis bacterial yang disebut juga gastritis infektiosa, disebabkan oleh refluks daribduodenum.
(NANDA NIC-NOC 2015)

2. Pemeriksaan Penunjang

1. pemeriksaan darah : tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H.pylory dalam darah.
Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien perna kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam
hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga
dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat perdarahan lambung akibat gastritis.

2. Pemeriksaan pernafasan. Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri pylory
atau tidak.

3. Pemeriksaan feses. Tes ini memeriksa apakah terdapat H.pylory dalam feses atau tidak, hasil yang
positif dapat mengidentifikasi terjadinya infeksi.
4. Endoskopi saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada
saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x.

5. Ronsen saluran cerna bagian atas. Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit
pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan
ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di ronsen.

(NANDA NIC-NOC 2015)

3. Penatalaksanaan

1.Gastritis akut

Faktor utama adalah dengan menghilangkan etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan
sering. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam lambung berupa antagonis reseptor H2,
inhibitor pompa proton, antikolinergik dan antasid juga ditunjukkan sebagai sifoprotektor berupa berupa
sukralfat dan prostaglandin.

Penatalaksanaannya sebaiknya meliputi pencegahan terhadap setiap pasien dengan resiko tinggi,
pengobatan terhadap penyakit yang mendasari dan menghentikan obat yang dapat menjadi penyebab,
serta dengan pengobatan suportif.

Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian antasida dan antagonis H2 sehingga mencapai PH
lambung 4. Meskipun hasilnya masih jadi perdebatan, tetapi pada umumnya tetap dianjurkan.
Pencegahan ini terutama bagi pasien yang menderita penyakit dengan keadaan klinis yang berat. Untuk
pengguna aspirin atau anti inflamasi nonsteroid pencegahan yang terbaik adalah dengan misaprostol,
atau derivat prostaglandin.

Penatalaksanaan medikal untuk gastritis akut dilakukan dengan meghindari alkohol dan makanan
samapai gejala berkurang , bila gejala menetap, diperlukan cairan intravena. Bila terdapat perdarahan,
penatalaksanaan srupa dengan pada hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis terjadi karena
alkali kuat, gunakan jus karena adanya bahaya performasi. (NANDA NIC-NOC 2015)

1. Gastritis kronis

Faktor utama ditandai oleh kondisi frogesif epitel kelenjar disertai sel parietal dan chief cell. Dinding
lambung menjadi tipis dan mukosa mempunyai permukaan yang rata, gastritis kronis ini digolongkan
menjadi dua kategori Tipe A (altrofik atau fundal) dan tipe B (antral).

Gastritis kronis tipe A disebut juga gastritis altrofik atau fundal, karena gastritis terjadi pada bagian
fundus lamung. Gastritis kronis tipe A merupakan suatu penyakit autoimun yang disebabkan oleh adanya
autoantibodi terhadap sel parietal kelenjar lambung dan faktor intrinsik tidak adanya sel parietal dan
chief cell dapat menurunkan sekresi asam dan menyebabkan tingginya kadar gastrin.

Gastritis kronis tipe B disebut juga sebagai astritis antral karena umumnya mengenai daerah
atrium lambung dan lebih sering terjadi dibandingkan dengan gastritis kronis tipe A, penyebab utama
gastritis tipe B adalah infeksi kronis oleh Helicobacter pylori. Faktor etiologi gastritis kronis lainnya adalah
asupan Alkohol yang berlebihan, merokok, dan refluks yang dapat mencetuskan terjadinya ulkus
peptikum dan karsinoma.

Pengobatan gastritis kronis bervariasi, tergantung pada penyakit yang dicurigai. Bila terdapat ulkus
duodenum, dapat diberikan antibiotik untuk membatasi Helicobacter pylory, namun demikian lesi tidak
selalu muncul dengan gastritis kronis. Alkohol dan obat yang diketahui mengiritasi lambung harus
dihindari bila terjadi anemia defisiensi besi ( yang disebabkan oleh perdarahan kronis). Maka penyakit ini
harus diobati. Pada anemia pernisiosa harus diberi pengobatan vitamin B12 dan terapi yang sesuai.
Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet dan meningkatkan istirahat serta memulai
farmakotrapi. Helicobacter pylory dapat diatasi dengan antibiotik (seperti Tetrasiklin atau Amoxicillin)
dan garam bismut (pepto bismol). Pasien dengan gastritis tipe A biasanya mengalami malabsorbsi
vitamin B12.

(NANDA NIC-NOC 2015)

4. Komplikasi

Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai
syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran klinis
yang diperlihatkan hampir sama, namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi
Helicobacter pylory, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90% pada tukak lambung. Diagnosis
pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.(Arief mansjoer, 2001)

Anda mungkin juga menyukai