Anda di halaman 1dari 18

Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Discovery

dalam Pendidikan Agama Islam

Mohammad Muchlis Solichin


Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan
Pos-el: muchlisolichin69@gmail.com

Abstrak:
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) meruapakan upaya membekali peserta
didik dengan pengetahuan, pemahaaman, dan nilai-nilai yang bersumber dari ajaran
Islam. Untuk mencapai hasil yang optimal, guru diharapkan dapat mengembangkan
model pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Diantara
model pembelajaran tersebut adalah model inquiry discovery, yang denganya
memberikan kesempatan kepada siswa untuk merumuskan masalah, dan menemukan
jawaban dari masalah yang dirumuskan. Tulisan ini bermaksud menelaan penerapan
model pembelajaran inquiry discovery dalam pendidikan agama Islam (PAI), langkah-
langkah yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan daya pikir peserta didik.

Abstract:
Islamic education learning (PAI) is the effort to supplies learners by knowledge,
understanding, and Islamic values. In order to get the optimal result, the teacher is
expected can develop the learning models that support to get the learning objective.
One of them is inquiry discovery model, which gives occasion for the learners to
formulate the problems and to find the answerings from the problems that formulated.
This article discusses the implementation of inquiry discovery learning model in Islamic
Education (PAI), the steps that must be done by the teacher to increase the learners’
mind.

Kata Kunci:
Model pembelajaran, inquiry discovery, pendidikan agama Islam

Pendahuluan pembelajarannya dalam semua jenjang


Pendidikan merupakan faktor dan jalur pendidikan.Inovasi pembelajaran
dominan dalam upaya memajukan bangsa. dapat menggunakan berbagai pendekatan,
Dengan menggunakan ungkapan lain, strategi dan model pembelajaran. Di
pendidikan merupakan tolak ukur antara pendekatan yang diganakan dalam
kemajuan bangsa. Oleh karena itu, inovasi, adalah pembelajaran berpusat
pendidkan diharapkan dapat pada siswa (student centered learning), yang
mengantarkan bangsa ini mencapai tujuan menempatkan siswa sebagai subyek
nasional yaitu tercapainya kemajuan pembelajaran. Pada pendekatan tersebut,
dalam semua aspeknya. Begitu siswa ditempat sebagai peserta didik yang
pentingnya, pendidikan dalam kehidupan harus mendapatkan pelayanan/ fasilatasi
bangsa, semua pihak dalam masyarakat berupa layanan pembelajaran baik berupa
sangat berharap banyak terhadap mutu penyedian materi pembelajara, metode
pendidikan kita dengan berbagai inovasi pembelajaran, perangkat dan media

Tadris, Volume. 12, Nomor 2, Desember 2017


Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Discovery
dalam Pendidikan Agama Islam

pembelajaran yang memungkin siswa Bentuk-bentuk interaksi dan kolaborasi


belajar. antara siswa dan guru diwujudkan dalam
Upaya guru di atas harus ditopang berbagai pendekatan, model dan metode
dengan berbagai kompetensi guru berupa pembelajaran yang memungkinkan
kemampuan menguasai dan memahami tercapainya tujuan pembelajaran, seperti
meteri, penguasaan terhadap berbagai eksplorasi alam, inkuiri dan tugas-tugas
metode pembelajaran, kemampuan proyek berbasis masalah. Kegiatan-
menggunakan dan memanfaatkan media kegiatan di atas merupakan aktivitas
pembelajaran, kemampuan melakukan pembelajaran yang hidup dan
evaluasi pembelajaran.Dalam konteks memberikan kontribusi terhadap
teoritik, kemampuan-kemampuan tersebut pembentukan kepribadian anak secara
tersimpul dalam empat kemampuan guru utuh.1
yaitu kompetensi paedagogik, kompetensi Pembelajaran pendidikan Agama
profesional, kompetensi personal dan Islam merupakan upaya guru untuk
kompetensi sosial. melaksanakan pembelajaran yang
Dalam perspektif praksis, bertujuan untuk memberikan pemahaman,
kemampuan guru dapat diwujudkan kemampuan, kapasitas siswa dalam
dalam melaksanakan pembelajaran secara bidang ilmu-ilmu agama Islam. Untuk
ideal ditopang oleh kemampuan mencapai tujuan tersebut, penting guru
mengelola kelas, memahami karakteristik untuk menfasilitasi proses pembelajaran
siswa, melakukan diagnosis terhadap dengan menggunakan model, metode,
kesulitan belajar yang dilanjutkan dengan media yang sisuai dengan tujuan
menetapkan langkah-langkah diagnosis pembelajaran PAI.2
terhadap kesulitan siswa, menumbuhkan
minat belajar, mengembangkan bakat, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
memperkuat dan meberdayakan Dalam perspektif Islam, pendidikan
kecerdasan intelektual, emosional, dan dimaksudkan untuk mencetak manusia-
spritual, dan lain-lain. manusia yang beribadah kepada-Nya,
Seluruh rangkaian tugas dan fungsi serta mampu melaksanakan tugasnya
guru di atas hanya dapat dilaksanakan sebagai hamba Allah dan khalîfah Allah di
ketika guru memiliki pengetahuan, muka bumi. Kedua aspek tujuan
pemahaman dan keterampilan dalam pendidikan Islamini, diharapkan
mengelola pembelajaran yang dimulai dari menghasilkan hamba-hamba Allah yang
kemampuan guru dalam memahami berpengetahuan dan berkeahlian, yang
berbagai paradigma, strategi, metode dan dengannya ia dapat memakmurkan bumi
model pembelajaran, yang dengannya
guru dan memberikan fasilatasi terhadap 1 Iskandar, Psikologi Pendidikan, Sebuah Orientasi
kegiatan belajar siswa. Pembelajaran yang Baru, (Ciputat: Gaung Persada, 2009
2 Eduard L. Dejnozka dan David E. Kepel-dikutip
baik harus mampu menghubungkan
Martinus Yamin- mendefinisikan tujuan belajar
antara kegiatan belajar yang dilakukan adalah pernyataan yang spesifi yang dinyatakan
siswa dengan mengajar yang dilakukan dalam bentuk prilaku atau penampilan yang
oleh guru. Dalam konteks ini, guru harus berbentuk tulisan untuk menggambarkan hasil
dapat mengupayakan proses pembelajaran belajar. Martinis Yamin, Paradigma Pendidikan
yang ditandai adanya interaksi dan Konstruktivistik, Impelementasi KTSP & UU No. 14
2005 Tentang Guru dan Dosen, Jakarta: Gaung
kolaborasi antara kegiatan siswa dan guru. Persada Press, 2008) , 30.

Tadris, Volume. 12, Nomor 2, Desember 2017 |215


Moh Muchlis Solichin

dan memberikan manfaat bagi seluruh Kata kedua yang digunakan dalam
penghuni bumi, yang memerlukan pendidikan Islam adalah tarbiyah. Kata ini
diperlukan usaha sungguh-sungguh merujuk kata:1) rabbâ, yurabî, tarbiyyah
dalam melakukan pembaharuan yang berartiberkembang berdasarkan ayat
pendidikan Islam dalam semua aspeknya, al-Qur’an surat al-Rûm ayat 39. Dari akar
secara sistematis, melembaga dan kata ini, pendidikan Islam dapat diartikan
terencana, de-ngan tetap mempertahankan sebagai upaya menumbuhkembangkan
nilai-nilai dan ajaran Islam yang hanif dan potensi yang ada pada anak didik, 2)
universal. rabbâyurbîtarbiyyah, yang berarti tumbuh
Secara etimologi,terdapat beberapa (nasha-a) dan menjadi besar atau dewasa.
ahli yang memberikan pengertian Dari kata ini, pendidikan dapat diartikan
pendidikan Islam, yaitu: pertama, ta’lîm sebagai suatu upaya untuk
yang didefinisikan oleh Muhammad menumbuhkandan mendewasakan anak
Rasyid Ridla, sebagai” suatu proses didik, dan 3) rabbâ yarubbûtarbiyyah yang
transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada berarti memperbaiki, merawat,
jiwa individu tanpa adanya batasan dan memelihara, memperindah, memberi
ketentuan tertentu.”3 Dalam al-Qur’an, makan, mengasuh, tuan, memiliki,
terdapat beberapa ayat yang menerangkan mengatur dan menjaga kelestariannya.
kata ta’lîm dari akar kata ‘allama, seperti Dari kata ini pendidikan Islam dapat
surat al-Baqarah ayat 31; “Dan Dia diartikan sebagai suatu kegiatan dalam
mengajarkan kepada Adam nama-nama merawat, memelihara, mengasuh
(benda-benda) seluruhnya, kemudian mengatur anak didik anak didik untuk
mengemukakannyakepada para malaikat mencapai kedewasaannya.
lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku Kata tarbiyyah dipopulerkan oleh
nama-nama benda itu jika kamu memang ‘Atîyah al-‘Abrâshî yang menurutnya
orang-orang yang benar.”4 mencakup seluruh aktivitas pendidikan,
Dalam perspektif Abd al-Fattâh Jalâl, karena dalam kata itu tercakup seluruh
ta’lîm pada ayat di atas menekankan upaya mempersiapkan anak didik
tingginya kedudukan ilmu (pengetahuan) mencapai kesempurnaan, mencapai
dalam Islam. Ia menegaskan bahwa ta’lîm kebahagian hidup, menyempurnakan
adalah lebih luas dari pada tarbiyah, karena akhlak, toleransi terhadap perbedaan,
ketika Rasulullah mengajarkanbacaan al mempertinggi keterampilan.
Qur’an kepada kaum muslimin, beliau Sementara itu, ta’lîm adalah bagian
tidak sebatas pada upaya agar mereka dari pada tarbiyah yang hanya mencakup
dapat membaca, tapi lebih dari itu, yaitu ranah kognitif (pengetahuan dan
membaca disertai penghayatan dan pemahaman). Dalam pandangannya,
perenungan yang berisi pemahaman, tarbiyyah mencakup seluruh domain dalam
tangung jawab, dan amanah, penyucian pendidikan yaitu kognitif, afektif dan
jiwa (tazkiyât al-nafs),yang memungkinkan psikomotorik.6
mereka menerima al-hikmah.5 Kata ketiga yang digunakan dalam
istilah pendidikan Islam adalah ta’dîb. Kata
3 Muhammad Rasyid Ridla, Tafsîr alManâr, (Kairo; ini di populerkan oleh Syed Muhammad
Dar al Manar, 1373H), Juz I, 262
4al-Qur’an, 2: 31
5 Abdul Fattah Jalal, Azas-Azas Pendidikan Islam, ter. 6 Muhammad Âthyah al-Abrâshî, Rûh al-Tarbiyah

Henry Noer Ali, (Bandung:Diponegoro, 1988), 27 wa al- ta’lîm, ( Saudi Arabiya: Dar al Ahya’, tt),14.

216 | Tadris, Volume. 12, Nomor 2, Desember 2017


Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Discovery
dalam Pendidikan Agama Islam

Naquib al ‘Attâs, yang menyatakan bahwa yaitu pendidikan yang dipahami dan
kata ta’dîb lebih tepat digunakan terhadap dikembangkan dari ajaran dan nilai-
pendidikan. Ia menyatakan bahwa nilai fundamental yang terkandung
tarbiyyah lebih mengarah kepada seluruh dalam sumber dasarnya, yaitu al-
makhluk ---manusia dan hewan— Qur’an dan al-Sunnah. Dalam
sedangkan ta’lîm lebih luas cakupannya pengertian ini, pendidikan Isla m
dari pada tarbiyyah. Ta’lîm disebutkannya dapat berwujud pemikiran dan teori
sebagai suatu pengajaran yang tanpa pendidikan yang berdasarkan sumber-
dibarengi dengan pengenalan yang lebih sumber dasar Islam.
mendasar. Ia menegaskan bahwa konsep 2. Pendidikan Islam adalah pendidikan
tarbiyyah dan ta’lîm lebih dipengaruhi oleh ke-Islaman atau pendidikan agama
Barat. Sedangkan ta’dîb mencerminkan Islam, yaitu upaya mendidikkan
tujuan esensial pendidikan Islam, yaitu agama Islam atau ajaran- dan nilai-
penanaman akhlak sebagai misi utama nilainya, agar menjadi way of life
diutuskannya Rasulullah ke muka bumi. Ia (pandangan hidup) dan sikap hidup
menegaskan bahwa orang yang seseorang. Dalam pengertian ini,
berpendidikan adalah orang yang pendidikan Islam dapat berwujud: 1)
berperadaban.7 segenap kegiatan yang dilakukan
Sedangkan secara terminologi, seseorang atau suatu lembaga untuk
banyak ahli mendefinisi pendidikan Islam. membantu seorang atau sekelompok
Abudin Nata, menegaskan bahwa peserta anak didik dalam
pendidikan Islam adalah proses menanamkan dan/ atau
pembentukan individu berdasarkan ajaran menumbuhkembangkan ajaran Islam
Islam untuk mencapai derajat yang tinggi dan nilai-nilainya, 2) segenap
se-hingga mampu melaksanakan fungsi ke fenomena atau peristiwa perjumpaan
khalîfah annya dan berhasil mewujudkan antara dua orang atau lebih yang
kebahagian dunia dan akhirat.8 dampaknya ialah tertanamnya
Ahmadi mendefinisikan Pendidikan dan/atau menumbuhkem-bangkan
Islam sebagai “ usaha yang lebih khu-sus ajaran Islam dan nilai-nilainya pada
ditekankan untuk mengembangkan fitrah salah satu atau beberapa pihak.
keberagamaan (religiousity), subyek didik 3. Pendidikan Islam adalah pendidikan
agar lebih mampu memahami, menghayati dalam Islam, atau proses dan praktek
dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam.9 penyelenggaraan pendidikan yang
Sedangkan Muhaimin menjelaskan berlangsung dan berkembang dalam
bahwa pendidikan Islam meliputi tiga realitas sejarah ummat Islam. Dalam
pengertian, yaitu: pengertian ini, pendidikan Islam
1. Pendidikan Islam adalah pendidikan dalam realitas sejarahnya
menurut Islam atau pendidikan Islami, mengandung dua kemungkinan, yaitu
pendidi-kan Islam tersebut benar-
7 Muhammad Naquib al-Attâs, (Konsep Pendidikan benar dengan idealitas Islam dan/
dalam Islam,Bandung: Mizan, 1988), 256.
8 Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam Pada

Periode Klasik dan Pertengahan, (Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada, Cet. I, 2004)10.
9 Ahmadi, Ideologi Pendidikan Islam, (
Yogyakarta;Pustaka Pelajar, Cet. I,2005), 29

Tadris, Volume. 12, Nomor 2, Desember 2017 |217


Moh Muchlis Solichin

atau mungkin mengandung jarak terdapat dalam al asmâu al-husna. Hanya


kesenjangan dengan idealitas Islam.10 saja kalau Allah bersifat Maha, maka
manusia itu hanya mempunyai sifat
Dengan demikian, pendidikan Islam sebagian darinya. Misalnya Allah bersifat
bukan sekedar transfer of knowledge Maha Mendengar, maka manusia bersifat
ataupun transfer of training, tetapi lebih mendengar. Allah bersifat Maha
merupakan suatu sistem yang ditata di Mengetahui, maka manu-sia bersifat
atas pondasi keimanan dan kesalehan; mengetahui. Allah bersifat Maha Melihat,
serta suatu sistem yang terkait secara manusia bersifat melihat, dan seterusnya.
langsung dengan Tuhan. Pendidikan Islam Sifat-sifat itulah yang menjadi sifat dasar
adalah suatu kegiatan yang mengarahkan (fitrah) yang dimiliki manusia.11
dengan sengaja perkembangan seseorang, Sementara Muhaimin memberikan
sesuai atau sejalan dengan nilai-nilai penjelasan yang sangat luas terhadap
Islam. Di samping itu, Pendidikan Islam konsep fitrah. Fitrah manusia meliputi ;
dapat digambarkan sebagai suatu sistem fitrah beragama, fitrah berakal budi, fitrah
yang membawa manusia ke arah kebersihan dan kesucian, fitrah bermoral
kebahagian dunia dan akhirat melalui dan berakhlak, fitrah kebenaran, fitrah
ilmu dan ibadah. Karena pendidikan Islam kemerdekaan, fitrah keadilan, fitrah
membawa manusia untuk kebahagian persamaan, fitrah individu, fitrah sosial,
dunia dan akhirat, maka yang harus fitrah seksual, fitrah ekonomi, fitrah politik,
diperhatikan adalah nilai-nilai Islam dan fitrah seni.12
tentang manusia; hakekat dan sifat- Fitrah-fitrah di atas, yang harus
sifatnya, misi dan tujuan hidupnya di dikembangkan, diarahkan melalui suatu
dunia ini dan akhirat nanti, hak dan proses pendidikan yang Islami, menuju
kewajibannya sebagai individu dan tercapainya tujuan pendidikan Islam.
anggota masyarakat.
Sementara itu, tugas, dan fungsi Model Pembelajaran Inquiry Discovery
pendidikan adalah mengarahkan dengan Pembelajaran merupakan suatu
sengaja segala potensi seseorang (fitrah) sistem, yang terdiri dari berbagai
secara optimal, sehingga ia berkembang komponen yang saling berhubungan satu
menjadi seorang muslim yang baik. Fitrah dengan yang lain. Komponen tersebut
manusia yang di bawa sejak lahir itu meliputi: tujuan , materi, metode, dan
hanya dapat dikembangkan melalui proses evaluasi.13Dalam kegiatan belajar
pendidikan yang sistemik, melalui mengajar daya serap peserta didik
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, tidaklah sama. Dalam menghadapi
dan evaluasi yang terancana, dan teratur. perbedaan tersebut, strategi pengajaran
Dalam perspektif Hasan Langgulung,
fitrah manusia diterima ketika Allah
11 Hasan Langgulung, Manusia dan
meniupkan roh-Nya kepada diri manusia.
Pendidikan,(Jakarta: Pustaka al Husna, 1986), 5.
Pada saat itulah manusia memiliki sifat- 12 Muhaimin, et.al., Paradigma Pendidikan Islam,
sifat ketuhanan sebagaimana yang Upaya mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di
Sekolah, ( Bandung : PT Remaja Rosda Karya, Cet
10 Muhaimin, Wacana Pengembangan III, 2004),18-19
PendidikanIslam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 13 Rusman, Model-Model Pembelajaran;
2003), Mengembangkan Profesionalisme Guru (Jakarta: PT
23-24. RajaGrafindo Persada, 2013), 379.

218 | Tadris, Volume. 12, Nomor 2, Desember 2017


Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Discovery
dalam Pendidikan Agama Islam

yang tepat sangat dibutuhkan oleh kemampuan siswa untuk mencari dan
pendidik untuk disampaikan pada peserta menyelidiki secara sistemastis, kritis, logis,
didiknya. Strategi belajar mengajar adalah analitis, sehingga mereka dapat
pola umum perbuatan guru dan siswa merumuskan sendiri penemuannya
dalam kegiatan mewujudkan kegiatan dengan penuh percaya diri. Sasaran utama
belajar mengajar. Metode pembelajaran kegiatan pembelajaran inkuiri yaitu (1)
merupakan salah satu strategi keterlibatan siswa secara maksimal dalam
pembelajaran yang dapat dilakukan oleh proses kegiatan belajar; (2) keterarahan
guru untuk menghadapi masalah tersebut kegiatan secara logis dan sistematis pada
sehingga pencapaian tujuan pengajaran tujuan pembelajaran; dan (3)
dapat tercapai dengan baik. mengembangkan sikap percaya pada diri
siswa tentang apa yang ditemukan dalam
Definisi Pembelajaran Inkuri proses inkuiri.15
Inkury berasal dari bahasa Inggris, Discovery learning adalah titik awal
berarti pertanyaan atau pemeriksaan, adanya strategi pembelajaran aktif yang
penyelidikan. Inkuiri secara luas sebagai dikembangkan oleh para ahli pendidikan
suatu proses umum yang dilakukan di perguruan tinggi yang mengemukakan
manusia untuk mencari atau memahami konsep pembelajaran berbasis
informasi. Menurut Wina, pembelajaran 16
penemuan. Discovery learning, sebuah
inkuiri adalah rangkaian kegiatan model pengajaran yang menekankan
pembelajaran yang menekankan pada pentingnya membantu siswa untuk
proses berfikir secara logis, kritis dan memahami struktur atau ide-ide kunci
analisis untuk mencari dan menemukan suatu disiplin ilmu, kebutuhan akan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang keterlibatan aktif siswa dalam proses
dipertanyakan.14 belajar, dan keyakinan bahwa
Pembelajaran inkuri menekankan pembelajaran sejati terjadi melalui personal
pada pemecahan masalah, Pada model ini discovery (penemuan pribadi).17
peserta didik mengasah seluruh
kemampuan untuk belajar dalam situasi Prinsip-Prinsip Pembelajaran Inkuri
proses berfikir agar peserta didik dapat 1. Berorientasi Pada Pengembangan
meyelesaikan masalah yang denganya Intelektual
dituntut secara mandiri dan percaya diri Tujuan utama dari strategi
untuk mengungkapkan segala apa yang pembelajaran inkuiri adalah
didapatkan dan diketahui sebagai pengembangan kemapuan berfikir.
pemecahan masalah. Dengan demikian, strategi
Inquiry merupakan perluasan proses pembelajaran ini selain berorientasi
discovery yang digunakan lebih mendalam. pada hasil belajar, juga berorientasi
Inkuiry, berarti pertanyaan atau pada proses belajar. Oleh karena itu,
pemeriksaan, penyelidikan. Gulo
menyatakan strategi inkuiri berarti suatu 15 Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model
rangkaian kegiatan belajar yang Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual
melibatkan secara maksimal seluruh (Jakarta: Prenamedia Group, 2014), 78.
16 Warsono & Hariyanto, Pembelajaran
aktif(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 5.
14 Aris
Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam 17 Richard I. Arends, Learning To Teach (Yogyakarta:

Kurikulum 2013 (Yogyakarta:Ar-Ruzz Media, 2014 Pustaka Belajar, 2008), 48.

Tadris, Volume. 12, Nomor 2, Desember 2017 |219


Moh Muchlis Solichin

kriteria keberhasilan dari proses Belajar adalah suatu proses


pembelajaran bukan ditentukan oleh mencoba berbagai kemungkinan. Segala
sejauhmana peserta didik mampu sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh
menguasai materi pelajaran, tetapi karena itu, anak perlu diberikan
sejauhmana peserta didik beraktifitas kebebasan untuk mencoba sesuai
mencari dan menemukan sesuatu. dengan perkembangan kemampuan
2. Prinsip Interaksi logika maupun nalarnya. Tugas guru
Proses pembelajaran pada adalah menyediakan ruang untuk
dasarnya adalah proses interaksi, baik memberikan kesempatan kepada
interaksi antara peserta didik maupun peserta didik mengembangkan
interaksi peserta didik dengan guru, hipotesis, dan secara terbuka
bahkan interaksi antara peserta didik membuktikan kebenaran hipotesis yang
dengan lingkungan sekitarnya. diajukannya.18
Pembelajaran sebagai proses interaksi
berarti menempatkan guru atau Karakteristik Pembelajaran Inkuri
pendidik bukan sebagai sumber belajar, Menurut Cleverly sebagaimana
melainkan sebagai fasilitator atau dikutip Abidin, mengemukakan beberapa
pengatur lingkungan maupun pengatur karakterisik teori belajar inkuiri yaitu:
interaksi itu sendiri. 1. Kemampuan berpikir kritis, teori
3. Prinsip Bertanya belajar inkuiri menuntut anak didik
Tugas utama guru dalam untuk berpikir kritis.
menerapkan strategi ini adalah menjadi 2. Memfasilitasi, teori belajar inkuiri
penanya yang baik bagi peserta didik. senantiasa memfasilitasi anak didik
Artinya, bagaimana upaya yang harus dengan berbagai pertanyaann yang
dilakukan guru agar peserta didik bersifat terbuka.
menjadi kritis, kemudian melontarkan 3. Fleksibel, teori belajar inkuiri
pertanyaan-pertanyaan tajam. Di sisi merupakan model pembelajaran yang
lain guru juga harus menjadikan peserta fleksibel dengan memberikan
didik penjawab yang baik. Dengan kebebasan siswa dalam memilih topik
demikian, pertanyaan dari peserta didik dan melaksanakan penelitian.
yang satu dijawab oleh peserta didik 4. Berbasis pendekatan interdisipliner,
yang lain, kemudian dilengkapi oleh teori belajar inkuiri berhubungan
guru. dengan berbagai disiplin ilmu
4. Prinsip Belajar Untuk Berpikir pengetahuan.
Belajar bukan hanya mengingat 5. Terbuka, teori belajar inkuiri dilandasi
sejumlah fakta, tetapi belajar adalah unsur instrinsik terbuka sebagai atribut
proses berpikir (learning how to think), memfasilitasi denga syarat yang
yakni proses mengembangkan potensi fleksibel.
seluruh otak, baik otak kiri maupun 6. Pemecahan masalah, teori belajar
otak kanan, baik otak reptile, otak limbic, inkuiri senantiasa ditujukan agar siswa
maupun otak neokorteks. Dengan mampu memecahkan masalah.
demikian, pembelajaran inkuiri
merupakan pemanfaatan dan
penggunaan otak secara maksimal. 18 Suyadi,
Strategi Pembalajaran Pendidikan Karakter
5. Prinsip Keterbukaan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 119-121.

220 | Tadris, Volume. 12, Nomor 2, Desember 2017


Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Discovery
dalam Pendidikan Agama Islam

7. Sebagai sumber belajar,teori belajar b. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan


inkuiri dilaksanakan dengan yang harus dilakukan oleh siswa
melibatkan beragam sumber belajar. untuk mencapai tujuan.
8. Tanggung jawab pribadi, teori belajar c. Menjelaskan pentingnya topik dan
inkuiri mendoronganak didik untuk kegiatan belajar. Hal ini dilakukan
mengembangkan karakter bertanggung dalam rangka memberikan motivasi
jawab atas kegiatan belajar yang belajar siswa.
dilakukannya. 2. Merumuskan masalah merupakan
9. Pengaturan sendiri, teori belajar inkuiri langkah membawa siswa pada suatu
megembangkan anak didik agar persoalan yang mengandung teka-teki.
mampu belajar secara mandiri dengan Teka-teki yang menjadi masalah dalam
penuh percaya diri.19 strategi pembelajaran inquiri adalah
teka-teki yang mengandung konsep
Langkah-LangkahPembelajaran Inkuiri yang jelas yang harus dicari dan
Pembelajaran inkuiri tidak hanya ditemukan jawaban dari masalah
mengembangkan kemampuan intelektual tersebut. Beberapa hal yang harus
tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk diperhatikan dalam merunuskan
pengembangan emosional dan masalah, diantaranya:
keterampilan inquiri merupakan suatu a. Masalah hendaknya dirumuskan
proses yang bermula dari merumuskan sendiri oleh siswa. Karena siswa akan
masalah, merumuskan hipotesis, termotivasi manakala dilibatkan
mengumpulkan data, menganalisis data, dalam merumuskan masalah yang
dan membuat kesimpulan.20 hendak dikaji.
Secara umum proses pembelajaran b. Masalah yang dikaji mengandung
dengan menggunakan strategi teka-teki yang jawabannya pasti.
pembelajaran inquiri dapat mengikuti c. Konsep-konsep dalam masalah
langkah-langkah sebagai berikut:21 adalah konsep-konsep yang sudah
1. Orientasi adalah langkah untuk diketahui terlebih dahulu oleh siswa.
membina suasana atau iklim 3. Mengajukan hipotesis. Hipotesis adalah
pembelajaran yang responsif. Pada jawaban sementara dari suatu
langkah ini guru mengondisikan siswa permasalahan yang sedang dikaji.
agar siap melaksanakan proses 4. Mengumpulkan data adalah aktivitas
pembelajaran. Beberapa hal yang dapat menjaring informasi yang dibutuhkan
dilakukan dalam tahapan orientasi ini untuk menguji hipotesis yang diajukan.
adalah: Dalam strategi ini, mengumpulkan data
a. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil merupakan proses mental yang sangat
belajar yang diharapkan dapat penting dalam pengembangan
dicapai oleh siswa. intelektual. Tugas dan peran guru
dalam tahapan ini adalah mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat
19 Yunus Abidin, Desain Sistem Pembelajaran Dalam mendorong siswa untuk berpikir
Konteks Kurikulum 2013 (Bandung:PT. Refika mencari informasi yang dibutuhkan.
Aditama, 2014), 152. 5. Menguji hipotesis adalah proses
20 Al-Tabany, Mendesain Model, 83.
21 Hamruni, Strategi Pembelajaran (Yogyakarta: Insan
menentukan jawaban yang dianggap
Madani, 2011), 95.
diterima sesuai dengan data atau

Tadris, Volume. 12, Nomor 2, Desember 2017 |221


Moh Muchlis Solichin

informasi yang diperoleh berdasarkan mengarahkan siswa lebih mandiri dan


pengumpulan data. Yang terpenting reflektif.22
dalam hal ini adalah mencari tingkat Discovery ini merupakan model
keyakinan siswa atas jawaban yang pembelajaran dari sekian banyak model
diberikan. Kebenaran jawaban yang pembelajaran yang ada, penemuan
diberikan bukan hanya berdasarkan terbimbing menempatkan guru sebagai
argumentasi, tapi harus didukung oleh fasilitator, guru membimbing siswa di
data yang ditemukan dan dapat mana ia diperlukan. Dalam model ini
dipertanggungjawabkan. siswa didorong untuk berfikir sendiri,
6. Merumuskan kesimpulan adalah proses sehingga dapat menemukan´ prinsip
mendeskripsikan temuan yang umum berdasarkan bahan atau data yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian telah disediakan oleh guru. Sampai
hipotesis. Merumuskan kesimpulan seberapa jauh siswa dibimbing, tergantung
merupakan langkah penting dalam pada kemampuannya dan materi yang
proses pembelajaran. Untuk mencapai sedang dipelajari.
kesimpulan yang akurat sebaiknya guru Dengan metode ini, siswa
mampu menunjukkan pada siswa data dihadapkan kepada situasi di mana ia
yang relevan. bebas menyelidiki dan menarik
Pembelajaran inquiri bertolak dari kesimpulan. Terkaan, intuisi dan
pandangan bahwa siswa sebagai subyek mencoba-coba (trial and error) hendaknya
dan objek dalam belajar, mempunyai dianjurkan. Guru bertindak sebagai
kemampuan dasar untuk berkembang penunjuk jalan, ia membantu siswa agar
secara optimal sesuai kemampuan yang mempergunakan ide, konsep, dan
dimilikinya. Proses perkembangan harus keterampilan yang sudah mereka pelajari
dipandang sebagai stimulus yang dapat sebelumnya untuk mendapatkan
menantang siswa untuk melakukan pengetahuan yang baru. Pengajuan
kegiatan belajar. pertanyaan yang tepat oleh guru akan
Discovery adalah suatu metode merangsang kreativitas siswa dan
dimana dalam proses belajar mengajar membantu mereka dalam menemukan
guru memperkenankan siswa-siswanya pengetahuan baru tersebut.
menemukan sendiri beragam informasi Model ini membutuhkan waktu
yang dibutuhkan. Metode Discovery yang relatif banyak dalam
adalah metode yang berangkat dari suatu pelaksanaannya, akan tetapi hasil belajar
pandangan bahwa anak didik sebagai yang dicapai sebanding dengan waktu
subyek disamping sebagai obyek yang digunakan. Pengetahuan yang baru
pembelajaran. Metode discovery akan melekat lebih lama apabila siswa
merupakan metode yang akhir-akhir ini dilibatkan secara langsung dalam proses
banyak digunakan oleh berbagai sekolah, pemahaman dan mengkonstruksi sendiri
yang mana berusaha menggabungkan cara konsep atau pengetahuan tersebut
belajar aktif, berorientasi pada proses,dan Strategi pembelajaran inkuiri
merupakan strategi pembelajaran yang

22 Ahmad munjin nasih,Metode dan tekhnik


pembelajaran pendidkan agama islam,(Bandung:PT
Refika Aditama, cet1,2009)

222 | Tadris, Volume. 12, Nomor 2, Desember 2017


Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Discovery
dalam Pendidikan Agama Islam

banyak dianjurkan, karena strategi ini biasanya menjadi pemberi informasi


memiliki beberapa keunggulan menjadi fasilitator dan motivator
diantaranya: (pembimbing peserta didik dalam
1. Teori inkuiri merupakan strategi belajar)
pembelajaran yang menekankan 4. Karena dilakukan secara kelompok,
kepada pengembangan aspek kognitif, kemungkinan ada siswa yang kurang
afektif, dan psikomotorik secara aktif.
seimbang, sehingga pembelajaran 5. Pemberian teori belajar inkuiri kurang
melalui strategi ini dianggap lebih cocok untuk diaplikasikan pada
bermakna peserta didik yang usianya masih
2. Dapat memberikan ruang kepada muda semisal SD.
siswa untuk belajar sesuai dengan 6. Untuk kelas dengan jumlah yang
gaya belajar mereka sehingga tidak banyak akan merepotkan guru.24
membosankan. Tujuan adalah suatu cita-cita
3. Merupakan strategi yang dianggap yang akan dicapai dalam kegiatan
sesuai dengan perkembangan belajarmengajar. Tujuan akanmemberi
psikologi perkembangan peserta didik arah kemana kegiatan belajar
yang modern dengan menganggap mengajar akan tercapai bila seorang
belajar meruoakan proses perubahan guru bisa memilih dan menerapkan
tingkah laku berkat adanya strategi yang tepat. Tujuan
pengalaman. dirumuskan agar anak didik memiliki
4. Dapat melayani kebutuhan siswa yang keterampilan tertentu, maka strategi
memiliki kemampuan diatas rata-rata. atau metode yang digunakan harus
Artinya peserta didik yang memiliki sesuai dengan tujuannya. Seorang
kemampuan belajar bagus tidak akan guru sebaiknya menggunakan strategi
terhambat oleh peserta didik yang atau metode yang dapat menunjang
lemaah dalam belajar.23 kegiatan belajar mengajar, sehingga
Semetara itu kekuranganpembelajaran dapat dijadikan sebagai alat yang
inkuiri adalah sebagai berikut: efektif untuk mencapai tujuan
1. Pembelajaran dengan model teori pembelajaran.
belajar inkuiri memerlukan kecerdasan Menurut Bruner sebagaimana
peserta didik yang tinggi, jadi apabila dikutip Syaiful Bahri Djamarah dan
peserta didik kurang cerdas maka Aswan Zain, sistem pembelajaran itu
hasil belajar akan kurang efektif. bertujuan agar hasil belajar dengan
2. Memerlukan perubahan kebiasaan cara ini lebih mudah dihafal dan
cara belajar peserta didik yang diingat, mudah ditransfer untuk
menerima informasi dari guru apa memecahkan masalah pengetahuan
adanya, karena peserta didik dituntut dan kecakapan anak didik dapat
untuk bisa mandiri dan menemukan menumbuhkan motivasi intrinsik,
inti materi pelajaran. karena anak didik merasa puas atas
3. Guru dituntut mengubah kebiasan usahanya sendiri.25
mengajar pada umumnya, yang
24 Aris
Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam
23 Mulyono, Strategi Pembelajaran (Malang:UIN- Kurikulum 2013, 87
Maliki Press, 2012), 73. 25 Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi

Tadris, Volume. 12, Nomor 2, Desember 2017 |223


Moh Muchlis Solichin

Seorang guru menggunakan belajar dan hasil belajar. Selama ini guru
metode inquiry discovery learning yang sudah terbiasa dengan pola
dengan tujuan agar siswa terangsang pembelajaran sebagai proses
oleh tugas, dan aktif mencari serta menyampaikan informasi yang lebih
meneliti pemecahan masalah itu menekankan kepada hasil belajar,
sendiri, mencari sumber dan belajar banyak yang merasa keberatan untuk
bersama di dalam kelompok. mengubah pola mengajarnya. Memang,
Diharapkan juga siswa mampu mengubah suatu ke biasaan bukanlah
mengemukakan pendapatnya, pekerjaan mudah apalagi sifat guru
berdebat, menyanggah, dan yang cenderung konvensional, sulit
memperhatikan pendapatnya, untuk menerima pembaruan-
menumbuhkan sikap obyektif, jujur, pembaruan.
hasrat ingin tahu, terbuka dan lain 2. Sejak lama tertanam dalam budaya
sebagainya.26 belajar siswa bahwa belajar pada
Tujuan pelaksanaan inquiry dasarnya adalah menerima materi
discovery learning adalah mengarah pelajaran dari guru, sebagai sumber
pada peningkatan kemampuan baik belajar yang utama. Karena budaya
dalam bentuk kognitif, afektif, belajar yang demikian sudah terbentuk
maupun psikomotor. Hal ini tidak dan menjadi kebiasaan, maka sulit
terlepasdari tujuan dan perencanaan mengubah pola belajar mereka dengan
(kurikulum) pengajaran, sehingga menjadikan belajar sebagai proses
tujuan pengajaran dapat tercapai berpikir. Mereka akan kesulitan ketika
sesuai dengan pemilihan metode yang diajak memecahkan sesuatu persoalan
dilakukan. dan kesulitan disuruh untuk bertanya,
demikian juga dalam menjawab
Kesulitan Guru dalam pertanyaan.
Mengimplementasikan Proses Inquiry 3. Berhubungan dengan sistem
Learning pendidikan kita yang dianggap tidak
Strategi pembelajaran inkuiri konsisten. Misalnya, sistem pendidikan
merupakan salah satu strategi menganjurkan bahwa proses
pembelajaran yang dianggap baru, pembelajaran sebaiknya menggunakan
khususnya di Indonesia. Sebagai suatu pola pembelajaran yang dapat
strategi baru, dalam penerapannya mengembangkan kemampuan berpikir
terdapat beberapa kesulitan sebagai melalui pendekatan aktive learningatau
berikut: yang dikenal dengan CBSA, namun di
1. Strategi pembelajaran inkuiri lain pihak sistem evaluasi yang masih
merupakan strategi pembelajaran yang digunakan misalnya sistem Ujian Akhir
menekankan kepada proses berpikir Nasional (UAN) berorientasi pada
yang bersandarkan kepada dua sayap pengembangan aspek kognitif. Hal ini
yang sama pentingnya, yaitu proses tentu bisa menambah kebingungan
guru sebagai pelaksana di lapangan.
Guru akan mendua hati, apakah ia akan
belajar Mengajar, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2006), melaksanakan pola pembelajaran
hlm.23
26Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
dengan menggunakan inquiri sebagai
PT Rhineka Cipta, 1998), Cet.V, hlm., 76.
strategi pembelajaran yang menekankan

224 | Tadris, Volume. 12, Nomor 2, Desember 2017


Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Discovery
dalam Pendidikan Agama Islam

pada proses belajar, atau a. Menekankan pada pengembangan


mengembangkan pola pembelajaran aspek kognitif secara progresif.
yang diarahkan agar siswa dapat b. Peserta didik lebih aktif dalam
mengerjakan atau menjawab soal-soal mencari dan mengolah informasi,
hafalan.27 sampai menemukan jawaban atas
Akan tetapi kegiatan pembelajaran pertanyaan secara mandiri.
melalui pendekatan ini memiliki dampak c. Peserta didik memahami konsep-
positif yang meliputi: konsep dasar dan ide-ide dengan
1. Dapat membangkitkan potensi lebih baik.
intelektual siswa karena seorang hanya d. Memberikan ruang kepada peserta
dapat belajar dan mengembangkan didik untuk belajar sesuai dengan
pikirannya jika menggunakan potensi gaya belajar mereka masing-masing.
intelektualnya untuk berpikir. e. Peserta didik yang memiliki
2. Peserta didik yang semula memperoleh kemampuan di atas rata-rata tidak
extrinsic reward dalam keberhasilan akan terhambat oleh peserta didik
belajar (seperti mendapat nilai baik dari yang lambat dalam belajar.
pengajar) dalam pendekatan inquiryini f. Membantu peserta didik
dapat memperoleh instrinsic reward. menggunakan ingatan dalam
Diyakini bahwa jika seorang peserta mentransfer konsep yang dimilikinya
didik berhasil mengadakan kegiatan kepada situasi-situasi proses belajar
mencari sendiri (mengadakan yang baru.
penelitian), maka ia akan memperoleh 2. Kelemahan pembelajaran inquiry
kepuasan untuk dirinya sendiri. learning:
3. Peserta didik dapat mempelajari a. Jika guru kurang spesifik
heuristik (mengelola pesan atau merumuskan teka-teki atau
informasi) dari penemuan (discovery), pertanyaan kepada peserta didik
artinya bahwa cara untuk mempelajari dengan baik untuk memecahkan
teknik penemuan ialah dengan jalan permasalahan secara sistematis,
memberikan kesempatan pada peserta maka peserta didik akan bingung
didik untuk mengadakan penelitian dan tidak terarah.
sendiri. b. Sering kali guru mengalami kesulitan
4. Dapat menyebabkan ingatan bertahan dalam merencanakan pembelajaran
lama sampai terinternalisasi pada diri karena terbentur dengan kebiasaan
peserta didik.28 peserta didik dalam belajar.
c. Dalam implementasinya, strategi
Keunggulan dan KelemahanInquiry pembelajaran inquiry memerlukan
Learning waktu yang lama, sehingga guru
1. Keunggulan pembelajaran inquiry sering kesulitan menyesuaikannya
learning: dengan waktu yang ditentukan.
d. Pada sistem pembelajaran klasikal
dengan jumlah peserta didik yang
27 Ibid.,
99-100. relatif banyak, penggunaan strategi
28 Hamzah B. Uno & Nurdin Muhammad, Belajar pembelajaran inquiry sukar untuk
dengan Pendekatan Pailkem; Pembelajaran Aktif, dikembangkan dengan baik.
Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik(Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2014), 31.

Tadris, Volume. 12, Nomor 2, Desember 2017 |225


Moh Muchlis Solichin

e. Selama kriteria keberhasilan belajar jaran macam


ditentukan oleh kemampuan peserta zakat,
didik dalam menguasai materi, maka manfaat
pembelajaran inquiry sulit zakat ,
diimplementasikan. 29 orang-orang
yang berhak
Penerapan Model Pembelajaran Inqiry menerima
Discovery Dalam Pendidikan Islam zakat,
Penerapan dalam model manfaat
pembelajaran inquiry discovery dalam zakat, dan
pembelajaran PAI dapat dilakukan di bidan-
semua topik/ materi pembahasan. bidang
Penerapan model pembelajaran tersebut pekerjaan /
misalnya dapat dilakukan pada materi harta yang
pembahasan Fiqh, sub materi pembahasan wajib
zakat. Figh, sub materi zakat. Penerapan dizakatkan.
tersebut dapat digambarkan sebagai Selanjutnya
berikut: guru
No Langkah Kegiatan Kegiatan menjelaskan
pertama: guru siwa manfaat
1 Orientasi Guru Siswa materi yang
adalah membuka menja- dibahas
langkah pembelaja- wab 2 Merumus Guru Siswa
untuk ran dengan salam kan menyuruh mencatat
membina mengucap- guru, masalah siswa untuk pertanya-
suasana kan salam, mempersi merupa- membuat an dan
atau mempersiap apkan kan pertanyaan berusaha
iklim kan siswa buku petanya- sesuai membuat
pembela- untuk ajar/bu- an yang dengan pertanya-
jaran membuka ku teks. mengan- materi yang an
yang buka dan Siswa dung sedang seperti:
responsif. mencari mende- konsep dibahas apa
Pada topik ngarkan yang jelas perbeda-
langkah pembicara- dan yang an zakat,
ini guru an, memper- harus shadaqah,
mengon- menjelaskan hatikan dicari Mengapa
disikan subs-sub penjela- dan seorang
siswa pembahasan san guru. ditemu- muslim
agar siap seperti kan harus
melaksan definsi jawaban mengelu-
akan zakat, ruang dari arkan
proses lingkup, masalah zakat, apa
pembela- macam- tersebut saja
manfaat
29 Suyadi, Strategi Pembalajaran, 126-127. zakat, apa

226 | Tadris, Volume. 12, Nomor 2, Desember 2017


Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Discovery
dalam Pendidikan Agama Islam

perbedan adalah
zakat mal zakat
dan zakat yang
fitrah, harus
3 Mengaju Guru Siswa dikeluar-
kan menyuruh berusaha kan setiap
hipotesis. siswa untuk membuat panen/ta
Hipotesis menyusun hipotesis, hun
adalah hipotesis pernyata- setelah
jawaban sesui an- menca-
sementa- dengan pernyata- pai nisab
ra dari pertaanyan an yang sementa-
suatu yang masih ra zakat
permasa- disisun oleh harus fitrah
lahan siswa dibukti- dikeluark
yang kan an pada
sedang kebenara bulan
dikaji. nya. rama-
Seperti: dhan
zakat sebelum
hukum- idzul fitri.
nya 4 Mengum Guru Siswa
adalah pulkan memberikan berusaha
wajib data bahan dan menguji
sementa- adalah sumber kebena-
ra aktivitas belajar, ran
shadaqah menja- yang hipotesis
itu ring membahas melalui
hukum- informasi zakat, pelacakan
nya yang definisi, referensi
sunnat, dibutuh- ruang dan
seorang kan lingkup, sumber
harus untuk jenis-jenis belajar
mengelu- menguji zakat, yang yang
arkan hipotesis berhak disedia-
zakat yang menerima kan.
untuk diajukan. zakat., Sumber
menber- mendorong belajar
sihkan siswa untuk dapat
hartanya membuk- juga surat
dari yang tikan kabar,
subhat kebenaran internet
dan hipotesis. dan lain-
haram, lain.
zakat mal

Tadris, Volume. 12, Nomor 2, Desember 2017 |227


Moh Muchlis Solichin

5 Menguji Guru Siswa mengunakan model tersebut guru


hipotesis mendorong mencari benar-beanar menjadi fasilitator dalam
adalah siswa untuk penjela- pembelajaran.30
proses dapat san dari b. Guru memberikan kebebasan kepada
menentu menguji buku teks siswa untuk memilih pernyaan yang
kan hipotesis dan siswa untuk dapat memahami secara
jawaban dengan cara referensi mendalam materi zakat yang sedang
yang membaca lainya dibahas. Kebebasan siswa dalam
dianggap referensi untuk belajar memberikan siswa untuk
diterima dan buku mengeta- memperkuat daya kreativitas dan
sesuai teks yang hui benar imajinasinya dalam memperkuat
dengan ada dan atau tidak pemahamanya tentang materi
data atau mencari hipotesis pembelajaran zakat
informasi data teoritik yang c. Guru PAI melakukan interaksi dengan
yang dan praktik dirumus- siswa yang mengarah pada uyapa
diperoleh untuk kan, yang guru untuk memberikan kesempatan
berdasar menentukan dengan- kepada siswa untuk berpikir kritis,
kan apakah nya dapat memberdayakan rasa ingin tahu
pengum- rumusan menarik (curiosity), dan hal tersebut dapat
pulan hipotesis kesimpu- melatih siswa untuk memperkuat
data. diatas benar lan. daya pikirnya. Pada kasus di atas,
6 Merumus Guru guru PAI berusaha agar siswa dapat
kan menyuh memahami materi pembahasan zakat
kesimpu- siswa untuk dan sub materi membahas zakat,
lan merumus- definisi, ruang lingkup, jenis-jenis
adalah kan zakat, yang berhak menerima zakat.31
proses kesimpulan
30 Motivasi dapat diartikan sebagai tenaga
mendes- dari
pendorong atau penarik yang menyebabkan
kripsikan pencarian
adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu.
temuan data untuk Ada tidaknya motivasi dalam diri peserta didik
yang menguji dapat diamati dari observasi tingkah lakunya.
diperoleh hipotesis di Apabila peserta didik mempunyai motivasi, ia
berdasar atas akan: (1) bersungguh-sungguh, menunjukkan
minat, mempunyai perhatian, dan rasa ingin tahu
kan hasil
yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar;
penguji- (2) berusaha keras dan memberikan waktu yang
an cukup untuk melakukan kegiatan tersebut; dan (3)
hipotesis. terus bekerja sampai tugas-tugas tersebut
terselesaikan. Iskandar, Psikologi Pendidikan, Sebuah
Orientasi Baru, (Ciputat: Gaung Persada, 2009), 157
Dari table di atas, dapat tergambar
sebagai berikut: 31 Meningkatkan kualitas berpikir (qualities of

a. guru memberikan fasiltiasi dengan mind).Kualitas berpikir yang dimaksud yaitu


memberikan doroangan (motivasi ) berpikir dengan efisien, konstruktif, kreatif,
kepada siswa untuk melaksanan inovatif, dan mampu menyatakan pendapat atau
keputusan (judgment) dan bersifat kearifan
pembelajaran sesuai dengan tahapan
(wisdom). Kearifan dapat diperoleh dari
yang telah dirumuskan. Dengan pengalaman guru, dosen, teman diskusi atau para

228 | Tadris, Volume. 12, Nomor 2, Desember 2017


Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Discovery
dalam Pendidikan Agama Islam

d. Guru memfasilitasi siswa dalam merumuskan masalah yang muncul


mencapai keberhasilan belajar. Guru dan harus dibahas serta mencari
menyediakan sumber belajar,32 berupa jawaban terhadap permasalahan
buku teks/referensi dan referensi lain tersebut dengan menggunakan metode
yang membahas membahas zakat, ilmiah. Kemampuan memcahkan
definisi, ruang lingkup, jenis-jenis masalah sangat dibutuhkan siswa
zakat, yang berhak menerima zakat. untuk dapat mengatasi berbagai
Fasilitasi guru terlihat ketika ia persolan hidup yang menghambat
menjelaskan langkah-langkah belajranya. Dengan model ini guru
pembelajaran dengan mengunakan mengembangkan model pembelajaran
model pembelajaran inquiry/ masalah. 33
discovery.
e. Guru memberikan kesempatan kepada Penutup
siswa untuk dapat memcahkan 1. Pembelajaran pendidikan Agama Islam
masalah yang dirumuskan siswa yang merupakan upaya guru untuk
berkaitan dengan zakat dibawah melaksanakan pembelajaran yang
bimbingan guru. Dalam hal ini guru bertujuan untuk memberikan
melatih siswa untuk mampu pemahaman, kemampuan, kapasitas
siswa dalam bidang ilmu-ilmu agama
Islam. Untuk mencapai tujuan tersebut,
pakar yang sudah berpengalaman dalam bidang-
bidang yang kita geluti. Pendidikan yang baik penting guru untuk menfasilitasi
menggandengkan pengalaman-pengalaman masa proses pembelajaran dengan
lalu dengan pengalaman masa sekarang yang akan menggunakan model, metode, media
digunakan bersama-sama untuk mengantisipasi
keadaan masa depan. Proses pembelajaran harus
menekankan pada pengembangan pemahaman
menyatakan pendapat atau keputusan (judgment), 33 Pembelajran Berbasis masalah merupakan suatu
pengalaman-pengalaman dan bulan pada intuisi. pendekatan pembelajaranyang diawali dengan
Meningkatkan sikap berpikir (attitude of menghadapkan siswa dengan masalah matematika.
mind).Meningkatkan sikap berpikir yaitu
Dengan segenap pengetahuan dan kemampuan
menekankan kepada keingintahuan (curiosity), yang telah imilikinya, siswa dituntut untuk
aspirasi-aspirasi dan penemuan-penemuan. menyelesaikan masalah yang kaya dengan konsep-
Pembelajaran juga merupakan suatu kegiatan konsep matematika. Karakteristik dari PBM di
“seni” untuk mendorong orang untuk menemukan antaranya adalah: 1) memposisikan siswa sebagai
sesuatu (discovery process). Iskandar, Psikologi
self-directedproblem solver melalui kegiatan
Pendidikan, Sebuah Orientasi Baru, (Ciputat: Gaung kolaboratif, 2) mendorong siswa untuk mampu
Persada, 2009), 67 menemukan masalah dan mengelaborasinya
32 sumber belajar memegang peran yang sangat
dengan mengajukan dugaan-dugaan dan
penting dalam mencapai tujuan belajar. Sumber merencanakan penyelesaian, 3) memfasilitasi siswa
belajar dapat dimaknai – menurut Association for untuk mengeksplorasi berbagai alternatif
Educational Communications and Technology-- segala
penyelesaian dan implikasinya, serta
sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, mengumpulkan dan mendistribusikan informasi, 4)
baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, melatih siswa untuk terampil menyajikan temuan,
untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan
dan 5) membiasakan siswa untuk mereflksi tentang
meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan efektivitas cara berpikir mereka dalam
pembeiajaran. Komponen sumber belajar itu menyelesaikan masalah.lihat Tatang Herman
meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, teknik, dan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan
lingkungan/latar.32 Kokom Komalasari, Kemampuan Erpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah
Pembelajaran Kontekstual, Konsep dan Menengah Pertama Educationist No. I Vol. I Januari
Aplikasi,(Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), 135 2007 ISSN : 1907, 49,

Tadris, Volume. 12, Nomor 2, Desember 2017 |229


Moh Muchlis Solichin

yang sisuai dengan tujuan maksimal seluruh kemampuan siswa


pembelajaran PAI. untuk mencari dan menyelidiki secara
2. Pendidikan Islam adalah pendidikan sistemastis, kritis, logis, analitis,
menurut Islam atau pendidikan Islami, sehingga mereka dapat merumuskan
yaitu pendidikan yang dipahami dan sendiri penemuannya dengan penuh
dikembangkandari ajaran dan nilai- percaya diri.
nilai fundamental yang terkandung a. Guru memberikan kebebasan kepada
dalam sumber dasarnya, yaitu al- siswa untuk memilih pernyaan yang
Qur’an dan al-Sunnah. Dalam siswa untuk dapat memahami secara
pengertian ini, pendidikan Isla m dapat mendalam materi yang sedang
berwujudpemikiran dan teori dibahas.
pendidikan yang berdasarkansumber- b. Guru PAI melakukan interaksi dengan
sumber dasar Islam. siswa yang mengarah pada uyapa
3. Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian guru untuk memberikan kesempatan
kegiatan belajar yang melibatkan secara kepada siswa untuk berpikir kritis,
maksimal seluruh kemampuan siswa meberdayakan rasa kieinganan tahu.
untuk mencari dan menyelidiki secara Guru memfasilitasi siswa dalam
sistemastis, kritis, logis, analitis, mencapai keberhasilan belajar. Guru
sehingga mereka dapat merumuskan menyediakan sumber belajar.
sendiri penemuannya dengan penuh c. Guru memberikan kesempatan kepada
percaya diri. siswa untuk dapat memcahkan
4. Discovery learning adalah titik awal masalah yang dirumuskan siswa yang
adanya strategi pembelajaran aktif berkaitan dengan zakat dibawah
yang dikembangkan oleh para ahli bimbingan guru. Dalam hal ini guru
pendidikan di perguruan tinggi yang melatih siswa untuk mampu
mengemukakan konsep pembelajaran merumuskan masalah yang muncul
berbasis penemuan. Dengan metode dan harus dibahas serta mencari
ini, siswa dihadapkan kepada situasi di jawaban terhadap permasalahan
mana ia bebas menyelidiki dan tersebut dengan menggunakan metode
menarik kesimpulan. Terkaan, intuisi ilmiah. Allâh a’lam bi al-Shawâb.
dan mencoba-coba (trial and error)
hendaknya dianjurkan. Guru bertindak Daftar Pustaka
sebagai penunjuk jalan, ia membantu Iskandar, Psikologi Pendidikan, Sebuah
siswa agar mempergunakan ide, Orientasi Baru, Ciputat: Gaung
konsep, dan keterampilan yang sudah Persada, 2009.
mereka pelajari sebelumnya untuk Yamin, Martinis Paradigma Pendidikan
mendapatkan pengetahuan yang baru. Konstruktivistik, Impelementasi
Pengajuan pertanyaan yang tepat oleh KTSP & UU No. 14 2005 Tentang
guru akan merangsang kreativitas Guru dan Dosen, Jakarta: Gaung
siswa dan membantu mereka dalam Persada Press, 2008.
menemukan pengetahuan baru Muhammad Rasyid Ridla, Tafsîr alManâr,
tersebut. Kairo; Dar al Manar, 1373H, Juz I.
5. Dalam Strategi inkuiri Discovery Jalal, Abdul Fattah, Azas-Azas Pendidikan
learning berarti suatu rangkaian Islam, ter. Henry Noer Ali,
kegiatan belajar yang melibatkan secara Bandung:Diponegoro, 1988.

230 | Tadris, Volume. 12, Nomor 2, Desember 2017


Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Discovery
dalam Pendidikan Agama Islam

Al-Abrâshî, Muhammad Âthyah, Rûh al- Abidin, Yunus Desain Sistem Pembelajaran
Tarbiyah wa al- ta’lîm, Saudi Dalam Konteks Kurikulum 2013,
Arabiya: Dar al Ahya’, tt. Bandung:PT. Refika Aditama,
Al-Attâs, Muhammad Naquib (Konsep 2014.
Pendidikan dalam Islam,Bandung: Hamruni, Strategi Pembelajaran.
Mizan, 1988. Yogyakarta: Insan Madani, 2011.
Nata, Abuddin, Sejarah Pendidikan Islam Nasih, Ahmad Munjin, Metode dan tekhnik
Pada Periode Klasik dan Pertengahan, pembelajaran pendidkan agama islam,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Bandung:PT Refika Aditama, cet1,
Cet. I, 2004. 2009.
Ahmadi, Ideologi Pendidikan Islam, Mulyono, Strategi Pembelajaran,
Yogyakarta;Pustaka Pelajar, Cet. Malang:UIN-Maliki Press, 2012.
I,2005. Djamarah,Syaiful Bahri dan Aswan
Muhaimin, Wacana Pengembangan Zain,StrategibelajarMengajar,
PendidikanIslam, Yogyakarta: Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Pustaka Pelajar, 2003. N.K, Roestiyah, Strategi
Hasan Langgulung, Manusia dan BelajarMengajar,Jakarta:PTRhineka
Pendidikan,Jakarta: Pustaka al Cipta,1998. Cet.V
Husna, 1986. Uno Hamzah B. & Nurdin Muhammad,
Muhaimin, et.al., Paradigma Pendidikan Belajar dengan Pendekatan Pailkem;
Islam, Upaya mengefektifkan Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik,
Bandung : PT Remaja Rosda Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014.
Karya, Cet III, 2004. Iskandar, Psikologi Pendidikan, Sebuah
Rusman, Model-Model Pembelajaran; Orientasi Baru, Ciputat: Gaung
Mengembangkan Profesionalisme Persada, 2009.
Guru (Jakarta: PT RajaGrafindo Komalasari, Kokom Pembelajaran
Persada, 2013. Kontekstual, Konsep dan
Aplikasi,(Bandung: PT. Refika
Shoimin, Aris, 68 Model Pembelajaran Aditama, 2011.
Inovatif dalam Kurikulum 2013, Herman, Tatang, Pembelajaran Berbasis
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, Masalah Untuk Meningkatkan
2014. Kemampuan Erpikir Matematis
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Tingkat Tinggi Siswa Sekolah
Inovatif, Progresif, dan Kontekstual , Menengah Pertama Educationist
Jakarta: Prenamedia Group, 2014. No. I Vol. I Januari 2007 ISSN :
Warsono & Hariyanto, Pembelajaran 1907
aktif.Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013.
Arends, Richard I, Learning To Teach,
Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2008.
Suyadi, Strategi Pembalajaran Pendidikan
Karakter, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013

Tadris, Volume. 12, Nomor 2, Desember 2017 |231

Anda mungkin juga menyukai