Seorang ibu datang ke UGD membawa anak perempuannya berusia 5 tahun karena mengeluh
diare disertai demam. Ibu telah membawa anaknya ke puskesmas dan diberikan obat, namun
kondisi anak tetap tidak membaik. Frekuensi BAB 5-6 kali setiap hari.
6. Terapi
lampiran
7. Konseling dan Edukasi
a. Penjelasan mengenai diagnosis, komplikasi, prognosis, dan rencana
tatalaksana
b. Penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya (warning signs) yang perlu
diwaspadai dan kapan harus segera ke layanan kesehatan.
c. Penjelasan mengenai jumlah cairan yang dibutuhkan oleh anak.
d. Penjelasan mengenai diet nutrisi yang perlu diberikan.
e. Penjelasan mengenai cara minum obat.
f. Penjelasan mengenai faktor risiko dan cara-cara pencegahan yang
berkaitan dengan perbaikan higiene personal, perbaikan sanitasi
lingkungan
Terapi :
R/ oralit pulv No. X
Suc.
ssdd tab I
R/ Paracetamol syr FL I
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
• Feses rutin
• Pemeriksaan makroskopis
• Warna dan bau : kuning keruh seperti air rendaman beras+bau busuk karena bakteri
• berwarna kuning keruh seperti air rendaman beras, berbusa, dan menyemprot.
Awalnya terdapat ampas nampun sejak tadi malam berubah cair
• Pemeriksaan mikroskopis :
• epitel : 5 sel epitel/LPK (lebih dari 1-2 menandakan terjadi peradangan sal cerna)
• Sisa makanan
• Kimiawi
1. Seorang anak berusia 7 bulan dibawa ibunya ke igd rsisa dengan keluhan kejang.
ANAMNESIS
1. Pembukaan :
Salam
Menyapa ibu/ keluarga yang mengantar
Menyapa anak
Memperkenalkan diri
Menanyakan identitas pasien
- Ibu : lala/25th/demak/iburumahtangga
- Anak : bela/7 bulan
Lokasi
Kejang" seluruh tubuh
Kualitas
Kejang nya nekuk sama kenceng nya dok, matanya melotot
Kuantitas
Kejang selama 10 menit, tidak berjeda, sebelum dan sesudah kejang sadar, sebelum
kejang suhu 39c
Pencetus/memperberat/memperingan
Ibu tidak tau, pokoknya awalnya demam
Keluhan penyerta
Demam
Onset
Sejak kemarin
kronologi
Awalnya keluar cairan kuning dari telinga,ibu kira kotoran jadi hanya dibersihkan,
kemudian lama anak rewel dan demam
kualitas
Demam naik perlahan
kuantitas
Demam selama 2 hari, suhunya awalnya 38 terakhir di cek ibu 39C
memperberat, memperingan
Ringan setelah minum parasetamol yg dibeli di warung/berat kalo mau tidur
Kesadaran
Sadar tp lemes
Keluhan penyerta
Muntah, nyeri kepala, nyeri otot, telinga mengeluarkan cairan kuning
Nyeri/cedera akibat kejang
5. Rx. Antenatal
Rx. Obstetri ibu :riwayat kelahiran semua anak--> semuanya lahir normal
(umur ibu saat hamil 25, frekuensi kehamilan 2, ANC selama kehamilan rutin, rx.
Lahir prematur, keguguran, perdarahan antepartum, lahir meninggal/cacat = tidak
ada),
Rx. Kehamilan beresiko tinggi (perdarahan, ibu anemia, infeksi TORCH, ibu
hipertensi, eklampsi, usia tua, multipara, ibu gizi buruk, paparan bahan berbahaya)
2. Rx. Post natal : partus lama = tidak, persalinan tindakan = vacum, asfiksia = tidak,
infeksi neonatus, ikterus = tidak, kejang neonatus= tidak.
9. Riwayat sosioekonomi
Kebersihan lingkungan
Sanitasi = bersih baik
10. Menyimpulkan anamnesis sebelumnya
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
-Nilai Kesadaran : sadar tapi lemah
-kesan sakit : ringan sedang
-cek antropometri : normal, tp sejak demam jd turun 0.5 kilo
TTV : suhu 39c
Terapi :
R/ paracetamol syr fl I
S.3.d.d. cth 1 prn
TB ANAK
SKENARIO
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun dibawa ibunya dengan batuk yang tidak sembuh
sejak 3 minggu yang lalu. Awalnya batuk dan demam ringan namun sakit tidak membaik dan
batuk bertambah. Bila batuk berkepanjangan dan terkadang diselingi dengan nyeri sendi. Ibu
pasien menyatakan riwayat imunisasi pasien tidak lengkap.
a. Lakukan anamnesis
b. Lakukan pemeriksaan fisik
c. Sebutkan pemeriksaan penunjang yang terkait
d. Sebutkan diagnosis dan DD minimal 2
e. Tuliskan farmakoterapi dan edukasi pd kasus tersebut
CHECKLIST TB ANAK
No Ketrampilan Keterangan
1. Pembukaan :
- Salam
- Menyapa keluarga yang mengantar
- Menyapa anak
- Memperkenalkan diri
2. Menanyakan identitas :
- Identitas keluarga yang mengantar Ibu Tini 35 th,
(Nama, alamat, pekerjaan) Genuk, buruh cuci
4. Kelenjar Limfe
- lokasi, jumlah, ukuran, -
konsistensi, suhu, mobilitas,
nyeri tekan
- raba pada kel. sub mental,
sub mandibula, pre aurikula,
post aurikula, post occipital,
colli, supraklavikula,
infraklavikula, ketiak
5. Kepala
- ukur N
- bentuk & ukuran
- fontanela
6. Mata N
7. Hidung N
8. Mulut N
9. Tenggorok N
Tonsil (besar, warna, peradangan,
eksudat, kripta)
10. Telinga N
- letak telinga
- warna & bau sekret
11. Leher
- kelenjar leher -
- kaku kuduk
12. Px. Dada
- Inpeksi : bentuk dada, Normal, simetris
penonjolan/massa/lesi/
deformitas/kifosis/lordosis/
- Palpasi : nyeri, N
pengembangan dada, fremitus
vokal
- Perkusi
- Auskultasi : N, vesikuler
13. Px. Abdomen
- Inspeksi : bentuk perut, N
gerakan dinding perut,
umbilikus
- Auskultasi : peristaltik tiap N
10-30 detik di kuadran kanan
bawah
- Perkusi N
- Palpasi : nyeri, pembesaran N tidak ada hepatomegali, splenomegali
organ
14. Hati Blank heart 1/3 -1/3
15. Limpa N
16. Ekstremitas N
17. Genitalia Laki-laki
Pemeriksaan penunjang
a. Bakteriologis tidak dilakukan
b. Uji tuberkulin 13 mm
c. Foto rontgen paru
Terapi
Edukasi bisa sembuh jika teratur minum obat, orang tua sebagai PMO, rumah sering
dibuka jendelanya agar udara berganti, anak dijemur pd saat pagi hari.
DHF ANAK
Skenario: Seorang Ibu membawa anaknya yang berusia 4 tahun ke klinik anda dengan
keluhan demam mendadak selama 3 hari, pada PF didapatkan TD: Normal, Suhu rectal: 39
derajat celcius, RR: Normal, Nadi:normal, bintik-bintik merah pada kulit, gusi berdarah
a. Lakukan anamnesis
b. Lakukan PF yang kurang
c. Lakukan pemeriksaan penunjang sederhana untuk menegakkan diagnosis
d. Tentukan Diagnosis dan DD
e. Tentukan terapi yang akan anda berikan
f. Edukasi pada orang tua pasien
CHECKLIST DHF ANAK
No Ketrampilan Skor
1. Pembukaan :
Membuka Wawancara
- Salam
- Menyapa keluarga yang mengantar
- Menyapa anak
- Memperkenalkan diri
2. ANAMNESIS
Menanyakan identitas :
- Identitas keluarga yang mengantar
(Nama, alamat, pekerjaan)
- Identitas anak
(Nama, usia)
3. RPS:
- Menanyakan keluhan utama
Demam tinggi sudah diukur sampai 40 c
-Lokasi tidak perlu ditanyakan
Menanyakan Onset, Kronologi
Dokter: Demam sejak kapan
Pasien: Sejak 3 hari yang lalu
Dokter: Awalnya kenapa?
Pasien: Tidak tau, tiba-tiba demam saja dok
Menanyakan Kualitas
Dokter: Demamnya pernah turun? Atau terus menerus? Pernah sampai
kejang?
Pasien: Terus menerus dok, selama 3 hari tidak turun, tidak sampai kejang
dok
Kuantitas tidak perlu ditanyakan
Faktor Pemberat tidak perlu ditanyakan
Menanyakan Faktor Memperingan:
Dokter: Sudah Pernah diobati sebelumnya, jika iya hasilnya bagaimana?
Pasien: Sudah pernah saya kasih obat penurun panas sirup dari apotek dok,
tapi ngga ngefek
Menanyakan Keluhan Lain:
Dokter: Ada keluhan lain, selain demam bu?
Pasien: Ada bintik-bintik merah di kulit dok, mimisan, gusi berdarah, Suka
Rewel, Katanya tangan sama kakinya sakit
Menanyakan Riwayat Penyakit Dahulu:
Tidak pernah sakit
Menanyakan Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada yang sakit seperti ini
Menanyakan Riwayat Lingkungan Sosial Ekonomi:
Dokter: Tetangga ada yang sakit seperti ini?, Lingkungannya padat penduduk
tidak?,Bersih atau tidak?, Apakah pernah pergi ke Jakarta atau Bali beberapa
hari yang lalu?
Pasien: Tetangga ada yang sakit seperti ini, lingkungan rumah yang kotor,
rumah berdempet-dempetan. Tidak dok, seinget saya terakhir ke Jakarta 2
tahun yang lalu.
4. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana (Objective)
Didapatkan tanda patognomonik untuk demam berdarah dengue
1. TD: Normal, Suhu rectal: 39 derajat celcius, RR: Normal, Nadi:normal
2. Ptekie
3. Perdarahan mukosa; gusi berdarah
4. Rumple Leed (+)
5. Hepatomegali
6. Splenomegali
7. efusi pleura dan asites tidak ditemukan.
5. Diagnosis dan DD:
Diagnosis: Demam berdarah derajat II
Karena tanpa syok , terdapat tanda patognomonis DBD+perdarahan mukosa
spontan
DD/Diagnosis Banding:
1. Demam karena infeksi virus ( influenza , chikungunya, dan lain-lain)
2. Campak
3. Demam tifoid
4. Malaria
6. Terapi
Demam berdarah dengue (DBD) tanpa syok
1. Bila anak dapat minum
a. Berikan anak banyak minum
Dosis larutan per oral: 1 – 2 liter/hari atau 1 sendok makan tiap 5
menit.
Jenis larutan per oral: air putih, teh manis, oralit, jus buah, air
sirup, atau susu.
b. Berikan cairan intravena (infus) sesuai dengan kebutuhan untuk
dehidrasi sedang. Berikan hanya larutan kristaloid isotonik, seperti
Ringer Laktat (RL) atau Ringer Asetat (RA), dengan dosis sesuai berat
badan sebagai berikut:
Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
Berat badan 15 – 40 kg : 5 ml/kgBB/jam
Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
2. Bila anak tidak dapat minum, berikan cairan infus kristaloid isotonik sesuai
kebutuhan untuk dehidrasi sedang sesuai dengan dosis yang telah
dijelaskan di atas.
3. Lakukan pemantauan: tanda vital dan diuresis setiap jam, laboratorium
(DPL) per 4-6 jam.
a. Bila terjadi penurunan hematokrit dan perbaikan klinis, turunkan jumlah
cairan secara bertahap sampai keadaan klinis stabil.
b. Bila terjadi perburukan klinis, lakukan penatalaksanaan DBD dengan
syok.
4. Bila anak demam, berikan antipiretik (Parasetamol 10 – 15 mg/kgBB/kali)
per oral. Hindari Ibuprofen dan Asetosal.
5. Pengobatan suportif lain sesuai indikasi.
Rencana Tindak Lanjut
Demam berdarah dengue (DBD) tanpa syok
1. Pemantauan klinis (tanda vital, perfusi perifer, diuresis) dilakukan setiap
satu jam.
2. Pemantauan laboratorium (Ht, Hb, trombosit) dilakukan setiap 4-6 jam,
minimal 1 kali setiap hari.
3. Pemantauan cairan yang masuk dan keluar.
Kriteria Rujukan
1. DBD dengan syok (terdapat kegagalan sirkulasi).
2. Bila anak tidak dapat minum dengan adekuat, asupan sulit, walaupun tidak
ada kegagalan sirkulasi.
3. Bila keluarga tidak mampu melakukan perawatan di rumah dengan adekuat,
walaupun DBD tanpa syok
7. Konseling dan Edukasi
a. Penjelasan mengenai diagnosis, komplikasi, prognosis, dan rencana
tatalaksana
b. Penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya (warning signs) yang perlu
diwaspadai dan kapan harus segera ke layanan kesehatan.
c. Penjelasan mengenai jumlah cairan yang dibutuhkan oleh anak.
d. Penjelasan mengenai diet nutrisi yang perlu diberikan.
e. Penjelasan mengenai cara minum obat.
f. Penjelasan mengenai faktor risiko dan cara-cara pencegahan yang
berkaitan dengan perbaikan higiene personal, perbaikan sanitasi
lingkungan, terutama metode 4M plus seminggu sekali, yang terdiri atas:
a. Menguras wadah air, seperti bak mandi, tempayan, ember, vas bunga,
tempat minum burung, dan penampung air kulkas agar telur dan jentik
Aedes aegypti mati.
b. Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk Aedes aegypti tidak
dapat masuk dan bertelur.
c. Mengubur atau memusnahkan semua barang bekas yang dapat
menampung air hujan agar tidak menjadi sarang dan tempat bertelur
nyamuk Aedes aegypti.
d. Memantau semua wadah air yang dapat menjadi tempat nyamuk
Aedes aegypti berkembang biak.
e. Tidak menggantung baju, menghindari gigitan nyamuk, membubuhkan
bubuk abate, dan memelihara ikan.